Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI PERMINTAAN UANG


Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Moneter Islam dan Kebanksentralan
Dosen Pengampu : Faiqotun Ni’mah,M.E

Oleh :

Muhammad Ali Imron 2002110026

2002110016
Saswati Ningrum

EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL HIDAYAT LASEM
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillahi rabbil ‘Alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa kami haturkan shalawat serta
salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya
nanti di hari akhir.

Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Teori Permintaan Uang adalah
untuk memenuhi tugas dari Dosen Faiqotun Ni’mah, M.E. Pada mata kuliah yang
beliau ampu, yaitu Ekonomi Moneter Islam dan Kebanksentralan. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Teori Permintaan Uang
dalam Islam untuk para mahasiswa, pembaca dan juga bagi penulis.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada
ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Makalah yang kami susun masih jauh dari
kata sempurna. Dengan demikian, kami penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah yang telah kami susun
dapat memberikan manfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Lasem, 1 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

 Latar Belakang ..............................................................................1


 Rumusan Masalah ........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

 Teori Kuantitas Uang.....................................................................3


 Teori Permintaan Uang Keynes.....................................................5
 Teori Permintaan Uang Milton Friedman ...................................10

BAB III PENUTUP ....................................................................................12

 Kesimpulan..................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian terutama karena


fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya sering
diartikan bahwa uang adalah sesuatu yang dapat diterima umum sebagai alat
pembayaran. Namun sejalan dengan perkembangan perekonomian, fungsi uang
yang semula hanya sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan
hitung dan sebagai alat penyimpan kekayaan. Mengingat pentingnya keberadaan
uang dalam perekonomian, maka penyediaan jumlah uang kartal dimasyarakat
harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkannya. Jumlah uang kartal yang
berlebihan akan mendorong masyarakat pemegang uang kartal tersebut untuk
membelanjakannya atau mendorong masyarakat melakukan tindakan spekulasi
dengan menukarkan jumlah uang kartal yang dimiliki kepada uang kertas asing.
Akibatnya akan menimbulkan inflasi dan penurunan nilai tukar rupiah. Ketepatan
dalam melakukan proyeksi uang kartal secara tepat di masyarakat akan membantu
Bank Indonesia, sebagai otoritas yang memiliki wewenang mencetak dan
mengedarkan uang, dalam melakukan perencanaan pencetakan dan distribusi uang
kartal rupiah di Indonesia
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas dan dengan mendasarkan
pada fungsi uang, yaitu tidak saja sebagai alat pembayaran tetapi juga sebagai
media penyimpan dan sebagai dasar penghitungan berbagai transaksi ekonomi dan
keuangan, maka kajian mengenai proyeksi permintaan uang kartal dilakukan.
Dengan kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada Bank Indonesia
dalam kebijakan penyediaan uang kartal di masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Teori Kuantitas Uang
2. Bagaimana Pengertian Teori Permintaan Uang menurut John Maynard
Keynes?
3. Bagaimana Pengertian Teori Permintaan Uang menurut Milton
Friedman?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KUANTITAS UANG
Apabila harga suatu barang turun maka dengan jumalah
uang tertentu akan mendapatkan sejumlah barang yang lebih
banyak, dan apabila harga-harga barang naik maka dengan jumlah
uang tertentu akan mendapatkan sejumlah barang yang lebih
sedikit. Dengan kata lain semakin rendah harga suatu barang maka
semakin tinggi nilai uangnya (purchasing power) dan semakin
tinggi harga semakin rendah nilai uangnya (Purchasing power) .
a. Teori Kuantitas Sederhana
Teori ini dikemukakan oleh David Hume dimana ia
merupakan salah satu pencetus teori moneter klasik
pada tahun 1752. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa
harga suatu barang berbanding lurus dengan jumlah
uang. Salah satu faktor yang menentukan harga barang
tersebut ialah jumlah uang yang beredar yang memiliki
perbandingan yang proporsional. Dimana: Berdasarkan
persamaan diatas mengatakan bahwa naik turunnya
harga barang-barang dipengaruhi oleh besar kecilnya
jumlah uang beredar. Inti dari teori yang dikemukakan
oleh David Hume yaitu uang hanya bertujuan untuk
transaksi, velocity uang adalah tetap, serta barang-
barang dan jasa tetap. b. Transaction Equation Teori ini
dikemukakan oleh Irving Fisher, ia mengatakan bahwa
setiap pembayaran oleh rumah tangga, pengusaha
ataupun pemerintah pada pihak lain dikatakan sebagai
perkalian antara harga dan kuantitasnya.
b. Teori Kuantitas Sederhana
Teori ini dikemukakan oleh David Hume dimana ia
merupakan salah satu pencetus teori moneter klasik

3
pada tahun 1752. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa
harga suatu barang berbanding lurus dengan jumlah
uang. Salah satu faktor yang menentukan harga barang
tersebut ialah jumlah uang yang beredar yang memiliki
perbandingan yang proporsional.
c. Transaction Equation
Teori ini dikemukakan oleh Irving Fisher, ia
mengatakan bahwa setiap pembayaran oleh rumah tangga,
pengusaha ataupun pemerintah pada pihak lain dikatakan
sebagai perkalian antara harga dan kuantitasnya.
d. Persamaan Cambrigde
Persamaan Cambrigde yang dikemukakan oleh
Pigou pada tahun 1997 yang mengatakan bahwasanya
seseorang lebih peduli dengan asset yang dia miliki, berupa
pendapatan atau pengeluaran atau bahkan kekayan dalam
bentuk lain dari pada peduli terhadap permintaan uang
secara langsung (Handa, 2009). Pada pendekatan ini
masyarakat lebih menekankan pada uang sebagai alat untuk
transaksi yang sudah sah dikeluarkan oleh suatu negara,
atau sebagai alat untuk berjaga jaga ketika terjadi suatu
kebutuhan yang mendadak. Pendekatan Fisher mengatakan
bahwa fungsi utama uang ialah untuk media transaksi
dimana orang memegang uang hanya karna bisa digunakan
sebagai alat untuk transaksi. Dalam hal ini berbeda dengan
pendekatan Cambrigde yang dikemukakan oleh Pigou dan
Marshall, pendekatan Cambrigde ini lebih menekankan
pada perilaku individu yang menyimpan kekayaannya
dalam bentuk aktiva. Artinya masyarakat bersedia
memegang uang hanya karna uang itu digunakan untuk
transaksi 25 serta bisa diterima di khalayak umum. Akan
tetapi masyarakat yang menyimpan kekayaan dalam bentuk

4
uang harus siap menghadapi resiko biaya oportunitas, yang
artinya ia tidak akan memperoleh keuntungan apapun dari
memegang kekayaan dalam bentuk uang kas. Sedangkan
apabila masyarakat itu memegang uang dalam bentuk
aktiva maka ia akan menerima untung dalam bentuk bunga.
Misalkan apabila seorang individu yang menyimpan
kekayaannya dalam bentuk surat berharga atau obligasi
maka iya akan menerima return (pengembalian) dalam
bentuk bunga. Dalam hal ini prilaku masyarakat yang
mempertimbangakan keuntungan serta kerugian dari
memegang uang akan berpengaruh terhadap pengalokasian
kekayaan dalam berbagai bentuk aktiva salah satunya
keputusan untuk mengalokasikan kekayaan dalam bentuk
uang atau dalam bentuk surat berharga. Pendekatan
Cambrigde ini tidak hanya melihat uang sebagai alat
transaksi saja akan tetapi Cambrigde melihat bahwa
permintaan uang juga dipengaruhi oleh pendapatan rill,
tingkat suku bunga, dan ekspektasi (harapan masa depan).
Akan tetapi dalam teori Cambrigde ini tidak menjelaskan
bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang
disebutkan dengan jumlah uang yang diminta. Dengan
demikian mereka memutuskan mengeluarkan persamaan
yang berbeda sedikit dengan yang dikemukakan oleh Fisher
dimana permintaan uang merupakan proporsi dari
pendapatan nominal dengan asumsi variabel-variabel yang
lain dianggap tetap (cateris paribus).

B. TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES


John Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik
mengenai percepatan (velocity) yang dinyatakan konstan dan
mengembangkan teori permintaan uang yang disebut sebagai teori

5
preferensi likuiditas (liquidity preference theory), yang
mengajukan pertanyaan: Mengapa seseorang memegang uang?
Keynes merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan
uang yaitu motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi (Miskhin,
2008: 190). Dalam pendekatan klasik, seseorang diasumsikan
memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat
digunakan untuk melakukan transaksi. Mengikuti tradisi klasik,
Keynes menekankan komponen permintaan akan uang terutama
ditentukan oleh beberapa besarnya tingkat transaksi seseorang. Hal
ini dikarenakan keyakinannya bahwa transaksi tersebut
proporsional terhadap pendapatan. Seperti para ekonom klasik,
Keynes mengambil komponen transaksi permintaan akan uang
proporsional terhadap pendapatan (Mishkin, 2008:191). Keynes
melampaui analisis klasik dengan menyadari bahwa ada tambahan
diluar memegang uang untuk transaksi sekarang, yaitu orang
memegang uang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan yang tidak
terduga. Keynes meyakini bahwa orang memegang uang untuk
berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutama ditentukan oleh
tingkat transaksi yang akan dilakukan dimasa 18 yang akan datang.
Sehingga Keynes merumuskan permintaan uang untuk berjagajaga
adalah proposional terhadap pendapatan (Mishkin, 2008:191-192).
Jika Keynes mengakhiri teorinya dengan motif transaksi dan
berjagajaga maka pendapatan merupakan satu-satunya faktor
penentu dari permintaan akan uang, sehingga hal tersebut tidak
akan memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Keynes
memiliki pandangan bahwa orang memegang uang sebagai alat
penyimpan kekayaan sehingga menyebutnya sebagai motif
spekulasi. Kekayaan terkait erat dengan pendapatan, komponen
spekulatif dari permintaan uang juga terkait dengan pendapatan.
Tetapi, Keynes melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain
yang mempengaruhi keputusan terhadap berapa banyak uang yang

6
dipegang sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku
bunga. Keynes membagi asset yang dapat digunakan untuk
menyimpan kekayaan dalam dua kategori, yaitu uang dan obligasi.
Kemudian mengajukan pertanyaan mengapa seseorang
memutuskan untuk memegang kekayaannya dalam bentuk uang
daripada dalam bentuk obligasi? Keynes mengasumsikan bahwa
perkiraan tingkat pengembalian dari uang adalah nol karena pada
saat itu (tidak seperti sekarang) sebagian besar rekening tidak
memberikan suku bunga. Untuk obligasi, ada dua komponen
perkiraan tingkat pengembalian, yaitu pembayaran bunga dan
keuntungan modal (capital gain).
Menurut Keynes ketika suku bunga naik, permintaan uang
turun, dan akibatnya permintaan uang berhubungan negatif dengan
tingkat suku bunga. Dalam mengabungkan ketiga motif untuk
memegang uang secara bersama-sama kedalam persamaan
permintaan akan uang, Keynes cermat dalam 19 membedakan
antara jumlah nominal dan jumlah riil. Uang dinilai dari apa yang
bisa dibeli. Misalkan semua harga dalam perekonomian meningkat
dua kali, jumlah nominal yang sama hanya akan dapat membeli
separuh dari banyaknya barang. Keynes kemudian memberi alasan
bahwa orang ingin memegang sejumlah saldo uang riil tertentu
(real money balances) yaitu suatu jumlah yang ditunjukan oleh
ketiga motif akan berhubungan dengan pendapatan riil (Y) dan
tingkat suku bunga (i). Keynes menuliskan persamaan permintaan
uang yang dikenal sebagai fungsi preferensi likuiditas, yang
menyatakan bahwa permintaan akan saldo uang riil adalah fungsi
dari tingkat suku bunga (i) yang berhubungan negatif dan
pendapatan riil (Y) yang berhubungan positif (Miskhin, 2008: 192-
195): 2.4)
fungsi permintaan akan saldo uang riil ini menunjukan
bahwa tidak hanya pendapatan yang memiliki pengaruh terhadap

7
permintaan uang namun juga tingkat suku bunga. Hal ini sebagai
kemajuan besar dari pandangan Fisher mengenai permintaan uang,
yang mana suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap
permintaan uang. Model permintaan uang Keynes mempunyai
implikasi penting bahwa percepatan tidaklah konstan, tetapi
berhubungan positif dengan tingkat suku bunga, yang berfluktuasi
secara signifikan. Teori tersebut juga menolak bahwa percepatan
adalah konstan, karena perubahan perkiraan masyarakat mengenai
tingkat suku bunga normal akan menyebabkan pergeseran
percepatan. Jadi teori preferensi Keynes menimbulkan keraguan
atas teori kuantitas klasik bahwa pendapatan nominal terutama
ditentukan oleh pergerakan jumlah uang.
A. Perkembangan teori permintaan uang Keynes
dilakukan oleh Wiliam Baumol dan James Tobin dengan
penelitian untuk menjelaskan lebih rinci tiga motif dalam
memegang uang. Oleh karena suku bunga dianggap elemen
penting teori moneter, fokus utama dari penelitian tersebut adalah
lebih memahami peranan suku bunga dalam permintaan uang.
Wiliam Baumol dan James Tobin mengembangkan model
permintaan akan uang yang sama secara terpisah, yang
menunjukan bahwa jumlah uang yang dipegang untuk tujuan
transaksi bersifat sensitif terhadap tingkat suku bunga. Dalam
mengembangkan modelnya, mereka menganggap seseorang
menerima pembayaran sekali dalam satu periode dan
menghabiskan dalam satu periode tersebut. Sehingga uang
memberikan pendapatan suku bunga nol, dipegang hanya karena
digunakan untuk transaksi.
Kesimpulan dari Baumol-Tobin dapat dinyatakan sebagai
berikut: Ketika tingkat suku bunga meningkat, jumlah dari uang
tunai yang dipegang untuk transaksi akan turun, yang berarti
percepatan akan naik seiring dengan kenaikan tingkat suku bunga.

8
Dengan kata lain, komponen transaksi dari permintaan uang
berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga (Miskhin,
2008:198). Begitu pula dengan permintaan uang untuk berjaga-jaga
berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga (Mishkin,
2008:199).
Ketika tingkat suku bunga meningkat, biaya peluang untuk
memegang uang untuk berjaga-jaga akan meningkat sehingga
saldo untuk memegang uang tunai akan turun. Tobin
mengembangkan model permintaan uang untuk spekulasi yang
bertujuan untuk mengatasi kritik terhadap analisis Keynes
(Mishkin, 2008:199).
Ide dasarnya bahwa masyarakat tidak hanya peduli
terhadap perkiraan tingkat pengembalian sebuah aset terhadap aset
lainya ketika memustuskan apa yang harus dipegang dalam
portofolionya, tetapi masyarakat juga peduli terhadap resiko
tingkat pengembalian yang diperoleh dari masing-masing aset.
Secara khusus, Tobin mengasumsikan bahwa sebagian
besar orang adalah penghindar resiko (risk-averse) yang
menunjukan bahwa orang bersedia memegang aset dengan
perkiraan tingkat pengembalian yang lebih rendah jika resikonya
lebih sedikit. Salah satu karakteristik uang adalah tingkat
pengembaliannya pasti; Tobin mengasumsikan tingkat
pengembalian atas uang adalah nol.
Sebaliknya, obligasi mempunyai fluktuasi harga cukup
besar, dan tingkat pengembaliannya dapat sangat berisiko dan
terkadang negatif. Jadi, meskipun perkiraan tingkat pengembalian
dari obligasi melebihi perkiraan tingkat pengembalian dari uang,
orang masih memegang uang sebagai penyimpan kekayaan karena
uang mempunyai resiko yang lebih kecil terkait dengan tingkat
pengembaliannya daripada resiko obligasi (Mishkin, 2008:200).
Analisis Tobin juga menunjukan bahwa orang dapat

9
mengurangi jumlah total resiko dalam suatu portofolio dengan
melakukan diversifikasi yaitu dengan memegang obligasi maupun
uang. Model tersebut menunjukan individu akan memegang
obligasi dan uang secara simultan sebagai penyimpan kekayaan.
Analisis ini merupakan gambaran perilaku manusia yang
lebih realistis daripada yang digambarkan Keynes, prinsip yang
mendasari Tobin mengenai permintaan uang untuk tujuan
spekulasi terlihat bergantung pada dasar yang lebih kuat.

C. TEORI PERMINTAAN UANG MILTON FRIEDMAN


Milton Friedman menyatakan bahwa permintaan atas uang
harus dipengaruhi oleh faktor yang sama yang juga mempengaruhi
permintaan untuk aset (Mishkin, 2008:201).
Friedman kemudian mengaplikasikan teori permintaan aset untuk
uang. Teori permintaan aset menunjukan bahwa permintaan atas uang
seharusnya merupakan fungsi dari sumber dari yang tersedia pada individu
(kekayaan) dan perkiraan tingkat pengembalian dari aset relatif terhadap
perkiraan tingkat pengembalian pada uang. Seperti Keynes, Friedman
mengakui bahwa masyarakat ingin memegang sejumlah sejumlah tertentu
dari saldo uang riil.
Satu implikasi dari penggunaan konsep pendapatan permanen
Friedman sebagai penentu dari permintaan atas uang adalah bahwa
permintaan uang tidak akan banyak berfluktuasi dengan pergerakan siklus
usaha. Seorang dapat memegang beberapa bentuk kekayaan selain uang,
Friedman mengategorikannya kedalam tiga bentuk aset, yaitu obligasi,
saham, dan barang.
Teori permintaan uang Friedman menggunakan pendekatan yang
hampir sama dengan Keynes tetapi tidak menjelaskan secara detail
mengenai motif memegang uang. Sebaliknya Friedman menggunakan
teori permintaan aset untuk menunjukan permintaan uang sebagai fungsi
dari pendapatan permanen dan perkiraan tingkat pengembalian atas aset

10
alternatif terhadap perkiraan tingkat pengembalian atas uang.
Friedman melihat bahwa permintaan uang bersifat tidak sensitif
dengan tingkat suku bunga. Permintaan uang tidak mengalami pergeseran
yang besar dan karenannya stabil. Sehingga percepatan dapat diprediksi,
yang menghasilkan kesimpulan teori kuantitas bahwa uang merupakan
penentu utama dalam pengeluaran agregat.

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori kuantitas uang adalah teori bahwa variasi harga berkaitan dengan
variasi jumlah uang beredar. Versi yang paling umum, kadang-kadang disebut
"teori neo-kuantitas" atau teori Nelayan, menunjukkan ada hubungan proporsional
mekanis dan tetap antara perubahan dalam jumlah uang beredar dan tingkat harga
umum.
Menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi yang dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan nasional merupakan hal yang tidak bisa dibantah. Semakin
tinggi kegiatan transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi permintaan uang untuk
kebutuhan transaksi.
Teori permintaan uang Friedman ini dikenal dengan “Restatememt of
Quantity Theory” (penegasan kembali teori kuantitas). Friedman menyatakan
bahwa uang pada prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan
uang tergantung pada tiga hal yaitu : (a) total kekayaan yang dimiliki, dalam
segala bentuk kekayaan ini merupakan kendala anggaran (Budget Constraint), (b)
harga dan keuntungan (Return), dari masing-masing bentuk kekayaan, dan (c)
selera dan preferensi pemilik kekayaan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Boediono,Dr. 2013. Ekonomi Moneter edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis Edisi Kedua. Yogyakarta:

13

Anda mungkin juga menyukai