Disusun oleh
Kelompok 4 :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
2.3 Perbedaan antara konsep Syariah Enterprise Theory dengan Entity Theory
Secara implisit dapat kita pahami bahwa Syariah Enterprise Theory tidak
mendudukkan manusia sebagai pusat dari segala sesuatu sebagaimana dipahami oleh
antroposentrisme. Tapi sebaliknya, Syariah Enterprise Theory menempatkan Tuhan
sebagai pusat dari segala sesuatu. Tuhan menjadi pusat tempat kembalinya manusia dan
alam semesta. Oleh karena itu, manusia di sini hanya sebagai wakil-Nya (khalitullah fil
ardh) yang memiliki konsekuensi patuh terhadap semua hukum-hukum Tuhan.
Kepatuhan manusia (dan alam) semata-mata dalam rangka kembali kepada Tuhan
dengan jiwa yang tenang. Proses kembali ke Tuhan memerlukan proses penyatuan diri
dengan sesama manusia dan alam sekaligus dengan hukum-hukum yang melekat di
dalamnya.
Tentu saja konsep ini sangat berbeda dengan Entity Theory yang menempatkan
manusia – dalam hal ini stockholders – sebagai pusat. Dalam konteks ini kesejahteraan
hanya semata-mata dikonsentrasikan pada stockholders (Kam 1990, 315). Syariah
Enterprise Theory juga berbeda dengan Enterprise Theory yang meskipun
stakeholdersnya lebih luas dibanding dengan Entity Theory, tetapi stakeholders di sini
tetap dalam pengertian manusia sebagai pusat. Dengan memahami SET secara utuh,
maka tentu saja warna dan bentuk teori akuntansi syari’ah akan sangat berbeda dengan
akuntansi modern. Dalam konteks ini, konsep kesejahteraan akan berbeda dengan
Syariah Enterprise Theory dan Entity Theory. ET menekankan accounting income for
stockholders yang dalam bentuk sederhana dapat dinyatakan sebagai profit for
stockholders. Konsep kesejahteraan juga akan berbeda dengan nilai-tambah (value-
added) dari Entity Theory.
2.4 Penerapan konsep dan karakteristik pengungkapan tanggung jawab sosial berdasarkan
Shariah Enterprise Theory di sector perbankan syariah
Shariah Enterprise Theory merupakan enterprise theory yang telah diinternalisasi
dengan nilai-nilai Islam guna menghasilkan teori yang transendental dan lebih humanis.
Enterprise theory, seperti telah dibahas oleh Meutia (2010), merupakan teori yang
mengakui adanya pertanggungjawaban tidak hanya kepada pemilik perusahaan saja
melainkan kepada kelompok stakeholders yang lebih luas. Enterprise theory, menurut
Triyuwono (2003), mampu mewadahi kemajemukan masyarakat (stakeholders). Hal ini
karena konsep enterprise theory menunjukkan bahwa kekuasaan ekonomi tidak lagi
berada di satu tangan (shareholders), melainkan berada pada banyak tangan, yaitu
stakeholders (Triyuwono, 2003). Oleh karena itu, enterprise theory ini lebih tepat untuk
bagi suatu sistem ekonomi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai syariah. Namun
demikian, menurut Slamet (2001), enterprise theory masih perlu diinternalisasi dengan
nilainilai Islam agar dapat digunakan sebagai teori dasar bagi suatu ekonomi dan
akuntansi Islam. Shariah enterprise theory mengajukan beberapa konsep terkait dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan, terutama pada perbankan
syariah. Konsep-konsep tersebut, dijelaskan Meutia (2010), adalah :
1. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan bentuk akuntabilitas manusia
terhadap Tuhan dan karenanya ditujukan untuk mendapatkan ridho (legitimasi) dari
Tuhan sebagai tujuan utama.
2. Pengungkapan tanggung jawab sosial harus memiliki tujuan sebagai sarana
pemberian informasi kepada seluruh stakeholders (direct, in-direct, dan alam)
mengenai seberapa jauh institusi tersebut telah memenuhi kewajiban terhadap seluruh
stakeholders.
3. Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah wajib (mandatory), dipandang dari
fungsi bank syariah sebagai salah satu instrumen untuk mewujudkan tujuan syariah.
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial harus memuat dimensi material maupun
spriritual berkaitan dengan kepentingan para stakeholders. Pengungkapan tanggung
jawab sosial harus berisikan tidak hanya informasi yang bersifat kualitatif, tetapi juga
informasi yang bersifat kuantitatif. Selain itu, shariah enterprise theory mengajukan
beberapa karakteristik terkait tema dan item yang diungkapkan dalam laporan
tanggung jawab sosial perusahaan perbankan syariah.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penerapan konsep dan karakteristik pengungkapan tanggung
jawab sosial berdasarkan Shariah Enterprise Theory di sector perbankan syariah, tidak
semua konsep dan karakteristik pengungkapan tanggung jawab social berdasarkan SET
diterapkan. Ada beberapa item tanggungjawab social yang tidak diterapkan atau
disajikan