Anda di halaman 1dari 24

STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Kelompok 5
Ranny Ayu Gesyari
Muhammad Audri
Zehan Pricilia

DEFINISI STABILITAS SISTEM KEUANGAN (SSK)


suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari
lembaga intermediasi, pasar keuangan dan infrastruktur pasar, tahan
terhadap tekanan dan mampu mengatasi ketidakseimbangan
keuangan yang bersumber dari proses intermediasi yang mengalami
gangguan secara signifikan European Central Bank (2011)
suatu kondisi terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap
sistem keuangan Bank of England (2008)
Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan
penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan
instabilitas di sektor keuangan.. www.bi.go.id

DEFINISI STABILITAS SISTEM KEUANGAN (SSK)


Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber
dana dan menyerap shock yang terjadi.
Sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai
gangguan ekonomi.
Kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga,
alokasi dana, dan pengelolaan resiko berfungsi dengan baik dan
mendukung pertumbuhan ekonomi.

KERANGKA STABILITAS SISTEM KEUANGAN


Misi
Mencapai dan
memelihara
stabilitas harga
dengan menjaga
stabilitas moneter
dan sistem
keuangan guna
mendukung
pembangunan
ekonomi yang
berkelanjutan.

Tujuan
Menciptakan sistem
keuangan nasional
yang sehat dan stabil.
Didukung oleh
stabilitas
makroekonomi,
efisiensi pasar
keuangan, prudensial
lembaga keuangan,
efektivitas pengawasan
dan keunggulan
infrastruktur pasar
keuangan.

Strategi

Instrumen

1. Koordinasi
dan
Kerjasama

Lembaga pengawas sistem


keuangan, Departemen keuangan,
Forum SSK.

2. Pemantauan

Sistem Deteksi Dini, Indikator


Mikroprudential, Indikator
makroekonomi

3. Pencegahan
krisis

Jaring Pengaman (LoLR), Kebijakan


Moneter

4. Manajemen
krisis

Kerangka Peraturan, Tindakan


pengawasan, Arsitektur
pengawasan.

INDIKATOR
MICROPRUDENTIAL

Kecukupan modal
Kualitas Aset
Manajemen Sistem Keuangan yang Sehat
Pendapatan dan Keuntungan
Likuiditas
Sensitivitas terhadap risiko pasar
Indikator berbasis pasar

INDIKATOR
PENGUKURAN
INDIKATOR
MAKROEKONOMI

Pertumbuhan ekonomi
BOP
Inflasi
Suku Bunga dan Nilai Tukar
Efek menular
Faktor-faktor lain

MENGAPA SSK PENTING


Membentuk pasar yang sehat, terkontrol, dan teralokasi
dengan optimal.
Memiliki dampak langsung terhadap sektor perbankan.
Mempengaruhi perputaran jumlah uang beredar di masyarakat
Biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan.
Mencegah terjadinya krisis moneter akibat instabilitas.

CARA MENJAGA DAN MEMELIHARA SSK DI INDONESIA


Menjaga dan memelihara SSK merupakan peran utama dari BI

menjaga stabilitas moneter


menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Riset dan pemantauan resiko di sektor keuangan
jaring pengaman sistem keuangan LoLR

KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL
Kebijakan Makroprudensial yang menjadi wewenang dari
Bank Indonesia harus bekerja sama dengan OJK yang
menangani masalah kebijakan mikroprudensial dalam
mencipakan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)
Berfungsi untuk mengurangi risiko sistemik keuangan

KEBIJAKAN
MAKROPRUDENSIAL
DI BEBERAPA
NEGARA

Instrumen

Negara yang menerapkan

Mitigasi Risiko Kredit :


Pembatasan pertumbuhan
Pembatasan LDR
LTV
Dynamic provisioning

Brazil, Kuwait, UK
Bulgaria, Kroasia, Hongkong, Kuwait, Indonesia
China, Hongkong, Korea, Hungaria
Kolombia, Bolivia, Uruguay, Peru, Spanyol

Mitigasi Insolvency :
Pembatasan debt to income ratio Korea
Leverage ratio
Canada
Permodalan
Brazil, Saudi, Bulgaria
Mitigasi Risiko Pasar :
Limit posisi valas
Pembatasan kredit valas

Brazil, Kolombia, Mexico, Peru, Indonesia


Hugaria

Mitigasi Risiko Likuiditas :


Minimum liquidity mismatch ratio
Minimum core funding ratio
Reserve requirement
Pembatasan eksposur interbank

New Zealand
New Zealand
Bulgaria, Kolombia, Peru, Rumania
Euro area

FINANCIAL TRILEMMA

Financial Trilemma

Effective, efficient, and save banking system regards of national burden in globalize
economic activity
Global banks are global in life but national in death.
Mervyn King, 2009

Trilemma Explained
Model dengan satu negara
x {0, 1}. 0=tidak bail out 1= bail out jika -C > 0
C = Cc - Cs . The case C < 0
X*(C- )
so that x*=1 if -C>0
X*=0 if -C<0

Trilemma Explained Cont


Model dengan lebih dari 1 negara

Proposition 1. In a setting of improvised co-operation, the efficiency of


the recapitalization scheme depends on the size of h . When the total
social benefits are close (or equal) to the social benefits of the home
country ( h>1), the home country recapitalizes the entire financial
institution

How to solve the dillema?


General Sharing
The general fund mechanism is an example of generic burden sharing by
countries (proportionate to the size of the participating countries). The costs
of recapitalization are smoothed over the participating countries, irrespective
of the location of the failing bank.
Problem
1. this construction will lead to international transfers between countries
2. Second, general burden sharing generates adverse selection and moral
hazard problems.
3. Third, burden sharing arrangements are subject to the free-rider problem.

Specific sharing
An important advantage of specific sharing arrangements is that there
are almost no international transfers. Countries that experience the
benefits of the recapitalization, also pay for the recapitalization.
Provided that assets are a good proxy for measuring the benefits (i.e.
averting the real and contagious effects of a bank failure), the costs and
the benefits are fully aligned. The specific sharing scheme is also
incentive compatible: the fiscal authorities as principal will require
from the supervisor as agent an optimal level of supervisory effort.

Contoh Kasus
Its balance sheet grew from under 2 times GDP at the end of 2003 to
almost 10 times GDP by mid-2008. At the same time, it extended
across national borders. Just before its collapse, the three major crossborder banks that constituted the bulk of the banking system had over
40% of their total assets in foreign subsidiaries, 60% of total lending
was to non-residents, 60% of income was from foreign sources, and
over two-thirds of total lending and deposits were denominated in
foreign currencies.

Lesson Learned
EU-active banks from small countries with their own currencies should have
reduced passport rights and/or face higher capital charges, as they have a
less credible LOLR and are therefore more risky, other things being equal
Second, at the national level the key issue is that, as long as global risks and
EU flaws are not dealt with, individual countries are forced to take action to
protect themselves: action that might contribute further to the retreat of
cross-border banking.
deposit insurance and the LOLR are logically related and should be in the
same currency. Part of the rationale behind them is to prevent and stop
runs.

trade-off yang terjadi antara integrasi keuangan dan otonomi bank sentral
Ketika integrasi keuangan meningkat maka bank sentral tidak dapat mencapai sektor
keuangan yang stabil.
Integrasi keuangan meningkat dengan ditandai banyaknya aktifitas di luar negeri
yang akan menyebabkan kebijakan nasional dari bank sentral kurang efektif.
Cara menghitung seberapa banyak peningkatan integrasi keuangan adalah dengan
menggunakan Transnationality Index (TNI) yg komponen nya terdiri dari an
unweighted average of
1. foreign assets to total assets
2. foreign income to total income
3. foreign employment to total employment

trade-off yang terjadi antara integrasi keuangan dan otonomi bank sentral
Financial Trilemma menyatakan
bahwa stabilitas keuangan, intergrasi
keuangan, dan otonomi bank sentral
tidak compatible.
Hanya dua dari ketiga objek yang bisa
di gabungkan.

Kesulitan bank sentral dalam menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas


moneter pada saat bersamaan
Tugas bank sentral tidak hanyak menjaga stabilitas moneter tapi juga stabilitas sistem
keuangan. Keberhasilan bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter harus
diikuti oleh kestabilan sistem keuangan agar mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga
bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak
dapat berjalan secara normal.
Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi
stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang
menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih
merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.

Kesulitan bank sentral dalam menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas


moneter pada saat bersamaan : UNEXPECTED SITUATION

Untuk mejaga kestabilan moneter salah satunya melalui instrumen


suku bunga dalam operasi pasar terbuka (mengatur inflasi) dan
menetapkan kebijakan moneter yang tepat dan berimbang.
Pada suatu negara yang rentan akan arus modal yang masuk serta
fluktuasi nilai tukar, pinjaman dalam mata uang asing yang berlebih
akan menjadi ancaman stabilitas sistem keuangan mereka.
Kondisi tersebut menjadi rumit saat tingkat inflasi di negara tersebut
dibawah target inflasi otoritas terkait.

Kesulitan bank sentral dalam menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas


moneter pada saat bersamaan : UNEXPECTED SITUATION

Kesulitan bank sentral dalam menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas


moneter pada saat bersamaan : UNEXPECTED SITUATION

Selain faktor ekonomi, stabilitas sistem keuangan sangat dipengaruhi


oleh faktor non ekonomi , yaitu situasi politik dan keamanan negara.
Oleh sebab itu, agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga perlu
menjaga stabilitas keamanan negara dan menjaga suhu/iklim politik
yang kondusif agar investor merasa aman untuk tetap berinvestasi dan
dapat mengundang investor baru menanamkan modalnya di Indonesia.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai