Anda di halaman 1dari 10

1.

SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN


Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang mempunyai
interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar
dan pelaporan keuangan. Sistem Buku Besar dan Pelaporan mencakup proses-proses di tempat untuk
memperbarui akun buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan
dasar dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan adalah:

 Memperbarui buku besar


 Posting jurnal penyesuaian
 Menyiapkan laporan keuangan
 Menghasilkan laporan manajerial

Salah satu fungsi utama dari Sistem Buku Besar dan Pelaporan adalah untuk mengumpulkan dan
mengatur data dari:

 Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang berkaitan dengan
kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
 Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin seperti transaksi dengan
kreditor dan investor.
 Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
 Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
 Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
 Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung
pertanyaan real-time

Pada pembahasan mengenai operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan dalam memperbarui buku
besar dan menyisipkan laporan yang merangkum hasil dari aktivitas sebuah organisasi. Dalam sistem buku besar
dan pelaporan merupakan peran yang penting dalam sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi
utama adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut:

 Setiap subsistem siklus akuntansi yang dijelaskan memberikan informasi mengenai transaksi reguler.
(hanya data utama yang mengalir dari setiap subsistem yang diperhatikan)
 Bendahara memberi informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi, seperti pengeluaran atau
pemberhentian penggunaan instrumen utang dan ekuitas pembelian atau penjualan surat berharga
investasi
 Bagian anggaran memberi jumlah anggaran
 Kontroler memberi ayat jurnal penyesuaian.

Diagram konteks sistem buku besar dan pelaporan


Diagram arus data level 0 siklus buku besar dan pelaporan

Proses

1. Perbarui buku besar


aktivitas memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber yaitu
subsistem akuntansi dan bendahara. Ayat jurnal untuk memperbarui buku besar dapat
didokumentasikan dalam sebuah formulir yang disebut sebagai voucher jurnal.
2. Memasukkan ayat jurnal penyesuaian
ayat jurnal penyesuaian terbagi ke dalam lima kategori dasar, yaitu akrual, pembayaran di muka,
perkiraan, penilaian ulang dan perbaikan.
3. Buat laporan keuangan
dalam pembuatan laporan keuangan, laporan laba rugi dibuat pertama, dengan menggunakan data dari
saldo akun pendapatan dan biaya di neraca aldo disesuaikan. Aktivitas ini membutuhkan ayat jurnal
penutupan yang akan menolkan semua akun pendapatan dan pengeluaran serta memindahkan laba
bersih atau kerugian ke laba ditahan
4. Membuat laporan manajerial
aktivitas keuangan dalam system buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai laporan manajerial.
laporan anggaran dan kinerja harus dikembangkan atas dasar akuntansi pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil keuangan atas dasar tanggung jawab manajerial
dalam organisasi

AKTIVITAS BUKU BESAR DAN PELAPORAN

Pada sistem buku besar dan pelaporan terdapat aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan. Terdapat
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan yang menunjukkan sistem online
umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dari empat aktivitas tersebut tiga diantara
aktivitas pertamanya yakni menyajikan langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan
produksi rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas keempat menunjukkan bahwa, sebagai tambahan
dari laporan keuangan untuk pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen internal
juga.

a. Aktivitas Memperbarui Buku Besar


Proses

Aktivitas pertama dalam sistem buku besar dan pelaporam adalah memperbarui buku besar terdiri dari
posting entri jurnal yang berasal dari data sumber, yaitu :

1. Subsistem akuntansi
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku besar. Secara
teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat terjadinya transaksi. Biasanya subsistem
akuntansi memeperbarui buku besar dengan cara meringkas entri jurnal yang menunjukan
hasil dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu (hari, minggu, atau
bulan).
2. Bendahara
Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui buku besar
terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan penjualan
sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.

Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar disimpan dalam file voucher
jurnal. File voucher junal ini berisi informasi yang akan ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem
akuntansi manual, yaitu tanggal entri jurnal, akun0akun yang didebit dan dikreditkan, dan jumlahnya. Namun
demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal tersebut merupakan hasil tambahan dari proses
posting, bukan input ke proses posting. File voucher jurnal merupakan bagian penting dari jejak audit, yang
memberikan bukti bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat dengan akurat dan lengkap.

b. Posting Jurnal Penyesuaian

Proses
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah posting berbagai jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi
lima kategori dasar sebagai berikut.

1. Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan transaksi-transaksi
yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan. Contohnya meliputi pencatatan
pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah yang belum dibayar.
2. Penangguhan adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan penerimaan
kas sebelum pekerjaan terkait transaksi yang dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan
diterima dimuka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu (misalnya sewa, bunga, dan
asuransi) sebagai aset yang dibayar di muka.
3. Estimasi adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama sejumlah
periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.
4. Revaluasi adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai aktual dan nilai tercatat
dari suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan dalam metode
yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan yang menggambarkan tingkat
keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan
perhitungan fisik persediaan.
5. Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam buku
besar.

Informasi mengenai jurnal penyesuaian ini juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh
jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan
sebagai input terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan
penyusunan laporan keuangan.

c. Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan.
Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di
neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan
menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba
ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan
rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.

Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara
bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca
saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.

d. Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan.
Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di
neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan
menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba
ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan
rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.

Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara
bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca
saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.
e. Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan.
Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di
neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan
menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba
ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan
rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.

Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara
bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca
saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.

f. Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan.
Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di
neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan
menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba
ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan
rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.

Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara
bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca
saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.

g. Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan.
Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di
neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan
menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba
ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan
rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.

Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara
bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca
saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.

h. Menyiapkan Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan.
Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di
neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan
menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba
ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan
rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.
Proses

Sebagian besar perusahaan melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara
bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca
saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.

2. Teknologi mempengaruhi profesi akuntan


Dimana seorang akuntan harus pandai memahami dampak dari era tersebut. Bukan hanya itu saja, seorang
akuntan mengharuskan dirinya pandai menguasai kemajuan digital dan mampu mengaplikasinya, karena peran
digital di dunia pekerjaan (world of work) sangat besar. Hal ini para akuntan dituntut bukan saja menguasai
data yang berbasis keuangan, melainkan juga harus betul-betul menguasai data non keuangan. Era digitalisasi
sekarang ini, setiap data sangat mudah untuk saling ditukarkan maupun dilakukan pembaruan. Jadi, para
akuntan harus menyiapkan dirinya agar mudah untuk menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK dan
siap menghadapi segala tantangan yang terjadi akibat digitalisasi.
Perkembangan teknologi saat ini terjadi begitu cepat. Akses jaringan komunikasi secara global tentu sangat
mudah dilakukan, dengan adanya digitalisasi yang semakin canggih serta explorasi internet yang tak terbatas hal
ini menjadi penanda bahwa Era industri generasi ke-empat atau Revolusi Industri 4.0 pada saat ini telah
memasuki indonesia.

Tanpa kita sadari, munculnya revolusi industri 4.0 mempengaruhi berbagai bidang ilmu serta profesi termasuk
salah satunya profesi akuntan. Dimana seorang akuntan harus pandai memahami dampak dari era tersebut.
Bukan hanya itu saja, seorang akuntan mengharuskan dirinya pandai menguasai kemajuan digital dan mampu
mengaplikasinya, karena peran digital di dunia pekerjaan (world of work) sangat besar. Hal ini para akuntan
dituntut bukan saja menguasai data yang berbasis keuangan, melainkan juga harus betul-betul menguasai data
non keuangan.

Era digitalisasi sekarang ini, setiap data sangat mudah untuk saling ditukarkan maupun dilakukan pembaruan.
Jadi, para akuntan harus menyiapkan dirinya agar mudah untuk menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK
dan siap menghadapi segala tantangan yang terjadi akibat digitalisasi.

ADVERTISING

"Pada Revolusi Industri 4.0 terjadi pergeseran yang luar biasa pada berbagai bidang ilmu dan profesi, oleh
karena itu cara kerja dan praktik akuntan perlu diubah untuk meningkatkan kualitas layanan dan ekspansi global
melalui komunikasi daring dan penggunaan cloud computing" . Menristekdikti menyatakan bahwa profesi
akuntan harus ada perubahan dalam praktiknya dengan tujuan mengoptimalkan pekerjaan akuntan dengan
penggunaan komunikasi daring dan cloud computing. Dalam pesan yang di sampaikan nasir, seorang akuntan
tidak boleh lengah terhadap aktivitas bisnis, bahkan bidang ilmu serta profesi yang cenderung sangat di
pengaruhi secara signifikan oleh digitalisasi. Dari adanya perubahan praktik akuntan yang lebih baik
Diharapkan mutu pelayanan lebih efektif dan efisien. Dunia akuntan bukan hanya penguasaan data saja
melainkan era digitalisasi ini profesi akuntan harus memiliki jiwa kepemimpinan, bagaimana mengatur segala
strategi-strategi untuk mempertahankan akuntan yang akuntabel, integritas, objektif serta profesionalisme.

3. ?
4.

5. Model Data REA (Resource Event Agent)


Model data REA secara khusus dipergunakan dalam desain database SIA sebagai alat pembuatan
model konseptual yang fokus pada aspek sematik bisnis yang mendasari aktifitas rantai nilai suatu
organisasi. Model REA memberikan petunjuk dalam desain database dengan cara menidentifikasi entitas
apa yang seharusnya dimasukkan ke dalam database SIA, dan dengan cara bagaimana membuat struktur
antar entitas dalam database tersebut.
REA adalah model bagaimana sebuah sistem akuntansi dapat kembali direkayasa oleh komputer.
REA awalnya diusulkan pada tahun 1982 oleh William E. McCarthy sebagai model akuntansi umum, dan
berisi konsep sumber daya, peristiwa dan agen.
REA merupakan model yang populer dalam sistem informasi akuntansi (SIA). Tapi ini jarang
terjadi pada praktik bisnis, perusahaan tidak dapat dengan mudah membongkar sistem mereka untuk
memenuhi tuntutan radikal REA. Dan juga model REA menghilangkan banyak objek akuntansi yang tidak
diperlukan dalam komputer. Yang paling terlihat dari ini adalah debit dan kredit-double-entry pembukuan
menghilang dalam sistem REA. Banyak buku besar umum juga menghilang, setidaknya sebagai obyek
persisten, misalnya, piutang atau hutang. Komputer dapat menghasilkan akun tersebut secara real time
menggunakan catatan sumber dokumen.
Model REA juga merupakan suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang untuk
melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. Dalam model REA ditentukan entiti apa yang harus
disertakan dalam database SIA dan bagaimana susunan relationship antara entiti dalam database SIA.

Tipe entity dalam model REA dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:
1. Sumberdaya (resources)
2. Kegiatan (even)
3. Pelaku (agent)

Pengertian tiga entity di atas adalah :


1. Resources didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomisbagi organisasi tersebut. Contoh
resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik, dan tanah.
2. Events menunjukkan aktivitas-aktivitas bisnis, dimana manajemen ingin mengumpulkan informasi
untuk tujuan perencanaan pengawasan. Sebagai contoh, aktivitas penjualan akan mengurangi
persediaan dan aktivitas penerimaan kas akan menambah jumlah kas. SIA harus dirancang untuk
memperoleh dan menyimpan informasi aktivitas tersebut.
3. Agents adalah orang dan organisasi yang berpartisipasi dalam aktivitas dan kepada siapa informasi
diserahkan untuk tujuan perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian. Contoh agent adalah
pengawai, pelanggan, dan pemasok.

D.1 Contoh diagram REA

Pola Dasar REA


D.2 Contoh Pola Dasar REA
Gambar D.2 di atas memperlihatkan bahwa pola dasar REA terdiri dari sepasang kegiatan, satu
kegiatan meningkatkan beberapa sumber daya, dan kegiatan satunya menurunkan beberapa sumber daya.
Pertukaran ekonomi dasar dalam siklus pendapatan melibatkan penjualan barang dagangan atau pelayanan,
serta serangkaian penerimaan kas sebagai pembayaran dalam penjualan tersebut.
Jadi, Perancang database mulai menggambar diagram REA untuk siklus pendapatan perusahaan
dengan membuat entitas kegiatan penjualan dan penerimaan kas dalam bentuk persegi panjang, dan
hubungan dualitas ekonomi antara mereka, dalam bentuk w ajik.

D.3 Gambar Relationship

Selama menggambar diagram REA untuk suatu siklus transaksi, sangatlah berguna untuk
membagi kertas yang digunakan untuk menggambar ke dalam tiga kolom, satu kolom untuk setiap jenis
entitas. Pergunakan kolom kiri untuk sumber daya, kolom tengah untuk kegiatan, dan kolom kanan untuk
pelaku.
Kemudahan untuk membaca diagram dapat ditingkatkan apabila entitas kegiatan digambar dari
atas ke bawah, sesuai dengan urutan kejadiannya. Jadi, perancang database mulai membuat Gambar D.2
dengan memperlihatkan entitas penjualan di atas entitas kegiatan tanda terima kas, di dalam kolom tengah
kertasnya.

D.4 Diagram REA untuk siklus Pendapatan

6. Membangun Diagram REA


Membangun diagram REA untuk satu siklus transaksi terdiiri dari empat langkah :
1. Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan dualitas dasar nomal-
untuk menerima, dalam siklus tersebut.
2. Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan para pelaku
yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3. Analisa setiap kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah kegiatan tersebut harus dipecah
menjadi satu kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan kegiatan pertukaran ekonomi.
4. Tetapkan kardinalitas setiap hubungan Kardinal merupakan entitas yang mewakili kelas atau
rangkaian objek. Contohnya entitas pelanggan mewakili seluruh pelanggan organisasi. Kardinalitas
menunjukkan bagaimana perumpamaan dalam satu entitas dapat dihubungkan ke perumpamaan
tertentu dalam entitas lainnya.

Kardinal terbagi menjadi 2, yaitu :


1. Kardinalitas Minimum menunjukkan apakah sebuah baris dalam tabel harus dihubungkan dengan
paling tidak satu baris di dalam tabel yang letaknya berseberangan dalam hubungan tersebut.
Kardinalitas minimimun 0, memiliki arti bahwa semua baris baru dapat ditambahkan di tabel tersebut
tanpa harus dihubungkan dengan baris tertentu dalam tabel yang letaknya berseberangan dalam
hubungan tersebut. Kardinalitas minimum 1, memiliki arti bahwa setiap baris dalam suatu tabel harus
dihubungkan ke paling tidak satu baris dalam tabel lainnya dihubungan tersebut.
2. Kardinalitas Maksimum menunjukkan apakah suatu baris dalam tabel dapat dihubungkan ke lebih
dari satu baris tabel lainnya. Kardinalitas maksimum 1, memiliki arti bahwa setiap baris di dalam
tabel dapat dihubungkan ke, paling banyak, hanya satu baris dalam tabel lainnya.

Tiga jenis hubungan dalam kardinalitas maksimum :


1. Hubungan satu ke satu (one-to-one-relationship)
2. Hubungan satu ke banyak (one-to-many relationship)
3. Hubungan banyak ke banyak (many-to-many relationship)

7. Mengimplementasikan Diagram REA Dalam Database Relasional


Diagram REA ini dapat dipergunakan untuk mendesain database relasional yang terstruktur baik.
Bahkan, membuat suatu rangkaian tabel berdasarkan diagram REA secara otomatis akan
menghasilkan database relasional yang terstruktur baik, tanpa adanya masalah nomaly pembaruan
(update), penyisipan data (insert), dan penghapusan (delete).
Mengimplementasikan diagram REA ke dalam database relasional melibatkan proses tiga tahap, yaitu :
1. Membuat sebuah tabel untuk setiap entitas berbeda dan untuk setiap hubungan banyak-ke-banyak.
2. Memberikan atribut ke tabel yang tepat.
3. Menggunakan kunci luar untuk mengimplementasikan hubungan satu-ke-satu dan hubungan satu-
ke-banyak
D.5 Diagram REA Parsial Untuk Siklus Pengeluaran

Inventory Inventory- Buyer


(0,N) (1,N) Purchases (1,1) Participant (0,N)
Purchases (Purchasing Agent)

(0,N) (1,1)
Participant

(0,N)
Purchases-
Cash Vendor
Disbursements

Participant (0,N)

(1,N) (1,1)

Cash
Cash (0,N) Stockflow (1,1) (1,1) Participant (0,N) Cashier
Disbursement

Anda mungkin juga menyukai