Oleh :
ERNI AMALIA AFANDI (1501020762)
QOSIM (1501020773/1501030008)
MOHAMMAD ILHAMSYAH (1601020805P)
PENDAHULUAN
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Sistem buku besar dan pelaporan
terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pemutakhiran rekening-
rekening di buku besar dan pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi
perusahaan. Siklus buku besar dan pelaporan ini berinteraksi dengan siklus lain dan
berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. Siklus dalam buku
besar menerima berbagai informasi dari berbagai sumber, antara lain informasi mengenai
transaksi reguler (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem produksi, akuntansi biaya, dan
sistem persediaan), bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi, Departemen
anggaran, dan kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian). Tujuan dari
sistem buku besar dan pelaporan ini antara lain untuk mencatat transaksi akuntansi dengan
tepat dan akurat, memindahbukukan pada posisi yang tepat, menjaga keseimbangan jumlah
dalam sisi debit dan kredit, mengakomodasi kebutuhan pembuatan jurnal penyesuaian dan
menyediakan laporan keuangan yang tepat. Dalam Siklus buku besar dan sistem pelaporan
ini juga dapat ditemukan ancaman dari berbagai pihak dan akan ditetengahkan bagaimana
pengendaliannya. Kegiatan dasar dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
memperbaharui buku besar, posting jurnal penyesuaian, menyiapkan laporan keuangan dan
menghasilkan laporan manajerial.
PEMBAHASAN
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Kegiatan dasar dalam sistem
buku besar dan pelaporan adalah memperbaharui buku besar, posting jurnal penyesuaian,
menyiapkan laporan keuangan dan menghasilkan laporan manajerial.
Secara garis besar aktivitas-aktivitas yang tergabung dalam siklus buku besar
dan pelaporan terdiri atas 4 aktivitas yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Subsistem akuntansi
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku
besar. Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat terjadinya transaksi.
Biasanya subsistem akuntansi memperbaharui buku besar dengan cara meringkas
entri jurnal yang menunjukan hasil dari seluruh transaksi yang terjadi selama
periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulan).
2. Bendahara
Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui
buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang,
pembelian dan penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.
Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar
disimpan dalam file voucher jurnal. File voucher junal ini berisi informasi yang akan
ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem akuntansi manual, yaitu tanggal
entri jurnal, akun-akun yang didebit dan dikreditkan, dan jumlahnya. Namun
demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal tersebut merupakan hasil
tambahan dari proses posting, bukan input ke proses posting. File voucher jurnal
merupakan bagian penting dari jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh
transaksi yang diotorisasi telah dicatat dengan akurat dan lengkap.
Ancaman 2 : Akses ke Buku Besar Secara Tidak Sah (Unauthorized Access to the
General Ledger)
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data
yang bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar.
Akses semacam ini juga dapat menciptakan peluang untuk melakukan pencurian
aktifa, oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai
untuk mencegah akses ke buku besar secara tidak sah.
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besar
dan untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan
dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang
bertugas menjaga aktiva atau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran
barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus
diberi wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian
akses harus membatasi fungsi-fungsi yang dapat dilaksanakan pada berbagai terminal
di kantor kepala bagian akuntansi.
Pengendalian terhadap pembuatan catatan foucher jurnal juga penting karena
mereka mengotorisasi perubahan kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian
sistem harus mengecek eksistensi kode otorisasi yang valid pada setiap jurnal. Jika hal
ini tidak dilakukan, integritas buku besar tidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut
membentuk jejak audit. Inspeksi terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap
akses ke buku besar secara tidak sah.
Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar (Loss or Destruction of the
General Ledger)
Buku besar adalah sebuah komponen kunci dalam sebuah sistem informasi
akuntansi sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedur
pembuatan cadangan data (back up) dan prosedur pemulihan untuk memulihkannya
pengawasan back up mencakup :
1. Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap
kerusakan yang tidak sengaja terhadap buku besar
2. Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2
copy cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi
pengolahan data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus
diletakan diloksi diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe
deposite box) untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya
banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga
penting. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI, EFT, dan
internet untuk melaksanakan aktivitas bisnis harian, tidak ada satu pun perusahaan
dapat survive untuk jangka waktu lama, jika komputernya tidak dapat berfungsi
dengan baik. Dengan dimilikinya rencana pemulihan rencana ini, maka sebuah
perusahaan yang mengalami bencana dapat segera melaksanakan aktifitasnya beberapa
hari setelah bencana.
Seperti diketahui bahwa aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah
posting berbagai jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor
kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi lima kategori
yaitu Accrual, Defferals, Estimates, Revaluation, dan Correction.
Informasi mengenai jurnal penyesuaian ini juga disimpan dalam file voucher
jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo
penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input terhadap langkah
selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan penyusunan
laporan keuangan.
Taxonomy
Schema
Linkbasses
Data
Istance Display
Document XBRL
Report
Style Sheet
Para akuntan dapat dan harusnya memainkan peran besar dalam semua tahap
pembuatan laporan XBL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Para akuntan
menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut ditambah
prinsip-prinsip akuntansi umum untuk memilih taksonomi standar yang paling
menyesuaikan organisasi tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data dalam
system akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen yang berkaitan dalam taksonomi.
d. Menghasilkan Laporan Manajerial
Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelaporan adalah pembuatan berbagai
macam laporan manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua,
yaitu : (1) laporan kontrol buku besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar
antara lain berupa daftar jurnal voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut,
nomor(kode) rekening, tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan
untuk mengecek ketelitian proses posting.
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian
kinerja. Anggaran operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap
unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk
dan arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasi
arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.
Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
Uraian lengkap tentang sistem akuntansi ini diuraikan pada pembahasan lain. baik
laporan anggaran maupun laporan kinerja (yang membandingkan antara angka
anggaran dan angka realisasi) dapat berwujud anggaran statis maupun anggaran
fleksibel, yaitu merinci angaran ke dalam anggaran tetap dan anggaran variabel.
Setiap laporan mencerminkan biaya aktual dan penyimpangan dari anggaran
untuk bulan sekarang, dan awal tahun hingga hari ini, tetapi hanya untuk bagian-
bagian yang berada dalam kendali kendali manajer subunit tersebut. Ingatlah juga
bahwa sifat hierarki dari laporan adalah: Total biaya setiap subunit ditampilkan
sebagai satu bagian dalam laporan berikutnya yang lebih tinggi tingkatnya.
Sistem ERP menggunakan database tersentralisasi, untuk berbagi data
antarfungsi. Sistem semacam ini biasanya menguasakan banyak orang yang berbeda
untuk memasukkan data yang berkaitan dengan aktivitas bisnis tertentu, tetapi hal ini
mempersulit untuk memberikan tanggung jawab memelihara integritas data.
Selanjutnya, sistern ERP sering kali menghasilkan efisiensi proses dengan
memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai langkah dalam proses bisnis,
hingga mengurangi pemisahan tugas. Terakhir, sifat sistem ERP yang terintegrasi dan
lintas fungsi dapat meningkatkan eksposur yang berasal dari kerusakan sistem.
Akan tetapi, berbagai ancaman ini dapat dikurangi melalui desain dan
implementasi yang benar. Prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan pemisahan
tugas yang dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, dapat dan harus diterapkan ke
dalam sistem ERP. Contohnya, pegawai yang memasukkan pengeluaran kas tidak
boleh merekonsiliasi rekening bank. Sebagai tambahan, para pegawai yang memiliki
akses ke pemeliharaan file utama tidak boleh juga melakukan proses bisnis terkait.
Sistem ERP ini membantu membantu para manajer merencanakan dan
mengevaluasi kinerja. Sebuah anggaran aktivitas operasional menggambakan
pendapatan dan pengeluaran yang direncanakan oleh tiap-tiap unit. Sebagai tambahan
pada anggaran sistem ERP memungkinkan para manajer untuk membuat sejumlah
laporan kinerja yang hampir tidak terbatas dan mudah .
Seperti yang telah dijelaskan pada fungsi utama SIA yakni memberikan para
manajer informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Dalam hal ini terdapat
dua topik untuk pengambilan keputusan yaitu (1) balanced scorecard dan (2) gudang
data untuk mendukung intelijen bisnis.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif
multidimensi dari kinerja organisasi dengan berbagai ukuran yang mencerminkan
empat perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi internal, dan inovasi
serta pembelian. Untuk setiap dimensi, balanced scorecard menunjukkan tujuan
organisasi dan ukuran spesifik yang mencerminkan kinerja berkaitan dengan tujuan-
tujuan tersebut. Keempat dimensi balanced scorecard memberikan gambaran
umumyang lebih komprehensif atas kinerja organisasi daripada yang disediakan oleh
ukuran keuangan sendiri. Bahkan, balanced scorecard yang didesain dengan baik akan
mengukur berbagai aspek penting dari strategi organisasi dan mencerminkan
hubungan sebab akibat yang penting diantara keempat dimensi tersebut.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam
pengembangan balanced scorecard. Pihak manajemen puncak harus
menspesifikasikan tujuan-tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi. Mereka
dapat membantu pihak manajemen memilih ukuran yang paling tepat untuk
menelusuri pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Sebagai tambahan, mereka dapat
memberi input berkaitan dengan kekayaan mengumpulkan data yang akan dibutuhkan
untuk mengimplementasikan berbagai ukuran yang diajukan.