53.294 produk dalam IL yang merupakan kurang lebih 83 dari semua produk
ASEAN.
Globalisasi ekonomi dan sistem pasar bebas dunia menempatkan
Indonesia bagian dari sistem tersebut. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja, kita
dituntut benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Sementara
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta orang akan merupakan
pangsa pasar yang potensial. Bisnis baru akan banyak muncul, baik yang
merupakan investasi dalam negeri maupun yang merupakan investasi modal
asing. Fakta menunjukkan bahwa akhir-akhir ini Indonesia ―kebanjiran‖ barang-
barang luar negeri seperti dari Cina, Taiwan dan Korea yang relatif murah
harganya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan Indonesia tidak hanya
bersaing dengan perusahaan didalam negeri namun mereka mau tidak mau
harus bersaing dengan perusahaan multinasional dan perusahaan-perusahaan
dari negara lain. Perusahaan-perusahaan Indonesia dituntut mampu bersaing
secara profesional pada skala dunia (global) supaya dapat tetap survive dan
bahkan berkembang. Ahli ekonomi mengingatkan bahwa globalisasi pasar dan
kompetisi menciptakan suatu perubahan yang sangat besar. Strategi yang tepat
harus diaplikasikan untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatkan peluang-
peluang yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semakin
kompetitif.
Justeru itulah, salah satu dasar alasan maka perhatian terhadap
perkembangan Ilmu Administrasi Bisnis atau Bisnis pada akhir-akhir ini
meningkat dengan pesat. Perkembangan bisnis yang dipacu oleh kemajuan ilmu,
pengetahuan, dan teknologi kini menjadi pusat perhatian masyarakat secara luas
karena melahirkan fenomena globalisasi dimana kepentingan individu, kelompok
bahkan Negara yang berada di bawah kepentingan dunia secara menyeluruh.
Bisnis telah menjadi sebuah kekuatan yang mampu mengubah tatanan dunia
mulai dari tingkat kesejahteraan masyarakat, struktur demografi, politik, sosial-
budaya, ekonomi, komunikasi sampai pada kekuasaan. Akibatnya, struktur
politik dan kekuasaan kini sulit untuk dipisahkan dari kegiatan bisnis.
Berkaitan dengan masalah globalisasi dalam kegiatan bisnis dan segala
permasalahan yang ditimbulkannya, ilmu administrasi khususnya ilmu
administrasi Bisnis /bisnis, sebagai salah satu unsur penting dalam
pembangunan nasional, memperoleh tantangan besar yang dikarenakan luasnya
kajian ilmu administrasi Bisnis /bisnis itu sendiri. Objek dari ilmu administrasi
adalah orang-orang dengan perilakunya, subjek yang dipelajari adalah
bentuk-bentuk atau bagian-bagian serta mekanisme kerja sama, sedangkan
metode metode merupakan cara atau pemikiran yang dikembangkan untuk
mencapai tujuan dari kerja sama tersebut.
Seperti juga kepentingan, keinginan dan kebutuhan manusia sangat
beragam dan terus berubah. Secara alamiah manusia membentuk atau
membangun kelompok yang didasarkan pada rasionalitas dan kesamaan
pandang yang menghasilkan pola interaksi sebagai proses penyelenggaraan
yang mencakup: kebijakan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
dalam ilmu-ilmu sosial dikategorikan ke dalam ilmu administrasi yaitu ilmu
pengetahuan yang mempelajari proses penyelenggaraan kerjasama antara
orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
3
Pada Tabel 1 diatas terlihat bahwa antara administrasi bisnis dan negara
terdapat kesamaan dalam hal tujuan yaitu untuk melayani (pelayanan).
Perbedaannya muncul pada motif dari pelayanan tersebut yaitu administrasi
bisnis memberikan pelayanan dengan diikuti motif laba dan administrasi negara
tanpa diikuti motif laba. Pelayanan tanpa motif laba dalam administrasi negara
dapat terjadi karena pelayanan tersebut dilakukan didasarkan pada peraturan dan
adanya kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Pelayanan bermotif laba pada
administrasi niaga muncul karena dasar pelayanan tersebut adalah adanya
kebutuhan masyarakat/konsumen dan kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaaan dalam melayani kebutuhan tersebut. Filosofinya dalah sebelum
memberikan pelayanan, administrasi niaga terlebih dahulu melihat kebutuhan
masyarakat/konsumen dan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga
tidak semua kebutuhan masyarakat/konsumen harus dilayani karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal kewenangan
pembuatan kebijakan publik, administrasi bisnis tidak memiliki kewenangan
tersebut karena administrasi bisnis Prosiding Seminar Propti 2002 6 merupakan
pemakai aktif dari kebijakan tersebut. Secara struktural administrasi negara
berada dalam posisi pembuat kebijakan publik yaitu berada di tangan legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Untuk wilayah yurisdiksi (hukum), administrasi niaga
berada dalam wilayah hukum privat yaitu hukum yang mengatur hubungan antara
warga negara denga warga negara. Berdasarkan hukum privat ini, seluruh
sengketa yang terjadi dalam administrasi bisnis bisnis diselesaikan secara hukum
perdata dan hukum dagang.
Wilayah yurisdiksi administrasi negara berada dalam wilayah hukum publik
yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dengan negara.
Seluruh sengketa yang muncul akan diselesaikan secara hukum pidana ataupun
peradilan tata usaha negara (PTUN). Pelaku kegiatan administrasi negara adalah
murni dari pemerintahan dan tidak ada keterlibatan dari pihak swasta secara
struktural. Kalaupun ada ketrelibatan dari pihak swasta sifatnya hanyalah
sementara dan diikat dengan perjanjian yang mengedepankan profesionalisme.
Contohnya adalah munculnya tender-tender terhadap pekerjaan pemerintah yang
melibatkan swasta. Sebaliknya pelaku kagiatan dari administrasi niaga adalah
pihak swasta yaitu lembaga-lembaga ekonomi (PT, CV, Firma, dll) atau pun
perseorangan (comisioner, perantara, dll). Untuk kontek administrasi niaga
negara, pelaku kegiatanya adalah pemerintah atau campuran antara pemerintah
7