Anda di halaman 1dari 19

SIKLUS BUKU BESAR DAN SISTEM PELAPORAN

Oleh :
ERNI AMALIA AFANDI (1501020762)
QOSIM (1501020773/1501030008)
MOHAMMAD ILHAMSYAH (1601020805P)

PENDAHULUAN
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Sistem buku besar dan pelaporan
terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pemutakhiran rekening-
rekening di buku besar dan pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi
perusahaan. Siklus buku besar dan pelaporan ini berinteraksi dengan siklus lain dan
berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. Siklus dalam buku
besar menerima berbagai informasi dari berbagai sumber, antara lain informasi mengenai
transaksi reguler (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem produksi, akuntansi biaya, dan
sistem persediaan), bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi, Departemen
anggaran, dan kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian). Tujuan dari
sistem buku besar dan pelaporan ini antara lain untuk mencatat transaksi akuntansi dengan
tepat dan akurat, memindahbukukan pada posisi yang tepat, menjaga keseimbangan jumlah
dalam sisi debit dan kredit, mengakomodasi kebutuhan pembuatan jurnal penyesuaian dan
menyediakan laporan keuangan yang tepat. Dalam Siklus buku besar dan sistem pelaporan
ini juga dapat ditemukan ancaman dari berbagai pihak dan akan ditetengahkan bagaimana
pengendaliannya. Kegiatan dasar dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
memperbaharui buku besar, posting jurnal penyesuaian, menyiapkan laporan keuangan dan
menghasilkan laporan manajerial.

PEMBAHASAN
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Kegiatan dasar dalam sistem
buku besar dan pelaporan adalah memperbaharui buku besar, posting jurnal penyesuaian,
menyiapkan laporan keuangan dan menghasilkan laporan manajerial.
Secara garis besar aktivitas-aktivitas yang tergabung dalam siklus buku besar
dan pelaporan terdiri atas 4 aktivitas yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Kegiatan pemutakhiran rekening buku besar merupakan posting yang berasal


dari 2 sumber yaitu siklus transaksi (siklus pendapatan, siklus pengeluaran, sistem
akuntansi biaya, dan sistem penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepala bagian keuangan,
untuk transaksi non-rutin, seperti pengeluaran dan penarikan obligasi, dan pengeluaran
atau penarikan saham.
Jurnal yang digunakan untuk memutakhirkan catatan buku besar dapat
didokumentasikan dalam sebuah dokumen yang disebut jurnal voucher. Dengan demikian,
dokumen ini berisi informasi yang akan ditemukan dalam buku jurnal dalam sistem
manual. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari proses posting, dan bukan
merupakan input. Namun demikian untuk penelusuran audit, dokumen ini merupakan
dokumen yang cukup penting.
a. Memperbaharui Buku Besar
Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang
berkaitan dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan
pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan. Gambar berikut
menunjukan peran penting siklus ini dalam sebuah perusahaan.
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa siklus ini berinteraksi dengan siklus yang lain
dan berbagai pihak, baik eksternal maupun untuk internal. Siklus ini menerima
informasi dari berbagai sumber antara lain :
1. Informasi tentang transaksi regular (siklus pendapatan, siklus pengeluaran, sistem
produksi, akuntansi biaya, dan sistem penggajian).
2. Informasi tentang kegiatan investasi dan pendanaan, seperti pengeluaran atau
penarikan obligasi, dan pengeluaran atau penarikan saham, dari kepala bagian
keuangan.
3. Angka-angka anggaran yang dihasilkan oleh bagian anggaran.
4. Penyesuaian yang dihasilkan oleh bagian akuntansi.
Seluruh informasi yang diterima digunakan untuk menghasilkan berbagai
laporan, baik pada pengguna intern maupun pengguna ekstern. Untuk menghasilkan
laporan periodik, dalam pelaporan juga dirancang untuk memberikan kemudahan bagi
personil organisasi untuk memperoleh informasi dengan fasilitas inquiry. Misalnya
seorang kepala Departemen menginginkan laporan intern yang berisi perbandingan
antara anggaran dan realisasi. Laporan semacam ini harus tersedia saat dibutuhkan, di
samping dibuat secara periodik, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat segera
diidentifikasikan seawal mungkin dan dilakukan tindakan dan reaksi seperlunya.
Contoh lain, kepala bagian keuangan harus selalu memantau arus kas, sehingga
pemyimpangan dari perkiraan dapat diketahui tepat waktu dan memungkinkan
melakukannya penyesuaian terhadap rencana.
Secara rinci, proses dalam memperbaharui buku besar tampak seperti gambar
berikut :

Seperti diketahui sebelumnya bahwa aktivitas pertama dalam sistem buku


besar dan pelaporam adalah memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal
yang berasal dari data sumber, yaitu :

1. Subsistem akuntansi
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku
besar. Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat terjadinya transaksi.
Biasanya subsistem akuntansi memperbaharui buku besar dengan cara meringkas
entri jurnal yang menunjukan hasil dari seluruh transaksi yang terjadi selama
periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulan).
2. Bendahara
Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui
buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang,
pembelian dan penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.

Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar
disimpan dalam file voucher jurnal. File voucher junal ini berisi informasi yang akan
ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem akuntansi manual, yaitu tanggal
entri jurnal, akun-akun yang didebit dan dikreditkan, dan jumlahnya. Namun
demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal tersebut merupakan hasil
tambahan dari proses posting, bukan input ke proses posting. File voucher jurnal
merupakan bagian penting dari jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh
transaksi yang diotorisasi telah dicatat dengan akurat dan lengkap.

Tujuan, Ancaman dan Pengendalian


Tujuan pengendalian pada sistem pelaporan dan buku besar pada dasarnya
sama dengan tujuan pengawasan pada sistem lainnya, yaitu menjamin bahwa:
1. Semua aktivitas pemutakhiran data ke buku besar telah diotorisasi secara tepat;
2. Semua transaksi yang dicatat dalam buku besar adalah valid (benar-benar terjadi);
3. Semua transaksi buku besar yang valid dan diotorisasi telah dicatat;
4. Semua transaksi buku besar telah dicatat secara akuntansi;
5. Data buku besar dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri;
6. Aktivitas sistem buku besar dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Dukungan dan catatan yang dirancang dengan baik memainkan peran yang
penting dalam mencapai enam tujuan diatas. Jika perusahaan menggunakan voucer
jurnal, maka dokumen tersebut harus secara jelas memberikan intruksi tetang cara –
cara melengkapi dokumen tersebut.
Pencatatan data transaksi secara on-line oleh bagian keuangan dan kepala
bagian akuntansi sebagaimana pada flowchart, memudahkan pencatatan kedalam
jurnal secara akurat dan efektif. Dalam kondisi semacam ini, penggunaan elemen
pengawasan aplikasi yang tepat, seperti pengecekan validitas, dan pengecekan field,
akan meningkatkan akurasi entry data. Pemberian spasi baik pada dokumen kertas
maupun dokumen elektronik untuk mencatat/mencantumkan petugas yang mengisi
dan mengkaji formulir memberikan bukti bahwa jurnal telah diotorisasi secara tepat.
Cara lain berupa penggunaan nomor dokumen yang telah tercetak secara urut, akan
memudahkan melalui pengecekan untuk memastikan bahwa semua transaksi telah
dicatat. Prosedur pengawasan untuk siklus buku besar dan laporan dapat dilihat pada
tabel berikut :
Contoh Ancaman, Akibat, dan Prosedur Pengawasan
Pada Siklus Buku Besar dan Pelaporan
Ancaman Akibat Prosedur Pengawasan
Kesalahan dalam meng- Catatan dan laporan tidak  Pengawasan edit input,
update buku besar: lengkap sehingga dan pemrosesan
 Jurnal yang tidak akurat/ menghasilkan informasi  Rekonsiliasi dan laopran
lengkap yang keliru sehingga kontrol
 Posting yang tidak keputusan yang dibuat
akurat/ lengkap menjadi tidak tepat.
Akses ke buku besar Kehilangan data penting/  Pengawasan akses
secara tidak sah rahasia  Jejak audit yang
 Buku besar todak akurat memadai
 Pencurian tidak terdeteksi
Kerugian/kerusakan data Kehilangan data  Prosedur backup
buku besar  Kehilangan aktiva (kas)  Rencana pemulihan
kerusakan

Pada tabel tersebut ditunjukan berbagai ancaman yang dihadapi, lalu


diuraikan akibat yang ditimbulkan jika ancaman tersebut benar-banar terjadi, dan pada
kolom terakhir (paling kanan) diuraikan prosedur-prosedur pengawasan yang dapat
diterapkan untuk menanggulangi ancaman tersebut agar tidak terjadi. Karena sistem
pelaporan dan buku besar hanya mencakup informasi pemrosesan informasi, maka
hanya ada sedikit ancaman yang dihadapinya. Selain itu ancaman serius yang dihadapi
terutama berhubungan dengan korupsi, kehilangan, atau perusakan data. Berikut ini
akan diuraikan masing-masing ancaman, akibat yang ditimbulkan, dan prosedur
pengawasan yang dapat diterapkan.

Ancaman 1: Kesalahan Dalam Pemutakhiran Buku Besar (Errors in Updating the


General Ledger).
Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan
buruknya proses pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam
pelaporan keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan
data dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: (1), (2) laporan pengawasan dan rekonsiliasi,
dan (3) pemeliharaan jejak audit yang memadai.
1) Pengawasan edit input dan pemrosesan
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang
digunakan untuk memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus
SIA lainnya, dan (2) jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian
akuntansi. Jurnal yang pertama merupakan output dari serangkaian tahap
pemrosesan, yang masing-masing merupakan subyek bagi berbagai prosedur
pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin akurasi dan kelengkapan
data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini
mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut
merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian
keuangan adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan
jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa
transaksi tersebut akurat dan lengkap:
a Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar
tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal
b Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam
sebuah jurnal berisi data numeric
c Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total
kredit dalam sebuah jurnal
d Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang
relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi
sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit
e Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor
rekening dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku
besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini
disebut closed-loop verivication
f Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering
terjadi pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki
tanpa mengulang pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal
penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan
input
g Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah
dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat
h Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku
besar, atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke
dalam rekening yang bersangkutan, dan kemudian membandingkannya
dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara perbedaan keduanya,
harus segera dilakukan investigasi.
2) Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi
Penggunaan laporan kontrol dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apakah ada
kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk
rekonsiliasi yang digunakan dalam sistem manual adalah pembuatan neraca saldo,
yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini menunjukkan
adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam sistem berbasis
komputer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening
penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir
periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan
selama proses pemutakhiran buku besar. Sebagai contoh, karyawan A bertanggung
jawab untuk mencatat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan karyawan B
bertanggung jawab mencatat tagihan kepada pelanggan.
Karyawan A akan membuat catatan sebagai berikut:
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Persediaan Barang xxxx
Karyawan B membuat catatan sebagai berikut:
Piutang Dagang xxxx
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Jika kedua transaksi tersaebut telah di-posting-kan ke rekening buku besar,
maka rekening kliring, yaitu Pengiriman Barang Belum Ditagih, harus bersaldo nol.
Jika tidak, maka sebuah kesalahan telah terjadi, dan hal ini perlu diinvestigasi dan
dibetulkan.
Dua bentuk rekonsiliasi lainnya digunakan baik dalam sistem manual maupun
sistem berbasis komputer. Bentuk pertama mencakup pembandingan saldo rekening
kontrol buku besar dengan total saldo rekening buku pembantu yang bersangkutan.
Jika kedua angka tersebut tidak cocok, maka selisih harus diinvestigasi dan dibetulkan.
Bentuk kedua mencakup pengujian seluruh transaksi yang terjadi menjelang akhir
periode untuk memastikan bahwa seluruh transaksi dicatat pada periode akuntansi
yang tepat.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang
terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor
rekening memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh
terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan
ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar jurnal umum menunjukkan rincian
(nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit atau
kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan
apakah total debit dan total kredit yang di-posting-kan ke buku besar sama angkanya.
Jejak Audit. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa menggambarkan jalan yang
dilalui oleh sebuah transaksi dalam sistem akuntansi. Jejak audit ini memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
a. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke
laporan atau dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
b. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau
dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
c. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke saldo
akhir.
Pada halaman berikutnya telah digambarkan elemen jejak audit dalam sebuah
sistem manual, yaitu pada Gambar 2.3. Meskipun bentuk jurnal dan buku besar pada
sistem berbasis komputer. Yang konvensional kelihatannya bebeda namun informasi
dasar yang muncul dalam laporan kontrol yang sama. Sebagai contoh, file transaksi
jurnal umum menunjukan seluruh jurnal yang dibuat untuk memutahirkan buku besar.
File induk pelanggan berisi informasi tentang saldo rekening piutang kepada setiap
individu pelanggan. Saldo pada file ini dapat dijumlahkan dan dibandingkan dengan
saldo rekening kontrol piutang dagang dalam buku besar. Proses yang sama juga dapat
dilakukan untuk membandingkan catatan utang dagang, persediaan barang, dan aktiva
tetap. Dalam sebuah SIA yang modern, tidak diselenggarakan dokumen sumber kertas.
Dengan demikian, tembusan transaksi periodik dan file induk dan penjaminan bahwa
file-file tersebut tidak dapat diubah merupakan hal yang penting.

Ancaman 2 : Akses ke Buku Besar Secara Tidak Sah (Unauthorized Access to the
General Ledger)
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data
yang bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar.
Akses semacam ini juga dapat menciptakan peluang untuk melakukan pencurian
aktifa, oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai
untuk mencegah akses ke buku besar secara tidak sah.
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besar
dan untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan
dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang
bertugas menjaga aktiva atau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran
barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus
diberi wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian
akses harus membatasi fungsi-fungsi yang dapat dilaksanakan pada berbagai terminal
di kantor kepala bagian akuntansi.
Pengendalian terhadap pembuatan catatan foucher jurnal juga penting karena
mereka mengotorisasi perubahan kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian
sistem harus mengecek eksistensi kode otorisasi yang valid pada setiap jurnal. Jika hal
ini tidak dilakukan, integritas buku besar tidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut
membentuk jejak audit. Inspeksi terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap
akses ke buku besar secara tidak sah.

Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar (Loss or Destruction of the
General Ledger)
Buku besar adalah sebuah komponen kunci dalam sebuah sistem informasi
akuntansi sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedur
pembuatan cadangan data (back up) dan prosedur pemulihan untuk memulihkannya
pengawasan back up mencakup :
1. Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap
kerusakan yang tidak sengaja terhadap buku besar
2. Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2
copy cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi
pengolahan data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus
diletakan diloksi diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe
deposite box) untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya
banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga
penting. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI, EFT, dan
internet untuk melaksanakan aktivitas bisnis harian, tidak ada satu pun perusahaan
dapat survive untuk jangka waktu lama, jika komputernya tidak dapat berfungsi
dengan baik. Dengan dimilikinya rencana pemulihan rencana ini, maka sebuah
perusahaan yang mengalami bencana dapat segera melaksanakan aktifitasnya beberapa
hari setelah bencana.

b. Posting Jurnal Penyesuaian


Tahap kedua dari siklus buku besar dan pelaporan adalah pembukan
bermacam-macam bukti transaksi penyesuaian. Data penyesuaian ini berasal dari
kepala bagian keuangan, setelah selesai dibuat neraca saldo. Penyesuaian terdiri atas
lima macam yaitu :
1. Accrual
Merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mecatat transaksi
yang telah terjadi, namun belum dilakukan pembayaran atau belum ada
penerimaan kas. Contoh traksaksi ini ialah pendapatan bunga dan utang gaji.
2. Defferals
Merupakan jurnal yang dibuat pada akhir perode untuk mencatat transaksi
perubahan status kas yang telah diterima atau dibayarkan sebelum jasa diberikan
atau diterima. Contoh : Pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah
diterima kasnya atau dibayarkan sebelum akhir periode, dan pada periode ini
sebagian diataranya telah diakui.
3. Estimates
Merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatat transaksi
biaya yang terjadi dalam beberapa periode akuntansi. Contoh: depresiasi dan
biaya kerugian piutang.
4. Revaluation
Merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat selisih
antara angka yang tercatat dan angka dari hasil perhitungan fisik aktiva atau
sebagai akibat perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan. Contoh: terjadi
selisih antara hasil perhitungan fisik persediaan dengan pencatatan persediaan.
5. Correction
Merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat koreksi
kesalahan dalam rekening-rekening buku besar.

Proses dalam posting jurnal penyesuaian adalah seperti bagan berikut :

Seperti diketahui bahwa aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah
posting berbagai jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor
kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi lima kategori
yaitu Accrual, Defferals, Estimates, Revaluation, dan Correction.

Informasi mengenai jurnal penyesuaian ini juga disimpan dalam file voucher
jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo
penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input terhadap langkah
selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan penyusunan
laporan keuangan.

c. Menyiapkan Laporan Keuangan


Tahap ketiga dalam siklus ini adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan
laba-rugi harus dibuat pertama kali, dengan menggunakan data dari saldo-saldo
rekening pendapatan dan biaya yang tercantum dalam neraca saldo setelah
disesuaikan. Tahap kedua adalah membuat neraca. Untuk membuat neraca ada 2
alternatif yang dapat yang dapat dilakukan, yaitu: (1) menyusun terlebih dahulu
laporan perubahan modal, kemudian menyusun neraca dengan menggunaan data
neraca saldo setelah disesuaikan ditambah data dari laporan modal, (2) menutup buku
( menihilkan saldo rekening- rekening pendapatan dan biaya, dan mentransfer laba
bersih ke rekening laba ditahan atau rekeing modal)., dan menyusun neraca. Jika
proses pada alternatif kedua itu dilakukan dengan menggunakan cara manual, hal ini
umumnya dilakukan setiap akhir periode saja (setahun sekali). Dengan menggunakan
komputer, maka proses tersebut pada periode-periode yang lebih pendek. Tahap
ketiga, laporan yang dibuat adalah laporan arus kas. Laporan ini disusun dengan
menggunakan data dari neraca dan laba rugi ditambah informasi tentang kegiatan
pendanaan dan investasi.
Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan
keuangan, baik secara bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol
seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan
pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi keuangan
menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu
waktu tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan
dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh
terhadap saldo kasnya.

Transisi dari GAAP Ke IFRS


IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang mempengaruhi desain
sistem buku besar dan pelaporan sebuah perusahaan. Satu perbedaaan besar terkait
akuntansi untuk aktiva tetap. Dalam GAAP, sebagian besar aktiva tetap utama dicatat
dan didepresiasikan dalam basis gabungan. Perbedaan yang lain yaitu IFRS tidak
mengizinkan penggunaan metode last-in first-out (LIFO) untuk perhitungan
persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus memodifikasi
sistem akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menilai persediaan.

XBRL : MEREVOLUSI PROSES PELAPORAN XBRL


XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language, yaitu
suatu bahasa pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi
komunikasi informasi bisinis.

Proses pelaporan menggunakan XBRL secara ringkas digambarkan dalam


bagan seperti berikut :
PROSES XBRL dan TERMINOLOGI

Taxonomy
 Schema
 Linkbasses

Data

Istance Display
Document XBRL
Report

Style Sheet

Gambar ini menyediakan sebuah tayangan tingkat tinggi mengenai langkah-


langkah dasar dalam menyiapkan dan menyajikan laporan XBRL. File XBRL tersebut
yang mengandung data yang ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut sebagai
dokumen contoh (instance document). Dokumen contoh berisi fakta-fakta mengenai
akun-akun dalam laporan keuangan tertentu, termasuk nilai dan informasi kontekstual
seperti unit pengukuran (dollar, euro, yuan dsb). Setiap komponen data tertentu dalam
sebuah dokumen XBRL disebut sebagai elemen (element).

Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan


berbagai elemen dan hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema
(schem)), yang merupakan sebuah file yang berisi definisi setiap elemen yang terdapat
dalam sebuah dokumen contoh. Berikut ini adalah beberapa atribut dasar yang
digunakan untuk menjelaskan setiap elemen.

 Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik


 Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterprestasikan elemen
dengan benar
 Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb)
 Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit)
 Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu periode waktu
tertentu, disebut durasi)

Taksonomi tersebut juga menyertakan serangkaian file yang disebut


linkbases, yang menjelaskan hubungan antar-elemen dalam sebuah dokumen contoh
tertentu. Linkbases penting menyertakan hal-hal sebagai berikut:
 Linkbases Reference mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan (misalnya
US, GAAP, IFRS) bagi elemen itu.
 Linkbases Calculation dikhususkan untuk menjelaskan cara mengombinasikan
elemen-elemen tersebut
 Linkbases Definition menunjukkan hubungan hierarkis antar-elemen
 Linkbases Presentation menjelaskan cara mengelompokkan elemen (misalnya
aset, kewajiban dan ekuitas)
 Linkbases Label mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human-
readable dengan elemen.

Para akuntan dapat dan harusnya memainkan peran besar dalam semua tahap
pembuatan laporan XBL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Para akuntan
menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut ditambah
prinsip-prinsip akuntansi umum untuk memilih taksonomi standar yang paling
menyesuaikan organisasi tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data dalam
system akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen yang berkaitan dalam taksonomi.
d. Menghasilkan Laporan Manajerial
Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelaporan adalah pembuatan berbagai
macam laporan manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua,
yaitu : (1) laporan kontrol buku besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar
antara lain berupa daftar jurnal voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut,
nomor(kode) rekening, tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan
untuk mengecek ketelitian proses posting.
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian
kinerja. Anggaran operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap
unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk
dan arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasi
arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.
Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
Uraian lengkap tentang sistem akuntansi ini diuraikan pada pembahasan lain. baik
laporan anggaran maupun laporan kinerja (yang membandingkan antara angka
anggaran dan angka realisasi) dapat berwujud anggaran statis maupun anggaran
fleksibel, yaitu merinci angaran ke dalam anggaran tetap dan anggaran variabel.
Setiap laporan mencerminkan biaya aktual dan penyimpangan dari anggaran
untuk bulan sekarang, dan awal tahun hingga hari ini, tetapi hanya untuk bagian-
bagian yang berada dalam kendali kendali manajer subunit tersebut. Ingatlah juga
bahwa sifat hierarki dari laporan adalah: Total biaya setiap subunit ditampilkan
sebagai satu bagian dalam laporan berikutnya yang lebih tinggi tingkatnya.
Sistem ERP menggunakan database tersentralisasi, untuk berbagi data
antarfungsi. Sistem semacam ini biasanya menguasakan banyak orang yang berbeda
untuk memasukkan data yang berkaitan dengan aktivitas bisnis tertentu, tetapi hal ini
mempersulit untuk memberikan tanggung jawab memelihara integritas data.
Selanjutnya, sistern ERP sering kali menghasilkan efisiensi proses dengan
memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai langkah dalam proses bisnis,
hingga mengurangi pemisahan tugas. Terakhir, sifat sistem ERP yang terintegrasi dan
lintas fungsi dapat meningkatkan eksposur yang berasal dari kerusakan sistem.
Akan tetapi, berbagai ancaman ini dapat dikurangi melalui desain dan
implementasi yang benar. Prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan pemisahan
tugas yang dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, dapat dan harus diterapkan ke
dalam sistem ERP. Contohnya, pegawai yang memasukkan pengeluaran kas tidak
boleh merekonsiliasi rekening bank. Sebagai tambahan, para pegawai yang memiliki
akses ke pemeliharaan file utama tidak boleh juga melakukan proses bisnis terkait.
Sistem ERP ini membantu membantu para manajer merencanakan dan
mengevaluasi kinerja. Sebuah anggaran aktivitas operasional menggambakan
pendapatan dan pengeluaran yang direncanakan oleh tiap-tiap unit. Sebagai tambahan
pada anggaran sistem ERP memungkinkan para manajer untuk membuat sejumlah
laporan kinerja yang hampir tidak terbatas dan mudah .
Seperti yang telah dijelaskan pada fungsi utama SIA yakni memberikan para
manajer informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Dalam hal ini terdapat
dua topik untuk pengambilan keputusan yaitu (1) balanced scorecard dan (2) gudang
data untuk mendukung intelijen bisnis.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif
multidimensi dari kinerja organisasi dengan berbagai ukuran yang mencerminkan
empat perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi internal, dan inovasi
serta pembelian. Untuk setiap dimensi, balanced scorecard menunjukkan tujuan
organisasi dan ukuran spesifik yang mencerminkan kinerja berkaitan dengan tujuan-
tujuan tersebut. Keempat dimensi balanced scorecard memberikan gambaran
umumyang lebih komprehensif atas kinerja organisasi daripada yang disediakan oleh
ukuran keuangan sendiri. Bahkan, balanced scorecard yang didesain dengan baik akan
mengukur berbagai aspek penting dari strategi organisasi dan mencerminkan
hubungan sebab akibat yang penting diantara keempat dimensi tersebut.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam
pengembangan balanced scorecard. Pihak manajemen puncak harus
menspesifikasikan tujuan-tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi. Mereka
dapat membantu pihak manajemen memilih ukuran yang paling tepat untuk
menelusuri pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Sebagai tambahan, mereka dapat
memberi input berkaitan dengan kekayaan mengumpulkan data yang akan dibutuhkan
untuk mengimplementasikan berbagai ukuran yang diajukan.

Menggunakan Gudang Data untuk Intelijen Bisnis


Gudang Data berisi rincian dan ringkasan data untuk beberapa tahun dan
digunakan untuk analisis, dari pada untuk pemrosesan transaksi. Gudang data
sangatlah besar, bisa mencapai ratusan terabyte data. Gudang data biasanya
merupakan sistem terpisah dari SIA yang digunakan untuk mendukung aktivitas bisnis
harian organisasi. Organisasi sering kali membangun gudang data terpisah untuk
fungsi keuangan, lainnya untuk fungsi sumber daya manusia, dan seterusnya, gudang
yang lebih kecil ini disebut sebagai data mart. Gudang data dan data mart tidak
dipergunakan untuk pemrosesan transaksi. Akibatnya, mereka biasanya tidak
diperbarui secara real time, tetapi secara periodik diperbarui untuk mencerminkan
hasil dari semua transaksi yang terjadi sejak pembaruan yang terakhir.
Gudang data seringkali didesain untuk sengaja berulang-ulang agar dapat
memaksimalkan efisiensi pertanyaa. Jadi, daripada berdasarkan model data REA,
gudang data biasanya didesain secara dimensional. Arsitektur dimensional yang paling
umum disebut skema, disebut demikian karena datanya diatur mirip dengan bintang.

Proses mengakses data yang termasuk dalam gudang data dan


menggunakannya untuk pengambilan keputusan strategis sering kali disebut sebagai
intelijen bisnis. Terdapat dua teknik dalam intelijen bisnis yaitu (1) pemrosesan
analitikal on-line dan (2) pengendalian data. Pemrosesan analitikal on-line (OLAP)
menggunakan bahasa pertanyaan yang memungkinkan pemakai mengarahkan
penyelidikan hubungan yang dihipotesiskan dalam data tersebut. Contohnya, seorang
manajer mungkin mulai dengan pertanyaan yang merinci pembelian berdasarkan
pemasok selama tiga tahun terakhir. Penggalian data menggunakan analisis statistik
yang canggih, termasuk teknik intelijensi bukan seperti neural metworks, untuk
“menemukan” hubungan yang belum dihipotesiskan dalam data. Contohnya,
perusahaan kartu kredit menggunakan penggalian data untuk mengidentifikasi pola
penggunaan indikasi penipuan.
REFERENSI
Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi, edisi kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
B.Romney,Marshall, Steinbart John Paul, 2016. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 13,
Salemba Empat, Jakarta
Widjajanto, Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta
www.academia.edu/19633137/Sia_buku_besar_dan_pelaporan

Anda mungkin juga menyukai