Anda di halaman 1dari 8

NAMA: ALYAH RAMADHANI

NIM: A011221088

MID TEST MAKRO EKONOMI II

1. John Maynard Keynes adalah seorang ekonom yang terkenal dengan pandangannya mengenai depresi
ekonomi pada tahun 1930. Keynes berpendapat bahwa depresi ekonomi terjadi karena kurangnya
permintaan agregat dalam perekonomian. Pandangan Keynes dikaitkan dengan apa yang dikenal sebagai
“teori permintaan defisit” atau “Keynesianisme”.

Menurut Keynes, ada beberapa alasan penurunan permintaan agregat selama depresi besar tahun
1930-an yaitu:
1. Mengurangi belanja konsumen
2. Investasi rendah
3. Penurunan ekspor

Keynes berpendapat bahwa pemerintah harus melakukan intervensi dalam perekonomian untuk
mengatasi resesi. Untuk meningkatkan permintaan agregat, pemerintah dapat mengambil langkah-
langkah seperti:

1. Melaksanakan proyek infrastruktur besar untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong investasi.
2. Mengurangi pajak untuk meningkatkan belanja konsumen dan investasi swasta.
3. Meningkatkan belanja publik dalam bentuk program sosial, pendidikan atau kesehatan.
4. Menurunkan suku bunga untuk merangsang pemberian pinjaman dan investasi swasta.

Analisis permintaan agregat dalam kerangka Keynesian berupaya memahami bagaimana permintaan
agregat suatu perekonomian (konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto) dapat
mempengaruhi tingkat produksi dan lapangan kerja. Ketika permintaan agregat meningkat, hal ini dapat
meningkatkan tingkat produksi dan mengurangi pengangguran.

2.

 Kurva AD dan AS dalam pandangan klasik

Dalam pandangan klasik mengatakan bahwa pasar akan mencapai kseimbangan penuh dalam jangka
pendek. Dalam hal ini kurva AD klasik berbentuk vertikal yang barti keseimbangan ekonomi dicapai pada
tingkat output penuh tanpa aa pengaruh dari faktor lain seperti kekurangan permintaan agregat. Dan
kurva AS klasik berbentuk horizontal berarti penurunan permintaan tidak akan mempngaruhi tingkat
output perekonomian.
Selama depresi ekonomi pandangan klasik menyatakan bahwa penurunan permintaan agregat akan
menybabkan penurunan harga dan upahdan percaya bahwa pasar akan secara otomati mencapai
keseimbangan penuh

 Kurva AD dan AS dalam pandangan Keynesian

Keynes berpendapat bahwa kurva AD berbentuk menurun karena menunjukkan penurunan permintan
akan menyebabkan penurunan output (Y) dan tingkat harga (P). Dan kurva AS pada pandangan keynes
berbentuk horisontal atau mendatar menunjukkan bahwa dalam jangkaa pende, peningkatan
perimintaan dapat meningkatkan utput tanpa penongkatan harga.

Keynes mengatakan bahwa intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatasi kekuranga perintaan
agregat dn mendorong pemulihan ekonomi

3. Keynesian cross itu untuk menunjukkan bagaimana rencana pengeluaran rumah tangga, Perusahaan
dan pemerintah menentukan pendapatan.

E=C+I+G

PE = C (Y-T) + I + G

 Ekonomi akan mencapai ekuilibrium apabila besarnya actual expenditure = expected


expenditure / AE = PE
 Dalam hal ini Jika keseimbangan Ekonomi belum tercapai, maka perusahaan akan melakukan
perubahan Inventory (mengurangi atau menambah) akibatnya, Terjadi perubahan pada tingkat
produksi
 Peningkatan produksi yang didorong oleh perusahaan meningkatkan Jumlah tenaga kerga,
pendapatan serta GDP.
4. Dalam teori New Keynesian, kurva IS secara umum didasarkan pada persamaan investasi yang
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Dalam model ini, kurva IS menunjukkan hubungan antara tingkat
suku bunga dan tingkat pendapatan nasional yang adil.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = C(Y-T) + I(r) + G

Di mana:

Y = pendapatan nasional atau output

C = fungsi konsumsi

T = pajak

I = investasi yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga

r = tingkat suku bunga nominal

G= pengeluaran pemerintah

Dalam grafik, kurva IS menunjukkan hubungan negatif antara tingkat suku bunga dan pendapatan
nasional. Artinya, semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional. Kebijakan fiskal dapat memengaruhi kurva IS dengan mempengaruhi parameter C
dan G.

Kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah (G) atau penurunan pajak (T) dapat meningkatkan
tingkat pendapatan nasional pada setiap tingkat suku bunga. Dalam hal ini, kurva IS akan bergeser ke
kanan, menunjukkan bahwa untuk setiap tingkat suku bunga, tingkat pendapatan nasional lebih tinggi.
Namun, pengaruh kebijakan fiskal pada kurva IS tergantung pada sifat turunan fungsi konsumsi C dan
tingkat pengangguran.

Jika turunan fungsi konsumsi C lebih besar, maka kebijakan fiskal akan memiliki dampak yang lebih besar
pada pendapatan nasional dan kurva IS akan lebih curam. Sebaliknya, jika tingkat pengangguran lebih
tinggi, konsumen cenderung lebih hemat, mengakibatkan turunan fungsi konsumsi yang lebih kecil dan
kurva IS yang lebih landai. Dalam grafik, kebijakan fiskal yang berdampak pada peningkatan pengeluaran
pemerintah atau penurunan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan.

5. Dalam pendekatan loanable fund, kurva IS dapat diturunkan dengan memprtimbangkan hubugan
antara penawaran dana pinjaman dan permintaan dana pinjaman. Kombinasi titik titik pada kurva IS
menunjuan permintaan dana pinjaman sama dengan enawaran dana pinjaman pada tingkat suku bunga
tertentu. Persamaan dasar dalam pendekatan loanable fund ini adalah:

Dimana:

S=I

S = Penawarn dana pinjaman I = Permintaan dana pinjaman

Untuk menghubungkan dengan kurva, kita perlu melibatkan tingkat pendapatan nasional dengan
persamaan berikut:

S (Y) = I (r)

Dimana,

S(Y) = Penawaran dana pinjaman yang bergantung pada tingkat pendapatan nasional

Dan

I (r) = Permintaan dana yang dipinjam yang bergantung pada tingkat suku bunga

Berikut adalah kurva IS dalam pendekatan loanable fund:

Dalam grafik di atas, sumbu horizontal mengukur jumlah dan permintaan uang, dan sumbu vertikal
untuk tingkat bunga5. Asumsi Money Supply adalah tetap, hal ini ditunjukkan dengan kurva vertikalnya,
sedangkan kurva money demand mempunyai slope negatif. Jika jumlah uang beredar tetap (dengan
anggapan Money Supply ditentukan oleh Pemerintah), maka permintaan uang akan menentukan tingkat
bunga. Dari sisi permintaan, Keynes menganggap ada 2 faktor penting yaitu tingkat pendapatan dan
harga. Peningkatan pendapatan, dengan asumsi faktor lain tetap, akan menaikkan likuiditas uang yang
dibutuhkan masyarakat sehingga kurva permintaan uang bergeser ke kanan. Dan tingkat bunga
meningkat. Pengaruh harga muncul karena orang ingin memegang sejumlah uang riil. Jika harga barang
di pasar naik secara umum, maka dalam rangka mempertahankan uang riil yang dipegang sama dengan
sebelumnya, permintaan terhadap uang nominal naik. Ini berarti apabila ekspektasi inflasi naik, kurva
permintaan bergeser ke kanan yang mengakibatkan tingkat bunga akan naik.

6. Kurva atau fungsi LM adalah kurva atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat-tingkat
pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan tingkat bunga yang memenuhi syarat
ekuilibriumnya pasar uang. Syarat ekuilibrium pada pasar uang adalah terpenuhinya kesamaan antara
permintaan uang agregat dan penawaran uang agregat.
Equilibrium LM : Ms = L(Y,r)

 Ms = Penawaran uang agregat


 L = Permintaan uang agregat
 Y = Pendapatan
 r = Suku bunga

Jika terjadi kenaikan pendapatan maka permintaan akan uang akan meningkat sehingga untuk
menghasilkan equilibrium adalah menaikkan suku bunga agar masyarakat lebih tertarik untuk menabung
dibandingkan menghabiskan uangnya, jika terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat maka bisa
menyebabkan inflasi yang dimana harga barang menjadi mahal.

7. a. Kurva IS datar (flat) dan kurva LM curam (steep):

kurva IS datar karena investasi lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga, perubahan dalam suku
bunga tidak akan memiliki dampak yang signifikan pada tingkat output. Dan apabila perubahan
permintaan uang akibat perubahan pendapatan (k) semakin besar, dan perubahan permintaan uang
akibat perubahan suku bunga (h) semakin rendah maka kurva LM semakin curam. Dan jika kurva LM
curam, ini menunjukkan bahwa perubahan dalam tingkat output akan memiliki dampak yang signifikan
pada suku bunga. ketika menghadapi situasi seperti ini, otoritas moneter akan memiliki peran yang lebih
dominan dalam mengatur kebijakan ekonomi.

b. Kurva IS curam (steep) dan kurva LM datar (flat):

semakin kecil multiplier dan semakin kurang sensitif pengeluaran investasi terhadap perubahan suku
bunga, kurva IS akan semakin curam. Ini menunjukkan bahwa perubahan dalam tingkat suku bunga akan
memiliki dampak yang signifikan pada tingkat output. Dan kurva LM datar, ini berarti perubahan dalam
tingkat output tidak akan memiliki dampak yang signifikan pada suku bunga. Menurut Keynesian karena
kurva IS curam dan kurva LM landai maka kebijakan fiskal relatif lebih efektif karena pertambahan
pendapatan nasional cukup besar dan kenaikan suku bunga relatif kecil. Dalam hal ini, kebijakan fiskal
akan lebih efektif daripada kebijakan moneter dalam mempengaruhi tingkat output.

c. Kedua kurva IS dan LM curam (steep):

Jika kedua bentuk kurva IS dan LM curam, ini menunjukkan bahwa perubahan dalam tingkat suku bunga
akan memiliki dampak yang signifikan pada tingkat output dan sebaliknya, perubahan dalam tingkat
output juga akan memiliki dampak yang signifikan pada suku bunga. Dalam situasi seperti ini, baik
kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal akan memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi
tingkat output.

d. Kedua kurva IS dan LM datar (flat):

Jika kedua bentuk kurva ini berbentuk datar, maka perubahan dalam tingkat suku bunga tidak memiliki
dampak terhadap tingkat output dan begitu juga sebaliknya, tingkat output tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat suku bunga.Dalam hal ini berarti kurangnya kemampuan kebijkan dan fiskal untuk
membantu pertumbuhan ekonomi karena kebijakan fiskal dan moneter yang mengatur suku bunga dan
pengeluaran pemerintah dan pajak tidak efektif dalam mempengaruhi tingkat output.

8. a. Persamaan kurva IS, LM dan kurva AD

 Persamaan Kurva IS:

Y=C+I+G

Y = (a + b(Y - T)) + (c - dr) + G

Y = a + bY - bT + c - dr + G

Y - bY = a - bT + c - dr + G

(1 - b)Y = a - bT + c - dr + G

Y = (a - bT + c - dr + G) / (1 - b)

Ini adalah persamaan kurva IS, yang menggambarkan hubungan antara pendapatan (Y) dan tingkat suku
bunga (T) dalam perekonomian.

 Persamaan Kurva LM:

Persamaan kurva LM dapat diturunkan dari persamaan permintaan uang (M/P) dengan
menggabungkannya dengan persamaan pendapatan (Y):

M/P = e(Y - T) - fr

Ini adalah persamaan kurva LM, yang menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga (T) dan
pendapatan (Y) dalam perekonomian.

 Kurva AD:

Kurva AD adalah gabungan dari kurva IS dan kurva LM. Ini menggambarkan hubungan antara tingkat
pendapatan (Y) dan tingkat harga (P) dalam perekonomian. Kurva AD dapat ditemukan dengan mengatur
persamaan IS dan LM secara bersama-sama dan memperhatikan tingkat harga (P):

Y = (a - bT + c - dr + G) / (1 - b)
M/P = e(Y - T) - fr Dalam kurva AD, tingkat harga (P) akan menyesuaikan diri sehingga permintaan uang
(M/P) sama dengan pendapatan (Y).

b. Untuk menentukan government spending multiplier, kita dapat menggunakan persamaan kurva IS
yang telah diturunkan sebelumnya:

Y = (a - bT + c - dr + G) / (1 - b)

Untuk menentukan kenaikan Y sebagai akibat dari peningkatan G sebesar 1%, kita dapat mengalikan
perubahan G dengan government spending multiplier (b):

ΔY = b*ΔG

Misalnya, jika government spending multiplier (b) adalah 0,8, maka peningkatan 1% dalam pengeluaran
pemerintah (ΔG = 0,01*G) akan menghasilkan peningkatan pendapatan (ΔY). Dalam hal ini jika G
meningkat sebesar 1%, kenaikan pendapatan (Y) akan sebesar 0,008 kali nilai peningkatan G.

c. Untuk menentukan tax multiplier, kita dapat menggunakan persamaan kurva IS yang telah
diturunkan sebelumnya:

Y = (a - bT + c - dr + G) / (1 - b)

Untuk menentukan efek perubahan T terhadap Y, kita dapat mengalikan perubahan T dengan tax
multiplier (b):

ΔY = -b*ΔT

Misalnya, jika tax multiplier (b) adalah 0,5, penurunan 1% dalam pajak (ΔT = -0,01*T) akan menghasilkan
perubahan pendapatan (ΔY). Dalam hal ini, jika T diturunkan sebesar 1%, perubahan pendapatan (Y)
akan sebesar 0,005 kali nilai penurunan T.

9. Untuk menurunkan persamaan AD (Aggregate Demand), kita perlu menggabungkan persamaan IS dan
LM.

Pertama, mari kita perluas persamaan IS:

Y = (a + c - bT - dr + G)/(1 - b)

Selanjutnya, substitusikan nilai r dari persamaan LM ke persamaan IS:

r = (e/f)Y - (1/f)(M/P)

Y = (a + c - bT - d((e/f)Y - (1/f)(M/P)) + G)/(1 - b)

dapat menyederhanakan persamaan ini dengan mengumpulkan suku-suku yang mengandung Y di satu
sisi:

Y - (a + c - bT) = - d((e/f)Y - (1/f)(M/P)) + G

Y - a - c + bT = - d(e/f)Y + (d/f)(M/P) - G
Y + d(e/f)Y = a + c - bT + (d/f)(M/P) - G

(Y + d(e/f)Y) = (a + c - bT + (d/f)(M/P) - G)

Kita dapat menggabungkan suku-suku yang mengandung Y:

(1 + d(e/f))Y = a + c - bT + (d/f)(M/P) - G

Akhirnya, kita dapat menulis persamaan AD (Aggregate Demand):

AD = Y = (a + c - bT + (d/f)(M/P) - G)/(1 + d(e/f))

Jadi, persamaan AD adalah:

Y = (a + c - bT + (d/f)(M/P) - G)/(1 + d(e/f))

Anda mungkin juga menyukai