Anda di halaman 1dari 6

AKAD

A. Pengertian Akad
Menurut etimologi, akad antara lain berarti :“Ikatan antara dua
perkara,baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari
satu segi maupun dari dua segi” Menurut terminology ulama fiqih,
akad dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
1. Pengertian umum
Menurut pendapat ulama syafi’i, maliki, dan hanbali, yaitu :
“segala sesuatu yang dikerjakan seseorang berdasarkan
keinginannya sendiri, seperti waqaf, talak, pembebasan atau
sesuatu yang pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang
seperti jual-beli, perwakilan dan gadai”
2. Pengertian Khusus
“perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan
ketentuan syara yang berdampak pada objeknya.“
“pengaitan ucapan salah seorang yang akad dengan yang lainnya
secara syara pada segi yang tampak dan berdampak pada
objeknya.”
Ijab dan qobul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk
menunjukan suatu keridaan dalam berakad diantara dua orang atau
lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang tidak
berdasarkan syara.

Akad 1
B. RukunAkad
1. Aqid
Aqid adalah orang yang melakukan akad. Aqid sangat
penting keberadaannya karena tidak dapat dikatakan akad jika tidak
ada aqid. Ulama malikiyah dan hanafiyah menyaratkan aqid harus
mumayyiz (berakal), anak yang berumur diatas 7 tahun. Adapun
menurut ulama syafiiyah dan hanbaliyah syarat menjadi seorang aqid
adalah :
1. Baligh(terkena perintah syara)
2. Berakal
3. Membolehkan anak kecil membeli barang yang sederhana
2. Manqudalaih
Manqudalaih adalah objek akad atau benda denda yang
dijadikan akad yang bentuknya tampak dan membekas. Ada empat
syarat dalam objek akad yaitu :
1. Maqudalaih (barang) harus ada ketika akad
2. Maqudalaih harus masyru (sesuai ketentuan syara)
3. Maqudalaih harus diketahui oleh kedua pihak yang akad
4. Maqudalaih harus suci (menurut ulama hanafiyah)
3. Shighat
Shighat adadalah sesuatu yang disandarkan dari dua pihak
yang berakad yang menunjukan atas apa yang ada di hati keduanya
tentang terjadinya suatu akad. Hal itu dapat diketahui dengan ucapan

Akad 2
perbuatan, isyarat, dan tulisan. Shighat disebut ijab dan qobul,
syarat-syarat ijab dan qobulyaitu :
1. Syarat terjadinya ijab dan qobul
a. Harus jelas maksudnya sehingga dipahami oleh pihak yang
melangsungkan akad.
b. Harus sesuai
c. Harus bersambung dan berada di tempat yang sama jika kedua
pihak hadir, dan berada di tempat yang sudah diketahui oleh
keduanya.
2. Tempat akad
a. Harus di tampat yang sama.
b. Tidak boleh tampak adanya penolakan dari salah seorang yang
akad dan juga tidak boleh ada ucapan lain yang memisahkan
diantara perkataan akad.
c. Ijab tidak boleh diulangi atau dibatalkan sebelum ada jawaban
qobul..
3. Akad yang tidak memerlukan persambungan tempat
a. Wasiat yang harus dilakukan setelah orang yang berwasiat
meninggal
b. Penitipan keturunan keluarga dengan cara berwasiat kepada
orang lain untuk memelihara keturunannya setelah ia
meninggal.
c. Perwakilan, seperti mewakilkan kepada orang yang tidak ada
ditempat yang mewakilkan
4. Pembatalan ijab

Akad 3
a. Pengucap ijab menarik pernyataannya sebelum qobul.
b. Adanya penolakan dari salah satu yang akad
c. Berakhirnya tempat akad, yakni kedua pihak yang akad
berpisah.
d. Pengucap ijab tidak menguasai lagi hidupnya, seperti
meninggal, gila, dan lain lain sebelum adanya qobul.
e. Rusaknya sesuatu yang sedang di jadikan akad, seperti butanya
hewan yang akan dijual atau terkelupasnya kulit anggur dan
lain lain.

C. Syarat-SyaratAkad
1. Syarat terjadinya akad
Segala sesuatu yang disyaratkan untuk terjadinya akad secara
syara, jika tidak memenuhi syarat tersebut akad menjadi batal.
2. Syarat sah akad
Segala sesuatu yang disyaratkan syara untuk menjamin dampak
keabsahan akad. Jika tidak terpenuhi, akad tersebut rusak.
3. Syarat pelaksanaan akad
Ada dua syarat, yaitu kepemilikan (sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang sehingga ia bebas beraktifitas dengan apa-apa yang
dimilikinya sesuai dengan aturan syara) dan kekuasaan
(kemampuan seseorang dalam ber-tasharuf sesuai dengan
ketetapan syara, baik secara asli, yakni dilakukan oleh dirinya,
maupun sebagai penggantian /menjadi wakil seseorang).
4. Syarat kepastian hukum

Akad 4
Terhindarnya dari beberapa khiyar jual beli.

D. Dampak Akad
1. Dampak khusus
Dampak khusus adalah hukum akad, yakni dampak asli dalam
pelaksanaan suatu akad atau maksud utama dilaksanakannya
suatu akad, seperti pemindahan kepemilikan dalam jual beli,
hibah, waqaf, upah dan lainnya.
2. Dampak umum
Dampak umum adalah segala sesuatu yang mengiringi setiap /
sebagian besar akad, baik dari segi hukum maupun hasil.

E. Pembagian dan Sifat Akad


1. Berdasarkan ketentuan syara
a. Akad sahih
b. Akad tidak sahih
2. Berdasarkan penamaannya
a. Akad yang telah dinamai syara, seperti jual beli, hibah, gadai,
dan lainnya.
b. Akad yang belum dinamai syara, tetapi disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
3. Berdasarkan zatnya
a. Benda yang berwujud (al-ain)
b. Bendayang takberwujud (ghair al-ain)

Akad 5
F. Sifat – Sifat Akad
1. Akad tanpa syarat (munjiz)
Akad yang diucapkan seseorang, tanpa member batasan
dengan suatu kaidah atau tanpa menetapkan suatu syarat.
2. Akad bersyarat (ghair munjiz)
Akad yang diucapkan seseorang dan dikaitkan dengan sesuatu,
yakni apabila syarat atau kaitan itu tidak ada, akad pun tidak jadi,
baik dikaitkan dengan wujud sesuatu tersebut atau ditangguhkan
pelaksanaannya.
Akad ghair munjiz ada tiga macam ;
1. Taliq syarat
Yakni terjadinya suatu akad bergantung pada urusan lain.
2. Taqyid syarat
Yakni syarat pada suatu akad atau tasharruf yang hanya
berupa ucapan saja sebab pada hakikatnya tidak ada atau tidak
mesti dilakukan.
3. Syarat idhafah
Maknanya menyandarkan kepada suatu masa yang akan
datang.

Akad 6

Anda mungkin juga menyukai