TUGAS 2
Istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris disebut social institution. Lembaga sosial
disebut juga lembaga kemasyarakatan atau pranata sosial. Lembaga sosial didefinisikan sebagai
kumpulan individu yang disatukan untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan umumnya termasuk memberikan hak dan hak istimewa kepada anggotanya.
Secara umum istilah institusi atau lembaga dapat memiliki banyak definisi yang berbeda,
tergantung pada lensa pemahaman. Namun yang pasti, lembaga menggambarkan sekelompok
orang atau gagasan.
Dalam mengetahui dan membahas berbagai teori dan praktek berdasarkan UUD 1945 atas
pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
teoritis kewenangan lembaga-lembaga negara di Indonesia mengarah pada sistem
pemerintahan presidensil, namun kemudian secara praktek dalam menjalankan fungsi dan
kewenangan, lembaga negara tidak mencerminkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia
menganut pemisahan kekuasaan yang ada dalam sistem pemerintahan presidensil akan tetapi
lebih dekat pada sistem pembagian kekuasaan. Dengan demikian, ketentuan yang diterapkan
berdasarkan UUD 1945 diperlukan kembali upaya penyempurnaan, agar secara konsepsional
dan prakteknya dapat berjalan secara ideal.
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (sentiment)
3. Tujuan
4. Norma
8. Sanksi
Sifat Terbuka dalam Sistem Sosial yaitu Sifat Menrima Unsur dari Luar Menurut Margono
Slamet Sistem Sosial dapat di Pengaruhi oleh:
a. Ekologi
b. Demografi
c. Kebudayaan
d. Kepribadian
Konsekuensi dari sistem yang bersifat terbuka yang memahami pertukaran dengan
lingkungannya, akan mengalami perubahan. Perubahan yang diakui sebagai unsur yang
dinamis, ditata sehingga tidak menyebabkan keguncangan (sistem sosial) memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan diri. Dengan kata lain, suatu perubahan diterima dengan tetap menjaga
stabilitas keteraturan dalam sistem walaupun mungkin keteraturan itu adalah hasil
dari konflik.
Menurut ALvin L. Bertran bahwa proses utama dalam sistem sosial adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
e. Pengawasan sosial
f. Pelembagaan
g. Perubahan sosial
Alvin L. Bertrand (1980) mengemukakan bahwa dalam suatu sistem sosial paling tidak
harus Memenuhi :
c. Bertujuan
2.) Fakta Kasus Gubernur Kepri: Suap Izin Reklamasi, Uang Pecahan Asing, hingga Ditahan KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Gubernur Kepulauan Riau Nurdin
Basirun sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait izin prinsip reklamasi di Tanjung Piayu,
Kepulauan Riau (Kepri).
Nurdin bersama sekitar lima orang lainnya terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK
Selain Nurdin, KPK menjerat tiga orang lainnya sebagai tersangka. Mereka adalah Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Edy Sofyan, Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Budi Hartono
dan pihak swasta bernama Abu Bakar.
Nurdin, Edy dan Budi disebut sebagai terduga penerima suap. Sementara itu, Abu Bakar disebut
sebagai terduga pemberi suap.
KPK menduga Nurdin menerima suap secara bertahap dari Abu Bakar dengan total nilai 11.000
dollar Singapura dan Rp 45 juta. Uang itu diberikan lewat Edy dan Budi.
Rinciannya, pada 30 Mei 2019, Nurdin diduga menerima uang sebesar 5.000 dollar Singapura
dan Rp 45 juta lewat Edy.
3. Untuk muluskan izin pembangunan resor
Menurut Basaria, suap itu diberikan untuk memuluskan kepengurusan izin yang diajukan Abu
Bakar di Tanjung Piayu, Kepri.
Pada Mei 2019, Abu Bakar mengajukan izin pemanfaatan laut untuk melakukan reklamasi di
Tanjung Piayu, Batam untuk pembangunan resort dan kawasan wisata seluas 10,2 hektar.
Padahal, Tanjung Piayu merupakan area yang diperuntukkan sebagai kawasan budidaya dan
hutan lindung.
Saat menggeledah rumah dinas Nurdin, Rabu malam, tim KPK juga mengamankan sejumlah
uang dalam 5 pecahan mata uang asing dan Rp 132.610.000.
KPK mengamankan sejumlah uang dengan rincian, 43.942 dollar Singapura, 5.303 dollar
Amerika Serikat, 5 euro, 407 ringgit Malaysia, 500 riyal Arab Saudi, Rp 132.610.000.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Nurdin bersama tiga orang lainnya ditahan oleh KPK,
Jumat (12/7/2019) dinihari. Mereka ditahan untuk 20 hari pertama.
Gubernur Kepri dan Kadis KKP jadi Tersangka Kasus Izin Reklamasi
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan 4 orang tersangka dalam kasus dugaan suap
izin rencana reklamasi di Kepulauan Riau tahun 2018/2019 dan gratifikasi yang berhubungan
dengan jabatan.
Disimpulkan adanya dugaan tindak pidana korupsi memberikan atau menerima hadiah atau
janji terkait dengan izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil Kepulauan Riau dan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan
Keempat orang tersangka itu antara lain, Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun (NBA);
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Edy Sofyan (ES) dan Kepala Bidang Perikanan Tangkap,
Budi Hartono (BUH) yang didiga sebagai penerima, dan Abu Bakar (ABK) dari pihak swasta yang
disangkakan sebagai pemberi.
Kasus itu bermula pada Mei 2019 lalu, saat Abu Bakar mengajukan izin pemanfaatan laut untuk
melakukan reklamasi di Tanjung Piayu, Batam. Izin itu untuk pembangunan resort di area seluas
10,2 hektare. Padahal lokasi tersebut merupakan kawasan budidaya dan hutan lindung.
KPK menduga, Nurdin sudah memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar, sehingga Nurdin
selaku Gubernur memerintahkan kepada Budi dan Edy segera memuluskan perizinan untuk Abu
Bakar.
KPK juga mengamankan sejumlah uang di rumah dinas Nurdin. Uang-uang tersebut senilai
43,942 dollar Singapura; 5,303 dollar AS; 5 euro; 407 ringgit Malaysia; Riyal 500 riyal Arab Saudi
dan Rp.132,610,000
Sebagal pihak yang diduga penerima suap dan gratifikasi, Nurdin disangkakan melanggar Pasal
12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11, dan Pasal 12 B Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan tindak Pldana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
Kemudian Budi dan Edy yang diduga sebagai penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12
huruf a atau huruf b atau Pasal 11, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
Sementara Abu Bakar yang diduga sebagai pihak pemberi disangkakan melanggar pasal 5 ayat
(1) huruf a atau humf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan TIndak
Pldana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (OL-7)
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah disempurnakan sebanyak dua
kali. Penyempurnaan yang pertama dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adapun perubahan kedua ialah dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Ada perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu pada Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004, urusan pemerintahan hanya terbagi dua yaitu urusan absolut dan urusan
konkuren.
c. Analisis Fungsi Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai Prinsip-
Prinsip Demokrasi
Skripsi ini berjudul Fungsi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Sesuai Prinsip-
Prinsip Demokrasi, dimana Kepala daerah sebagai unsur dalam penyelenggaraan pemerintahan.
kaidah atau norma-norma berlandaskan asas otonomi daerah. Dalam pemerintahan daerah,
yang dilakukan oleh kepala daerah untuk menumbuhkembangkan pemerintahan atas prakarsa,
inisiatif, kreatif berdasarkan partisipasi masyarakat daerah untuk melaksanakan pemerintahan
demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat dilandasi dengan kepemilikan
rakyat. Dalam melaksanakan tugasnya untuk mengurus sendiri urusan rumah tangga,
pemerintahan daerah di dalam menyelenggarakan urusan hukum dan peraturan perundang-
undangan bersama dengan dewan perwakilan rakyat daerah sebagai unsur pembuat peraturan
daerah yang memiliki legalitas dalam tindakan pemerintahan daerah.
Kepala daerah adalah pemerintahan daerah sehingga menjadi pemimpin daerah perlu
memahami dan melaksanakan dengan benar otonomi daerah sebagai instrumen politik yang
digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya daerah sehingga dapat digunakan sebesar-
besarnya kemajuan masyarakat di daerah terutama untuk menghadapi tantangan global, juga
untuk mendorong perkembangan/pemberdayaan masyarakat, menumbuhkembangkan
prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat dan mengembangkan
partisipasi masyarakat daerah. Dalam penulisan skripsi ini teknik analisis normatif,
pengumpulan data dengan teknik kepustakaan, dan teknik analisis data menggunakan
deskripsi.
Desentralisasi merupakan segala hal, baik pengaturan dalam pembuatan peraturan perundang-
undangan, maupun penyelenggaraan pemerintah dari pemerintah kepada pemerintah daerah
untuk selanjutnya menjadi pusat urusan rumah sendiri. Desentralisasi pemerintahan yang
pelaksanaannya diwujudkan dengan mempersembahkan otonomi kepada daerah-daerah,
didalam meningkatkan daerah-daerah mencapai daya guna dan hasil guna pemerintahan dalam
rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian
daerah perlu diberikan wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan pemerintahan sebagai
urusan rumah tangganya, serta sekaligus memiliki pendapatan daerah.Konsep Negara
Indonesia seperti dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, pelaksanaan otonomi memiliki prinsip demokrasi, otonomi luas dan kewenangan yang
luas, pembagian kekuasaan, pengaturan hak, keadilan dan hak-hak asli. Oleh karena itu
merupakan salah satu penyelenggaraan pemerintahan negara yang diberikan oleh pemerintah
daerah untuk mengelola dan mengurus masyarakat setempat.
Pemerataan keadilan dengan memperhatikan berbagai aspek yang berkenaan dengan potensi
dan keanekaragaman antar daerah. Dalam arti bahwa dalam penyelenggaraan kebijakan
daerah, menyangkut kewajiban dari pemerintahan ke masyarakat yang diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang keprakarsaan dan kemandiriannya dalam iklim demokrasi dewasa
ini. Demokrasi dan desentralisasi merupakan dua kosep yang berbeda, namun tidak saling
meniadakan.