Anda di halaman 1dari 10

AQAD

KELOMPOK 3
FIRHAND ARVIANSYAH (022140005)
FAJAR RAHMAN IBRAHIM (022140014)
RAMADHAN FEBRATRIANTORO (022140021)
ASAL-USUL
Akad adalah bagian dari macam-macam tasharruf
(perpindahan). Yang dimaksud dengan tasharruf ialah
segala yang keluar dari seorang manusia dengan
kehendaknya dan syara menetapkan beberapa haknya.
Tasharruf terbagi menjadi dua:
1. Tasharruf fili (perbuatan) yaitu usaha yang dilakukan
manusia dengan tenaga dan badannya, selain dari lidah,
seperti memanfaatkan tanah yang tandus, menerima barang
dalam jual beli, merusakan benda orang lain
2.Tasharruf qauli (perkataan) yaitu tasharruf yang
keluar dari lidah manusia.
PENGERTIAN
Kata akadberasal dari Bahasa Arab al-aqd yang secara etimolagi
berarti perikatan, perjanjian dan permufakatan, (al-ittifaq).[1]
Secara terminology fiqh, akad didefinisikan dengan pertalian ijab
(pernyataan melakukan ikatan) dan Kabul (pernyataan penerimaan
ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada
objek perikatan.

Akad adalah suatu perikatan antara ijab dan Kabul dengan cara
yang dibenarkan syara, yang menetapkan adanya akibat-akibat
hukum pada objeknya.[2]
RUKUN-RUKUN
1. Aqid, adalah orang yang berakad terkadang
masing-masing pihak terdiri dari satu orang,
terkadang terdiri dari beberapa beberapa orang.

2. Maqud alaih, ialah benda-benda yang diakadkan,


seperti benda-benda yang dijual dalam akad jual beli,
dalam akad hibah (pemberian), gadai, utang yang
dijamin seseorang dalam akad kafalah.
3. Maudhu al-aqd, yaitu tujuan atau maksud
pokok mengadakan akad. Berbeda akad maka
berbedalah tujuan pokok akad.

4. Shighat al-aqd, ialah ijab Kabul, ijab ialah


permulaan penjelasan yang keluar dari salah
seorang yang berakad sebagai gambaran
kehendaknya dalam mengadakan akad. Kabul
ialah perkataam yang keluar dari pihak yang
berakad pula yang diucapkan setelah adanya ijab.
SYARAT-SYARAT
1.Syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu syarat-syarat yang
wajib sempurna wujudnya dalam berbagai akad:
Kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak (ahli),
Yang dijadikan objek akad dapat menerima hukumnya.
Akad itu diijinkan oleh syara, dilakukan oleh orang yang
mempunyai hak melakukannya, walaupun dia bukan akid yang
memiliki barang.
Ijab dan qobul harus bersambung, jika seseorang melakukan
ijab dan berpisah sebelum terjadinya qobul, maka ijab yang
demikian dianggap tidak sah.
2.Syarat-syarat yang bersifat khusus,
yaitu syarat-syarat yang wujudnya wajib ada
dalam sebagian akad. Syarat khusus ini juga
disebut dengan idhofi (tambahan) yang harus ada
disamping syarat-syarat yang umum, seperti
syarat adanya saksi dalam pernikahan.
MACAM-MACAM
Aqad Munjiz, yaitu akad yang dilaksanakan
langsung pada waktu selesainya akad.
Aqad Mualaq, yaitu akad yang di dalam
pelaksanaannya terdapat syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam akad.
Aqad Mudhaf, ialah akad yang dalam
pelaksanaannya terdapat syarat-syarat mengenai
penanggulangan pelaksanaan akad.
HIKMAH
Adanya ikatan yang kuat antara dua orang atau lebih
di dalam bertransaksi atau memiliki sesuatu.
Tidak dapat sembarangan dalam membatalkan
sesuatu ikatan perjanjian, karena telah diatur secara
syari.
Akad merupakan payung hukum di dalam
kepemilikan sesuatu sehingga pihak lain tidak dapat
menggangu atau memilikinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai