Anda di halaman 1dari 16

Ekonomi Makro

Nama : Herlina Agustin

Kelas : A3 Manajemen

NPM : 194013859

BAB 1 Pendahuluan
Ekonomi Makro Dalam Kerangka Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi biasa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: ekonomi deskripstif
(descriptive economics), teori ekonomi (economic theory) dan ekonomi terapan (applied
economics). Ekonomi deskriptif mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan
mengenai sesuatu masalah ekonomi. Teori ekonomi tugas utamanya menyusun model analisa
ekonomi untuk menerangkan secara umum perilaku sistem perekonomian.
Akhirnya, yang dilakukan terapan ialah menggunakan hasil-hasil pemikiran yang
terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan
oleh ekonomi deskriptif.
Dalam model-model analisa ekonomi, termasuk juga model-model analisa ekonomi
makro, dapat dibedakan tiga macam persamaan:
1. Persamaan definisi, sering pula disebut kesamaan atau identity.
2. Persamaan perilaku atau behavioral equation
3. Persamaan syarat kuilibrium atau equilibrium condtions equation.

BAB 2 Pasar Komoditi dan Kurva Is


A. Variabel-variabel Ekonomi Agregatif dalam pasar Komoditif
Beberapa macam struktur perekonomian, yaitu: perekonomian tertutup sederhana,
perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal, perekonomian terbuka tanpa kebijakan fiskal
dan perekonomian terbuka dengan kebijakan fiskal. Untuk masing-masing bentuk struktur
perekonomian tersebut, variabel-variabel kegiatan ekonomi agregatif yang tercakup dalam
model analisis berbeda-beda. Dibawah ini diikthisarkan variabel ekonomi agregatif yang
relevan bagi analisasi ekonomi makro untuk masing-masing struktur perekonomian tersebut:

a) Perekonomian Tertutup Sederhana


Variabel-variabel kegiatan ekonomi agregatif yang diperhatikan ialah: C, S,I dan Y
Dimana:
C = pengeluaran konsumsi
I = pengeluaran investasi
S = saving atau penabungan
Y = pendapatan nasional
b) Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Fiskal
Variabel-variabel kegiatan agregatif yang diperhatikan ialah: C,S,I,Y,T x, G dan T r
Dimana :
T x = taxes atau pajak
G = pengeluaran pemerintah
T x = transfer pemerintah
c) Perekonomian Terbuka Tanpa Kebijakan Fiskal
Variabel-variabel kegiatan agregatif yang diperhatikan ialah: C, S, I, Y, X, dan Z Dimana
:
X = ekspor
Z = impor
d) Perekonomian Terbuka dengan Kebijakan Fiskal
Variabel-variabel kegiatan agregatif yang diperhatikan ialah: C, S, I, Y, X, Z, T x , G dan
T

B. Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi


Fungsi Konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai
persamaan linear sebagai berikut.
C=a+bY
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:
- nilai a = harus positif
- nilai b = harus positif

Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous
consumptio(nk onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.

Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

a = (APC – MPC) Y
Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC), artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-
rata. APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan
nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y).
Bila ditulis dengan rumus adalah:

Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point
(BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah
tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk
konsumsi, yang dapat dirumuskan:
Y = C atau S = 0
C : fungsi konsumsi
S : fungsi tabungan
C. Menurunkan Kurva Is
a. Fungsi Konsumsi (dalam milyar rupiah):

C = 0,6Y + 40

b. Fungsi Pengeluaran Investasi (dalam milyar rupiah):

I = -4r + 80

Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS


perekonomian dapat kita temukan.

Menggunakan rumus I

Y =C+I

Y = 0,6Y + 40 – 4r + 80

0,4 Y = 120 – 4r

Y = 300 – 10r

Menggunakan rumus II

BAB 3 Pasar Uang dan Kurva LM


A. Permintaan uang
Permintaan uang menurut John Maynard Keynes adalah sejumlah uang yang diminta
masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan juga untuk spekulasi di dalam
sebuah perekonomian. Ada 3 motif yang mempengaruhi tingkat permintaan uang,
diantaranya yaitu :
a) Motif Transksi ( Transaction Motive )
b) Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
c) Motif Spekulasi ( Speculative Motive)
Dikarenakan adanya tiga motif inilah yang menyebabkan timbulnya tiga macam
demand terhadap permintaan uang. Diantaranya yaitu :
a) Demand untuk Transaksi
b) Demand untuk Keperluan Berjaga-Jaga
c) Demand untuk Keperluan Spekulasi
1. Motif Transaksi ( Transaction Motive )
Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara
reguler terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan
transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y) ), artinya semakin
besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga
mengalami peningkatan demikian sebaliknya.

2. Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )


Selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk
keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Menurut Keynes jumlah uang
yang dipegang unutk berjaga-jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk berjaga-jaga
di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas adapat disimpulkan dengan persamaan
sbb ( MDb = f(Y) ).

3. .Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )


Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah
mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan
uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat
berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang
mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga,
dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah ( MDs =
f(i)).

B. Penawaran Uang
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk
mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang
merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia). Yang dimaksud dengan
penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan jumlah
uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya
uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah
khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku
bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum
dan masyarakat domestic.

C. Menurunkan Kurva LM
Tingkat harga sangat mempengaruhi terjadinya Pergeseran pada Kurva LM. Misalnya adalah
sbb:
 Adanya perubahan dalam parameter h dan k melalui perubahan slope kurva LM. Jika k
naik maka kurva LM akan bergeser ke kiri (begitupun sebaliknya). Jika h naik maka
kurva LM akan bergeser ke kanan begitupun sebaliknya.
 Adanya perubahan permintaan uang untuk spekulasi otonom (LO). Jika Lo meningkat
dan yang lain tetap, kurva LM akan
bergeer ke kanan dan begitupun
ebaliknya.
 Adanya perubahan penawaran uang, jika
penawaran uang meningkat maka kurva
LM akan bergeer ke kanan dan begitupun
sebaliknya.
 Selain itu peningkatan jumlah uang juga
akan menggeser kurva LM kebawah. Hal
ini dikarenakan karena keseimbangan di
pasar uang bahwa disaaat tingkat
penawaran uang rill tertentu, terjadinya
peningkatan pendapatan ( yang meningkatkan permintaan terhadap uang) dan yang
akan menjadikan peningktan terhadap suku bunga.

BAB 4 Ekuilibrium dalam Analisis IS-LM


A. Pasar Komoditi dan Pasar Uang
Gambar ini terdiri dari 8 kuadran, dua diantaranya bertumpang tindih. Empat kuadran
dari kuadran barat laut atas, kuadran timur laut atas, kuadran barat daya atas dan kuadran
tenggara atas merupakan pasar barang dengan semua unsur-unsurnya. Empat kuadran
disebelah bawah kanan terdiri dari kuadran barat laut bawah, kuadran timur laut bawah,
kuadran barat daya bawah dan kuadran tenggara bawah merupakan pasar uang dengan semua
unsur-unsurnya. Kuadran tenggara atas pasar barang bertumpang tindih dengan kuadran barat
laut bawah pasar uang.

 Pasar Komoditi (Empat Kuadran Kiri Atas )


1. Kuadran Timur Laut : Fungsi Saving: S=S (Y)
2. Barat Laut : Garis Pertolongan Ekulibrium pasar komoditi. Garis ini membentuk
sudut 45o dan ditandai dengan tanda I=I
3. Kuadran Barat Daya : Fungsi Permintaan Investasi, I= I(r)
4. Kuadran Tenggara : Fungsi IS, Y= Y(r)
Fungsi IS ini diturunkan dai fungsi saving dan fungsi permintaan investasi
diketahui, melalui garis pertolongan I=I. Pada gambar, garis terputus-putus yang
membentuk segiemapt melalui empat kuadran pasar komoditi menunjukkan bagaimana
titik-titik yang membentuk kurva IS  pada kuadran tenggara diturunkan
 Pasar Uang (Empat Kuadran Kanan Bawah)
1. Timur Laut : Fungsi Permintaan uang untuk spekulasi: L2 = L2 (r)
2. Tenggara : Garis penawaran uang MM. Jarak OM menunjukkan jumlah uang
beredar dalam suatu perekonomian. Dari titik M kalau ditarik sebuah garis lurus
dengan membentuk sudut 45o mengarah sumbu yang berhadapan, maka terbentuk
garis penawaran uang MM
3. Barat Daya : Fungsi Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga L1 =L1(Y)
4. Barat Laut : Fungsi LM : Y= Y(r).
Fungsi LM ini diturunkan melalui fungsi L1, Fungsi L2 dan MM yang
diketahui. Pada gambar, garis terputus-putus yang membentuk segi empat melalui
keempat kuadran pasar uang, menunjukkan bagaimana titik-titik yang membentuk
kurva LM  pada kuadran barat laut pasar uang terbentuk.

B. Keseimbangan Umum dan Keseimbangan Semu


Kurva IS merupakan kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional
pada berbagai kemungkinan tingkat bunga di mana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar
komoditi.
Kurva LM di lin pihak merupakan kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan
nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga di mana dipenuhi syarat ekuilibriumnya
pasar uang.

Pada umumnya kurva IS mempunyai lereng yang negatif sedangkan kurva LM


mempunyai lereng yang positif. Ini berarti bahwa pada umumnya tingkat pendapatan
nasional yang memenuhi syarat ekuilibriumnya baik pada pasar komoditi maupun pasar uang
hanya terletak pada satu titik. Yaitu pada titik potong kurva IS dengan kurva LM. Keadaan
perekonomian dimana terprnuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi dan juga terpenuhinya
syarat ekuilibriumnya pasar uang
dalam model analisis IS-LM dikatakan berada dalam keseimbangan umum atau general
equilibrium dan titik potongnya kita sebut titik ekuilibrium IS-LM.

C. Nilai-nilai Variabel Endogen dalam keseimbangan Umum


Secara singkat dibawah ini ditunjukkan nilai-nilai ekuilibrium variabel-variabel ekonomi
endogen tersebut :

OY* = Pendapatan-pendapatan nasional ekuilibrium


Or* = tingkat bunga ekuilibrium
OI* = pengeluaran investasi ekuilibrium
OS* = penabungan ekuilibrium, OS* besarnya sama dengan OI*
OL1* = jumlah uang yang beredar dalam perekonomian yang dipakai oleh
masyarakatuntuk kebutuhan transaksi dan berjaga-jaga
OL2* =jumlah uang yang beredar dalam perekonomian yang dipegang oleh
paraspekulan untuk usaha spekulasinya.

BAB 5 Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter dalam Model Analisis IS-
LM
A. Kebijakan Ekspansi dan Kebijakan Kontraksi

 Kebijakan Ekspansi (expansionary policy).


Kebijakan ini bertujuan untuk memperbesar kegiatan perekonomian. Diharapkan lewat
kebijakan ini akan terjadi peningkatan permintaan agregat, pendapatan riil, dan sekaligus
dapat mengurangi jumlah pengangguran. Pada umumnya, kebijakan ini diambil saat
perekonomian sedang menghadapi banyak pengangguran dan kapasitas produksi nasional
belum optimal.

 Kebijakan Kontraksi (contractionary policy).


Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan kegiatan perekonomian. Diharapkan lewat
kebijakan ini akan terjadi penurunan permintaan agregat, pendapatan riil, dan sekaligus
menurunkan laju inflasi dan defisit neraca pembayaran. Pada umumnya, kebijakan ini
diambil saat perekonomian sedang dalam keadaan over-employment. Keadaan di mana
permintaan agregatif melebihi besarnya kapasitas produksi nasional. Kondisi ini ditandai
dengan terjadinya inflasi yang tinggi atau defisitnya neraca pembayaran secara terus
menerus.

B. Bekerjanya Kebijakan Moneter


C. Bekerjanya Kebijakan Fiskal

BAB 6 Analsis IS-LM untuk perekonomian terbuka


A. Neraca Pembayaran yang Seimbang
Adalah neraca pembayaran yang menggambarkan transaksi debet sama dengan transaksi
kredit.

B. Konsep Dasar Analisis IS-LM Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran
Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai sintesis Klasik-Keynesian, atau sintesis
Neo Klasik-Keynesian.
Teori Klasik yg digunakan adalah keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai kondisi
keseimbangan (market ekuilibrium). Teori Keynes yg digunakan adalah fungsi uang sebagai
alat transaksi dan spekulasi. Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral dan seperti
pandangan Klasik dan pasar akan tetap mampu mencapai keseimbangan.

C. Konsep Dasar Analisis IS-LM Prinsip umum.


Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar barang-jasa dan pasar uangmodal
secara simultan berada dalam keseimbangan (I = S dan L = M). Secara grafis hal ini tercapai
ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM (IS = LM) Karena alat analisisnya sangat
sederhana, kurva IS- LM sampai saat ini merupakan alat analisis kebijakan ekonomi makro
yg penting.

D. ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM


Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama dengan
penawaran.
1. Fungsi uang adalah sebagai alat transaksi & spekulasi, MD = Mt + Msp MD = total
permintaan uang, Mt = motif transaksi, Msp = Motif spekulasi. Permintaan uang
selanjutnya dinotasikan L. Penawaran uang (jumlah uang beredar) dinotasikan M.
2. Berlaku Hukum Walras: Jika dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar dan
sebanyak n-1 pasar telah mencapai keseimbangan, maka pasar ke n pastilah telah
mencapai keseimbangan. Artinya jika pasar barang jasa dan pasar uangmodal telah
berada dalam keseimbangan, maka pasar TK juga telah mencapai keseimbangan.
3. Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Pengeluaran Agregat AE = C + I + G,
misal sektor pemerintah sementara diabaikan dulu maka AE = C + I. Perekonomian
tertutup menyebabkan total penghasilan (total produksi) yang tidak dikonsumsi, ditabung
di dalam negeri Y = C + S.
4. Model IS-LM merupakan model komparatif statis, artinya mengabaikan dimensi
perubahan dari waktu ke waktu. Sehingga analisis yg dilakukan adalah perubahan dari
satu kondisi keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.

BAB 7 Indonesia dalam era Pembangunan : Sebuah contoh penerapan


analisis pemula IS-LM
1. Asumsi Dan Kegunaan
Pada prinsipnya model IS-LM adalah, merupakan pengembangan dari model silang Keynes
tentang penentuan pendapatan nasional. Model IS-LM tersebut dikemikakan pertama kalinya
oleh Sir John R Hicks (1937) dan kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Alvin Hansen
(1949). Oleh karena itu, model IS-LM sering juga disebut model Hick-Hansen. Model IS-LM
ini memiliki beberapa asumsi sebagai berikut.
 perekonomian hanya terdiri atas dua sektor yaitu sektor rill dan sektor moneter. Dengan
perkataan lain model IS-LM menekankan interaksi pada pasar barang dan pasar uang.
Untuk perekonomian terbuka asumsi ini dengan sendiri akan dimodifikasi.
 tingkat bunga memainkan peranan yang penting baik dipasar barang maupun dipasar
uang. Dengan perkataan lain tingkat bunga disini merupakan faktor penghubung antara
pasar barang dan pasar uang.
 pengeluaran konsumsi bergantung pada pendapatan disposable.
 permintaan investasi bergantung pada tingkat bunga dan pendapatan.
 pengeluaran pemerintah bersifat eksogen.
 tingkat harga diasumsikan ditentukan secara eksogen.

2. Pasar Barang : Kurva IS-LM


Adapun yang dimaksud dengan pasar barang adalah pasar untuk barang-barang dari jasa-
¬jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan kurva IS adalah kurva yang menggambarkan
berbagai titik kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatannya (Y), dimana
pasar barang berada pada keseimbangan. Singkatnya, kurva IS adalah kurva yang
menggambarkan keseimbangan dipasar barang

3. Penurunan Kurva IS
Didalam model Keynes sederhana tentang pasar barang dan jasa, keseimbangan pasar
akan terjadi apabila dipenuhi dua syarat sebagai berikut:
 Penawaran agregat barang-barang dan jasa (Y) = permintaan agregat akan barang-barang
dan jasa (AD) atau Y = C + I + G.
 Tabungan ditambah pajak = investasi ditambah pengeluaran pemerintah atau S + T = I +
G

4. Kurva LM Hipotetik Perekonomian Indonesia


Dalam bentuknya yang standar kurva LM mempunyai bagian yang inelastik sempurna
yang biasa disebut daerah Klasik dan kemudian disusul dengan bagian yang elastisitas
tingkat bunganya lebih besar daripada nol akan tetapi lebih kecil daripada tidak terhingga,
yaitu bagian yang biasa disebut intermediate range atau daerah tengah dan akhirnya bagian
dengan elastisitas tingkat bunga yang besarnya tidak terhingga yang biasa disebut daerah
jerat likuiditas atau liquidity trap range.

BAB 8 Permintaan Agregatif


A. Pengertian Permintaan Agregat
Permintaan Agregat adalah hubungan antara jumlah output diminta dan tingkat harga
agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa yang orang ingin beli pada tiap tingkat harga
tertentu. Ingat Teori Kuantitas Uang (MV=PY), di mana M adalah jumlah uang beredar, V
adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Tidak realistis,
namun asumsi yang memudahkan yaitu perputaran uang adalah konstan. Juga, ketika
memahami persamaan ini, ingat persamaan kuantitas dapat ditulis ulang dalam istilah
penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil : M/P = (M/P)d = kY, di mana k =
1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang untuk tiap dolar
pendapatan.

Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan
permintaan dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output. Asumsi perputaran
konstan sebanding dengan asumsi permintaan konstan akan keseimbangan uang riil per unit
output.

B. Kurva Permintaan Agregat


Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga P
dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar
M tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah
tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang
diminta Y. Empat komponen PDB (Y) berkontribusi pada permintaan agregat untuk barang
dan jasa.

Y = C + I + G + NX
Keterangan :
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pemerintah
NX = Ekspor bersih

BAB 9 Penawaran Agreratif


A. Pengertian Penawaran Agregat
Penawaran agregat (aggregate supply) merupakan penawaran barang atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam kegiatan perekonomian suatu negara.
Penawaran agregat juga dikenal sebagai output total, keseluruhan penawaran barang dan
jasa yang diproduksi pada tingkat harga tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Besaran
penawaran agregat dapat ditampilkan dengan kurva penawaran agregat yang menunjukkan
hubungan antara tingkat harga dan kuantitas output yang dihasilkan perusahaan-perusahaan.
Biasanya, hubungan antara penawaran agregat dengan tingkat harga bersifat positif.

B. Kurva Penawaran Agregat


Kurva penawaran agregat dapat menunjukkan hubungan antara tingkat harga barang dan
jasa di suatu negara dengan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan di negara
tersebut. Bentuk kurvanya memanjang dari kiri bawah ke kanan atas jika jangka waktunya
pendek (short run) dan memanjang dari bawah ke atas secara vertikal atau nyaris vertikal
jika jangka waktunya panjang (long run).

BAB 10 Ekuilibrium umum dalam model analisis permintaan penawaran


agregatif
A. Permintaan-Penawaran agregat dalam pandangan klasik
Model klasik didasarkan pada asumsi bahwa perekonomian beroperasi ibarat sebuah
mekanisme yang dapat melakukan pengaturan, penyesuain, atau koreksi secara otomatis
(self-regulating,self –adjusting, atau self- correcting), cenderung bergerak menuju kepada
keseimbangan pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level). Mengenai
factor yang mempengaruhi permintaan agregat (AD) menurut pandangan kaum klasik secara
actual hanyalah faktor jumlah uang beredar (money supply). Perubahan di dalam permintaan
agregat.

B. Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran Agregat


1. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
Efek dari pergeseran ke luar (outward shift) di dalam kurva AD yang disebabkan
antara lain oleh kenaikan didalam jumlah uang beredar (Ms), kenaikan di dalam
pengeluaran pemerintah (G), kenaikan di dalam ekspor netto (Xn), penurunan di dalam
pajak (T), atau kenaikan di dalam kemauan dari konsumen dan dunia bisnis untuk
membelanjakan karena mereka menjadi lebih optimistic (C,I). di tunjukkan oleh gambar
7.6.

2. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat


Tidak hanya pergeseran di dalam kurva AD yang dapat menjadi sumber fluktuasi di
dalam output agregat (siklus bisnis), tetapi juga bisa terjadi karena pergeseran di dalam
kurva penawaran agregat. Kurva penawaran agregat dapat bergeser karena factor-faktor
yang mempengaruhi biaya pruduksi, sebagai berikut :

 Kekuatan Pasar Tenaga Kerja


Ketika output agregat berada di atas tingkat output natural rate (Y > Yn), maka
kurva penawaran agregat (SRAS) akan bergeser ke dalam atau ke kiri ; ketika output
agregat berada di bawah tingkat output alamiah (Y<Yn), maka kurva SRAS akan
bergeser ke luar atau ke kanan.

 Tingkat Harga yang Diharapkan


Perubahan di dalam tingkat harga yang di harapkan (expected price level) akan
menyebabkan kurva SRAS bergeser ke kanan tau ke kiri ; semakin besar kenaikan
yang diharapkan di dalam tingkat harga (yaitu semakin tinggi tingkat harga yang di
harapkan), maka semakin besar pergeseran ke dalam dari kurva SRAS tersebut.

 Dorongan upah
Keberhasilan para pekerja untuk mendorong upah (wages push) naik juga akan
menyebabkan kurva SRAS bergeser ke dalam (inward shift) atau ke kiri.
 Perubahan dalam biaya produksi yang tidak terkait dengan upah
Suatu guncangan penawaran yang negatip (negative supply shock) yang menaikan
biaya produksi akan mendorong kurva SRAS bergeser ke dalam atau ke kiri,
sementara suatu guncangan penawaran yang positip (positive supply shock) yang
menurunkan biaya produksi akan menggeser kurva SRAS ke luar.
BAB 11 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
Kerangka strategis kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral banyak dipengaruhi
oleh keyakinan bank sentral yang bersangkutan terhadap suatu proses tertentu mengenai
bagaimana kebijakan moneter berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Proses yang
dimaksud dikenal dengan sebutan mekanisme transmisi kebijakan moneter. Secara spesifik,
Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah “the process
through which monetary policy decisions are transmitted into changes in real GDP and
inflation”.
Mekanisme transimisi moneter dimulai sejak otoritas moneter atau bank sentral bertindak
menggunakan instrumen moneter kebijakan moneternya sampai terlihat pengaruhnya terhadap
aktivitas perekonomian, baik secara langsung maupun bertahap. Berikut gambar mekanisme
transmisi kebijakan moneter dalam black box.

Mengingat kompleksitasnya, dalam teori ekonomi moneter, mekanisme transmisi kebijakan


moneter sering disebut “black box” (Mishkin, 1995), karena transmisi dimaksud banyak

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :


a. Perubahan perilaku bank sentral, perbankan, dan para pelaku ekonomi dalam berbagai
aktivitas ekonomi dan keuangannya
b. Lamanya tenggat waktu (time lag) sejak tindakan otoritas moneter sampai pada akhir
tercapai
c. Terjadinya perubahan pada saluran-saluran transmisi moneter itu sendiri sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan keuangan di negara yang bersangkutan.
Jalur moneter yang bersifat langsung ini dianggap tidak dapat menjelaskan pengaruh faktor-
faktor selain uang terhadap inflasi, seperti suku bunga, nilai tukar, harga aset, kredit, dan
ekspektasi. Dalam perkembangan selanjutnya, selain jalur moneter langsung (direct monetary
channel), mekanisme transmisi pada umumnya juga dapat terjadi melalui lima jalur lainnya,
yaitu interest rate channel (jalur suku bunga), exchange rate channel (jalur nilai tukar), assets
price channel (jalur harga aset), credit channel (jalur kredit), dan expectation channel (jalur
ekspektasi).

BAB 12 Pengeluaran Konsumsi


A. Pengertian Pengeluaran Konsumsi
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran Konsumsi merupakan komponen
utama dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena itu perhatian utama perlu
dipusatkan pada analisis faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi.

B. Fungsi konsumsi menurut Keynes


1. Fungsi Konsumsi Keynes : C=Co +cYd
Dimana
o § Co > 0. à Co adalah Konsumsi subsidi (The Otonom Consumption) yaitu
sejumlah konsumsi yang diterima oleh konsumen apabila pendapatan mereka tidak
ada, atau Y = 0.
o § Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
o Yd = Y – Tx + Tr
o § Tx adalah Pajak dan Tr adalah Subsidi atau transfer
2. Rata-rata konsumsi ( APC = Average Propensity to Consume) adalah ratio antara jumlah
konsumsi terhadap pendapatan, APC=C/Y.
3. Kecenderungan tambahan mengkonsumsi (MPC = c = DC/DY =Marginal Propensity to
Consume) adalah sejumlah perubahan konsumsi sebagai akibat dari berubahnya tingkat
pendapatan.
4. Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi adalah lebih besar dari pada kecenderungan
mengkonsumsi marjinal atau APC > MPC
5. APC tidak boleh konstan jika C0 adalah tidak nol. Jika Co = 0 maka fungsi konsumsi
akan mengurangi ”absolut income hypothesis ” dimana konsumsi sebanding dengan
pendapatan. Dan hal ini tidak konsisten dengan Keynes.

BAB 13 Pengeluaran Investasi


A. Pengertian Investasi
Investasi mempunyai pengertian secara umum adalah suatu usaha penanaman modal atau
sejumlah uang pada suatu perusahaan atau proyek tertentu. Berinvestasi memiliki tujuan
yang sudah sangat jelas yaitu untuk mendapatkan suatu keuntungan. Selain itu terdapat
berbagai pertimbangan serta faktor yang mempengaruhi apakah investasi itu berhasil atau
tidak.

Investasi sendiri adalah suatu istilah yang kuat kaitannya dengan bidang ekonomi dan
keuangan. Berinvestasi juga sering disebut sebagai penanaman sebuah modal, karena
berinvestasi berguna untuk dapat menambah penghasilan seseorang maupun suatu
perusahaan. Berinvestasi juga tak lepas dari resiko-resiko yang harus ditanggung para
investor.

B. Tujuan Investasi
1. Untuk mendapatkan sebuah pendapatan yang tetap dalam setiap periode, yaitu antara
lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain sebagainya.
2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk suatu kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
3. Untuk mengontrol atau mengendalikan suatu perusahaan lain, melalui pemilikan
sebagian ekuitas suatu perusahaan tersebut.
4. Untuk menjamin tersedianya sebuah bahan baku dan untuk mendapatkan pasar untuk
produk yang dihasilkan.
5. Untuk mengurangi persaingan di antara sebuah perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

BAB 14 Beberapa Teori Inflasi


Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan
a. Inflasi Permintaan
Inflasi permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan di mana
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang
tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.

b. Inflasi Penawaran
Inflasi disebabkan kenaikan permintaan total yang disertai dengan turunnya
penawaran. Sehingga harga menjadi lebih tinggi. Misalnya, menjelang hari raya
permintaan masyarakat terhadap barang meningkat.

c. Inflasi Campuran
Inflasi campuran merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan
kenaikan penawaran. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, hal ini
mengakibatkan factor produksi dan penyediaan barang menjadi turun.

Anda mungkin juga menyukai