Judul :
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Dara Ayu Fitria Utami (1903101075)
2. Kevin Bagus Prasdita (1903101109)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengauditan yang membahas
materi tentang “Sistem Buku Besar dan Pelaporan”.
Kami sangat menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman. Kami menantikan
kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai
penulisan makalah selanjutnya. Kami berharap hal itu semua dapat dijadikan cambuk buat
kami supaya lebih mengutamakan kualitas makalah ini di masa yang selanjutnya.
Penulis
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem buku besar dan pelaporan keuangan memainkan peranan penting dalam
SIA perusahaan. Salah satu fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan mengatur data
dari sumber-sumber berikut ini: Setiap subsistem siklus akuntansi yang dijelaskan
memberikan informasi mengenai transaksi reguler. (hanya data utama yang mengalir dari
setiap subsistem yang diperlihatkan). Bendahara memberi informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi, seperti pengeluaran atau pemberhentian penggunaan instrumen
utang dan ekuitas pembelian atau penjualan surat berharga investasi. Bagian anggaran
memberi jumlah anggaran. Kontrolir memberi ayat jurnal penyesuaian Informasi ini harus
diatur dan disimpan dalam cara yang memfasilitasi pemenuhan berbagai kebutuhan
informasi dan pemakai eksternal. Para manajer perlu informasi terinci mengenai hasil-
hasil operasi dalam bidang tanggung jawab mereka masing-masing.
Para investor dan kreditor menginginkan laporan keuangan periodik untuk membantu
mereka menilai kinerja organisasi. semakin banyak dari mereka yang meminta laporan
yang lebih terinci dan sering. Lembaga pemerintah juga memiliki kebutuhan informasi
periodik yang harus dipenuhi. Akibatnya sistem buku besar dan pelaporan harus didesain
untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung kebutuhan
pertanyaan real-time.
Contohnya, para manajer departemen harus sewaktu-waktu mampu menilai kinerja
aktual dengan yang direncanakan agar penyimpangan dapat diidentifikasikan sedini
mungkin untuk dapat dilakukan tindakan korektif. Begitu pula dengan bendahara, dia
harus mampu secara dekat mengawasi arus kas agar penyimpangan dari prediksi dapat
diidentifikasikan tepat pada waktunya, untuk menyesuaikan peminjaman jangka pendek.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Apa aktivitas buku besar dan bagaimana pelaporannya?
2. Bagaimana proses pembuatan buku besar?
3. Ancaman apa yang akan terjadi dan bagaimana pengendaliannya?
4
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas buku besar dan pelaporannya
2. Memahami proses pembuatan buku besar
3. Menjelaskan ancaman yang terjadi dan bentuk pengendaliannya
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan dalam
memperbarui buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil dari aktivitas
sebuah organisasi. Seperti yanf ditunjukkan dalam Figur 16-1, sistem buku besar dan
pelaporan memainkan sebuah peran penting dalam sistem informasi akuntansi sebuah
perusahaan.
Figur 16-1
Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber
sebagai berikut.
Setiap subsistem siklus akuntansi yang dijelaskan dalam Bab 12 sampai 15
menyediakan informasi mengenai transaksi reguler. (Hanya arus data utama dari setiap
subsistem yang digambarkan, untuk menjaga agar figur menjadi rapi.)
Bendahara menyediakan informasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi, seperti
penerbitan atau penyelesaian instrumen utang dan ekuitas dan pembelian serta
penjualan sekuritas investasi.
Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran.
Kontrolir menyediakan jurnal penyesuaian.
6
Figur 16-2
Figur 16-2 menunjukkan aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan dalam sistem buku
besar dan pelaporan. Tiga aktivitas pertama menunjukkan langkah-langkah dasar dalam
siklus akuntansi, yang berpuncak pada aktivitas yang menghasilkan serangkaian laporan
keuangan tradisional. Aktivitas keempat mengindikasikan bahwa, sebagai tambahan dalam
laporan keuangan bagi para pengguna ekesternal, sistem akuntansi suatu organisasi
menghasilkan berbagai laporan bagi manajemen internal.
Kita mulai dengan menguraikan desain khas sistem buku besar dan pelaporan. Selain
itu, kita juga akan membahas mengenai pengendalian dasar yang diperlukan untuk
memastikan bahwa buku besar dan pelaporan tersebut menyajikan informasi yang andal
bagi manajemen dan berbagai pemegang kepentingan eksternal. Kita kemudian akan
membahas secara detail setiap aktivitas sistem buku besar dan pelaporan yang
digambarkan dalam Figur 16-2. Untuk masing-masing aktivitas, akan dijelaskan informasi
yang diperlukan dalam menjalankan dan mengelola aktivitas tersebut dikumpulkan,
diproses, dan disimpan. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai pengendalian yang
diperlukan untuk memastikan keterandalan informasi tersebut serta pengamanan sumber
daya organisasi.Selain itu, kita membahas dampak dari perubahan peraturan dan teknologi,
seperti peralihan yang diajukan dari GAAP ke IFRS dan perintah SEC untuk
menggunakan XBRI dalam pengarsipan elektronik, pada desain dan operasi sistem buku
7
besar dan laporan. Kita juga akan menguraikan bagaimana alat-alat seperti akuntansi
pertanggungiawaban, balanced scorecard, dan grafik yang didesain dengan baik dapat
meningkatkan kualitas informasi yang disediakan kepada para manajer.
Figur 16-3
PROSES
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya
berbagai kebutuhan informasi,baik pengguna internal maupun eksternal.Para manajer
membutuhkan informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area
tanggung jawab tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan
periodik dan pembaruan tepat waktu untuk membantu mereka dalam menilai kinerja
organisasi.Berbagai badan pemerintah juga meminta persyaratan informasi yang spesifik.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan ini, sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya
menghasilkan laporan periodik, tetapi juga mendukung pertanyaan secara online.
8
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Figur 16-3 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas siklus buku besar dan pelaporan
bergantung pada database terintegrasi. Oleh karena itu, ancaman umum pertama yang
terdapat pada Tabel 16-1 adalah data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid. Data
buku besar yang tidak akurat dapat menghasilkan laporan yang menyesatkan yang
menyebabkan para manajer membuat keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam
laporan keuangan yang disediakan untuk para kreditur, investor, dan badan pemerintah
dapat menyebabkan para pemegang kepentingan tersebut melakukan pengambilan
keputusan yang salah. Lagi pula, kesalahan dalam pernyataan dan laporan keuangan yang
disediakan kepada pemegang kepentingan eksternal juga dapat menimbulkan denda dan
reaksi negatif dari pasar modal.
Satu cara untuk menanggulangi ancaman atas data buku besar yang tidak tepatatau tidk
valid adalah menggunakan berbagai pengendalian integritas pemrosesan yang dibahas di
Bab 10 untuk meminimalkan risiko kesalahan input data ketika bendahara dan kontrolir
membuat entri jurnal langsung (pengendalian 1.1). Penting pula untuk mempersempit
akses terhadap buku besar dan membuat konfigurasi sistem,sehingga hanya para pegawai
yang diotorisasi saja yang dapat membuat perubahan terhadap data induk (pengendalian
1.2). Jadi, autentikasi multifaktor harus digunakan untuk mempersempit akses terhadap
buku besar. Lagi pula, pengendalian otorisasi (sebuah matriks pengendalian akses dan uji
kompatibilitas) seharusnya juga digunakan untuk membatasi fungsi yang mungkin
dijalankan setiap pengguna sah. Sebagai contoh, sebagian besar manajer sebaiknya hanya
diberi akses read-only terhadap buku besar, seperti yang digambarkan pada Figur 16-3.
Jika tidak, seorang manajer yang tidak bermoral dapat melakukan pencurian aset atau
kinerja buruk dengan mengubah informasi dalam buku besar. Meski demikian, seperti
yang dijelaskan dalam Fokus 16-1, penting pula untuk membatasi dengan cermat akses
istimewa read-only pada bagian sistem tertentu.Lagi pula, matriks pengendalian akses
harusnya juga didesain untuk membatasi fungsi yang dapat dijalankan pada berbagai
terminal. Jurnal penyesuaian, sebagai contoh, seharusnya hanya disediakan dari terminal
dalam kantor kontrolir. Meskipun demikian, karena pengendalian preventif tersebut tidak
pernah bisa 100% efektif, Tabel 16-1 juga menunjukkan bahwa nilai penting dari sebuah
pengawasan pengendalian adalah untuk menghasilkan sebuah laporan mengenai seluruh
perubahan terhadap buku besar secara teratur dan meninjaunya untuk memverifikasi
bahwa database masih cukup akurat (pengendalian 1.3).
9
Ancaman umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah pengungkapan
informasi keuangan yang tidak diotorisasi. Khususnya, perusahaan tidak perlu terburu-
buru menerbitkan laporan keuangan; penerbitan laporan keuangan secara prematur
cenderung menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya tuntutan hukum
dari pemegang kepentingan. Prosedur pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko
pengungkapan laporan keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan menerapkan
autentikasi multifaktor dan pengendalian keamanan fisik guna mempersempit akses
terhadap buku besar (pengendalian 2.1), diberikan hanya bagi pegawai yang memerlukan
akses tersebut untuk melakukan pekerjaannya Melakukan enkripsi database (pengendalian
2.2) memberikan proteksi tambahan karena menyediakan informasi yang tidak dapat
dimengerti oleh mereka yang berhasil mendapulbal akses database yang tidak diotorisasi,
Enkripsi juga mencegah para pegawai Tl, yang lid Internet ke kantor perusahaan lain,
analis, atau badan pemerintah.
Ancaman umum ketiga dalam siklus buku besar umum dan pelaporan berkaitan dengan
hilangnya atau penghancuran data induk. Cara terbaik untuk menanggulangi risiko atas
ancaman ini adalah menggunakan backup dan prosedur pemulihan bencana (pengendalian
3.1) yang didiskusikan di Bab 10.
10
FOKUS 16-1 PENTINGNYA MEMBATASI AKSES READ-ONLY
Meskipun sebagian besar organisasi secara cermat membatasi kemampuan pegawainya
dalam membuat, menghapus, memperbarui atau memodifikasi data, perusahaan sering kali
kurang memberi perhatian dalam membatasi bagian sistem yang dapat dibaca oleh
pegawainya. Sebagai contoh, sebagian besar pegawai mungkin tidak memiliki akses
membaca bagian sistem yang berisi data sensitif, seperti penggajian dan inisiatif strategis,
tetapi di sisi lain mungkin memiliki kemampuan tak terbatas secara virtual untuk melihat-
lihat sistem tersebut. Meskidemikian, artikel terbaru dalam/SACA Journal membahas
bahaya akibat kurang ketatnya pembatasan keistimewaan read-only dalam sistem ERP
seperti SAP. Satu contoh dalam artikel tersebut menunjukkan seorang pegawai yang dapat
menggunakan kode transaksi SAP SE16 untuk mendapatkan akses terhadap file hash kata
sandi dan mengunduhnya pada Excel. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam Bab 8,
seseorang yang memiliki akses terhadap hash kata sandi dapat menggunakan kamus yang
dikumpulkan sebelumnya (disebut "rainbow tables") untuk menemukan kata sandi
plaintext terkait dengan sebuah hash. Sehingga, kegagalan membatasi akses read-only
terhadap file hash kata sandi menimbulkan kemungkinan bagi seorang pegawai dengan
niat tidak baik untuk “memecahkan” kata sandi pegawai lain dan kemudian menggunakan
tanda bukti curian tersebut untuk menyamar dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak
11
diotorisasi. Cara terbaik untuk mencegah ancaman ini adalah dengan membatasi secara
khusus hak read-only setiap pegawai, yaitu hanya untuk bagian sistem yang diperlukan
pegawai dalam menjalankan tugas yang diberikan.
PROSES
Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari dua
sumber berikut ini.
1. Subsistem akuntansi. Setiap subsistem akuntansi yang dijelaskan pada Bab 12 sampai
15 membuat sebuah entri jurnal untuk memperbarui buku besar. Dalam teori, buku
besar dapat diperbarui untuk setiap transaksi yang terjadi. Meski demikian, dalam
praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya memperbarui buku besar dengan
cara meringkas entri jurnal yang menunjukkan hasil dari seluruh transaksi yang terjadi
selama periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulan). Sebagai contoh, subsistem
siklus pendapatan akan menghasilkan sebuah ikhtisar entri jurnal yang mendebit
piutang dan kas serta mengkredit penjualan untuk seluruh penjualan yang terjadi selama
periode pembaruan. Tidak jauh berbeda, siklus pengeluaran akan menimbulkan ikhtisar
entri jurnal yang mencatat pembelian perlengkapan dan persediaan serta mencatat
pengeluaran kas sebagai pembayaran untuk pembelian tersebut.
2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk
memperbarui buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan
utang, pembelian dan penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.
Figur 16-3 menunjukkan bahwa entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk
memperbarui buku besar disimpan dalam file voucher jurnal (journal voucher file). File
voucher jurnal tersebut berisi informasi yang akan ditemukan dalam jurnal umum dalam
sebuah sistem akuntansi manual: tanggal entri jurnal, kun-akun yang didebit dan dikredit,
dan jumlahnya. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal
tersebut merupakan hasil tambahan dari proses posting, bukan input ke proses posting.
Seperti yang akan dijelaskan kemudian, file voucher jurnal merupakan bagian penting dari
jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat
dengan akurat dan lengkap.
JEJAK AUDIT
Jejak audit (audit trail) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus
sebuah transaksi yang mengalir melalui sistem informasi untuk memengaruhi saldo akun
buku besar. Ini adalah sebuah pengendalian detektif penting yang memberikan bukti
mengenai penyebab perubahan dalam saldo akun buku besar.
Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan untuk
menjalankan tugas-tugas berikut:
1. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik)
sampai entri jurnal yang diperbarui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan
atau dokumen lain yang menggunakan data tersebut. Hal tersebut menyediakan sebuah
sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat.
2. Menelusuri ke belakang berbagai hal yang muncul dalam sebuah laporan menggunakan
buku besar ke dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik). Hal ini memberi sarana
untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat diotorisasi dan dicatat
dengan benar.
Dalam sistem akuntansi turun-temurun, file voucher jurnal adalah sebuah bagian
penting dari jejak audit, menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang
dibuat umuk memperbarui buku besar. Kemampuan yang sama disediakan oleh fitur aliran
kerja bisnis dalam sistem ERP, yang mempermudah dalam menelusuri setiap langkah
yang digunakan dalam memproses sebuah transaksi. Kegunaan dari jejak audit bergantung
pada integritasnya. Oleh karena itu, penting untuk membuat backup dari seluruh
komponen jejak audit secara periodik dan mengendalikan akses terhadap backup tersebut
guna memastikan bahwa backup itu tidak dapat diubah. Akses terhadap jejak audit
biasanya dibatasi untuk para manajer. Selain itu, sistem ERP menyediakan alat-alat
15
melekat untuk memastikan integritas dari jejak audit. SAP, sebagai contoh, menciptakan
catatan yang dinomori sebelumnya (disebut dokumen) untuk setiap tindakan yang
dikerjakan. Dokumen ini tidak dapat dihapus; tetapi memungkinkan fitur-fitur melekat ini
memastikan bahwa SAP menciptakan dan memelihara sebuah jejak audit yang aman.
PROSES
Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah neraca saldo awal
disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar sebagai berikut.
1. Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan
transaksi-transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan.
Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah
yang belum dibayar.
2. Penangguhan adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang
menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan.
Contohnya meliputi pengakuan pendapatan diterima di muka sebagai kewajiban dan
mencatat pembayaran tertentu (misalnya, sewa, bunga, dan asuransi) sebagai aset yang
dibayar di muka.
3. Estimasi adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama
sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak
tertagih.
4. Revaluasi adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai aktual dan
nilai tercatat dari suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya
meliputi perubahan dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan,
mengurangi nilai persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan
penyesuaian persediaan yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan
penghitungan fisik persediaan.
5. Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang
ditemukan dalam buku besar.
16
Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-3, informasi mengenai jurnal penyesuaian ini
juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di-posting,
kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai
imput terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan,
persiapan penyusunan laporan keuangan.
17
PROSES
Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan,
baik secara bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun
pendapatan dan biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau
rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar kinerja perusahaan
untuk satu periode waktu tertentu (biasanya dalam periode bulanan atau tahunan). Laporan
perubahan posisi keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
perusahaan pada satu waktu tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai
cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga
berpengaruh terhadap saldo kasnya. Kita sekarang akan membahas dua perkembangan
regulasi dan teknologi terbaru yang penting yang cenderung memengaruhi proses
persiapan laporan keuangan secara signifikan: perubahan selanjutnya yang diajukan dari
U.S. GAAP ke IFRS dan mewajibkan untuk menggunakan XBRL ketika mengirimkan
laporan ke SEC.
19
berbagai format ke para pengguna, yang dapat secara langsung menganalisisnya. Jadi,
XBRL menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data.
Tanpa XBRL, dokumen elektronik, terlepas dari formatnya (teks, HTML,PDF,dsb.)
secara esensial hanya versi digital dari laporan kertas. Manusia dapat membaca data
tersebut, tetapi komputer tidak dapat secara otomatis memprosesnya sampai penerima
secara manual memasukkannya ke dalam format yang sesuai. XBRL mengubahnya
dengan membuat sandi informasi mengenai komponen data yang bermakna, sehingga
program komputer lain dapat memahami apa yang perlu dilakukan dengan data tersebut.
Sebagai gambaran, Figur 16-5 menunjukkan XBRL yang dapat menerangkan sebuah
angka dalam spreadsheet untuk mengindikasikan bahwa ia menunjukkan penjualan bagi
satu periode waktu tertentu, berdasarkan U.S. GAAP dan dalam dolar Amerika
Serikat.(Bagian atas Figur 16-5 menunjukkan spreadsheet yang dapat dilihat oleh sebagian
besar pengguna; kode XBRL di bagian bawah diharapkan menggunakan perangkat lunak,
meskipun dapat ditayangkan oleh pemrogram, auditor, atau siapa pun yang perlu atau
ingin melihatnya.)
20
Figur 16-4
Kurung sudut digunakan untuk mengidentifikasi tanda. Dua tanda digunakan untuk tiap
elemen. Tanda pertama menyajikan nama elemen di dalam sepasang kurung sudut; tanda
kedua juga menggunakan sepasang kurung sudut, tetapi mendahului nama elemen dengan
sebuah garis miring. Informasi tambahan diperlukan untuk menginterpretasikan nilai
tersebut secara benar, seperti unit moneter yang digunakan untuk mengukur penjualan
bersih dan periode waktu saat penjualan tersebut terjadi. Informasi konteks tersebut juga
disajikan dalam dokumen contoh di antara tanda. Panel B di Figur 16-5 menyediakan
sebuah contoh mendetail bagi elemen “Penjualan Bersih”.
21
Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian
data. Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai
elemen dan hubungan di antaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema (scheme), yang
merupakan sebuah file yang berisi definisi setiap elemen yang terdapat dalam sebuah
dokumen contoh. Berikut ini adalah beberapa atribut dasar yang digunakan untuk
menjelaskan setiap elemen.
Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik.
Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan
benar.
Figur 16-5
22
Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb.)
Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit.)
Jenis periode elemen (satu waktu tertentu,disebut instan, atau satu periode waktu
tertentu, disebut durasi.)
Informasi atribut disertakan dalam tanda. Dengan demikian, untuk melanjutkan contoh
yang ada, skema akan berisi suatu definisi dari elemen Penjualan Bersih berikut:
<element name=“PenjualanBersih" description="Penjualan bersih atas retur
dan potongan" type=monetaryItemType balance= “kredit" periode Type=
“durasi"</elemens
Taksonomi tersebut juga menyertakan serangkaian file yang disebut linkbases, yang
menjelaskan hubungan antar-elemen dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbases
penting menyertakan hal-hal sebagai berikut.
Linkbases Reference mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan (misalnya,
U.S.-GAAP, IFRS) bagi elemen itu.
Linkbases Calculation dikhususkan untuk menjelaskan cara mengombinasikan elemen-
elemen tersebut (misalnya, bahwa “Aset Lancar” sama dengan jumlah Kas, Piutang
Usaha, dan Persediaan).
Linkbases Definition menunjukkan hubungan hierarkis antar-elemen (misalnya, bahwa
“Aset Lancar” adalah bagian dari “Aset”).
Linkbases Presentation menjelaskan cara mengelompokkan elemen (misalnya, Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas).
Linkbases Label mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human-readable
dengan elemen.
Figur 16-6
23
Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-6, informasi dalam sebuah taksonomi XBRL
digunakan untuk menandai data dan membuat sebuah dokumen contoh.Taksonomi yang
sama biasanya digunakan untuk membuat satu set dokumen contoh terpisah, satu untuk
tiap tahun pelaporan, Meskipun demikian, dokumen contoh hanya berisi nilai data
tersebut. Dokumen lain, disebut sebagai style sheet, menyediakan instruksi mengenai cara
menampilkan (memberikan) konten secara sesuai dari sebuah dokumen contoh, baik
dalam layar komputer alau dalam sebuah laporan tercetak.
Manfaat dari XBRL tidak terbatas pada penggunaannya untuk pelaporan eksternal.
Pelaporan internal juga akan digunakan karena data dapat diekspor dari sistem ERP dasar
dalam sebuah format dengan para manajer yang dapat mengimpor secara langsung ke
dalam berbagai aplikasi, menghemat waktu dan mengurangi tingkat kesalahan yang timbul
akibat harus memasukkan ulang data secara manual.
PERAN AKUNTAN
Para akuntan dapat, dan harusnya, memainkan peran besar dalam semua tahap
pembuatan laporan XBRL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Untuk
memastikan keterbandingan di laporan XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang
berbeda, taksonomi standar telah dikembangkan bagi banyak negara dan industri yang
berbeda. Para akuntan menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi
tersebut ditambah prinsip-prinsip akuntansi umum untuk memilih taksonomi standar yang
paling menyesuaikan organisasi tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data
dalam sistem akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen yang berkaitan dalam
taksonomi.
Meski demikian, taksonomi standar tidak dapat menutupi setiap situasi yang mungkin.
Terkadang, sebuah organisasi perlu mencatat informasi keuangan dalam cara atau tingkat
detail yang berbeda guna menunjukkan cara uniknya dalam berbisnis. Dalam kasus
tersebut, para akuntan dapat membuat tanda baru untuk menyajikan informasi mengenai
aktivitas bisnis organisasi tersebut dengan lebih akurat. Tanda-tanda baru inilah yang
disebut sebagai taksonomi perpanjangan (extension taxonomy). Kemampuan untuk
memodifikasi XBRL ini yang menyebabkan hal itu disebut sebagai sebuah bahasa yang
dapat dipanjangkan.
Para akuntan cenderung menggunakan perangkat lunak untuk melakukan taksonomi
tersebut (dan segala perpanjangan) untuk menandai data organisasi mereka, membuat
dokumen contoh, dan kemudian memvalidasi dokumen contoh tersebut sebelum
24
dikirimkan. Para akuntan juga akan berpartisipasi secara khusus dalam pembuatan style
shet untuk memastikan bahwa informasi tersebut ditampilkan dengan layak.
Tidak hanya para akuntan yang menggunakan XBRL; seperti yang dijelaskan dalam
Fokus 16-2, profesi akuntansi memainkan sebuah peran besar dalam pembuatannya.
XBRL adalah sebuah pekerjaan dalam proses. Anda harus memberi tanda dan secara
teratur mengunjungi, baik situs xbrl.org maupun sec.gov untuk tetap mengikuti kelanjutan
perkembangan alat pelaporan yang penting ini.
PROSES
Sistem ERP, salah satunya seperti yang digambarkan pada Figur 16-3, dapat membuat
sejumlah anggaran untuk membantu para manajer merencanakan dan mengevaluasi
kinerja. Sebuah anggaran aktivitas operasi menggambarkan pendapatan dan pengeluaran
yang direncanakan oleh tiap-tiap unit organisasi. Sebuah anggaran pengeluaran modal
menunjukkan arus masuk dan keluar kas yang direncanakan untuk setiap proyek model.
Anggaran arus kas membandingkan arus masuk kas dari operasi dengan pengeluaran yang
direncanakan dan digunakan untuk menentukan kebutuhan peminjaman.
Sebagai tambahan pada anggaran, kemampuan pemrosesan pertanyaan sistem ERP
memungkinkan para manajer untuk membuat sejumlah laporan kinerja yang hampir tak
terbatas dengan mudah. Sebagai contoh, penjualan dapat dibedakan berdasarkan produk,
pramuniaga, dan pelanggan. Menampilkan data dalam grafik dapat membantu para
manajer mengidentifikasi trend dan hubungan penting dengan cepat, begitu pula area yang
memerlukan analisis lebih detail. Para akuntan harus memahami cara menggunakan
kemampuan pelaporan fleksibel dan grafik atas sistem ERP, sehingga mereka dapat
menambahkan nilai dengan menyarankan cara-cara alternatif untuk mengatur dan
menganalisis data mengenai proses bisnis.
27
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Laporan dan grafik yang didesain dengan buruk (ancaman 10 dalam Tabel 16-1) dapat
menyebabkan manajemen membuat keputusan yang bias atau keliru. Subbagian berikut
membahas tiga pengendalian yang penting untuk menanggulangi ancaman tersebut,yaitu
penggunaan akuntansi pertanggungjawaban dan anggaran fleksibel untuk mendesain
laporan kinerja (pengendalian 10.1), balanced scorecard (pengendalian 10.2), dan
memahami prinsip-prinsip desain grafik yang layak (pengendalian 10.3).
BALANCED SCORECARD
Seperti yang diilustrasikan dalam kasus pembuka bab, satu masalah dengan laporan
yang dihasilkan oleh banyak sistem akuntansi adalah bahwa laporan tersebut terlalu fokus
hanya pada satu dimensi kinerja secara sempit: yang direfleksikan dalam laporan
keuangan. Balanced scorecard berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Balanced
scorecard adalah sebuah laporan yang menyediakan perspektif multidimensi atas kinerja
organisasi. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 16-2, balanced scorecard berisi ukuran-
ukuran yang menunjukkan empat perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi
internal, serta inovasi dan pembelajaran. Bagian keuangan berisi indikator yang
ketinggalan atas kinerja di waktu yang lalu, sementara ketiga bagian lainnya menyediakan
indikator yang mengarah pada kinerja di waktu yang akan datang. Untuk tiap dimensi,
balanced scorecard tersebut menunjukkan tujuan dan ukuran spesifik organisasi yang
merefleksikan kinerja dalam mencapai tujuan tersebut. Keempat dimensi balanced
scorecard secara bersama-sama menyediakan sebuah ikhtisar kinerja keorganisasian yang
jauh lebih komprehensif daripada yang hanya disediakan oleh ukuran keuangan. Mari kita
memeriksa Tabel 16-2 untuk melihat keempat bagian balanced scorecard yang
29
merefleksikan aspek-aspek penting dari strategi sebuah organisasi dan hubungan kausal
penting di antara berbagai ukuran.
Manajemen puncak AOE, seperti pada sebagian besar perusahaan, setuju dengan tigp
ujuan keuangan penting, yaitu peningkatan arus pendapatan melalui penjualan produk
baru,peningkatan profitabilitas yang direfleksikan dfalam tingkat pengembalian ekuilasn
dan menjaga arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban. seperti yang ditunjukun di
Tabel 16-2, ukuran dan target khusus disusun untuk melacak pencapaian tujuan-tujuan
tersebut. Kedua pilihan, baik metrik kunci maupun pengaturan nilai target adalah
keputusan manajemen yang penting. Banyak organisasi membuat kesalahan dari
pengaturan target yang merefleksikan nilai tolok ukur industri. Masalah pada pendekatan
tersebut adalah bahwa aspirasi dan kinerja organisasi dibatasi oleh kinerja kompetitor.
Meskipun tolok ukur industri mungkin menyediakan sebuah titik referensi penting,
manajemen harus mengatur target yang dibawa ke dalam pertimbangan kekuatan dan
kelemahan organisasi tersebut.
Figur 16-7
30
Bagi setiap organisasi, pelanggan adalah kunci tercapainya tujuan keuangan. Oleh
karena itu, perspektif pelanggan berdasarkan balanced scorecand AOE berisi dua tujuan
utama, yaitu meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjadi pemasok yang dicari oleh
para pelanggan penting. Oleh karena itu,pencapaian tujuan-tujuan terkail pelanggan harus
dilakukan dengan proses internal perusahaan yang elisien dan elektif. Akibatnya, bagian
perspektif operasi internal dari balanced scorecard milik AOE berfokus pada aktivitas
yang cenderung paling dapat memengaruhi persepsi pelanggan secara langsung, yaitu
kualitasjasa, kecepatan pengiriman, dan efisiensi proses. Pada akhirnya, manajemen
puncak AOE mengakui pentingnya mengembangkan produk baru dan melatih tenaga
kerjanya untuk terus-menerus meningkatkan jasa dan hasil. Oleh karena itu, ukuran untuk
dua hal tersebut disertakan dalam perspektifinovasi dan pembelajaran dalam balanced
scorecard milik AOE.
Perhatikan bahwa pembahasan sebelumnya menyiratkan sejumlah hipotesis mengenai
hubungan sebab-dan-akibat. Sebagai contoh, peningkatan pelatihan pegawai diharapkan
dapat meningkatkan kualitas jasa, seperti yang ditunjukkan dalam persentase pengisian
pesanan pelanggan dengan benar. Dengan demikian, peningkatan kualitas jasa diharapkan
dapat menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan dan lebih banyak pembelian oleh
para pelanggan penting. Pada akhirnya, peningkatan kepuasan pelanggan diharapkan dapat
menghasilkan peningkatan profitabilitas dan arus kas. Dengan demikian, ukuran dalam
perspektif inovasi dan pembelajaran, operasi internal, dan pelanggan dari balanced
scorecard dapat dipikirkan sebagai indikator-indikator yang mengarah pada ukuran-ukuran
keuangan dalam strategi organisasi. Menganalisis trend dalam ukuran sesungguhnya
memungkinkan manajemen AOE untuk menguji validitas hipotesis tersebut. Jika
peningkatan dalam satu perspektif tidak menghasilkan peningkatan harapan untuk area
lain dalam periode waktu berikutnya, manajemen puncak harus melakukan revaluasi dan
mungkin merevisi hipotesis terkait determinan keberhasilan organisasi. Memang,
kemampuan untuk menguji dan memperbaiki strategi adalah salah satu manfaat utama
yang tersedia dalam balanced scorecard.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sebuah
balanced scorecard. Peran manajemen puncak, yaitu untuk menspesifikasikan tujuan yang
dikejar dalam tiap dimensi. Para akuntan dan profesional sistem informasi kemudian dapat
membantu manajemen memilih ukuran yang paling layak guna melacak pencapaian
tujuan-tujuan tersebut. Selain itu, mereka dapat menyediakan input terkait kemungkinan
31
pengumpulan data yang akan diperlukan untuk mengimplementasikan berbagai ukuran
yang diajukan.
Meskipun awalnya balanced scorecard dikembangkan sebagai alat manajemen strategis,
balanced scorecard juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengelola risiko
perusahaan secara lebih baik, yaitu dengan menggabungkan tujuan dan ukuran berbasis
risiko yang sesuai dalam berbagai dimensi. Sebagai contoh, sebuah organisasi mungkin
ingin meningkatkan kesadaran keamanan informasi di antara para pegawainya. Salah satu
cara untuk mendorong adanya perhatian terhadap sasaran tersebut adalah dengan
mencantumkan peningkatam kesadaran keamanan secara eksplisit sebagai salah satu
tujuan dalam bagian Inovasi dan Pembelajaran pada kartu skor tersebut dan kemudian
mengukur pengetahuan pegawai mengenai praktik terbaik dalam hal keamanan. Sama
halnya, mencantumkan penurunan penyusutan persediaan sebagai salah satu tujuan Proses
Operasi Internal dan mengukurnya dapat memfokuskan perhatian pada penurunan risiko
pencurian pegawai. Ancaman-ancaman eksternal, seperti hilangnya pangsa pasar, dapat
diatasi dengan menyertakan pengendalian yang sesuai (misalnya, penjualan ke pelanggan
berulang,jumlah pelanggan baru) dalam bagian Pelanggan dan Keuangan atas balanced
scorecard. Dengan demikian, balanced scorecard dapat digunakan sebagai alat untuk
mengawasi dan mengevaluasi pengendalian dan program manajemen risiko sebuah
organisasi.
Tabel 16-2
32
PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIK YANG TEPAT
Grafik yang didesain dengan baik mempermudah proses identifikasi serta pemahaman
trend dan hubungan. Sementara, grafik yang didesain dengan buruk dapat mengganggu
pembuatan keputusan dengan perhatian yang menyesatkan, menyembunyikan perubahan-
perubahan penting dalam data, atau menyebabkan kesan awal yang keliru.
Meskipun ada berbagai jenis grafik, diagram batang adalah jenis yang paling umum
digunakan untuk menampilkan trend data keuangan. Oleh karena itu, pembahasan ini akan
berfokus pada beberapa prinsip dasar yang memungkinkan diagram batang mudah dibaca.
Figur 16-8 mengilustrasikan prinsip-prinsip desain grafik yang baik.
Figur 16-8
33
Untuk melihat pentingnya peran ini, bandingkan Figur 16-8, yang mengikuti prinsip ini,
dengan Figur 16-9, yang tidak mengikuti prinsip. Pengecualian: Memulai sumbu
vertikal pada angka selain nol mungkin digunakan jika ada kebutuhan untuk mengawasi
data dengan tingkat fluktuasi yang kecil. Sebagai contoh, seorang pialang mungkin
perlu untuk mengidentifikasi perubahan kecil pada harga saham dengan relatif cepat.
Figur 16-9
2. Grafik yang menggambarkan data time-series, atur sumbu x dari kiri ke kanan secarg
berurutan. Prinsip ini diilustrasikan dalam Figur 16-8. Selain itu, penampil mungkin
membentuk sebuah kesan awal yang keliru atas sifat perubahan dalam data. Sebagai
contoh, kesan visual awal yang diciptakan pada Figur 16-10 adalah trend yang
menurun.
Aturan untuk desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup sederhana, tetapi mudah
terjadi kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut terjadi akibat program perangkat lunak
yang digunakan untuk membuat grafik secara otomatis. Sebagai contoh, banyak
spreadsheet keuangan menampilkan data dalam urutan kronologis terbalik, dengan data
tahun terbaru pada kolom paling kanan dalam label penjelasan. Dalam kasus ini, memilih
data dan menggunakan fungi bagan tertanam spreadsheet secara otomatis menghasilkan
sebuah grafik yang sumbu x-nya dalam urutan kronologis terbalik. Sementara itu, di saat
yang lain, kesalahan terjadi karena pilihan yang sengaja dilakukan oleh desainer grafik.
Terlepas dari alasannya, melanggar prinsip-prinsip desain grafik yang tepat dapat
menghasilkan grafik yang menyesatkan bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu,
penting bagi para akuntan dan profesional sistem informasi untuk memahami prinsip-
prinsip membuat desain grafilk yang tepat sehingga dapat menghindari ketidaksengajaan
pembuatan grafik yang menyesatkan, mengidentifikasi, serta mengoreksi grafik yang
mereka temui.
34
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bab ini menyimpulkan penjelasan mengenai berbagai siklus dalam sebuah sistem
akuntansi yang terintegrasi. Bab ini dan empat bab sebelumnya menjelaskan mengenai
cara sebuah sistem akuntansi harusnya didesain, yaitu (1) memproses transaksi
berdasarkan tujuan akuntabilitas, (2) menjaga pengendalian yang cukup untuk memastikan
integritas data organisasi dan pengamanan asetnya, dan (3) menyediakan informasi guna
mendukung pembuatan keputusan. Satu tema lain yang muncul dalam buku ini adalah
kebutuhan para akuntan untuk bergerak melebihi peran tradisional penjaga skor dan secara
aktif berusaha menambah nilai organisasi mereka. Para akuntan harus berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai adopsi teknologi baru dan mengimplementasikan sistem
informasi baru karena mereka telah mendapatkan pelatihan untuk mengevaluasi biaya dan
manfaat relatif dengan tepat, begitu pula risiko ekonomis, yang mendasari investasi
tersebut. Meski demikian, untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bidang
teknologi secara efektif, para akuntan diharuskan untuk tidak hanya mengikuti
perkembangan akuntansi terbaru, tetapi juga tetap mengikuti informasi mengenai
penguasaan dalam TI. Oleh karena itu, sebagai seorang akuntan, Anda harus membuat
sebuah komitmen untuk melakukan pembelajaran seumur hidup. Kami berharap Anda
dapat berusaha dengan keras.
B. SARAN
Diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat mengetahui aktivitas sistem buku besar dan pelaporannya serta ancaman dan cara
pengendaliannya. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan perbaikan makalah
kami ini, dengan senang hati dan terbuka dari penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca. Akhir kata penyusun makalah mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya dan untuk diterapkan dalam kehidupan sehar-hari.
35
DAFTAR PUSTAKA
36