Anda di halaman 1dari 8

TEORI EKONOMI MAKRO

DAMPAK PERUBAHAN KURVA AD-AS


TERHADAP PEREKONOMIAN

DISUSUN OLEH :

Vania Amanda (21012010041)


M. Idris Ariyanto (21012010042)
Ariek Nur Indiarti (21012010174)
Ferel Hamonangan Marpaung (21012010185)
Jemima Angella Setyana (21012010187)
Amelia Ayu Wardhani (21012010334)
Dewi Susanti (21012010374)
Shafira Salsabilla Kemala Putri (21012010376)
Adia Hilar Hilabi (21012010380)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA
TIMUR
2021
A. Penentu kurva AD dan kurva AS
Permintaan agregat (Aggregate Demand, AD) adalah hubungan antara jumlah
output yang diminta dan tingkat harga agregat atau kurva permintaan agregat menyatakan
jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga.
Penawaran agregat (Aggregate Supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga.
Kirva AD
Kurva permintaan agregat pada dasarnya melambangkan jumlah dari seluruh barang
dannjasa yang diminta dalam suatu perekonomian pada tiap tingkat harga. Artinya, jika hal
lain tetap sama, penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung
meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta. Kurva AD dapat didefinisikan suatu
fungsi (kurva) yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian. Dari definisi tersebut, dapat
dengan jelas dipahami perbedaan arti konsep pengeluaran agregat dan permintaan agregat.
Pengeluaran agregat berlaku pada harga tetap, sedangkan permintaan agregat berlaku pada
barga yang berubah.
Sifat Utama Kurva AD
Kurva AD merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-bawah.
Artinya, semakin rendah tingkat barga, semakin basar permintaan agregat yang wujud
dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ke bawah ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang diterangkan di bawah ini.
1. Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga.
Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap.
Tingkat gaji dan upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat
harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin
rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata
lain, nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila tingkat harga
semakin rendah
2. Tingkat Harga, Suku Bunga dan Investasi.
Pada umumnya terdapat perkaitan yang cukup rapat di antara perubahan tingkat harga
dengan suku bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah,
suku bunga cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi,
suku bunga cenderung akan menjadi semakin tinggi. Pemilik modal akan berusaha
untuk memperoleh suku bunga riil yang tetap besarnya dan ini dilakukan dengan
menuntut suku bunga nominal yang lebih tinggi pada waktu inflasi yang semakin
cepat, Terdapat perkaitan yang rapat pula di antara suku bunga dengan investasi, yaitu
semakin tinggi suku bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi.
Kemerosotan investasi menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan
demikian kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan berikut: (a) harga naik
menyebabkan suku bunga naik, (b) suku bunga naik menyebabkan investasi turun,
dan (c) investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional riil merosot.
3. Tingkat Harga, Ekspor dan Impor Berbagai negara.
Terutama negara-negara yang telah maju sektor industrinya, akan mengeluarkan
barang yang sama jenisnya. Indonesia dan Thailand dapat memproduksi sepatu,
pakaian dan mobil. Oleh karena itu tingkat harga akan menjadi salah satu faktor
penting yang menentukan ekspor dan impor sesuatu negara. Secara umum dapat
dikatakan: (a) apabila barang-barang dalam suatu negars adalah relatif lebih murah,
ekspor akan meningkat, dan impor berkurang, dan sebaliknya
Kirva AS
Kurva penawaran agregat menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa
(pendapatan nasional) yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai
produsen. Artinya, dalam periode satu atau dua tahun, naiknya tingkat harga keseluruhan
dalam perekonomian cenderung menaikkan jumlah penawaran barang dan jasa dan
penurunan tingkat harga cenderung mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa.
Ciri-ciri Kurva AS
1. Pada ketika tingkat pengangguran masih tinggi kurva penawaran agregat relatif
landau. Maksudnya penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan
perusahaan pada harga yang relatif tetap karena tingkat pengangguran barang modal
belum mencapai kapasitasnya yang optimum dan berupa masih relatif tetap dan ini
dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
2. Dari titik B hingga titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan kerja
penuh kurva as bertambah tingkat kenaikan nya sebabnya adalah pengangguran sudah
meng semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum
3. Sesudah yang tingkat kesempatan kerja bentuk usaha Penug keadaannya semakin
tegak.

B. Cara Terbentuknya Kurva AD dan Kurva AS


Cara Terbentuknya Kurva AD
Grafik AD dapat ditunjukkan dengan dua hal yaitu :

1. Efek kenaikan harga ke atas keseimbangan pendapatan nasional


2. Mewujudkan kurva permintaan agregat.

Hal –hal yang menentukankurva kurva AD adalah :

1. Efek kenaikan harga kepada pendapatan riil


2. Kenaikan harga kepada suku bunga

Pada dasarnya kenaikan harga menyebabkan nilai riil pengeluaran agregat merosot dan
menurunkan pendapatan nasional riil pada keseimbangan.
Kurva AD dibentuk berdasarkan perubahan keseimbangan dalam bagian. Dimisalkan pada
mulanya tingkat harga adalah (P0) dan pengeluaran agregat pada tingkat harga ini adalah AE(P0).
Demikian keseimbangan dicapai (E0) dan pendapatan nasional (Y0).Kenaikan harga (P0) menjadi (P1)
menyebabkan pengerluaran agregat riil merosot dari AE(P0) menjadi AE(P1). Perubahan ini
menyebabkan keseimbangan baru dicapai di E1 dan pendapatan nasional pada keseimbangan
merosot menjadi Y1.

Dari perubahan diatas dapat ditunjukkan cara untuk membentuk kurva AD, sesuai gambar
P0 adalah di titik E0 dan pendapatan nasional adalah Y0.Titik A pada gambar (b) menunjukkan
keadaan keseimbangan yang asal ini, yaitu pada harga P0 pendapatan nasional Y0. Kenaikan Harga
dari P0 menjadi P1 memndahkan keseimbangan E1 dan pendapatan nasional Y1. Dalam bagian (b)
titik B menunjukan keadaan keseimbangan yang baru ini, yaitu tingkat harga adalah P1 dna
pendapatan nasional Y1. Dengan menarik garis melalui titik A dan B akan terbentuk

Cara Terbentuknya Kurva AS


Kurva penawaran agregat (AS) dapat terbentuk ketika tingkat pengangguran masih
tingii, kurva penawaran agregat AS relative landau. Maksudnya, penambahan produksi
nasional dapat dilakukan perusahaan perusahaan pada harga yang relative tetap karena (a)
tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum, dan (b) upah
masih relative tetap. tahap ini dicaai pada bagian AB dari kurva AS.
Kurva penawaran agregat (AS) pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan di
antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (atau pendapatan
nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu
perekonomian.
Bentuknya yang melengkung ke atas berarti: semakin tinggi tingkat harga umum, semakin
banyak output.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi bentuk kurva AS

1. Pasaran tenaga kerja dan kurva penawaran agregat


Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah yang diterima
para pekerja. Upah yang semakin tinggi ini akan menaikkan biaya produksi. Maka,
untuk tetap memperoleh keuntungan dan dapat meneruskan operasinya, penawaran
agregat dalam ekonomi hanya akan ditingkatkan oleh perusahaan perusahaan apabila
tingkat harga semakin tinggi.
Dengan kata lain: semakin tinggi tingkat harga, semakin banyak pendapatan
nasional riil yang ditawarkan perusahaan dalam perekonomian.

2. Tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah


Terdapat satu hubungan negative diantara kenaikan tingkat upah dengan
tingkat pengangguran. Pada ketika tingkat pengangguran tinggi, tingkat kenaikan
upah adalah rendah dan apabila tingkat pengangguran rendah, persentasi kenaikan
tingkat upah meningkat.
Dalam analisis makroekonomi selalu diperkenalkan kurva Philips, yaitu suatu
kurva yang menerangkan ciri perhubungan berikut:
a. Perhubungan di antara tingkat kenaikan upah dan tingkat pengangguran
b. Perhubungan di antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran

C. Terbentuknya Keseimbangan Perekonomian dengan Model AD-AS


Dalam bagian ini terlebih dahulu akan diterangklan bagaimana perekonomian akan
mencapai keseimbangan dalam pendekatan analisis AD-AS. Sesudah itu akan diterangkan
beberapakemungkinan yang menyebabkan perubahan dalam keseimbangan AD-AS.
Beberapa penulis menamakan keseimbangan AD-AS sebagai keseimbangan
makroekonomi. Dinamakan demikian karna analisis ini telah memasuki unsur perubahan
harga dalam analisis keseimbanganya, yaitu analisis ini lebih lengkap daripada analisis
keseimbangan pendapatan nasional.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kurva AD dan AS berpotingan di titik E, yang
berarti permintaan agregat adalah sama dengan penawaran agregat pendapatan nasional riil
sebanyak Ye dan tingkat harga pada Pe- titik E menggambarkan keseimbangan yang akan
dicapai dalam perekonomian oleh karena itu perusahaan-perusahaan tidak akan menambah
yang atau mengurangi output yang diproduksikan dan kegiatan ekonomi telah mencapai
keadaanyang stabil. Dalam keaadan ini keseimbangan makroekonomi telah tercapai.
Untuk membuktikan bahwa titik E adalah keseimbangan yang akan menentukan tingkat
harga, pendapatan nasional rill dan kesempatan kerja, perlu diperhatikan keadaan yang akan
berlaku apabila tingkat harga yang tinggi atau lebih rendah daripada Pe-.
Apabila tingkat harga adalah P0, penawaran agregat adalah Y1 sedangkan permintaan
agregat adalah Y3. Berarti terdapat kelebihan penawaran sebanyak AB. Kelebihan penawaran.

Agregat ini menimbulkan keadaan deflasi (penurunan harga) dan tingkat harga
merosot sehingga kelebihan penawaran tidak wujud lagi yaitu di Pe. Sebaliknya, apabila
tingka harga P1 akan berlaku kelebihan permintaan yaitu sebanyak CD. Pada P1 permintaan
agregat Y2 sedangkan penawaran agregat hanya sebanyak Y. Kelebihan permintaan ini
menyebabkan harga naik sehingga tingkat harga mencapai Pe yaitu ketika berlebihan
permintaan tak wujud lagi. Pada ketika kelebihan penawaran berlaku, stok barang dalam
perusahaan (inventaris) berlebihan dan ini akan mendorong kepada pengurangan kegiatan
ekonomi. Pada keadaan yang sebaliknya, yaitu apabila kelebihan permintaan berlaku,
perusahaan-perusahaan akan menambah produksinya dan kegiatan ekonominya berkembang.
Hanya pada ketika permintaan agregat sama dangan penawaran agregat tingkat kegiatan
ekonomi tidak mengalami perubahan dan keseimbangan makroekonomi tercapai.

D. Menganalisis Perubahan-Perubahan Kurva AD dan Kurva AS


Efek Perubahan Kurva AD

Keseimbangan yang asal adalah di E0 dan berarti pada mulanya tingkat harga P0 dan
pendapatan nasional riil adalah Y0. Kemerosotan pengeluaran dalam perekonomian (yang
disebabkan oleh pengurangan C,I,G, atau X) akan memindahkan AD0 menjadi AD1 dan
memindahkan keseimbangan ke E1 yang menggambarkan tingkat harga telah merosot dari P1 dan
pendapatan nasional riil berkurang menjadi Y1, keadaan ini berarti output nasional berkurang deflasi
berlaku kesempatan kerja merosot dan pengangguran bertambah.

Apabila pengeluaran dalam ekonomi meningkat kurva AD0 akan bergeser ke AD2 dan
keseimbangan yang baru adalah di E2 keseimbangan ini menunjukkan pendapatan nasional riil
meningkat menjadi Y2 dan berarti kesempatan kerja meningkat dan pengangguran berkurang akan
tetapi perkembangan ini menyebabkan tingkat harga meningkat menjadi P2. Dari analisis diatas
Kesimpulannya adalah perubahan dalam permintaan agregat yang tidak diikuti oleh perubahan
penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga dan pendapatan asional riil ke arah yang
bersamaan yaitu : kedua-duanya meningkat atau kedua-duanya.

Efek Perubahan Kurva AS


Keseimbangan asal adalah E0 dan keseimbangan ini menggambarkan pendapatan nasional
riil Y0 dan tingkat harga P0. Sebagai contoh harga barang impor dan bahan mentah meningkat. Efek
dari perubahan ini kurva AS0 akan bergeser ke AS2 dan keseimbangan baru dicapai di E2. Berarti
pendapatan nasional riil merosot menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat menjadi P2. Perubahan ini
menggambarkan bahwa kenaikan harga berlaku tetapi pendapatan nasional riil merosot dan
menyebabkan pengangguran meningkat. Keadaan seperti ini dinamakan stagflasi yaitu kemunduran
dalam kegiatan ekonomi yang diikuti oleh masalah inflasi.

Sebagai contoh kualitas kerja yang bertambah baik dapat menimbulkan efek yang
menggalakkan ke atas biaya produksi dan akan memindahkan kurva AS ke bawah atau ke kanan
( dari AS0 menjadi AS1). Perubahan tersebut memindahkan keseimbangan ke E1(tingkat harga turun)
menjadi P1 dan pendapatan nasional riil bertambah menjadi Y1. Keadaan tersebut menyatakan
bahwa kesempatan kerja bertambah dan pengangguran menurun.

Perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukkan bahwa perubahan tersebut akan


mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional rii kearah yang bertentangan. Pergeseran
AS ke atas menyebabkan tingkat harga naik dan pendapatan nasional riil turun.

Anda mungkin juga menyukai