Abstrak: Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan di setiap negara. Bank
adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha
swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan untuk
menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Dalam peredaran uang di Indonesia Bank Sentral
memiliki peran yang sangat besar. Bank sentral merupakan satu-satunya lembaga yang
berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat pembayaran yang
sah di suatu Negara. Peran ini vital karena begitu penting dan luasnya fungsi uang dalam
perekonomian yaitu Bank Indonesia. Bank Sentral bertindak sebagai pengawas dan pembina
bank umum dan mengendalikan inflasi kebijakan moneter. Sedangkan Bank Umum bertugas
memiliki cadangan wajib minimum untuk Bank Sentral. Serta berperan untuk menghimpun
dana dari masyarakat. Peran ini dilakukan dengan membuka berbagai produk simpanan
seperti tabungan, giro, deposito, atau bentuk simpanan lain.
PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan peradaban manusia menunjukkan bahwa uang memiliki
peranan strategis dalam perekonomian terutama karena fungsi utamanya sebagai alat
pembayaran sehingga pada awalnya sering diartikan bahwa uang adalah sesuatu yang dapat
diterima umum sebagai alat pembayaran. Namun, sejalan dengan perkembangan
perekonomian khususnya di bidang keuangan, fungsi dan peranan uang juga mengalami
perkembangan dan definisi uang juga mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu. Fungsi
uang yang semula hanya sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan hitung,
alat penyimpan kekayaan, dan alat penyelesaian utang-piutang. Melihat semakin
berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di Negara kita, sangatlah
penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu sebagai tempat menyimpan atau
meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup masyarkat
Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10
tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut
UU RI no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak . Secara garis besar, peranan perbankan dalam perekonomian
adalah, pertama, menjalankan fungsi transmisi (transmission function). Kedua, menghimpun
dan menyalurkan dana (intermediation function). Ketiga, mentransformasikan dan
mendistribusikan resiko dalam suatu perekonomian (transformation and distribution of risk
function).
Keempat, serta instrumen untuk menstabilkan kondisi perekonomian (stabilization
function ) dalam Gill (1966 : 20). Berperan sebagai lembaga transmisi, mengandung arti
bahwa institusi perbankan mempunyai kemampuan dalam mengontrol jumlah dan lalulintas
uang yang beredar. Artinya, sebagai institusi yang mampu menciptakan instrumen keuangan
(seperti penciptaan uang kartal oleh Bank Sentral dan uang giral oleh Bank Umum), maka
perbankan dapat mempengaruhi pasokan dari sebagian besar uang yang beredar (money
supply) yang akan digunakan baik sebagai alat tukar (medium of exchange) ataupun sebagai
alat pembayaran (unit of account). Singkatnya melalui kemampuan dalam mengontrol jumlah
dan lalulintas uang yang beredar, maka lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai transmisi dalam menjalankan kebijakan moneter. Sementara itu, sebagai
lembaga intermediasi, lembaga perbankan berperan sebagai tempat untuk memobilisasi dana
dari pihak yang mempunyai dana menganggur atau kelebihan dana (surplus unit) untuk
kemudian menyalurkan kepada pihak yang memerlukan atau kekurangan dana (deficit unit).
Melalui fungsi intermediasi, institusi perbankan mempunyai kemampuan untuk
merealokasikan dana secara lebih efektif diantara dua pihak (surplus and deficit units) yang
terpisah dan tidak saling mengenal satu sama lainnya. Karena itu, melalui fungsi intermediasi
ini lembaga perbankan mempunyai posisi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
dan kemajuan ekonomi.
Sebagai institusi yang memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mempengaruhi
jumlah uang yang beredar, maka perbankan bisa berperan sebagai salah satu instrumen untuk
menciptakan stabilitas dan menjaga keseimbangan kondisi perekonomian makro, Menurut
Sunarsip (2003), di negara berkembang seperti Indonesia, keberadaan industri perbankan
menjadi semakin penting. Ini mengingat, tipikal negara berkembang adalah adanya saving-
investment gap yang tidak bisa ditutupi oleh budget pemerintah. Keterlibatan perbankan
dalam mengumpulkan dan menyalurkan kembali dana-dana masyarakat akan sangat
membantu proses pembangunan ekonomi. Sehingga tidak mengherankan jika peranan
perbankan dalam perekonomian negara berkembang lebih mendominasi dibandingkan dengan
perbankan di negara-negara maju. Sebagai gambaran, studi yang dilakukan World Bank
menunjukkan bahwa asset sektor perbankan terhadap seluruh asset lembaga keuangan negara-
negara di kawasan Asia dan Amerika Latin pada tahun 1994 mencapai 60%. Bahkan di
Indonesia, rasionya mencapai 90%. Dari sisi investasi, fungsi intermediasi yang paling
dominan dilakukan bank adalah penyaluran kredit. Disadari bahwa di samping menjanjikan
keuntungan sebagai sumber utama pendapatan bank, pemberian kredit juga mempunyai sisi
resiko yang tinggi bagi bank, yaitu resiko kegagalan pengembalian yang lebih besar sehingga
menyebabkan menimbulkan 138 kredit menjadi bermasalah yang menjurus kepada kredit
menjadi macet yang mengakibatkan kerugian bagi bank pemberi kredit.
Perkembangan penggunaan sistem pembayaran nontunai ternyata tidak mengurangi
pentingnya keberadaan uang kartal dalam perekonomian karena masyarakat tetap
membutuhkan uang kartal khususnya untuk pembayaran yang bersifat perorangan dan yang
bernilai nominal relatif kecil. Oleh karena itu, pembahasan mengenai berbagai aspek yang
terkait dengan uang kartal masih merupakan topik yang relevan dan penting. Guna
menyamakan pemahaman terhadap substansi tulisan, maka yang dimaksud dengan uang
dalam pembahasan selanjutnya adalah uang kartal baik uang kertas maupun uang logam.
Sebagaimana telah dikemukan di atas, uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian.
Tanpa adanya uang dapat dibayangkan betapa sulitnya dilakukan suatu transaksi baik
transaksi barang maupun transaksi jasa, yang pada gilirannya akan menghambat kegiatan
investasi, produksi, dan konsumsi. Di samping peranannya dalam perekonomian, uang juga
memiliki peranan lain yang tidak kalah pentingnya, antara lain dalam rangka menjaga
kedaulatan suatu negara. Uang sering dikaitkan sebagai identitas suatu negara yang berdaulat.
Sebagai gambaran, misalnya, dapat kita lihat bagaimana Indonesia pada awal kemerdekaan
dengan gigihnya berupaya mencetak mata uang sendiri. Penggunaan mata uang Belanda
maupun mata uang Jepang dinilai mengurangi arti dari kemerdekaan yang diperoleh.
Beberapa negara yang dewasa ini mengakui mata uang negara lain sebagai alat pembayaran
sah di negara yang bersangkutan dinilai kurang menunjukkan kemandirian sebagai negara
yang berdaulat. Kebijakan negara tersebut terutama di bidang ekonomi akan sangat
tergantung pada perekonomian negara lain. Dari berbagai permasalahan diatas akan dibahas
terkait hubungan bank sentral, bank umum dan bagaimana peredaran uang di Indonesia.
METODE
Dalam riset ini memakai pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan yakni metode
deskriptif. Jenis data yang dipakai menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan studi kepustakaan, baik itu dari jurnal, laporan keuangan, buku, internet dan
lain sebagainya yang terkait dalam penelitian tentang uang dan perbankan di Indonesia.
c. Jenis-Jenis Bank
Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank terdiri atas bank
umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Selain itu, juga terdapat Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia.
BANK SENTRAL
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999, Bank Sentral (Bank Indonesia) merupakan
lembaga negara yang independen/mandiri, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak-
pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank
Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia yang didirikan berdasarkan undang-undang.
Tujuan Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi bank.
d) Sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum, dalam bentuk bantuan likuiditas Bank
Indonesia.
Nantinya, pihak bank akan mengendalikan laju inflasi pada suatu negara, sehingga
perekonomian pada suatu negara akan sangat bergantung pada bank sentral. Pihak bank
sentral juga memiliki hak penuh dalam membuat dan juga melakukan kebijakan moneter
dalam mengendalikan jumlah mata uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Selain
itu, mereka juga memiliki hak dalam mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran
tunai dan non tunai.
Terakhir, bank sentral pun mempunyai hak penuh dalam hal mengatur serta mengawasi
perbankan lain agar bisa membatasi adanya risiko serta biaya krisis sistemik.Setiap negara di
dunia memiliki bank sentralnya tersendiri dan hanya ada satu pada tiap negara. Untuk di
Indonesia, kita bisa melihat adanya Bank Indonesia sebagai bank sentral.
BANK UMUM
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum
memiliki bentuk hukum yaitu:
a) perseroan terbatas (PT),
b) koperasi, atau
c) perusahaan daerah.
Menurut pasal 14 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, BPR dilarang melakukan kegiatan
sebagai berikut.
a) Menerima simpanan dalam bentuk giro dan turut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b) Melakukan usaha dalam valuta asing.
c) Melakukan penyertaan modal.
d) Melakukan usaha perasuransian.
e) Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 13 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Namun, bank umum itu sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan statusnya, yakni
bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank umum yang telah mendapatkan
persetujuan dari pihak bank sentral pada suatu negara untuk bisa melakukan bentuk usahanya
dengan memanfaatkan valuta asing.
Jadi, jika Anda menggunakan bank devisa, maka Anda bisa melakukan pengiriman uang ke
luar negeri, melakukan kegiatan ekspor atau impor, serta melakukan jual beli valuta asing.
Sebaliknya, bank non-devisa adalah perbankan yang belum mengantongi izin resmi dari bank
sentral untuk melakukan devisa, sehingga kegiatan yang mereka lakukan pun sifatnya
sangatlah terbatas.
Bank Umum :
• Mencari keuntungan
• Dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
• Diawasi dan dibina oleh bank sentral
• Hanya dapat menciptakan uang giral
• Melakukan persaingan antar bank
• Harus memiliki rekening pada bank sentral
• Melayani individu dan perusahaan atau masyarakat secara umum
HUBUNGAN BANK SENTRAL DAN BANK UMUM
Dalam tabel tersebut dijelaskan keterkaitan antara bank sentral dan bank umum serta
peranannya bagi masyarakat. Bank Sentral bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
umum dan mengendalika inflasi kebijakan moneter. Sedangkan Bank Umum bertugas
memiliki cadangan wajib minimum untuk Bank Sentral. Serta berperan dalam menghimpun
dan mengalokasikan dana kepada masyarakat.
Pengertian Uang
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya
uang, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat
untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan
kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan adanya uang, kalian dapat
mengatakan bahwa bukumu lebih mahal daripada pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah
yang dimaksud dengan uang itu? Setelah membaca uraian di atas, kalian dapat menyimpulkan
bahwa uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur
nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu
yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
b . Berdasarkan Nilainya
1 ) Uang bernilai penuh ( full bodied money money)
2 ) Uang tanda ( token money money)
d . Berdasarkan Kawasan
1 ) Uang lokal
2 ) Uang regional
3 ) Uang internasional
Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi: sebagai alat tukar umum dan sebagai satuan
hitung.
a ) Uang sebagai alat tukar ( medium of exchange exchange)
b ) Uang sebagai alat satuan hitung ( unit account account)
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi: sebagai alat pembayaran, sebagai standar
pembayaran utang, sebagai alat penimbun kekayaan, sebagai alat pembentukan modal dan
pemindahan modal, dan sebagai ukuran harga atau pengukur nilai.
a ) Uang sebagai alat pembayaran
b ) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
SIMPULAN
Dalam perekonomian Indonesia, Perbankan memiliki peranan yang sangat penting
dan pengaruh yang besar. Perbankan sendiri memiliki peran yang sangat penting dan strategis
di dalam menopang pembangunan ekonomi nasional. Sebagai lembaga jasa keuangan, salah
satu peran nyata bank yaitu dalam menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan
modal usaha melalui usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah. Keterkaitan antara bank
sentral dan bank umum serta peranannya bagi masyarakat. Bank Sentral bertindak sebagai
pengawas dan pembina bank umum dan mengendalika inflasi kebijakan moneter. Sedangkan
Bank Umum bertugas memiliki cadangan wajib minimum untuk Bank Sentral. Serta berperan
untuk menghimpun dana dari masyarakat. Peran ini dilakukan dengan membuka berbagai
produk simpanan seperti tabungan, giro, deposito, atau bentuk simpanan lain.
DAFTAR PUSTAKA
D. Sihaloho, H, Dkk. Kebijakan Pengedaran Uang Di Indonesia. 2004. Jakarta : Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BANK INDONESIA.
Deliarnov, Drs,. M. Sc. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. 2007. Pekanbaru : Erlangga.
Gillis, M., 1966, “Economic of Development”, W.W. Norton and Company, New York.
Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, Kanwil BRI,
1982, Pengetahuan Umum Perbankan, Medan,.
Kanwil BRI, 1982, Pengetahuan Umum Perbankan, Medan,. Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, ______, 2010, Manajemen Perbankan,
RajaGrafindo Persada, Cet.9, Jakarta
Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010,
Manajemen Perbankan, RajaGrafindo Persada, Cet.9, Jakarta.
Lovett, William A., 1997, Banking and Financial institutions Laws, Westpublishing Co,
USA. Supramono, Gatot, 1995, Perbankan dan Masalah Kredit suatu Tinjauan Yuridis,
Djambatan, Jakarta.
Usman, Rachmadi, 2012, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Sinar Grafika, Cet.1,
Jakarta.
Yaumil, I. (20123, 2 April). Pengertian Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
http://yastory.blogspot.com/2013/04/pengertian-lembaga-keuangan-bank-dan.html
Diakses pada tanggal 27 November 2021