Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI PERMINTAAN UANG DAN


PELOPORNYA

Disusun oleh :

Nama : Gusti Yuliani Holifah

Kelas : XI MIPA 2

SMAN 1 BATI-BATI

i
KATA PENGANTAR

Assalamualikum WR WB Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat


karunianya sehingga makalah dengan judul “teori-teori permintaan uang dan pelopor” dapat
selesai tepat waktu.

Makalah ini buat dengan tujuan memenuhi tugas dari ibu pada bidang study ekonomi.
Selain itu penyusunan makalah ini bertujuan Menambah wawasan kepada pembaca tentang
permintaan uang

Saya mengucapkan maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam pengetikan
atau yang lain, sekian dari saya Wassalamualikum WR WB

Bati Bati, 23 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR IS ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar belakang ......................................................................................................


B. Rumusan masalah .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

1. Kelompok commodity .....................................................................................


2. Kelompok kedua ..............................................................................................
A. Teori klasik ...........................................................................................................
1. Teori kuantitas sederhana ...............................................................................
2. Transaction equation / transaction approach...................................................
3. Cambridge equation of exchange ...................................................................
B. Teori Keynes ........................................................................................................
1. Kurva permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga .............................
2. Kurva permintaan uang untuk spekulasi ........................................................
3. Perbedaan teori moneter klasik dan teori Keynes ..........................................
4. Perangkap likuiditas / likuiditas trap ..............................................................
5. Teori post Keynes............................................................................................
C. Teori kuantitas modern..........................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengembangan teori permintaan uang untuk transaksi setelah keyness, terutama


adalah Prof. Wiliam Baumal dan Prof James Tobin. Kedua ekonomi ini
mengembangkan teori perkembangan teori kyness baik permintaan uang untuk tujuan
transaksi maupun untuk tujuan spekulasi. Namun pendekatan dari Baumol sedekit
lebih sederhana dari pada pendekatan tobin.

Model dari Baumol tertitik tolak dari anggapan bahwa seseorang menerima
pendapatan sejumlah tertentu secara regular setiap waktu (misalnya setiap awal
bulan). Untuk menyedarhanakan dianggap bahwa ia selalu membelanjakan
penghasilanya untuk kebutuhan trasaki sejumlah tertentu (tetep tau konstan) setiap
harinya Baumol menggap bahwa kebtuahan uang dari seseorang atau perusahaan
untuk tujuan transaki pada hakekatnya sama dengan kebtuhan stok atau inventory
suatu barang

Menerut tobin antara pengeluaran dan penghasilan bisa saja tidak terjadi
persamaan hal ini memaksa seseorang untuk selalau menyediakan alat
pembayanranya namun tobin menjalaskan bahwa alat pembayaran (kebutuhan
transaksi) tersebut tidak selalu harus berupa uang tunai/kas. Seseorang bisa
menggunakan obligasinya untuk melakukan pembayaran

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian teori permintaan uang menurut pendapat klasik
2. Bagaimana pengertian teori permintaan uang menurut pendapat keyness

1
BAB II PEMBAHASAN

Terori permintaan uang terdapat 2 kelompok yang mendahuluinya :

1. Kelompok Commodity Theory

Kelompok commodity theory menganggap bahwa uang diterima masyarakat


karena uang itu dibuat dari barang-barang berharga ataupun karena uang itu dapat
ditukarkan secara bebas dengan barang-barang berharga.

1. Teori logam mulia (Adam Smith)

Uang diterima oleh masyarakat karena bahannya


terbuat dari logam yang bernilai tinggi.

2. Teori nilai batas (Carl Menger)

Uang diterima masyarakat karena adanya keperluan


masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan
masyarakat akan uang.

2. Kelompok kedua

Kelompok kedua beranggapan bahwa uang diterima masyarakat karena setiap


orang mengetahui bahwa uang dapat ditukarkan dengan barang-barang dan jasa-jasa.

1. Teori nominalisme (Thomas Aquinas)

Uang diterima masyarakat karena adanya


perjanjian untuk memakai benda dalam
pertukaran.

2
2. Teori tuntutan (J,S. Mill)

Uang diterima masyarakat karena adanya tuntutan terhadap barang-barang yang


dihasilkan masyarakat

A. Teori klasik

Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah
uang yang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga.

Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mazhab Klasik

1. Teori kuantitas sederhana (Crude Quantity Theory); David Ricardo


2. Transaction Equation/ Transaction Velocity Approach; Irving Fisher
3. Cambridge Equation of Exchange; Cambridge

1. Teori Kuantitas Sederhana - Crude Quantity Theory (David Ricardo)

Jumlah uang dan nilai uang memiliki hubungan


yang terbalik dan proporsional terhadap tingkat harga
atau tingkat harga proporsional dengan uang. Jika
jumlah uang naik dua kali lipat, maka hargapun akan
naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya

M = k.p atau P = 1/k.M


P= f(M)

Dimana; M = Jumlah uang yang


beredar, P =Tingkat harga, k = Merupakan factor proporsional yang konstan.

3
Maka apabila M (jumlah uang yang beredar) naik dua kali maka harga akan naik
dua kali pula. Untuk mestrabilkan tingkat harga diperlukan juga stabilisasi uang yang
beredar. Kelemahan teori ini tidak memperhitungkan factor cepatnya peredaran uang.

2. Transaction Equation / Transaction Approach (Irving Fisher)

Didalam suatu perekonomian. Di dalam satu periode


tertentu nilai dari barang-barang dan jasa - jasa yang dibeli
harus sama dengan nilai dari barang-barang yang dijual.

MVt=PT

Nilai barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) dikalikan dengan rata-rata
dari barang tersebut (P).

Di lain pihak nilai dari barang-barang yang ditransaksikan ini harus sama
dengan volume uang yang ada di masyarakat (M) dikalikan dengan berapa kali rata-
rata bertukar dari tangan satu ke tangan lainnya, atau rata rata perputaran uang (Vt)

Vt (transaction velocity of circulation) adalah suatu variable yang ditentukan


oleh factor-factor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat. Dan dalam
jangka pendek bias dianggap konstan

T (volume transaksi) dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output


masyarakat (pendapatan masyarakat

Irving Fisher menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang ad 3 factor


yaitu; jumlah uang yang beredar (M), cepatnya peredaran uang (V), jumlah barang
yang diperdagangkan atau volume barang yang diperdagangkan (T)

4
3. Cambridge Equation Of Exchange (Cambridge)

Persamaan teori ini dengan terori fisher adalah dimana dalam teori ini melihat
permintaan / kebutuhan uang sebagaian besar digunakan sebagai alat transaksi dan
alat tukar yang likuid.

Perbedaan utama antara terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang.
Dalam teori Cambridge seseorang memiliki kepurtusan memegang uang dipengaruhi
oleh perimbangan untung rugi.

Teori Cambridge mengatakan bahwa permintaan uang selain dipengaruhi


volume transaksi dan factor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat
bunga, kekayaan masyarakat dan harapan masyarakat mengenai keadaan di masa
mendatang.

Md = k PY

Teori Cambridge mengatakan bahwa ketika tingkat bunga naik, ada


kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun
volume transaksi yang meeka rencanakan tetap. Tingkat harga umum akan selalu
berubah mengikuti jumlah uang yang beredar.

B. Teori Keynes

Teori Keynes mengatakan bahwa seseorang memegang uang


bertujuan untuk penyimpan nilai (store of value) dan bukan
hanya sebagai alat tukar (means of exchange).

Menurut Keynes terdapat tiga motif seseorang memegang


uang yaitu; transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.

Motif transaksi sanagt dipengaruhi oleh tingkat konsumsi dan pendapatan masyarakat.
Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin sering melakukan kegiatan transaksi.

Permintaan uang untuk berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh factor-factor yang sama
dengan factor yang mempengaruhi permintaan uang untuk bertransaksi.

5
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga tergantung dari pendapatan yang
dimiliki oleh masing-masing individu.

Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika penerimaan dan


pengeluaran tidak sinkron pada berbagai keadaan, hutang-hutang tidak secara
sempurna dapat dibagi Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan reflesi dari
ketidaktentuan yang menyangkut pendapatan dan pengeluaran.

Motif spekulasi memegang uang adalah untuk mendapatkan keuntungan yang


bias diperoleh yang memiliki ketergantungan pada pergerakan suku bunga.

Dalam teori Keynes dikatakan bahwa uang tunia dianggap tidak dapat
memberikan penghasilan, sedangkan obligasi (surat berharga) dianggap mampu
memberikan hasil tertentu berupa uang tertentu dalam periode tertentu.

1. Kurva Permintaan Uang Untuk Transaksi Dan Berjaga-Jaga

6
2. Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi

3. Perbedaan Teori Moneter Klasik Dan Teori Keynes

7
4.

Perangkap Likuiditas / Likuiditas Trap

Di mana, "setelah tingkat bunga jatuh ke tingkat tertentu, sehingga hampir setiap
orang lebih menyukai [memegang] uang tunai daripada menabung.

Preferensi masyarakat untuk memegang asset kekayaannya dalam bentuk uang


tunai lebih besar daripada menyimpannya dalam bentuk tabungan. Sehingga
seberapapun besarnya tingkat bunga dinaikkan dengan melakukan kebijakan moneter
kontraksi tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian Negara.

1. Penyebab perangkap likuiditas bisa terjadi

Harapan deflasi. Jika masyarakat di suatu Negara mengharapkan akan


terjadi deflasi pada masa mendatang ada (penurunan harga) tingkat bunga riil
maka bisa cukup tinggi bahkan jika tingkat bunga nominal adalah nol. Jika harga
jatuh 2% per tahun, maka dengan tetap memegang uang tunai di tangan Anda
berarti nilai uang Anda akan meningkat.

Preferensi untuk Tabungan. Perangkap Likuiditas terjadi selama periode


resesi dan prospek ekonomi suram. Konsumen, perusahaan dan bank yang
pesimis tentang masa depan, sehingga mereka lebih berhati-hati untuk
meningkatkan tabungan dan sulit untuk mengeluarkan pendapatan untuk
dibelanjakan. Kenaikan rasio tabungan berarti pengeluaran jatuh. Selain itu,
dalam resesi bank jauh lebih enggan untuk meminjamkan.

8
Credit Crunch. Bank kehilangan sejumlah besar uang dalam membeli
utang subprime yang gagal. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk memperbaiki
neraca mereka. Mereka enggan untuk meminjamkan sehingga bahkan jika
perusahaan dan konsumen ingin mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
rendah, bank tidak akan meminjamkan mereka uang. Keengganan untuk memiliki
obligasi. Jika suku bunga adalah nol, investor akan mengharapkan suku bunga
naik kapan. Jika suku bunga naik, harga obligasi jatuh. Oleh karena itu, investor
lebih suka menyimpan tabungan kas dari obligasi" terus.

5. Teori post Keynesian :


Motif spekulasi (W.Y Baumol)
Motif sepekulasi (James Tobin)
1. Pendekatan Inventori (Boumol & Tobin)

Permintaan terhadap persediaan (Stock) uang biasannya oleh masuyarakat


digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul di kemudia hari.

Ketika masyarakat memutuskan memegang uang untuk persediaan (stock) kan


memunculkan beberapa macam biaya, dinataranya adalah :

1. Biaya transaksi untuk menukar obligasi dengan uang


2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi
2. Implikasi Teori Buomol

Tingkat bunga mempengaruhi permintaan uang untuk transaksis karena


adanya opportunity cost dalam memegang uang.

Adanay economy of scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan
pendapatan, maka presentase kenaikan uang kas yang diinginkan lebih kecil daripada
nilai transaksinya.

Permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya
perantara. Permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung dari pendapatan.

Perkembangan/kemajuan teknologi yang menyebabkan turunnya ongkos/ biaya


transaksi akan mengakibatkan turunnya rata-rata kas yang dipegang oleh individu.

Motif berjaga-jaga dalam permintaan uang muncul kaerna adanya ketidakpastian


dalam arus uang masuk dan keluar.

9
C. Teori Kuantitas Modern (Friedman)

Orang mau memegang uang karena uang


merupakan alat pembayaran yang likuid, sebagai
penyimpan kekayaan dan meimiliki manfaat bagi
pemegangnya.

Kekayaan menurut konsep friedman bukan


hanya uang dan alat yang bisa diukar dengan menggunakan uang akan tetapi sesuatu
yang memiliki nilai sekarang dan yang akan datang.

Manfaat menurut konsep Friedman adalah seseorang akan memegang barang atau
uang dikarenakan adanya manfaat yang didapat utility.

Akan tetapi semakin banyak seseorang memegang barang atau uang sbenarnya
tabahan kepuasaan yang di dapat semakin berkurang, sehingga untuk memegang
barang/ uang harus menyesiakan dengan kebutuhan masing-masing orang.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Permintaan uang adalah jumlah uang yang di minta oleh masyarakat untuk
ketiga tujuan meminta uang, yaitu tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga dan tujuan
spekulasi (Sadono Sukirno, 2012). Permintaan untuk tujuan transaksi merupakan
tujuan memegang uang yang paling penting. Karena dapat mempermudah dalam
proses pertukaran dan dapat dengan mudah menggunakannya untuk membeli suatu
barang yang di butuhkan. Sementara permintaan uang untuk tujuan berjaga dilakukan
dengan tujuan untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul di masa
depan. Dan yang terakhir permintaan untuk tujuan spekulasi adalah tujuan untuk
mendapatkan keuntungan melalui pembelian surat berharga. Karena ketiga tujuan
inilah masyarakat memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

11
DAFTAR PUSTAKA

Ambarini, Lestari. 2015. Ekonomi Moneter. Bogor : Penerbit In Media.

Anggarini, Desy Tri. 2016. “Analisa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 2005-2014”.
Moneter. No. 2, Vol. 3.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Bank Indonesia. 2017. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dari Berbagai Edisi.

Damayanti, Safitri. 2010. “Analisis Variabel Ekonomi Yang Mempengaruhi Jumlah Uang
Beredar di Indonesia”. Skripsi, dipublikasikan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Eris, Irvany. 2017. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI Rate, Jumlah Uang Beredar dan
Neraca Pembayaran terhadap Nilai Tukar Rupiah Tahun 2006-2015”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. Fakulty Of Economi Riau Universty. No. 1, Vol. 4.

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi : Teori Masalah dan Kebijakan. Jakarta : PT Grafindo
Persada.

Prayitno, Lily. Heny Sandjaya. 2002. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis : Sebuah Analisis Ekonometrika”.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Universitas Kristen Petra. Surabaya. No. 1, Vol. 4.
Hal : 46-55.

Topowijono, Akhmad Muzakky. 2015. “Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI,
Pendapatan Perkapita dan Ekspor Terhadap Nilai Tukar Rupiah dan Pertumbuhan
Ekonomi”. Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya Malang. No. 1, Vol. 23.

12

Anda mungkin juga menyukai