Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS HUBUNGAN BANK SENTRAL DAN BANK UMUM

TERKAIT PEREDARAN UANG DI INDONESIA


Faishal Rafi /3601421030

Abstrak: Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan di setiap negara. Bank
adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha
swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan untuk
menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Dalam peredaran uang di Indonesia Bank Sentral
memiliki peran yang sangat besar. Bank sentral merupakan satu-satunya lembaga yang
berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat pembayaran yang
sah di suatu Negara. Peran ini vital karena begitu penting dan luasnya fungsi uang dalam
perekonomian yaitu Bank Indonesia. Bank Sentral bertindak sebagai pengawas dan pembina
bank umum dan mengendalikan inflasi kebijakan moneter. Sedangkan Bank Umum bertugas
memiliki cadangan wajib minimum untuk Bank Sentral. Serta berperan untuk menghimpun
dana dari masyarakat. Peran ini dilakukan dengan membuka berbagai produk simpanan
seperti tabungan, giro, deposito, atau bentuk simpanan lain.

Kata Kunci: bank sentral, bank umum, peredaran uang

PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan peradaban manusia menunjukkan bahwa uang memiliki
peranan strategis dalam perekonomian terutama karena fungsi utamanya sebagai alat
pembayaran sehingga pada awalnya sering diartikan bahwa uang adalah sesuatu yang dapat
diterima umum sebagai alat pembayaran. Namun, sejalan dengan perkembangan
perekonomian khususnya di bidang keuangan, fungsi dan peranan uang juga mengalami
perkembangan dan definisi uang juga mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu. Fungsi
uang yang semula hanya sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan hitung,
alat penyimpan kekayaan, dan alat penyelesaian utang-piutang. Melihat semakin
berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di Negara kita, sangatlah
penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu sebagai tempat menyimpan atau
meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup masyarkat

Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10
tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut
UU RI no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak . Secara garis besar, peranan perbankan dalam perekonomian
adalah, pertama, menjalankan fungsi transmisi (transmission function). Kedua, menghimpun
dan menyalurkan dana (intermediation function). Ketiga, mentransformasikan dan
mendistribusikan resiko dalam suatu perekonomian (transformation and distribution of risk
function).
Keempat, serta instrumen untuk menstabilkan kondisi perekonomian (stabilization
function ) dalam Gill (1966 : 20). Berperan sebagai lembaga transmisi, mengandung arti
bahwa institusi perbankan mempunyai kemampuan dalam mengontrol jumlah dan lalulintas
uang yang beredar. Artinya, sebagai institusi yang mampu menciptakan instrumen keuangan
(seperti penciptaan uang kartal oleh Bank Sentral dan uang giral oleh Bank Umum), maka
perbankan dapat mempengaruhi pasokan dari sebagian besar uang yang beredar (money
supply) yang akan digunakan baik sebagai alat tukar (medium of exchange) ataupun sebagai
alat pembayaran (unit of account). Singkatnya melalui kemampuan dalam mengontrol jumlah
dan lalulintas uang yang beredar, maka lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai transmisi dalam menjalankan kebijakan moneter. Sementara itu, sebagai
lembaga intermediasi, lembaga perbankan berperan sebagai tempat untuk memobilisasi dana
dari pihak yang mempunyai dana menganggur atau kelebihan dana (surplus unit) untuk
kemudian menyalurkan kepada pihak yang memerlukan atau kekurangan dana (deficit unit).
Melalui fungsi intermediasi, institusi perbankan mempunyai kemampuan untuk
merealokasikan dana secara lebih efektif diantara dua pihak (surplus and deficit units) yang
terpisah dan tidak saling mengenal satu sama lainnya. Karena itu, melalui fungsi intermediasi
ini lembaga perbankan mempunyai posisi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
dan kemajuan ekonomi.
Sebagai institusi yang memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mempengaruhi
jumlah uang yang beredar, maka perbankan bisa berperan sebagai salah satu instrumen untuk
menciptakan stabilitas dan menjaga keseimbangan kondisi perekonomian makro, Menurut
Sunarsip (2003), di negara berkembang seperti Indonesia, keberadaan industri perbankan
menjadi semakin penting. Ini mengingat, tipikal negara berkembang adalah adanya saving-
investment gap yang tidak bisa ditutupi oleh budget pemerintah. Keterlibatan perbankan
dalam mengumpulkan dan menyalurkan kembali dana-dana masyarakat akan sangat
membantu proses pembangunan ekonomi. Sehingga tidak mengherankan jika peranan
perbankan dalam perekonomian negara berkembang lebih mendominasi dibandingkan dengan
perbankan di negara-negara maju. Sebagai gambaran, studi yang dilakukan World Bank
menunjukkan bahwa asset sektor perbankan terhadap seluruh asset lembaga keuangan negara-
negara di kawasan Asia dan Amerika Latin pada tahun 1994 mencapai 60%. Bahkan di
Indonesia, rasionya mencapai 90%. Dari sisi investasi, fungsi intermediasi yang paling
dominan dilakukan bank adalah penyaluran kredit. Disadari bahwa di samping menjanjikan
keuntungan sebagai sumber utama pendapatan bank, pemberian kredit juga mempunyai sisi
resiko yang tinggi bagi bank, yaitu resiko kegagalan pengembalian yang lebih besar sehingga
menyebabkan menimbulkan 138 kredit menjadi bermasalah yang menjurus kepada kredit
menjadi macet yang mengakibatkan kerugian bagi bank pemberi kredit.
Perkembangan penggunaan sistem pembayaran nontunai ternyata tidak mengurangi
pentingnya keberadaan uang kartal dalam perekonomian karena masyarakat tetap
membutuhkan uang kartal khususnya untuk pembayaran yang bersifat perorangan dan yang
bernilai nominal relatif kecil. Oleh karena itu, pembahasan mengenai berbagai aspek yang
terkait dengan uang kartal masih merupakan topik yang relevan dan penting. Guna
menyamakan pemahaman terhadap substansi tulisan, maka yang dimaksud dengan uang
dalam pembahasan selanjutnya adalah uang kartal baik uang kertas maupun uang logam.
Sebagaimana telah dikemukan di atas, uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian.
Tanpa adanya uang dapat dibayangkan betapa sulitnya dilakukan suatu transaksi baik
transaksi barang maupun transaksi jasa, yang pada gilirannya akan menghambat kegiatan
investasi, produksi, dan konsumsi. Di samping peranannya dalam perekonomian, uang juga
memiliki peranan lain yang tidak kalah pentingnya, antara lain dalam rangka menjaga
kedaulatan suatu negara. Uang sering dikaitkan sebagai identitas suatu negara yang berdaulat.
Sebagai gambaran, misalnya, dapat kita lihat bagaimana Indonesia pada awal kemerdekaan
dengan gigihnya berupaya mencetak mata uang sendiri. Penggunaan mata uang Belanda
maupun mata uang Jepang dinilai mengurangi arti dari kemerdekaan yang diperoleh.
Beberapa negara yang dewasa ini mengakui mata uang negara lain sebagai alat pembayaran
sah di negara yang bersangkutan dinilai kurang menunjukkan kemandirian sebagai negara
yang berdaulat. Kebijakan negara tersebut terutama di bidang ekonomi akan sangat
tergantung pada perekonomian negara lain. Dari berbagai permasalahan diatas akan dibahas
terkait hubungan bank sentral, bank umum dan bagaimana peredaran uang di Indonesia.
METODE
Dalam riset ini memakai pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan yakni metode
deskriptif. Jenis data yang dipakai menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan studi kepustakaan, baik itu dari jurnal, laporan keuangan, buku, internet dan
lain sebagainya yang terkait dalam penelitian tentang uang dan perbankan di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat. Lembaga keuangan merupakan perantara antara
pihakpihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Lembaga
keuangan terdiri atas bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan adalah suatu badan yang bergerak dibidang keuangan untuk
menyediakan jasa bagi nasabah atau masyarakat. Lembaga Keangan memiliki fungsi utama
ialah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakat ataupun
sebagai lembaga yang menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau masyarakat.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan
jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi
keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk
perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset
manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan
pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan
yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi
arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan
dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan
yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang
membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk
menghasilkan pendapatan.

Jenis – Jenis Lembaga Keuangan


Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1. Lembaga Keuangan Bank
a. Pengertian Bank
Pengertian Bank Dalam pengertian sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk Giro,
Tabungan, dan Deposito. Kemudian bank dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang
(kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan, misalnya untuk tambahan modal. Disamping
itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, mengirimkan uang atau menerima
segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, Pajak
Bumi dan Bangunan, uang kuliah, gaji, dan pembayaran lainnya dalam Khasmire (2008 : 25).
Istilah bank berasal dari bahasa Italia yaitu “Banco” yang artinya bangku atau meja, karena
pada waktu itu orang yang melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah terutama
dalam lalu lintas uang dilakukan diatas bangku atau meja. Istilah bangku atau meja ini
kemudian berkembang dan populer menjadi bank.
Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan di setiap negara. Bank adalah
lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta,
badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menyimpan
dana-dana yang dimilikinya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan,
bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi
semua sektor perekonomian. Menurut Hermansyah (2013 : 7), dalam Black’s Law
Dictionary, bank dirumuskan sebagai: “An institution, usually incopated, whose business to
receive money on deposit, cash, checks or drafts, discount commercial paper, make loans, and
issue promissory notes payable to bearer known as bank notes.” Pengertian bank yang lain,
menurut kamus istilah hukum Fockema Andreae yang mengatakan bahwa bank adalah suatu
lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan
uang dari dan kepada pihak ketiga. Berhubung dengan adanya cek yang hanya dapat
diberikan kepada bankir sebagai tertarik, maka bank dalam arti luas adalah orang atau
lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur menyediakan uang untuk pihak ketiga.
G.M.Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, berpendapat bank adalah suatu badan yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri
atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-
alat penukar baru berupa giral. A.Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan
Perdagangan menjelaskan bahwa, bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai jenis jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,
pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda
berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Definisi bank menurut
Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak” Sedangkan menurut Pasal 1 butir 2 UndangUndang RI Nomor 21 Tahun 2008
tanggal 16 Juli 2008 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan BANK adalah
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.” Berdasarkan pengertian tersebut diatas, bank
adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan; sehingga berbicara mengenai bank tidak
terlepas dari masalah keuangan. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, penulis
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah: “Badan usaha yang berbadan
hukum yang menjalankan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan (Giro, Tabungan, dan 139 Deposito) dan menyalurkannya kepada masyarakat yang
membutuhkan dana dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Usaha bank tidak semata-mata memutar uang
untuk mencari keuntungan perusahaan, tetapi undang-undang menghendaki agar taraf hidup
rakyat banyak dapat ditingkatkan. Hal ini merupakan salah satu tanggung-jawab bank dalam
rangka mewujudkan cita-cita negara Republik Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur.
Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari bank tidak boleh terlepas dari kegiatan
pembangunan. Setiap kegiatan bank harus berhasil guna bagi kepentingan masyarakat.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dapat
dikatakan bahwa sistim perbankan adalah suatu sistim yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses melaksanakan kegiatan
usahanya secara keseluruhan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana
dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding.
Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan
cara membeli dana dari masyarakat luas.
Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang
berbagai strategi agar masyarakat mau menyimpan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis
simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti Giro, Tabungan, dan Deposito
Berjangka. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan
memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan dana.
Balas jasa tersebut istilahnya dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas
jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan itu, akan semakin tinggi minat
masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Oleh karena itu, pihak perbankan harus
memberikan berbagai rangsangan, kepercayaan dan pelayanan yang prima (ramah), sehingga
masyarakat semakin tertarik untuk menyimpan dananya di bank. Setelah memperoleh dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dan deposito), maka oleh perbankan
dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan untuk tambahan modal dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan
istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit ini juga dikenakan jasa pinjaman kepada
penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah istilahnya berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
Selisih bunga yang diterima dari pemakai kredit (debitur) dengan bunga yang dibayarkan
kepada nasabah penyimpan, itulah merupakan pendapatan bank yang dipergunakan untuk
membiayai operasionalnya. Besarnya suku bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya
suku bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin
besar atau semakin mahal pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya; semakin kecil
atau semakin murah bunga simpanan, maka semakin kecil atau semakin murah pula bunga
pinjaman.
Di samping suku bunga simpanan, pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga
dipengaruhi oleh keuntungan yang akan diambil oleh bank, biaya operasional yang
dikeluarkan, jangka waktu kredit, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana
(lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan.. Sedangkan kegiatan utama dari
Perbankan Syariah sama dengan Bank Konvensional yaitu menghimpun dana (funding)
dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, Deposito, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah, serta menyalurkan
pembiayaan (lending) yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. Penghasilan/
pendapatan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh
dari selisih bunga kredit yang diberikan oleh debitur kepada bank dengan bunga simpanan
yang diberikan bank kepada penyimpan dana di bank. Keuntungan dari selisih bunga ini di
bank dikenal dengan istilah “spread based”. Apabila suatu bank mengalami suatu kerugian
dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka
istilah ini dikenal dengan nama “negatif spread.” 140 Bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah tidak dikenal istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun
peminjam. Di bank ini jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai
dengan hukum Islam. Prinsip syariah yang diterapkan oleh Bank Syariah adalah pembiayaan
berdasarkan prinsip “bagi hasil (mudharabah),” pembiayaan berdasarkan prinsip “penyertaan
modal (musharakah)”, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Sistem bank berdasarkan prinsip Syariah sebelumnya di
Indonesia hanya dilakukan oleh Bank Syariah seperti Bank Muamalat Indonesia dan BPR
Syariah lainnya.
b. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank
Menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dalam melakukan
usahanya, perbankan di Indonesia berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan
prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Menurut pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, fungsi utama
Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan sebagai penyalur dana masyarakat.
Menurut Pasal 4 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Perbankan Indonesia bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan bank tersebut, ada tiga tugas utama bank yang juga dikenal
dengan produk-produk bank.
1) Bank sebagai Penghimpun Dana Masyarakat (Kredit Pasif)
Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank dapat dengan cara-cara
sebagai berikut.
a) Rekening koran/giro (demand deposit), yaitu simpanan yang dapat diambil atau
digunakan untuk membayar sewaktu-waktu.
b) Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan pada bank yang penarikannya
hanya boleh dilakukan setelah jatuh tempo.
c) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang sertifikatnya dapat
diperjualbelikan.
d) Tabungan, yaitu simpanan di bank yang penarikannya dapat sewaktu-waktu.
e) Deposit on call, yaitu simpanan tetap yang berada di bank selama pemiliknya tidak
menggunakan. Jika pemiliknya akan menggunakan, pemilik tersebut harus memberitahukan
terlebih dahulu.
f) Deposit automatic roll over, yaitu deposito yang sudah jatuh tempo tetapi
diperpanjang secara otomatis selama belum diambil.

2) Bank sebagai Penyalur Dana Masyarakat (Kredit Aktif)


Bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Kredit rekening koran, yaitu peminjaman kepada nasabah yang pengambilannya
disesuaikan dengan kebutuhan nasabah tersebut.
b) Kredit reimburse (letter of credit), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah atas
pembelian sejumlah barang dan yang membayar adalah pihak bank.
c) Kredit aksep, yaitu pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah dengan
mengeluarkan wesel. Wesel tersebut selanjutnya dapat diperdagangkan.
d) Kredit dokumenter, yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah setelah
nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal
yang mengangkut barang tersebut.
e) Kredit dengan jaminan surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank
kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga, dan sekaligus surat-surat berharga
tersebut sebagai jaminan kreditnya.
3) Bank sebagai Perantara dalam Lalu Lintas Pembayaran
Bank dapat bertindak sebagai perantara lalu lintas pembayaran dengan memberikan jasa
sebagai berikut.
a) Transfer (pengiriman) uang, yakni pengiriman uang antardaerah atau antarnegara yang
dilakukan oleh bank, atas permintaan nasabah atau masyarakat. Contohnya orang di Jakarta
mentransfer uang kepada orang yang berada di Yogyakarta melalui Bank Mandiri.
b) Melakukan inkaso. Bank atas nama nasabah melakukan penagihan surat utang atau
wesel kepada pihak lain.
c) Menerbitkan kartu kredit (credit card). Bank menerbitkan kartu kredit untuk nasabah
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi pembelian di supermarket tanpa perlu membawa
uang tunai.
d) Mendiskonto. Bank menjamin jual beli surat berharga yang terjadi di masyarakat.
e) Mengeluarkan cek perjalanan (traveler’s check).Untuk memudahkan transaksi dalam
perjalanan, bank menyediakan cek perjalanan.
f) Automated teller machine (ATM), yaitu tempat nasabah mengambil uang tunai yang
ditangani oleh mesin.
g) Pembayaran gaji karyawan. Suatu perusahaan/instansi dapat membayar gaji
karyawannya melalui bank.
h) Save Deposit Box (SDB), yaitu tempat penyimpanan surat/dokumen penting/
berharga.

c. Jenis-Jenis Bank
Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank terdiri atas bank
umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Selain itu, juga terdapat Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia.

BANK SENTRAL
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999, Bank Sentral (Bank Indonesia) merupakan
lembaga negara yang independen/mandiri, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak-
pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank
Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia yang didirikan berdasarkan undang-undang.
Tujuan Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi bank.
d) Sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum, dalam bentuk bantuan likuiditas Bank
Indonesia.
Nantinya, pihak bank akan mengendalikan laju inflasi pada suatu negara, sehingga
perekonomian pada suatu negara akan sangat bergantung pada bank sentral. Pihak bank
sentral juga memiliki hak penuh dalam membuat dan juga melakukan kebijakan moneter
dalam mengendalikan jumlah mata uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Selain
itu, mereka juga memiliki hak dalam mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran
tunai dan non tunai.
Terakhir, bank sentral pun mempunyai hak penuh dalam hal mengatur serta mengawasi
perbankan lain agar bisa membatasi adanya risiko serta biaya krisis sistemik.Setiap negara di
dunia memiliki bank sentralnya tersendiri dan hanya ada satu pada tiap negara. Untuk di
Indonesia, kita bisa melihat adanya Bank Indonesia sebagai bank sentral.

BANK UMUM
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum
memiliki bentuk hukum yaitu:
a) perseroan terbatas (PT),
b) koperasi, atau
c) perusahaan daerah.

Bank umum hanya dapat didirikan oleh:


a) warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, atau
b) warga negara Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara
kemitraan.
Bank umum yang berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT) ada yang dimiliki negara
dan swasta. Bank umum milik negara tersebut adalah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Rakyat
Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Sedangkan bank umum berbentuk PT yang dimiliki swasta terdiri atas bank swasta nasional
dan swasta asing. Bank swasta nasional tersebut misalnya Bank Central Asia (BCA), Lippo
Bank, Bank Danamon, dan Bank Internasional Indonesia (BII). Bank umum swasta asing
misalnya First National City Bank (Citibank). Bank of America, Chase Manhattan Bank,
Standard Chartered Bank, dan Bank of Tokyo.
Bank umum yang berbentuk koperasi, misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia
(Bukopin), Bank Umum Koperasi Kahoeripan, dan Bank Umum Koperasi Jawa Barat.
Pemerintah daerah di Indonesia memiliki perusahaan daerah. Perusahaan daerah tersebut
bergerak di bidang usaha antara lain perbankan. Bank milik pemerintah daerah terdapat pada
setiap daerah tingkat satu. Misalnya, Bank Nagari (Sumatra Barat), BPD Bali, Bank DKI,
Bank Jabar, Bank Jatim, BPD Yogyakarta, dan BPD Maluku.
Tugas pokok Bank Umum menurut Pasal 6 UU No.10 Tahun 1998 adalah sebagai
berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
b) Memberikan kredit.
c) Menerbitkan surat pengakuan utang.
d) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya.
e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
f) Menempatkan dana pada peminjam atau meminjamkan dana pada bank lain baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan cek atau sarana lainnya.
g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antarpihak ketiga.
h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit box).
i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.
l) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Selain tugas pokok di atas, sesuai dengan Pasal 7 UU No. 10 Tahun 1998, Bank Umum
dapat pula melakukan kegiatan berikut ini.
a) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
b) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan. Contohnya sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpangan dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
c) Melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, Bank Umum
dilarang melakukan kegiatan sebagai berikut.
a) Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1998.
b) Melakukan usaha perasuransian.
c) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pasal 6 dan 7
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat hanya diperbolehkan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu. Namun, BPR juga boleh memberikan kredit kepada masyarakat
sebagaimana dilakukan oleh bank umum. Menurut pasal 13 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998, BPR mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
b) Memberikan kredit kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.

Menurut pasal 14 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, BPR dilarang melakukan kegiatan
sebagai berikut.
a) Menerima simpanan dalam bentuk giro dan turut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b) Melakukan usaha dalam valuta asing.
c) Melakukan penyertaan modal.
d) Melakukan usaha perasuransian.
e) Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 13 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Adapun bentuk hukum BPR dapat memilih salah satu dari:


a) Perusahaan Daerah (khusus untuk milik pemerintah daerah),
b) Koperasi, dan
c) Perseroan Terbatas (PT).
Di beberapa kota di Indonesia banyak berdiri bank syariah. Bank Syariah tersebut dapat
berasal dari bank umum maupun bank perkreditan rakyat (BPR). Bank umum tersebut antara
lain Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Danamon Syariah. Bank Syariah
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha menurut syariah Islam. Pada bank Syariah
dikenal beberapa istilah dalam melaksanakan
kegiatannya, misalnya :
1. Mudharabah, yaitu prinsip bagi hasil,
2. Musharakah, yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal,
3. Murabahah, yaitu prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan, dan
4. Ijarah, yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan.
ara ahli perbankan banyak yang mengatakan bahwa bank umum adalah suatu lembaga yang
selalu berorientasi pada keuntungannya.

Namun, bank umum itu sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan statusnya, yakni
bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank umum yang telah mendapatkan
persetujuan dari pihak bank sentral pada suatu negara untuk bisa melakukan bentuk usahanya
dengan memanfaatkan valuta asing.

Jadi, jika Anda menggunakan bank devisa, maka Anda bisa melakukan pengiriman uang ke
luar negeri, melakukan kegiatan ekspor atau impor, serta melakukan jual beli valuta asing.
Sebaliknya, bank non-devisa adalah perbankan yang belum mengantongi izin resmi dari bank
sentral untuk melakukan devisa, sehingga kegiatan yang mereka lakukan pun sifatnya
sangatlah terbatas.

PERBEDAAN BANK SENTRAL DAN BANK UMUM


Bank Sentral :
• Tidak mencari keuntungan
• Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
• Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
• Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
• Menciptakan uang kertas dan uang logam
• Tidak memiliki saingan
• Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non lembaga keuangan

Bank Umum :
• Mencari keuntungan
• Dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
• Diawasi dan dibina oleh bank sentral
• Hanya dapat menciptakan uang giral
• Melakukan persaingan antar bank
• Harus memiliki rekening pada bank sentral
• Melayani individu dan perusahaan atau masyarakat secara umum
HUBUNGAN BANK SENTRAL DAN BANK UMUM

Dalam tabel tersebut dijelaskan keterkaitan antara bank sentral dan bank umum serta
peranannya bagi masyarakat. Bank Sentral bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
umum dan mengendalika inflasi kebijakan moneter. Sedangkan Bank Umum bertugas
memiliki cadangan wajib minimum untuk Bank Sentral. Serta berperan dalam menghimpun
dan mengalokasikan dana kepada masyarakat.

Pengertian Uang
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya
uang, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat
untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan
kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan adanya uang, kalian dapat
mengatakan bahwa bukumu lebih mahal daripada pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah
yang dimaksud dengan uang itu? Setelah membaca uraian di atas, kalian dapat menyimpulkan
bahwa uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur
nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu
yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

Macam – Macam Uang


Jenis-jenis uang dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu berdasarkan bahan
pembuatannya, nilainya, lembaga yang mengeluarkan, dan berdasarkan kawasannya.
a. Berdasarkan Bahan Pembuatannya
1 ) Uang logam
2 ) Uang kertas

b . Berdasarkan Nilainya
1 ) Uang bernilai penuh ( full bodied money money)
2 ) Uang tanda ( token money money)

c . Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkan


1 ) Uang kartal
2 ) Uang giral

d . Berdasarkan Kawasan
1 ) Uang lokal
2 ) Uang regional
3 ) Uang internasional

Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi: sebagai alat tukar umum dan sebagai satuan
hitung.
a ) Uang sebagai alat tukar ( medium of exchange exchange)
b ) Uang sebagai alat satuan hitung ( unit account account)

2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi: sebagai alat pembayaran, sebagai standar
pembayaran utang, sebagai alat penimbun kekayaan, sebagai alat pembentukan modal dan
pemindahan modal, dan sebagai ukuran harga atau pengukur nilai.
a ) Uang sebagai alat pembayaran
b ) Uang sebagai alat penimbun kekayaan

KEBIJAKAN PENGEDARAN UANG DI INDONESIA.


Dalam rangka melaksanakan kewenangan tunggal di bidang pengedaran uang. Bank sentral
merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan mata uang
sebagai alat pembayaran yang sah di suatu Negara. Peran ini vital karena begitu penting dan luasnya
fungsi uang dalam perekonomian yaitu Bank Indonesia. Bank Indonesia telah menetapkan misi yang
menjadi arah dari setiap kebijakan pengedaran uang. Rumusan misi tersebut adalah memenuhi
kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai,
tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar. Rumusan misi ini dijabarkan dalam aktivitas dengan
dukungan sarana maupun prasarana yang diperlukan. Misi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Setiap uang yang diterbitkan dimaksudkan agar dapat mempermudah kelancaran transaksi
pembayaran tunai, dapat diterima, dan dipercaya oleh masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut,
uang perlu memiliki beberapa karakteristik, yaitu mudah digunakan dan nyaman (user friendly), tahan
lama (durable), mudah dikenali (easily recognized), dan sulit dipalsukan (secure against
counterfeiting).
2) Bank Indonesia mengupayakan tersedianya jumlah uang tunai di masyarakat secara cukup, dengan
memperhatikan kesesuaian jenis pecahannya. Untuk ini, diperlukan perencanaan yang baik terutama
dalam perencanaan pengadaan maupun perencanaan distribusinya.
3) Perlu diupayakan tersedianya kelembagaan pendukung untuk mewujudkan terciptanya kelancaran
arus uang tunai yang layak edar, baik secara regional maupun nasional. Dalam rangka mencapai misi
tersebut di atas, Bank Indonesia merumuskan kegiatan strategis pengedaran uang sebagai berikut :
1) Penerbitan uang (emisi) baru harus dilandasi dengan suatu penelitian dan perencanaan yang matang
sehingga uang baru yang
diterbitkan memiliki kualitas yang baik sebagaimana karakteristik uang yang diuraikan di atas.
Penelitian dan perencanaan tersebut dilaksanakan dalam rangka penetapan disain gambar uang, bahan
uang, unsur pengaman, teknik cetak, serta kesesuaiannya dengan peralatan perkasan, seperti mesin
sortasi, ATM, kemasan, dan sebagainya.
2) Kebijakan stok uang yang memungkinkan selalu tersedianya uang dalam jumlah yang cukup
dengan berbagai pecahan untuk memenuhi penarikan dan persediaan uang. Kebijakan ini harus
didukung oleh rencana cetak yang akurat, kebijakan tingkat kelayakan edar yang dapat ditolerir, serta
sistem distribusi yang memadai.
3) Pemilikian sistem distribusi uang yang efektif yang menjamin ketersediaan stok uang yang cukup,
lancar, dan tepat waktu. Hal ini dapat terealisir apabila terdapat rencana distribusi uang yang akurat,
kelancaran transportasi, dan efektivitas Depot Kas dalam melaksanakan fungsinya.
4) Adanya suatu kebijakan yang lebih mendorong keterlibatan perbankan maupun lembaga lainnya
dalam membantu tugas pengedaran uang oleh Bank Indonesia yang meliputi :
a. Kebijakan yang mengatur kembali ketentuan setoran dan bayaran bank-bank. Dalam ketentuan ini,
di antaranya perbankan didorong untuk memiliki perencanaan yang baik dalam pengaturan stok uang
di satuan kerja kasnya. Dengan stok uang yang memadai, perbankan dapat segera memenuhi
kebutuhan penarikan uang nasabah sesuai dengan kebutuhannya baik dalam jumlah maupun pecahan.
b. Mendorong terbentuknya lembaga cash/money center yang memiliki fungsi melakukan kegiatan
memproses uang (menghitung dan sortasi). Lembaga tersebut dapat dimiliki oleh bank atau lembaga
tersendiri. Dengan adanya lembaga ini, maka seluruh setoran nasabah bank akan diproses sehingga
menghasilkan uang layak edar yang dapat diedarkan kembali oleh bank, dan uang yang tidak layak
edar untuk diserahkan ke Bank Indonesia.
c. Kegiatan penukaran uang kepada masyarakat tidak semata-mata dilakukan oleh Bank Indonesia,
tetapi didukung pula oleh perbankan serta lembaga tertentu lainnya. Dengan kebijakan ini, diharapkan
masyarakat dapat memiliki jenis uang dan pecahan yang diinginkan serta terjaganya kelayakan edar
uang di masyarakat.
d. Mendorong terjadinya transaksi antarbank dalam bentuk uang tunai antara bank-bank yang surplus
dengan bank-bank yang memerlukan.
e. Penyempurnaan prosedur dan ketentuan di bidang pengedaran uang, baik yang menyangkut
kegiatan maupun infrastruktur yang mendukung terlaksananya kegiatan pengedaran uang yang efektif
dan efisien.
f. Pengembangan penerapan teknologi informasi di bidang pengedaran uang agar dapat menghasilkan
informasi yang cepat dan akurat. Dengan demikian, perencanaan uang dapat dilakukan lebih baik serta
dapat mengikuti perkembangan pergerakan stok uang Bank Indonesia baik secara nasional maupun
regional.
g. Penyempurnaan organisasi yang melaksanakan tugas pengedaran uang, dengan tujuan agar mampu
melaksanakan manajemen dan tugas pengedaran uang secara efektif. Penyempurnaan organisasi juga
diikuti dengan penyempurnaan ketentuan untuk setiap jenis kegiatan (standard operating procedure).

SIMPULAN
Dalam perekonomian Indonesia, Perbankan memiliki peranan yang sangat penting
dan pengaruh yang besar. Perbankan sendiri memiliki peran yang sangat penting dan strategis
di dalam menopang pembangunan ekonomi nasional. Sebagai lembaga jasa keuangan, salah
satu peran nyata bank yaitu dalam menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan
modal usaha melalui usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah. Keterkaitan antara bank
sentral dan bank umum serta peranannya bagi masyarakat. Bank Sentral bertindak sebagai
pengawas dan pembina bank umum dan mengendalika inflasi kebijakan moneter. Sedangkan
Bank Umum bertugas memiliki cadangan wajib minimum untuk Bank Sentral. Serta berperan
untuk menghimpun dana dari masyarakat. Peran ini dilakukan dengan membuka berbagai
produk simpanan seperti tabungan, giro, deposito, atau bentuk simpanan lain.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak mulai dari Tuhan YME, orang tua, teman – teman di Universitas Negeri Semarang
serta Ibu Ferani Mulianingsih S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar –
dasar Ilmu Ekonomi sehingga artikel dengan judul “ANALISIS HUBUNGAN BANK
SENTRAL DAN BANK UMUM TERKAIT PEREDARAN UANG DI INDONESIA”
dapat tersusun dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

D. Sihaloho, H, Dkk. Kebijakan Pengedaran Uang Di Indonesia. 2004. Jakarta : Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BANK INDONESIA.
Deliarnov, Drs,. M. Sc. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. 2007. Pekanbaru : Erlangga.

Gillis, M., 1966, “Economic of Development”, W.W. Norton and Company, New York.

Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, Kanwil BRI,
1982, Pengetahuan Umum Perbankan, Medan,.

Kanwil BRI, 1982, Pengetahuan Umum Perbankan, Medan,. Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, ______, 2010, Manajemen Perbankan,
RajaGrafindo Persada, Cet.9, Jakarta

Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010,
Manajemen Perbankan, RajaGrafindo Persada, Cet.9, Jakarta.

Lovett, William A., 1997, Banking and Financial institutions Laws, Westpublishing Co,
USA. Supramono, Gatot, 1995, Perbankan dan Masalah Kredit suatu Tinjauan Yuridis,
Djambatan, Jakarta.

Suyatno,Thomas dkk. 1988, Kelembagaan Perbankan, PT.Gramedia, Jakarta,. 146 Usman,


Rachmadi, 2012, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Sinar Grafika, Cet.1,
Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Tentang
Perbankan. Undang-Undang No.21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah. A.
Artikel, Jurnal, Makalah, dan Surat Kabar
Subroto, Djoko. Daru Wahyuni. 2008 . Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi 3. Jakarta : Bumi
Aksara.

Sunarsip, “Analisa atas Deregulasi, Krisis, dan Restrukturisasi Perbankan di Indonesia:


Pendekatan Teori Polizatto dan William E. Alexander”, Jurnal Keuangan Publik, Vol.
1/No. 1, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI,
September 2003. World Bank, 1997. Private Capital Flows to Developing Countries,
Washington, D.C: The World Bank

Suyanto. Nurhadi. 2007. Ilmu Pengetahuan social Ekonomi.Yogyakarta : Erlangga.


http://www.google.com// 31 April 2010. Uang dan Lembaga Keuangan

Usman, Rachmadi, 2012, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Sinar Grafika, Cet.1,
Jakarta.

Yaumil, I. (20123, 2 April). Pengertian Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
http://yastory.blogspot.com/2013/04/pengertian-lembaga-keuangan-bank-dan.html
Diakses pada tanggal 27 November 2021

Anda mungkin juga menyukai