Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGEMBANGAN KONSEP ALAT AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keberlanjutan

Dosen Pengampu Sri Layla Wahyu I., SE, M.Si

Disusun Oleh :

1. Chandra Abriani Dewita Sari (22030005)


2. Nihayatun Nikmah (22030014)
3. Ifatul Maula (22030018)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS YPPI REMBANG

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I RANGKUMAN

BAB II ISI

PENGEMBANGAN KONSEP ALAT AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

1. Konsep Prophet
2. Konsep Planet
3. Konsep People
4. Konsep Profit
5. Konsep Pheno-Technology

BAB III DAFTAR PUSTAKA


BAB I

RANGKUMAN

Sebuah organisasi harus menyadari praktiknya spiritualitas. Ini termasuk


pengungkapan kesadaran Tuhan, kesadaran transendental, kejujuran, kemampuan
kontemplasi diri dan cinta yang tulus. Islam adalah agama yang ramah lingkungan.
Islam adalah agama yang mengajarkan agar manfaatkan dan mengelola alam dengan
tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungannya dengan damai dan nyaman serta
sejahtera. Organisasi harus menyadari bahwa masyarakat sekitar organisasi
merupakan salah satu stakeholder penting bagi organisasi karena dukungan
masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk keberadaan, kelangsungan hidup dan
perkembangan organisasi. Organisasi perlu berkomitmen untuk berupaya
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. Selain itu, operasi
organisasi berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Tanggung
jawab sosial organisasi didasarkan pada keputusan organisasi tersebut tidak bersifat
paksaan atau tuntutan masyarakat sekitar. Profit bisa menjadi salah satu indikator
untuk mengukur pertumbuhan. Sementara profit di sini, fokus dan aktivitas
organisasi tidak semata-mata mengejar keuntungan, tetapi lebih berfokus kepada
upaya menciptakan fair trade dan ethical trade (praktik bisnis yang fair dan
beretika). Phenotecnology adalah kenyataan bahwa keberadaan atau fenomena
teknologi informasi harus menjadi bagian penting menjaga keberlangsungan hidup
korporasi.
BAB II

ISI

A. Pengembangan Konsep Alat Akuntansi Keberlanjutan


Sejak perubahan paradigma manajemen organisasi, dari “berorientasi pada
pemegang saham” menjadi “berorientasi pada pemangku kepentingan” dan
perhatian terhadap kerusakan alam, maka pelestarian lingkungan dan kepedulian
sosial diangkat menjadi isu sentral. Ide dalam triple bottom line (juga dikenal
sebagai 3P) yang digagas oleh Elkington mencoba menempatkan usaha tersebut
menjadi titik sentral strategi organisasi hanya didasarkan pada aspek finansial
saja (single bottom line) maka konsep ini telah lama digantikan oleh Triple
bottom line, yang didasarkan pada aspek finansial (profit), sosial (people), dan
lingkungan (planet). Namun pada saat ini ilmu akuntansi telah memasuki
fenomena baru yang disebut “melampaui materialitas” di mana hal ini tersebut
memberikan makna selain yang diungkapkan oleh konsep 3P. Pada tahap ini
diperkenalkan aspek “spiritualitas” yang dipahami sebagai adanya tanggung
jawab setiap individu dan organisasi untuk membangun peristiwa-peristiwa
ekonomi, sosial, dan lingkungan di dalam organisasinya yang disebut dengan
“ruh suci”.
Lebih lanjut terungkap bahwa akuntansi sosial dan lingkungan (akuntansi
hijau) hadir untuk menjawab tantangan saat ini dan masa depan terhadap
keberlanjutan sosial, ekonomi, lingkungan, dan spiritualitas. Selanjutnya dalam
perkembangan terakhir menghadapi Revolusi industri Keempat (Industri 4.0)
empat dimensi yang menjadi pijakan di mana masih ada pertanggungjawaban
terakhir yang kurang. Industrial 4.0 adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan sekelompok kemajuan teknologi yang terhubung untuk
memberikan dasar peningkatan digitalisasi lingkungan bisnis. Kemudian
dihadirkan konsep Pentaple Bottom Line (5P) yang merupakan pemikiran
ekspansif dari Triple Bottom Line (3P) yang sebelumnya ada. Agar organisasi
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, lima aspek berikut harus
seimbang: People, Profit, Planet, Phenotecnology, dan Prophet.
1. Konsep Prophet
Prophet adalah spiritualitas dan mental, atau keseimbangan
spiritualitas dalam proses melestarikan kehidupan organisasi. Prophet
menjadi konsep yang pertama sebagai gambaran pokok manusia yang
beragama yakni bermuara pada penyerahan diri. Manusia menyerahkan diri
kepada TYME, sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan semata-mata
hanya mengharap ridho-Nya. Sebuah organisasi harus menyadari praktiknya
spiritualitas. Ini termasuk pengungkapan kesadaran Tuhan, kesadaran
transendental, kejujuran, kemampuan kontemplasi diri dan cinta yang tulus.

2. Konsep Planet
Dalam mengoperasikan organisasi tentunya berkaitan dengan alam.
Sumber daya alam yang terbatas tersebut sering kali tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan manusia, karena sifat manusia yang tiada puas-
puasnya dalam mengumpulkan harta (kapitalisme). Berbagai macam usaha
yang harus dijalankan organisasi menuntut agar dalam pengelolaan dan
pemanfaatan alam tidak boleh sampai menimbulkan kerusakan, tapi harus
diiringi dengan usaha untuk melestarikan secara produktif. Hakikatnya apa
yang ada di alam ini juga beribadah dengan cara bertasbih kepada Allah,
sebagaimana dalam firman Allah. “Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah:
kepadanya-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung
dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara)
sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan”. (QS An-Nur [24]:41). Kesimpulan yang bisa diambil, Islam
adalah agama yang ramah lingkungan. Islam adalah agama yang
mengajarkan agar manfaatkan dan mengelola alam dengan tetap menjaga
kelestarian dan keberlangsungannya dengan damai dan nyaman serta
sejahtera.

3. Konsep People
Organisasi harus menyadari bahwa masyarakat sekitar organisasi
merupakan salah satu stakeholder penting bagi organisasi karena dukungan
masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk keberadaan, kelangsungan hidup
dan perkembangan organisasi. Organisasi perlu berkomitmen untuk berupaya
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. Selain itu,
operasi organisasi berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat
sekitar. Tanggung jawab sosial organisasi didasarkan pada keputusan
organisasi tersebut tidak bersifat paksaan atau tuntutan masyarakat sekitar.
Melalui kegiatan sosial organisasi, maka itu dapat dikatakan melakukan
investasi masa depan dan timbal baliknya masyarakat juga akan ikut serta
menjaga eksistensi organisasi. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar
sekitar organisasi, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta
penguatan kapasitas ekonomi lokal.

4. Konsep Profit
Dewasa ini banyak sekali salah mengartikan bahwa kelangsungan
suatu bisnis dinilai dengan semakin meningkatnya profit yang dimiliki oleh
organisasi. Profit dan pertumbuhan usaha adalah indikator untuk mengetahui
apakah sebuah usaha Anda dapat dikatakan sehat. Meskipun sekilas kedua
indikator ini terlihat sejalan namun ternyata bisa jadi saling bertolak
belakang. Mengapa bisa terjadi demikian? Cobalah berhenti sejenak dari
rutinitas operasional Anda, mari kita mulai evaluasi. Perhatikanlah, apakah
omset usaha Anda naik (pertumbuhan naik) tetapi keuntungan semakin
mengecil atau sebaliknya?, apakah modal yang Anda keluarkan semakin
besar namun stagnan tidak berputar kembali menjadi balik modal atau
profit?, apakah jumlah pelanggan naik tetapi keuntungan tidak menunjukkan
kenaikan yang signifikan?, apakah biaya operasional bisnis Anda
membengkak?, lalu apakah ada yang harus didefinisikan?, jika jawabannya
ternyata pertumbuhan usaha Anda tidak sejalan dengan profit yang
didapatkan, maka Anda harus segera melakukan evaluasi kembali dan
mengambil langkah taktis.
Profit dan pertumbuhan usaha tidak lebih penting satu sama lain.
Keduanya sama pentingnya bergantung pada kondisi organisasi masing-
masing, hal ini dibuktikan dengan adanya usaha-usaha yang memang sulit
untuk melakukan pertumbuhan, untuk mencapai BEP saja membutuhkan
waktu yang lama, tapi ada pula yang sudah berpuas diri dengan usahanya
sehingga tidak ingin mengambil risiko tambahan. Kesimpulannya
pertumbuhan sulit di dapat tanpa adanya profit, sedangkan profit juga akan
sulit meningkatkan bila pertumbuhan tidak berlangsung. Profit bisa menjadi
salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan. Sementara profit di sini,
fokus dan aktivitas organisasi tidak semata-mata mengejar keuntungan,
tetapi lebih berfokus kepada upaya menciptakan fair trade dan ethical trade
(praktik bisnis yang fair dan beretika).

5. Konsep Phenotecnology
Phenotecnology adalah kenyataan bahwa keberadaan atau fenomena
teknologi informasi harus menjadi bagian penting menjaga keberlangsungan
hidup korporasi. Cara agar organisasi atau dengan menggunakan sistem
informasi yang baik, tidak sedikit organisasi atau organisasi yang
mengeluarkan dana yang begitu besar dalam investasi sistem informasi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai