Anda di halaman 1dari 30

Bank Sentral, Sistem Pembayaran dan

Alat Pembayaran

Nama Kelompok: No.absen


1. Gek Harum Puspita Dewi (03)
2. I Komang Wahyu Nesa Putra ( )
3. I Gede Wedana ( )
4. Kadek Bintang Arindra Putri ( )
5. Ni Putu Cantika Dewi ( )
6. Ni Wayan Evi Sukrayanti ( )

SMA N 1 PAYANGAN
Tahun Ajaran 2019/2020
Daftar Isi
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat. Tuhan Y.M.E atas segala


limpahan Rahmat serta HidayahNya. Makalah dengan judul Bank
Sentral, Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran dapat tersusun
dengan baik.
Tak lupa ucapan terima kasih kepada bapak Drs. Rimbun Kularso
yang sudah memberikan bimbingan untuk menyusun makalah ini, dan
pihak-pihak terkait lainnya.
Makalah ini kami buat agar pembaca lebih memahami mengenai
materi ekonomi Bank Sentral, Sistem Pembayaran dan Alat
Pembayaran.
Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan, agar
tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini. Semoga hasil
Makalah ini dapat berguna bagi saya khususnya dan bagi semua pihak
pada Umumnya, Amin.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karakteristik topik ini jelas berkaitan
dengan perkembangan moneter di Indonesia maupun di Luar
Negeri. Mengkaji mengenai keuangan di dunia untuk menambah
pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


2.1 Sistem Pembayaran
2.2 Sejarah Perkembangan Uang
2.3 Fungsi Asli dan Turunan Uang
2.4 Menurut Bahan Pembuatnya,Lembaga Yang
Mengeluarkannya dan Nilainya
2.5 Lembaga Keuangan

1.3. Kompetensi Dasar


1. Mensyukuri sumber daya alam sebagai karunia Tuhan YME
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
2. Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, mandiri,
kritis dan analitis dalam mengatasi permasalahan ekonomi.
1.4 Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan pengertian Sistem Pembayaran


2. Menjelaskan peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
3. Menjelaskan penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai
oleh Bank Indonesia

1.5 Tujuan Pembelajaran


1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian Sistem
Pembayaran
2. Siswa mampu menjelaskan peran Bank Indonesia dalam
Sistem Pembayaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 . Bank Sentral / Bank Indonesia

Bank sentral memiliki tanggung jawab terhadap setiap


kebijakan moneter yang diberlakukan oleh setiap negara yang
memiliki lembaga ini.
Tugas dari bank sentral yang utama yaitu menjaga
kestabilan dari nilai kurs dalam negeri dalam hal ini kurs mata
uang dari suatu negara, menjaga kestabilan bisnis perbankan dan
juga sistem perekonomian negara secara menyeluruh sehingga
bank sentral menjadi lembaga yang penting dari suatu negara.

 Fungsi Bank Sentral / Bank Indonesia


a) Sebagai Bank Sirkulasi
Bank Sentral (bank Indonesia) merupakan pemegang
hak tunggal (hak oktroi) dalam pengedaran uang kertas
dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah.
b) Banker’s Bank
Bank Sentral adalah bankir dari bank-bank. Dalam hal
ini bank sentral berkedudukan sebagai salah satu
sumber dana bagi bank lain.
c) Lender Of Last Resort
Bank sentral adalah pemberi pinjaman pada tingkat
terakhir, artinya bank sentral dapat memberi pinjaman
kepada bank dalam bentuk kredit likuiditas darurat.
d) Pelaksana Kebijakan Moneter
Sebagai Pelaksana Kebijakan Moneter Bank Sentra
mengeluarkan kebijakan melalui beberapa instrument
moneter, seperti cash ratio, open market operation,
kebijakan diskonto, dan pengawasan kredit selektif.
e) Penjaga Posisi Likuiditas Negara
Bank sentral menjaga posisi likuiditas negara, termasuk
didalamnya masalah pengaturan dan penatausahaan
neraca pembayaran Indonesia.

2.2. Tugas dan Wewenang Bank Sentral / Bank


Indonesia

a. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter


Bank Sentral / Bank Indonesia mempunyai tugas
menetapkan serta melaksanakan kebijakan moneter untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Dalam hal ini wewenang Bank Sentral adalah sebagai
berikut.
1) Menetapkan sasaran-sasaran meneter dengan
memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya.
2) Melakukan pengendalian moneter dengan cara
menetapkan suku bunga (BI-Rate). Adapun kebijakan
moneter yang dilakukan Bank Indonesia yaitu sebagai
berikut.
A. Operasi pasar terbuka, baik rupiah maupun valuta
asing.
B. Penetapan Tingkat diskonto.
C. Penetapan cadanggan wajib minimum.
D. Pengaturan kredit dan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah.
3) Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka
waktu 90 hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.
4) Pelaksanaan pemberian kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip stariah wajib dijamin oleh bank
penerima dengan agunan yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan yang nilainya minimum sejumlah
kredit atau pembiayaan yang diterimanya.
5) Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang
berdampak sistematik keuangan, Bank Indonesia dapat
mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem
keuangan, Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas
pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi
beban pemerintah.

6) Ketentuan dan cara pengambilan keputusan mengenai


kesulitan keuangan bank yang berdampak sistemik,
pemberian fasilitas pembiayaan darurat, serta sumber
pendapatan yang berasal dari anggaran dan belanja
negara diatur dalam uundang-undang tersendiri.
7) Bank Indonesia melaksanakan kebijakan nilai tukar
berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan.
8) Bank Indonesia mengelola cadangan devisa dengan
cara melaksanakan berbagai jenis transaksi devisa.
Bank Indonesia dapat menerima pinjaman luar negeri.

b. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem


Pembayaran
Wewenang Bank Indonesia dalam menjalankan tugas
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaraan
yaitu sebagai berikut.
1) Melaksanakan dan memberikan persetujuan serta izin
atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
2) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaraan
untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya.
3) Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
4) Mengatur sistem kliring antarbank dalam rupiah dan
atau devisa.
5) Menyelenggarakan kliring antarbank.
6) Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan
dikeluarkan, bahan yang digunakan dan tanggal mulai
berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.
7) Mengeluarkan dan mengedarkan uang serta mencabut,
menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran.

c. Mengatur dan Mengawasi Bank


Bank Indonesia selaku Bank Sentral mempunyai tiga
tugas utama, yaitu menetapkan dan memelihara kestabilan
nilai rupiah, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Tugas
mengatur dan mengawasi bank telah dialihkan OJK. Untuk
kedepannya bank Indonesia sebagai bank Sentral bertugas
mengawal stabilitas moneter, sistem pembayaran, dan
stabilitas keuangan. Tugas mengatur dan mengawasi oleh
OJK terbatas pada pengatur dan pengawasan secara
mikroprudensial. Adapun lingkup pengatur dan pengawas
secara makroprudensial merupakan tugas serta wewenang
bank Indonesia.

2.3. Sistem Pembayaran


Sistem pembayaran adalah sistem/tatanan yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme
yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi.
Secara garis besar sistem pembayaran dibagi menjadi
dua jenis, yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem
pembayaran nontunai. Perbedaan mendasar dari kedua
jenis sistem pembayaran tersebut terletak pada instrumen
yang digunakan. Pada pembayaran tunai istrumen yang
digunakan berupa uang kartal, yaitu uang dalam bentuk fisik
yang berupa uang kertas dan uang logam. Sedangkan pada
pembayaran nontunai instrument yang digunakan berupa
alat pembayaran berupa kartu (APMK), cek,
bilyet giro, nota debet, ataupun uang elektronik.
 Prinsip sistem pembayaran
a. Aman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran
seperti risiko likuiditas, risiko kredit, risiko fraud harus dapat dikelol.
b. Efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran sistem
pembayaran harus dapat digunakan secara luas sehingga biaya
yang ditanggung masyarakat akan lebih murah karena
meningkatnya skala ekonomi.
c. Kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank
Indonesia tidak menginginkan adanya praktek monopoli pada
penyelenggaraan suatu sistem yang dapat menghambat
pemain lain untuk masuk.
d. Kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran
untuk memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.

2.4. Peran Bank Indonesia dalam sistem Pembayaran Nasional


Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan serta
mengatur, melaksanakan, dan memberikan persetujuan, izin,
dan pengawasan terkait penyelenggaraan sistem
pembayaran. Untuk itu bank Indonesia menjalankan
beberapa peran dalam sistem pembayaran yaitu sebagai
berikut.
a. Regulator, sebagai Regulator Bank Indonesia berperan
membuat peraturan-peraturan yang mendukung kecalaran
sistem pembayaran.
b. Pemberian izin, Bank Indonesia berhak memberikan izin
terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam sistem
pembayaran.
c. Pengawas, kegiatan pengawasan oleh Bank Indonesia
dilakukan terhadap proses pembayaran atau aktivitas para
pelaku yang terlibat dalam sistem pembayaran.
d. Operator, sebagai operator bank Indonesia meneydiakan
sistem pembayaran nasional yang disebut BI-RTGS dan
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
e. Fasilitator, Bank Indonesia memfasilitasi pengembangan
dalam sistem pembayaran oleh industri yang bergerak di
sector jasa keuangan.

2.5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai oleh


Bank Indonesia

 Sistem BI-RTGS (BI-Real Time Gross Settlement)


BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang
penyelesaian setiap transaksinya dalam waktu seketika.,
khususnya untuk transaksi pembayaran bernilai besar dan
bersifat segera / urgent.
Peranan Bank Indonesia dalam BI-RTGS yaitu :
1) Bank Indonesia sebagai pembuat ketentuan (regulator)
dan pengawas (overseer).
2) Bank Indonesia sebagai penyelenggara (opetaror) sitem
BI-RTGS. Tanggung jawab Bank Indonesia dalam
menjalankan peran sebagai penyelenggara (operator) :
a) Menyelenggarakan BI-RTGS dengan menerapkan
prinsipefisien, cepat, aman, dan amal.
b) Memberikan penjelasan kepada perserta mengenai
resiko finansial sebuhungan dengan keikutsertaannya
dalam sistem BI-RTGS dan peserta harus mengelola
resiko tersebut.
c) Memastikan kepatuhan peserta terhadap ketentuan
yang telah diterapkan, termasuk menerima laporan
internal audit terkait penyelenggaraan BI-RTGS oleh
peserta.
3) Bank Indonesia sebagai pengguna dalam sistem
pembayaran ini.
2.6. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Kliring merupakan pertukaran data keuangan elektronik
antar peserta kliring atas nama peserta maupun nasabah
peserta yang perhitungannya akan diselesaikan dalam waktu
tertentu. SKNBI adalah Sistem transfer dana elektronik yang
meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian
setiap transaksinya dilakukan secara nasional.
Terdapat dua penyelenggaraan SKNBI, yaitu :
a) Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu unit kerja
dikantor yang bertujuan menyelenggarakan dan mengelola
SKNBI secara nasional.
b) Penyelanggara kliring local (PKL), yaitu unit kerja di BI dan
bank yang memperoleh persetujuan BI untuk
menyelenggarakan dan mengelola SKNBI di suatu wilayah
kliring tertentu.
Kliring debet dan kliring kredit memiliki beberapa unsur
berikut ini;
1. Unsur-unsur kliring debet
a) Digunakan untuk transfer debet antar bank yang di sertai
dengan penyampaian fisik warkat debet.
b) Penyelenggaran kliring debet di lakukan secara lokal
oleh PKL.
c) PKL akan melakukan perhitungan kliring debet
berdasarkan dana keuangan elektronik yang di kirim
oleh peserta.
d) Hasil perhitungan kliring debet secara lokal di kirim
kesistem sentral kliring(SSK) untuk di perhitungkan
secara nasional oleh PKN .
2. Unsur-unsur pada kliring kredit
a) Di gunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa di
sertai penyampaian fisik warkat.
b) Penyelanggara kliring di lakukan oleh PKN
c) Perhitungan kredit dilakukan oleh PKN atas dasar data
keuangan elektronik(DKE) yang dikirim peserta.
Dari uraian diatas dapat diketahui jika BI-RTGS, dan SKNBI
memiliki fungsi yang sangat penting bagi transaksi ekonomi. Oleh
karena itu,bank Indonesia selalu menjaga dan merawat sistem-
sistem tersebut agar memperlancar terselenggaranya transaksi
keuangan.

2.7. Alat Pembayaran Tunai (Uang)


a) Sejarah Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan
sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Uang yang kita kenal sekarang
ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran
karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya
dengan usaha sendiri.
Perkembangan selanjutnya menghadapkan manusia
pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri
ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang
tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang
mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain
yang dibutuhkan olehnya.
Akibatnya muncullah sistem Barter yaitu barang yang
ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak
kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam
pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain
karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum
mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation)
menjadi sulit dilakukan.
Akibatnya sistem Barter banyak ditinggalkan oleh
masyarayan dan beralih ke Uang Barang. Uang barang
adalah barang yang disukai dan diterima oleh masyarakat
umum serta dapat digunakan sebagai alat tukar.
Masyarakat sepakat untuk menggunakan uang barang jika
memenuhi syarat antara lain barang dapat diterima secara
umum, bersifat langka, memiliki nilai, dan dianggap
berharga oleh masyarakat. Contoh uang barang antara lain
kerang, tembakau, garam, batang mas, dan batu mulia
lainnya. Kelemahan uang barang antara lain sulit disimpan,
dan dibawa terutama dalam jumlah yang besar, tidak tahan
lama, tidak dapat dibagi menjadi satuan kecil, apabila
dipecah nilainya akan turun, dan memiliki nilai yang tidak
tetap.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang


logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai
yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak
mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan
mudah dipindah-pindahkan.
Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi
syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam
emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full
bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang
sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada
mata uang tersebut).
Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang,
melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak
tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Penggunaan
uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam
jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas.
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan
bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai
alat/perantara untuk melakukan transaksi. Pada
perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi
menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-
bukti' tersebut sebagai alat tukar. Adanya uang kertas
memberikan banyak keuntungan dibandingkan uang
lainnya, antara lain menghemat biaya pembuatan, mudah
dalam menyimpan, menghemat penggunaan logam mulia,
dan peredaran uang sesuai dengan kebutuhan.
Sejalan dengan kemajuan peradaban, kegiatan
ekonomi semakin kompleks sehingga masyarakat
membutuhkan alat pembayaran yang memberikan
kemudahan bagi semua pihak, kemudian muncullah uang
giral. Penggunaan uang giral yang dirasa lebih praktis,
mudah, dana man semakin berkembang. Uang giral
memudahkan pembayaran dalam jumlah yang besar, dan
mudah dilakukan saat pendistribusian. Contoh uang giral
antara lain giro, cek, wesel pos, dan kartu kredit. Seiring
berkembangnya teknologi, dewasa ini muncullah uang
elektronik. Seperti halnya uang giral, uang elektronik
dikeluarkan oleh bank umum yang dapat digunakan untuk
transaksi yang nilainya kecil.

b. Syarat- syarat suatu media dapat dijadikan uang.


1. Disenangi dan dapat diterima secara umum
(acceptability).
2. Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability).
3. Nilainya tetap dalan jangka waktu yang lama (stability of
value).
4. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan atau dibawa
kemana-mana tanpa kesulitan (portability).
5. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
6. Memiliki satu kualitas saja (uniformity).
7. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan
(scarcity).
c. Fungsi Asli dan Turunan Uang

 Fungsi Asli
 Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of
exchange yang dapat mempermudah pertukaran.
 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of
account) karena uang dapat digunakan untuk
menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman.
 -Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai
(valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli
masa sekarang ke masa mendatang.

 Fungsi Turunan
 Uang sebagai alat pembayaran yang sah
 Uang sebagai alat penimbun kekayaan
 Uang sebagai alat pemindah kekayaan
 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
d. Jenis-Jenis Uang

 Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam. biasanya
dari emas atau perak. karena kedua logam itu memiliki nilai
yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali,
sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat
dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai.
Uang logam memiliki tiga macam nilai:
1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata
uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang
digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata
uang atau cap harga yang tertera pada mata uang.
Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus
rupiah (Rp. 500,00).
3. Nilai tukar (riil), nilai tukar adalah kemampuan uang
untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli
uang).
 Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah
uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah.
Menurut lembaga yang mengeluarkannya :
Menurut lembaga yang mengeluarkannya, uang dibedakan
menjadi uang kartal (kepercayaan) dan uang giral (simpanan
dibank).
1) Uang Kartal (kepercayaan)
yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara berdasarkan
undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran
yang sah. Uang kartal di Indonesia terdiri atas uang logam
dan uang kertas.

2) Uang Giral (simpanan di bank)


yaitu dana yang disimpan pada koran di bank-bank umum
yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran dengan perantara cek bilyet, giro, atau
perintah membayar. Uang giral dikeluarkan oleh bank
umum dan merupakan uang yang tidak berwujud karena
hanya berupa saldo tagihan di bank.

 Menurut nilainya :
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full
bodied money) dan uang tanda (token money) :
1. Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang
tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan
yang digunakan.

2. Uang Tanda/Tidak bernilai Penuh (token money/Representative


full bodied money)
Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah
apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai
bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan
kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang
tersebut.

e. Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia


Pengelolaan uang rupiah adalah suatu kegiatan yang
mencakup perencanaan, pencetakan, pengeluaran,
pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan
uang rupiah yang dilakukan secara efektif, efisien,
tranparan, dan akuntable.
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

No. Tahap Keterangan


Pengelolaan
1 Perencanaan Perencanaan dan penentuan jumlah kuliah yang
dicetak dilakukan Bank Indonesia yang
berkoordinasi dengan pemerintah, Antara lain
terkait dengan asumsi tingkat inflasi, pertumbuhan
ekonomi, rencana tentang macam dan harga
rupiah, proyeksi jumlah rupiah yang perlu dicetak,
serta jumlah rupiah yang rusak dan yang ditarik
dari peredran. Adapun penyediaan jumlah rupiah
yang beredar dilakukan oleh Bank Indonesia.
2 Pencetakan Pencetakan rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia
dengan menunjukkan BUMN sebagai pelaksana
pencetakan serta harus menjaga mutu, keamanan,
dan harga yang bersaing.

3 Pengeluaran Pengeluaran rupiah dilakukan oleh Bank


Indonesia, ditempatkan dalam lembaran Republik
Indoneisa, serta diumumkan melalui media masa.
Rupiah dibebaskan dari bea materi. Bank
Indonesia menetakan tanggal, bulan, dan tahun
mulai berlakunya rupiah.
4 Pengedaran Bank Indonesia mengedarkan rupiah sesuai
dengan kebutuhan jumlah uang beredar. Sebagai
satu-satunya Bank yang berhak mengedarkan
uang rupiah, Bank Indonesia menentukan nomor
seri uang rupiah kertas.
5 Pencabutan Pencabutan dan Penarkan uang rupiah dilakukan
& Penarikan oleh Bank Indonesia serta diberi penggantian
sebesar nilai nominal yang sama.
6 Pemusnahan Pemusnahan rupiah dilakukan Bank Indonesia
yang berkoordinasi dengan pemerintah. Adapun
kriteria yang dimusnahkan, yaitu rupiah yang tidak
layak edar, rupiah yang masih layak edar dengan
pertimbangan tertentu tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomis dan atau kurang diminati
masyarakat, dan atau rupiah yang sudah tidak
berlaku.

f. Unsur Pengaman Uang Rupiah

1) Uang kertas rupiah tersebut terbuat dari serat kapas.


2) Tanda Air (water mark) dan elektrotipe.
3) Benang Pengaman (security thread)
4) Cetak Intalglio.
5) Gambar saling isi (rectorverso).
6) Tinta berubah warna ((optically variable ink).
7) Tulisan mikro (mikrotext)
8) Cetakan tidak kasetmata (invisible ink).
9) Gambar tersembunyi (laten image).
10) Efek pelangi.
11) Cetakan kasetmata (visible ink.)
12) Nomor seri
13) Miniteks
14) Pigmen berubah warna (irisafe).
2.8. Alat Pembayaran Nontunai
Jenis- jenis alat pembayaran nontunai :
a. Cek dan Bilyet Giro (BG)
Alat pembayaran nontunai paling lama yang digunakan oleh
masyarakan indoneisa. Cek adalah surat perintah tidak
bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum
dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik atas nama
maupun atas unjuk dan merupakan surat berharga yang
dapat diperdagangkan (negotiable paper). Bilyet Giro adlah
surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana
untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada rekening pemengang yang disebutkan
namanya.
b. Kartu Debit (Debit Card) dan ATM
Kartu debit adalah sebuah kartu pembayaran
secara elektronik yang diterbitkan oleh bank. Kartu ini dapat
berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang
tunai. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di
bank penerbit tersebut. Fungsi dari kartu debit adalah untuk
memudahkan pembayaran ketika berbelanja tanpa harus
membawa uang tunai. Adapun kartu ATM adalah alat
pembayaran menggunakan kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan penarikan tunai dan/atau pemindahan
dana.
c. Kartu Kredit
Alat pembayaran yang memiliki prinsip buy noe psy later, di
mana pada saat transaksi kewajiban pemegang kartu
ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit kartu kredit.
Pemegang kartu dapat melunasi pembayaran berdasarkan
waktu yang disepakati antara pemegang kartu dan penerbit.
d. Uang Elektronik (E-money)
Didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk
elektronik, nilai uangnya disimpan dalam media alat
elektrinik tertentu. Penggunanya harus menyetorkan
uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan
dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk
keperluan bertransaksi. Ketika digunakan uang yang
tersimpan didalam media elektronik akan berkurang sebesar
nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (tot-
up). Media elektronik dapat berupa cip atau server.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam membuat sebuah makalah, diperlukan adanya


observasi terlebih dahulu pula.Pembuatan makalah Ekonomi ini
juga bermanfaat Untuk Pendidikan sebagai Pola Diskusi dan
bahan mengajar yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

3.2 Saran

Kita seharusnya mengikuti perkembangan zaman yang


begitu pesatnya. Salah satunya dengan menyambut era
globalisasi ini dengan mempelajari ekonomi juga karena
membantu untuk menyelesaikan masalah dalam rumah tangga
apalagi urusan yang berhubungan dengan moneter.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Berguru SEO. (2013). Panduan Lengkap Uang Kartal dan Giral.


Blogspot:Blogger

Ma'ruf Hidayat. (1997). Pentingnya Pelajaran Ekonomi Akuntansi SMA.


Madiun:SEO Terpadu

Si Otong. (2012). Ada apa Dengan Sejarah Uang. Jakarta:Otong

Budi. (2005). Ini Sejarah Uang. Jakarta: Ibu Budi.

Anton. (2007). Standar Dalam Pembuatan Uang di Indonesia. Bandung:


Antonio.

Soni. (2001). Contoh Pengembangan Uang di Indonesia. Malang:Soni


Master.

Anda mungkin juga menyukai