Anda di halaman 1dari 17

BAB 15

DESKRIPSI PERSEDIAAN

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi,


persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,
persediaan perlengkapan pabrik, dan persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang,
persediaan hanya terdiri dari dari persediaan barang dagang, yang merupakan barang yang
dibeli untuk dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan
bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan perlengkapan pabrik, dan persediaan
suku cadang, terkait dengan transaksi intern perusahaan dan transaksi yang terkait dengan
pihak luar perusahaan, sedangkan transaksi yang merubah persediaan produk dalam
proses seluruhnya berupa transaksi intern perusahaan.

Pada gambar berikut ini disajikan tipe persediaan dan transaksi yang
memengaruhinya, serta prosedur dan sistem akuntansi yang berkaitan.

1
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

Terdapat dua macam metode pencatatan persediaan: metode mutasi persediaan


dan metode persediaan fisik. Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi dicatat dalam
kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari
pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena
pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui HPP yang dipakai atau
dijual harus dilakukan perhitungan fisik sisa persediaan yang masih ada di gudang pada
akhir periode akuntansi.

Contoh 1

Perusahaan X menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama (metode


MPKP) dalam menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per
satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan
harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai.

Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 Januari 20X3 terdiri dari:

a. 600 kg @ Rp2.400 = Rp1.440.000


b. 400 kg @ Rp2.500 = Rp1.000.000

Transaksi pembelian pemakaian bahan baku selama bulan Januari 20X3 disajikan
gambar berikut :

Mutasi persediaan bahan baku yang terjadi karena transaksi pembelian dicatat
dalam buku jurnal pembelian dengan jurnal sebagai berikut :

Persediaan Bahan Baku XX

Utang Dagang XX

2
Jika perusahaan menggunakan metode mutasi persediaan dalam pencatatan
persediaan nya, pembelian bahan baku tersebut dicatat juga dalam kartu persediaan pada
kolom “pembelian”. Mutasi persediaan bahan baku yang terjadi karena transaksi pemakaian
bahan baku dicatat dalam buku jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut:

Barang dalam Proses – Biaya Bahan Baku XX

Persediaan Bahan Baku XX

Pemakaian bahan baku ini dicatat pula dalam kartu persediaan pada kolom
“pemakaian”. Data transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan Januari
tersebut diatas, jika dicatat dalam kartu persediaan dengan metode MPKP tampak pada
gambar berikut :

Pemakaian bahan baku pada tanggal 6 Januari sebanyak 700 kg ditentukan harga
pokoknya berdasarkan anggapan bahwa bahan yang masuk pertama ke gudang dipakai
yang pertama kali oleh karena kg lebih awal barang di gudang maka 700 kg bahan baku
yang dipakai tersebut dianggap berasal dari 600 Kg Yang harga pokoknya Rp2400 per kg
ditambah sisanya sebanyak 100 kg (700 kg – 600 kg) berasal dari 400 kg bahan yang harga
pokoknya Rp2500 per kg.

Setelah perusahaan membeli bahan baku sebanyak 1200 kg pada 15 Januari


persediaan bahan baku yang ada di gudang terdiri dari dua macam:

a. Bahan baku sebanyak 300 kg dari 400 kg persediaan awal yang telah dipakai
pada 6 Januari sebanyak 100 kg.
b. Bahan baku dari pembelian 15 Januari sebanyak 1200 kg dengan harga
pokoknya sebesar Rp2750 per kg.

persediaan bahan baku sebanyak 1500 kg tersebut dipisahkan pencatatannya dalam kartu
persediaan karena harga pokok per kg nya berbeda.

Jika perusahaan menggunakan metode persediaan fisik dalam pencatatan bahan


baku, perhitungan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi hanya dapat dilakukan
sebuah perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada akhir periode. Misalnya
dari hasil perhitungan fisik persediaan pada akhir Januari 20X3 terdapat 900 kg persediaan
bahan baku yang masih ada di gudang, maka perhitungan biaya baku Januari 20X3 tampak
pada gambar berikut:

3
Dari gambar diatas tersebut dapat dilihat bahwa perhitungan biaya bahan baku
dengan metode MPKP menghasilkan jumlah yang sama baik menggunakan metode mutasi
persediaan maupun metode persediaan fisik. Dengan menggunakan metode penentuan
harga pokok persediaan yang lain perhitungan biaya dan persediaan akhir yang dihasilkan
oleh metode mutasi persediaan dan metode fisik adalah berbeda . Dalam contoh berbagai
prosedur yang mempengaruhi percobaan berikut digunakan anggapan perusahaan
memakai metode mutasi persediaan dalam pencatatan persediaannya.

Sistem Dan Prosedur Yang Terkait Dengan Sistem Akuntansi Persediaan

Sistem dan prosedur yang terkait dengan sistem akuntansi persediaan adalah:

1. Prosedur pencatatan produk jadi.


2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.
4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan
produk dalam proses.
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.
6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian
barang gudang.
9. Sistem penghitungan fisik persediaan.

Prosedur Pencatatan Produk Jadi


1. Dokumen
Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, dokumen-dokumen yang
digunakan dalam sistem akuntansi persediaan adalah sebagai berikut:
a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi
adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai
digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk
jadi balam kartu gudang. Buki memorial digunakan untuk mencatat tambahan
kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan
dan digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi
selesainya produk jadi dalam jurnal umum.
b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok
produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan.
Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order
penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut
dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman,
atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas
yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok
produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu
persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut
dari bagian penagihan.
c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan
pengeluaran barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran
barang gudang.
d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan
hasil perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory
tag) yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar
hasil perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas
data yang telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan
bukti memorial digunakan untuk membukukan adjustment rekening

4
persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal
umum.
2. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan
adalah:
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas
dan harga pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam
kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil
penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang
disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk
mencatat mutasi kuantitas barang yang tercantum dalam kartu gudang yang
diselenggarakan oleh Bagian gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.
c. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum
digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena
adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan
dengan saldo menurut penghitung fisik.

3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Produk Jadi


Pencatatan harga produk jadi dilakukan dengan mendebit rekening
Persediaan Produk Jadi dan mengkredit rekening Barang Dalam Proses. Disamping
itu, kartu gudang yang diselenggarakan di fungsi gudang diisi dengan tambahan
kuantitas persediaan produk jadi yang disimpan di gudang.
Tambahan produk jadi yang dikirim oleh fungsi produksi ke fungsi gudang
dicatat oleh Bagian Gudang di dalam kartu gudang berdasarkan laporan produk
selesai yang diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian Produksi. Harga pokok
produksi jadi yang ditransfer dari Bagian Gudang dicatat oleh Bagian Kartu
Persediaan dan Bagian Jurnal.
Pencatatan harga pokok jadi dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan
berdasarkan laporan produk selesai yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan
dari Bagian Produksi. Berdasarkan laporan produk selesai tersebut, Bagian Kartu
Persediaan menghitung harga pokok produk selesai berdasarkan data biaya
produksi yang telah dikumpulkan dalam kartu harga pokok produk pesanan yang
bersangkutan. Total harga pokok produk ini dipakai sebagai dasar untuk membuat
bukti memorial, yang merupakan dokumen sumber bagi Bagian Kartu Persedian
untuk mencatat harga pokok produk selesai dalam kartu persediaan.
Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk jadi di dalam jurnal umum
berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa
kartu harga pokok dan laporan produk selesai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
harga pokok produk jadi adalah:
Persediaan Produk Jadi xxx
Barang Dalam Proses xxx
Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual
1. Dokumen
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan
produk jadi adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order
pengiriman diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian Order Penjualan. Setelah
Bagian Gudang mengisi surat order pengiriman dengan kuantitas produk jadi,
Bagian Gudang akan melakukan pencatatan ke dalam kartu Gudang dan kemudian
menyerahkan surat order pengiriman tersebut kepada Bagian Pengiriman. Bagian
Kartu Persediaan akan mencatat harga pokok produk jadi yang dijual ke dalam kartu
persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima dari Bagian Penagihan.

5
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok
produk jadi yang dijual adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum.
Kartu gudang ini berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas persediaan produk jadi
ketika terjadi transaksi penjualan, sedangkan kartu persediaan berfungsi untuk
mencatat mutasi kuantitas dan harga pokok barang jadi yang dijual. Jurnal umum
digunakan untuk mencatat jurnal harga pokok produk jadi yang dijual untuk
diposting ke dalam rekening kontrol Persediaan Produk Jadi.
Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
ini dapat dilihat pada Gambar 15.6 (halaman 564). Pada gambar tersebut dapat kita
lihat bahwa Bagian Kartu Persediaan secara periodik membuat rekapitulasi harga
pokok produk yang dijual berdasarkan data yang direkam dalam kartu persediaan.
Total harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu yang dicantumkan
dalam rekap harga pokok penjualan dipakai oleh Bagian Kartu Persediaan untuk
membuat bukti memorial.
Bukti memorial tersebut oleh Bagian Jurnal digunakan untuk mencatat harga
pokok produk yang dijual ke dalam jurnal umum berikut:
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx

PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG DITERIMA KEMBALI


DARI PEMBELI

Deskripsi Prosedur

Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur
penjualan ini akan memengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk
jadi dalam kartu gudang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan menambah kuantitas
dan harga pokok produk jadi yang yang Prosedur ini merupakan salah satu oleh Bagian
Kartu Peanalam kartu persediaan produk jadi. Prosedur ini merupakan salah stu prosedur
yang membentuk sistem retur penjualan.

Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedurpencatatan harga pokokproduk jadi yang


dikembalikan oleh pembeli adalah: laporan penerimaan barang dan Memo kredit. Laporan
penerimaarn barang digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat kuantitas produk jadi
yang diterima dari pembeli ke dalam kartu gudang (lihat contoh laporan penerimaan barang
pada Gambar 7.15).

Memo kredit yang diterima dari Bagian Order Penjualan digunakan oleh Bagian Kartu
Persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh
pembeli dalam kartu persediaan (lihat contoh memo kredit pada Gambar 7.14).

Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah:
kartu gudang (lihat Gambar 7.6), kartu persediaan (lihat Gambar 5.11), dan jurnal umum
(lihat Gambar 4.1) atau jurnal retur penjualan (lihat Gambar 7.16), jika perusahaan
menggunakan jurnal khusus.

6
Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima
Kembali dari Pembeli

Gambar 15.7 memperlihatkan prosedur pencatatan harga pokok produk jadi


dikembalikan oleh pembeli dalam sistem retur penjualan. Pencatatan harga pokok produk
adi yang dikembalikan oleh pembeli dilakukan dengan mendebit akun Persediaan Produk
Jadi dan mengkredit akun Beban Pokok Penjualan. Di samping itu, kartu gudang yang yang
diselenggarakan di fungsi gudang diisi dengan tambahan kuantitas persediaan produk jadi
yang diterima kembali dari pembeli.

Harga pokok produk jadi yang diterima kembali oleh Bagian Gudang dari pembeli
dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dan Bagian Jurnal.

Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli dilakukan oleh
Bagian Kartu Persediaan berdasarkan memo kredit yang diterima oleh Bagian Kartu
Persediaan dari Bagian Penerimaan melalui Bagian Piutang. Berdasarkan memo kredit
tersebut, Bagian Kartu Persediaan mengisi harga pokok produk jadi yang diterima kembali
berdasarkan data harga pokok per unit yang tercantum dalam kartu persediaan yang
bersangkutan. Total harga pokok persediaan dicantumkan di dalam bukti memorial dan
dipakai oleh Bagian Kartu Persediaan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan ke kartu
persediaan.

Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli di dalam
jurnal retur penjualan berdasarkan memo kredit yang dilampiri dengan dokumen pendukung
berupa laporan penerimaan barang. Jurnal yang dibuat untuk mencatat harga pokok produk
jadi yang diterima dari pembeli adalah:

Persediaan Produk Jadi xxxx

Beban Pokok Penjualan xxxx

PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES

Deskripsi Prosedur

Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan


pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan

7
tahunan Pencatatan persediaan produk dalam proses dicatat dalam jurnal umum dengan
jurnal sebagai berikut:

Persediaan Produk dalam Proses xxxx

Barang dalam Proses xxxx

Pada awal periode akuntansi berikutnya, dibuat jurnal penyesuaian kembali


(readjusting entry) untuk membalik jurnal pencatatan persediaan produk dalam proses yang
dilakukan pada akhir periode tersetbut di atas. Jurnal penyesuaian kembali tersebut dicatat
dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut :

Barang dalam Proses xxxx

Persediaan Produk dalam Proses xxxx

Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan persediaan produk dalam


proses adalah: bukti memorial (lihat Gambar 7.11). Bukti memorial ini dilampiri dengan
laporan produk persediaan produk dalam proses dalam jurnal umum. Bukti memorial juga
digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat readjustment persediaan harga pokok
prod dalam proses. Dalam prosedur pencatatan Gudang tidak melakukan dalam proses
digunakan untuk mencatat jurnal tambahan harga pokok uk persediaan produk dalarn
proses, Bagian pencatatan persediaan produk dalam proses karena secara fisik rsediaan
tersebut tidak ditransfer dari Bagian Produksi ke Bagian Gudang.

Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk dalam Proses

Gambar 15.8 berikut ini melukiskan bagan alir dokumen prosedur pencatatan pokok
produk dalam proses. Pada Gambar melakukan penghitungan harga pokok persediaan
produk dalam proses pada akhir periode akuntansi berdasarkan data yang dikumpulkan
dalam kartu harga pokok produk. Laporan produk dalam proses yang diterima oleh Bagian
Kartu Persediaan dari Bagian Produksi berisi informasi kuantitas produk dalam proses dan
taksiran tingkat penyelesaian produk dalam proses yang ada di fungsi produksi pada akhir
periode akuntansi. Data harga pokok persediaan produk dalam proses digunakan oleh
Bagian Kartu Persediaan untuk membuat dua macam bukti memorial: (1) bukti memorial
pertama digunakan untuk mencatat besarnya biaya overhead pabrik yang diperhitungkan ke
dalam harga pokok produk dalam proses berdasarkan tarif yag d memorial kedua digunakan
untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam harga 15.8 tersebut terlihat Bagian
Kartu Persediaan tentukan di muka, dan (2) bukti proses pada akhir periode akuntansi.

8
Bukti memorial yang pertama digunakan oleh Bagian Jurnal untuk mencatat anan
biaya overhead pabrik kepada produk dalam proses di dalam jurnal umum pembeb dengan
jurnal sebagai berikut :

Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxxx

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xxxx

Bukti memorial yang kedua digunakan Bagian Jurnal untuk mencatat harga pokok
persediaan produk dalam proses pada akhir periode akuntansi di dalam jurnal umum
dengan jurnal sebagai berikut :

Persediaan Produk dalam Proses xxxx

Barang dalam Proses xxxx

PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN YANG DIBELI

Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian.
Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli

Dokumen

Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok


persediaan yang dibeli adalah: laporan penerimaan barang (lihat Gambar 715) dan bukti
laskeluar (lihat Gambar 9.6). Laporan penerimaan barang digunakan oleh Bagian Gudang
sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari pembelian ke dalam kartu
gudang. Bukti kas keluar yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang, surat order
pembelian, dan faktur dari pemasok dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan

9
harga pokok persediaan yang dibeli dalam register bukti kas keluar atau voucher reguter
(lihat Gambar 9.7. Bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar pencatatan tambahan
kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan

Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli

Gambar 15.9 berikut ini melukiskan bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga
pokok persediaan yang dibeli. Pada Gambar 15.9 tersebut terlihat Bagian Utang membuat
bukti kas keluar sebagai dokumen sumber pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
berdasarkan dokumen pendukung surat order pembelian yang diterima dari Bagian
Pembelian laporan penerimaan barang yang diterima dari Bagian Penerimaan dan faktur
dari pemasok yang diterima dari pemasok melalui Bagian Pembelian.

PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN YANG DIKEMBALIKAN


KEPADA PEMASOK

Deskripsi Prosedur

Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan pemaknika transaksi retur pembelian
ini akan memengaruhi p eran yang bersangkutan mengurangi kuantitas persediaan dalam
kartu gudang Yang diselenggarakan Oleh Bagian Gudang dan mengurang kuantitas dan
harga pokok persediaan yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan
yang bersangkutan Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem
retur pembelian

Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok adalah laporan pengiriman barang lihat Gambar 102 dan
memo dehit Oihat Gambar 10. Laporan pengiriman barang digunakan oleh Bagi Gudang
untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam
arti gudang. Memu debit yang diterima dan Bagian Pembelian digunakan oleh Rakan Kartu
Persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok ke dalam kartu persediaan

Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang


Dikembalikan kepada Pemasok

Gambar 15.10 memperlihatkan prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang


dikembalikan kepada pemasok dalam sistem retur pembelian Pada Gambar 15.10 tersebut
terlihat pencatatan transaksi retur pembelian berdasarkan dokumen memo debit yang
diterbitkan oleh Bagian Pembelian Bagian Gudang mencatat berkurangnya persediaan
karena tanke retur pembelian berdasarkan dokumen memo debit yang diterima dari Bagian
Pembelian Memo debit in dicatat oleb Bagian Gudang di dalam kartu gudanG Brian Uang
mencatat berkurang utang seat akibat dari retur pembelian dengan cara mengarsipkan
memo debit (yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang di dalam arsip bukti kas
keluar yang belum dibayar and voucher file Karena perusahaan mengganakan oucher
payable system dalam pencatatan utangnya, catatan utang diselenggarakan dalam bentuk
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar Oleh karena itu jika terjadi pengurangan ang
Akibat transaksi pernbelian pengurangan utang ini dicatat dengan cara mengatipkan
memodebat di dalam arip buktikas keluaran belum dibayar

Bagian Kartu Persediaan mencatat berkurangnya persediaan akibat retur pembelian


di dalam kartu persediaan berdasarkan memo debit yang dilampiri dengan laporan
penerimaan barang. Bagian Jurnal mencatat berkurangnya utang dan persediaan sebagai

10
akibat retur pembelian di dalam jurnal retur pembelian berdasarkan memo debit yang telah
di harga pokok per satuan dan harga pul total oleh Bagian Kartu Persediaan

PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BARANG GUDANG

Merupakan salah satu prosedur yang membentuk system akuntansi biaya produksi.
Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan
habis paki pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dn kegiatan non
produksi

Dokumen

Dokumen sumber yang digunakan pada prosedur ini adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang. Bukti ini diguunakan oleh bagian gudang untuk mencatat
pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini digunakan oleh bagian kartu
persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena
pemakaian intern. Bukti ini digunakan juga sebagai dokumen sumber dalam pencatatan
pemakaian persediaan kedalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum.

PROSEDUR PENGEMBALIAN BARANG GUDANG

Deskripsi prosedur

Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah


persediaan barang di gudang. Jurnal untuk mencatat transaksi tsb adalah

Persediaan bahan baku xxx

Persediaan bahan penolong xxx

Persediaan bahan habis pakai pabrik xxx

Persediaan suku cadang xxx

Bahan dalam proses- bahan baku xxx

Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx

Beban admin xxx

Beban pemasaran xxx

Dokumen

Dokumen yang digunakan pada prosedur ini adalah bukti pengembalian barang
gudang. Bukti ini diguunakan untuk mencatat tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu
gudang. Bukti ini digunakan oleh bagian kertu persediaan untuk mencatat tambahan
kuantitas dan harga pokok persediaan kedalam kartu persediaan, untuk mencatat
berkurangnya biaya kedalam kartu biaya.

SISTEM PERHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

Deskripsi kegiatan

Karena adanya proses mutasi persediaan maka dari itu memungkinkan kondisi
barang yang mengalami kerusakan dalam penyimpanan atau kemungkinan terjadinya
pencurian terhadap barang yang disimpan digudang, maka secara periodic catatan

11
persediaan yang diselenggarakan di bagian kartu persediaan harus dicocokkan dengan
persediaan yang secara fisik di gudang.

System ini digunakan perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang
disimpan digudang, yang hasilnya akan digunakan untuk meminta pertanggung jawaban
bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan pertanggung jawaban
bagian kertu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya,
serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan dibagian kartu
persediaan.

Dokumen

Dokumen yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah

1. Kartu perhitungan fisik

Dokumen ini digunakan untuk merekan hasil perhitungan fisik persediaan

Perhitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, dan tiap bagian dipisahkan dengan cara
merobeknya pada waktu proses perhitungan fisik persediaan dilaksanakan.

Bagian ke 3 disediakan untuk merekan data hasil penghitungan oleh penghitung


pertama

Bagian ke 2 disediakan untuk merekan data hasil penghitungan oleh penghitung kedua

Bagian 1 (bagian atas kartu digunakan untuk memberitanda jenis persediaan yang telah
dihitung dengan cara menggantungkan bagian kartu tersebut.

Data yang ada di bagian kartu kedua dicatat kedalam daftar hasil perhitungan fisik
setelah data dalam bagian kedua diperiksa kecocokkannya dengan data yang dicatat
pada bagian ketiga kartu tsb.

2. Daftar hasil perhitungan fisik

Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian
ke-2 kartu penghitungan fisik. Data yang disalin dari bagian ke-2 kartu penghitungan
fisik ke dalam daftar ini adalah nomor kartu penghitungan fisik, nomor kode
persediaan, nama persediaan, kuantitas, dan satuan. Dokumen ini diisi dengan
harga pokok per satuan dan harga pokok total tiap jenis persediaan oleh Bagian Kartu
persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Daftar hasil
penghitungan fisik persediaan yang telah selesai diproses kemudian ditandatangani
oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik dan diotorisasi oleh Direktur Utama. Daftar ini
kemudian digunakan untuk meminta pertanggungjawaban dari Bagian Gudang
mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan

12
pertanggunggjawaban dari Bagian Kartu persediaan mengenai keandalan
penyelenggaraan catatan akuntansi persediaan.

3. Bukti memorial

Bukti Memorial. Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunankan untuk
membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan fisik ke
dalam jurnal umum. Data yang digunakan sebagai dasar pembentukan bukti memorial ini
adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan fisik dengan
saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:

1. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga
pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu persediaan oleh
Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
2. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk
memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang yang
tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian gudang, berdasarkan
hasil penghitungan fisik persediaan.
3. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan untuk
mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo
yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut penghitung fisik.

Fungsi yang terkait

Fungsi yang dibentuk untuk melaksanakaan perhitungan fisik persediaan umumnya


bersifat sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang anggotanya dipilih

13
dari karyawan yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi persediaan dan tidak
melaksanakan fungsi gudang. Panitia perhitungan fisik persediaan terdiri dari :

1. Pemegang akrtu perhitungan fisik

2. Penghitung

3. Pengecek

Dengan demikian fungsi yang terkait dalam sistem perhitungan fisik persediaan adalah :

1. Penitia penghitungan fisik persediaan

2. Fungsi akuntansi

3. Fungsi gudang

Panitia Perhitungan Fisik Persediaan. Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan


penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil penghitungan tersebut kepada bagian
kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan
dalam kartu persediaan

Fungsi Akuntansi. Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fingsi ini bertanggungjawab
untuk:
a. Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar
hasil penghitung fisik
b. Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar
hasil penghitungan fisik
c. Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik
d. Melakukan adjustment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil
penghitungan fisik persediaan.
Fungsi Gudang. Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung
jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu
gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem


Jaringan prosedur yang membentuk sistem penghitungan fisik persediaan adalah:
1. Prosedur penghitung Fisik, dalam prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang di
hitung oleh penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat
dalam kartu penghitung fisik.
2. Prosedur Kompilasi, dalam prosedur ini pemegang kartu penghitung fisik melakukan
perbandingan data yang dicatat dalam kartu penghitung fisik serta melakukan
pencatatan data yang tercantum dalam kartu penghitung fisik ke dalam daftar
penghitung fisik.
3. Prosedur Penentuan Harga pokok Persediaan, dalam prosedur ini Bagian Kartu
Persediaan mengisi harga pokok persatuan tiap jenis persediaan yang tercantum
dalam daftar penghitungan fisik berdasarkan informasi dalam kartu persediaan yang
bersangkutan serta mengalika harga pokok persatuan tersebut dengan kuantitas
hasil penghitungan fisik untuk mendaptakann total harga pokok persatuan
tersebutdengan kuantitas hasil penghitungan fisik untuk mendapatkan total harga
pokok persediaan yang dihitung.
4. Prosedur Adjustment, dalam prosedur ini bgian Kartu Persediaaan melakukan
adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan
berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan yang tercantum dalam daftar
hasil penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedur ini pula bagian Gudang
melakukan adjustment terhadap data kuantitas persediaan yang tercatat dalam kartu
gudang.

14
Unsur pengendalian internal

Unsur pengendalian internal dalam sistem perhiyungan fisik persediaan digolongkan ke


dalam 3 kelompok.

 Organisasi
1. Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari
fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi
pengecek.
2. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang
dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah yang
justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan
 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan .
1. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Panitia
Penghitungan fisik persediaan
2. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Panitia
Penghitungan fisik persediaan
3. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu
penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu
perhitungan fisik
4. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal
dari kartu persediaan yang bersangkutan
5. Penyesuaian terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas
maupun harga pokok total ) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar
penghitungan fisik.

 Praktik yang Sehat


1. Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik.
2. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen,
pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek.
3. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan
bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu
penghitungan fisik sebelurm data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu
penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik. \
4. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung
kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

Penjelasan Unsur Pengendalian Internal

 Organisasi
1. Perhitungan Fisik Persedian Harus Dilakakan oleh Suatu Panitiayang
Terdiri dari Fungsi Permegang Penghitungan Fisik, Fungsi Penghitung, dan
Fungsi Pengecek.
Untuk menjamin ketelitian dan keandalan data yang dihasilkan dari kegiatan
penghitungan fisik persediaan, panitia yang dibentuk kartu untuk melaksanakan
kegiatan tersebut harus terdiri dari 3 kelompok: pemegang kartu penghitungan
físik, penghitung, dan pengecek. Dalam penghitungan fisik, kegiatan
penghitungan, pengukuran, dan pengecekan mutu barang harus dilaksanakan
oleh dua kelompok: penghitung dan pengecek Pemisahan kedua fungsi ini
dilaksanakan agar setiap barang dihitung lebth dari satu kali secara independen.
pekerjaan penghitung dicek kembali ketelitiannya oleh pengecek. Fungsi
pemegang kartu penghitungan jawab mengenai pemakaian formulir kartu

15
perhitungan fisik, pembandingan data oleh penghitung dan pengecek, dan
penyalinan data dari kartu penghitungan fisik ke fisik bertanggung yang
dihasilkan dalam daftar hasil penghitungan fisik. Dengan pemisahan ketiga fungsi
tersebut (fungsi pemegang artu penghitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi
pengecek penghitungan fisik ini dijamin ketelitian dan keandalannya. )
2. Panitia yang Dibentuk Harus Terdiri dari Karyawan Selain Karyawan Fungsi
Gudangdan Fungsi Akuntansi Persediaan, dan Biaya, karena Karyawan di
Kedua Bagian Inilah yang Justru Dievaluasi Tanggung Jawabnya atas
Persediaan.
Tujuan penghitungan fisik persediaan adalah untuk meminta
pertanggungjawaban mengenai barang yang disimpan olch fungsi gudang, dan
pertanggungjawaban mengenai ketelitian dan keandalan data persediaan yang
dicatat pada kartu persediaan di fungsi akuntansi persediaan. Oleh karena itu
agar data yang dihasilkan dari penghitungan fisik persediaan dijamin etelitian dan
keandalannya, maka panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan
tersebut harus bakan karyawan dari kedua fungsi yang dimintai
pertanggungjawaban tersebut (misalnya fungsi gudang an fungsi akuntansi
persediaan).
 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Daftar Hasil Penghitungan Fisik Persediaan Ditandatangani olch Ketua
Panitia Penghitungan Fisik Persediaan.
Daftar hasil penghitungan fisik berisi informasi hasil penghitungan fisik
persediaan. Daftar ai merupakan dokumen sumber sebagai dasar untuk
menyesuaikan kartu persediaan, dan kartu gudang. erta merupakan dokumen
pendukung bukti memorial yang dicatat dalam jurnal umum. Dengan demikian
hasil penghitungan fisik merupakan dokumen penting untuk memperbaharui
catatan akuntansi.
2. Pencatatan Hasil Penghltungan Fisk Persediaan Didasarkan atas Kartu
Penghitungan Fisik Telalh Diteliti Kebenarannya oleh Pemegang Kartu
Penghitungan Fisik.
Pencatatan ke dalam lhasil penghitungan fisik harus didasarkan atas dokumen
sumber (kartu penghitungan fisik) diteliu kebenarannya oleh pemegang kartu
penghitungan fisik. Hal ini dimaksudkan agar setiap sumber dibuat atas dasar
data yang dijamin ketelitiannya.
3. Harga Satuan yang Dicantumkan dalam Daftar Hasil Penghitungan Fisik
Berasal dari kartu persediaan yang Bersanglutan.
Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil adalah diambilkan dari kartu
persedian yang bersangkutan dalam prosedur penetapan harga (pricie procedure
4. Penyesualan terhadap Kartu Persediaan Didasarkan pada Informasi
(Kuantitas Maupun Harga Pokolk Total) Tiap Jenis Persediaan yang
Tercantum dalam Daftar Penghitungan Fisik.
Hasil perhitungan fisik persediaan digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban fungsi gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan
dan untuk meminta pertanggungjawaban fungsi akuntansi persediaan mengenai
ketelitian dan keandalan informasí persediaan. Setelah kuantitas tiap jenis
persediaan yang dihitung dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik,
kemudian ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis
persediaan, untuk dasar penyesuaian data yang dicatat dalam kartu persediaan
yang bersangkutan

 Praktik yang Sehat


- Kartu Penghitungan Fisik Bernomor Unit Tercetak dan Penggunaannya
Dipertanggungjawabkan Fungsi Pemegang Kartu Penghitungan Fisik. ]

16
Untuk menghindari tidak dicatatnya hasil penghitungan isik persediasn, dokumen
yang dipakai sebagai alat untuk merekam hasil penghitungan fisik harus bernomor
urut tercetak dan pemakaian nomor urut tersebut harus dipertanggungjawabkan
oleh pemegang kartu perhitungan fisik.
- Penghitungan Fisik Setiap Jenis Persediaan Dilakukan Dua Kali secara
Independen, Pertama Kali oleh Penghitung dan Kedua Kali oleh Pengecek.
Untuk menjamin ketelitian penghitungan fisik perscunh penghitungan tiap jenis
persediaan harus dilakukan dua kali. Penghitungan pertama nn penghitung dan
haslnya direkam dalam kartu penghitungan fisik bagian ke-3. Hasil perhitungan ini
kemudian dicek kebenarannya oleh pengecek dengan cara melakukan
penghitungan independen. Hasil penghitungan kedua ini direkam dalam kartu
perhitungan fisik bagian ke 2
- Kuantitas dan Data Persediaan yang Lain yang Tercantum dalam Bagian Ke-3
dan bagian ke 2 kartu perhitungan fisik dicocokan oleh pemegang kartu
perhitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian ke 2 kartu
perhitungan fisik dicatat dalam daftar hasil perhitungan fisik
kartu perhitungan fisik bagian ke 2 merupakan dokumen sumber bagi pencatatan
dalam daftar hasil perhitungan fisik. Untuk menjamin ketelitiannya dokumen
sumber tersebut kartu perhitungan fisik bagian ke 2 harus dicocokan dengan kartu
perhitungan fisik bagian ke 3 oleh pihak yang bebas dari kegiatan perhitungan
fisik. Pemegang kartu perhitungan fisik harus mencocokan kedua bagian kartu
perhitungan fisik untuk membuktikan ketelitian data yang direkam dalam kartu
tersebut,
- Peralatan dan Metode yang Digunakan untuk Mengukur dan Menghitung
Kuantitas persediaan harus Dijamin Ketelitiannya.
Di antara persediaan yang dihitung, ada jenis persediaan yang mudah dihitung
dengan cara yang sederhana ,ada pula persediaan yang memerlukan alat tertentu
untuk menghitung kuantitasnya. Peralatan dan metode yang digunakan untuk
mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya, agar
hasil perhitungan fisik persediaan teliti dan andal.

17

Anda mungkin juga menyukai