Anda di halaman 1dari 6

KASUS PELANGGARAN HUKUM PENYUAPAN YANG

MELIBATKKAN MENTRI DI INDONESIA DITAHUN 2021

Nama Kelompok 6:

-Septi Rosalina S
-Nencen Maomarito
-Dora Hartika
-Ulaila Sovia
Pendy Irwan
• Penyuapan/ suap adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain dari
pembalasan dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk
mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap
tersebut berlawanan dengan penerima. Dalam kamus hukum Black's Law Dictionary,
penyuapan diartikan sebagai tindakan menawarkan, memberikan, menerima, atau
meminta nilai dari suatu barang untuk mempengaruhi tindakan pegawai lembaga atau
sejenisnya yang bertanggung jawab atas kebijakan umum atau peraturan hukum.[1]
Penyuapan juga didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 sebagai
tindakan "memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam
tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut
kepentingan umum"; juga "menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui
atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan
supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang
berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan
umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK
PIDANA SUAP
• Menimbang:
a. bahwa perbuatan suap dalam pelbagai bentuk dan sifatnya di luar yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang sudah ada pada hakekatnya juga
bertentangan dengan kesusilaan dan moral Pancasila yang membahayakan
kehidupan masyarakat dan bangsa;
b. bahwa perbuatan dimaksud pada sub a, belum ditetapkan sebagai perbuatan
yang diancam dengan pidana, oleh karena itu perlu diatur dalam undang -undang
tersendiri;
Pasal 1
Yang dimaksud dengan tindak pidana suap di dalam undang-undang ini adalah
tindak pidana suap di luar ketentuan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.

Pasal 2
Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud
untuk membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam
tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut
kepentingan umum, dipidana karena memberi suap dengan pidana penjara selama-
lamanya 5 (lima) tahun dan denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000,- (lima belasjuta
rupiah).
Contoh Kasus
Kasus Hukum Edhy Prabowo
Siapa tak kenal dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo ditahan karena dugaan
kasus suap benur. Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan tujuh tersangka sebagai penerima suap. Ketujuh
tersangka tersebut yakni Edhy Prabowo, staf khusus Edhy sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (due
diligence) Safri (SAF), staf khusus Edhy Prabowo sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (due diligence)
Andreau Misanta Pribadi (AMP).
Kemudian, Amiril Mukminin (AM) dari unsur swasta/sekretaris pribadi Edhy, pengurus PT Aero Citra Kargo
(ACK) Siswadi (SWD), dan Ainul Faqih (AF) selaku staf istri Edhy. Sementara itu, tersangka pemberi suap, yakni
Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito (SJT) yang telah rampung penyidikannya, dan disidang dalam
perkara itu.

Alasan Edhy Prabowo jadi tersangka


Dalam kasus suap ekspor benur atau benih lobster ini, Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka penerima
suap bersama lima orang lainnya yaitu: Stafsus Menteri KKP Safri (SAF) dan Andreau Pribadi Misanta (APM);
Pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK) Siswadi (SWD); Staf istri Menteri KKP Ainul Faqih, dan Amiril Mukminin
(AM). Sementara pemberi suap adalah Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito (SJT). Edhy
ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang mendapat
penetapan izin ekspor benih lobster menggunakan perusahaan forwarder dan ditampung dalam satu rekening
hingga mencapai Rp9,8 miliar dan 100 ribu dolar AS dari Suharjito melalui Safri dan Amiril.Uang yang masuk ke
rekening PT ACK yang saat ini jadi penyedia jasa kargo satu-satunya untuk ekspor benih lobster itu selanjutnya
ditarik ke rekening pemegang PT ACK, yaitu Ahmad Bahtiar dan Amri senilai total Rp9,8 miliar.Uang ini
dipergunakan untuk belanja barang mewah oleh Edhy dan istri-nya di Honolulu, AS pada 21 sampai dengan 23
November 2020 sejumlah sekitar Rp750 juta di antaranya berupa jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, sepeda
roadbike, dan baju Old Navy.
Kasus Hukum Juliari Peter Batubara

Dalam contoh kasus pelanggaran hukum yang selanjutnya ada pada mantan
Mentri Sosial Juliari Peter Batubara. Adapun di dalam perkara korupsi Bansos
Covid-19, KPK menentukan Juliari Batubara, dua pejabat pembuat komitmen
di Kementerian Sosial Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono, serta dua
pebisnis Harry van Sidabukke dan Aridan Iskandar menjadi tersangka.
KPK menduga Juliari menyunat Rp 10 ribu berasal dari tiap paket
pengadaan Bansos Covid-19 seharga Rp 300 ribu. Total duwit yang dikira
udah diterima sebanyak Rp 17 miliar. bara yang terduga korupsi dana Bansos.
Jadi Tersangka Korupsi Bansos COVID-19
Dalam kasus tersebut KPK menetapkan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara
sebagai tersangka korupsi bantuan sosial (bansos) COVID-19. Penetapan
tersangka Mensos dilakukan setelah operasi tangkap tangan (OTT) terhadap 6
orang, salah satunya anak buah Mensos Juliari.“KPK menetapkan 5 orang
tersangka, sebagai penerima yakni JPB (Juliari Peter Batubara), MJS, AW.
Sebagai pemberi AIM dan HS,” kata Ketua KPK Firli Bahuri dalam jumpa pers
di gedung KPK, Minggu, 6 Desember dini hari.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai