Abstrak
KKN merupakan penyakit yang merusak segala sendi ekonomi dan tata
pemerintahan. Good Governance merupakan cara mengobati praktek kotor
tersebut. Good Governance akan terwujud apabila adanya kekompakan
seluruh elemen masyarakat dan sunia usaha dalam merevolusi moral (akhlaq) dan
membasmi pelaku KKN serta tidak menciptakan lingkungan yang
memungkinkan KKN untuk tumbuh.
A. Pendahuluan
Good Governance seketika telah menjadi buzzword yang banyak
dibicarakan di banyak kalangan. Di sektor pemerintah dengan
bergulirnya reformasi menuntut adanya good governance aparat dan
pegawai pemerintah sebagai pengemban amanat rakyat. Pemerintah
dituntut mempunyai kesadaran etos kerja yang memuaskan prinsipalnya
yaitu rakyat yang telah memberikan sumber dana dalam bentuk pajak.
Ketidakpuasan rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi akan
mencabut wewenang yang dipercayakan kepada pemerintah.
Good Corporate Governance merupakan isu lama yang digagas oleh
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sekitar awal tahun 90-an.
Tujuannya agar perusahaan yang mereka miliki dapat beroperasi secara
bersih dan berupaya semaksimal mungkin menghindari praktik-praktik
yang melenceng dari norma hukum yang berlaku. Namun sayang,
keinginan mulia yang digagas kala itu sampai saat ini masih sekedar
angan-angan, disebabkan kurangnya dukungan dari penegakan hukum
(law enforcement) di Indonesia.
Dengan bergulirnya waktu, fenomena yang muncul adalah
adanya keinginan agar Good Corporate Governance dapat menyatu dengan
khasanah budaya Indonesia. Munculah istilah Tata Kelola Perusahaan
Pengangguran dan Kinerja Manajerial”, dalam Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia,
Yogyakarta, Desember 1999.
(2) Menjadi panutan dengan dimulai dari sdiri sendiri, terutama dari top
management
(3) Membangun komitmen di selutruh lini perusahaan dengan masing-
masing bertindak benar.
(4) Menciptakan blue print bisnis dengan tetap mencegah blue print
syndrome
(5) Membangun standar kebenaran yang berlaku secara adil dagi
seluruh personil.
(6) Menolak segala bentuk suap, angpau dan tips atau segala bentuk
lain meskipun harus berkorban secara jangka pendek.
(7) Membangun industrial democracy synergy (morak dan etika tindak
lanjut dengan moral dan etika)
(8) Membangun TRAF (transparancy, responsibility, accountability, dan
fairness)
(9) Merealisasikan nation dan character dari usia dini dalam keluarga dan
pendidikan.
Dengan unit bisnis membangun dan meralisasikan runtut
langkah Good Corporate Governance akan tercipta moral yang sehat di
seluruh lini perusahaan, sehingga tidak ada alasan lagi untk terjadinya
KKN. Walaupun untuk dilakukan di Indonesia merupakan langkah
tidak populer saat ini dan dianggap “sok suci”. Meskipun praktek KKN
telah mengakar akan tetapi harus ada yang meulai dan merevolusi demi
keunggulan komparatif jangka panjang dan fundamental.
Ketika proses Good Governance berjalan maka akan tercipta image
atau citra perusahaan sebagai perusahaan yang berhasil yaitu melalui
trust para customer sampai akhirnya menjadi pemenang dalam persaingan
usaha secara jujur.
Terjadinya bad company karena tidak tahannya personil
perusahaan terutama pada level pimpinan terhadap godaan peluang dan
kesempatan untuk segera merasakan hasilnya. Penyebab lainnya adalah
dorongan untuk mengutamakan kepentingan pribadi dan golongannya.
Dorongan ini akan memunculkan kepentingan kelompok “penguasa”
yang menonjol dan memarginalkan kelompok lain. Akibatnya
kekompakan hilang dan muncul fiksi-fiksi yang semakin lama rasa
untuk menjatuhkan kelompok lain yang akhirnya menggerogoti
perusahaan.
I. Kesimpulan
Good Governance akan terwujud jika senagat untuk merevolsi budaya
KKN dengan membangun moral dan tindakan nyata dari pelaku usaha
dengan tidak merespon dan menciptakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya KKN, pemerintah dengan perangkat
hukumnya dan membasmi semua pelaku KKN termasuk
membersihkan aparat hukum yang terlibat dalam mafia peradilan dan
legislatis dengan fungsi pengawasannya.
Daftar Pustaka