Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dalam rangka menyelesaikan
tugas Teori Ekonomi Makro l di semester 2 ini.
Tak lupa pula saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampuh mata kuliah Teori Ekonomi Makro l, yaitu Bapak Korneles Sangur, S.pd, M.si
karena berkat materi yang telah disampaikan beliau, saya bisa memahami konsep materi ini
dan bisa menulisnya dalam bentuk makalah yang kiranya dapat berguna di kemudian hari.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai bahan evaluasi atas pembelajaran mengenai
“Keseimbangan di pasar barang dan pasar uang” yang telah disampaikan sebelumnya oleh
dosen pengampuh mata kuliah ini.
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca yang ingin mempelajari tentang
pasar barang dan pasar uang beserta keseimbangannya. Namun, saya menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, saya menyampaikan
permohonan maaf dan saya membuka kritik dan saran agar bisa diperbaiki di kemudian hari.
Pokok masalah yang akan dituangkan dalam penulisan ini adalah mengenai pasar barang dan
pasar uang serta bagaimana keseimbangan yang terjadi di dalamnya. Dalam menganalisis
pasar barang, digunakan suatu pemodelan yaitu kurva IS (Investment Saving) yang merupakan
hubungan antara tingkat pendapatan secara agregat dengan suku bunga. Ketika keduanya
dihubungkan tentu akan saling memengaruhi satu dengan yang lainnya. Kurva IS ini dapat
diturunkan melalui dua metode, yaitu dengan menggunakan perpotongan Keynessian yang
merupakan cara paling akurat, dan selanjutnya menggunakan cara empat kuadran yang
nantinya akan dilihat hubungan antara komponen satu dengan yang lainnya seperti hubungan
antara kenaikan tingkat investasi dengan kenaikan tingkat tabungan dan lain-lain.
Pasar barang dapat dikatakan seimbang apabila penawaran sama dengan permintaan atau
dengan kata lain pendapatan sama dengan pengeluaran.
Pasar uang yang menggunakan pemodelan kurva LM (Liquidity Money) juga menjelaskan
hubungan antar tingkat pendapatan dan suku bunga. Bukan hanya menyatakan hubungan
antara tingkat pendapatan dengan suku bunga saja, tapi juga hubungan antara tingkat
pendapatan dengan permintaan uang riil yang akan mengubah keseimbangan suku bunga di
pasar uang.
Keseimbangan di pasar uang tercapai ketika permintaan uang riil (demand for real balance)
sama dengan penawarannya. Yang dimaksud dengan permintaan uang riil adalah jumlah uang
yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk kegiatan transaksi dan kegiatan spekulatif.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga serta tingkat pendapatan yang muncul di
pasar barang dan jasa. Untuk mengembangkan hubungan ini, digunakan permodelan
perpotongan Keynessian (Keynessian Cross) untuk mengetahui perkembangan hubungan
antara keduanya. Model ini adalah interprestasi paling mudah dari teori pendapatan nasional
Keynes dan merupakan kerangka untuk model IS-LM yang lebih kompleks dan relistis.
Untuk menjelaskan hubungan antara tingkat pendapatan dan suku bunga, diperlukan kurva IS
yang berasal dari perpotongan Keynessian. Di dalam perpotongan Keynessian, terdapat dua
komponen yaitu Actual Expenditure (AE) dan Planned Expenditure (PE). Actual Expenditure
atau pengeluaran aktual adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh rumah tangga, perusahaan,
ataupun pemerintah, yang sama dengan Gross Domestic Product (GDP). Planned Expenditure
atau pengeluaran yang direncanakan adalah jumlah uang yang akan dikeluarkan oleh rumah
tangga, perusahaan, ataupun pemerintah atas barang dan jasa.
Keduanya perlu dibedakan karena perusahaan mungkin terlibat dalam investasi persediaan
yang tidak direncanakan karena penjualannya tidak memenuhi harapan. Ketika perusahaan
menjual lebih sedikit produk dari yang direncanakan, maka stok persediaan mereka otomatis
meningkat; sebaliknya, ketika perusahaan menjual bahanyang tidak direncanakan lebih
banyak dari yang direncanakan, stok persediaan mereka turun. Karena perubahan yang tidak
direncankan dalam persediaan ini diperhitungkan sebagai investasi yang dikeluarkan
perusahaan maka pengeluaran aktual bisa di atas atau dibawah pengeluaran yang
direncanakan.
E=C ( Y −T ) + I+ G
Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat, maka semakin tinggi pula pengeluaran
yang direncanakan
Konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan pajak. Apabila tingkat pendapatan
tetap dan pajak tinggi, maka konsumsi akan rendah. Sebaliknya, jika tingkat
pendapatan tetap dan pajak rendah, maka konsumsi akan tinggi. Jadi, hubungan antara
konsumsi dengan tingkat pajak adalah berbanding terbalik
Ketika nilai investasi tinggi juga akan memengaruhi pengeluaran yang direncanakan
yaitu akan turut meningkat
Pengeluaran pemerintah yang tinggi akan menambah jumlah pengeluaran yang
direncanakan.
Daerah yang berada di atas titik keseimbangan (a) yaitu ketika pengeluaran aktual
lebih besar dari pengeluaran yang direncanakan. Perusahaan akan mengurangi produk
dan mengakumulasi persediaan. Akumulasi persediaan ini akan mendorong
perusahaan mengurangi produksi.
Pada titik keseimbangan, pengeluaran aktual mempunyai besar yang sama dengan
pengeluaran yang direncanakan
Daerah yang berada di bawah titik keseimbangan (b), yaitu ketika pengeluaran aktual
lebih kecil dari pengeluaran yang direncanakan. Perusahaan akan mengurangi
persediaannya. Penurunan persediaan ini akan mendorong perusahaan meningkatkan
produksi