Anda di halaman 1dari 31

1

Pada dasarnya, hakekat manajemen diharapkan dapat bermanfaat untuk: Kepentingan umum Keberadaan manajemen akan menjamin tercapainya kepentingan umum karena manajemen memperjuangkan kepentingan semua pihak yang ada dalam organisasi. Tujuan organisasi Manajemen diberlakukan dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organsiasi. Keadaan ini menunjukkan bahwa pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan effisien sangat terbantu oleh manajemen. Arahan bagi pimpinan Manajemen dapat dipastikan membantu pimpinan organisasi dalam memetakan kerja sama yang dibangun dalam organisasi yang dipimpinnya melalui kebijakan-kebijakan untuk meraih tujuan yang diinginkan. Faktor dasar Setiap organisasi mempunyai sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuannya, yang dikenal dengan faktor dasar. Manajemen merupakan salah satu faktor dasar tersebut. Dengan demikian manajemen merupakan sesuatu yang mendasari semua kegiatan dalam organisasi Pemaparan tentang sisi pemahaman terhadap manajemen menunjukkan bahwa bagi orang-orang yang terjun dalam organisasi formal atau informal, perlu mengkaji dan mempelajari manajemen. Hal tersebut sangat mendukung perkembangan ilmu manajemen, sebagaimana ungkapan para ahli tentang perlunya mempelajari manajemen. Manajemen, bagaimanapun sangat diperlukan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha untuk mencapai tujuan organisasi akan sia-sia. Untuk itu, setidaknya ada tiga alasan mengapa harus mempelajari manajemen. 1. Untuk mencapai tujuan 2. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang bertentangan. 3. Untuk mencapai effisiensi dan efektivitas Stoner (1996) juga mengatakan adanya tiga (3) alasan penting mengapa kita harus mempelajari manajemen, yaitu yang menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Semua itu menunjukkan adanya pengaruh terhadap manusia yang bekerja sama dalam organisasi, dan di bawah bimbingan manajer akan lebih banyak hal yang dapat diraih. Keadaan-keadaan tersebut dapat dsimpulkan bahwa, organisasi memberikan kontribusi pada standar kehidupan umat manusia masa kini di seluruh dunia, organisasi membangun masa depan yang lebih baik dan membantu individu-individu untuk melakukan hal yang

sama, organissi membantu menghubungkan manusia dengan masa lalunya dan organisasi dapat dipandang sebagai pola hubungan manusia. Gibson (1997) juga mengatakan bahwa setidaknya ada dua (2) alasan pentingnya kita mempelajari manajemen, yaitu masyarakat kita tergantung pada spesialisasi berbagai lembaga dan organisasi untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan, individu yang tidak terlatih sebagai manajer sering menemukan dirinya dalam posisi manajerial. Robbin (1999) juga mengatakan bahwa ada dua (2) alasan pentingnya mempelajari manajemen, yaitu setiap orang mempunyai kepentingan yang mendalam untuk mampu memperbaiki cara-cara pengelolaan organisasi, sebagian besar, setelah lulus dari perguruan tinggi, kita memulai karier dengan mengelola atau juga dikelola. Perusahaan adalah salah satu bentuk dari organisasi yang besar .Sukses suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi itu untuk beradapatasi pada perubahan lingkungan strategik yang mempengaruhi kehidupan organisasi. Organisasi yang terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akan dapat tumbuh dan berkembang. Sebaliknya organisasi yang tidak beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategik akan mengalamim kemunduran. Oleh sebab itu sangat perlu bagi organisasi untuk memahami perubahan lingkungan strategik tersebut. Perubahan lingkungan strategik menuntut adanya perubahan paradigma di dalam mengelola organisasi. Ahli pengembangan SDM dan organisasi yang berkecimpung di dalam pengelolaan perusahaan, harus memahami pergeseran paradigma bisnis agar supaya di dalam memberikan pelayanan kepada organisasi tempat dia bekerja dapat mengambil tindakan yang tepat. Perubahan Lingkungan Strategik Lingkungan strategik yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya organisasi antara lain adalah seperti berikut. Persaingan Global Globalisasi telah membuat batas antar negara semakin kabur. Perlindungan terhadap produk dalam negeri melalaui proses monopoli kini semakin ditentang oleg dunia internasional. Perjanjian perdagangan bebasa seperti Asean Free Trade Area (AFTA), kesepakatan pasar bebas dunia melalui General Agreemenet on Tariffs and Trade (GATT) menentang proteksi yang diberlakukan oleh suatu negara atas intervensi pasar oleh negara lain. Setelah diberlakukannya perjanjian tersebut maka suatu unit pemerintahan di suatu negara akan mendapat tekanan yang semakin keras dari negara lain. Lingkungan Sosial Perubahan masyarakat akibat globalisasi telah menyebabkan karyawan suatu unit pemerintahan menuntut perlakuan yang lebih baik. Hak-hak

azazi manusia yang sebelumnya kurang diperhatikan oleh pihak organisasi kini samakin dituntut. (karyawan golongan paling rendah, penghasilannya seringkali berada di bawah upah minimum regional ). Demikian pula dengan kesadaran masyarakat akan pelayanan pada masyarakat telah membuat organisasi harus lebih berhati-hati dalam memberikan pelayanan. Lingkungan Politik Kondisi politik di suatu negara sangat mempengaruhi pertumbuhan bisnis. Suatu negara yang situasi politiknya agak kacau menyebabkan para investor asing takut menanamkan modal di wilayah tersebut. Kekacauan politik yang menimbulkan kerusuhan sosial akan mematikan usaha bisnis. Pengalaman kerusuhan politik di Indonesia telah menyebabkan banyak pemodal melarikan modal mereka ke luar negeri. Selain itu perusakan pabrik dan alat-alat kerja telah menyebabkan banyak pabrik tutup. Perubahan Undang-Undang Banyak sekalai peraturan-peraturan baru yang muncul dalam berbagai aspek operasi organisasi. Misalnya kehadiran UU no.25 tahun 1998 tentang serikat sekerja menyebabkan organisasi semakin sulit untuk mengelola karyawan. Kalau semula organisasi perusahaan hanya memiliki satu organisasi karyawan (SPSI), kini karyawan memiliki peluang untuk bergabung pada banyak serikat sekerja seperti itu, atau mungkin membuat organisasi baru. Lingkungan Teknologi Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, telah merubah secara mendasar cara pengelolaan organisai. Kehadiran komputer dengan tingkat kecanggihan yang semakin meningkat menyebakan semakin banyak pekerjaan diganti oleh komputer. Selain itu kegiatan organsasi semakin diwarnai oleh persaingan kecepatan waktu (real-time). Penggunaan internet, web-site, lokal area network (LAN) semakin marak dalam dunia organisasi. Organisasi harus berpacu untuk mengikuti perkembangan teknologi. Kalau tidak demikian dia akan ketinggalan. Pergeseran Paradigma Organisasi Perubahan lingkungan strategik dalam berbagai dimensi memerlukan adanya penyesuaian cara pikir dan cara pandang pengelolaan organisasi. Pola pikir dan pola pandang ini secara populer disebut dengan istilah paradigma. Kompetensi SDM Berdasarkan asumsi yang dikemukan di atas maka suatu unit organisasi harus memiliki karyawan yang sevara terus menerus mengembangan empat jenis modal manusia (human capital) yakni modal intelektual (intellectual capital), modal sosial (social capital), modal mental (soft capital), dan modal agama (spiritual capital). Kiat suskses meniti karir sangat dipengaruhi kemampuan mengembangkan keempat jenis modal manusia tersebut. Modal intelektual

Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukaan peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan. Banyak pakar yang mengatakan bahwa modal intelektual sangat besar peranannya di dalam menambah nilai suatu kegiatan. Berbagai perusahaan yang unggul dan meraih banyak keuntungan adalah perusahaan yang terus menerus mengembangkan sumberdaya manusianya. Manusia harus memiliki sifat proaktif dan inovatif untuk mengelola perubahan lingkungan kehidupan (ekonomi, sosial, politik, teknologi, hukum dll) yang sangat tinggi kecepatannya. Mereka yang tidak beradaptasi pada perubahan yang super cepat ini akan dilanda kesulitan. Manajemen perusahaan sebagai pimpinan puncak organisasi yang bertanggungjawab di dalam pengembangan SDM harus mampu membangun suatu organisasi pembelajaran (learning organization). Hal ini baru terjadi bila seluruh jajaran kepemimpinan mulai dari lini atas sampai ke lini bawah berusaha secara serius untuk menanamkan kesadaran guna menambah pengetahuan baik pada dirinya sendiri, atau pada seluruh karyawan dalam perusahaan. Modal Sosial Intelektual modal baru akan tumbuh bila masing-masing orang berbagi wawasan. Untuk dapat berbagi wawasan orang harus membangun jaringan hubungan sosial dengan orang lainnya. Kemampuan membangun jaringan sosial inilah yang disebut dengan modal sosial. Semakin luas pergaulan seseorang dan semakin luas jaringan hubungan sosial (social networking) semakin tinggi nilai seseorang. Modal Sosial dimanifestasikan pula dalam kemampuan untuk bisa hidup dalam perbedaan dan menghargai perbedaan (diversity). Pengakuan dan penghargaan atas perbedaan adalah suatu syarat tumbuhnya kreativitas dan sinergi. Modal mental (soft capital) Modal agama yang oleh Hartanto (1998) disebut dengan soft capital adalah modal yang diperlukan untuk menumbuhkan modal sosial dan modal intelektual. Sifat bisa dipercaya dan percaya pada orang lain (trust), bisa menahan emosi, pemaaf, penyabar, ikhlas, dan selalu ingin menyenangkan orang lain sangat diperlukan bagi upaya untuk membangun masyarakat yang beradab dan berkinerja tinggi. Beberapa tahun terakhir ini makin banyak pembicaraan tentang pentingnya peranan inteligensi emosional (emotional intelligence) di dalam menunjang kesuksesan hidup manusia (Goleman, 1996). Apa yang ditulis oleh Daniel Goleman tersebut sangat sesuai dengan ajaran berbagai agama.Upaya untuk menumbuhkan modal lembut ini bisa melalui pengajian agama, pelatihan social skill, pelatihan inteligensi emosisonal, atau paket Seven Habits of Highly Effective People. Saya rasa sudah saatnya lembaga pendidikan tinggi mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti paket pengembangan kepribadian seperti

itu. Karena sifatnya sangat praktis dan segera terasa manfaatnya InsyaAllah. Modal agama Bagi orang yang beagama ketiga modal yang dibicarakan di atas adalah bagian dari ekspresi modal spiritual. Semakin tinggi iman dan takwa seseorang semakin tinggi pula ke tiga modal di atas. Namun demikian banyak akademisi yang menyarankan agar modal spiritual dipisahkan dari ketiga modal di atas, dengan tujuan untuk semakin menekankan betapa pentingnya upaya pengembangan keberagamaan manusia. Di mata para akademisi yang berpandangan demikian, agama akan menjadi pembimbing kehidupan agar tidak menjadi egostik yang orientasinya hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Oleh karena itu uapaya untuk mengembangkan keagamaan adalah bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya masyarakat yang makmur dan sejahtera serta aman dan damai.

PENTINGNYA MANAJEMEN Assalamu Alaikum Wr. Wb

Sdr Farantika Akib dan Meliza Pakaya, jika ditelaah maka pertanyaan sdr-sdr ada kemitipannya. Bagus sekali pertanyaanya. Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi motivasi bagi Anda untuk mendalami IlmuIlmu Manajemen. Nah, untuk memahami bagaimana pentingnya manajemen dalam kehidupan, terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan manajemen. SP. Malayu Hasibuan, mengemukakan bahwa manajemen adalah sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya non manusia lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Dr. Sp. Siagian dalam buku filsafat administrasi management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain. GR Terry memberi pengertian bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen tidak lain adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen dalam prakteknya adalah suatu seni bagaimana mencapai suatu tujuan melalui orang lain. Singkatnya bahwa manajemen adalah alat penting untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manusia dalam aktivitas kehidupannya selalu mempunyai tujuantujuan, sebagai implikasi dari harkat manusia yang memiliki kebutuhankebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Tujuan-tujuan aktivitas manusia tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tersebut.

Manusia butuh makanan, pakaian, tempat tinggal, maka ia harus beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Aktivitas yang demikian ini yang dimaksudkan dengan kegiatan ekonomi yakni prilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan manusia, terdapat ada dua kenyataan yang terkait erat dan saling kontradiktif secara alami, yakni kelangkaan sumber daya (resources scarcity) yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan manusia, dan di lain pihak tidak terbatasnya kebutuhan manusia (unlimited human needs). Disinilah letak pentingnya manajemen (pengelolaan). Sumber daya yang terbatas tersebut harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat memenuhi kebutuhan manusia yang sifatnya tidak terbatas itu seoptimal mungkin. Misalnya, Anda sekarang ini di samping sebagai seorang mahasiswa, juga sebagai karyawan atau pegawai pada suatu kantor. Sebagai mahasiswa, belajar merupakan suatu kebutuhan Anda, dan sebagai karyawan, bekerja merupakan kebutuhan Anda. Guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, Anda harus melakukan sejumlah upaya, dan upaya ini tentu dibatasi dengan sumber daya yang Anda dimiliki, seperti waktu, tenaga, dan pikiran. Oleh karenanya Anda harus mampu mengalokasikan sumber-sumber daya yang dimiliki untuk setiap kebutuhan tersebut agar setiap kebutuhan itu dapat terpenuhi secara optimal. Dengan kata lain, sumberdaya-sumberdaya yang terbatas itu garus dikelola (dimenej) sebaik-baiknya guna pencapaian tujuan-tujuan secara optimal. Jadi sangat jelas manajemen sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam suatu rumah tangga, kebutuhan-kebutuhan akan lebih kompleks lagi karena tidak hanya menyangkut kebutuhan-kebutuhan seorang individu saja tetapi menyangkut kebutuhan-kebutuhan beberapa individu yakni kebutuhan ayah, ibu, anak-anak, dan kebutuhan anggoat

keluarga lainnya. Dengan demikian tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam rumah tangga akan lebih kompleks dan upaya pengelolaan sumberdaya guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan suatu rumah tangga keluarga akan semakin kompleks pula. Manajemen sangat dibutuhkan dalam suatu rumah tangga. Manajemen tidak lain adalah mengurus, mengelola sumberdayasumberdaya (yang sifatnya terbatas itu) guna mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam prakteknya manajemen telah ada sejak manusia ada di muka bumi ini dan berupaya memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia semakin kompleks, maka manajemen baik sebagai ilmu maupun seni akan smakin kompleks. Manusia modern cendrung memiliki kebutuhan yang semakin kompleks dan cenderung membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Manusia modern semakin tergantung dengan apa yang dinamakan organisasi. Semakin jelas esensi pentingnya manajemen bagi Anda. Sdr-sdr Mahasiswa, saya berharap kajian singkat ini dapat menjadi dasar bagi Anda untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan Anda.

Dengan demikian, manajemen menjadi penting apabila sumber daya yang dimiliki terbatas, sedangkan tujuan yang hendak dicapai ada beberapa dengan target capaian tertentu. Lebih jauh lagi apabila dalam pencapaian target tersebut melibatkan skala prioritas, sejumlah orang, dan lain-lain. Kehidupan modern yang ditandai dengan semakin bergantungnya kehidupan orang pada organisasi juga mengangkat manajemen sebagai sebuah hal yang penting untuk dipelajari dan dikuasai. Mulai dari membuka mata di pagi hari sampai menutupnya kembali di malam hari,

orang-orang senantiasa bergantung pada produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan (organisasi profit). Ketika bangun tidur, ada orang yang langsung merokok, ada yang langsung makan, ada yang langsung mandi, dan sebagainya. Rokok diproduksi oleh perusahaan rokok. Makanan diproduksi oleh perusahaan makanan. Air untuk mandi juga diproduksi oleh perusahaan air. Jadi, bisa dibayangkan betapa besarnya ketergantungan hidup manusia modern, terutama yang tinggal di kawasan perkotaan, kepada perusahaan/organisasi profit. Jika organisasi di sini dipahami sebagai sekelompok orang yang digerakkan untuk mencapai tujuan tertentu, maka dibutuhkan manajemen dalam pengelolaannya. Semakin modern dan kompleks kehidupan, di sanalah manajemen semakin memegang peranan penting sebagai pengarah, pengatur, dan pengelola demi terciptanya kehidupan yang sejahtera.

Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orangorang dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola, mengatur organisasi (Perusahaan), ormas atau perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara forml, modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah to manage, bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.

10

Pertanyaan-pertanyaan

diatas

menggambarkan

betapa

sangat

urgennya manajemen dalam pelaksanaan suatu organisasi. SP. Malayu Hasibuan, menggambarkan bahwa manajemen adalah sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM (Sumber Daya Manusia) dan SDNM (Sumber Daya Non Manusia) lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Lebih lanjut GR Terry memberi pengertian bahwa manajemen Is Distince Process Consisting of Planning, Organising, Actuating and Controling Performed to Determme and accomplish stated objectives by us of human being and other resources. Jadi manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, perorganisasian, pengalaman dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui proses manajemen tersebut, tentunya dimulai dari pada bagaimana memahami dirinya sendiri sebagai manajer atau pimpinan tentang gaya atau seni yang akan ditetapkannya, bagaimana kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya dan srategi apa yang digunakan untuk mempercepat proses pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut, yang pada akhirnya capaian yang diinginkan tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif atau berdaya guna dan berhasilguna. Manajemen yang baik adalah bagaiman alur implementasinya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa troble dan sesuai denga prinsip-prinsip dan fungsi manajemen, namun demikian dalam kenyataan operasional dilapangan tidak semudah dan segampang yang dibahas dalam berbagai teori manajemen, mengapa? Dilihat dari segi kepentingan individu atau organisasi sering sekali sulit disingkronkan karena memiliki kepentingan yang berbeda yang apabila tidak dmampu sikendalikan maka akan terjadi apa yang disebut dengan Mess Manajemen, dengan katalain terjadinya penyimpangan yang

11

pada ujungnya dapat merugikan organisasi itu sendiri atau bias saja pihak lain, hal inilah yang menjadi sebuah tantangan bagi seorang pemimpin organisasi, oleh karena itu seorang pemimpin yang baij tidak cukup hanya dibentengi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun diperlukan sikap dan mental yang baik. Karena sikap dan mental yang baik tentunya dapat mengontrol dan mengimbangin keinginan yang kurang baik. A. Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam menjalankan suatu organisasi apapun bentuknya, sudah barang tentu seorang manajer harus memiliki dan memahami, kaedahkaedah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep tentang manajemen, dengan demikian diharapkan mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Manajemen dapat berjalan dalam melaksanakan kegiatannya, bilamana unsur-unsur dan fungsi-fungsi dari manajemen tersebut dapat bergerak sesuai dengan alurnya.

MANAJEMEN

KAEDAH-KAEDAH

PRINSIP-PRINSIP

KONSEP-KONSEP

Gambar 1.1. Konsep Manajemen atas dasar kerangka ilmu pengetahuan. Dalam pembahasan ini akan diperinci lima fungsi yang menurut penulis paling penting planning, organizing, staffing, leading dan controling kegiatan-kegiatan organisasi. Perincian lebih detail ada pada bagianbagian selanjutnya. Perencanaan

12

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memebrika kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan : 1. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan. 2. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konstisten dengan berbagai tujuan terpilih, dan 3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan. Perencanaan (Planning), adalah : 1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan 2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapi tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini. Dimulai oleh karya Frederick W. Taylor pada akhir taun 1800-an, ada kecenderungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari karyawan operasi kepara manajer. Walaupun perencanaan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kegiatan-kegiatan para karyawan, hal ini merupakan suatu bagian yang terpadu (integral) dari jabatan manajer. Pada dasarnya perencanaan kreatif merupakan pekerjaan penentuan faktor-faktor, kekuatan, pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Semua fungsi lainya sangat trgantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain. Pengorganisasian

13

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses. Pengorganisasian (Organizing) adalah : 1. penentuan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, 3. penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4. pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tusanya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan di tetapkan, dibagi dan dikoordinasikan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan(dan kemudian memimpin) tipe organisasi yang seuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula. Penyusunan Personalia Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental, phisik, dan emosioanal untuk posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan dngan karakteristik personalia tertentu. Seperti keahlian, pendidikan, umur, latihan, dan pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan sistem penggajian untuk pelaksanaan yang efektif;

14

penilaian karyawan untuk promosi, transfer, atau bahkan demosi dan pemecatan; serta latihan dan pengembangan karyawan. Beberapa literatur manajemen memasukan fungsi stafings sebagai sebagian dari fungsi organizing. Ada juga yang menempatkan stafing sebagai hal yang terpisah dari fungsi manajemen dan memperlakukan sebagai sebagian dari fungsi kepemimpinan (leadership). Dalam pembahasan disini, fungsi stafing diuraikan terpisah sebagai salah satu fungsi manajemen, karena penulis memandang bahwa perkembangan dunia bisnis (dimana sumberdaya manusia merupakan kunci sukses perusahaan) menyebabkan fungsi tersebut menjadi semakin penting. Tetapi dalam pembahasan selajutnya, fungsi ini ditetapka pada satu bagian dengan fungsi pengorganisasian untuk menekankan bahwa sebenarnya kedua fungsi tersebut saling berkaitan erat-pengorganisasian merancang wadahnya, dan fungsi stafing memberi isinya. Pengarahan Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directing, motifating, actuating atau lainnya. Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Pengawasan

15

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pngawasan (controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negatife. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatife mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali. Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu: 1) 2) 3) 4) penetapan standar pelaksanaan, penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, pengukuran pengambilan pelaksanaan tindakan nyata koreksi dan yang membandingkannya diperlukan bila dengan standar yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan menyimpang dari standar. Hubungan diantara fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan pada gambar 2.1 berikut ini :

1. Perencanaan pemilihan dan penentuan tujuan organisasi , kebijaksanaan, program, dan lain-lain

2. Pengorganisasian Penentuan Sumber daya & kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggatung jawab serta koordinasi

5. Pengawasan Penetapan Standar, pengukuran pelaksanaa, dan pengambilan tindakan korektif.

4. Pengarahan Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan mengerjakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya.

3. Penyusunan Personalia Seleksi, latihan, pengembangan, penempatan, dan orientasi keryawan.

16

Gambar 2.1 Hubungan di antara fungsi-fungsi manajemen

Sedangkan

hubungan

antara

kegiatan-kegiatan

produksi,

personalia, pemasaran, keuangan, akuntansi dan sebagainya. Dengan fungsi-fungsi manajemen dapat digambarkan dalam gambar 2.6 Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanaka oleh manajer kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tife organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda. Satu atau lebih fungsi mungkin lebih ditekankan dari pada fungsi-fungsi lain dengan adanya perbedaan

17

tingkatan manajemen. Sebagai contoh, perencanaan adalah fungsi yang menjadi perhatian utama manajemen puncak, dimana manajemen linipertama lebih memperhatikan fungsi pegarahan. Akhirnya, kegagalan atau sukses suatu organisasi sangat tergantung pada kemampuan manajer untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan efektif.

18

BAB II ORGANISASI SEBAGAI WADAH MELAKSANAKAN KEGIATAN Organisasi sebagai wadah dalam menjalankan kegiatan pada prinsipnya merupakan sub bagian pembahasan dalam manajemen yang tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya , karena organisasi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam manajemen dalam mencapai tujuan yang di inginkan, yang pada pelaksanaannya sebagai kerangka kerja dan cara kerja secara bersama-sama dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. 1. Pengertian Organisasi Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti: organisasi perusahaan, instansi pemerintah, rumh sakit dan sebagainya, dan pengertian yang kedua berkenaan sebagai proses pengorganisasian yaitu sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di atara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Sedangkan pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuia dengan tujuan organisasi, sumberdayasumberdaya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Terdapat 2 (dua) aspek utama dalam penyusunan struktur organisasi sebagai berikut : a. Departementalisasi b. Pembagian kerja Departementalisasi pengelompokan kegiatan-kegiatan adalah yang sejenis merupakan kerja dan suatu saling pengelompokanorganisasi agar dapat brhubungan kegiatan-kegiatan

19

dikerjakan bersama, hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi yang ditunjuk oleh suatu bagan organisasi. Sedangkan pembagian kerja adalah uraian atau perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Dengan demikian secara prinsip dalam kedua aspek tersebut diatas merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian, Istilah tersebut digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut ini : 1. cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi. 2. bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok. 3. hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugastugas dan para karyawan. 4. cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam depertemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugastugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut ini : 1. pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

20

2. pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu. 3. pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatianya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan konflik-konflik yang merusak. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu : 1) pembagian kerja, 2) departementalisasi depertementasi) 3) bagan organisasi formal 4) rantai pemerintah dan kestuan pemerintah 5) tingkat-tingkat hirarki manajemen 6) saluran komunikasi 7) penggunaan komite 8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan. 2. Stuktur Organisasi sruktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan (atau sring disebut dengen istilah

21

pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika. Dia pada dasamya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi". Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubabah maka struktur organisasi juga berubah. 2. Teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobiI yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode. 3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mernpengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar

22

organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan. sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur. 4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat. Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari : 1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi). 2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan. 3. Koordinasi nisasi. kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam orga-

23

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasam pembuatan keputusan 5. Ukuran satuan kerja menunjukkm jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja 3. Pembagian Kerja Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi.

Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : di mana ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya komponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma dari komponen pekerjaan yang besar diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas. Namun adanya demikian, beberapa penulis pada telah menunjukkan karyawan konsekuensi-konsekuensi perilaku

sehubungan dengan pembagian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. lni dapat menimbulkan kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi. 4. Bagan Organisasi Formal Struktur organisasi adalah terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Manajer perlu menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk menunjukkan struktur organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan atau susunan fungsi-fungsi, dan departemen-departemen, posisi-posisi organisasi

menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan orsanisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotakkotak, di mana dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal. Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau

satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan. 2. Manajer dan bawahan atal rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi, seperti terlihat pada gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, di mana setiap karyawan jawaban menerima juga tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung hanya kepada seorang manajer. 3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda. 4. Pengelompokan bagan segmen-segmen atas dasar pekerjaan. apa Keseluruhan menunjukkan kegiatan-kegiatan

organisasi dibagi atas dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi). 5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Rantai Perintah

Direktur Wakil Direktur Manajer Divisial Manajer Departemen Kepala Penyelia Penyelia Karyawan

Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat diperkirakan dengan membaca label-label yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan bagaimana tugas-tugas dikelompokkan. Garis menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci koordinasi dalam setiap organisasi. Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) dari organisasi, tetapi tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran yang tidak jelas. Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek perdebatan cukup lama di antara para penulis manajemen. Salah satu keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain diberi gambaran bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tanggung jawab digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus, bagan menunjukkan tempat di mana orang itu dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga memungkinkan manajer mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang di mana puplikasi yang tidak diperlukan terjadi. Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan hubungan-hubungan informal

dan

saluran

komunikasi,

di

mana

organisasi

tidak

dapat

berfungsi secara efIsien tanpa hal-hal itu. 5. Bentuk Bentuk Bagan Organisasi Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi, yaitu (Iihat gambar 8.2.) : 1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti. 2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya. 3. Bentuk horizontal Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan. 4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.

BAB III MANAJEMEN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM ORGANISASI 1. Pentingnya Pengorganisasian Pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik. Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbada, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kepampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (George .K Terry) Sebenarnya yang dimaksud dasar harap tersebut diatas adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya tindakan-tindakan simultan units individual atau yang terpisah yang secara bersama-bersama dapat menghasilkan suatu efek total yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari komponen komponen individual. Jadi pengorganisasian merupakan sebuah kasus yang dapat menimbulkan effek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial. 2. Pentingnya Manajemen Dalam Menjalankan Organisasi Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, tehnologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu, dapat dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang

lain sehingga secara sinergis dan mutual simbiosis membentuk kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan dan pencapaian tujuan lebih baik, tanpa ada kerjasama yang baik maka tidak ada "manajemen". Bila toh ada, adalah manajemen tradisional atau otoriter. Uraian diatas memberikan dorongan untuk menjawab suatu pertanyaan mengapa manajemen itu penting dalam menjalankan organisasi? Manajemen dikatakan penting, dalam menjalankan kegiatan organisasi, pada dasarnya adalah : 1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk di kerjakan sendiri, sehingga diperlukan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya. 2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna 3. Manajemen yang baik dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang dimiliki 4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi pemborosan 5. Manajemen yang baik harus jelas sasaran yang hendak dituju 6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi 7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisan, komunikasi yang kontruktif, seimbang, searah saling menghormati, dan menghargai mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan. 8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan Juga perkembangan agar lebih baik lagi.

BAB IV KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai pemahaman dan pentingnya manajemen dalam menjalankan kegiatan organisasi tersebut diatas, perlu kiranya diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai. 2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni. 3. Manajemen 6M. 4. Manajemen baru dapat diterapkan, jika ada 2 orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi. 5. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi (POSD dan C). 6. Manajemen hanya merupakan alat atau wadah dalam mencapai tujuan. 7. Dalam implementasinya harus berpedoman bagaimana mengorganisasikan kelembagaan terhindar dari penyimpangan dan penyelewengan. 8. Berprinsip pada memaksimalkan produktivitas dan meminimalisasikan cost. 9. Ciptakan kerjasama pasti bisa dalam pencapaian keseimbangan dan keharmoniskan dalam lingkungan organisasi. merupakan proses sistematis, terkoordinasi, terintegrasi, dan kooperatif dalam memanfaatkan unsur - unsur

DAFTAR PUSTAKA Hafidzi, Z.A. 2002, "Diktat Pcngantar Manajemen ", Fakultas Ekonomi Henry Simamora, 1999, "MSDM", STIE. YKPN. George, R. Terry, 1979, "'Asas-asas Manajemen". SP. Siagian, 1999, "Teori dan Praktik Kepemimpinan Rineka Cipt". Stephan P. Roben, "Perilaku Organisasi", Jilid l, San Diego State University. Stephen P. Robbins and Mary Couler, "Manajemen", Edisi 6. Wijaya, A W., "Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen". T. hani handoko Manajemen edisi 2, BPFE. Yogyakarta Th.2003.

Anda mungkin juga menyukai