Anda di halaman 1dari 19

KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan

Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Farid Fajrin, S.Pd.,M.Acc

Disusun Oleh:

 Fausia S (90400118084)
 Nadhilah Amaliah Liwan (90400118097)
 Adrianti (90400118111)
 Fajar (90400118096)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, marilah kita panjatkan puji syukur atas ke


hadirat Allah Subahanahu Wata’ala dimana kita masih diberikan nikmat
kesehatan, kesempatan serta hidayah dan taufik. Suatu nikmat yg begitu banyak
dan besar sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad shallallahu‘alaihi wasallam, sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in,serta
orang-orang yang senantiasa istiqomah dijalan Allah Subahana Wa Ta’ala
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen yang berkenan memberikan
arahan terkait tugas makalah ini, dan makalah ini juga dapat selesai karena
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan Terimakasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dari
segala aspek, olehnya itu, kami sangat membutuhkan masukan dan arahan agar
sekiranya kami dapat membenahinya dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang.

Makassar, Maret 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan,


menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak
teori sederhana mengenai kejadian-kejadian spesifik yang berkaitan dengan
operasi, organisasi, dan sebagainya. Sampai teori umum ini dihasilkan, kita terus
beroperasi dengan berbagai teori yang tidak dapat  dihubungkan atau disesuaikan
terhadap beberapa kerangka kerja akuntansi secara logis. Tidak banyak yang
mengetahui bahwa banyak perdebatan tentang teori-teori, praktik, dan prosedur
akuntansiyang muncul dari perbedaan dalam asumsi dasar akuntansi

Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna menyoroti
masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut menuju
teori akuntansi umum . setelah mengkaji apa yang tampaknya menjadi konsep
akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang terlibat, berikutnya
kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang
menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang
mendasari tersebut meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap dilema
itu dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasikan dengan bermacam-macam
konsep dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep awal keperilakuan?
2. Apakah perbedaan persepsi tentang perusahaan?
3. Apakah dampak struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan?
4. Apakah pengaruh teori ekonomi perusahaan?
5. Apakah hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda?
6. Apakah usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar?
C. Tujuan Penilitian
1. Menjelaskan awal konsep keperilakuan
2. Menjelaskan perbedaan persepsi tentang perusahaan
3. Menjelaskan dampak strukturtur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan
4. Menjelaskan pengaruh teori ekonomi perusahaan
5. Menjelaskan beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda
6. Menjelaskan usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perusahaan (Entitas) : Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan

Pengertian Perusahaan

Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang


perekonomian (keuangan, industri dan perdagangan), yang dilakukan terus-
menerus atau teratur(regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan
tujuan memperoleh keuntungan/laba. Sumber ekonomi atau faktor produksi
yang sering dikelola perusahaan dikelompokkan dalam empat kriteria atau
istilah 4 M (Men, Money, Material dan Methods). Men atau manusia tidak
hanya sebagai tenaga kerja, tetapi juga sebagai konsumen perusahaan. Money
atau uang adalah modal usaha, yaitu sejumlah uang/barang yang dibeli untuk
membuat produk lain. Materials atau material adalah indikator penting dalam
memperlancar produksi . Methods atau metode merupakan proses pelaksanaan
kerja berupa ide, pengambilan keputusan atau yang mengarah pada
pengelolaan sumber ekonomi agar dapat berjalan dengan baik.

Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan tersebut antara lain adalah untuk mencapai atau


memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (going concern), dan mencapai kesejahteraan
masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Martono dan Harjito,
2008:3). Selain itu tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan atau
meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Saham
adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan
(Martono dan Harjito, 2008:367). Perusahaan dapat menghasilkan profit yang
dapat membawa perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang untuk
meningkatkan nilai bagi pemegang saham (shareholders).

Pemangku Kepentingan Perusahaan


Pemangku kepentingan atau pihak yang berkepentingan atau stakeholder.
Stakeholder dapat dijumpai dimanapun, terutama dalam kegiatan bisnis
sehingga setiap perusahaan tidak lepas dari keberadaan tokoh penting tersebut.
Suatu perusahaan berinteraksi dengan berbagai pihak/pemangku kepentingan
mulai dari pemegang saham, hingga kepada customer sampai karyawan
bahkan dengan para supplier. Menurut Freeman, stakeholders  adalah suatu
kelompok masyarakat ataupun individu yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan tertentu dari organisasi. Berikutnya
menurut Wibisono, pengertian stakeholder adalah seseorang maupun
kelompok yang punya kepentingan secara langsung/tidak langsung bisa
mempengaruhi atau dipengaruhi atas aktivitas dan eksistensi perusahaan.

B. Perbedaan Persepsi Tentang Perusahaan

Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling


terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses
operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan.
Salah satu aspek terpenting dalam organisasi melibatkan proses akuntansi
perusahaan. Akan tetapi, subjek  ‘konsep dasar akuntansi’ merupakan suatu hal
yang sering diabaikan. Subjek tersebut terkadang hanya didasarkan pada
akademisi lain dan ditarik dari pojok ‘pengetahuan’ lain sebelum diabaikan  lagi.
Dengan beberapa pengecualian, buku teks dasar telah mengabaikan masalah ini,
dan jarang membahasnya di luar lingkaran akademik. Dua konsep utama yaitu
konsep kepemilikan dan konsep entitas, telah berulang kali dimuat dalam
literature dan terkadang mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut
pandang alternative sebagai usaha rekonsiliasi. 

Konsep Kepemilikan

Konsep entitas, sama seperti konsep kepemilikan, merupakan sebuah sudut


pandang, sebuah sikap dalam pikiran yang tidak hanya dibatasi terhadap
akuntan. Ini merupakan esensi dari konsep akuntansi entitas. Penganut konsep
ini melihat entitas sebagai  sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak
yang memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka
memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu sendiri dan
bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Ketika
keuntungan diperoleh oleh entitas tersebut, keuntungan tersebut juga menjadi
milik entitas yang akan diserahkan kepada pemegang saham hanya jika
dividen diumumkan. Dalam pandangan para penganut konsep ini, keuntungan
yang tidak dibagi tetap milik entitas dan membentuk bagian dari ekuitas
entitas sendiri,dan ini tidak dipengaruhi oleh penggunaan keuntungan tak
terdistribusi yang dicantumkan pada bagian pemegan saham di neraca.

Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut
pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan pemilik saham. Bebrapa penulis telah menunjukkan bahwa
sistem akuntansi terpisah untuk aktivitas entitas memberikan bukti dari
eksistensi konsep entitas. Namun perlu disampaikan disini bahwa mereka
tidak memahami perusahaan sebagaimana para penganut konsep entitas murni.
Indeks atau pemisahan catatan akuntansi entitas umumnya disebut “konvensi
entitas”, bukan “ konsep entitas “.

Konsep Entitas
Penganut konsep ini melihat entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas
tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas
itu sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan.
Dalam pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi
tetap milik entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri.Pada
tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut pandang
entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu sendiri
dan bukan pemilik saham.
Konsep Tanggung Jawab sosial
Konsep tanggung jawab sosial adalah bagaimana entitas bertindak dan
melakukan aktivitasnya, seperti halnya dengan etika dalam hal tujuan, sasaran
dan cara mendapatkan atau  mencapai tujuan serta bukan dengan usaha untuk
mengubah persepsi perusahaan sebagai entitas yang memiliki aset bersih.
Beberapa orang memahami perusahaan sebagai lembaga social yang
beroperasi untuk memajukan seluruh anggota dan kelompok dalam
masyarakat.Mereka melihat perusahaan bertanggung jawab kepada pemegang
saham, manajemen, pegawai, pemasok, konsumen, pemerintah dan anggota
public lainnya.
C. Dampak Struktur Kepemilikan Kinerja Perusahaan

Untuk menjelaskan mengapa struktur kepemilikan perusahaan dapat


memengaruhi kinerja perusahaan dapat dijelaskan mengunakan dua teori yaitu,
teori klasik tentang perusahaan manajerial (classical theory of managerial firm),
dan teori keagenan (agency theory).

Classical Theory Of Managerial Firm

Ada sejumlah teori manajerial yang diajukan perusahaan untuk

menjelaskan sifat dari tujuan suatu bisnis, yakni: hipotesis maksimalisasi


pendapatan (Baumol, 1959), model kebijaksanaan manajerial (Williamson,
1964) dan model maksimisasi pertumbuhan (Marris, 1964). Teori Classical of
Managerial Firm ini dikembangkan dari gagasan pemisahan kepemilikan
terhadap pengendalian dimana teori ini menjelaskan bahwa terjadinya
perbedaan kinerja perusahaan yang dikendalikan oleh manajemen jika
dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan pemilik oleh pemilik
perusahaan, disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan di antara
keduanya. Kepentingan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar
dari perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer adalah memaksimalkan
utilitas.

Agency Theory
Masalah keagenan (agency problem) awalnya dieksplorasi oleh Ross
(1973), sedangkan eksplorasi teoritis secara mendetail dari teori keagenan
pertama kali dinyatakan oleh Jensen & Meckling (1976). Agency Theory (teori
keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang
terjadi antar anggota dalam perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan
agent (agen) sebagai pelaku utama. Pemilik merupakan pihak yang
memberikan mandat pada agen untuk bertindak atas nama pemilik, sedangkan
agen merupakan pihak yang diberi mandat oleh pemilik perusahaan. Teori ini
bertujuan untuk: (1) masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan
antara pemilik perusahaan dan manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan
melakukan verifikasi pekerjaan manajemen, (2) masalah pembagian risiko
yang muncul ketika pemilik perusahaan dan manajemen memiliki perilaku
yang berbeda terhadap risiko.

D. Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan

Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonom yang memandang
perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan
atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu waktu menyebut
keuntungan sebagai pengembalian (Return) bagi perusahaan, sementara pada saat
yang lain menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) kepada pemilik
perusahaan. Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep
entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan
sebagai penghasilan bersih dari perusahaan. Konsep kepemilikan tercermin dalam
pernyataan ekonom, Milton Friedman, yang menyampaikan konsep tanggung
jawab sosial yang banyak di adopsi oleh pejabat perusahaan.

Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda


Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali asset
ketika terjadi perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan
yang mempraktikan penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat
harga. Revaluasi aset sering dibutuhkan, daru sudut pandang entitas reevaluasi
aset akan menambah ekuitas entitas dengan sendirinya atau mengarahkan pada
sisi aset dari neraca.
Lorig menampilkan perbedaan akuntansi dan pelaporan yang menurutnya
disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang utama. Misalnya, dia
mengatakan orang yang menganut konsep entitas akan mencatat biaya untuk
dividen atas saham preferen karena mereka memandang para pemegang saham
preferen sebagai orang yang berbeda diluar kelompok kepemilikan, tetapi
berbeda dalam kategori yang sama dengan pemegang obligasi. Sementara,
orang yang menganut konsep kepemilikan.Tidak memandang demikian.
Mereka yang memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada
pada  kontinum konsep kepemilikan akan menyesuaikan item-item yang sama
ini sesuai dengan sudut pandangnya.  Disisi lain, Lorig memandang pemegang
saham preferen sebagai wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat
daftar perbedaan komprehensif guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam
dua kategori utama.

E. Beberapa Hipotesis Keperilakua Untuk Konsep Yang Berbeda


Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang sama. Namun,
fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini semata-mata
mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog selama
bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya
merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia
dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan dalam
persepsi sangat mungkin terjadi.
Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan toleransi
dan memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang orang lain sebagai
sesuatu yang sah (legitimate). Namun, sebagaimana disampaikan oleh Stagner,
orang-orang sering menjadi sangat terlibat pada situasi di mana mereka gagal
membedakan keterlibatan mereka sendiri dengan fakta spsifik. Secara khusus, ini
terjadi pada situasi yng melibatkan konflik.
Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi
Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi,
norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan
dengan pola interaksi secara tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan
psikologis yang kita pelajari sejalan dengan perkembangan kita; ketika
dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak menurut karakteristik
tertentu.Ini menunjukkan dampak keluarga perkembangan sikap dari setiap
individu. Banyak orang menganggap faktor keluarga adalah pengaruh langsung
utama karena keluarga merupakan filter biasa dimana budaya , kelas, agama,
dan sumber-sumber lainnya mengalir keseorang individu diawal
perkembangan usianya. Namun, terdapat peangaruh penting lain terhadap
perkembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling penting
yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli
antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggung
jawab atas bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal.Namun,
dalam pembahasan ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena
terdapat perbedaan persepsi dalam satu budaya.
Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya
menyadari seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam-macam
sikap yang masuk ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak
sepenuhnya menyadari persepsi mereka terhadap lingkungan tertentu. Setiap
individu dalam masyarakat yang kompleks dipengaruhi oleh banyak kelompok
baik geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan kelompok sosio
ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal norma kelompok dan
standar sikap , banyak dari sikap yang berhubungan dengan situasi kerja dan
masyarakt industrial.
Ini membuat yang membuat sudut pandang berbeda. Bagi mereka, hal ini
merupakan pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih,
keuntungan, bunga, dividen, dan apjak penghasilan yang memungkinkan
mengklasifikasikan persepsi perusahaan.
Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut
pandanagan kepemilikan.Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham
yang memiliki saham biasa dalam kuantitas yang substansial.Selanjutnya
pengaruh dalam keluarga. Banyak istri dan anak dari pemegang saham yang
besar juga menjadi pemegang saham, dan konsep kepemilikan diserap dalam
atmosfer rumah. Banyak akuntan public mengikuti jejak ayahnya, dan bahkan
ketika anaknya masuk kepekerjaan berbeda , mereka sering menggunakan
banyak nilai orang tua sebagai bagian dari nilai yang dianutnya.
Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan
dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.Diakui
bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan
kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh pemegang saham pada setiap
rapat tahunan perusahaan dan laporan audit mereka pada catatan kaki neraca
diberikan kepada pemegang saham. Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan
akuntansi professional cenderung berorientasi pada konsep kepemilikan dan
memandang aset bersih sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh
pemegang saham.

Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang
tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi
skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini.
Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak,
memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka
mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang pemegang saham
sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif,
memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera
diinternalisasi oleh anggota kelompok yang terrlibat secara psikologis di posisi
mereka masing-masing. Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut
mungkin menduduki posisi rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya
tidak menghalangi mereka untuk memiliki sudut pandang entitas yng sama
dengan yang dipegang oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan
hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi eksekutif tidak akan mengubah
pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada kehidupan dan
keberhasilan entitas. Mereka tidak akan memandang dirinya sebagai pemilik.

F. Usaha Untuk Merekonsiliasi Konsep Dasar

Bagian ini akan menjelaskan dua usaha untuk merekonsiliasikan konsep


kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi
Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori
entitas, tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana,
yang mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis
terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait
mengenai penggunaan sumber daya.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba.
Rumah sakit, universitas, unit kota dan pemerintahan, sebagai contoh,
dijalankan dalam operasi yang beraneka segi sehingga memerlukan
pemisahan dana. Setiap dana (selfbalanced fund) menghasilkan laporan
terpisah melalui sistem akuntansi yang terpisah dan serangkaian catatan yang
memadai.
Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari
cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap
teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk
menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin
banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah
akuntansi.
Pegahapusan Faktor-Faktor
Menurut Hendriksen penganut sudut pandang entitas, asset mencerminkan
hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa. Ketika menilai ulang
persediaan dan aset non lancar , entitas akan menggunakan nilai pasar untuk
mendapat keuntungan yang diterima perusahaan. Mereka berpandangan
pergerakan total dalam nilai pasar dari aset operasi sebagai modal.
Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai ulang
persediaan dan asset non lancar dengan bantuan nilai pasar.Mereka mengakui
penyimpanan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai
pasar dari asset yang lebih besar (atau lebih kecil) tersebut dibandingkan
dengan pergerakan indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas
pemegang saham.
Bagi mereka yang melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan,
keuntungan dihitung berdasarkan modal yang dikontribusikan oleh pemegang
obligasi ketika harga naik karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata
uang pada nilai yang lebih rendah. Bagi mereka yang menganut pandangan
kepemilikan ekstrim, keuntungan dihitung dengan cara yang serupa untuk
modal dikontribusikan oleh pemegang saham preferen. Namun, bagi mereka
yang menganut konsep entitas, seluruh kewajiban dianggap sebagai
kewajiban perusahaan itu sendiri, dan tidak ada perbedaan signfikan yang
dibuat antara pemegang saham biasa, pemegang saham preferen, pemegang
obligasi, dan kreditor jangka panjang lainnya.

Teori Komando

Dalam memperkenalkan teori komando, Goldberg mengatakan bahwa :


“tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan. Semuanya memuaskan dalam
menjelaskan sudut pandang dari prosedur akuntansi yang dilakukan. Setiap
teori didasarkan pad aide kepemilikan. Namum demikian,kepemilikan adalah
konsep yang sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk
diunakan sebagai ide dasar akuntansi. Namun, meskipun ide kepemilikan sulit
didefinisakan maupun di analisis , sulit menghindari persepsi tentanag
kepemilikankarena ide kepemilikan property dalama budaya kita sudah sangat
meresap. Sebagian besar orang melihat aset bersih dan keuntungan
perusahaan sebagai milik pemegang saham atau pemilik pada saat sisi atau
perusahaan pada sisi lain.’’ Teori komando dari Goldberg bukan satu-satunya
teori yang berarti dalam mencerminkan sudut pandang sebagian besar orang.
Ia sepertinya menegaskan hal ini ketika ia menegaskan bahwa sebagai
gantinya ia memfokuskan perhatian pada perusahaan sebagai sesuatu yang
berbeda. Sebagai entitas abstrak, kita seharusnya mengarahkan perhatian
langsung pada fungsi pengendalian yang dapat dilakukan oleh manusia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang
saling terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah
proses operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara
keseluruhan. Dari dua teori kepemilikan dan teori entitas tersebut bahwa
konsep yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan banyak pengaruh-
pengaruh social yang merubah cara pandang mereka yang berbeda-beda.
Dalam dua sudut pandang berbeda ini kita dapat mengambil konsep entitas
karena pencatatan pemegang saham  adalah catatan akuntansi pribadi.
 Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang mengatakan area
ini telah ditutupi oleh ekonomi yang memandang perusahaan (Enterprise) dan
wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu
yang sama.
 Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut
pandanagan kepemilikan. Sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari perusahaan dalam yang jumlah yang substansial menganut
pandangan kepemilikan.. Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai
perusahaan yang tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas;
semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka
menganut konsep ini. Mereka cenderung memandang pemegang saham
sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
 Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori
Entitas, tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana,
yang mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis
terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait
mengenai penggunaan sumber daya. Dalam Teori Komando, Menurut
Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori
didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang
sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide
dasar akuntansi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa, dalam tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Di
samping itu juga terbatas karena hanya merupakan makalah, yang tidak
mungkin memuat segala hal mengenai pembahasan sebagaimana dalam judul
DAFTAR PUSTAKA

Ikshan Lubis, Arfan  Akuntansi Keprilakuan.Edisi 2. Jakarta: Salemba


Empat, 2017.
https://fitriayurochmah.wordpress.com/2016/02/05/makalah-teori-
akuntansi/

https://www.academia.edu/upgrade?trigger=nav-btn

https://accounting.binus.ac.id/2019/05/14/memahami-konsep-pemangku-
kepentingan-stakeholder-dalam-perusahaan/

https://www.coursehero.com/file/p3aasb0/242-Teori-Komando-Dalam-
memperkenalkan-teori-komando-Goldberg-mengatakan-bahwa/

http://eprints.ums.ac.id/29332/2/04.BAB_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai