Anda di halaman 1dari 24

Keseimbangan Perekonomian di Pasar Barang

(Analisa IS)

Oleh:
M. Rizki Devan Ramaditya (22012010317)
Cahya Cintya Indriastuti (22012010306)
Jenita Nur Ahadiah (22012010307)
M. Satrio E. P. (22012010321)
Rizky Nanda Satya (22012010319)
Ridho Alfarizi (22012010313)
Alfigo Adisari (22012010316)
Zulfa Malikatul (22012010302)

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadiran Tuhan YME. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teori Ekonomi Makro, dengan judul :
“Keseimbangan Perekonomian di Pasar Barang (Analisa IS)”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
1. Menjelaskan Hubungan Antara Suku Bunga, Investasi, Pembelanjaan
Agregat dan Pendapatan Nasional

A. Pengertian Suku Bunga

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan
persentase dari uang yang dipinjamkan.1 Suku bunga adalah tingkat bunga yang
dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).2 Suku
bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati pasar.


2. Suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang
sesungguhnya, suku bunga riil sama dengan suku bunga nominal dikurangi
dengan laju inflasi yang diharapkan.

 Teori suku bunga

1. Teori Klasik

Tabungan, simpanan menurut teori klasik adalah fungsi tingkat bunga,


makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat
untuk menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih
tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi
pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga
adalah “harga” dari (penggunaan) loanable funds, atau dapat diartikan sebagai
dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana investasi, karena menurut
teori klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi di pasar investasi. Investasi
juga merupakan tujuan dari tingkat bunga.

2. Teori Keynes tantang Suku Bunga

Teori Keynes menyebutkan bahwa, tingkat bunga ditentukan oleh


permintaan dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif, mengapa
seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi,
berjaga-jaga dan spekulasi. Tiga motif inilah yang merupakan sumber
timbulnya permintaan uang yang diberi istilah Liquidity preference 5, adanya
permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa
umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif
tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara
kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur
permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar
apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi.
3. Pasar Dana Pinjaman (Market for loanable funds)

Pasar dana pinjaman ini menjelaskan tentang interaksi antara


permintaan dan penawaran dana pinjaman yang akhirnya akan mempengarui
jumlah pinjaman dan tingkat bunga. Tingkat bunga adalah harga yang harus
dibayar atas penggunaan loanable funds. Dasar pemikiran dari timbulnya
penawaran akan loanable funds adalah berasal dari masyarakat yang
menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk ditabung. Dapat dijelaskan
disini bahwa jika pada suatu periode tertentu ada anggota masyarakat yang
menerima pendapatan melebihi dari apa yang mereka perlukan untuk
kebutuhan konsumsinya selama periode tersebut, maka mereka ini adalah
kelompok

penabung. Bersama-sama atau seluruh jumlah tabungan mereka membentuk


penawaran akan loanable funds. (marshal, 2020)

B. Apa itu investasi

Investasi adalah salah satu faktor strategis dalam kegiatan perekonomian.


Investasi juga biasa disebut dengan penanaman modal. Investasi adalah aktivitas
penanaman uang atau modal (aset berharga) untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Pihak atau orang yang melakukan investasi disebut dengan investor.

Dikutip dari buku 'Dasar-Dasar Manajemen Investasi' karya Nila Firdausi


Nuzula dan Ferina Nurlaily, dalam pengertian lain, investor adalah pihak yang
melakukan investasi dengan membeli aset keuangan dan mengharapkan kenaikan
harganya pada saat ia akan menjual asetnya.

 Bentuk Investasi

Ada berbagai bentuk atau jenis investasi. Beberapa Jenis investasi adalah:

1. Investasi Properti
Investasi properti adalah investasi berbentuk fisik. Secara umum, Investasi
properti bisa sangat menguntungkan, karena harganya akan terus meningkat setiap
tahun. Contoh investasi properti adalah membeli tanah, dan membeli rumah yang
kemudian bisa dijual atau disewakan.

2. Investasi Emas
Emas adalah bentuk investasi termudah yang paling klasik. Investasi emas bisa berupa
logam mulia, perhiasaan, emas batangan dan voucher emas (emas digital).

3. Investasi Reksa Dana


Investasi reksa dana diartikan sebagai wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dana bersama para pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio
manajer investasi.

4. Investasi Deposito
Investasi deposito digunakan jika uang yang ada ingin disimpan dalam jangka
waktu cukup panjang. Jangka waktu deposito antara 3 sampai 12 bulan. Jenis
Deposito yang biasa dipilih generasi milenial adalah deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan deposito on call.

5. Investasi Saham
Saham adalah tanda kepemilikan dalam suatu perusahaan. Semakin tinngi
risiko suatu saham, maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan didapatkan,
sehingga diperlukan kemampuan analisa ketepatan untuk penempatan modal untuk
investasi.

6. Investasi Cryptocurrency
Saat ini Cryptocurrency atau mata uang kripto semakin dikenal masyarakat
untuk dijadikan jenis investasi. Cryptocurrency tidak memiliki nilai wajar yang jelas.
cara termudah untuk melakukan adalah membeli coin. Coin terbaik adalah coin yang
digunakan oleh banyak orang saat ini dan memiliki potensi yang lebih massive di
masa depan, demikian dikutip dari buku 'Momento Teknik Trading Cryptocurrency'
oleh Alief K. ( Qothrunnada, 2022)

C. Pembelajaran Agregat

Perbelanjaan agregat adalah  pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
akan dilakukan dalam perekonomian dalam suatu tahun tertentu.
Pembahasan

Output agregat adalah jumlah seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang


dihasilkan di dalam suatu perekonomian pada suatu periode tertentu. Pendapatan
agregat adalah total pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi pada suatu
periode tertentu. Sebuah rumah tangga dapat melakukan dua hal dengan pendapatan
yang dimilikinya yaitu rumah tangga tersebut dapat membeli barang-barang dan jasa-
jasa yang dapat di konsumsi. Atau rumah tangga tersebut dapat menabungkan
pendapatannya

Beberapa hal yang menentukan konsumsi agregat antara lain adalah:


 Pendapatan rumah tangga
 Kekayaan rumah tangga
 Tingkat suku bunga
 Harapan-harapan rumah tangga terhadap masa depan.

Pengaruh tingkat suku bunga semakin tinggi tingkat suku bunga, kecenderungan
menabung akan meningkat sehingga pengeluaran konsumsi akan menurun. Harapan
terhadap masa depan terutama harapan terhadap pendapatan di masa depan. konsumsi
rumah tangga secara langsung berhubungan dengan pendapatan rumah tangga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan:

 Kekayaan yang telah terkumpul


 Sikap hemat
 Suku bunga
 Kondisi perekonomian
 Program dana pensiun hari tua (sukisno, 2020)

D. Pendapan Nasional

Pendapatan nasional adalah keseluruan jumlah pendapatan yang diperoleh semua


masyarakat atau pelaku ekonomi yang tinggal disuatu negara dalam kurun waktu
tertentu. Besarnya pendapatan nasional adalah sama dengan produk nasional yang
dipengaruhi beberap faktor. Seperti ketersedian faktor produksi, keterampilan dan
keahlian tenaga kerja, kemajuan teknologi produksi, modal yang dialokasikan, serta
stabilitas nasional. Sementara, dikutip dari Gramedia.com, pendapatan nasional
adalah tolok ukur yang dipakai untuk memperhitungkan suatu perekonomian negara.
Tujuannya untuk memperolah gambaran tentang perekonomian yang sudah dicapai
dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Sederhananya, pengertian pendapatan nasional
adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam kurun
waktu tertentu yang biasanya satu tahun.

 Manfaat pendapatan nasional

Secara ringkas, beberapa manfaat pendapatan nasional adalah sebagai berikut:

 Mengetahui perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi


 Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara
 Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu
 Mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala
 Memudahkan dalam membandingkan kinerja ekonomi dari setiap
sektor
 Sebagai indikator kualitas hidup masyarakat di suatu negara
 Sebagai indikator perbandingan kinerja antar negara
 Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup antar negara
 Sebagai indikator dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi
dari waktu ke waktu
 Sebagai indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan
kekayaan dari suatu negara. Dengan adanya pendapatan nasional,
sebuah negara dapat membuat kebijakan serta strategi yang tepat
untuk meningkatkan kinerja. (sigit, 2012)

E. Hubungan antara suku bunga, investasi, pembelajaan agregat dan


pendapatan nasional.

Hubungan diantara suku bunga, investasi, pembelajaran agregat dan pendapatan


nasional yaitu sebagai berikut:

Menurut definisi dari pengertian antara investasi, suku bunga pembelanjaan


agregat serta pendapatan nasional serta suku bunga dapat disimpulkan bahwa dari
keempat itu memiliki hubungan tersenidiri, dimana jika di implementasikan kedalam
permasalahan suatu negara maka keempat haltersebut saling berkaitan.

Suatu negara tidak terlepasdari keempat hal tersebut seperti melakukakn


penanaman modal atau yang disebut investasi maka tidak terlepas dari yang Namanya
suku bunga, investasi yang dilakukan akan saling berkaitan dengan waktu dalam
menentukan suku bunga jadi Ketika melakukan investasi maka bunga akan terus
dihasilkan seiiring berjalannya waktu sesuai jadwal ataupun masa investasi. Ini juka
berkaitan dengan pembelanjaan agreggat dan pendapatan nasional Ketika suatu
negara melakukan investasi maka dari kegiatan investasi itu akan terjadi pertumbuhan
suku bunga yang tentunya akan menhasilkan pendapatan nasional. Pendapatan
nasioan nantinya akan di gunakan untuk melakukan untuk pembelanjaan agregat
untuk kebutuhan suatu negara.

Sehingga dari keempat hal ini memiliki hubungan antara satu sama lain. Hubungan
ini biasa nya sering terjadi atau pun sering di temukan pada negara-negara
berkembang seperti negara Indonesia. Contoh china yang melakukan investasi ke
Indonesia.
2. Keseimbangan perekonomian di pasar barang (Analisa IS)

Pasar barang adalah pasar yang memproduksi semua barang dan jasa oleh suatu
Negara dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi
dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi
penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri. Permintaan
agregat terdiri dari konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah atas barang dan jasa, tetapi
pengeluaran investasi tergantung pada suku bunga. Permintaan dan penawaran ketika
digambarkan akan bertemu pada suatu titik yang disebut dengan keseimbangan pasar barang. 
Bila keseimbangan pasar barang tercapai maka penawaran barang dan jasa telah sama dengan
permintaanya. Pada kondisi ini, total produksi sama dengan total pengeluaran.

A. Permintaan Agregat

Permintaan agregat (aggregate demand) dalam perekonomian tertutup adalah jumlah


seluruh komponen pengeluaran konsumsi (C) yang dilakukan oleh sektor rumah tangga,
pengeluaran untuk investasi (I) dan juga belanja pemerintah (G) terhadap barang dan jasa
domestik. Dengan demikian, permintaan agregat akan menghubungkan antara output total
yang dihasilkan oleh suatu ekonomi dengan tingkat harga umum yang berlaku (seberapa
banyak barang dan jasa yang diminta oleh masyarakat pada tingkat harga tertentu). Dari
definisi diatas maka kita bisa membentuk persamaan matematis untuk permintaan agregat
sebagai berikut. 

AE=C + I +G (1.1)
di mana:

AE = Pengeluaran agregat (agregate expenditure) 


C = Konsumsi rumah tangga termasuk pengeluaran untuk barang dan jasa 
I = Pengeluaran untuk investasi 
G = Belanja pemerintah untuk barang dan jasa
A. Perpotongan Keynesian (Keynesian Cross) 

Untuk memahami bagaimana keseimbangan di pasar barang dapat tercapai


maka pertama kita harus mengetahui bagaimana kurva IS di bentuk. Definisi kurva IS
adalah kurva yang menunjukkan kombinasi antara suku bunga (r) dan tingkat output
(Y) yang menjamin tercapainya keseimbangan di pasar barang (equlibrium). 

Untuk mengawali bagaimana kurva IS dibentuk maka kita mulai dengan


pembahasan tentang model perpotongan Keynesian (Keynesian Cross). Model
perpotongan Keynesian membagi pengeluaran menjadi dua definisi: Pertama adalah
pengeluaran aktual (actual expenditure) yaitu pengeluaran yang benar-benar
dilakukan oleh masyarakat, dan kedua adalah pengeluaran yang direncanakan
(planned expenditure), yaitu pengeluaran yang direncanakan untuk dikeluarkan yang
merupakan penjumlahan dari total pengeluaran untuk konsumsi (C), investasi yang
direncanakan (I), dan belanja pemerintah (G). Pada kondisi dimana perekonomian
tertutup maka persamaan pengeluaran yang direncanakan (AE) akan mengikuti
persamaan: 

Persamaan konsumsi C=C 0+ bY (1.2)


Persamaan Investasi I =I 0+ rI (1.3)

di mana: 
I = Investasi 
I0 = Investasi otonomus 
b = Respon perubahan investasi akibat perubahan suku bunga
r = Suku bunga 

Bila diasumsikan pengeluaran pemerintah bersifat eksogen, maka persamaan


pengeluaran pemerintah: 

G=G (1.4)
Dengan demikian persamaannya dapat ditulis:

AE=C 0 +c ( Y −T )+ I 0−br +G (1.5)

Besaran permintaan agregat (AE) pada persamaan (1.5) di atas, pada saat
tercapainya keseimbangan dalam ekonomi akan sama dengan besarnya output (Y)
yang dihasilkan oleh ekonomi yang bersangkutan. Dengan demikian, pada saat
ekonomi berada pada kondisi keseimbangan maka:

Y = AE (1.6)

Di mana besarnya output yang dihasilkan oleh suatu ekonomi sama dengan
besarnya pengeluaran agregat yang dilakukan. 

Kondisi di atas secara grafis ditunjukkan oleh garis linier yang membentuk
sudut 45° yang bergerak dari sumbu pusat. Pengeluaran agregat ditunjukkan oleh
persamaan (1.5). Kondisi keseimbangan dalam perekonomian tercapai hanya jika
kurva pengeluaran agregat berpotongan dengan kurva yang dihasilkan oleh persamaan
(1.6). Perpotongan kedua kurva tersebut disebut juga sebagai perpotongan Keynesian.
Hal ini diwakili oleh titik A pada Gambar 1.1.
B. Kurva IS dengan Pendekatan 4 Kuadran.

di mana : 

I = Investasi
S = Saving
Y = Pendapatan Nasional
r = Tingkat Suku Bunga

Pada kuadran I terdapat fungsi I=f(r), sehingga ketika suku bunga turun,
investasi akan naik. Pada kuadran II terdapat fungsi I=S, yang mana fungsi tabungan
akan naik ketika dipengaruhi fungsi investasi yang naik, Pada kuadran III terdapat
fungsi S=f(Y), pendapatan nasional akan naik, dan kuadran IV dengan fungsi Y=f(r),
ketika suku bunga turun maka pendapatan nasional akan naik.
3. Perubahan Suku Bunga terhadap Keseimbangan Ekonomi

A. Pengaruh perubahan suku bunga terhadap keseimbangan perekonomian


Pengaruh suku bunga yang dinaikkan atau diturunkan oleh bank sentral akan direspon
oleh pelaku pasar dan penanaman modal, sehingga berefek pada perekonomian.Umumnya,
masyarakat hanya mengenali suku bunga dalam konteks hubungan dengan perbankan, yaitu
saat akan membuka deposito atau akan mengajukan pinjaman (aplikasi kredit). Ketika suku
bunga rendah, masyarakat cenderung mengajukan pinjaman, sedangkan jika suku bunga
tinggi maka masayarakat akan enggan meminjam pada bank. Dalam lingkup makro, efek
perubahan suku bunga dapat meluas hingga menjangkau semua sektor pada suatu negara
Di dalam industri perbankan, terdapat 5 (lima) jenis suku bunga, yaitu:

1. Suku bunga tetap (fixed)


Suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap dan tidak berubah
sampai jangka waktu atau sampai dengan tanggal jatuh tempo (selama jangka waktu kredit).
Contohnya adalah bunga KPR Rumah Murah atau Rumah Bersubsidi yang menerapkan suku
bunga tetap. Selain itu, suku bunga tetap juga dapat digunakan dalam kredit kendaraan
bermotor juga.

2. Suku bunga mengambang (floating)


Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang selalu berubah mengikuti suku
bunga di pasaran. Jika suku bunga di pasaran naik, maka suku bunganya juga ikut naik,
begitupun sebaliknya. Contohnya adalah suku bunga KPR untuk periode tertentu. Misalnya
untuk dua tahun pertama diberlakukan suku bunga tetap, namun periode selanjutnya
menggunakan suku bunga mengambang.

3. Suku bunga flat


Suku bunga flat adalah suku bunga yang penghitungannya mengacu pada jumlah
pokok pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan. Penghitungannya sangat sederhana
dibandingkan dengan suku bunga lainnya, sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka
pendek untuk barang-barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah tangga, motor
atau Kredit Tanpa Agunan (KTA).

4. Suku bunga efektif


Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa jumlah pokok
pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya utang yang sudah dibayarkan. Artinya
semakin sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan.
Suku bunga efektif dianggap lebih adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan
suku bunga flat. Pasalnya suku bunga flat hanya berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman
saja

5. Suku bunga anuitas


Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok ditambah angsuran bunga yang dibayar
agar sama setiap bulan. Dalam perhitungan anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar
sedangkan porsi angsuran pokok sangat kecil. Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan
akan menjadi berbalik. porsi angsuran pokok akan sangat besar sedangkan porsi bunga
menjadi lebih kecil. Sistem bunga anuitas ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka
panjang semisal KPR atau kredit investasi.

B. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Perekonomian Secara Umum


Perubahan suku bunga berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk meminjam
uang di bank. Secara teoritis, makin rendah suku bunga, maka semakin tinggi keinginan
masyarakat untuk meminjam uang di bank. Artinya, pada tingkat suku bunga rendah maka
masyarakat akan lebih terdorong untuk meminjam uang di bank untuk memenuhi kebutuhan
maupun untuk melakukan ekspansi usaha. Sebaliknya, saat suku bunga tinggi, maka
masyarakat akan lebih cenderung menyimpan uang di bank daripada menggunakannya untuk
berbelanja dan memperluas bisnis.
Dalam konteks perekonomian internasional, perubahan suku bunga juga dapat
mempengaruhi persepsi dan minat investor asing untuk membawa dananya masuk ke suatu
negara. Saat suku bunga di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara Asia Tenggara
lainnya, maka investor asing akan lebih tertarik untuk menanamkan dana di Indonesia dengan
harapan dapat memperoleh imbal hasil lebih tinggi. Sedangkan jika suku bunga di Indonesia
lebih rendah, maka investor asing akan makin kurang tertarik untuk menanamkan modal di
sini. Malah, jika suku bunga terlalu rendah, salah-salah investor domestik bisa ikut-ikutan
melarikan dananya ke luar negeri.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa pengaruh suku bunga terhadap
perekonomian suatu negara dapat dilihat dari minimal tiga sisi, yaitu:
1.Perubahan perilaku masyarakat konsumen.
2.Perubahan perilaku masyarakat pebisnis.
3.Perubahan perilaku masyarakat investor.
1. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Sektor Perumahan
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, selain sandang dan
pangan. Ketersediaan perumahan yang terjangkau telah menjadi salah satu parameter
kesejahteraan hidup di berbagai negara maju, sehingga berbagai data terkait sektor
perumahan dirilis untuk memantau kondisinya dari waktu ke waktu. Secara khusus, data-data
ini juga akan dipantau untuk mengevaluasi kebijakan suku bunga. Mengapa demikian?
Ketika suku bunga rendah, maka orang-orang akan termotivasi untuk mengajukan kredit
perumahan, atau yang dikenal di Indonesia dengan nama KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Ini
merupakan keputusan rasional karena biaya bunga yang harus dibayar pun tentunya lebih
kecil. Bahkan, orang-orang di Denmark bisa mendapatkan bunga meski memiliki utang KPR,
karena suku bunga-nya negatif. Apabila pemerintah dan bank sentral tidak menyiapkan
kebijakan lain untuk mengendalikan sektor perumahan pada situasi suku bunga rendah, maka
dapat mengakibatkan housing bubble.
Housing bubble ditandai dengan harga perumahan yang membubung tinggi hingga tak
terjangkau bagi mayoritas konsumen potensial, karena permintaan atas perumahan jauh lebih
besar ketimbang persediaannya. Akibatnya, banyak orang takkan mampu lagi untuk membeli
rumah, meski suku bunga rendah.
Sebaliknya, ketika suku bunga meningkat lagi, maka orang-orang yang sudah
memiliki KPR akan dihadapkan pada beban pembayaran bunga lebih tinggi (tergantung
skema bunga yang diaplikasikan). Apabila peningkatan bunga tersebut terlalu tinggi, maka
bisa mengakibatkan kredit macet massal. Para nasabah KPR dapat memilih mangkir bayar
KPR dan membiarkan rumahnya diambil alih oleh bank.
CONTOH KASUS
Fenomena semacam ini pernah terjadi pada krisis Subprime Mortgage antara tahun
2007-2010 di Amerika Serikat yang mengakibatkan runtuhnya Lehman Brothers. Berawal
dari suku bunga super rendah dan kriteria penerima kredit yang kurang selektif, terjadi
housing bubble hingga harga perumahan luar biasa tinggi. Setelah bubble itu pecah, harga
rumah jatuh. Di sisi lain, kenaikan suku bunga membuat banyak orang tak mampu bayar KPR
hingga rumah-rumahnya diambil alih oleh bank. Namun, terjadi penumpukan rumah sitaan,
sehingga harganya menjadi sangat rendah.
Sebagai perbandingan (walau lansekap ekonominya berbeda), Denmark berhasil
menjaga sektor perumahannya meski menetapkan suku bunga negatif. Caranya dengan
membatasi pembelian rumah. Ada larangan bagi orang asing untuk memiliki properti di
Denmark. Selain itu, sulit bagi orang Denmark sendiri untuk membeli rumah tanpa niat untuk
menghuni. Aplikasi KPR pun baru akan disetujui setelah menempuh berbagai tes.
2. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Ketenagakerjaan
Pinjaman perbankan merupakan suatu komponen tak terpisahkan dalam
perekonomian masa kini. Pebisnis manapun akan membutuhkan jasa perbankan untuk
menjalankan aktivitasnya, mulai dari fasilitas pembayaran dan penjaminan dalam ekspor-
impor, pembayaran gaji karyawan (payroll), hingga kredit usaha.
Ketika suku bunga rendah, para pengusaha di sektor riil akan termotivasi untuk
mengajukan pinjaman guna memperluas skala bisnisnya. Pinjaman tersebut dapat
dipergunakan untuk berbagai tujuan, baik pengadaan mesin-mesin baru, pendirian pabrik
baru, pembukaan toko atau cabang di wilayah lain, merintis pemasaran produk melalui
channel baru, dan lain sebagainya. Sebagai konsekuensi dari tindakan-tindakan bisnis ini,
para pengusaha akan membuka lebih banyak lowongan kerja. Seandainya para pengusaha itu
tak ingin memperluas usaha pun, biaya bunga pinjaman yang lebih rendah tetap mengurangi
beban usaha, sehingga mereka bisa menawarkan gaji lebih tinggi pada para karyawan lama.
Sebaliknya, suku bunga tinggi dapat mendorong kenaikan beban usaha, sehingga para
pebisnis bisa "lebih pelit" dalam memberikan kenaikan gaji bagi karyawan maupun merekrut
orang baru. Mereka pun akan cenderung enggan untuk memperluas usaha karena peningkatan
risiko yang ditimbulkan oleh kenaikan bunga tersebut. Oleh karenanya, bank sentral perlu
selalu memastikan kesehatan kondisi sektor ketenagakerjaan dulu sebelum menaikkan suku
bunga. Apabila banyak pengangguran dan gaji stagnan, maka bank sentral dipandang perlu
menunda kenaikan suku bunga.
Meski demikian, tidak lantas berarti suku bunga rendah itu pasti bagus bagi para
pebisnis. Dalam kondisi suku bunga sangat rendah, perbankan akan enggan menyalurkan
pinjaman pada perusahaan-perusahaan, karena imbal hasilnya kecil. Akhirnya, dana yang
tersimpan di perbankan bisa jadi dialokasikan ke instrumen investasi lain yang menawarkan
keuntungan lebih besar, tetapi berisiko lebih tinggi. Dalam situasi seperti itu, perusahaan-
perusahaan akan kesulitan mendapatkan pinjaman, sedangkan sektor finansial negara tersebut
menjadi rentan terguncang.
3. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Aliran Modal
Aliran modal dalam bahasan ini merujuk pada keluar dan masuknya modal dari dan
ke suatu negara. Pengaruh suku bunga terhadap perekonomian yang terbesar sebenarnya
berakar pada aliran modal. Bagaimana bisa begitu?
Investor dan spekulan pasar keuangan internasional yang selalu mengejar keuntungan
akan menjadikan suku bunga suatu negara sebagai salah satu barometer utama untuk
mengukur imbal hasil investasi di negara tersebut. Umpama suku bunga Amerika Serikat
lebih tinggi daripada Jepang, maka orang akan memilih untuk berinvestasi di AS daripada
Jepang. Tentu ada berbagai pertimbangan lainnya, tetapi suku bunga merupakan komponen
vital.
Fenomena ini terutama tampak saat bank sentral AS menaikkan suku bunganya antara
tahun 2017-2018, setelah mempertahankan suku bunga sangat rendah selama beberapa tahun
sebelumnya. Ketika bank sentral AS memberlakukan rezim suku bunga rendah, aliran modal
masuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam jumlah besar. Setelah bank
sentral AS menaikkan suku bunga-nya, aliran modal keluar dari negara-negara berkembang
secara beramai-ramai, hingga nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS anjlok pada kurun waktu
yang sama.
Teori inilah yang perlu diperhatikan: jika aliran modal ke suatu negara meningkat,
maka permintaan atas mata uangnya meningkat pula, sehingga nilai tukar mata uangnya
berpotensi menguat. Sebaliknya, jika aliran modal ke suatu negara menurun, maka
permintaan atas mata uangnya bakal berkurang, sehingga nilai tukar mata uangnya berpotensi
melemah.
4. Cara menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap
perekonomian
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku
sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu
cara untuk mengatur mobilitas dana domesik, denga instrumen utamanya adalah pajak
dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah
dalam mengatur setiap pendapatan dan pengeluaran negara yang digunakan untuk
menjaga stabilitas ekonomi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
 Kebijakan ekspansif (Anggaran Defisit) adalah kebijakan yang digunakan
untuk memebuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna
memberi stimulasi pada perekonomian. Kebijakan fiskal jenis ini dilakukan
pada saat perekonomian mengalami penurunan daya beli masyarakat, dan
tingkat pengangguran yang tinggi. Tujuannya adalah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang sehat.
 Kebijakan kontraktif (Anggaran Surplus) adalah kebijakan yang diakukan oleh
pemerintah dengan cara mengendalikan pembelanjaan lebih kecil dari pada
Pendapatan. Yaitu menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat pajak.
Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan
mengatasi inflasi. Caranya dengan membuat pemasukan lebih besar daripada
pengeluarannya. Kebijakan jenis ini dikeluarkan saat perekonomian pada
kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan
tekanan permintaan.
Dampak pengeluaran pemerintah yang ekspansif (fiskal ekspansif)
menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan. Pada tingkat bunga yang sama (r1),
pergeseran kurva tersebut menyebabkan output keseimbangan bergeser dari Y0 ke
Y1. Sebaliknya dampak anggaran defisit (fiskal kontraktif) menyebabkan kurva
bergeser ke kiri.
b. Dampak Kebijakan Pemerintah
 Percepatan infrastruktur
Mendorong percepatan infrastruktur akan mendukung tumbuhnya sektor-
sektor ekonomi. Upaya pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor
ekonomi potensial juga memerlukan adanya keselarasan dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW).
Peningkatan peran proaktif dari pemerintah daerah untuk memperbaiki
infrastruktur di daerah juga diperlukan. Hal tersebut dilakukan melalui:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kabupaten atau kota.
2. Optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan
sarana desa.
3. Pengembangan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
4. Perbaikan infrastruktur kunci lain yang menjadi tanggung jawab pemerintah
desa.

 Perkembangan sektor ekonomi potensial


Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber
pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakter daerah.

 Perkembangan sektor industri


Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi. Selain
pengembangan infrastruktur fisik juga dilakukan upaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi. Seperti
pembangunan dan penyelenggaraan politeknik atau akademisi di kawasan
industri.
2. Meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM)
dengan pendampingan yang memastikan jaminan produk, keamanan, dan standar.
3. Optimalisasi penggunaan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian digital
melalui pengembangan e-smart IKM dengan sentra di seluruh Indonesia.

 Pengembangan sektor pertanian


Pengembangan sektor pertanian difokuskan pada upaya meningkatkan nilai
tambah hasil produksi pertanian. Dengan beberapa cara sebagai berikut:
Memperkuat kelembagaan petani melalui pengembangan corporate farming.
Sehingga agroindustri-agrobisnsis berkembang. Meningkatkan akses pembiayaan
usaha pertanian antara lain melalui penyaluran KUR pada sektor primer. Di
dukung dengan asuransi pertanian dan peternakan.
Melakukan intensifikasi pertanian, serta meningkatkan efisiensi distribusi logistik
dan perbaikan tata niaga pangan.

 Pengembangan sektor pariwisata


Pengembangan sektor pariwisata bisa dilakukan dengan strategi penguatan
atraksi, akses, dan amenitas sebagai quick wins.
Hal tersebut bisa diaplikasikan pada destinasi unggulan pariwisata tematik,
seperti wisata bahari, sejarah, religi, dan tradisi seni budaya.
Penguatan branding dan promosi wisata di daerah juga terus dioptimalkan
dengan menggunakan teknologi dan e-commerce.

c. Tujuan Kebijakan Fiskal

1. Pertumbuhan ekonomi
Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah salah satu tujuan
utama kebijakan fiskal, karena ekonomi mengalami pertumbuhan yang baik, maka
bisnis akan cenderung berkembang dengan baik dan akan menjadi berkembang
lebih maju lagi.

2. Membuka kesempatan keeja untuk mengurangi pengangguran


Pengangguran adalah masalah yang dapat menghambat pertumbuhan
perekonomian maka dari itu pemerintah menerapkan kebijakan fiskal guna
mengurangi pengangguran yang semakin meningkat.

3. Mendorong investasi
Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan investasi lewat sektor
manufaktur yaitu dari industri produk subsitusi impor,berorientasi ekspor, padat
karya, dan berbasis tinggi.cara pemerintah meningkatkan investasi
- Tax holiday
Fasilitas perpajakan yang berlaku untuk perusahaan yang barusaja berdiri dan
akan diberikan kebebasan pembayaran pajak penghasilan badan dengan waktu
yang telah ditentukan.
- Tax allowance
Pengurangan pajak yang dihitung berdasarkan jumlah investasi yang
ditanamkan.
- Super deduction tax
Insentif pajak yang akan diberikan pemerintah kepada suatu industri yang
akan terlibat dalam program pendidikan vokasi, yang meliputi suatu kegiatan
penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan invoasi baru
- Pengendalian impor
Investasi pemerintah dalam mengatur masuknya barang impor ke dalam
seluruh wilayah Indonesia.dengan tujuan untuk melindungi seluruh aktivitas
ekonomi di negara, baik sebagai pengamanan pembayaran, penghematan
penggunaan devisa,dan sebagai pelindung dari impor yang tidak sewajarnya,
serta serta kepentingan masyarakat luas sebagai konsumen.

4. Meningkatkan pertanian
Kebijakan fiskal memberi dampak yang besar dan juga bermanfaat dalam hal
pembangunan pertanian. Oelh karena itu pemerintah diharapkan dapat mengambil
kebijakan fiskal agar bisa mendorong pembangunan di bidang pertanian. Karena
sebagian besar warga negara indonesia bekerja pada sektor pertanian di pedesaan
di levell penghasilan yang relatif rendah. Peran pertanian sangatlah penting bagi
masyarakat indonesia karena sektor pertanian dapat mendorong perekonomian
nasional, salah satunya sebagai penyedia bahan pangan, sandang, dan papn bagi
seluruh rakyat Indonesia.
5. Penerapan pada soal

Pengenalan Variabel dalam IS


1. Konsumsi: C=C (Y )
2. Investasi: I =I (i)
3. Pendapatan Nasional: Y =C + S dimana S adalah tabungan, maka S=Y −C
4. Fungsi konsumsi: C=Co+bY , 
Co adalah konsumsi awal ketika pendapatan nasional (Y) dianggap 0/konstanta, 
∆C
b adalah MPC. MPC=
∆Y
5. S=Y −C , maka fungsi S:
S=Y −Co−bY
S=−Co=(1−b) Y
6. Fungsi Investasi: I =Io+ ai, dimana 
Io adalah Investasi pada saat tingkat bunga (i) dalah nol/konstanta, 
a adalah MPI atau rasio antara perubahan investasi terhadap perubahan suku
bunga. MPI =(∆ I /∆ i), a<0

Fungsi IS yang menunjukkan keseimbangan di pasar barang, dapat dicari dengan 2


cara:

Y =C + I

I =S

Keseimbangan di pasar barang terjadi jika I=S:

Io+ ai=−Co+( 1−b) Y


(1−b)Y =Io +Co+ai
IS atau Y =(Co+ Io /(1−b)+a /(1−b))i
Menemukan Fungsi IS:

Y C i I
0 150 0 150
100 230 0,05 120
200 310 0,10 90
300 390 0,15 60
dst dst dst dst

1. C = Co + bY
C = 150 + {(310 -230)/(200-100)} Y
C = 150 + 0,8Y
2. S = - Co + (1-b)Y
S = -150 + 0,2Y
3. I = Io + ai  
I = 150 + {(120-150) / (0,05 – 0)}
I = 150 – 600i
4. 150 – 600i = -150 + 0,2Y
0,2Y = 150 + 150 – 600i
Y    = (300 – 600i) / 0,2
IS atau Y = 1500 – 3000i
5. Kurva IS
DAFTAR PUSTAKA

Qothrunnada, K. (2022, maret 15). Apa itu Investasi? Ini Pengertian, Jenis, dan Contohnya. Apa itu
Investasi? Ini Pengertian, Jenis, dan Contohnya, p. 3.
marshal, r. (2020). Manajemen Bank Syariah. pengertian suku bunga, 1-28.
sigit. (2012). PENDAPATAN NASIONAL. PENDAPATAN NASIONAL, 2-12.
sukisno. (2020). Teori Ekonomi Makro. Pendidikan Ekonomi, 1-7.

(Dr. Telisa Aulia Falianty, 2019)

Anda mungkin juga menyukai