Bab. I
Definisi Akuntansi Manajemen
INPUT OUTPUT
PROSES
Laporan Khusus
Fakta ekonomi Proses Identifikasi, Laporan biaya
Penjualan Pengumpulan, produk
Pembelian Pengukuran, analisis dan biaya konsumen,
Penerimaan dan dan pelaporan Budget, laporan
pengeluaran kas prestasi, laporan
pribadi
Perhitungan harga pokok Mengukur biaya sumber daya yang dipakai untuk
produk dan biaya periode memproduksi produk dan memasarkannya
kepada konsumen.
Pengendalian operasional Memberikan umpan-balik informasi mengenai
tingkat efisiensi dan kualitas pekerjaan yang
dilakukan karyawan.
Pengendalian manajemen Menyediakan informasi tentang prestasi
manajer dan unit-unit pelaksana dalam
organisasi. budget merupakan unsur penting
dalam pengendalian ini.
Pengendalian strategis Menyediakan informasi tentang prestasi
bersaing jangka panjang dan keuangan
perusahaan, kondisi pasar dan inovasi teknologi
untuk mengantisipasi perubahan di masa depan.
Perencanaan
Perencanaan menyangkut tentang 2 hal :
Penetapat tujuan organisasi bersifat profit motive oriented atau social
motive oriented
Shinta Wulansari 1
Akuntansi Manajemen
Pengendalian
Pengendalian menyangkut tiga hal :
• Pelaksanaan di lapangan atas rencana yang telah ditetapkan
• Mendapatkan umpan balik mengenai seberapa jauh pelaksanaan tersebut sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan
• Jika terjadi penyimpangan maka harus segera ditentukan langkah-langkah
tindakan koreksi
FUNGSI
AKUNTANSI
MANAJEMEN
BUDGET
PERENCANA
BUKTI
TRANSAKSI
PELAKSANA
BUKU BESAR/
HARIAN
PENGENDALIAN LAPORAN
PENILAIAN
Shinta Wulansari 2
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 3
Akuntansi Manajemen
AKUNTANSI AKUNTANSI
KEUANGAN MANAJEMEN
AKUNTANSI
PERSEDIAAN PERENCANAAN PENGENDALIAN
DALAM LK
AKUNTANSI
BIAYA
Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi
keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi
keuangan.
Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan
karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan
bagian dari akuntansi manajemen.
Shinta Wulansari 4
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 5
Akuntansi Manajemen
KAS ASET
YANG DAPAT BIAYA BAHAN PERSEDIA-
Disimpan
DISUSUTKAN BAKU YANG AN BAHAN
Dibayarkan dalam bentuk
UTANG USAHA DIBELI BAKU
AKTUAL untuk
Diminta untuk
Dibayarkan untuk
dialokasikan untuk
BARANG DLM PROSES
Bahan Baku Langsung
Tenaga Kerja Langsung
BIAYA MANUFAKTUR LAIN-LAIN:
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik :
Tenaga Kerja Tidak Langsung BIAYA BARANG YANG
Bahan Baku Tidak Langsung TELAH SELESAI
Pemanasan
Listrik
Tenaga Dipindahkan ke
Asuransi
Penyusutan
Shinta Wulansari 6
Akuntansi Manajemen
Contoh :
Biaya manufaktur untuk setiap sepeda yang diproduksi Superbike & co
mengeluarkan biaya bahan baku langsung sebesar Rp 600.000,-; tenaga kerja
langsung Rp 300.000,- dan overhead variabel Rp 100.000,-. Biaya overhead
tetap Superbike adalah Rp 1.000.000,- per bulan , jika akan memproduksi 10
unit:
Biaya utama adalah Rp 900.000,- per unit
Biaya konversi variabel adalah Rp 400.000,- per unit
Biaya manufaktur Rp 11.000.000,-
Shinta Wulansari 7
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 8
Akuntansi Manajemen
Soal Praktikum
1. Pandawa Company memproduksi komputer mainframe. Biaya utama untuk
2. Bosch Inc. memproduksi mesin pembuat roti. Total biaya manufaktur dari satu
Biaya tenaga kerja langsung separuh dari biaya bahan baku langsung. Diminta :
3. Angel Group beroperasi pada tingkat produksi dan penjualan 10.000 unit,
Kayu Rp 15.000.,-
Tenaga Kerja Langsung Rp 3.000.,-
Overhead Pabrik Variabel Rp 5.000.,-
Overhead Pabrik Tetap Rp 4.000.,-
Pemasaran Variabel Rp 1.000.,-
Pemasaran Tetap Rp 3.500.,-
Administrasi dan umum Rp 7.500.,-
Diminta :
a. Hitung estimasi biaya konversi per unit.
Shinta Wulansari 9
Akuntansi Manajemen
e. Hitung total biaya yang akan dikeluarkan selama satu bulan dengan tingkat
berikut :
Shinta Wulansari 10
Akuntansi Manajemen
Bab. II
Harga Pokok Pesanan
Contoh kasus :
Shinta Wulansari 11
Akuntansi Manajemen
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong, tertanggal 3 November 20XX sebagai
berikut :
Bahan Baku :
Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000 Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000 3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000 500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000
Bahan Penolong :
Bahan penolong P 17 kg @ Rp 10.000 Rp 170.000
Bahan penolong Q 60 liter @ Rp 5.000 300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli 60 liter @ Rp 5.000 470.000
Rp 5.945.000
Jurnal # 2
Persediaan Bahan Penolong Rp 470.000
Utang Dagang Rp 470.000
Shinta Wulansari 12
Akuntansi Manajemen
Jurnal #3
Bahan dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 5.475.000
Persediaan Bahan Baku Rp 5.475.000
Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya
langsung dari biaya produksi tidak langsung, maka bahan penolong yang
merupakan unsur biaya tidak langsung dicatat pemakainya dengan mendebit
rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening Barang dalam
Proses hanya didebit untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Jurnal #4
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000
Shinta Wulansari 13
Akuntansi Manajemen
kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung,
dengan demikian maka :
Pesanan # 101 150% X Rp 900.000 Rp 1.350.000
Pesanan # 102 150% X Rp 5.000.000 7.500.000
Rp 8.850.000
Jurnal #8
Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 8.850.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 8.850.000
5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Pesanan yang telah selesai diproduksi
ditransfer ke Bagian Gudang oleh Bagian Produksi. Harga pokok pesanan # 101
dihitung sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp 1.350.000
Biaya tenaga kerja langsung 900.000
Biaya overhead pabrik 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan 101 3.600.000
Jurnal #9
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.350.000
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 900.000
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik 1.350.000
6. Pencatatan harga pokok produk jadi dalam proses. Pesanan # 102 pada akhir
periode belum selesai dikerjakan. Harga pokok pesanannya dapat dihitung
dengan menjumlah biaya-biaya produksi yang telah dikeluarkan sampai dengan
bulan November 19X1. Jumlahnya adalah sebagai berikut :
Jurnal # 10
Persediaan Produk Dalam Proses Rp 16.625.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 4.125.000
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga kerja Lan gsung 5.000.000
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik 7.500.000
7. Pencatatan harga pokok produk yang akan dijual. Harga pokok produk yang
selesai diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening Harga Pokok
Penjualan dan rekening Persediaan Produk Jadi.
Jurnal # 11
Harga Pokok Penjualan Rp 3.600.000
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
Jurnal # 12
Piutang Dagang Rp 4.500.000
Hasil Penjualan Rp 4.500.000
Shinta Wulansari 14
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 15
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 16
Akuntansi Manajemen
AKUN BUKU
AKUN BUKU AKUN BIAYA BESAR
BESAR
Pengendali (n)
(a) (f) Overhead Pabrik
(h) (q) (r)
Beban (i)
dibayar dimuka
(b) (j)
Bangunan Akumulasi
dan peralatan Penyusutan (o)
(k)
(c)
(Berbagai
Akun Lain)
Jurnal 1.
Tanda panah diatas merupakan transaksi sebagai berikut :
a. Pembayaran secara kredit
b. Beban dibayar dimuka
c. Pembelian dan perbaikan aktiva tetap
d. Berbagai pembayaran untuk sumber daya
e. Pembayaran upah dan gaji
f. Pembelian bahan baku dan perlengkapan secara kredit
g. Pencatatan beban gaji
h. Mengeluarkan perlengkapan pabrik (bahan baku tidak langsung) ke produksi.
i. Mengeluarkan berbagai biaya manufaktur tidak langsung secara kredit
j. Bagian manufaktur dari pembayaran di muka yang telah habis masa berlakunya.
k. Bagian manufaktur dari penyusutan
l. Bagian manufaktur dari berbagai sumber daya lain yang digunakan
m. Membebankan semua tipe biaya tenaga kerja tidak langsung ke produksi
n. Mengeluarkan bahan baku langsung ke produksi
o. Membebankan biaya overhead ke produksi
p. Membebankan biaya tenaga kerja langsung ke produksi
q. Membebankan biaya dari unit yang telah selesai ke akun barang jadi
r. Membebankan biaya dari unit yang terjual ke akun harga pokok penjualan
Shinta Wulansari 17
Akuntansi Manajemen
Soal Praktikum
Sedangkan data diatas susunlah Laporan Laba-Rugi PT. Berdikari pada periode
September 200X, berikut skedul perhitungan Harga Pokok Produksinya !
2. Menurut daftar gaji dan upah yang dibuat oleh Bagian Personalia, biaya tenaga
kerja yang harus dibayar oleh suatu perusahaan terdiri dari unsur berikut :
Atas dasar data tersebut diatas, buatlah jurnal untuk mencatat utang gaji dan
upah, distribusi gaji dan upah serta pembayaran gaji dan upah !
Shinta Wulansari 18
Akuntansi Manajemen
Pada akhir bulan Januari 200X tersebut, pesanan B-109 telah selesai dikerjakan
dan diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp 5.000.000
Atas dasar data tersebut di atas, buatlah jurnal untuk mencari transaksi :
1. Terjadinya biaya produksi untuk mengolah pesanan B-109 tersebut
2. Harga pokok produk jadi
3. Penjualan pesanan B-109
4. PT. GURITA berproduksi atas dasar pesanan para pelanggannya. Pada bulan
Januari 200X telah diterima 3 buah pesanan sebagai berikut :
Nomor pesanan jumlah
A – 24 50 unit
A – 25 80 unit
A – 26 60 unit
Berikut ini data biaya produksi selama bulan Januari 200X :
(1) Pembelian bahan baku sebanyak 6 ton dengan harga Rp 300 per kg
(2) Dari bahan baku yang telah dibeli tersebut, dipakai untuk memproduksi
pesanan A – 24 : 1.000 kg; A – 25 : 2.500 kg; dan A – 26 : 1.500 kg.
(3) Biaya Tenaga Kerja Langsung sebesar Rp 1.800.000 dengan distribusi untuk
setiap pesanan adalah 20%, 50% dan 30%.
(4) Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan pada masing-masing pesanan
dengan tarif 120% dari Biaya Tenaga Kerja Langsung.
(5) Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya pada bulan Januari 200X, berasal dari
:
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung : Rp 400.000
Pemakaian Suplies Pabrik : Rp 600.000
Biaya Listrik Pabrik : Rp 200.000
Penyusutan Gedung Pabrik : Rp 300.000
Penyusutan Perlengkapan Pabrik : Rp 400.000
Biaya lain-lain : Rp 100.000
(6) Pada akhir bulan Januari 200X, pesanan A – 24 dan A – 25 telah selesai
diproduksi, dan pesanan A – 24 diserahkan kepada pemesannya dengan
harga jual per unit Rp 25.000.
Diminta :
1. Membuat jurnal
a. Pembelian bahan baku
b. Pemakaian bahan baku
c. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung pada produk
d. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dan mencatat Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya.
e. Mencatat Persediaan Produk Dalam Proses Akhir dan Persediaan Produk
Jadi.
f. Mencatat Penyerahan Pesanan yang selesai
Shinta Wulansari 19
Akuntansi Manajemen
2. Menghitung :
a. Nilai Persediaan Bahan Baku per 31 Januari 200X
b. Nilai Persediaan Produk Dalam Proses per 31 Januari 200X
c. Nilai Persediaan Produk Jadi per 31 Januari 200X
d. Laba Kotor atas Penjualan selama bulan Januari 200X
e. Selisih antara Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan dengan yang
sesungguhnya terjadi.
Shinta Wulansari 20
Akuntansi Manajemen
Bab. III
Biaya Overhead Pabrik
Telah diuraikan dimuka, bahwa biaya overhead pabrik pada perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan didasarkan atas tarif yang ditentukan dimuka.
Alasan pembebanannya adalah :
Shinta Wulansari 21
Akuntansi Manajemen
Contoh 1
PT. Eliona memproduksi produknya berdasarkan pesanan. Dalam penentuan
tarif biaya overhead pabriknya, telah disusun anggaran biaya overhead pabrik atas
dasar kapasitas normal 80.000 jam mesin seperti di bawah ini :
Shinta Wulansari 22
Akuntansi Manajemen
PT. ELIONA
ANGGARAN BIAYA OVEHEAD PABRIK UNTUK TAHUN 19X1
ATAS DASAR KAPASITAS NORMAL 80.000 JAM MESIN
No. Rekening Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah
Jumlah V Rp 5.800.000
T 5.400.000
3.2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk dalam Metode Full
Costing
Setelah tarif BOP ditentukan sebesar Rp 140 per jam mesin, maka produk
yang diproduksi sesungguhnya dibebani dengan menggunakan tarif tersebut. Jika
contoh di atas, PT. Eliona menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan waktu
pengerjaan sebanyak 75.000 jam mesin dalam tahun 19X1, maka biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp 10.500.000 (Rp 140 x
75.000 jam mesin) dan dicatat dengan jurnal :
Shinta Wulansari 23
Akuntansi Manajemen
3.5. Perhitungan dan Analisis Selisih BOP dengan Metode Full Costing
Shinta Wulansari 24
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 25
Akuntansi Manajemen
Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik tersebut perlu dibuat dua
jurnal sebagai berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke
rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya.
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp 5.437.500
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp 5.437.500
Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp 137.500 dan jumlah ini disebut selisih
pengeluaran variabel. Karena metode costing tidak membebankan biaya overhead
pabrik tetap kepada produk, maka tidak ada selisih yang dihitung yang bersangkutan
dengan kapasitas.
Setiap akhir bulan, biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan
dipindahkan dari rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya ke rekening Selisih
Biaya Overhead Pabrik. Rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik dicantumkan dalam
neraca sebagai beban yang ditangguhkan. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa
selisih biaya overhead pabrik yang terjadi dalam bulan tertentu akan diimbangi
dengan selisih biaya overhead pabrik pada bulan berikutnya.
Shinta Wulansari 26
Akuntansi Manajemen
Pembebanan
Pencatatan biaya
Selisih Biaya biaya overhead
overhead pabrik
Overhead Pabrik pabrik atas
yang sesungguhnya
dasar tarif
Shinta Wulansari 27
Akuntansi Manajemen
Soal Praktikum
Diminta :
a. Menghitung selisih BOP dan analisis selisih
b. Buatlah jurnal untuk mencatat :
c. Jika selisih BOP dibagikan ke persediaan dan harga pokok penjualan, buatlah
jurnal untuk mencatat pembagian BOP tersebut dan berapa saldo rekening
(nilai) Persediaan Produk Jadi, Persediaan Produk dalam Proses dan Harga
Pokok Penjualan pada akhir tahun 200X setelah mendapat alokasi selisih BOP.
d. Jika selisih BOP diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening
Harga Pokok Penjualan, buatlah jurnal untuk membagikan BOP tersebut.
Jumlah
Jenis Biaya T/V
Budget Realisasi
Biaya bahan penolong V Rp 6.400.000 Rp 6.500.000
Biaya tenaga kerja tdk langsung V Rp 7.800.000 Rp 7.600.000
T Rp 2.250.000 Rp 2.250.000
Biaya listrik pabrik V Rp 4.550.000 Rp 4.500.000
Biaya penyusutan gedung T Rp 3.200.000 Rp 3.200.000
Biaya penyusutan mesin T Rp 4.400.000 Rp 4.400.000
Shinta Wulansari 28
Akuntansi Manajemen
Diminta :
a. Menghitung tarif biaya overhead pabrik (baik tetap maupun variabel) per jam
mesin.
b. Menganalisis selisih BOP jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam
mesin.
Shinta Wulansari 29
Akuntansi Manajemen
Bab. IV
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK
Shinta Wulansari 30
Akuntansi Manajemen
PT. ELIONA
Biaya tenaga kerja tak langsung 2.000 750 800 200 150 100
Biaya reparasi & pemlhran mesn 1.375 400 500 300 100 75
Jumlah biaya overhead pabrik 7.380 2.175 2.620 771 1.445 369
Shinta Wulansari 31
Akuntansi Manajemen
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi dalam
tahun 19X1 adalah :
Atas dasar data di atas kemudian dilakukan alokasi biaya overhead pabrik dari
departemen pembantu ke departemen produksi dengan metode alokasi langsung
seperti tertera di bawah ini :
PT. ELIONA
LOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI
( DALAM RIBUAN RUPIAH )
Departemen Produksi Departemen Pembantu
Keterangan
A B X Y Z
Jumlah biaya overhead pabrik
langsung & tak langsung dept. 2.175,00 2.620,00 771 1.445 369
Departemen Produksi
Departemen A Rp 9.000.000
Departemen B Rp 15.000.000
Shinta Wulansari 32
Akuntansi Manajemen
Departemen Pembantu
Departemen X Rp 3.000.000
Departemen Y Rp 5.000.000
Departemen X Departemen Y
*)
Biaya overhead pabrik Departemen X sebesar Rp 3.000.000 tersebut seharusnya dialokasikan pula
ke departemen-departemen produksi, tetapi dalam perhitungan ini jumlah biaya overhead pabrik
yang dialokasikan ke departemen-departemen produksi tidak ditulis. Hal ini disebabkan karena
tujuan metode alokasi kontinya adalah untuk menghitung jumlah biaya overhead pabrik departemen
pembantu setelah menerima alokasi biaya dari departemen pembantu yang lainnya.
Shinta Wulansari 33
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 34
Akuntansi Manajemen
PT. ELIONA
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN UNTUK TAHUN ANGGARAN 19X1
( DALAM RIBUAN RUPIAH )
T/ Departemen Produksi Departemen Pembantu
Jenis Biaya Jumlah
V *) A B X Y Z
Biaya overhead pabrik
langsung departemen :
Biaya bahan penolong V 1.450 550 750 50 75 25
Biaya bahan baku V 1.000 - - - 1.000 -
Upah tenaga kerja
langsung T 1.500 500 550 200 150 100
V 500 225 275 - - -
Biaya kesejahteraan
karyawan T 655 250 300 50 30 25
Biaya reparasi &
pemeliharaan mesn T 1.030 300 375 225 75 55
V 350 100 125 75 25 25
Jumlah biaya overhead
pabrik langsung T 3.185 1.050 1.225 475 225 180
departemen V 3.300 875 1.150 125 1.100 50
Biaya pabrik tak langsung
departemen :
Biaya depresiasi T 400 100 120 40 60 80
Biaya asuransi T 600 150 180 60 90 120
Jumlah biaya overhead
pabrik tak langsung T 1.000 250 300 100 150 200
departemen
Jumlah biaya overhead T 4.185 1.300 1.525 575 405 380
pabrik V 3.300 875 1.150 125 1.100 50
Total biaya overhead
pabrik 7.485 2.175 2.675 700 1.505 430
Shinta Wulansari 35
Akuntansi Manajemen
Hasil Survei Pabrik Mengenai Dasar Distribusi dan Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Pada Awal Tahun 19X1
Jam
Luas Lantai Pemakaian Kwh Jumlah Karyawan
Departemen Pemeliharaan
M2 % Kwh % Orang % Jam %
Departemen Z 1.600 20 - - - - - -
Shinta Wulansari 36
Akuntansi Manajemen
Soal Praktikum
Berdasarkan hasil penelitian pabrik pada tahun 200X, diperoleh data sebagai
berikut :
Shinta Wulansari 37
Akuntansi Manajemen
X Rp 2.643.750
Y Rp 3.143.750
Z Rp 2.393.750
Shinta Wulansari 38
Akuntansi Manajemen
Bab. V
METODE HARGA POKOK PROSES
5.3. Metode Harga Pokok Proses – Produk Diolah Melalui Satu Departemen
Produksi
Contoh 1 :
PT. Rimedi mengolah produknya secara massal melalui satu departemen produksi.
Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19X1 adalah :
Shinta Wulansari 39
Akuntansi Manajemen
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan oleh perusahaan tsb
perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Januari 19X1 dengan rumus sebagai berikut :
Unit ekuivalen adalah banyaknya unit yang telah menyerap biaya sampai
dengan akhir periode perhitungan biaya. Tingkat penyelesaian adalah tingkat
penyerapan biaya produk dalam proses pada suatu periode atau besarnya biaya yang
telah diserap produk dalam proses akhir periode.
Contoh perhitungan unit ekuivalen pada biaya tenaga kerja. Biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan pada contoh di atas sebesar Rp 11.250.000 tersebut dapat
menghasilkan 2.000 kg produk jadi dan 500 kg persediaan produk dalam proses
dengan tingkat penyelesaian 50%. Hal inia berarti biaya tenaga kerja tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 2.000 kg dan 250 kg
(500x50%) persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga
kerja adalah 2.250 kg yang dihitung sebagai berikut : 2.000 + (50%x500) = 2.250
kg
Setelah unit ekuivalensi didapatkan, kemudian perhitungan biaya produksi per
kilogram produk yang diproduksi dalam bulan Januari 19X1 dilakukan dengan
membagi tiap unsur biaya produksi seperti disajikan berikut ini :
Setelah biaya produksi per satuan dihitung, harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses dalam
dihitung.
Shinta Wulansari 40
Akuntansi Manajemen
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :
Persediaan Produk Jadi 2000 unit Rp 35.000.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 4.000.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Penolong 6.000.000
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 10.000.000 *
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik 15.000.000 **
* 2.000 kg x Rp 5.000
** 2.000 kg x Rp 7.500
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Januari 19X1 :
Persediaan Produk dalam Proses Rp 4.875.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.000.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Penolong 1.500.000
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 1.200.000
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik 1.125.000
Shinta Wulansari 41
Akuntansi Manajemen
PT. RIMEDI
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN JANUARI 19X1
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 2.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 2.000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg
Biaya yang dibebankan dalam bulan Januari 19X1
Total Per kg
Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Rp 2.000
Biaya bahan penolong 7.500.000 3.000
Biaya tenaga kerja 11.250.000 5.000
Biaya overhead pabrik 16.125.000 7.500
Jumlah Rp 39.875.000 Rp 17.500
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
2.000 kg @ 17.500 Rp 35.000.000
5.4. Metode Harga Pokok Proses – Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu
Departemen Produksi
Contoh 2 :
PT. Eliona memiliki dua departemen produksi : Departemen A dan
Departemen B untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua
departemen tersebut dalam bulan Januari 19X1 adalah :
Shinta Wulansari 42
Akuntansi Manajemen
Departemen A Departemen B
Biaya
Unsur Biaya
Total Biaya Unit Ekuivalensi Produksi
Produksi
Per Satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan Baku Rp 70.000 30.000 + (100% x 5.000) = 35.000 kg Rp 2
Tenaga Kerja 155.000 30.000 + (20% x 5.000) = 31.000 kg 5
Ovehead Pabrik 248.000 30.000 + (20% x 5.000) = 31.000 kg 8
Rp 437.000 Rp 15
Setelah biaya produksi per satuan dihitung, harga pokok produk selesai yang
ditransfer oleh Departemen A ke Departemen B dan harga pokok persediaan produk
dalam proses di Departemen A pada akhir bulan Januari 19X1 dapat dihitung
sebagai berikut :
Shinta Wulansari 43
Akuntansi Manajemen
PT. ELIONA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A
BULAN JANUARI 19X1
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 30.000 kg
Produk dalam proses akhir 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg
Biaya yang dibebankan dalam bulan Januari 19X1
Total Per kg
Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 2
Biaya tenaga kerja 155.000 5
Biaya overhead pabrik 248.000 8
Jumlah Rp 437.000 Rp 17.500
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B
30.000 kg @ 15 Rp 450.000
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh
Departemen A ke Departemen B :
Shinta Wulansari 44
Akuntansi Manajemen
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan pabrik dalam proses yang belum
selesai diolah dalam Departemen A pada akhir bulan Januari 19X1 :
Persediaan Produk dalam Proses Departemen A Rp 23.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dept. A 10.000
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Dept. A 5.000
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dept. A 8.000
Biaya
Unsur Biaya
Total Biaya Unit Ekuivalensi Produksi
Produksi
Per Satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Tenaga Kerja Rp 270.000 24.000 + (50% x 6.000) = 27.000 kg 10
Ovehead Pabrik 405.000 24.000 + (50% x 6.000) = 27.000 kg 15
Rp 675.000 Rp 25
Shinta Wulansari 45
Akuntansi Manajemen
PT. ELIONA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
BULAN JANUARI 19X1
Data Produksi
Dimasukkan dari Departemen A 30.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir 6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg
Biaya kumulatif yg dibebankan dalam bulan Januari 19X1
Total Per kg
Biaya tenaga kerja Rp 270.000 Rp 10
Biaya overhead pabrik 405 15
Jmlh biaya yg ditambahkan Dept. B Rp 675.000 Rp 25
Total biaya kumulatif di Dept. B Rp 1.125.000 Rp 40
Perhitungan Biaya
24.000 kg @ Rp 40 Rp 960.000
165.000
Shinta Wulansari 46
Akuntansi Manajemen
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Departemen
ke gudang :
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dept. A Rp 360.000 *
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Dept. B 240.000 **
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dept. B 360.000 ***
* 24.000 kg x Rp 15 (harga pokok produksi per kg dari Dept. A)
** 24.000 kg x Rp 10 (biaya tenaga kerja yang ditambahkan oleh Dept. B)
*** 24.000 kg x Rp 15 (biaya overhead pabrik yang ditambahkan oleh Dept. B)
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Januari 19X1 :
Persediaan Produk dalam Proses Departemen B Rp 165.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dept. B Rp 90.000
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Dept. B 30.000
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dept. B 45.000
Shinta Wulansari 47
Akuntansi Manajemen
Soal Praktikum
Menurut catatan bagian akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama
bulan Januari 200X adalah sebagai berikut
Hitunglah :
1. a. Biaya per Kg produk di Departemen A
b. Biaya per Kg produk di Departemen B
c. Nilai produk selesai yang ditransfer ke gudang
d. Nilai produk dalam penyelesaian di Departemen A dan Departemen B
3. Berikut ini data biaya dan skedul kuantitas Departemen “Madya“ pada bulan Mei
200X dari PT Amalia yang menggunakan metode harga pokok proses :
Shinta Wulansari 48
Akuntansi Manajemen
Data Produksi
Harga pokok dari Departemen “Purwa“ Rp 38.870.000
Biaya yang ditambahkan pada Departemen “Madya” :
Biaya Bahan Baku Rp 23.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 10.976.000
Biaya Overhead Pabrik 12.768.000
Rp 46.744.000
Skedul Cuantiítas
Produk masuk dalam proses 23.000 kg
Produk ditransfer ke Departemen “Wusana” 100.000 m
Produk dalam proses akhir 15.000 m
(Tingkat penyelesaian 100% bahan baku, 80% biaya konversi)
Setiap kilogram produk dari Departemen “Purwa” menjadi 5 (lima) meter produk
di Departemen “Madya”.
Shinta Wulansari 49
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 50
Akuntansi Manajemen
Bab. VI
Metode Harga Pokok Proses II
Contoh 1 :
PT. Eliona memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya :
Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua
departemen tersebut untuk bulan Januari 19X1 adalah sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian
Biaya bahan baku & penolong 100% 200 kg
Biaya konversi 40%
Biaya bahan penolong 60% 100 kg
Biaya konversi 50%
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
Menurut catatan Bagian Akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama
bulan Januari 19X1 adalah :
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500
Biaya bahan penolong 26.100 Rp 16.100
Shinta Wulansari 51
Akuntansi Manajemen
Biaya
Biaya
Jumlah Biaya Produksi Unit Ekivalensi
per Kg
DeptA
(1) (2) (3) (4)
Bahan baku Rp 22.500 700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg Rp 25
Bahan penolong 26.100 700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg 29
Tenaga kerja 35.100 700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg 45
Overhead pabrik 46.800 700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg 80
Rp 130.500 Rp 159
Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah
departemen produksi pertama mempunyai dua akibat terhadap (1). Harga pokok per
satuan yang berasal dari departemen sebelumnya dan (2). Harga pokok produksi per
satuan yang ditambahkan dalam departemen di mana produk yang hilang tersebut
terjadi. Karena harga pokok produksi di departemen setelah departemen pertama
Shinta Wulansari 52
Akuntansi Manajemen
PT Eliona
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke Dept. B 700 kg
Produk dalam proses akhir 200 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg
1.000 kg
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B :
700 kg @ 159 Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir :
Biaya bahan baku Rp 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500
Shinta Wulansari 53
Akuntansi Manajemen
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang dan produk yang
masih dalam proses akhir bulan adalah sebagai berikut :
PT Eliona
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang diterima dari Dept. A 700 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 200 kg
700 kg
Shinta Wulansari 54
Akuntansi Manajemen
6.3. Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses Terhadap
Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan
dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Contoh 2 :
Hitunglah harga pokok produksi Departemen A dan Departemen B pada
keterangan pada Contoh 1, dengan perubahan keterangan mengenai produk yang
hilang yang diubah menjadi pada akhir proses.
Karena produk yang hilang terjadi pada akhir proses, maka produk tersebut
sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh Departemen A dalam
bulan Januari 19X1. Oleh karena itu produk yang hilang tersebut diikutsertakan
dalam perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh Departemen A.
Akibatnya biaya produksi per kg produk yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.
Biaya
Biaya per
Jenis biaya Produksi Unit Ekivalensi
kg
Departemen
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan baku Rp 22.500 700 kg + 100% x 200 kg + 100 kg = 1000 kg Rp 25,50
Bahan penolong 26.100 700 kg + 100% x 200 kg + 100 kg = 1000 kg 26,10
Tenaga kerja 35.100 700 kg + 40% x 200 kg + 100 kg = 880 kg 39,89
Overhead pabrik 46.800 700 kg + 40% x 200 kg + 100 kg = 880 kg 53,18
Rp 130.500 Rp 141,67
Shinta Wulansari 55
Akuntansi Manajemen
PT Eliona
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk dalam proses akhir 200 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg
1.000 kg
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B :
700 kg @ Rp 141,67 Rp 99.169,00
Penyesuaian karena adanya produk yang hilang pada akhir
Proses :
100 kg x Rp 161,67 14,167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B :
700 kg x Rp 161,91 Rp 113.334,40
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir : Rp 4.500.000
Biaya bahan baku 5.220,00
Shinta Wulansari 56
Akuntansi Manajemen
Shinta Wulansari 57
Akuntansi Manajemen
PT Eliona
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang diterima dari Departemen A 700 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 200 kg
700 kg
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Harga pokok dari Departemen A : 400 kg @ Rp 161,91 Rp 64.764,00
Harga pokok yang ditambahan Departemen B :
400 kg x Rp 97,09 38.836,00
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses :
200 kg x (Rp 161,91 + Rp 97,09) 51.800,00
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B :
400 kg x Rp 389,10 * Rp 155.638,00
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Harga pokok produk dari Departemen A :
100 kg x Rp 161,91 Rp 16.191,00
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept B
Biaya bahan penolong 1.219,50
Biaya tenaga kerja 1.731,00
Biaya overhead pabrik 1.904,00
21.045,50
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp 176.684,40
Shinta Wulansari 58
Akuntansi Manajemen
Soal Praktikum
Menurut catatan bagian akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama
bulan Januari 200X adalah sebagai berikut
Hitunglah :
1. a. Biaya per Kg produk di Departemen A
b. Biaya per Kg produk di Departemen B
c. Nilai produk selesai yang ditransfer ke gudang
d. Nilai produk dalam penyelesaian di Departemen A dan Departemen B
3. Berikut ini data biaya dan skedul kuantitas Departemen “Madya“ pada bulan Mei
200X dari PT Amalia yang menggunakan metode harga pokok proses :
Shinta Wulansari 59
Akuntansi Manajemen
Data Produksi
Harga pokok dari Departemen “Purwa“ Rp 38.870.000
Biaya yang ditambahkan pada Departemen “Madya” :
Biaya Bahan Baku Rp 23.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 10.976.000
Biaya Overhead Pabrik 12.768.000
Rp 46.744.000
Skedul Kuantiítas
Produk masuk dalam proses 23.000 kg
Produk ditransfer ke Departemen “Wusana” 100.000 m
Produk dalam proses akhir 15.000 m
(Tingkat penyelesaian 100% bahan baku, 80% biaya konversi)
Setiap kilogram produk dari Departemen “Purwa” menjadi 5 (lima) meter produk
di Departemen “Madya”.
Shinta Wulansari 60
Akuntansi Manajemen
a. Rp 75.000.000 c. Rp 10.614.000
b. Rp 8.625.000 d. Tidak ada jawaban yang benar
1. Akuntansi biaya merupakan cabang ilmu akuntansi dengan objek biaya yang sangat
diperlukan dalam bisnis. Jelaskan kenapa informasi biaya sangat diperlukan?
2. Jelaskan dengan gambar pengumpulan biaya berdasarkan proses jika perusahaan
mempunyai tiga departemen produksi.
3. Pemilihan metode harga pokok oleh suatu perusahaan tergantung karakteristik
perusahaan. Jelaskan lima perbedaan karakteristik perusahaan yang menggunakan
harga pokok pesanan dan harga pokok proses.
1. PT. Cahaya Persada mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen
pembantu. Berikut adalah data budget biaya overhead pabrik pada bulan September
2007 sebelum alokasi (Nilai 35)
2. PT ABC berproduksi secara massa dan kontinyu dalam menghasilkan Sirop melalui 2
departemen produksi, yaitu dep X dan dep Y. Berikut adalah data produksi dan biaya
yang dikeluarkan selama bulan Agustus 2007 adalah (nilai 35) :
Shinta Wulansari 61
Akuntansi Manajemen
Diminta :
Buatlah laporan harga pokok produksi (meliputi data produksi, pembebanan biaya dan
perhitungan biaya) pada Departemen X dan Departemen Y di PT ABC tersebut untuk bulan
Agustus 2007 !
Shinta Wulansari 62