Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM BUKU BESAR

DAN PELAPORAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. CHYNTIA BENEDICTA ANDINI MANURUNG (2102113097)


2. DEVINDA FITRI MULIANI (2102125033)
3. DHEA FITRI ANANDA (2102135188)
4. FARADINA (2102113213)
5. MEYLATUL DEANA SEPTI (2102113874)
6. MUHAMMAD ADILLAH (2102126152)
7. PEDRO DE GIBRAN (2102135219)
8. RISMA DIANA (2102110029)
9. SYARIFAH MUTIARA MARZA (2102110315)

DOSEN PENGAMPU

MUDRIKA ALAMSYAH HASAN, SE., M,Si., Ak.

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah pengantar
pajak dan ketentuan perpajakan dengan judul “Sistem Buku Besar dan Pelaporan”

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari uluran tangan berbagai pihak.
Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mudrika Alamsyah Hasan, SE., M,Si.,
Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar pajak dan ketentuan pajak yang telah membimbing
kami dan memberi tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mohon
maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah ini. Untuk tercapainya kesempurnaan
makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk penulis maupun para pembaca.

Pekanbaru, 7 November 2022

Tim Penulis

ii
PEMBAHASAN

1.1 Sistem Buku Besar dan Pelaporan


Figur 16-3 menunjukkan jenis model suatu sistem buku besar dan pelaporan online.

1.1.1 Proses

Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya


berbagai kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Para manajer
membutuhkan informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area tanggung
jawab tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan periodik dan
pembaruan tepat waktu untuk membantu mereka dalam menilai kinerja organisasi. Berbagai
badan pemerintah juga meminta persyaratan informasi yang spesifik. Untuk memen berbagai

iii
kebutuhan ini, sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya menghasilkan lap 5/27 periodik,
tetapi juga mendukung pertanyaan secara online.

1.1.2 Ancaman dan Pengendalian

Figur 16-3 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas siklus buku besar dan pelaporan
bergantung pada database terintegrasi. Oleh karena itu, ancaman umum pertama yang terdapat
pada Tabel 16-1 adalah data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid. Data buku besar yang
tidak akurat dapat menghasilkan laporan yang menyesatkan yang menyebabkan para manajer
membuat keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam laporan keuangan yang disediakan
untuk para kreditur, investor, dan badan pemerintah dapat menyebabkan para pemegang
kepentingan tersebut melakukan pengambilan keputusan yang salah. Lagi pula, kesalahan dalam
pernyataan dan laporan keuangan yang disediakan kepada pemegang kepentingan eksternal juga
dapat menimbulkan denda dan reaksi negatif dari pasar modal.

Satu cara untuk menanggulangi ancaman atas data buku besar yang tidak tepat atau tidak
valid adalah menggunakan berbagai pengendalian integritas pemrosesan yang dibahas di Bab 10
untuk meminimalkan risiko kesalahan input data ketika bendahara dan kontrolir membast entri
jurnal langsung (pengendalian 1.1). Penting pula untuk mempersempit akses terhadap buku besar
dan membuat konfigurasi sistem, sehingga hanya para pegawai yang dictorisasi saja yang dapat
membuat perubahan terhadap data induk (pengendalian 1.2). Jadi, autentikasi multifaktor harus
digunakan untuk mempersempit akses terhadap buku besar. Lagi puls, pengendalian otorisasi
(sebuah matriks pengendalian akses dan uji kompatibilitas) seharusnya juga digunakan untuk
membatasi fungsi yang mungkin dijalankan setiap pengguna sah Sebagai contoh, sebagian besar
manajer sebaiknya hanya diberi akses read-only terhadap buku besar, seperti yang digambarkan
pada Figur 16-3. Jika tidak, seorang manajer yang tidak bermoral dapat melakukan pencurian
aset atau kinerja buruk dengan mengubah informasi dalam buku besar. Meski demikian, seperti
yang dijelaskan dalam Fokus 16-1. penting pula untuk membatasi dengan cermat akses istimewa
read-only pada bagian sistem tertentu. Lagi pula, matriks pengendalian akses harusnya juga
didesain untuk membatasi fungsi yang dapat dijalankan pada berbagai terminal. Jurnal
penyesuaian, sebagai contoh, seharusnya hanya disediakan dari terminal dalam kantor kontrolir.
Meskipun demikian, karena pengendalian preventif tersebut tidak pernah bisa 100% efektif,
Tabel 16-1 juga menunjukkan bahwa nilai penting dari sebuah pengawasan pengendalian adalah
untuk menghasilkan sebuah laporan mengenai seluruh perubahan terhadap buku besar secara
teratur dan meninjaunya untuk memverifikasi bahwa database masih cukup akurat (pengendalian
1.3).

Ancaman umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah pengungkapan
informasi keuangan yang tidak diotorisasi. Khususnya, perusahaan tidak perlu terburu-buru
menerbitkan laporan keuangan: penerbitan laporan keuangan secara prematur cenderung
menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya tuntutan hukum dari pemegang
kepentingan. Prosedur pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko pengungkapan laporan

iv
keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan menerapkan autentikasi multifaktor dan
pengendalian keamanan fisik guna mempersempit akses terhadap buku besar (pengendalian 2.1),
diberikan hanya bagi pegawai yang memerlukan akses tersebut untuk melakukan pekerjaannya.
Melakukan enkripsi database (pengendalian 2.2) memberikan proteksi tambahan karena
menyediakan informasi yang tidak dapat dimengerti oleh mereka yang berhasil mendapatkan
akses database yang tidak diotorisasi. Enkripsi juga mencegah para pegawai T1, yang tidak
memiliki akses terhadap sistem ERP, menggunakan utilitas sistem pengoperasian untuk melihat
informasi sensitif. Lagi pula, data buku besar harus dienkripsi ketika ditransmisikan melalui
Internet ke kantor perusahaan lain, analis, atau badan pemerintah.

Ancaman umum ketiga dalam siklus buku besar umum dan pelaporan berkaitan dengan
hilangnya atau penghancuran data induk. Cara terbaik untuk menanggulangi tisko atas ancaman
ini adalah menggunakan backup dan prosedur pemulihan bencana (pengendalian 3.1) yang
didiskusiakn di bab 10.

1.2 Memperbarui Buku Besar


Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-2, aktivitas pertama dalam sistem buku besar
(lingkaran 1.0) adalah memperbarui buku besar.

v
1.2.1 Proses

Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari dua
sumber berikut ini.

1. Subsistem akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang dijelaskan pada Bab 12 sampai 15 membuat sebuah entri
jurnal untuk memperbarui buku besar. Dalam teori, buku besar dapat diperbarui untuk

vi
setiap transaksi yang terjadi. Meski demikian, dalam praktiknya. berbagai subsistem
akuntansi biasanya memperbarui buku besar dengan cara meringkas entri jurnal yang
menunjukkan hasil dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu
(hari, minggu, atau bulan). Sebagai contoh, subsistem siklus pendapatan akan
menghasilkan sebuah ikhtisar entri jurnal yang mendebit piutang dan kas serta
mengkredit penjualan untuk seluruh penjualan yang terjadi selama periode pembaruan
Tidak jauh berbeda, siklus pengeluaran akan menimbulkan ikhtisar entri jurnal yang
mencatat pembelian perlengkapan dan persediaan serta mencatat pengeluaran kas sebagai
pembayaran untuk pembelian tersebut.

2. Bendahara.
Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui buku
besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan
penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.

Figur 16-3 menunjukkan bahwa entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk
memperbarui buku besar disimpan dalam file voucher jurnal (journal voucher file). File voucher
jurnal tersebut berisi informasi yang akan ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem
akuntansi manual: tanggal entri jurnal, akun-akun yang didebit dan dikredit. dan jumlahnya.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal tersebut merupakan hasil
tambahan dari proses posting, bukan input ke proses posting. Seperti yang akan dijelaskan
kemudian, file voucher jurnal merupakan bagian penting dari jejak audit, yang memberikan bukti
bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat dengan akurat dan lengkap.

1.2.2 Ancaman dan Pengendalian

Tabel 16-1 menunjukkan bahwa dua ancaman terkait dalam tahap ini adalah entri jurnal
yang tidak akurat dan tidak diotorisasi untuk memperbarui buku besar. Kedua hal tersebut dapat
mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan informasi yang keliru dalam
laporan kinerja keuangan.

Seperti ditunjukkan dalam Figur 16-3, ada dua sumber entri jurnal untuk memperbarui
buku besar, yaitu ikhtisar entri jurnal dari siklus SIA lainnya dan entri langsung yang dibuat oleh
bendahara. Sumber pertama merupakan output dari serangkaian langkah pemrosesan, yang
masing-masing adalah inti dari berbagai prosedur pengendalian aplikasi yang didesain untuk
memastikan ketepatan dan kelengkapan, seperti yang dijelaskan dalam empat bab sebelumnya.
Akibatnya, pengendalian edit input utama untuk ikhtisar entri jurnal dari siklus-siklus lainnya
merupakan konfigurasi sistem tersebut untuk memverifikasi bahwa entri menunjukkan aktivitas
dalam periode waktu terbaru.

vii
Namun, entri jurnal yang dibuat oleh bendahara adalah entri jurnal yang asli. Akibatnya,
Jenis-jenis edit input dan pengendalian pemrosesan berikut diperlukan untuk memastikan bahwa
entri tersebut akurat dan lengkap (pengendalian 4.1) ;

1. Pengecekan validitas untuk memastikan bahwa akun-akun buku besar ada untuk setiap
nomor akun yang dijadikan referensi dalam entri jurnal.
2. Pengecekan field (format) untuk memastikan bahwa jumlah field dalam entri jurnal
hanya berisi data numerik.
3. Pengecekan saldo nol untuk memverifikasi bahwa dalam sebuah entri jurnal, total debit
sama dengan total kredit.
4. Pengecekan kelengkapan untuk memastikan bahwa seluruh data yang terkait telah
dimasukkan, terutama sumber entri jurnal.
5. Verifikasi closed-loop untuk mencocokkan nomor akun dengan deskripsi akun, untuk
memastikan bahwa akun buku besar yang benar sedang diakses
6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar untuk memverifikasi bahwa saldo berada pada
sisi yang tepat (debit atau kredit) setelah pembaruan telah selesai dilakukan.
7. Menghitung total yang terjadi untuk memverifikasi keakuratan pemrosesan sejumlah
voucher jurnal. (Komputer menghitung saldo baru dari akun buku besar, berdasarkan
saldo awalnya dan total debit serta kredit yang ditetapkan untuk akun tersebut, kemudian
membandingkannya dengan saldo akun sesungguhnya dalam entri jurnal yang diperbarui.
Diskrepansi mengindikasikan sebuah kesalahan pemrosesan yang harus diteliti.)

Pengendalian akses yang kuat, meliputi autentikasi multifaktor dan pengujian kompatibilitas
berdasarkan matriks pengendalian akses, mengurangi risiko atas entri jurnal yang tidak
diotorisasi (pengendalian 4.1). Selain untuk pengendalian preventif, Tabel 16-1 mencantumkan
dua jenis pengendalian detektif yang harus digunakan untuk mengidentifikasi entri jurnal yang
tidak akurat dan tidak diotorisasi: rekonsiliasi dan laporan pengendalian (pengendalian 4.2 dan
5.2), dan pemeliharaan sebuah jejak audit yang memadai (pengendalian 4.3 dan 5.3).

1.2.3 Rekonsiliasi dan Laporan Pengendalian

Rekonsiliasi dan laporan pengendalian dapat mendeteksi apakah suatu kesalahan dibuat
selama proses memperbarui buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi adalah mempersiapkan
neraca saldo. Neraca saldo (trial balance) adalah sebuah laporan yang mencantumkan saldo
untuk seluruh akun buku besar. Namanya menunjukkan fakta bahwa jika seluruh aktivitas telah
dicatat dengan tepat, total dari seluruh saldo debit di berbagai akun harus sama dengan total dari
seluruh saldo kredit; jika tidak, itu berarti telah terjadi suatu kesalahan saat mem-posting.

Rekonsiliasi lain yang penting adalah membandingkan saldo akun pengendalian buku besar
terhadap total saldo dalam buku besar pembantu yang terkait. Sebagai contoh, penjumlahan saldo
dari akun setiap pelanggan harus sama dengan saldo akun pengendalian piutang dalam buku
besar. Jika kedua total tersebut tidak cocok, selisihnya harus diteliti dan dikoreksi. Penting juga

viii
untuk memeriksa seluruh transaksi yang terjadi sebelum akhir periode akuntansi untuk
memverifikasi bahwa transaksi tersebut dicatat dalam periode waktu yang sesuai.

Pada akhir periode fiskal penting pula untuk memverifikasi bahwa akun "suspense" atau
akun "kliring" sementara memiliki saldo nol. Akun suspense dan kliring tersebut memberikan
sebuah sarana untuk memastikan bahwa buku besar selalu seimbang. Untuk mengilustrasikan
penggunaan jenis-jenis akun khusus ini, asumsikan bahwa seorang pegawai bertanggung jawab
untuk mencatat pengeluaran persediaan ke pelanggan dan bahwa pegawai yang lain bertanggung
jawab untuk mencatat penagihan ke pelanggan. Pegawai pertama akan membuat entri jurnal
sebagai berikut.

Pengendalian yang belum ditagih xxx

Persediaan xxx

Pegawai kedua akan membuat entri sebagai berikut.

Harga pokok penjualan xxx

Piutang yyy

Pengiriman yang belum ditagih xxx

Penjualan yyy

Setelah kedua entri jurnal lengkap, akun kliring khusus, pengiriman yang belum ditagih
seharusnya memiliki saldo nol. Jika tidak, berarti terjadi suatu kesalahan dan harus diteliti serta
dikoreksi.

Mencantumkan voucher jurnal berdasarkan nomor akun umum agar mempermudah


proses identifikasi penyebab kesalahan yang memengaruhi suatu akun hak besar tertentu.
Mencantumkan voucher jurnal berdasarkan urutan numerik, tanggal, dan nomor akun yang dapat
menunjukkan posting entri jurnal yang tidak ada. Laporan-laporan tersebut juga sering
menyertakan jumlah total untuk menunjukkan apakah debit dan kredit total yang di-posting ke
buku besar jumlahnya sama.

1.2.4 Jejak Audit

Jejak audit (audit trail) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus sebuah
transaksi yang mengalir melalui sistem informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar. Ini
adalah sebuah pengendalian detektif penting yang memberikan bukti mengenal penyebab
perubahan dalam saldo akun buku besar.

Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan untuk
menjalankan tugas-tugas berikut:

ix
1. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik) sampai
entri jurnal yang diperbarui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan atau
dokumen lain yang menggunakan data tersebut. Hal tersebut menyediakan sebuah sarana
untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat
2. Menelusuri ke belakang berbagai hal yang muncul dalam sebuah laporan menggunakan
buku besar ke dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik). Hal ini memberi sarana
untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat diotorisasi dan dicatat dengan
benar.

Dalam sistem akuntansi turun-temurun, file voucher jurnal adalah sebuah bagian penting dari
jejak audit, menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk
memperbarui buku besar. Kemampuan yang sama disediakan oleh fitur aliran kerja bisnis dalam
sistem ERP, yang mempermudah dalam menelusuri setiap langkah yang digunakan dalam
memproses sebuah transaksi. Kegunaan dari jejak audit bergantung pada integritasnya.

Oleh karena itu, penting untuk membuat backup dari seluruh komponen jejak audit secara
periodik dan mengendalikan akses terhadap backup tersebut guna memastikan bahwa backup itu
tidak dapat diubah. Akses terhadap jejak audit biasanya dibatasi untuk para manajer. Selain itu,
sistem ERP menyediakan alat-alat melekat untuk memastikan integritas dari jejak audit. SAP,
sebagai contoh, menciptakan catatan yang dinomori sebelumnya (disebut dokumen) untuk setiap
tindakan yang dikerjakan. Dokumen ini tidak dapat dihapus, tetapi memungkinkan fitur-fitur
melekat un memastikan bahwa SAP menciptakan dan memelihara sebuah jejak audit yang aman.

1.3 Posting Jurnal Penyesuaian

Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah posting berbagai jurnal penyesuaian
(lingkaran 2.0 dalam Figur 16-2).

1.3.1 Proses

Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan.
Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar sebagai berikut.

1. Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan.
transaksi transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan
Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah
yang belum dibayar.
2. Penangguhan adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang
menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan.
Contohnya meliputi pengakuan pendapatan diterima di muka sebagai kewajiban dan

x
mencatat pembayaran tertentu (misalnya, sewa, bunga, dan asuransi) sebagai aset yang
dibayar di muka.
3. Estimasi adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama
sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.
4. Revaluasi adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai aktual dan
nilai tercatat dari suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi
perubahan dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai
persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan
yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan penghitungan fisik persediaan.
5. Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang
ditemukan dalam buku besar.

Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-3, informasi mengenai jurnal penyesuaian ini juga
disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di-posting, kemudian
dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input terhadap
langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan penyusunan
laporan keuangan.

1.3.2 Ancaman dan Pengendalian

Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 16-1,entri jurnal penyesuaian yang tidak
diotorisasi dan tidak akurat adalah ancaman yang perlu diatasi karena dapat menghasilkan

xi
laporan keuangan yang keliru dan mengarah pada keputusan yang buruk. Untuk mengurangi
risiko input yang keliru, jenis pengendalian integritas pemrosesan entri data yang sama yang
dibahas sebelumnya untuk mencegah ancaman entri jurnal yang keliru oleh bendahara juga harus
diterapkan terhadap entri jurnal penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir (pengendalian 6.1).
Namun demikian, sering kali, entri jurnal penyesuaian dihitung dalam spreadsheet.

Oleh karena itu, penting pula untuk menggunakan berbagai pengendalian proteksi
kesalahan spreadsheet yang dibahas di Bab 10 untuk meminimalkan risiko kesalahan
(pengendalian 6.2). Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat sebuah file jurnal
penyesuaian standar (pengendalian 6.3) untuk jurnal penyesuaian yang berulang yang dibuat
pada setiap periode, seperti beban depresiasi. Sebuah file jurnal penyesuaian standar
meningkatkan ketepatan input dengan mengeliminasi kebutuhan untuk memasukkan jenis entri
jurnal yang sama secara berulang. File jurnal penyesuaian juga mengurangi risiko lupa
memasukkan sebuah jurnal penyesuaian yang berulang, sehingga memastikan kelengkapan
input.

Pengendalian akses yang kuat (pengendalian 7.1) mengurangi risiko jurnal penyesuaian
yang tidak diotorisasi. Sebagai tambahan atas pengendalian preventif sebelumnya, rekonsiliasi
periodik (pengendalian 6.4 dan 7.2) dan jejak audit (pengendalian 6.5 dan 7.3) menyediakan
sebuah sarana untuk mendeteksi jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi atau tidak akurat.

1.4 Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan
keuangan (lingkaran 3.0 dalam Figur 16-2).

1.4.1 Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan "tutup buku" untuk membuat laporan keuangan,
baik secara bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun
pendapatan dan biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi)
bersih pada laba ditahan. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar kinerja perusahaan untuk satu
periode waktu tertentu (biasanya dalam periode bulanan atau tahunan). Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu
waktu tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo
kasnya. Kita sekarang akan membahas dua perkembangan regulasi dan teknologi terbaru yang
penting yang cenderung memengaruhi proses persiapan laporan keuangan secara signifikan:
perubahan selanjutnya yang diajukan dari U.S. GAAP ke IFRS dan mewajibkan untuk
menggunakan XBRL ketika mengirimkan laporan ke SEC.

xii
Transisi dari GAAP ke IFRS

Meskipun data yang efektif terus digalakkan. SEC mempertahankan bahwa ia


berkomitmen untuk mewajibkan perusahaan-perusahaan Amerika beralih dari GAAP ke IFRS
sebagai dasar AS untuk menyiapkan laporan keuangan. Perusahaan dapat mulai merencanakan
transisi sekarang karena hal ini akan cenderung mensyaratkan perubahan yang luas terhadap
sistem buku besar dan pelaporannya.

IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang memengaruhi desain sistem buku
besar dan pelaporan sebuah perusahaan. Satu perbedaan besar terkait akuntansi untuk aktiva
tetap. Dalam GAAP, sebagian besar aktiva tetap utama dicatat dan didepresiasikan dalam basis
gabungan. Sebagai contoh, keseluruhan biaya untuk bangunan kantor sebuah perusahaan yang
baru akan dicatat sebagai satu aktiva dan didepresiasi selama masa manfaat, untuk bangunan
biasanya diestimasikan selama 40 tahun. Sebaliknya, IFRS secara umum mewajibkan pengaturan
dalam bentuk komponen aktiva tetap, untuk mengakui fakta bahwa elemen (komponen) yang
berbeda mungkin memiliki umur ekonomis yang berbeda. Terkait bangunan kantor perusahaan,
hal tersebut berarti bahwa biaya untuk atap dan pemanas serta sistem pendingin ruangan akan
dicatat secara terpisah dari bangunan itu sendiri, karena masa manfaat bagian-bagian tersebut
cenderung tidak mencapai 40 tahun. Pengaturan dalam bentuk komponen mengharuskan
perusahaan menggali database untuk mengidentifikasi dan memisahkan biaya dari berbagai
aktiva tetap. Untuk perusahaan-perusahaan besar yang mungkin memiliki puluhan ribu aktiva
tetap, pengaturan dalam bentuk komponen akan menjadi usaha penting yang berisiko terjadinya
kesalahan klasifikasi dan pencatatan saat mereka mengubah struktur buku besar perusahaan.

Perbedaan lainnya mencakup perhitungan untuk biaya penelitian dan pengembangan


(litbang). Dibandingkan GAAP, IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada
tahap awal proses. Akibatnya, perusahaan-perusahaan Amerika mungkin harus meningkatkan
cara mereka dalam mengumpulkan dan mencatat biaya-biaya terkait litbang, sehingga mereka
dapat memutuskan biaya yang harus dibebankan dan yang dapat dikapitalitasi dengan tepat.
Minimalnya, proses ini akan memerlukan pembuatan field tambahan dalam catatan data untuk
mendapatkan informasi mengenai tahapan proses litbang ketika biaya terjadi. Dengan demikian,
hal tersebut akan mengharuskan modifikati dan pengujian cermat atas program yang ada untuk
memastikan bahwa perusahaan memproses catatan transaksi yang didesain ulang dengan benar.

Perbedaan ketiga adalah IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode last in first-aut
(LIFO) untuk perhitungan persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus
memodifikasi sistem akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menilai
persediaan. Perubahan-perubahan tersebut akan perlu ditinjau dan diuji dengan cermat untuk
meminimalkan risiko kesalahan.

XBRL: Merevolusi proses pelaporan XBRL

xiii
XBRI, adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language, yaitu suatu bahasa
pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisnis.
SEC mewajibkan perusahaan publik Amerika Serikat untuk menggunakan XBRL ketika
mengirimkan pengajuan mereka.

Untuk memahami sifat revolusioner XBRL, lihat Figur 16-4. Bagian atas menunjukkan
bahwa sebelum XBRL, mereka yang menyiapkan harus membuat laporan secara manual dalam
berbagai format bagi berbagai jenis pengguna. Meskipun laporan tersebut kemudian dikirim
secara elektronik kepada para pengguna, mereka yang menerima harus memasukkan ulang data
tersebut ke dalam sistem mereka sendiri untuk memanipulasinya. Seluruh proses ini tidak efisien
dan rentan akan kesalahan.

Bagian bawah di Figur 16-4 menunjukkan XBRL yang meningkatkan proses pelaporan.
Mereka yang menyiapkan membuat kode dan mengirimkannya secara elektronik dalam berbagai
format ke para pengguna, yang dapat secara langsung menganalisisnya. Jadi, XBRL menghemat
waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data.

Tanpa XBRI, dokumen elektronik, terlepas dari formatnya (teks, HTML, PDF, dsb.)
secara esensial hanya versi digital dari laporan kertas. Manusia dapat membaca data tersebut,
tetapi komputer tidak dapat secara otomatis memprosesnya sampai penerima secara manual
memasukkannya ke dalam format yang sesuai. XBRL mengubahnya dengan membuat sandi
informasi mengenai komponen data yang bermakna, sehingga program komputer lain dapat
memahami apa yang perlu dilakukan dengan data tersebut. Sebagai gambaran, Figur 16-5
menunjukkan XBRL yang dapat menerangkan sebuah angka dalam spreadsheet untuk
mengindikasikan bahwa ia menunjukkan penjualan bagi satu periode waktu tertentu, berdasarkan
U.S. GAAP dan dalam dolar Amerika Serikat. (Bagian atas Figur 16-5 menunjukkan spreadsheet
yang dapat dilihat oleh sebagian besar pengguna; kode XBRL di bagian bawah diharapkan
menggunakan perangkat lunak, meskipun dapat ditayangkan oleh pemrogram, auditor, atau siapa
pun yang perlu atau ingin melihatnya.)

Proses XBRL dan terminologi

Figur 16-6 menyediakan sebuah tayangan tingkat tinggi mengenai langkah-langkah dasar dalam
menyiapkan dan menyajikan laporan XBBL. File XBRL tersebut yang mengandung data yang
ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut sebagai dokumen contoh (instance document)
Dokumen contoh berisi fakta fakta mengenal akun-akun dalam laporan keuangan tertentu,
termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran (dular, euro, yuan, dsb.) dan
apakah nilai adalah untuk satu titik waktu tertentu (misalnya, komponen laporan perubahan
posisi keuangan) atau suatu periode waktu tertentu (misalnya, komponen laporan laba rugi).
Setiap komponen data tertentu dalam sebuah dokumen XBRI. disebut sebagai elemen (element).
Nilai tertentu suatu elemen ditampilkan dalam sebuah dokumen contoh bersama di antara tanda-
tanda.

xiv
Kurung sudut digunakan untuk mengidentifikasi tanda. Dua tanda digunakan untuk tiap
elemen. Tanda pertama menyajikan nama elemen di dalam sepasang kurung sudat; tanda kedua
juga menggunakan sepasang kurung sudut, tetapi mendahului nama elemen dengan sebuah garis
miring. Informasi tambahan diperlukan untuk menginterpretasikan nilai tersebut secara benar,
seperti unit moneter yang digunakan untuk mengukur penjualan bersih dan periode waktu saat
penjualan tersebut terjadi. Informasi konteks tersebut juga disajikan dalam dokumen contoh di
antara tanda. Panel B di Figur 16-5 menyediakan sebuah contoh mendetail bagi elemen
"Penjualan Bersih".

Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian


data. Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen
dan hubungan di antaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema (scheme), yang merupakan

xv
sebuah file yang berisi definiti setiap elemen yang terdapat dalam sebuah dokumen contoh.
Berikut ini adalah beberapa atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen.

 Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik.


 Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar.

xvi
 Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb)
 Jenis salde normal elemen (debit atau kredit)
 Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu periode waktu
tertentu, disebut durasi.)

Informasi atribut disertakan dalam tanda. Dengan demikian, untuk melanjutkan contoh yang
ada, skema akan berisi suatu definisi dari elemen Penjualan Bersih berikut:

<element name "Penjualan Bersih" description "Penjualan bersih atas retur dan potongan"
type=monetaryItemType balance "kredit" periode Type "durasi</elemen

Taksonomi tersebut juga menyertakan serangkaian file yang disebut linkbases, yang
menjelaskan hubungan antar-elemen dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbases penting
menyertakan hal-hal sebagai berikut.

 Linkbases Reference mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan (misalnya, US-


GAAP IFRS) bagi elemen itu.
 Linkbases Calculation dikhususkan untuk menjelaskan cara mengombinasikan elemen
elemen tersebut (misalnya, bahwa "Aset Lancar" sama dengan jumlah Kas, Piutang
Usaha, dan Persediaan).
 Linkbases Definition menunjukkan hubungan hierarkis antar-elemen (misalnya, bahwa
"Aset Lancar" adalah bagian dari "Aset"). 16/27
 Linkbases Presentation menjelaskan cara mengelompokkan elemen (misalnya, Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas).
 Linkbases Label mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human-readable
dengan elemen.

Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-6, informasi dalam sebuah taksonomi XBRL
digunakan untuk menandai data dan membuat sebuah dokumen contoh. Taksonomi yang sama
biasanya digunakan untuk membuat satu set dokumen contoh terpisah, satu untuk

xvii
tiap tahun pelaporan. Meskipun demikian, dokumen contoh hanya berisi nilai data tersebut
Dokumen lain, disebut sebagai style sheet, menyediakan instruksi mengenai cara menampilkan
(memberikan) konten secara sesuai dari sebuah dokumen contoh, baik dalam layar komputer
atau dalam sebuah laporan tercetak.

Manfaat dari XBRL tidak terbatas pada penggunaannya untuk pelaporan eksternal
Pelaporan internal juga akan digunakan karena data dapat diekspor dari sistem ERP dasar dalam
sebuah format dengan para manajer yang dapat mengimpor secara langsung ke dalam berbagai
aplikasi, menghemat waktu dan mengurangi tingkat kesalahan yang timbul akibat harus
memasukkan ulang data secara manual.

1.4.2 Peran Akuntran

Para akuntan dapat, dan harusnya, memainkan peran besar dalam semua tahap pembuatan
laporan XBRI, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Untuk memastikan
keterbandingan di laporan XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang berbeda. taksonomi
standar telah dikembangkan bagi banyak negara dan industri yang berbeda. Para akuntan
menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut ditambah prinsip-
prinsip akuntansi umum untuk memilih taksonomi standar yang paling menyesuaikan organisasi
tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data dalam sistem akuntansi organisasi terhadap
elemen-elemen yang berkaitan dalam taksonomi.

Meski demikian, taksonomi standar tidak dapat menutupi setiap situasi yang mungkin.
Terkadang, sebuah organisasi perlu mencatat informasi keuangan dalam cara atau tingkat detail
yang berbeda guna menunjukkan cara uniknya dalam berbisnis. Dalam kasus tersebut. para
akuntan dapat membuat tanda baru untuk menyajikan informasi mengenai aktivitas bisnis
organisasi tersebut dengan lebih akurat. Tanda-tanda baru inilah yang disebut sebagai taksonomi
perpanjangan (extension taxonomy). Kemampuan untuk memodifikasi XBRL ini yang
menyebabkan hal itu disebut sebagai sebuah bahasa yang dapat dipanjangkan.

Para akuntan cenderung menggunakan perangkat lunak untuk melakukan taksonomi


tersebut (dan segala perpanjangan) untuk menandai data organisasi mereka, membuat dokumen
contoh, dan kemudian memvalidasi dokumen contoh tersebut sebelum dikirimkan. Para akuntan
juga akan berpartisipasi secara khusus dalam pembuatan style sheet untuk memastikan bahwa
informasi tersebut ditampilkan dengan layak.

Tidak hanya para akuntan yang menggunakan XBRI; seperti yang dijelaskan dalam
Fokus 16-2. profesi akuntansi memainkan sebuah peran besar dalam pembuatannya. XBRL
adalah sebuah pekerjaan dalam proses. Anda harus memberi tanda dan secara teratur
mengunjungi, baik situs xbel.org maupun sec.gov untuk tetap mengikuti kelanjutan
perkembangan alat pelaporan yang penting ini.

xviii
1.4.3 Ancaman dan Pengendalian

Tabel 16-1 menunjukkan bahwa salah satu ancaman yang ada adalah pembuatan laporan
keuangan yang tidak akurat (ancaman 8) Pengendalian integritas pengolahan data untuk entri
jurnal yang dibahas sebelumnya (pengendalian 8.1) dikombinasikan dengan penggunaan
serangkaian perangkat lunak (pengendalian 8.2) untuk mendapatkan laporan keuangan dengan
risiko kesalahan numerik dalam data yang minim. Meski demikian, karena baik IFRS maupun
XBRL memerlukan berbagai pertimbangan mengenai bagaimana mengklasifikasikan informasi,
ada risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak menunjukkan hasil operasi dengan akurat.
Sebagai contoh, kekeliruan dalam pengelompokan komponen aset tetap dapat mengakibatkan
biaya depresiasi yang tidak akurat pada laporan keuangan IFRS. Taksonomi standar XBRL
menawarkan banyak pilihan detail yang bagus (misalnya, lebih dari 20 elemen menjelaskan
konsep "Kas dan Akun Setara Kas"), yang dapat menyebabkan pemilihan tanda yang tidak sesuai
kecuali orang yang melakukan pemetaan memiliki pengetahuan yang has baik mengenai praktik
bisnis organisasi maupun taksonomi XBRE. Masalah potential inny adalah adanya anggapan
bahwa pembuatan perpanjangan taksonomi tidak penting dan lebih memilih menggunakan tanda
standar. Latihan (pengendalian 8.3) dan pengalaman skan cenderung mengurangi risiko
terjadinya kesalahan semacam itu. Selain itu, andit eksternal independen (pengendalian 8.4)
merupakan hal yang penting sebagai sebuah detective control.

Pelaporan keuangan yang curang (ancaman 9) adalah masalah potensial lainnys.


Kecurangan atas laporan keuangan sering melibatkan entri jurnal oleh manajemen level atas
yang menyebabkan laporan keuangan organisasi tersebut menjadi lebih saji atau kurang su pada
nilai kewajiban. Sulit untuk mencegah entri jurnal tersebut karena manajemen level atas pada
dasarnya memiliki kemampuan untuk mengesampingkan sebagian besar pengendalian internal.
Oleh karena itu, pengendalian terbaik (pengendalian 9.1) untuk menanggulang ancaman terkait
kecurangan laporan keuangan adalah dengan review (audit) independen bagi seluruh entri jurnal
khusus yang digunakan untuk membuat buku besar (dengan kata lain, seluruh entri selain ikhtisar
entri jurnal secara otomatis dihasilkan oleh berbagai siklus yang dibahas pada Bab 12 sampai
15). Meskipun Statement of Auditing Standards nomor 99 mengharuskan para auditor eksternal
untuk "menguji kelayakan entri jurnal yang dicatat dalam buku besar dan penyesuaian lainnya,"
para auditor internal juga harus meni penyesuaian terhadap buku besar secara teratur. Meski
demikian, agar efe! tersebut memerlukan konfigurasi yang layak atas sistem akuntansi, sehingga
set terhadap akun-akun buku besar diketahui dan dicatat sebagai bagian dari jejak audit

1.5 Menghasilkan Laporan Manajerial

Aktivitas akhir dalam sistem buku besar dan pelaporan (lingkaran 40 dalam Figur 14-2)
adalah menghasilkan berbagai laporan manajerial termark anggaran

xix
1.5.1 Proses

Sistem ERP, salah satunya seperti yang digambarkan pada Figur 16-3, dapat membuat
sejumlah anggaran untuk membantu para manajer merencanakan dan mengevalussi kinerja.
Sebuah anggaran aktivitas operasi menggambarkan pendapatan dan pengeluaran yang
direncanakan oleh tiap-tiap unit organisasi. Sebuah anggaran pengeluaran modal menunjukkan
arus masuk dan keluar kas yang direncanakan untuk setiap proyek model. Anggaran arus kas
membandingkan arus masuk kas dari operasi dengan pengeluaran yang direncanakan dan
digunakan untuk menentukan kebutuhan peminjaman.

Sebagai tambahan pada anggaran, kemampuan pemrosesan pertanyaan sistem ERP


memungkinkan para manajer untuk membuat sejumlah laporan kinerja yang hampir tak terbatas
dengan mudah. Sebagai contoh, penjualan dapat dibedakan berdasarkan produk, pramuniaga, dan
pelanggan. Menampilkan data dalam grafik dapat membantu para manajer mengidentifikasi
trend dan hubungan penting dengan cepat, begitu pula area yang memerlukan analisis lebih
detail. Para akuntan harus memahami cara menggunakan kemampuan pelaporan fleksibel dan
grafik atas sistem ERP, sehingga mereka dapat menambahkan nilai dengan menyarankan cara-
cara alternatif untuk mengatur dan menganalisis data mengenai proses bisnis.

1.5.2 Ancaman dan Pengendalian

Laporan dan grafik yang didesain dengan buruk (ancaman 10 dalam Tabel 16-1) dapat
menyebabkan manajemen membuat keputusan yang bias atau keliru. Subbagian berikut
membahas tiga pengendalian yang penting untuk menanggulangi ancaman tersebut, yaitu
penggunaan akuntansi pertanggungjawaban dan anggaran fleksibel untuk mendesain laporan
kinerja (pengendalian 10.1), balanced scorecard (pengendalian 10.2), dan memahami prinsip
prinsip desain grafik yang layak (pengendalian 10.3).

1.5.3 Akuntansi Pertanggungjawaban dan Penganggaran Fleksibel

Untuk mengevaluasi kinerja dengan layak, laporan harus menekankan hasil yang dapat
dikendalikan secara langsung oleh orang atau unit yang dievaluasi. Akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting) melakukan ini dengan menghasilkan
serangkaian laporan berkorelasi yang membagi kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan
subunit spesifik yang sebagian besar dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas tersebut secara
langsung, seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-7. Perhatikan setiap laporan yang
menunjukkan biaya dan varians sesungguhnya dari anggaran bagi bulan ini dan sampai saat ini,
tetapi hanya untuk hal-hal yang dikendalikan oleh manajer dari subunit tersebut. Perhatikan juga
sifat hierarkas dari laporan-laporan tersebut: Biaya total dari tiap subunit individu ditampilkan
sebagai sebuah komponen baris tunggal pada laporan bertingkat lebih tinggi selanjutnya.

Penting pula untuk mendesain anggaran agar isinya sesuai dengan jenis unit yang sedang
dievaluasi. Sebagai contoh, laporan kinerja yang digambarkan dalams Figur 16-7 berfokus pada

xx
biaya, karena departemen produksi biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya Sebaliknya,
departemen penjualan sering dievaluasi sebagai pusat pendapatan Akibatnya,laporan kinerjanya
harus membandingkan penjualan sesungguhnya terhadap penjualan yang diramalkan,
diselesaikan berdasarkan kategori produk dan grografis yang sesuai sama halnya, laporan bagi
departemen yang diperlakukan sebagai pusat labis harus menyertakan pendapatan dan biaya.

Tidak menjadi permasalahan basis mana yang digunakan untuk menyiapkan laporan
kineris anggaran sebuah unit, metede yang digunakan untuk menghitung standar anggaran tetap
merupakan hal yang krusal. Pendekatan termudah adalah menetapkan target tetap bagi tiap unit,
menyimpan angka-angka tersebut dalam database, dan membandingkas kineria sesungguhnya
dengan nilai-nilai yang telah diatur sebelumnya. Sebuah kekurangan besar terhadap pendekatan
ini adalah bahwa nomor anggaran statis dan tidak merefleksikan perubahaan yang tidak
diramalkan dalam lingkungan pengoperasian. Akibatnya, para manajer indivsde mangkin
diberikan hukuman atau diberikan hadiah bagi faktor-faktor yang melebihi kendali mereka.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa jumlah yang dianggarkan dalam Figur 16-7 bagi pengawas
umam didasarkan pada keluaran yang direncanakan sebanyak 2.000 unit. Meskipun produksi
sesungguhnya adalah 2.200 unit karena penjualan lebih besar dari yang diantisipasi, kemudian
varians negatif bagi kategori biaya tersebut mungkin mengindikasikan bukannya inefisiensi,
tetapi peningkatan tingkat keluaran.

Sebuah anggaran fleksibel (flexible budget), yaitu jumlah yang dianggarkan bervariasi
dalam hubungan terhadap beberapa ukuran aktivitas organisasi, menanggulangi masalah ini.
Dalam hal contoh sebelumnya, penganggaran fleksibel akan perlu membagi anggaran bagi tiap
hal baris dalam departemen pengawas umum ke dalam komponen biaya tetap dan variabelnya.
Dengan cara ini, standar anggaran akan secara otomatis disesuaikan untuk segala peningkatan
(atau penurunan) yang tidak direncanakan dalam produksi. Maka, selisih antara standar yang
disesuaikan ini dan biaya sesungguhnya dapat diinterpretasikan dengan lebih layak.

Balanced Scorecard

Satu masalah dengan laporan yang dihasilkan oleh banyak sistem akuntansi adalah bahwa
laporan tersebut terlalu fokus hanya pada satu dimensi kinerja secara sempit: yang direfleksikan
dalam laporan keuangan. Balanced scorecard berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Balanced scorecard adalah sebuah laporan yang menyediakan perspektif multidimensi atas
kinerja organisasi. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 16-2, balanced scorecard' berisi ukuran
ukuran yang menunjukkan empat perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi internal,
serta inovasi dan pembelajaran. Bagian keuangan berisi indikator yang ketinggalan atas kinerja
di waktu yang lalu, sementara ketiga bagian lainnya menyediakan indikator yang mengarah pada
kinerja di waktu yang akan datang. Untuk tiap dimensi, balanced scorecard tersebut
menunjukkan tujuan dan ukuran spesifik organisasi yang merefleksikan kinerja dalam mencapai
tujuan tersebut. Keempat dimensi halanced scorecard secara bersama-sama menyediakan sebuah
ikhtisar kinerja keorganisasian yang jauh lebih komprehensif daripada yang hanya disediakan

xxi
oleh ukuran keuangan. Mari kita memeriksa Tabel 16-2 untuk melihat keempat bagian balanced
scorecard yang merefleksikan aspek-aspek penting dari strategi sebuah organizasi dan hubungan
kausal penting di antara berbagai ukuran.

Manajemen puncak AOE, seperti pada sebagian besar perusahaan, setuju dengan tiga
tujuan keuangan penting, yaitu peningkatan arus pendapatan melalui penjualan produk baru,
peningkatan profitabilitas yang direfleksikan dalam tingkat pengembalian ekuitas, dan menjaga
arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban. Seperti yang ditunjukkan di Tabel 16-2. ukuran
dan target khusus disusun untuk melacak pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Kedua pilihan, baik
metrik kunci maupun pengaturan rulai target adalah keputusa manajemen yang penting. Banyak
organisasi membuat kesalahan dari pengaturan target yang merefleksikan nilai tolok ukur
industri. Masalah pada pendekatan tersebut adalah bahwa aspirasi dan kinerja organisasi dibatasi
oleh kinerja kompetitor Meskipun tolak ukur industri mungkin menyediakan sebuah untuk
referensi penting, manajemen harus mengatur Target yang dibawa ke dalam pertimbangan
kekuatan dan kelemahan organisan tersebut.

xxii
Bagi setiap organisasi, pelanggan adalah kunci tercapainya tujuan keuangan. Oleh karena
itu, perspektif pelanggan berdasarkan balanced scorecard AOE berisi dua tajn utama, yaitu
meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjadi pemasok yang dicari oleh para pelanggan
penting. Oleh karena itu, pencapaian tujuan-tujuan terkait pelanggan harus dilakukan dengan
proses internal perusahaan yang efisien dan efektif. Akibatnya, bagian perspektif operasi internal
dari balanced scorecard milik AOE berfokus pada aktivitas yang cenderung paling dapat
memengaruhi persepsi pelanggan secara langsung, yaitu kualitas jess kecepatan pengiriman, dan
efisiensi proses. Pada akhirnya, manajemen puncak AOE mengaku pentingnya mengembangkan
produk baru dan melatih tenaga kerjanya untuk terus-menerus meningkatkan jasa dan hasil. Oleh
karena itu, ukuran untuk dua hal tersebut disertakan dalam perspektif inovasi dan pembelajaran
dalam balanced scorecard milik AOE.

Perhatikan bahwa pembahasan sebelumnya menyiratkan sejumlah hipotesis mengenai


hubungan sebab-dan-akibat. Sebagai contoh, peningkatan pelatihan pegawai diharapkan dapat
meningkatkan kualitas jasa, seperti yang ditunjukkan dalam persentase pengisian pesanan
pelanggan dengan benar. Dengan demikian, peningkatan kualitas jasa diharapkan dapat
menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan dan lebih banyak pembelian oleh para pelanggan
penting. Pada akhirnya, peningkatan kepuasan pelanggan diharapkan dapat menghasilkan
peningkatan profitabilitas dan arus kas. Dengan demikian, ukuran dalam perspektif inovasi dan
pembelajaran, operasi internal, dan pelanggan dari balanced scorecard dapat dipikirkan sebagai
indikator-indikator yang mengarah pada ukuran-ukuran keuangan dalam strategi organisasi.
Menganalisis trend dalam ukuran sesungguhnya memungkinkan manajemen AOE untuk menguji
validitas hipotesis tersebut. Jika peningkatan dalam satu perspektif tidak menghasilkan
peningkatan harapan untuk area lain dalam periode waktu berikutnya, manajemen puncak harus
melakukan revaluasi dan mungkin merevisi hipotesis terkait determinan keberhasilan organisasi.
Memang, kemampuan untuk menguji dan memperbaiki strategi adalah salah satu manfaat utama
yang tersedia dalam balanced scorecard.

Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sebuah
balanced scorecard. Peran manajemen puncak, yaitu untuk menspesifikasikan tujuan yang
dikejar dalam tiap dimensi. Para akuntan dan profesional sistem informasi kemudian dapat
membantu manajemen memilih ukuran yang paling layak guna melacak pencapaian tujuan-
tujuan tersebut. Selain itu, mereka dapat menyediakan input terkait kemungkinan pengumpulan
data yang akan diperlukan untuk mengimplementasikan berbagai ukuran yang diajukan.

Meskipun awalnya balanced scorecard dikembangkan sebagai alat manajemen strategis,


balanced scorecard juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengelola risiko perusahaan
secara lebih baik, yaitu dengan menggabungkan tujuan dan ukuran berbasis risiko yang sesuai
dalam berbagai dimensi. Sebagai contoh, sebuah organisasi mungkin ingin meningkatkan
kesadaran keamanan informasi di antara para pegawainya. Salah satu cara untuk mendorong
adanya perhatian terhadap sasaran tersebut adalah dengan mencantumkan peningkatan kesadaran
keamanan secara eksplisit sebagai salah satu tujuan dalam bagian Inovasi dan Pembelajaran pada

xxiii
kartu skor tersebut dan kemudian mengukur pengetahuan pegawai mengenai praktik terbaik
dalam hal keamanan. Sama halnya, mencantumkan penurunan penyusutan persediaan sebagai
salah satu tujuan Proses Operasi Internal dan mengukurnya dapat memfokuskan perhatian pada
penurunan risiko pencurian pegawai. Ancaman-ancaman eksternal, seperti hilangnya pangsa
pasar, dapat diatasi dengan menyertakan pengendalian yang sesuai (misalnya, penjualan ke
pelanggan berulang. jumlah pelanggan baru) dalam bagian Pelanggan dan Keuangan atas
balanced scorecard. Dengan demikian, balanced scorecard dapat digunakan sebagai alat untuk
mengawasi dan mengevaluasi pengendalian dan program manajemen resiko sebuah organisasi.

Prinsip-prinsip Desainb Grafik yang Tepat

Grafik yang didesain dengan baik mempermudah proses identifikasi serta pemahaman
trend dan hubungan. Sementara, grafik yang didesain dengan buruk dapat menggangga
pembuatan keputusan dengan perhatian yang menyesatkan menyembunyikan perubahan-
perubahan penting dalam data, atau menyebabkan kesan awal yang keliru.

Meskipun ada berbagai jenis grafik, diagram batang adalah jenis yang paling umum
digunakan untuk menampilkan trend data keuangan. Oleh karena itu, pembahasan ini akan
berfokus pada beberapa prinsip dasar yang memungkinkan diagram batang mudah dibaca. Figur
16-8 mengilustrasikan prinsip-prinsip desain grafik yang baik.

xxiv
1. Gunakan judul yang meringkat pesan dasar
2. Sertakan nilai dat dengan elemen masing-masing untuk memfasilitasi perhitungan dan
analisis mental
3. Gunakan batang 2-D, bukan 1-D. karena batang 2-D mempermudah untuk menilai
besarnya perubahan dan trend dengan akurat

Meskipun demikian, grafik tidak hanya harus mudah dibaca, tetapi juga harus mengarahkan
pada interpretasi data yang mendasari dengan akurat. Dus prinsip berikut merupakan prinsip
yang esensial dalam proses mendesain diagram batang data keuangan dengan sesuai, sehingga
diagram tersebut dapat diinterpretasikan dengan akurat.

1. Mulai sumbu vertikal pada angka nol. Jika sumbu vertikal dimulai pada angka nol maka
besar perubahan yang digambarkan dalam data tersebut dapat dipastikan telah merefleksikan
perubahan data yang sesungguhnya dengan akurat. Sebaliknya, memulai sambo vertikal bukan
dari angka nol, dapat memperbesar tampilan visual suatu trend Untuk melihat pentingnya peran
ini, bandingkan Figur 16-8, yang mengikuti prinsip in dengan Figur 16-9. yang tidak mengikuti
prinsip Pengecualian: Memulai sumbu vertical pada angka selain nol mungkin digunakan jika
ada kebutuhan untuk mengawasi data dengan tingkat fluktuasi yang kecil. Sebagai contoh,
seorang pialang mungkin perlu untuk mengidentifikasi perubahan kecil pada harga saham
dengan relatif cepat.

xxv
2. Grafik yang menggambarkan data time-series, atur sumbu x dari kiri ke kanan secara
berurutan. Prinsip ini dillustrasikan dalam Figur 16-8. Selain itu, penampil mungkin membentuk
sebuah kesan awal yang keliru atas sifat perubahan dalam data. Sebagai contoh, kesan visual
awal yang diciptakan pada Figur 16-10 adalah trend yang menurun.

Aturan untuk desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup sederhana, tetapi mudah
terjadi kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut terjadi akibat program perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat grafik secara otomatis. Sebagai contoh, banyak spreadsheet keuangan
menampilkan data dalam urutan kronologis terbalik, dengan data tahun terbaru pada kolom
paling kanan dalam label penjelasan. Dalam kasus ini, memilih data dan menggunakan fungsi
bagan tertanam spreadsheet secara otomatis menghasilkan sebuah grafik yang sumbu x-nya
dalam urutan kronologis terbalik. Sementara itu, di saat yang lain, kesalahan terjadi karena
pilihan yang sengaja dilakukan oleh desainer grafik. Terlepas dari alasannya, melanggar prinsip-
prinsip desain grafik yang tepat dapat menghasilkan grafik yang menyesatkan bagi orang yang
melihatnya. Oleh karena itu, penting bagi para akuntan dan profesional sistem informasi untuk
memahami prinsip-prinsip membuat desain grafik yang tepat sehingga dapat menghindari
ketidaksengajaan pembuatan grafik yang menyesatkan, mengidentifikasi, serta mengoreksi grafik
yang mereka temui.

xxvi

Anda mungkin juga menyukai