Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FILSAFAT ILMU EKONOMI

“FILSAFAT YUNANI”

DISUSUN OLEH :
1. NURAZIZAH CHAIRUNNISA (220906501027)
2. NURJANNATI RAJAB (220906500014)
3. NURUL FATIMAH (2200906501024)
4. PUTRI KHOFIFAH ANDI ( 220906500019)
5. NUR KHALIZA M (220906502060)
6. PANGERAN PUTRA ALWI (220906502049)

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD SYAFRI, S.PD.,M.SI.,PH.D


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “FILSAFAT YUNANI” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Filsafat ilmu ekonomi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca nantinya.

MAKASSAR, O2 SEPTEMBER 2022

(PENYUSUN)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Sejarah Filsafat Yunani...................................................................................................................3
2.2 Faktor-faktor lahirnya Filsafat Yunani.........................................................................................3
2.3 Periode Filsafat Yunani...................................................................................................................4
2.3.1 Periode Filsafat Yunani Kuno.................................................................................................4
A. Filsuf-Filsuf Tentang Alam...................................................................................................5
B. Filsuf-filsuf Ilmu pasti dan Metafiska..................................................................................7
C. Filsuf-filsuf Pluralis ( Jamak )..............................................................................................9
D. Filsuf-Filsuf Atomis.................................................................................................................10
2.3.2 Periode Filsafat Yunani Klasik..............................................................................................11
A. Filsuf-Filsuf Yunani Klasik...................................................................................................12
a) Socrates ( 470-399 SM )....................................................................................................................12
b) Plato ( 427 - 347 SM ).......................................................................................................................12
c) Aristoteles ( 384 – 322 SM )..............................................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................15
KESIMPULAN.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pembahasan Pengantar Filsafat sebelumnya telah di ketahui bahwa “Filsafat
itu adalah kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan atau kekasih / sahabat pengetahuan,
jadi karena merupakan kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan atau kekasih, maka
filsafat memiliki hasrat untuk selalu ingin dekat, ingin akrab, ingin mengasihi kearifan /
kebijaksanaan / pengetahuan. Tapi, kearifan / kebijaksanaan / pengetahuan merupakan
sesuatu yang sangat abstrak dan luas. Keabstrakan dan keluasan ini menjadikan hasrat
yang dimiliki filsafat tersebut tak mudah untuk di puaskan sepenuhnya. Ini menyebabkan
filsafat terus menerus melakukan usaha untuk memenuhinya”.1
Dalam mempelajari sejarah filsafat yunani, berarti menyaksikan kelahiran filsafat.
Filsafat lahir diawali dengan adanya para filusuf pertama yang memiliki keraguan atas
mitos-mitos atau dongeng tentang asal muasal segala sesuatu,baik alam semesta maupun
manusia yang tidak bisa di terima oleh akal manusia. Sudah barang tentu kemenangan
akal atas mitos-mitos itu tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba. Kemenangan itu
diperoleh secara berangsur-angsur, berjalan hingga berabad-abad.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-
mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah pola pikir yang mengandalkan mitos-
mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi
tidak dianggap kejadian alam biasa, tapi dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya.
Namun setelah filsafat ditemukan, fenomena tersebut tidak lagi dianggap sebagai
aktivitas dewa melainkan fenomena alam yang terjadi. Dan hal ini terus dikembangkan
oleh manusia melalui filsafat sehingga alam dijadikan obyek penelitian dan pengkajian
sampai dalam bentuk yang paling mutakhir, seperti yang kita kenal sekarang.

1 Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta. Hal. 24
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah Filsafat Yunani?
b. Apa saja Faktor lahir nya Filsafat Yunani?
c. Bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno dan Yunani Klasik?
d. Siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Yunani Kuno dan Yunani Klasik?

1.3 Tujuan Penulisan


e. Mengetahui sejarah Filsafat Yunani
f. Mengetahui apa saja Faktor lahir nya Filsafat Yunani
g. Mengetahui bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno dan Yunani
Klasik
h. Mengetahui siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Yunani Kuno dan Yunani
Klasik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Filsafat Yunani
Masa filsafat Yunani merupakan masa terpenting dalam sejarah peradaban
manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris
yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai kepercayaan bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng, yang berarti suatu kebenaran lewat akal pikir atau logis tidak berlaku, yang
berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos belaka yaitu dongeng-
dongeng.
Pada abad ke-6 Sebelum Masehi mulai berkembang suatu pendekatan yang sama
sekali berlainan. Sejak saat itu orang-orang mulai mencari jawaban rasional tentang
permasalahan yang di tampakkan oleh alam semesta kepada manusia saat itu, dimana saat
itu timbullah sejumlah ahli pikir yang menentang dengan adanya mitos-mitos yang
banyak terjadi. Sejumlah pemikir ini menginginkan semua pertanyaan yang timbul dari
alam semesta ini memiliki jawaban yang dapat di terima oleh akal dan pikiran atau
disebut dengan rasional.
Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan pada suatu kebebasan berpikir ini
telah menyebabkan orang-orang untuk mencoba membuat sebuah konsep yang didasari
dengan kekuatan akal atau pikiran secara murni, tidak lagi mengedepan mitos belaka.
Maka, dari kejadian tersebut timbullah peristiwa ajaib yang dimana- mana buku filsafat
menyebutkan peristiwa tersebut dengan nama “ The Greek Miracle” yang artinya dapat
nantinya dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

2.2 Faktor-faktor lahirnya Filsafat Yunani


Ada beberapa faktor lahirnya filsafat yunani ini, yaitu :2
a. Bangsa yunani yang kaya akan mitos atau dongeng, dimana mitos dianggap
sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
2 Surajiyo, Drs. 2007. Hal. 88

Mitos-mitos atau dongeng tersebut kemudian disusun secara sistematis yang


untuk sementara kelihatan masuk akal atau rasional sehingga muncul mitos yang
selektif dan rasional.
b. Karya sastra yunani yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani,
seperti karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai
kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam jangka
waktu yang cukup lama, karya tersebut dijadikan sebagai semacam buku pedoman
bagi bangsa Yunani.
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah
sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu- ilmu tersebut
dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek
praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif. Di sinilah letak kecerdasan bangsa
Yunani, yang mampu mengolah kembali ilmu pengetahuan dari timur dengan
begitu ilmiah.

2.3 Periode Filsafat Yunani


Periode Yunani menjadi dua periode, yaitu periode Yunani Kuno dan Periode
Yunani Klasik, berikut akan di jelaskan bagaimana perjalanan dari setiap Periode Filsafat
Yunani ini.
2.3.1 Periode Filsafat Yunani Kuno
Periode yunani kuno ini disebut dengan periode filsafat alam, disebut demikian
karena pada periode ini telah ditandai dengan banyaknya muncul para ahli pikir tentang
alam, dimana seluruh arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati pada
keadaan alam sekitarnya. Para pemikir ini membuat sejumlah pernyataan-pernyataan
tentang gejala alam yang bersifat filsafati, yaitu berdasarkan akal pikir dan tidak
berdasarkan pada mitos atau dongeng-dongeng.
Yunani pada masa itu di anggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa
yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai hal-hal yang berbau mitos- mitos. Bangsa
yunani ini juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan

3 Bertens, Dr. K. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanius. Hal 97

pada sikap menerima begitu saja, namun mereka menumbuhkan sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap ini lah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu
pengetahuan modern. Sikap kritis dan tidak mudah untuk menerima ini lah yang
menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
Pemerintahan Yunani Kuno sering di sebut sebagai cikal bakal pemerintahan
demokratis, ini dapat di pahami karena di Negara ini menerapkan kehidupan sosial politik
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Setiap warga negara memiliki otonomi dalam bidang hukum dan memiliki
kemerdekaan ppolitik untuk mengemukakan pendapat.
b. Ada negara-negara bagian yang disebut polis, kondisi polis pada saat itu sangat
kondusif untuk perkembangan intelektual
Filsafat zaman Yunani kuno mencakup zaman Pra Socrates dan zaman keemasan
filsafat. Tokoh-tokoh filosof pada masa itu adalah Thales, Anaximandros, Anaximenes,
Pythagoras, dan Heraklitos. Mereka dikenal dengan filosof alam. Sedangkan masa
keemasan filsafat dimeriahkan oleh tokoh-tokoh seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles.
Tokoh-tokoh filosof pada saat itu dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan
bidang kajiannya masing-masing. Berikut merupakan nama-nama Tokohnya berdasarkan
bidangnya masing-masing :

A. Filsuf-Filsuf Tentang Alam


a) Thales (624 SM-546 SM)
Thales lahir di miletus digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula -
mula berfilsafat. Ia adalah seorang politikus, ahli geometri dan pemikir. Ia juga berjasa
dengan meramalkan secara tepat gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales di anggap
sebagai Filsuf pertama di Yunani. Ia adalah filsuf yang berusaha untuk menemukan asas
atau prinsip alam semesta. Ia tidak tertarik pada mitos tetapi pada pengetahuan mengenai
dunia dan bintang. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat
mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang jaman sekarang. Apa sebenarnya
bahan alam semesta ini? Ia sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana
dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu ? Thales mengambil air sebagai
alam semesta

barang kali karena ia melihat nya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan,
dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air. Menurutnya, prinsip pertama
alam semesta ini adalah air. Semua bermula dari air dan berakhir ke air juga. Tidak ada
kehidupan tanpa ada air. Tidak ada satu makhluk hidup pun bisa bisa hidup tanpa air,
termasuk juga Manusia. Saat ini sejumlah Ilmuwan dalam bidang kedokteran pun
menyebutkan bahwa unsur terbanyak dalam tubuh manusia yaitu air ( di atas dari 80%).
b) Anaximandros (610 SM – 546 SM)
Anaximandros adalah murid dari thales. Dia mencoba menjelaskan bahwa
substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan. Anaximandros mengatakan itu udara.
Udara merupakan sumber segala kehidupan. Dia adalah orang yang berjasa dalam dunia
astronomi dan geografi sebab dia orang pertama yang membuat peta. Anaximandros juga
mencari prinsip terakhir yang dapat memberikan 1`pengertian mengenai kejadian-
kejadian dalam alam semesta. Seperti yang dilakukan gurunya, Anaximandros juga
mencari arkhe ( asas pertama alam semesta ). Pemikirannya dalam memberikan pendapat
tentang arkhe adalah ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat di amati oleh
panca indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat di amati oleh
panca indra, yaitu to apeiron, “ yang tak terbatas”. Alasannya, sesuatu yang fisik pasti
berubah, sedangkan yang berubah pasti bukan arkhe.4
c) Anaximenes (585-528 SM)
Dia adalah murid Anaximandros yang secara substansial pemahamannya tentang
alam tidak berbeda dengan gurunya. Ia berpendapat bahwa prinsip yang merupakan asal-
usul segala sesuatu yaitu udara. Kenapa udara? Karena udara merupakan bahan dasar
yang membentuk semua benda yang ada dalam alam semesta. Jika kumpulan udara
sangat banyak maka ia berubah bentuk menjadi awan atau sesuatu yang dapat dipandang
oleh mata, jika basah maka ia menjadi air hujan, dan jika awan menjadi semakin padat,
maka ia menjadi tanah atau batu atau bahkan badan manusia. Menurutnya jiwa menjamin
kesatuan tubuh kita demikianpun udara meliputi segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak
lain dari udara

4 Muzairi. 2009.Filsafat Umum. Yogjakarta: Teras. Hal. 73


saja yang dipupuk dengan bernafas. Maka dia merupakan yang pertama berpikir persamaan
antara tubuh manusia dan jagat raya.

B. Filsuf-filsuf Ilmu pasti dan Metafiska


a) Pythagoras (570 – 490 SM)
Ilmu sejarah menghadapi banyak kesulitan dalam melukiskan kehidupan dan
ajaran Pythagoras. Pythagoras tidak menulis apa-apa dan begitu juga muridnya. Dalam
abad ke-5 data-data mengenai kehidupan Pythagoras sudah diselubungi dengan berbagai
legenda, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan. Dengan demikian, kita tidak
sanggup menentukan unsur-unsur mana yang termasuk ajaran Pythagoras dan muridnya.
Pythagoras lahir di pulau Samos. Tahun kelahirannya tidak diketahui. Kira-kira
tahun 530 SM ia berpindah ke kota Kroton, Italia Selatan. Tarekat yang didirikan
Pythagoras bersifat religius, bukan politik, seperti yang diperkirakan. Mereka
menghormati dewa Apollo. Kaum pythagorean tidak berfilsafat karena alasan-alasan
ilmiyah saja, melainkan mereka mempraktikkan filsafat sebagai a way of life.
Ajaran pythagoras yang terkenal adalah bilangan atau angka. Ia menyusun oktaf-
oktaf (musik) yang bisa dibaca berdasarkan bilangan (matematik). Menurutnya, nada-
nada dalam musik dikuasai oleh hukum-hukum matematis, sehingga untuk menguasai
nada-nada diperlukan kemampuan memahami angka- angka. Pythagoraslah yang
mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang
teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan dapat tercapai
denngan mengabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti :
a. Terbatas – Tak Terbatas
b. Ganjil – Genap
c. Satu – Banyak
d. Laki-laki – Perempuan
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya, yaitu jumlah dari
luas dua sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2 + b2 =
c2 ).

b) Herakleitos ( 535 – 475 SM )


Heraklitus hidup antara tahun 535-475 SM di Italia Selatan sekawan dengan
Pythagoras dan Xenophanes. Herakleitos membahas mengenai metafisika. Menurutnya,
segala sesuatu yang ada di alam semesta itu mengalir, berubah- rubah. Tidak ada sesuatu
apapun di muka bumi ini yang tinggal mantap tanpa mengalami perubahan.
Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden menei" yang artinya semuanya
mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap. Apa yang menjadi perubahan itu?
Sumber perubahan itu adalah api. Api (panas) adalah lambang perubahan. Api
menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu sementara apinya sendiri
tetap menjadi api.
c) Parmenides ( 540 – 475 SM )
Parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting.. Ia lahir pada
kira kira tahun 450 SM di Elea. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah
filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Parmenides
mengakui adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah- ubah, pengetahuan
indra dan pengetahuan budi, tetapi menurutnya pengetahuan yang bersifat indra itu tidak
dapat di percaya karena banyak orang yang tidak mempercayai kebenaran setelah
mengikuti indranya. Sebab itu yang merupakan realitas adalah bukan yang berubah dan
bergerak serta beralih dan bermacam – macam, melainkan tetap. Ia menantang pendapat
Herakleitos tentang perubahan. Realitas bukanlah menjadi, melainkan ada. Oleh karena
itu, filsafatnya disebut juga “filsafat ada” .
d) Zeno ( 490 – 430 SM )
Menurut Plato ia lahir di Elea pada tahun 490 SM. Ia adalah murid setia
Parmenides yang paling cerdas. Ia membela gurunya dalam perdebatan dengan
Herakleitos. Menurutnya gerak atau perubahan tidak mungkin. Ia mengajukan beberapa
pemikiran penting tentang :
a. Argumentasi melawan gerak ( perubahan)
b. Argumentasi melawan pluralitas
c. Argumentasi melawan ruang
Ia mulai mengemukakan suatu hipotesa, yaitu salah satu anggapan yang dianut
oleh pelawan-pelawan Parmenides. Lalu ia menunjukan dari hipotesa itu

harus ditarik kesimpulan-kesimpulan yang mustahil. Jadi, hipotesa semula tidak benar.
Itu berarti bahwa kebalikannya harus dianggap benar. Menurut metode ini, Zeno
membuktikan bahwa adanya ruang kosong, pluralitas, dan gerak sama-sama mustahil.

C. Filsuf-filsuf Pluralis ( Jamak )5


a) Empedokles ( 490-435 SM )
Empedokles lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh ajaran
kaum Pythagorian, parmenides. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika,
politik, dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi.
Empedokles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya
tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Ia tidak setuju
dengan konsep ruang kosong, akan tetapi ia mempertahankan adanya pluralitas dan
perubahan dari hasil pengamatan panca indra. Ada empat unsur dalam alam semesta
menurutnya, yaitu : api, udara, tanah dan air. Dia menyebut unsur-unsur tersebut dengan
sebutan “akar-akar”. Setiap benda berasal dari empat unsur tersebut. Komposisi unsur-
unsur yang berbeda tentu menghasilkan benda-benda yang berbeda pula.
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini,
yaitu Cinta dan Benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan atau persatuan, sedangkan
Benci mengatur ke arah perceraian atau perpisahan. Kedua unsur tersebut dapat meresap
kemana saja. Proses penggabungan dan perceraian ini terjadi terus menerus, tiada henti-
hentinya. Sementara itu, manusia pun di samping terdiri dari empat unsur ( api, udara,
tanah dan air ) juga mengenal ke empat unsur tersebut. Hal ini disebabkan oleh teori
pengenalan yang dikemukakan oleh Empedokles bahwa yang sama mengenal yang sama.
b) Anaxagoras ( 500-428 )
Anaxagoras lahir di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di athena selama
30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di athena, dimana
di kemudian hari athena inilah yang menjadi pusat utama perkembangan filsafat yunani
sampai abad ke-2 SM. Anaxagoras tidak setuju

5 Tafsir, Ahmad. 2009. Filsafat Umum: Akal dan hati Sejak Thales sampai capra.
Jakarta. Hal. 88

dengan pendapat Empedokles, menurutnya unsur-unsur itu jumlahnya pasti lebih dari
empat, melainkan tidak terhingga dan masing-masing unsur bercampur baur satu sama
lain.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak
dapat dibagi-bagi, yaitu Atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari matei sehingga
tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga. Anaxagoras mengemukakan
pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedokles tentang cinta
dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan perceraian, maka anaxagoras
mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus yang
berarti roh atau rasi, tidak bercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda.
Nus mengenal dan menguasai segala sesuatu.

D. Filsuf-Filsuf Atomis6

a) Leukippos
Leukippos hidup di awal pertengahan abad ke-5 SM, Ia adalah filsuf pertama
yang mengembangkan teori atomisme, selain mengajukan teori mengenai atom leukippos
pun mengajukan pendapat mengenai kejadian-kejadian dalam alam semesta. Dia menulis
“Nothing happens at random (maten), but everything frrom reason (ek logou) and by
necessity”. Pernyataan ini adalah prinsip dasar pertama dalam logika, yaitu the principle
of sufficient reason.
b) Democritus ( 460 – 370 SM )
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di yunani utara. Democritus merupakan
murid dari Leukippos, Ia menyempurnakan dan mensistematisasikan pemikiran
Leukippos gurunya. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan
kekayaan nya itu ia pergi ke mesir dan negeri-negeri timur lainnya. Dari karya-karyanya
ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam masalah, seperti
kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, etnik, musik, puisi dan lain-lainya.
Oleh karena itu, ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.

6 Muzairi, 2009, Filsafat Umum, Yogjakarta: Teras Hal. 99

Democritus melangkah lebih maju dari gurunya dengan menjelaskan bentuk dan
hubungan antar atom-atom. Atom-atom membentuk materi-materi. Materi-materi yang
padat di bentuk oleh atom-atom yang padat, sebaliknya benda yang lembut dibentuk dari
atom-atom yang lebih halus lagi. Atom-atom ini tidak dijadikan dan tidak dapat
dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurut pendapatnya, atom-atom itu
selalu bergerak, berarti ada ruang kosong. Satu atom hanya dapat bergerak dan
menduduki satu tempat. Maka, ia berpendapat bahwa realitas itu ada dua,yaitu atom itu
sendiri (yang penuh) dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).

2.3.2 Periode Filsafat Yunani Klasik


Periode Yunani klasik ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena
pada periode ini lah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-
ide atau pendapatnya. Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan
kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat orang terhadap filsafat.
Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah sofisme. Penamaan aliran
sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai. Keberadaan sofisme ini
dengan keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama
memparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga keberadaan
sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban athena. Ajaran para sofis
sangat berbeda dari ajaran para filsuf sebelumnya. Mereka tidak tertarik pada filsafat
alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai filsafat-filsafat sebelumnya terlalu
mengawang-awang. Mereka mengkritik filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih
tertarik pada hal-hal yang lebih konkret seperti makna hidup manusia, moral, norma, dan
politik. Hal-hal inilah yang dianggap perlu diajarkan pada generasi muda dan
dikembangkan untuk kelangsungan Negara.
Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran sofisme ini terdapat perbedaan,
yaitu ada yang menganggap aliran sofisme ini sebagai aliran yang merusak dunia filsafat.
Juga sebaliknya ada yang menganggap bahwa aliran sofisme ini mengajarkan kepada
orang agar kita dapat berpikir kritis. Aspek positif dari adanya aliran sofisme ini akan
mempengaruhi terhadap kebudayaan yunani, yaitu revolusi intelektual, dan mengangkat
manusia sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya adalah membawa pengaruh
yang tidak baik terhadap kebudayaan yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan
moral) dihancurkan. Kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan
kebenaran karena sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.

A. Filsuf-Filsuf Yunani Klasik


Hal terpenting dengan munculnya sofisme ini adalah mempunyai peran yang
sangat penting dalam rangka menyiapkan kelahiran pemikiran filsafat yunani klasik yang
di plopori oleh beberapa orang filsuf nya, antara lain adalah :
a) Socrates ( 470-399 SM )
Ia adalah anak dari seorang pemahat sophroniccos, dan ibunya bernama
phairnarete, yang pekerjaannya adalah seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang
dikenal sebagai seorang yang galak dan keras. Ia berasal dari keluarga yang kaya dengan
mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit athena. Ia terkenal
sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik, maka ia
lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya membawa ia
dalam kemiskinan.
Filsafat Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan
bahwa yang paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan,
melainkan kesehatan jiwa. Prasyarat utama dalam hidup manusia adalah jiwa yang sehat.
Jiwa manusia harus sehat terlebih dahulu agar tujuan- tujuan hidup yang lainnya dapat di
raih. Akhirnya adalah socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidi manusia
secara keseluruhan, yaitu dengan mengharfai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang
keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak
nilai yang di hasilkan.
b) Plato ( 427 - 347 SM )
Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah
terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya
lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan,
kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Plato mengembangkan

pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam


matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia
kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada
(menjadi, "becoming"). Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347
SM.
Plato adalah salah satu dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad ke-
4 SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh era filsafat maupun para pemikir
selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang juga menjadi
perhatian Plato dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit banyak, setelah masa
filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya ke wilayah relijius dengan gagasannya
tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagai pendorong gerak untuk mencari hakikat dari
kehidupan. Dalam buku Mohammad Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia digambarkan
sebagai orang paling bijak yang pernah dilahirkan sejak era Phytagoras dan sebelum
Aristoteles dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang diyakin oleh mereka yang mengenal
benar pikiran Plato. Salah satunya yang kontroversial dan mengundang pertanyaan
banyak orang dan para arkeolog adalah hipotesis metaforisnya tentang Atlantis sebagai
Benua Yang Tenggelam, yang konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak
benua “Nesos” atau “Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal.
c) Aristoteles ( 384 – 322 SM )
Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara, Ayahnya seorang dokter pribadi di raja
Macedonia Amyntas. Ketika umur 17 tahun Ia dikirim ke Athena untuk belajar ke Plato
pada sekolah Akademi. Pada akhirnya Aristoteles mendirikan sekolah yang diberi nama
Peripatacici bermakna berjalan-jalan. Sistem pengajaran yang diberikan sambil jalan-
jalan di taman. Aristoteles disebut dengan aliran realis, karena mendasarkan
pemikirannya pada pengalaman kemudian memberikan uraian mendasar mengenai data-
data pengalaman. Karya aristoteles dapat dibagi atas 8 bagian, mengenai logika, filsafat
alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, retorika, dan poetika. Ia
juga mengembangkan ilmu tentang penalaran (logika), yang dalam hal ini disebutnya
dengan nama analytika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pada premis yang

benar, dan dialektika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pikir pada hal-hal yang
bersifat tidak pasti (hipotesis).

Berikut ini akan di uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles, antara lain
adalah :
a. Ajaran tentang Logika
b. Ajaran tentang silogisme
c. Ajaran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
d. Ajaran tentang aktus dan potensia
e. Ajaran tentang pengenalan
f. Ajaran tentang etika
g. Ajaran tentang Negara
BAB III
KESIMPULAN

a. Masa filsafat Yunani merupakan masa terpenting dalam sejarah peradaban manusia.
Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu
pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
b. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya filsafat adalah :
• Bangsa yunani yang kaya akan mitos atau dongeng, dimana mitos dianggap
sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
• Karya sastra yunani yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, seperti karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea
mempunyai kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani.
• Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil.
c. Periode Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada
periode ini lah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-
ide atau pendapatnya. Disisi yang lain periode yunani kuno ini disebut juga dengan
periode filsafat alam, disebut demikian karena pada periode ini telah ditandai dengan
banyaknya muncul para ahli pikir tentang alam, dimana seluruh arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati pada keadaan alam sekitarnya.
d. Filsuf pada periode Yunani Kuno adalah : Thales, Anaximandros, Anaximenes,
Phytagoras, Herakleitos, Parmenides, Zeno, Empedokles,
Anaxagoras, Leukippos, Democritus
e. Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu
ditandainya dengan semakin besarnya minat orang terhadap filsafat. Aliran yang
mengawali periode yunani klasik ini adalah sofisme.
f. Filsuf pada periode Yunani Klasik adalah sebagai berikut : Socrates, Plato,
Aristoteles

DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta

Bertens, Dr. K. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanius.

Tafsir,ahmad.2009.filsafat umum: akal dan hati sejak thales sampai capra. Jakarta
Asmoro Achmadi, 2012, Filsafat Umum, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Ihsan, Fuad, 2010, Filsafat Ilmu, Jakarta: Rineka Cipta

Juhaya S Praja, 2003, Aliran-Aliran Filsafat & Etika, Jakarta: Kencana


Muzairi, 2009, Filsafat Umum, Yogjakarta: Teras

Anda mungkin juga menyukai