Anda di halaman 1dari 33

SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama

Dosen : Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh:
Fahry Wisnu W. (0114101466)
Dylla Yulianty (0117101179)
M. Abdul Aziz (0117101180)
Roswita Marista J. (0117101186)
Rania Patin (0117101189)
Febriani Pratama Putri (0117101203)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
MEI 2019
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya
yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Sistem Buku Besar dan Pelaporan”.
Penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen. Pada makalah ini akan dibahas mengenai : operasi pemrosesan
informasi dalam memperbarui buku besar, ancaman utama dalam buku besar dam aktivitas
pelaporan, perkembangan TI dalam pelaporan, dan alat-alat akuntansi.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar di
kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi.

Bandung, Mei 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan dalam
memperbarui buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil dari aktivitas sebuah
organisasi. Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 6-1, sistem buku besar dan pelaporan
memainkan sebuah peran penting dalam sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi
utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut.
1. Setiap subsitem siklus akuntansi yang dijelaskan dalam bab 12 sampai 15 menyediakan
informasi mengenai traksaksi regular. (Hanya arus data utama dari setiap subsistem yang
digambarkan,untuk menjaga agar figure menjadi rapi.
2. Bendahara menyediakan informasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi, seperti
penerbitan atau penyelesaian instrument utang dan ekuitas dan pembelian serta penjualan
sekuritas investasi
3. Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran
4. Kontrolir menyediakan jurnal penyesuaian
Figue 16-2 menunjukkan aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan dalam system buku
besar dan pelaporan. Tiga aktivitas pertama menunjukkan langkah-langkah dasar dalam siklus
akuntansi, yang berpuncak pada aktivitas yang menghasilkan serangkaian laporan keuangan
laporan keuangan tradisional. Aktivitas keempat mengindikasikan bahwa, sebagai tambahan
dalam laporan keuangan bagi para pengguna eksternal, system akuntnasi suatu organisasi
menghasilkan berbagai laporan bagi manajemen internal.
Kita mulai dengan menguraikan desain khas system buku besar dan pelaporan. Selain itu,
kita juga akan membahas mengenai pengendalian dasar yang diperlukan untuk memastikan
bahwa buku besar dan pelaporan tersebut menyajikan informasi yang andal bagi manajemen dan
berbagai pemegang kepentingan eksternal. Kita kemudian akan membahas secara detail setiap
aktivitas system buku besar dan pelaporan yang digambarkan dalam Figur 16-2. Untuk masing-
masing aktivitas, akan dijelaskan informasi yang diperlukan dalam menjalankan dan mengelola
aktivitas tersebut dikumpulkan, diproses, dan disimpan. Selain itu, akan dijelaskan pula
mengenai pengendalian yang diperlukan untuk memastikan keterandalan informasi tersebut
serta pengamanan sumber daya organisasi. Selain itu, kita membahas dampak dari perubahan
peraturan dan teknologi, sepeerti peralihan yang diajukan dari GAAP ke IFRS dan perintah SEC
untuk menggunakan XBRL dalam pengarsipan elektronik, pada desain dan operasi system buku
besar dan pelaporan. Kita juga akan menguraikan bagaimana alat-alat seperti akuntansi
pertanggungjawaban, balanced scrocard, dan grafik yang didesain dengan baik dapat
meningkatkan kualitas informasi yang disediakan kepada para manajer.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN


 PROSES
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya
berbagai kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Para manajer
membutuhkan informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area tanggung
jawab tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan periodic dan
pembaruan tepat waktu untuk membatu mereka dalam menilai kinerja organisasi. Berbagai
badan pemerintah juga memnita persyaratan informasi yang spesifik. Untuk memenuhi berbagai
kebutuhan ini, system buku besar dan pelaporan tidak hanya menghasilkan laporan periodic,
tetapi juga mendukung pertanyaan secara online.

 ANCAMAN DAN PENGENDALIAN


Figur 16-3 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas buku besar dan pelaporan bergantung
pada database terintegrasi. Oleh karena itu,ancaman umum pertama yang terdapat pada Tabel 16-
1 adalah data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid. Data buku besar yang tidak akurat
dapat menghasilkan laporan yang menyesatkan yang menyebabkan para manajer membuat
keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam laporan keuangan yang disediakan untuk para
kreditur,investor, dan badan pemerintah dapat menyebabkan para pemegang kepentingan
tersebut melakukan pengambilan keputusan yang salah. Lagi pula, kesalahan dalam pernyataan
dan laporan keuangan yang disediakan kepada pemegang kepentingan eksternal juga dapat
menimbulkan denda dan reaksi negative dari pasar modal.
Satu cara untuk menanggulangi ancaman atas data buku besar yang tidak tepat atau tidak
valid adalah menggunakan berbagai pengendalian integritas pemrosesan yang dibahas di Bab 10
untuk meminimalkan risiko kesalahan input data ketika bendahara dan kontrolir membuat entri
jurnal langsung (Pengendalian 1.1.). Penting pula untuk mempersempit akses terhadap buku
besar dan membuat konfigurasi system, sehingga hanya para pegawai yang diotorisasi saja yang
dapat membuat perubahan terhadap data induk (pengendalian 1.2). Jadi, autentikasi multifactor
harus digunakan untuk mempersempit akses terhadap buku besar. Lagi pula, pengendalian
otorisasi (sebuah matriks pengendalian akses dan uji kompabilitas) seharusnya juga digunakan
untuk membatasi fungsi yang mungkin dijalankan setiap pengguna sah. Sebagai contoh, sebagian
besar manajer sebaiknya hanya diberi akses read-only terhadap buku besar, seperti yang
digambarkan Figur 16-3. Jika tidak, seorang manajer yang tidak bermoral dapat melakukan
pencurian asset atau kinerja buruk dengan mengubah inforamasi dalam buku besar. Meski
demikian, seperti yang dijelaskan dalam Fokus 16-1, penting pula untuk membatasi dengan
cermat akses istimewa read-only pada bagian system tertentu. Lagi pula, matriks pengendalian
akses harusnya juga didesain untuk membatasi fungsi yang dapat dijalankan pada bebbagai
terminal. Jurnal penyesuaian, sebagai contoh, seharusnya hanya disediakan dari terminal dalam
kantor kontrolir. Meskipun demikian, karena pengendalian preventif tersebut tidak pernah bisa
100% efektif, Tabel 16-2 juga menunjukkan bahwa nilai penting dari sebuah pengawasan
pengendalian adalah untuk menghasilkan sebuah laporan mengenai seluruh perubahan terhadap
buku besar secara teratur dan meninjaunya untuk memverifikasi bahwa database masih cukup
akurat (pengendalian 1.3)
Ancaman umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah pengungkapan
informasi kecurangan yang tidak diotorisasi. Khususnya, perusahaan tidak perlu terburu-buru
menerbitkan laporan keuangan: penerbitan laporan keuangan secara prematur cenderung
menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya tuntutan dari pemegang
kepentingan.Prosedur pengendalian terbaik unntuk mengurangi resiko pengungkapan laporan
keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan menerapkan autentikasi multifaktor dan
pengendalian keamanan fisik guna mempersempit akses terhadap buku besar(pengendalian2.1)
Diberikan hanya bagi pegawai yang memerlukan akses tersebut untuk melakukan
pekerjaannya.Melakukan enkripsi database (pengendalian2.2), memberikan proteksi tambahan
karena menyediakan infirmasi yang tidak dapat dimengerti oleh mereka yang berhasil
mendapatkan akses database yang tidak diotorisasi. Enkripsi juga mencegah para pegawai
TI,yang tidak memiliki akses terhadap sistem ERP, menggunakan utilitas sistem pengoperasian
untuk melihat informasi sensitif. Lagi pula, data buku nesar harus dienkripsi ketika ditranmisikan
melalui internet ke kantor perusahaan lain, analis, atau badan pemerintah.
Ancaman umum ketiga dalam siklus buku besar umum dan pelaporan keuangan berkaitan
dengan hilangnya atau penghacuran data induk. Cara terbaik untuk menanggulangi risiko atas
ancaman ini adalah menggunakan backup dan prosedur pemulihan bencana (pengendalian 3.1)
yang didiskusikan di bab 10.
B. MEMPERBAHARUI BUKU BESAR

 PROSES
Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari dua sumber
yaitu :
1. Subsistem akuntansi. Setiap subsistem akuntansi yang dijelaskan pada bab 12 sampai 15
membuat sebuah entri jurnal untuk mempengaruhi buku besar.Dalam teori,buku besar
dapat diperbarui untuk setiap transaksi yang terjadi. Meski demikian, dalam praktiknya
berbagai subsistem akuntansi biasanya memperbarui buku besar dengan cara meringkas
entri jurnal yang menunjukan hasil dari seluruh trsansaksi yang terjadi selama periode
waktu tertentu (hari.minggu.atau bulan). Sebagai contoh,subsistem siklus pendapatan
akan menghasilkan sebuah ikhtisar entri jurnal yang mendebit piutang dan kas serta
mengkredit penjualan untuk seluruh penjualan yang terjadi selama periode pembaruan.
Tidak jauh berbeda,siklus pengeluaran akan menimbulkan ikhtisar entri jurnal yang
mencatat pembelian perlengkapan dan persediaan serta mencatat pengeluaran kas sebagai
pembayaran untuk pembeliaan tersebut.
2. Bendahara. kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk
memperbarui buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan
utang, pembelian dan penjualan sekuritas investasi,atau akuisisi saham treasury.
Figur 16-3 menunjukan bahwa entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk
memperbarui buku besar disimpan dalam file voucher jurnal. File voucher jurnal tersebut berisi
informasi yang akan ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah system akuntansi manual:
tanggal entri jurnal, akun-akun yang di debit dan kredit,dan jumlahnya. Namun demikian,yang
perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal tersebut merupakan hasil tambahan dari proses
posting,bukan input ke proses posting. Seperti yang akan dijelaskan kemudian, file voucher
jurnal merupakan bagian penting dari jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh
transaksi yang di otorisasi telah dicatat dengan akurat dan lengkap.

 ANCAMAN DAN PENGENDALIAN


Bahwa ada dua ancaman terkait pada tahap ini adalah entri jurnal yang tidak akurat dan tidak
diotorisasi untuk memperbarui buku besar. Kedua hal tersebut dapat mengakibatkan
pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan informasi yang keliru dalam laporan kinerja
keuangan.
Seperti ditunjukan dalam Figur 16-3, ada dua sumber entri jurnal unuk memperbarui
buku besar, yaitu ikhtisar entri jurnal dari sikls SIA lainnya dan entri langsung yang dibuat oleh
bendahara. Sumber pertama merupakan output dari serangkaian langkah pemrosesan,yang
masing-masing adalah inti dari berbagai prosedur pengendalian aplikasi yang didesain untuk
memastikan ketepatan dan kelengkapan, seperti yang dijelaskan dalam empat bab sebelumnya.
Akhirnya, pengendalian edit input utama untuk ikhtisar entri jurnal dari siklus-siklus lainnya
merupakan konfigurasi system tersebut untuk memverifikasi bahwa entri menunjukan aktivitas
dalam periode waktu terbaru.
Namun, entri jurnal yang dibuat oleh bendahara adalah entri jurnal yang asli. Akibatnya,
jenis-jenis edit input dan pengendalian pemrosesan berikut diperlukan untuk memastikan bahwa
entri tersebut akutar dan lengkap
1. Pengecekan validitas, untuk memastikan bahwa akun- akun besar ada untuk setiap nomor
akun yang dijadikan referensi dalam entri jurnal.
2. Pengecekan field (format), untuk memastikan bahwa jumlah field dalam entri jurnal
hanya berisi data numeric.
3. Pengecekan saldo nol, untuk memverifikasi bahwa dalam sebuah entri jurnal, total debit
sama dengan total kredit.
4. Pengecekan kelengkapan, untuk memastikan bahwa seluruh data yang terkait telah
dimasukan, terutama sumber entri jurnal.
5. Verifikasi close-loop, untuk mencocokkan nomor akun dengan deskripsi akun, untuk
memastikan bahwa akun buku besar yang benar sedang diakses.
6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar,untuk memverifikasi bahwa saldo berada pada
sisi yang tepat (debit atau kredit) setelah pembaruan telah selesai dilakukan.
7. Menghitung total yang terjadi, untuk memverifikasi keakuratan pemrosesan sejumlah
voucher jurnal.
REKONSILIASI DAN LAPORAN PENGENDALIAN, Rekonsiliasi dan laporan
pengendalian dapat mendeteksi apakah suatu kesalahan dibuat selama proses memperbarui buku
besar salah satu bentuk rekonsiliasi adalah mempersiapkan neraca saldo. Neraca saldo (trial
balance) adalah sebuah laporan mencantumkan saldo untuk seluruh akun buku besar. Namanya
menujukkan fakta jika seluruh aktivitas telah dicatat dengan tepat,total dari seluruh saldo debit di
berbagai akun harus sama dengan total saldo kredit.jika tidak,itu telah terjadi suatu kesalahan
saat mem-posting.
Rekonsiliasi lain yang penting adalah membandingkan saldo akun pengendalian buku
besar terhadap total saldo dalam buku besar pembantu yang terkait. Sebagai contoh, penjumlahan
saldo dari akun setiap pelanggan harus sama dengan saldo akun pengendalian piutang dalam
buku besar jika kedua total tersebut tidak cocok,selisihnya harus diteliti dan dikoreksi.penting
juga untuk memeriksa seluruh transaksi yang terjadi sebelum akhir periode akuntansi untuk
memverifikasi bahwa transaksi tersebut dicatat dalam periode waktu yang sesuai.
Pada akhir periode fiscal penting pula untuk memverifikasi bahwa akun “suspense” atau
akun “kliring” sementara memiliki saldo nol. Akun suspense dan kliring tersebut memberikan
sebuah sarana untuk memastikan bahwa buku besar selalu seimbang.untuk mengilustrasikan
penggunaan jenis-jenis akun khusus ini,asumsikan bahwa seorang pegawai bertanggung jawab
untuk mencatat pengeluaran persediaan ke pelanggan dan bahwa pegawai yang lain bertanggung
jawab untuk mencatat penagihan ke pelanggan pegawai pertama akan membuat entri jurnal
sebagai berikut :
Pengiriman yang belum ditagih XXX
Persediaan XXX

Pegawai kedua akan membuat erntri jurnal sebagai berikut :


Harga pokok penjualan XXX
Piutang XXX
Pengiriman yang belum ditagih XXX
Penjualan XXX

Setelah kedua entri jurnal lengkap,akun kliring khusus,pengiriman yang belum ditagih
seharusnya memiliki saldo nol.jika tidak,berarti terjadi suatu kesalahan dan harus diteliti serta
dikoreksi.
Mencantumkan voucher jurnal berdasarkan nomor akun umum agar mempermudah
proses identifikasi penyebab kesalahan yang mempegaruhi suatu akun buku besar tertentu.
Mencantumkan voucher jurnal berdasarkan ututan numerik,tanggal,dan nomor akun yang dapat
menunjukan posting entri jurnal yang tidak ada. Laporan-laporan tersebut juga sering
menyertakan jumlah total untuk menunjukan apakah debit dan kredit total yang di posting ke
buku besar jumlahnya sama.
JEJAK AUDIT, Jejak audit adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menujukan arus
sebuah transaksi yang mengalir melalui system informasi untuk memengaruhi akun saldo buku
besar.ini adalah sebuah pengendalian detektif penting yang memberikan bukti mengenai
penyebab perubahan dalam akun saldo buku besar.
Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan untuk
menjalankan tugas-tugas berikut :
1. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik)
sampai entri jurnal yang diperbarui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan
atau dokumen lain yang menggunakan data tersebut. Hal tersebut menyediakan
sebuah sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah
dicatat.
2. Menelusuri kebelakang berbagai hal yang muncul dalam sebuah laporan
menggunakan buku besar kedokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik). Hal ini
memberikan sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat
diotorisasi dan dicatat dengan benar.
Dalam sisten akuntansi trurun-menurun, file voucher jurnal adalah sebuah bagian penting
dari jejak audit, menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk
memperbarui buku besar. Kemampuan yang sama disediakan oleh fitur aliran kerja bisnis dalam
system ERP, yang mempermudah dalam menelusuri setiap langkah yang digunakan dalam
memproses sebuah transaksi. Kegunaan dari jejak audit bergantung pada integritasnya.oleh
karena itu, penting untuk membuat backup dari seluruh komponen jejak audit secara periodik
dan mengendalikan akses terhadap backup tersebut guna memastikan bahwa backup tersebut
tidak dapat diubah. Akses terhadap jejak audit biasanya dibatasi untuk para manajer. Selain itu,
system ERP menyediakan alat-alat melekat untuk memastikan integritas dari jejak audit. SAP,
sebagai contoh, menciptakan catatan yang dinomori sebelumnya (disebut dokumen) untuk setiap
tindakan yang dikerjakan. Dokumen ini tidak dapat dihapus,tapi memungkinkan fitur-fitur
melekat ini memastikan bahwa SAP menciptakan dan memelihara sebuah jejak audit yang aman.

C. POSTING JURNAL PENYUSUAIAN


 PROSES
Jurnal penyusuaian asli berasal dari kantor kontrolir,setelahneraca saldo awal disiapkan.
Jurnal penyusuaian dibagi dalam lima kategori dasar sebagai :
1. Akrual, adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan
transaksi-transaksi yang telah terjadi,tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan.
Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah
yang belum dibayar.
2. Pengangguhan, adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang
menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan.
Contohnya meliputi pengakuan pendapatan diterima dimuka sebagai kewajiban dan
mencatat pembayaran tertentu (sewa, bunga, dan asuransi) sebagasi asset yang dibayar
dimuka.
3. Estimasi, adalah entri yang menunjukan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama
sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.
4. Revaluasi, adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisi antara nilai actual dan
nilai tercatat dari suatu asset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi
perubahan dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai
persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan,atau catatan penyesuaian persediaan
yang menunjukan hasil tercatat pada saat dilakukan perhitungan disik persediaan.
5. Koreksi, adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kealahan yang
ditemukan dalam buku besar.
Seperti yang ditunjukan dalam Figur 16-3, informasi mengenai jurnal penyesuaian ini
juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di posting,
kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input
terhadap langkah selanjut nya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan
penyusunan laporan keuangan.

 ANCAMAN DAN PENGENDALIAN


Seperti yang ditunjukan dalam Tabel 16-1, entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi
dan tidak akurat adalah ancaman yang perlu diatasi karena dapat menghasilkan laporan keuangan
yang keliru dan mengarah pada keputusan yang buruk. Untuk mengurangi risiko input yang
keliru, jenis pengendalian integritas pemrosesan entri data yang sama yang dibahas sebelumnya
untuk mencegah ancaman entri jurnal yang keliru oleh bendahara juga harus diterapka terhadap
entri jurnal penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir. Namun demikian,sering kali,entri jurnal
penyesuaian dihitung dalam spreadsheet. Oleh karena itu, penting pula utnuk menggunakan
berbagai pengendalian proteksi kesalahan spreadsheet yang dibahas di bab 10 untuk
meminimalkan risiko kesalahan. Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat file jurnal
penyesuaian standar untuk jurnal penyesuaian yang berulang yang dibuat pada setiap periode,
seperti beban depresiasi. Sebuah file jurnal penyesuaian standar meningkatkan ketetapan input
dengan mengeliminasi kebutuhan untuk memasukan jenis entri jurnal yang sama secara brulang.
File jurnal penyesuaian juga mengurangi risiko lupa memasukan sebuah jurnal penyesuaian yang
berulang, sehingga memastikan kelengkapan input.
Pengendalian akses yang kuat mengurangi risiko jurnal penyesuaian yang tidak
diotorisasi. Sebagai tambahan atas pengendalian preventif sebelumnya, rekonsiliasi periodic dan
jejak audit menyediakan sebuah saranan untuk mendeteksi jurnal penyesuaian ytang tidak
diotorisasi atau tidak akurat.

D. MENYIAPKAN LAPORAN KEUANGAN


 PROSES
Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan,
baik secara bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun
pendapatan dan biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi)
bersih pada laba ditahan. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar kinerja perusahaan untuk satu
periode waktu tertentu ( biasanya dalam periode bulanan atau tahunan). Laporan perubahan
posisi keuangan menyajikan informasi mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada
satu waktu tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo
kasnya.
TRANSISI DARI GAAP KE IFRS, Meskipun data yang efektif terus digalakkan, SEC
mempertahankan bahwa ia berkomitmen untuk mewajibkan perusahaan-perusahaan Amerika
beralih dari GAAP ke IFRS sebagai dasar AS untuk menyiapkan laporan keuangan. Perusahaan
dapat mulai merencanakan transisi sekarang karena hal ini akan cendereung mensyaratkan
perubahan yang luas terhadap system buku besar dan pelaporannya.
IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang memengaruhi desain system buku
besar dan pelaporan sebuah perusahaan. Satu perbedaan besar terkait akuntansi untuk aktiva
tetap. Dalam GAAP, sebagian besar aktiva tetap tetap utama dicatat dan didepresiasikan dalam
basis gabungan. Sebagai contoh, keseluruhan biaya untuk bangunan kantor sebuah perusahaan
yang baru akan dicatat sebagai satu aktiva dan didepresiasi selama masa manfaat, untuk
bangunan biasanya diestimasikan selama 40 tahun. Sebaliknya IFRS secara umum mewajibkan
pengaturan dalam bentuk komponen aktiva tetap, untuk mengakui fakta bahwa elemen
(komponen) yang berbeda mungkin memilih umur ekonomis yang berbeda. Terkait bangunan
kantor perusahaan, hal tersebut berarti bahwa biaya untuk atap dan pemanas serta system
pendigin ruangan akan dicatat secara terpisah dari bangunan itu sendiri, karena masa manfaat
bagian-bagian tersebut cenderung tidak mencapai 40 tahun. Pengaturan dalam bentuk komponen
mengharuskan perusahaan menggali database untuk mengidentifikasi dan memisahkan biaya
dari berbagai aktiva tetap. Untuk perusahaan-perusahaan besar yang mungkin memiliki puluhan
ribu aktiva tetap, pengaturan dalam bentuk komponen akan menjadi usaha penting yang berisiko
terjadinya kesalahan klasifikasi dan pencatatan saat mereka mengubah struktur buku besar
perusahaan.
Perbedaan lainnya mencakup perhitungan untuk biaya penelitian dan pengembangan
(litbang). Dibandingkan GAAP, IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada
tahap awal proses. Akibatnya perusahaan-perusahaan Amerika mungkin harus meningkaykan
cara mereka dalam mengumpulkan dan mencatat biaya-biaya terkait litbang, sehingga mereka
dapat memutuskan biaya yang harus dibebankan dan yang dapat dikapitalisasi dengan tepat.
Minimalnya, proses ini akan memerlukan pembuatan field tambahan dalam catatan data untuk
mendapatkan informasi mengenai tahapan proses litbang ketika biaya terjadi. Dengan demikian,
hal tersebut akan mengharuskan modifikasi dan pengujian cermat atas program yang ada untuk
memastikan bahwa perusahaan memproses catatan transaksi yang didesain ulang dengan benar.
Perbedaan ketiga adalah IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode last-in first-out (LIFO)
untuk perhitungan persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus
memodifikasi system akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menilai
persediaan. Perubahan-perubahan tersebut akan perlu ditinjau dan diuji dengan cermat untuk
meminimalkan resiko kesalahan.
XBRL: MEREVOLUSI PROSES PELAPORAN XBRL, XBRL adalah singkatan dari
eXtensible Business Reporting Language, yaitu suatu bahasa pemograman yang didesain secara
khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisnis. SEC mewajibkan perusahaan public
Amerika Serikat untuk menggunakan XBRL ketika mengirimkan pengajuan mereka.
Untuk memahami sifat revolusioner XBRL lihat figure 16-4. Bagian atas menunjukan
bahwa sebelum XBRL, mereka yang menyiapkan harus membuat laporan secara manual dalam
berbagai format bagi berbagai jenis pengguna. Meskipun laporan tersebut kemudian dikirim
secara elektronik kepada para pengguna, mereka yang menerima harus memasukkan ulang data
tersebut kedalam system mereka sendiri untuk memanipulasinya. Seluruh proses ini tidak efisien
dan rentan akan kesalahan.
Bagian bawah di figure 16-14 menunjukkan XBRL yang meningkatkan proses pelaporan.
Mereka yang menyiapkan membuat kode dan mengirimkannya secara elektronik dalam berbagai
format ke para pengguna, yang dapat secara langsung menganalisisnya. Jadi, XBRL menghemat
waktu dan rentan akan kesalahan.
Tanpa XBRL, dokumen elektronik, terlepas dari formatnya (teks, HTML, PDF,dsb.)
secara esensial hanya versi digital dari laporan kertas. Manusia dapat membaca data tersebut,
tetapi computer tidak dapat secara otomatis memprosesnya sampai penerima secara manual
memasukkannya ke dalam format yang sesuai. XBRL mengubahnya dengan membuat sandi
informasi mengenai komponen data yang bermakna, sehingga program komputer lain dapat
memahami apa yang perlu dilakukan dengan data tersebut. Sebagai gambaran, figure 16-5
menunjukkan XBRL yang dapat menerangkan sebuah angka dalam spreadsheet untuk
mengindikasikan bahwa ia menunjukkan penjualan bagi satu periode waktu tertentu, berdasarkan
U.S GAAP dan dalam dollar Amerika Serikat. (bagian atas figure 16-5 menunjukkan
spreadsheet yang dapat dilihat oleh sebagian besar pengguna; kode XBRL di bagian bawah
diharapkan menggunakan perangkat lunak, meskipun dapat ditayangkan oleh pemogram, auditor,
atau siapapun yang perlu atau ingin melihatnya.)
PROSES XBRL DAN TERMINOLOGI figure 16-6 menyediakan sebuah tayangan
tingkat tinggi mengenai langkah-langkah dasar dalam menyiapkan dan menyajikan laporan
XBRL. File XBRL tersebut yang mengandung data yang ditandai dan diantarkan ke para
pengguna disebut sebagai dokumen contoh ( instance document). Dokumen contoh berisi fakta-
fakta mengenai akun-akun dalam laporan keuangan tertentu, termasuk nilai dan informasi
kontekstual seperti unit pengukuran (dollar, euro, yuan, dsb.) dan apakah nilai adalah untuk satu
titik waktu tertentu (misalnya, komponen laporan laba rugi). Setiap komponen data tertentu
dalam sebuah dokumen XBRL disebut sebagai elemen (element). Nilai tertentu suatu elemen
ditampilkan dalam sebuah dokumen contoh bersama di antara tanda-tanda.
Kurung sudut digunakan untuk mengidentifikasi tanda. Dua tanda digunakan untuk tiap
elemen. Tanda pertama menyajikan nama elemen didalam sepasang kurung sudut; tanda kedua
juga menggunakan sepasang kurung sudut, tetapi mendahului nama elemen dengan sebuah garis
miring. Informasi tambahan diperlukan untuk menginterpretasikan nilai tersebut secara benar,
seperti unit moneter yang digunakan untuk mengukur penjualan bersih dan periode waktu saat
penjualan tersebut terjadi. Informasi konteks tersebut juga disajikan dalam dokumen contoh di
antara tanda. Panel B di figure 16-5 menyediakan sebuah contoh mendetail bagi elemen
“Penjualan Bersih”.
Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian
data. Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen
dan hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema (scheme),yang merupakan
sebuah file yang berisi definisi setiap elemen yang terdapat dalam sebuah dokumen contoh.
Berikut ini adalah bebrapa atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen.
 Perangkat lunak menggunakan identifikasi nama yang unik
 Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar.
 Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb.)
 Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit.)
 Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu periode waktu
tertentu, disebut durasi.)
Informasi atribut disertakan dalam tanda. Dengan demikian, untuk melanjutkan contoh
yang ada, skema akan berisi suatu definisi dari elemen Penjualan Bersih berikut:
<element name = "PenjualanBersih" description="Penjualan bersih atas retur dan potongan"
type=monetaryItemType balance= "kredit" periodeType= "durasi"</elemen>
Taksonomi tersebut juga menyertakan serangkaian file yang disebut linkbases, yang menjelaskan
hubungan antar-elemen dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbase penting menyertakan
hal-hal sebagai berikut:
 Linkbases Reference mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan (misalnya, U.S-
GAAP, IFRS) bagi elemen itu.
 Linkbases Calculation dikhususkan untuk menjelaskan cara mengombinasikan elemen-
elemen tersebut (misalnya, bahwa "Aset Lancar" sama dengan jumlah Kas, Piutang
Usaha, dan Persediaan).
 Linkbases Definition menunjukkan hubungan hierarkis antar-elemen (misalnya, bahwa
"Aset Lancar" adalah bagian dari "Aset").
 Linkbases Presentation menjelaskan cara mengelompokkan elemen (misalnya, Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas)
 Linkbases Label mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human-readable
dengan elemen.

Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-6, Informasi dalam sebuah taksonomi XBRL
digunakan untuk menandai data dan membuat sebuah dokumen contoh. Taksonomi yang sama
biasanya digunakan untuk membuat satu set dokumen contoh terpisah, satu untuk tiap tahun
pelaporan. Meskipun demikian, dokumen contoh hanya berisi nilai data tersebut. Dokumen lain,
disebut sebagai style sheet, menyediakan instruksi mengenai cara menampilkan (memberikan)
konten secara sesuai dari sebuah dokumen contoh, baik dalam layae komputer atau dlam sebuah
laporan tercetak.
Manfaat dari XBRL tidak terbatas pada penggunaannya untuk pelaporan eksternal.
Peaporan internal juga akan digunakan karena data dapat diekspor dari sistem ERP dasar dalam
sebuah format dengan para manajer yang dapat mengimpor secara langsung ke dalam bebagai
aplikasi, menghemat waktu dan mengurangi tingkat kesalahan yang timbul akibat harus
memasukkan ulang data secara manual.
PERAN AKUNTAN , Peran akuntan dapat, dan seharusnya memainkan peran besar
dalam semua tahap pembuatan laporan XBRL, dimulai dari pemnilihan taksonomi yang sesuai =.
untuk memastikan keterbandingan di laporan XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang
berbeda, taksonomi standar telah dikembangkkan lagi bagi banyak negara dan insdustri yang
berbeda. Para akuntan menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut
ditambah prinsip-prinsip akuntansi umum untuk memnilih taksonomi standar yang paling
menyesuaikan oragnisasi tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data dalam sistem
akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen yang berkaitan dalam taksonomi.
Meski demikian, taksonomi standar tidak dapat menutupi setiap situasi yang mungkin.
Terkadang sebuah organisasi perlu mencatat informasi keungan dalam cara atau tingkat detail
yang berbeda guna menunjukkan cara uniknya dalam berbisnis. Dalam kasus tersebut =, para
akuntan dapat membuat tanda baru untuk menyajikan informasi mengenai aktivitas bisnis
organisasi tersebut dengan lebih akurat. Tanda-tanda baru inilah yang disebut sebagai taksonomi
perpanjangan (extension taxonomy). kemampuan untuk memodifikasi XBRL ini yang
menyebabkan hal itu disebut sebagai sebuah bahasa yang dapat dipanjangkan.
Para akuntan cenderung menggunakan perangkat lunak untuk melakukan taksonomi
tersebut (dan segala perpanjangan) untuk menandai data organisasi mereka, membuat dokumen
contoh, dan kemudian memvalidasi dokumen contoh tersebut sebelum dikirimkan. Para akuntan
juga akan berpartisipasi secara khusus dalam pembuatan style sheet untuk memastikan bahwa
informasi tersebut ditampilkan dengan layak.
Tidak hanya para akuntan yang menggunakan XBRL, profesi akunsi memakan sebuah
peran besar dalam pembuatannya. XBRL adalah sebuauh pekerjaan dalam proses dimana harus
memberi tanda dan secara teratur mengunjungi, baik situr xbrl.org maupun sec.org untuk tetap
mengikuti kelanjutan perkembangan alat pelaporan yang penting ini.
 ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Salah satu ancaman yang ada adalah pembuatan laporan keuangan yang tidak akurat
(ancaman 8). Pengendalian integritas pengolahan data untuk entri jurnal dikombinasikan dengan
penggunaan serangkaian perangkat lunak untuk mendapatkan laporan keuangan dengan risiko
kesalahan numerik dalam data yang minim. Pelaporan keuangan yag curang (ancaman 9) adalah
masalah potensial lainnya. Pengendalian terbaik untuk menanggulangi ancaman terkait
kecurangan laporan keuangan adalah dengan review (audit) independen bagi seluruh entri jurnal
khusus yang digunakan untuk membuat buku besar.

E. MENGHASIKAN LAPORAN MANAJERIAL


 PROSES
Sistem ERP salah satunya seperti yang digambarkan pada Figur 16-3, dapat membuat
sejumlah anggaran untuk membantu para manajer merencanakan dan mengevaluasi kinerja.
Sebuah anggaran aktivitas operasi menggambarkan pendapatan dan pengeluaran yang
direncanakan oleh tiap-tiap unit organisasi. Sebuah anggaran pengeluaran modal menunjukkan
arus masuk dan keluar kas yang direncanakan untuk setiap proyek model. Anggaran arus kas
membandingkan arus masuk kas dari operasi dengan pengeluaran yang direncanakan dan
digunakan untuk menentukan kebutuhan peminjaman
Sebagai tambahan pada anggaran, kemampuan pemrosesan pertanyaan sistem ERP
memungkinkan para manajer untuk membuat sejumlah laporan kinerja yang hampir tak terbatas
dengan mudah. Sebagai contoh, penjualan dapat dibedakan berdasarkan produk, pramuniaga, dan
pelanggan. Menampilkan data dalam grafik dapat membantu para manajer mengidentifikasi
trend dan hubungan penting dengan cepat, begitu pula area yang memerlukan analisis lebih
detail. Para akuntan harus memahami cara menggunakan kemampuan pelaporan fieksibel dan
grafik atas sistem ERP, sehingga mereka dapat menambahkan nilai dengarn menyarankan cara-
cara alternatif untuk mengatur dan menganalisis data mengenai proses bisnis.

 ANCAMAN DAN PENGENDALIAN


Laporan dan grafik yang didesain dengan buruk (ancaman 10 dalam Tabel 16-1) dapat
menyebabkan manajemen membuat keputusan yang bias atau keliru. Subbagian berikut
membahas tiga pengendalian yang penting untuk menanggulangi ancaman tersebut, yaitu
penggunaan akuntansi pertanggungjawaban dan anggaran fleksibel untuk mendesain laporan
kinerja (pengendalian 10.1), balanced scorecard (pengendalian 10.2), dan memahami prinsip-
prinsip desain grafik yang layak (pengendalian 10.3).
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGANGGARAN
FLEKSIBEL, Untuk mengevaluasi kinerja dengan layak, laporan harus menekankan hasil yang
dapat dikendalikan secara langsung oleh orang atau unit yang dievaluasi. Akuntansi
Pertanggungiawaban (responsibility accounting) melakukan ini dengan menghasilkan
serangkaian laporan berkorelasi yang membagi kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan
subunit spesifk yang sebagian besar dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas tersebut secara
langsung, seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-7. Perhatikan setiap laporan yang
menunjukkan biaya dan varians sesungguhnya dari anggaran bagi bulan ini dan sampai saat ini,
tetapi hanya untuk hal-hal yang dikendalikan oleh manajer dari subunit tersebut. Perhatikan juga
sifat hierarkis dari laporan-laporan tersebut : Biaya total dari tiap subunit individu ditampilkan
sebagai sebuah komponen baris tunggal pada laporan bertingkat lebih tinggi selanjutnya.
Penting pula untuk mendesain anggaran agar isinya sesuai dengan jenis unit yang sedang
dievaluasi. Sebagai contoh, laporan kinerja yang digambarkan dalam Figur 16-7 berfokus pada
biaya, karena departemen produksi biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya Sehaliknya,
departemen penjualan sering dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Akibatnya, laporan kinerjanya
harus membandingkan penjualan sesungguhnya terhadap penjualan yang diramalkan,
diselesaikan berdasarkan kategori produk dan geografis yang sesuai. Sama halnya, laporan bagi
departemen yang diperlakukan sebagai pusat laba harus menyertakan pendapatan dan biaya.
Tidak menjadi permasalahan basis mana yang digunakan untuk menyiapkan laporan kinerja
anggaran sebuah unit, metode yang digunakan untuk menghitung standar anggaran tetap
merupakan hal yang krusial. Pendekatan termudah adalah menetapkan target tetap bagi tiap unit,
menyimpan angka- angka tersebut dalam database, dan membandingkan kinerja sesungguhnya
dengan nilai-nilai yang telah diatur sebelumnya. Sebuah kekurangan besar terhadap pendekatan
ini adalah bahwa nomor anggaran statis dan tidak merefleksikan perubahaan yang tidak
diramalkan dalam lingkungan pengoperasian. Akibatnya. para manaier individu mungkin
diberikan hukuman atau diberikan hadiah bagi faktor-faktor yang melebihi kendali mereka.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa jumlah yang dianggarkan dalam Figur 16-7 bagi pengawas
umum didasarkan pada keluaran yang direncanakan sebanyak 2.000 unit. Meskipun produksi
sesungguhnya adalah 2.200 unit karena penjualan lebih besar dari yang diantisipasi, kemudian
varians negatif bagi kategori biaya tersebut mungkin mengindikasikan bukannya inefisiensi,
tetapi peningkatan tingkat keluaran.
Sebuah anggaran fleksibel (flexible budget), yaitu jumlah yang dianggarkan bervariasi
dalam hubungan terhadap beberapa ukuran aktivitas organisasi, menanggulangi masalah ini.
Dalam hal contoh sebelumnya, penganggaran fleksibel akan perlu membagi anggaran bag tiap
hal baris dalam departemen pengawas umum ke dalam komponen biaya tetap dan variabelnya.
Dengan cara ini, standar anggaran akan secara otomatis disesuaikan untuk segala peningkatan
(atau penurunan) yang tidak direncanakan dalam produksi. Maka, selisih antara standar yang
disesuaikan ini dan biaya sesungguhnya dapat diinterpretasikan dengan lebih layak.
BALANCED SCORECARD. Seperti yang dilustrasikan dalam kasus pembuka bab satu
masalah dengan laporan yang dihasilkan oleh banyak sistem akuntansi adalah bahwa laporan
tersebut terlalu fokus hanya pada satu dimensi kinerja secara sempit: yang direfleksikan dalam
laporan keuangan. Balanced scorecard berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Balanced scorecard adalah sebuah laporan yang menyediakan perspektif multidimensi atas
kineria organisasi. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 16-2, balanced scorecard berisi
ukuran-ukuran yang menunjukkan empat perspektif organisasi : keuangan, pelanggan, operasi
internal, serta inovasi dan pembelajaran. Bagian keuangan berisi indikator yang ketinggalan atas
kinerja di waktu yang lalu, sementara ketiga bagian lainnya menyediakan indikator yang
mengarah pada kinerja di waktu yang akan datang. Untuk tiap dimensi, balanced scorecard
tersebut menunjukkan tujuan dan ukuran spesifik organisasi yang merefleksikan kinerja dalam
mencapai tujuan tersebut. Keempat dimensi balanced scorecard secara bersama-sama
menyediakan sebuah ikhtisar kinerja keorganisasian yang jauh lebih komprehensif daripada yang
hanya disediakan oleh ukuran keuangan. Mari kita memeriksa Tabel 16-2 untuk melihat keempat
bagian balanced scorecard yang merefleksikan aspek-aspek penting dari strategi sebuah
organisasi dan hubungan kausal penting di antara berbagai ukuran.
Manajemen puncak AOE, seperti pada sebagian besar perusahaan, setuju dengan tiga
tujuan keuangan penting, yaitu peningkatan arus pendapatan melalui penjualan produk baru,
peningkatan profitabilitas yang direfleksikan dalam tingkat pengembalian ekuitas, dan menjaga
arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban. Seperti yang ditunjukkan di Tabel 16-2, ukuran
dan target khusus disusun untuk melacak pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Kedua pilihan, baik
metrik kunci maupun pengaturan nilai target adalah keputusan manajemen yang penting. Banyak
organisasi membuat kesalahan dari pengaturan target yang merefleksikan nilai tolak ukur
industri. Masalah pada pendekatan tersebut adalah bahwa aspirasi dan kinerja organisasi dibatasi
oleh kinerja kompetitor. Meskipun tolok ukur industry mungkin menyediakan sebuah titik
referensi penting, manajemen harus mengatur target yang dibawa ke dalam pertimbangan
kekuatan dan kelemahan organisasi tersebut.
Bagi setiap organisasi,pelanggan adalah kunci tercapainnya tujuan keuangan. Oleh
karena itu, perspektif pelanggan berdasarkan balance scorecard AOE berisi dua tujuan utama,
yaitu meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjadi pemasok yang dicari oleh para pelanggan
penting. Oleh karena itu,pencapaian tujuan-tujuan terkait pelanggan harus dilakukan dengan
proses internal perusahaan yang efisien dan efektif. Akibatnya, bagian prespektif internal dari
balance scorecard milik AOE berfokus pada aktivitas yang cendrung paling dapat memengaruhi
prsepsi pelanggan secara langsung, yaitu kualitas jasa, kecepatan pengiriman,dan efisiensi
proses. Pada akhirnya, manajemen puncak AOE mengakui pentingnya mengembangkan produk
baru dan melatih tenaga kerjanya untuk terus menerus meninkatkan jasa dan hasil. Oleh karena
itu,ukuran untuk kedua hal tersebut disertakan dalam prespektif inovasi dan pembelajaran dalam
balance scorecard milik AOE.
Perhatikan bahwa pembahsan sebelumnya menyiratkan sejumlah hipotesis mengenai
hubungan sebab-dan-akibat Sebagai contoh, peningkatan pelatihan pegawai diharapkan dapat
meningkatkan kualitas jasa.seperti yang ditunnjukan dalam presentase pengisisan pesanan
pelanggandengan benar. Dengan demikian,peningkatan kualitas jasa diharapkan dapat
menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan dan lebih banyak pembelian oleh para pelanggan
penting.Pada akhirnya,peningkatan kepuasan pelanggan diharapkan dapat menghasilkan
peningkatan profitabilitas dan arus kas. Dengan demikian, ukuran dalam perpektif inovasi dan
pembelajaran, operasi internal, dan pelanggan balance scorecard dapat dipikirkan sebagai
indikator-indikator yang mengarah pada ukuran-ukuran keuangan dalam strategi orgganisasi
menganalisis trend dalam ukuran sesungguhnya memungkinkan manajemen AOE untuk menguji
validitas hipotesis tersebut.jika peningkatan dalam satu perspektif tidak menghasilkan
peningkatan harapan untuk area lain dalam periode waktu berikutnya, manajemen puncak harus
melakukan revaluasi dan mungkin merevisi hipotesis terkait determinan keberhasilan organisai.
Kemampuan untuk menguji dan memperbaiki strategi adalah salah satu manfaat utama yang
tersedia dalam balance scorecard.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sebuah
balance scorecard. Peran manajemen puncak,yaitu untuk menspesifikasikan tujuan yang dikejar
dalam tiap dimensi. Para akuntan dan profesional sistem informasi kemudian dapat membantu
manajemen memilih ukuran yang paling layak guna melacak pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Selain itu,mereka dapat menyediakan input terkait kemungkinan pengumpulan data yang akan
diperlukan untuk mengimplementasikan berbagai ukuran yang diajukan.
Meskipun awalnya balance scorecard dikembangkan sebagai alat manajemen strategis,
balance scorecard juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengelola resiko perusahaan
secara lebih baik, yaitu dengan menggabungkan tujuan dan ukuran berbasis resiko yang sesuai
dalam berbagai dimensi. Sebagai contoh, sebuah rganisasi mungkin ingin meningkatkan
kesadaran keamanan informasi di antara para pegawainya. Salah satu cara untuk mendorong
adanya perhatian terhadap sasaran tersebut adalah dengan mencantumkan peningkatan kesadaran
keamanan serta eksplisit sebagai salah satu tujuan dalam bagian inovasi dan pembelajaran pada
kartu slor tersebut dan kemudian mengukur pengetahuan pegawai mengenai praktik teraik dalam
hal keamnan.sama halnya, mencantumkan penurunan penyusutan persediaan sebgai salah satu
tujuan Proses Operasi Internal dan mengukrnya dapat memfokuskan perhatian pada penurunan
risiko pencurian pegawai. Ancaman-ancaman eksternal,seperti hilangnya pangsa pasar,dapat
diatasi dengan menyertakan pengendalian yang sesuai (misalnya, penjualan ke pelanggan
berulang, jumlah pelangan baru) dalam bagia Pelanggan dan Keuangan atas balance scorecard.
Dengan demikian, balance scorecard dapat digunakan sebagai alat untuk mengawasi dan
mengevaluasi pengendalian dan program menajemen risiko sebuah organisasi.

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS YANG TEPAT, Grafis yang di desain dengan


baik mempemudah proses identifikasi serta pemahaman trend dan hubungan. Sementara,grafis
yang di desain dengan buruk dapat mengganggu pembuatan keputusan dengan perhatian yang
menyesatkan, menyembunyikan perubahan-perubahan penting dalam data, atau menyebabkan
kesan awal yang keliru.
Meskipun ada berbagai jenis grafik,diagram batang adalah jenis yang paling umum
digunakan untuk menamilkan trend data keuangan. Figur 16-8 mengilustrasikan prinsip-prinsip
desain grafik yang baik.

1. Gunakan judul yang meringkas pesan dasar


2. Sertakan nilai data dengan elemen masing-masing untuk memfasilitasi
perhitungan dan analisis mental.
3. Gunakan batang 2-D, bukan 3-D, karena batang 2-D mempermudah untuk menilai
besarnya perubahan dan trend dengan akurat.
Meskipun demikian,grafik tidak hanya harus udah dibaca,tetapi juga harus mengarahkan
pada interpretasi data yang mendasari dengan akurat. Dua prinsip berikut merupakan prinsip
yang esensial dalam proses mendesain diagram batang data keuangan dengan sesuai, sehingga
diagram tersebut dapat diinterpretasikan dengan akurat.
a. Mulai sumbu vertikal pada angka nol. Jika sumbu vertikal dimulai pada angka nol, maka
besar perubahan yang digambarkan dalam data tersebut dapat dipastikan telah
merefleksikan perubahan data yang sesungguhnya dengan akurat. Sebaliknya,memulai
sumbu vertikal bukan dari angka nol, dapat memperbesar tamplan visual suatu trend.
Untuk melihat pentingnya peran ini, bandingkan Figur 16-8, yang mengikuti prinsip
ini,dengan figur 16-9, yang tidak mengikuti prinsip. Pengecualian: Memulai sumbu
vertikal pada angka selain nol mungkin digunakan jika ada kebutuhan untuk mengawasi
data dengan tingkat fluktuasi yang kecil.
b. Grafik yang menggambarkan data time-series atau sumbu x dari kiri ke kanan secara
berurutan. Prinsip ini diilustrasikan dalam figur 16-8. Selain itu,penampil mungkin
membentuk sebuah kesan awal yang keliru atas sifat perubahan dalam data.
Aturan desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup sederhana, tetapi mudah terjadi
kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut terjadi akibat program perangkat lunak yang digunakan
untuk membuat grafik secara otomatis. Sebagai contoh, banyak speadsheet keuangan
menampilkan data dalam urutan kronologs terbalik, dengan daa tahun terbaru pada kolom paling
kanan dalam label penjelasan. Dalam kasus ini,memilih data dan menggnakan fungsi bagan
tertanam speadsheet secara otomatis menghasilkan sebuah grafik yang sumbu x-nya dalam
urutan kronologis terbalik. Sementara itu,di saat yang lain,kesalahan terjadi karena pilihan yang
sengaja dilakukan oleh desainer grafik. Terlepas dari alasannya, melanggar prinsip-prinsip desain
grafik yang tepat dapat menghasilkan grafik yang menyesatkan bagi orang yang melihatnya.
Oleh karena itu, penting bagi para akuntan dan profesional sistem informasi untuk memahami
prinsip-prinsip membuatdesain grafik yang tepat sehingga dapat menghindari ketidaksengajaan
pembuatan grafik yang menyesatkan, mengidentifikasi, serta mengoreksi grafik yang mereka
temui.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam bab ini adalah terdapat berbagai siklus dalam sebuah sistem akuntansi
yang terintegrasi, salah satunya adalah sistem buku besar dan pelaporan. Dimana para akuntan
dituntut untuk bergerak melebihi peran tadisional penjaga skor dan secara aktif berusaha
menambah nilai organisasi mereka. Para akuntan harus berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan mengenai adopsi teknologi baru dan mengimplementasikan sistem informasi baru
karena mereka telah mendapat pelatihan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat relatif dengan
tepat. Meski demikian, untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bidang teknologi
secara efektif, para akuntan diharuskan untuk tidak hanya mengikuti perkembangan akuntansi
terbaru, tetapi juga tetap mengikuti informasi mengenai penguasaan dama TI.
DAFTAR PUSTAKA

Romney, Marshall B., Paul Jonh Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta Selatan :
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai