Anda di halaman 1dari 25

Lingkungan dan Budaya

Organisasi

PERTEMUAN 3
Lingkungan Organisasi
 Secara garis besar lingkungan organisasi dapat dibagi atas
dua, yaitu :Lingkungan Khusus (Spesifik) & Lingkungan
Umum (General).
 Lingkungan Khusus adalah lingkungan yang akan
berpengaruh secara langsung terhadap organisasi.
Lingkungan ini dibagi lagi atas dua bagian yaitu :
 Lingkungan Internal
 Lingkungan Eksternal
A. Lingkungan yang Terkait Langsung (Mikro)
Lokal
Internasional
B. Lingkungan yang Tidak Terkait Langsung
(Makro)
 Lokal
 Internasional
Lingkungan Internal

 Lingkungan internal adalah berhubungan dengan


berbagai pihak yang terkait langsung dengan
kegiatan sehari-hari organisasi tersebut dan yang
mempengaruhi langsung terhadap program,
kebijakan organisasi.
 Yang termasuk lingkungan internal adalah para
pemilik (owner), pengelola organisasi (Dewan
Komisaris, Direktur, Manager), Pemegang Saham,
karyawan.
Lingkungan Eksternal

 Lingkungan yang terkait dengan kegiatan operasional


organisasi dan bagaimana kegiatan operasional tersebut
dapat bertahan atau Lingkungan perusahaan
(organizational enviroment) eksternal mencangkup
seluruh unsur yang berada diluar wilayah perusahaan
yang berpotensi memengaruhi perusahaan.
 Menurut Stoner Lingkungan Eksternal adalah semua
elemen di luar organisasi yang relevan pada operasinya.
 Organisasi mengambil input (tenaga kerja, bahan baku,
modal, land) dari lingkungan eksternal, melakukan
transformasi menjadi produk atau jasa dan
mengirimkannya kembali ke lingkungan eksternal sebagai
output.
Lingkungan Eksternal

 Menurut Stonner bahwa lingkungan eksternal


mempunyai elemen tindakan-langsung dan tidakan-
tidak langsung.
 Elemen tindakan-langsung disebut juga pihak yang
berkepentingan, termasuk pemegang saham, serikat
pekerja, pemasok yang secara langsung
mempengaruhi suatu organisasi.
 Elemen tindakan tidak-langsung seperti ; teknologi,
ekonomi, politik yang mempengaruhi iklim tempat
organisasi beroperasi dan mempunyai potensi untuk
menjadi elemen tidakan-langsung
Lingkungan Eksternal

 Lingkungan Eksternal Perusahaan dapat dibagi atas 2,


yaitu Lingkungan Mikro dan Lingkungan Makro.
 Lingkungan Mikro terdiri dari ; Pelanggan (Customer),
Pesaing (Competitor), Pemasok (Supplier), dan Parter
Strategis
 Lingkungan Makro terdiri dari atas Lingkungan Lokal
dan Lingkungan Internasional
 Lingkungan Makro (Lokal) dapat berupa Pembuat
Peraturan dan Kebijakan (Regulator), Pemerintah
(Government), Masyarakat luas (society)
 Lingkungan Makro (Internasional) :
 Merupakan lingkungan yang lebih luas (antar negara) yang akan
mempengaruhi perusahaan ketika melakukan kegiatan bisnis
internasional (ekspor impor.
Lingkungan Makro (Internasional)

 Lingkungan internasional ini dapat menjadi peluang


sekaligus menjadi ancaman atau tantangan bagi
kegiatan perusahaan.
 Peluang : negara lain dapat dijadikan lokasi
pengembangan atau perluasan pangsa pasar (jumlah
pelangga), untuk mendapatkan bahan
baku(material) yang mungkin harga lebih murah.
 Tantangan: Persaingan di negara lain
 Lingkungan Internasional ini adalah merupakan isu
Globalisasi (one globe)  Free Trade
Lingkungan Makro (Internasional)

 Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional yaitu


 Kegiatan ekspor
 Kegiatan Impor
 Foreign Direct Investment (FDI)
 Freinchais
 Join Venture
Lingkungan Umum (General Enviroment)

 Adalah lingkungan umum organisasi yang meliputi


semua kondisi dasar yang ada di luar
organisasi.walaupun tidak mempengaruhi organisasi
secara langsung akan tetapi elemen lingkungan ini
harus dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Lingkungan ini meliputi :
 Variabel ekonomi
 Kondisi Sosial-Budaya
 Teknologi
 Politik dan Hukum
 Peraturan Pemerintah.
BUDAYA (CULTURE)

 Budaya (Culture) telah menjadi konsep penting


dalam memahami masyarakat dan kelompok
manusia untuk waktu yang lama
 Budaya Organisasi adalah sejauh pemahaman
penting, seperti norma, nilai, sikap dan keyakinan
yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi.
Pengertian Budaya Organisasi

 Secara Umum, Pengertian Budaya Organisasi yaitu suatu


karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan
menjadi contoh organisasi untuk membedakan antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain. Atau budaya
organisasi juga disimpulkan sebagai nilai-nilai dan norma
perilaku yang diterima serta dipahami secara bersama-sama
oleh anggota organisasi sebagai dasar dalam ketentuan
perilaku yang ada di dalam organisasi tersebut
 Asal muasal budaya organisasi bersumber dari pendirinya
karena pendiri dari organisasi itu mempunyai pengaruh besar
akan budaya awal organsiasi baik dalam hal kebiasaan atau
ideologi. Misalnya misi yang bisa ia paksakan pada seluruh
anggota organsiasi. Dimana hal semacam ini dilakukan
langkah pertama yaitu dengan merekrut dan
mempertahankan anggota yang sepaham.
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN YANG NYAMAN, SEHAT,
DISIPLIN DAN KONDUSIF SEHINGGA DAPAT MEMPEROLEH
KINERJA DAN PRODUKTIVITAS YANG TERUS MENINGKAT
MERUPAKAN BAGIAN DARI BUDAYA PERUSAHAAN.
BUDAYA SALING MEMBANTU , SALING TOLERAN SALING BEKERJASAMA SATU
DENGAN LAINNYA UNTUK MENDAPATKAN SOLUSI YANG TEPAT DALAM
SUATU TIM KERJA (TEAM WORK)
Budaya Organisasi

 Budaya organisasi adalah merupakan nilai-nilai dan norma


yang dianut dan dijalankan oleh sebuah organisasi yang terkait
dengan linkungan dimana organisasi tsb. menjalankan
kegiatannya. Budaya organisasi penting yang kan
mempengaruhi bagaimana kinerja yang dicapai oleh sebuah
organisasi bisnis. Atau dapat diartikan sebagai sistem dari
kepercayaan dan nilai yang dikembangkan dalam organisasi dan
menjadi panutan bagi tingkah laku anggota organisasi tersebut.
 Faktor penentu terbentuknya budaya organisasi adalah
pengalaman yang dijalani oleh organisasi itu sendiri.
Pengalaman tersebut dapat berupa kesuksesan atau kegagalan.
Kesuksesan dapat disebabkan karena adanya konsep bisnis
yang tepat, penerapan manajemen yang jitu dll. Sebaliknya
kegagalan dapat disebabkan oleh ketidaktepatan konsep bisnis
yang dijalankan, penerapan manajemen yang buruk atau
mungkin faktor lingkungan ekternal tidak dapat diantisipasi
dengan baik oleh perusahaan.
Budaya Organisasi (2)

 umumnya budaya organisasi terletak pada pendiri


perusahaan itu sendiri berperan penting. Karena
merekalah yang mengambil keputusan dan memberi
arah strategi organisasi yang biasanya disebut juga
budaya organisasi. Dan biasanya budaya organisasi di
setiap perusahaan mempunyai budaya organisasi yang
berbeda-beda. Ini karena terdapat beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Lingkungan Usaha: Dimana suatu perusahaan itu akan beroperasi
dan menetukan
2. langkah apa yang harus diambil perusahaan tersebut.
3. Adanya nilai – nilai konsep dasar dan keyakinan suatu
perusahaan.
4. Acara rutin yang diselenggarakan suatu perusahaan untuk
memberi reward – reward pada karyawannya.
5. Adanya jaringan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda – beda
Budaya Organisasi

 Hasil penelitian Harvard menunjukan bahwa budaya


mempunyai dampak yang kuat dan semakin besar
terhadap prestasi kerja perusahaan. Penelitian tersebut
mempunyai empat kesimpulan, yaitu :
1) Budaya perusahaan dapat mempengaruhi dampak yang signifikan
terhadap prestasi kerja ekonomi perusahaan dalam jangka
panjang.
2) Budaya perusahaan bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih
penting dalam menentukan sukses atau gagalnya perusahaan
dalam masa datang.
3) Walaupun sulit untuk diubah, budaya perusahaan dapat dibuat
untuk lebih meningkatkan prestasi.
4) Budaya perusahaan yang menghambat prestasi keuangan yang
kokoh dalam jangka panjang adalah tidak jarang ; budaya ini
berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang
penuh dengan orang yang bijaksana dan orang pintar
Manajemen Bagi Budaya Organisasi

 Bagaimana budaya organisasi dapat dikelola ??.


 Bagaimana manajemen semestinya bertindak berdasarkan budaya
organisasi yang dianut dan dijalani.
 Para manajer perlu memahami budaya organisasi apa yang dianut
saat ini, diyakini oleh lingkungan saat ini dan kemudian perlu
memiliki keyakinan untuk memperthankan dan atau mengubah
budaya tersebut sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai
dalam jangka panjang.
 Sehingga para Manajer harus tahu persis budaya organisasi seperti
apa yang semestinya dibangun dan dipertahankan. Oleh karena itu
kemampuna manajer untuk memahami budaya dan lingkungan
dimana perusahaan akan berinteraksi sangatlah dibutuhkan.
 Contoh : ada kalanya perusahaan perlu untuk memperkerjakan
tenaga akhli asing di perusahaan, diharapkan akan mempengaruhi
pekerja lokal (kedisiplinannya, bekerja secara cepat dan efisien,
trasfer ilmu dsb,)
Contoh-Contoh Budaya Organisasi

 1. Kerapian Administrasi
 Budaya organisasi dalam hal keraian administrasi, merupakan yang harus
dihidupkan dalam organisasi, baik itu surat-menyurat, keuangan,
pendapatan karyawan, barang masuk/keluar, dan sebagianya yang
membantu dalam kinerja organisasi.
 2. Pembagian Wewenang Yang Jelas
 Hal ini merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilkan akan
kinerja dalam perusahaan. Tanpa adanya pembagian wewenang kinerja
mungkin para anggota atau karyawan dalam perusahaan tersebut akan
kebingungan mana yang dijalankan dan mana yang tidak.
 3. Kedisiplinan
 Kedisiplinan merupakan budaya organisasi yang melekat dimana pun
berada. Dimana disiplin merupakan karakter dari orang-orang sukses yang
dapat menghargai waktu.
 4. Inovasi
 Budaya organisasi biasanya akan mendorong anggota team untuk
melahirkan suatu ide-ide kreatif dan inovasi baru untuk tujuan organisasi
yaitu kemajuan organisasi
KASUS : BUDAYA ORGANISASI PT UNILEVER
• Sebelum menganalisis tentang budaya organisasi PT
Unilever, kita prlu mengetahui sekilas tentang perusahaan
ini. PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5
Desember1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan
akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. vanOphuijsen, notaris
di Batavia. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny.
Kartini Mulyaditertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan
diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92
yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia Tbk. Perusahaan bergerak dalam bidangproduksi
sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang
terbuat dari susu, es krim,makanan dan minuman dari teh
dan produk-produk kosmetik.
Budaya organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah sebagai
berikut:
• Memiliki hirarki organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-
masing tugas dipegangoleh tenaga ahli dan pakar di berbagai daerah
karena area geogerafik
• Suasana kantor terkesan antik dan anggun, serius dan seragam yang
rapi, suasana heningdengan irama klasik .
• Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk
meningkatkankompetensi menjadikan budaya organisasi unilever
menjadi kuat.
• Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan
suasana kerja akanmendorong kinerja karyawan lebih baik.
• Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan
sebagai saranapemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-
informasi.
• Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang
utama agar suatuorganisasi dapat bersaing dan unggul dalam
persaingan global.
• Budaya hidup sehat dengan fasilitas kesejahteraan karyawan, di antara
adalah ruang penitipanbayi (Nursery Room) dan sarana olahraga
(Gym).
Budaya PT Indofood Tbk
• Menurut Franiscus Welirang Direktur PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk dalam koran-
sindo.com :
• Disiplin, menjunjung tinggi integritas,
menghargai pemangku kepentingan, dan
inovasi yang berkelanjutan, adalah nilai-nilai
yang senantiasa ditekankan di lingkungan PT
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Bahan diskusi

Kasus I
 Bagaimana tanggapan Anda Bahwa Budaya
Organisasi yang Dibangu oleh Suatu Organisasi turut
mempengaruhi Sukses atau Tidaknya Organisasi.
Berikan Penjelasannya!!.
Kasus II
 Diskusikan apa saja yang terlibat dalam “
Meningkatkan Potensi” Budaya Organisasi dan
Kesulitanapa yang Mungkin Muncul Dalam
Mencoba Melakukan Hal tersebut.
Kasus I
• Kotter & Heskett (1992) dalam penelitian mereka menemukan
bahwa terdapat4 (empat) faktor yang menentukan perilaku
kerja manajemen suatu perusahaan, yaitu(1) budaya
perusahaan; (2) struktur, sistem, rencana dan kebijakan
formal; (3)kepemimpinan (leadership); dan (4) lingkungan yang
teratur dan bersaing. Ditegaskan pula oleh Hickman and Silva
(1986) bahwa Stategy ditambah dengan BudayaOrganisasi
(Culture) akan menghasilkan suatu keistimewaan (Excellence)
Keberhasilan suatu korporat dalam mencapai tujuannya
ternyata tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan
implementasi prinsip-prinsip manajemen, -seperti planning,
organizing, leading dan controlling saja,- melainkan ada faktor
lain yang “tidak tampak” yang lebih menentukan berhasil
tidaknya organisasi mencapai tujuannya; menentukan apakah
manajemen dapat diimplementasikan atau tidak. Faktor
tersebut adalah budaya organisasi. Keunggulan organisasi
menurut Moeljono adalah ditentukan oleh unggul tidaknya
budaya organisasi yang dimiliki (Moelyono,2003
• Dalam JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN, VOL. 7, NO. 1, MARET
2005: 60- 73 (Galpin and Murray, 1997 ). Ini berarti result (kinerja
Perusahaan) dipengaruhi oleh strategi organisasi. Sehubungan dengan
strategy ditentukan oleh pemimpin organisasi (7-S McKinsey pada Pearce
and Robinson, 2003) dan strategy dipengaruhi oleh budayaorganisasi maka
kinerja organisasi dipengaruhi pula oleh pemimpin dan jugadipengaruhi
oleh budaya organisasi. Laporan hasil penelitian Latifah A.D.
dalamKumpulan Hasil Penelitian Kepemimpinan dan Motivasi di Era
Otonomi DaerahPropinsi Kalimantan Timur oleh Armanu Thoyib (Eds.
2003), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara tidak
langsung terhadap tingkat prestasi kerja karyawan melalui variabel Tingkat
Iklim Organisasi, artinya pemimpin memiliki peranmembentuk iklim
organisasi yang lebih kondusif, dari iklim yang lebih kondusif ituterbentuk-
lah tingkat prestasi kerja karyawan yang lebih baik. Dalam studi yang
lain,Emang Mering dalam Armanu Thoyib (Eds. 2003) menegaskan bahwa
gaya kepemimpinan para pimpinan daerah di era otonomi daerah adalah
memberdayakan bawahan mereka agar bawahan mampu meningkatkan
produktivitas mereka dalam mencapai tujuan pembangunan
Exhibit 3–2 Dimensions of
Organizational Culture

Anda mungkin juga menyukai