Menteri Edhy Prabowo ditangkap karena dugaan tindak pidana korupsi terkait ekspor benih lobster Saat penggeledahan, penyidik menemukan delapan unit sepeda yang diduga berasal dari uang suap. Selain sepeda, tim penyidik menemukan uang dengan total Rp 4 miliar di rumah dinas Edhy Prabowo. Edhy Prabowo yang saat ini berstatus sebagai menteri nonaktif, mengakui telah berbelanja sejumlah barang mewah dalam kunjungannya ke Hawai. Edhy Prabowo diduga menerima suap Rp 3,4 miliar dan juga 1.000 Dollar AS (Rp 1,4 miliar) terkait izin ekspor untuk benih lobster. Menyikapi hal ini, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyatakan bahwa penangkapan dari Edhy Prabowo ini sarat akan kepentingan politis.
KASUS KORUPSI MENTERI SOSIAL
Juliari diduga menerima fee sebesar Rp 10 ribu per paket sembako dari nilai Rp 300 ribu. Ketua KPK Komjen Firli Bahuri mengatakan, penerimaan suap terhadap Juliari bermula dari pengadaan bansos penanganan Covid-19 berupa paket sembako di Kementerian Sosial dengan nilai sekitar Rp 5,9 triliun pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama, Juliari diduga telah menerima fee sebesar Rp 8,2 miliar dari total uang Rp 12 miliar yang diterima pemberian uang tersebut dikelola oleh seseorang bernama Eko dan Shelvy N selaku sekretaris di Kemensos yang juga orang kepercayaan Juliari
HUKUMAN YANG DIBERIKAN
Pasal 11 yg menyebutkan: Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) Pasal 12 yg berbunyi: Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);