Kelas : A3 Manajemen
NPM : 194013859
BAB 1 Pendahuluan
Ekonomi Makro Dalam Kerangka Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi biasa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: ekonomi deskripstif
(descriptive economics), teori ekonomi (economic theory) dan ekonomi terapan (applied
economics). Ekonomi deskriptif mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan
mengenai sesuatu masalah ekonomi. Teori ekonomi tugas utamanya menyusun model analisa
ekonomi untuk menerangkan secara umum perilaku sistem perekonomian.
Akhirnya, yang dilakukan terapan ialah menggunakan hasil-hasil pemikiran yang
terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan
oleh ekonomi deskriptif.
Dalam model-model analisa ekonomi, termasuk juga model-model analisa ekonomi
makro, dapat dibedakan tiga macam persamaan:
1. Persamaan definisi, sering pula disebut kesamaan atau identity.
2. Persamaan perilaku atau behavioral equation
3. Persamaan syarat kuilibrium atau equilibrium condtions equation.
Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous
consumptio(nk onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.
a = (APC – MPC) Y
Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC), artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-
rata. APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan
nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y).
Bila ditulis dengan rumus adalah:
Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point
(BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah
tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk
konsumsi, yang dapat dirumuskan:
Y = C atau S = 0
C : fungsi konsumsi
S : fungsi tabungan
C. Menurunkan Kurva Is
a. Fungsi Konsumsi (dalam milyar rupiah):
C = 0,6Y + 40
I = -4r + 80
Menggunakan rumus I
Y =C+I
Y = 0,6Y + 40 – 4r + 80
0,4 Y = 120 – 4r
Y = 300 – 10r
Menggunakan rumus II
B. Penawaran Uang
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk
mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang
merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia). Yang dimaksud dengan
penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan jumlah
uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya
uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah
khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku
bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum
dan masyarakat domestic.
C. Menurunkan Kurva LM
Tingkat harga sangat mempengaruhi terjadinya Pergeseran pada Kurva LM. Misalnya adalah
sbb:
Adanya perubahan dalam parameter h dan k melalui perubahan slope kurva LM. Jika k
naik maka kurva LM akan bergeser ke kiri (begitupun sebaliknya). Jika h naik maka
kurva LM akan bergeser ke kanan begitupun sebaliknya.
Adanya perubahan permintaan uang untuk spekulasi otonom (LO). Jika Lo meningkat
dan yang lain tetap, kurva LM akan
bergeer ke kanan dan begitupun
ebaliknya.
Adanya perubahan penawaran uang, jika
penawaran uang meningkat maka kurva
LM akan bergeer ke kanan dan begitupun
sebaliknya.
Selain itu peningkatan jumlah uang juga
akan menggeser kurva LM kebawah. Hal
ini dikarenakan karena keseimbangan di
pasar uang bahwa disaaat tingkat
penawaran uang rill tertentu, terjadinya
peningkatan pendapatan ( yang meningkatkan permintaan terhadap uang) dan yang
akan menjadikan peningktan terhadap suku bunga.
BAB 5 Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter dalam Model Analisis IS-
LM
A. Kebijakan Ekspansi dan Kebijakan Kontraksi
B. Konsep Dasar Analisis IS-LM Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran
Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai sintesis Klasik-Keynesian, atau sintesis
Neo Klasik-Keynesian.
Teori Klasik yg digunakan adalah keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai kondisi
keseimbangan (market ekuilibrium). Teori Keynes yg digunakan adalah fungsi uang sebagai
alat transaksi dan spekulasi. Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral dan seperti
pandangan Klasik dan pasar akan tetap mampu mencapai keseimbangan.
3. Penurunan Kurva IS
Didalam model Keynes sederhana tentang pasar barang dan jasa, keseimbangan pasar
akan terjadi apabila dipenuhi dua syarat sebagai berikut:
Penawaran agregat barang-barang dan jasa (Y) = permintaan agregat akan barang-barang
dan jasa (AD) atau Y = C + I + G.
Tabungan ditambah pajak = investasi ditambah pengeluaran pemerintah atau S + T = I +
G
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan
permintaan dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output. Asumsi perputaran
konstan sebanding dengan asumsi permintaan konstan akan keseimbangan uang riil per unit
output.
Y = C + I + G + NX
Keterangan :
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pemerintah
NX = Ekspor bersih
Dorongan upah
Keberhasilan para pekerja untuk mendorong upah (wages push) naik juga akan
menyebabkan kurva SRAS bergeser ke dalam (inward shift) atau ke kiri.
Perubahan dalam biaya produksi yang tidak terkait dengan upah
Suatu guncangan penawaran yang negatip (negative supply shock) yang menaikan
biaya produksi akan mendorong kurva SRAS bergeser ke dalam atau ke kiri,
sementara suatu guncangan penawaran yang positip (positive supply shock) yang
menurunkan biaya produksi akan menggeser kurva SRAS ke luar.
BAB 11 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
Kerangka strategis kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral banyak dipengaruhi
oleh keyakinan bank sentral yang bersangkutan terhadap suatu proses tertentu mengenai
bagaimana kebijakan moneter berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Proses yang
dimaksud dikenal dengan sebutan mekanisme transmisi kebijakan moneter. Secara spesifik,
Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah “the process
through which monetary policy decisions are transmitted into changes in real GDP and
inflation”.
Mekanisme transimisi moneter dimulai sejak otoritas moneter atau bank sentral bertindak
menggunakan instrumen moneter kebijakan moneternya sampai terlihat pengaruhnya terhadap
aktivitas perekonomian, baik secara langsung maupun bertahap. Berikut gambar mekanisme
transmisi kebijakan moneter dalam black box.
Investasi sendiri adalah suatu istilah yang kuat kaitannya dengan bidang ekonomi dan
keuangan. Berinvestasi juga sering disebut sebagai penanaman sebuah modal, karena
berinvestasi berguna untuk dapat menambah penghasilan seseorang maupun suatu
perusahaan. Berinvestasi juga tak lepas dari resiko-resiko yang harus ditanggung para
investor.
B. Tujuan Investasi
1. Untuk mendapatkan sebuah pendapatan yang tetap dalam setiap periode, yaitu antara
lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain sebagainya.
2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk suatu kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
3. Untuk mengontrol atau mengendalikan suatu perusahaan lain, melalui pemilikan
sebagian ekuitas suatu perusahaan tersebut.
4. Untuk menjamin tersedianya sebuah bahan baku dan untuk mendapatkan pasar untuk
produk yang dihasilkan.
5. Untuk mengurangi persaingan di antara sebuah perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
b. Inflasi Penawaran
Inflasi disebabkan kenaikan permintaan total yang disertai dengan turunnya
penawaran. Sehingga harga menjadi lebih tinggi. Misalnya, menjelang hari raya
permintaan masyarakat terhadap barang meningkat.
c. Inflasi Campuran
Inflasi campuran merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan
kenaikan penawaran. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, hal ini
mengakibatkan factor produksi dan penyediaan barang menjadi turun.