Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL

The Climate Changes In Banking Credit To The Financial


Cycle During The Covid-19 Pandemic In Indonesia

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Manajemen Keuangan


Yang Diampu Oleh
Dr. Muchlis Mas’ud., SE., MM

Disusun oleh:
Rosie Ariek Wijaya Santoso / NIM. 221612018154376

PASCASARJANA MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan review jurnal “The Climate
Changes In Banking Credit To The Financial Cycle During The Covid-19 Pandemic
In Indonesia” ini tepat waktu. Review jurnal ini penulis susun dalam rangka
memenuhi Ujian Akhir Semester Manajemen Keuangan di Universitas Widya Gama
Malang tempat penulis menimba ilmu Magister Manajemen.
Tidak lupa, penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih kepada dosen
pengampu, Bapak Dr. Muchlis Mas’ud., SE., MM yang sudah membimbing kami
sehingga penulis dapat menyelesaikan review jurnal ini. Dalam penulisan review
jurnal ini penulis merasa masih banyak kekurangan, baik dari segi teknis penulisan
maupun penjelasan atas materi yang ada. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan review jurnal ini.
Sebagai uraian penutup, penulis berharap, review jurnal ini mampu
memberikan manfaat bagi pembaca. Dan menjadi sumbangsih penulis untuk ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen.

Malang, Januari 2023

Penulis
REVIEW JURNAL

Judul : The Climate Changes In Banking Credit To The Financial


Cycle During The Covid-19 Pandemic In Indonesia.
Penulis : Edwin Basmar, Carl M. Campbell-III, Erlin Basmar,
Suhendra S.
Penerbit : Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 9, No. 1
Tahun terbit : 2022

I. Darimana Penelitian Dimulai (Reasoning)


Hubungan antara bisnis dan kegiatan perbankan tidak dapat dipisahkan,
bagi sektor perbankan, kinerja keuangan merupakan tanggung jawab Bank Sentral
melalui fungsi intermediasi keuangan, sedangkan sebagai bagian dari pemerintah
dan masyarakat untuk menjaga proses kegiatan keuangan (Aizenman, 2009; Alp et
al, 2014). Hubungan tersebut terjadi melalui besarnya kredit yang disalurkan bank
kepada masyarakat, yang berdampak pada pemerataan peredaran keuangan,
sebagaimana sasaran Bank Indonesia seperti peningkatan stabilitas keuangan dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kredit perbankan mengalami tekanan serius di masa Pandemi Covid-19,
karena baik sektor usaha skala besar maupun sektor usaha kecil merasakan
ketidakkonsistenan pendapatan dalam kegiatan bisnis dan keuangan. Inkonsistensi
sektor bisnis berdampak pada kinerja perbankan dengan meningkatnya Non
Performing Loan (NPL), perubahan tingkat permodalan dan ukuran kesehatan
perbankan yang berdampak pada arus keuangan di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi dan sirkulasi keuangan dari aktivitas kredit perbankan
menjadikan siklus keuangan berjalan optimal, melalui pengendalian kebijakan yang
tepat dari pemerintah terhadap tekanan variabel ekonomi makro khususnya, dan
variabel ekonomi mikro pada umumnya, membuat stabilitas keuangan dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik (Naiggolan et al, 2021; Basmar
dkk, 2021b). Stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai
negara berkembang sejalan dengan derasnya pinjaman oleh sektor perbankan,
yang bertujuan agar sektor pemerintah dapat menggunakan keuangan secara
optimal dan efisien dalam mengembangkan saran dan infrastruktur untuk proses
aliran keuangan di Indonesia (Anglopoulou et al, 2009; Jony et al, 2021). Kehadiran
Pandemi Covid-19 sebagai ujian stabilitas keuangan di Indonesia, termasuk
stabilitas keuangan global, keterpurukan Indonesia dalam kondisi yang berubah
menjadi pertanyaan apakah siklus keuangan dapat bertahan selama Pandemi
Covid-19 (Marzuki et al, 2021; Basmar et al, 2021c). Oleh karena itu, pengukuran
stabilitas siklus keuangan pada masa Pandemi Covid-19 akan menunjukkan
kemampuan Indonesia dalam mengelola aktivitas keuangan, melalui kinerja sektor
perbankan, khususnya dalam hal kredit perbankan, yang menentukan kinerja
pemerintah melalui kebijakan yang diterapkan pada masa pandemi Covid-19,
khususnya untuk menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
II. Dasar Teori
Prinsip dasar batasan awal kajian yang menggambarkan konsep
keseimbangan perubahan iklim dalam penyaluran kredit perbankan terhadap
pertumbuhan ekonomi melalui kinerja keuangan pada pergerakan siklus keuangan,
oleh karena itu definisi operasional kredit bank dan siklus keuangan dijabarkan
dalam persamaan berikut:

Persamaan 1 mengacu pada neraca ekonomi (Classical Stream), dimana β


menunjukkan perubahan iklim kredit yang disalurkan oleh perbankan, sedangkan ϑ
merupakan teknik keseimbangan ekonomi melalui pergerakan gelombang dalam
siklus keuangan. Pengembangan model Ed Waves Index melalui filtering
Persamaan 1, untuk mengetahui spesifikasi iklim kredit perbankan yang
berpengaruh signifikan terhadap neraca siklus keuangan, perkembangan ini dapat
dilihat secara jelas pada persamaan berikut:

Persamaan 2 menjelaskan penjabaran variabel kredit yang merupakan


pengembangan model Ed Waves Index sebagai normal filtering of variable.
Persamaan 2 dijelaskan dengan menggunakan elemen kredit seperti kredit
investasi (σ) kredit modal kerja (φ), dan kredit konsumsi (θ). Definisi tersebut
menggambarkan pergerakan gelombang kredit finansial sebagai tahapan
transformasi tekanan menjadi gelombang siklus keuangan, konsep ini dijelaskan
dalam persamaan berikut:

Persamaan 3, merupakan elemen kredit yang menunjukkan gelombang


siklus keuangan bergerak normal dan dapat diukur dengan mudah melalui aktivitas
kredit. Persamaan 3 juga dapat digunakan sebagai metode pendeteksian
pergerakan iklim kredit dari perubahan yang mempengaruhi tekanan, hal ini dapat
diidentifikasi melalui 2 elemen utama seperti yang ditunjukkan pada persamaan
berikut:
1. Iklim Kredit Perbankan Terkontaminasi Tekanan Internal
Persamaan 4, menunjukkan tekanan kredit bergerak melalui kontaminasi
tekanan internal di atas gelombang kredit normal. Elaborasi tekanan tersebut
membuat siklus keuangan mengikuti perubahan tekanan kredit, melalui
perubahan elemen makroekonomi dan mikroekonomi secara parsial maupun
simultan dengan tingkat keparahan tekanan yang mencapai titik signifikan.

2. Iklim Kredit Perbankan Terkontaminasi Tekanan Eksternal


Persamaan 5, menggambarkan tekanan kredit yang terkontaminasi oleh
tekanan eksternal dengan pola pergerakan gelombang di bawah gelombang
kredit normal, yang dipengaruhi oleh perubahan elemen ekonomi makro dan
ekonomi mikro secara parsial atau simultan. Hantaman ombak bisa mencapai
titik akut Depresi keuangan, membuat tekanan semakin kuat elaborasi untuk
mempengaruhi pergerakan siklus keuangan mengikuti tekanan pada kredit
perbankan. Puncak kredit disebabkan oleh perubahan kebijakan pemerintah
dan sesuai dengan pemikiran Keynesian. Oleh karena itu, dalam upaya
menetralisir tekanan akibat perubahan iklim kredit perbankan baik secara
internal maupun eksternal, maka pengaruh pergerakan siklus keuangan
terhadap perubahan iklim kredit tersebut harus dijaga dengan baik,
persamaan berikut menggambarkan pengukuran tekanan dalam siklus
keuangan sebagai berikut:
Persamaan 6 menjelaskan pentingnya pergerakan siklus keuangan dimana
pergerakan keuangan dipengaruhi oleh jumlah uang beredar (λ), sebagai ukuran
aktivitas

keuangan melalui stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi, sehingga


sinkronisasi pergerakan gelombang kredit perbankan dapat dijelaskan dengan
persamaan berikut:
Persamaan 7, jelas menunjukkan bahwa siklus keuangan sangat sensitif
terhadap perubahan ekonomi, dalam hal ini tekanan dari sektor keuangan riil yang
menggambarkan proses pertumbuhan ekonomi dalam istilah uang beredar, seperti
deposito (µ), giro (η), dan deposit (υ). Oleh karena itu, perekonomian akan tumbuh
secara normal melalui pergerakan elemen keuangan seperti persamaan berikut:

Persamaan 8, mengacu pada nilai tekanan gelombang kredit dengan asumsi


bahwa siklus keuangan akan menyerap tekanan gelombang kredit perbankan,
dimana kredit perbankan merupakan pertumbuhan ekonomi. Upaya pertumbuhan
ekonomi ini diukur melalui efek tekanan pada jumlah uang beredar yang dapat
mengidentifikasi pergerakan gelombang siklus keuangan, seperti yang ditunjukkan
pada persamaan berikut:

Persamaan 9, menunjukkan pergerakan siklus keuangan pada zona positif


melalui pengaruh yang signifikan dari unsurunsur pertumbuhan ekonomi, oleh
karena itu, persamaan seperti gerak dan arah antara tekanan kredit perbankan dan
gelombang siklus keuangan, bersinergi secara parsial atau simultan dengan
pertumbuhan ekonomi.
Konsep pengukuran Persamaan 10, menunjukkan bahwa ketika tekanan
kredit perbankan berkontraksi kuat maka perilaku elemen pertumbuhan akan
berpengaruh, sehingga tekanan kredit perbankan dan gelombang siklus keuangan
juga memiliki tekanan yang sama dan bersinergi pada area pergerakan negatif.
menjelaskan tekanan-tekanan yang akan mengidentifikasi pengaruh signifikan
terhadap stabilitas keuangan atau pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sebelum dan
selama Pandemi Covid-19.

III. Peneltian Terdahulu Yang Dikembangkan


Penelitian ini merupakan pengembangan dari model Ed Waves Index
sebagai hal baru dalam penelitian ini (Basmar et al, 2017). Pengukuran dilakukan
melalui penyaringan variabel-variabel ekonomi makro yang mempengaruhi siklus
keuangan, hingga perubahan penyaluran kredit sebelum dan selama masa
Pandemi Covid-19. Pengumpulan data tahun 1950 sampai dengan tahun 2021
pada masa Pandemi Covid-19, data dikelompokkan secara time series dengan
triwulanan, data diperoleh dari laporan Bank Indonesia, namun terdapat beberapa
laporan dari instansi lain yang dianggap sesuai dengan penelitian ini. Pemaparan
penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif melalui temuan dan fenomena
ekonomi di Indonesia untuk hasil pengukuran yang lebih tepat dan komprehensif.
Tujuan penelitian dapat digunakan bagi sektor keuangan untuk menentukan
kebijakan terkait perubahan pergerakan keuangan melalui gelombang siklus
keuangan secara optimal.

IV. Variabel Yang Digunakan (Construct)


Variable yang digunakan dalam jurnal ini adalah: Iklim kredit perbankan,
stabilitas keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia

V. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari jurnal ini adalah: Bagaimanakah kebijakan terkait
perubahan pergerakan keuangan melalui gelombang siklus keuangan secara
optimal?
VI. Hipotesis Dan Dasar Teori Penelitian Terdahulu
Pertumbuhan ekonomi dan sirkulasi keuangan dari aktivitas kredit perbankan
menjadikan siklus keuangan berjalan optimal, melalui pengendalian kebijakan yang
tepat dari pemerintah terhadap tekanan variabel ekonomi makro khususnya, dan
variabel ekonomi mikro pada umumnya, membuat stabilitas keuangan dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik (Naiggolan et al, 2021; Basmar
dkk, 2021b). Stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai
negara berkembang sejalan dengan derasnya pinjaman oleh sektor perbankan,
yang bertujuan agar sektor pemerintah dapat menggunakan keuangan secara
optimal dan efisien dalam mengembangkan saran dan infrastruktur untuk proses
aliran keuangan di Indonesia (Anglopoulou et al, 2009; Jony et al, 2021).
Pengukuran arus keuangan tidak sejalan dengan fenomena hubungan antara kredit
perbankan, siklus keuangan, stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Kontroversi terjadi ketika jumlah kredit yang disalurkan untuk
meningkatkan aktivitas keuangan tidak sebanding dengan pergerakan siklus
keuangan di Indonesia. Penyaluran kredit perbankan ke sektor riil sesuai dengan
status Indonesia sebagai Negara berkembang, namun kondisi ini dapat
mempengaruhi kinerja perbankan sehingga memberikan tekanan negative pada
pergerakan siklus keuangan karena penyaluran kredit tidak didasarkan pada proses
kredit yang baik. Kesenjangan kerusakan tersebut mengakibatkan gelombang
siklus keuangan dalam depresi yang kuat dengan beberapa periode menyebabkan
krisis keuangan di Indonesia. (Siswanti et al, 2020; Zaman et al, 2021).

VII. Hasil Temuan, Teori Yang Didukung Atau Terbantahkan, Dan


Keterkaitan Dengan Penelitian Terdahulu
Tabel 1 menunjukkan bahwa pergerakan indikator kredit secara keseluruhan
pada masa Pra Pandemi Covid-19 mengalami tekanan frekuensi positif, dengan titik
terendah sebesar 1,4 Amplitudo, karena sebagian besar kredit digunakan untuk
menggerakkan indikator ekonomi makro dan ekonomi mikro untuk meningkatkan
aktivitas keuangan dan menjaga stabilitas keuangan di Indonesia sebagai negara
berkembang. Pengaruh pergerakan tersebut berdampak pada gelombang siklus
keuangan yang mirip dengan tekanan kredit dengan dominasi tekanan positif,
meskipun terdapat tekanan negatif dengan titik terendah di Amplitudo -0.3. Kondisi
ini menunjukkan bahwa pengaruh kredit perbankan dapat terserap dengan
sempurna dalam kegiatan sektor ekonomi sebagai proses pembangunan ekonomi.
Meskipun beberapa penyaluran kredit diindikasikan sebagai Non Performing Loan
di sektor perbankan, namun dalam proses pertumbuhan ekonomi tidak memberikan
dampak yang signifikan.

Faktor tekanan pada masa Pandemi Covid-19 mengakibatkan indikator


kredit perbankan mengalami shock yang cukup signifikan, akibatnya gelombang
kredit didominasi oleh frekuensi tekanan negatif dengan tekanan tertinggi sebesar
-2,1 Amplitudo. Seluruh indikator kredit dan elemen ekonomi makro mendapat
stimulasi negatif selama masa Pandemi Covid-19, sehingga terjadi proses stabilitas
keuangan dalam kondisi wait and see terhadap perubahan Pandemi Covid-19. Wait
and see dari tekanan indikator kredit perbankan berdampak pada gelombang siklus
keuangan yang mengalami tekanan berat dalam beberapa periode terakhir. Kondisi
ini terbentuk dari dominasi tekanan negatif dengan tekanan tertinggi -2,7 Amplitudo.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kredit mengalami tekanan berat melalui Non
Performing Loan di sektor perbankan, akibat kerusakan signifikan dari Pandemi
Covid-19 yang mengakibatkan ketidakstabilan keuangan dan penurunan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Implikasi tekanan kredit yang diadaptasi oleh perubahan gelombang siklus


keuangan Pra Pandemi Covid-19 berdampak positif terhadap perubahan stabilitas
keuangan. Sebagai negara berkembang, permintaan kredit yang tinggi
menyebabkan sektor keuangan berfungsi dengan baik dalam perekonomian, dan
sirkulasi keuangan menciptakan sistem hubungan antar sektor yang memiliki
sinergi positif. Besarnya kredit tidak berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi makro
karena inflasi dan suku bunga yang stabil. Akibatnya, volatilitas keuangan dan siklus
keuangan juga stabil, sedangkan aktivitas ekonomi makro meningkatkan
perputaran keuangan dari negara lain. Kepercayaan yang tinggi dari negara lain
terhadap perekonomian Indonesia mengakibatkan sirkulasi keuangan meningkat
dan didukung oleh kepercayaan investor terhadap kemampuan Indonesia untuk
berkembang berdampak pada peningkatan investasi di Indonesia (Basmar et al,
2021).

Stabilitas keuangan Pra-Covid-19 Pandemi relatif stabil, namun pada


periode-periode tertentu terjadi tekanan berat seperti krisis ekonomi akibat nilai
tukar dan krisis keuangan akibat krisis Subprime mortgage, namun kondisi ini
membuat stabilitas keuangan di Indonesia membaik khususnya kesehatan
perbankan tingkat kredit (Damanik et al, 2021a). Implikasi dari perekonomian yang
stabil seperti sector ekonomi yang optimal, kekuatan pertumbuhan ekonomi dari
krisis membuat Indonesia menjadi Negara berkembang yang kuat dibandingkan
dengan negara Asia lainnya, hal ini membuat negara maju berinvestasi di
Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonomi berfluktuasi, kondisi ini tidak
berdampak negatif terhadap sirkulasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Implikasi siklus keuangan pada masa Pandemi Covid-19 berbanding
terbalik dengan kondisi stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi Sebelum
Pandemi Covid-19. Situasi ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan Pra
Pandemi Covid-19 sangat rapuh, konsep pemerintah untuk memperkuat sektor
perbankan, khususnya pengaturan kredit perbankan tidak efisien, semua sektor
bisnis berada di bawah tekanan keuangan yang signifikan, peningkatan Non
Performing Loan menjadi normal di fenomena perbankan Indonesia.

VIII. Keterbatasan Penelitian, Gap atau Peluang Untuk Ditindaklajuti Bagi


Penelitian Yang Akan Datang

Literatur terkait siklus keuangan pada masa Pandemi Covid-19 terhadap


kondisi stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi sangatlah minim. Meskipun
didukung oleh data terkait perbandingan stabilitas keuangan sebelum dan sesudah
paandemi covid 19 namun peneliti kurang menjelaskan literature yang mendukung
pendapat- pendapat tersebut. Seharusnya peneliti dapat memberikan bahan
rujukan pada saat kondisi ekonomi mengalami resesi atau krisis sebagai bahan
rujukan, karena kondisi pandemic covid 19 adalah kondisi ekonomi yang tidak
biasa.

IX. Theoritical Recommendations


Secara teoritis penelitian ini berkontribusi pada model Ed Waves Index
sebagai hal baru dalam penelitian ini (Basmar et al, 2017). Pengukuran dilakukan
melalui penyaringan variabel-variabel ekonomi makro yang mempengaruhi siklus
keuangan, hingga perubahan penyaluran kredit sebelum dan selama masa
PandemiCovid-19. Pengumpulan data tahun 1950 sampai dengan tahun 2021 pada
masa Pandemi Covid-19, data dikelompokkan secara time series dengan
triwulanan, data diperoleh dari laporan Bank Indonesia. Penelitian ini mampu
memberikan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan pandemic
Covid 19 yang menjadikan keadaan ekonomi suatu Negara terpengaruh secara
drastis.

X. Practical Recommendation Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan,


dan Aplikasinya Pada Keperluan Praktis, Serta Bagi Penelitian Berikutnya
Keadaan pandemi covid 19 menyebabkan berkurangnya aktivitas keuangan
melalui pengurangan belanja publik dan upaya adaptasi dampak perubahan
Pandemi Covid-19, selain itu pemerintah menekan penyebaran Pandemi Covid-19
dengan menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasasn Kegiatan Masyarakat
(PPKM), membuat stabilitas keuangan sangat tertekan dan diidentikkan sebagai
mini financial crisis dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Hubungan tersebut
berdampak pada proses pertumbuhan ekonomi, Pandemi Covid-19 telah membuat
ekonomi Indonesia tumbuh dalam kondisi negatif, kegiatan di sektor pertumbuhan
tidak berjalan maksimal, sementara hubungan perdagangan dengan negara lain
bukanlah alternatif terbaik untuk meningkatkan investasi ekonomi. di Indonesia. Hal
ini berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu alokasi
keuangan pada sektor-sektor vital lebih penting untuk mencegah penyebaran
Pandemi Covid-19 dan sektor lain harus bekerja dalam konsep kehati-hatian,
karena proses penyebaran tetap terjadi, meskipun pemerintah telah
mempromosikan kebijakan antisipasi pandemi covid-19, tujuannya agar kondisi
keuangan dan ekonomi nasional dan internasional tidak berdampak pada stabilitas
keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat
menggambarkan bagaimana langkah yang diambil pemerintah untuk beradaptasi
dengan Covid 19 terkait kredit. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan terkait kredit
yang berdampak negative akibat suatu kondisi tertentu dan bagaimana tetap
menjaga stabilitas keuangan di masa pandemi.

Anda mungkin juga menyukai