Disusun Oleh :
1. Adinda Febrilia 205090020
2. Annisa Maharani H 205090021
3. Arif Septo Adi 205090080
4. Danang Fahrozi 205090062
5. Isti Diana Suci 205090019
Kami mengucapkan puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Eka Travita
M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Strategik yang telah memberikan tugas
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Sistem Keuangan Melalui IJK. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan
mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen yang bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan,
tahun 2011 tentang OJK. Pembentukan OJK dilatarbelakangi oleh 3(tiga) hal yaitu
industri jasa keuangan, dan amanat Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel serta mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta mampu melindungi
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan, yaitu independen, terintegritas, dan
pada lembaga-lembaga keuangan, seperti Perbankan, Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Non Bank (asuransi dana pensiun dan termasuk didalamnya lembaga pembiayaan
pengawasannya yang bebas dari intervensi dari pihak manapun. Di dalam Undang-Undang
OJK, yaitu pada bagian penjelasan umum disebutkan bahwa pembentukan OJK
dimaksudkan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif didalam
menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih
keuangan dan mencegah terulangnya krisis. Sehubung dengan hal tersebut, muncul
pemikiran tentang perlunya suatu model pengawasan yang berfungsi mengawasi segala
macam kegiatan keuangan. Setiap model pengawasan tersebut harus memiliki keunggulan
dalam menghadapi masa krisis, memiliki tingkat efesiensi, efektivitas tinggi yang
tercermin dalam biaya adanya kejelasan pembagian tanggung jawab dan fungsi serta
Salah satu fungsi OJK adalah bergerak dibidang Pasar Modal. Pasar Modal diatur
dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya akan
disebut UU Pasar Modal). Pasar Modal menurut UU Pasar Modal merupakan kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesiyang berkaitan
dengan efek.
Krisis ekonomi global akibat wabah virus corona atau pandemi Covid-19, membuat
ekonomi global mengalami krisis akibat pandemi Covid-19, indeks bursa saham rontok.
Nilai tukar rupiah terhadap dolalar USA melemah hal ini diakibatkan banyaknya investor
perekonomian dalam negeri. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar tetep berjalan
usaha, bisnis, pajak dan sebagainya. Menteri keuangan Sri Mulyani telah berkoordinasi
bersama sejumlah institusi seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan (OJK),
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk menetahui Dampak dan Kondisi Krisis Keuangan pada tahun 1997-1998
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
a) Hasil penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu
dibidang Keuangan.
b) Hasil makalah ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan lineratur dalam
c) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian sejenis
tahap berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada penulis sekaligus
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi OJK dalam
PEMBAHASAN
Sistem keuangan adalah sistem yang terdiri atas lembaga jasa keuangan, pasar
Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap
melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik. Sistem keuangan yang
stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi
sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor rill dan sistem keuangan.
tanpa jeda waktu dan batasan wilayah. Selain itu, inovasi produk keungn semakin
dinmis dan beragam dengan kompleks yang semakin tinggi. Berbagai perkembangan
keuangan meningkat dan semakin beragam, jug dapat mengakibatkan semakin sulitnya
bersifat forward looking (melihat kedepan). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
potensi risiko yang akan timbul serta akan mempengaruhi kondisi sistem keuangan
mendatang. Atas dasar hasil indentifikasi tersebut selanjutnya dilkukan analisis sampai
seberapa jauh risiko berpotensi menjadi semakin membahayakan, meluas dan bersifat
dibidang keuangan atau jasa lainnya yang terkait dengan keuangan termasuk, tetapi
tidak terbatas pada bank, lembaga pembiyaan, perusahaan efek, pengelola reksan
pedagang vatula.
menggunakan jasa keuangan atau jasa lainnya yang termasuk keuangan, contohnya
jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. Contohnya saham, obligasi, dan Sertifikat
Bank Indonesia.
d) Pasar Keuangan
seseorang atau korprasi untuk dengan mudah dapat melakukan tansaksi penjualan
dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi). Pasar
e) Infrastruktur Keuangan
pembayaran.
Berdasarkan Rapat Dewan Komisioner Bulanan yang telah dilaksanakan pada tanggal 26
Oktober 2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan
terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) konsisten tumbuh seiring
tengah tingginya ketidakpastian global sejalan dengan tekanan di pasar keuangan akibat
memperkirakan lebih dari sepertiga negara akan mengalami kontraksi pertumbuhan pada
tahun ini atau tahun depan, sehingga menempatkan perekonomian global dengan profil
pertumbuhan terlemah sejak 2001 di luar periode krisis. Kekhawatiran terhadap resesi
global meningkat dan berada di level yang sangat tinggi, tercermin dari tingkat
Sejalan dengan pengetatan kebijakan moneter global, Bank Indonesia juga kembali
meningkatkan suku bunga acuan untuk menurunkan ekspektasi inflasi ke depan. Di tengah
revisi ke bawah pertumbuhan global tahun 2023, outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia
Indikator perekonomian terkini juga menunjukkan kinerja ekonomi nasional masih cukup
baik, terlihat dari neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus, Purchasing
Managers Index (PMI) Manufaktur yang berada di zona ekspansi, dan indikator
Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
mampu menguat 0,10 persen mtd ke level 7.048,38 dengan non-resident masih
mencatatkan inflow sebesar Rp7,74 triliun mtd. Secara ytd, IHSG tercatat menguat
sebesar 7,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp77,22
triliun.
sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 23,27 bps mtd di seluruh tenor.
Secara ytd, rerata yield SBN telah meningkat sebesar 103 bps dengan non-resident
penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 1,14 persen (mtd) di Rp 524,61
triliun dan tercatat net redemption sebesar 7,67 triliun (mtd). Secara ytd, NAB turun
sebesar 9,31 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp61,66 triliun,
namun minat masyarakat untuk melakukan pembelian Reksa Dana masih tinggi
Minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga tinggi yaitu
Rp83,32 triliun dengan rencana Penawaran Umum oleh emiten baru sebanyak 61
perusahaan.
persen yoy, utamanya ditopang oleh kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,26
persen yoy. Adapun, secara mtm, nominal kredit perbankan naik sebesar Rp95,45
triliun menjadi Rp6.274,9 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada
September 2022 tercatat tumbuh 6,77 persen yoy menjadi Rp7.647 triliun, dengan
laju pertumbuhan melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,77 persen
118,01 persen) dan 27,35 persen (Agustus 2022: 26,52 persen), jauh di atas
Risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77
persen (NPL gross: 2,78 persen). Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19
dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,63 juta nasabah (Agustus 2022:
Sementara, Posisi Devisa Neto (PDN) September 2022 tercatat sebesar 1,32
Perbankan pada September 2022 tercatat meningkat menjadi 25,12 persen dari
Asuransi Jiwa tercatat sebesar Rp14,6 triliun (tumbuh -6,98 persen yoy), serta Asuransi
September 2022 menjadi sebesar Rp397,42 triliun, didukung pembiayaan modal kerja
dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 27,1 persen yoy dan 21,7 persen
yoy. Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing
financing (NPF) tercatat turun menjadi sebesar 2,58 persen (Agustus 2022: 2,60
September 2022 tercatat nilai financing at risk adalah sebesar 14,56% dari total
tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 5,01 persen yoy, dengan nilai aset
persen yoy, meningkat Rp1,51 triliun menjadi Rp48,74 triliun. Namun demikian, OJK
Sementara itu, permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa
dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 467,25 persen dan
312,79 persen yang berada jauh di atas threshold sebesar 120 persen. Begitu pula pada
gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,0 kali atau jauh di bawah
Kondisi perusahaan Indonesia yang berkembang saat ini akan berdampak pada,
untuk mempunyai strategi agar tetap dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.
Tujuan utama perusahaan salah satunya adalah dengan cara meningkatkan penjualan,
sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan laba perusahaan. Penjualan tersebut
bisa dilakukan secara tunai dan kredit. Memberikan kredit berarti melakukan investasi
kepada customer, suatu investasi yang berkaitan dengan penjualan barang atau jasa.
Piutang tercipta pada saat perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Penjualan kredit
kepada perusahaan lain disebut sebagai kredit dagang (trade credit), dan kredit kepada
yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi individu, ekonomi, pasar keuangan, lembaga
keuangan dan pemerintah. Yang paling terlihat adalah gangguan ekonomi yang sangat
besar diseluruh dunia termasuk di Indonesia sendiri. Dalam Laporan OECD (Organisation
berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya
kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang pada akhirnya mengarah kepada
Indonesia. Ketika dampak pandemi Covid-19 ini terus berkembang di Indonesia dan
belahan dunia lainnya, ini sangat mempengaruhi orang dan komunitas yang berbeda
Usaha Mikro dan kecil sebanyak 84,20% usaha mikro dan kecil mengalami
Covid-19. Usaha Menengah dan Besar sebanyak 82,29% usaha menengah dan besar
lain melalui:
yaitu:
2) Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan dinilai mampu memenuhi
B) Kebijakan P3I
yang pada dasarnya dapat berdampak positif, di antaranya adalah terjadi sinergi dan
pada sisi lain, dapat terjadi peningkatan konsentrasi dalam pasar bersangkutan yang
dapat merugikan Pelaku Usaha pesaingnya, Pelaku Usaha pada sektor hulu
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.
No. 5/1999 mengatur bahwa penggabungan atau peleburan Badan Usaha, atau
yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu,
dan/atau nilai penjualan, serta tata cara Notifikasi diatur dalam peraturan
pemerintah.
Pengertian legalitas yang memiliki kata dasar „Legal‟ adalah suatu hal yang
Bahasa Indonesia (KBBI), Legalitas mempunyai arti perihal keadaan sah atau
keabsahan. Berarti legalitas adalah berbicara mengenai suatu perbuatan atau benda
yang diakui keberadaannya selama tidak ada ketentuan yang mengatur. Dalam
istilah Perbankan, nasabah adalah orang atau badan usaha yang mempunyai
rekening simpanan atau pinjaman pada bank. Nasabah dibagi menjadi dua jenis,
Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Tetapi selain dua
jenis diatas, masyarakat yang melakukan transaksi langsung di bank tanpa memiliki
hutang usaha, deviden, pajak dan lainnya dan merupakan aktiva lancar. Sementara
itu dalam pasar keuangan, istilah seberapa cepat investasi dijual tanpa adanya
dampak negatif.
Adanya likuiditas membuat aset yang dinilai jauh lebih likuid ketika akan
didapat. Sementara itu aset yang tidak likuid justru berbanding sebaliknya,
barang atau dengan cara yang lain. Jika likuiditas terlalu tinggi akan
mengakibatkan profit yang dicapai akan rendah. Hal ini disebabkan banyak uang
Isitlah ini muncul dalam teori kepemimpinan Warren Bennis dan Burt Nanus pada
era 1990-an, dari keruntuhan soviet hingga perang teluk. Sejak itu, VUCA juga
digunakan dalam pelatihan kepemimpinan bisnis sebagai salah satu keterampilan yang
Volatility. Dunia berubah cepat, bergejolak, tidak stabil, dan tak terduga. Tidak ada
yang dapat memprediksi bahwa 2020 akan menjadi tahun paling buruk bagi hampir
Uncertainty. Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan pengalaman masa
lalu tidak lagi relevan memprediksi probabilitas dan sesuatu yang akan terjadi.
Complexity. Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat lebih
berlapis, berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi. Situasi eksternal yang dihadapi
2) Value dri model bisnis mengalami perubahan, termasuk fase perubahan yang
sangat cepat
keseluruhan.
continous improvement.
dan persepsi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko. Persepsi
2) Kesadaran akan risiko ini merupakan intrumen inti yang dirancang untuk
depan.
3) Bentuk pemahaman dan pengelolaan risiko tersebut menjadi bagian dari setiap
a) Komitmen pemimpin
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otoritas Jasa Keuangan terhadap aktifitas penghimpunan dana masyarakat sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan yakni dengan
mengatur dan mengawasi aktifitas Jasa Keuangan serta memberikan perlindungan bagi
konsumen jasa keuangan. OJK mengatur aktifitas penghimpunan dana masyarakat dengan
Jasa Keuangan , pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa, memberikan perintah tertulis
kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu, menetapkan sanksi administratif
disektor jasa keuangan memberikan dan/atau mencabut izin Perusahaan Jasa Keuangan.
memberikan informasi dan edukasi keuangan kepada masyarakat, meminta Lembaga Jasa
beberapa saran, yaitu: Otoritas Jasa Keuangan dalam mengatur, mengawasi, dan