Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Jayanegara Volume 13 Nomor 1 April 2021

p-ISSN : 2548-9348 e-ISSN : 2776-6845 https://doi.org/10.52956/jmj.v13i1

Dampak Makro Ekonomi Terhadap Stabilitas Keuangan di


Indonesia
Sebastiana Viphindrartin DOI:
Universitas Negeri Jember https://doi.org/10.52956/jmj.
sebastianaviphindrartin@gmail.com v13i1.27

Abstrak: Kondisi makroekonomi yang tidak pasti dapat mempenga- Article History
ruhi tingkat risiko kredit bermasalah pada bank. Pengaruh kondisi Received : 2021-04-25
makro ekonomi terhadap NPL memiliki respon yang berbeda-beda Reviewed : 2021-04-25
untuk setiap sektor ekonomi. Tujuan utama penelitian ini adalah Revised : 2021-04-25
untuk mengetahui pengaruh faktor makroekonomi (inflasi, nilai Accepted : 2021-04-25
tukar dan suku bunga) dan faktor spesifik bank (kredit) terhadap
Non Performing Loan (NPL) BPR di Indonesia periode 2015 hingga Licensed
2018. Penelitian ini menggunakan estimasi Vector Error Correction CC-BY
Model (VECM) untuk mengetahui pengaruh variabel independen
yang terdiri dari faktor makroekonomi dan faktor spesifik bank. Ber-
dasarkan hasil estimasi VECM, tiga variabel yang berpengaruh posi-
tif dan signifikan terhadap NPL jangka panjang yaitu kredit, inflasi
dan suku bunga. Sedangkan dalam jangka pendek hanya ada dua
variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL yaitu
kredit dan suku bunga. Variabel inflasi dan nilai tukar berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap NPL dalam jangka pendek.

Kata kunci: Bank Perkreditan Rakyat, Indikator Makroekonomi,


NPL, Stabilitas Sistem Keuangan, VECM

Stabilitas Sistem Keuangan berperan penting perekonomian terutama pengaruhnya terha-


dalam perekonomian (ADB Institute, 2015). Sta- dap stabilitas sistem keuangan, maka penelitian
bilitas sistem keuangan memberikan stabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko
aktivitas ekonomi yang pada akhirnya berdam- keuangan di Indonesia dan pengaruh kredit dari
pak pada kesehatan perekonomian. lembaga keuangan mikro, serta pengaruh bebe-
rapa variabel makroekonomi yaitu inflasi, suku
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas bunga dan nilai tukar terhadap risiko kredit
sistem keuangan, secara teori adalah arus mo- (NPL). Variabel makroekonomi diambil karena
dal, nilai tukar, suku bunga, inflasi, rasio kredit indikator makroekonomi dapat mempengaruhi
macet (Non Performing Loans) dan lain-lain. Ra- likuiditas bank sehingga menjadi salah satu fak-
sio kredit bermasalah (NPL) terhadap total kre- tor penentu tingkat kredit macet (Cornock,
dit yang biasa dikenal dengan rasio NPL terha- 2018).
dap total kredit merupakan rasio antara jumlah
kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan, Makroprudensial dan makroprudensial dapat
dan bermasalah, terhadap total kredit (Lehner, berperan sebagai indikator stabilitas sistem ke-
2016). uangan (Dombret & Lucius, 2013). Indikator
makroprudensial antara lain aliran modal, nilai
Sejalan dengan peningkatan jumlah kredit pada tukar, suku bunga dan rasio kredit macet. Se-
lembaga keuangan mikro (Bank Pengkreditan dangkan menurut penelitian Akerlof tahun
Rakyat), maka terdapat indikasi juga akan me- 1970 dalam Ramlall (2018), stabilitas sistem ke-
ningkatkan risiko keuangan. Dengan demikian uangan bertumpu pada tiga pilar, yaitu asimetri
ternyata peningkatan tersebut masih belum informasi, seleksi merugikan, dan moral hazard.
efektif dalam menyelesaikan permasalahan
13
Jurnal Manajemen Jayanegara Volume 13 Nomor 1 April 2021
p-ISSN : 2548-9348 e-ISSN : 2776-6845 https://doi.org/10.52956/jmj.v13i1

Ketiga pilar tersebut merupakan faktor tradisio- Teori perilaku bank adalah turunan dari teori
nal yang menyebabkan kredit macet. Kesen- permintaan uang Keynes. Teori perilaku bank
jangan teori yang ada disebabkan oleh perbe- menyatakan bahwa interaksi antar manusia
daan asumsi yang digunakan dalam penelitian. menentukan tingkat suku bunga di perbankan.
Perilaku masyarakat dalam menggunakan pro-
Keuangan mikro adalah layanan keuangan un- duk perbankan dapat menyebabkan bank men-
tuk kelompok masyarakat berpenghasilan ren- jadi kurang lebih likuid sehingga setiap produk
dah yang mencakup layanan kredit, tabungan, perbankan yang ditawarkan memiliki risiko. Ri-
cicilan, pembayaran dan transfer uang. Secara siko ini akan merugikan semua aspek yang terli-
umum, layanan keuangan mikro ditujukan bat. Apalagi akan mengganggu stabilitas sistem
untuk kelompok masyarakat berpenghasilan keuangan. Teori perilaku bank merupakan tu-
rendah (Schmidt, et al., 2016). runan dari teori permintaan uang Keynes
Lembaga keuangan mikro membantu masyara- dengan motif spekulatif (Fontana & Setterfield,
kat berpenghasilan rendah mendapatkan layan- 2016).
an keuangan. Dimana masyarakat berpengha- Kenaikan suku bunga akan memperburuk kuali-
silan rendah umumnya tidak dapat mengakses tas pinjaman, semakin tinggi biaya hutang akan
layanan perbankan. Lembaga keuangan mikro semakin mempersulit debitur untuk mengem-
pada umumnya beroperasi dengan persyaratan balikan pinjaman. Selain itu, suku bunga tinggi
yang lebih mudah dan sederhana daripada la-
merupakan alternatif yang berpotensi merugi-
yanan yang diberikan oleh bank karena diper-
kan debitur (Bofondi, et al., 2011).
untukkan bagi masyarakat yang belum dapat
mengakses layanan perbankan, perusahaan ke- Inflasi merupakan faktor makroekonomi yang
cil atau perusahaan mikro yang tidak memiliki mempengaruhi efisiensi kegiatan perbankan.
akses perbankan atau tidak dapat mengakses Inflasi menurunkan nilai uang, yang mengu-
layanan perbankan juga termasuk dalam target rangi tingkat pengembalian umum. Penurunan
layanan keuangan mikro yang bertujuan untuk investasi modal berdampak negatif pada kinerja
membantu perusahaan mikro berkembang dan ekonomi. Tingkat inflasi merupakan indikator
berhasil dalam mengelola dan mengembang- yang sering digunakan untuk mengukur kesta-
kan usahanya melalui layanan keuangan mikro. bilan harga barang dan jasa. Inflasi didefinisikan
Perusahaan mikro tentunya membutuhkan la- sebagai kenaikan yang terus menerus pada
yanan permodalan. Namun, karena bank belum tingkat harga umum selama periode tertentu.
dapat melayani usaha mikro, maka jasa keuang-
an mikro menjadi salah satu alternatif jasa ke- Menurut Mankiw (2013), nilai tukar mata uang
uangan yang dapat membantu usaha mikro merupakan nilai pertukaran mata uang terha-
untuk mendapatkan jasa permodalan dan jasa dap mata uang lainnya dalam perdagangan in-
keuangan lainnya. ternasional. Teori NPL yang berkaitan dengan
stabilitas bank bertumpu pada tiga pilar: (i) asi-
Menurut Keynes dalam Cammarosano (2016) metri informasi, (ii) seleksi merugikan, dan (iii)
menjelaskan bahwa uang merupakan salah satu teori moral hazard. Teori tersebut menyebut-
bentuk kekayaan yang dimiliki seseorang. Da- kan penyebab tradisional dari pinjaman kredit
lam penelitian ini, penulis menekankan pada buruk yang diterjemahkan ke dalam ketidak-
motif spekulasi sebagai turunan dari grand stabilan sistem perbankan (Scardovi, 2015).
theory permintaan uang Keynes. Keynes berbe-
da dari klasik dalam penekanannya pada motif Pengertian kredit adalah pemberian uang atau
tagihan yang setara, berdasarkan perjanjian
spekulatif dan peran tingkat bunga dalam me-
nentukan permintaan uang untuk tujuan spe- pinjaman atau kesepakatan antara pemberi
kulatif. kredit dan peminjam, yang mewajibkan pemin-
jam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan bunga (Green, 2016 ).

Page | 14
Sebastiana Viphindrartin, Dampak Makro Ekonomi Terhadap Stabilitas Keuangan di Indonesia

Menurut beberapa jenis literatur, pertumbuh- (2017) menganggap bahwa model tersebut da-
an kredit yang berlebihan seringkali dikaitkan pat mengeksplorasi hubungan antara aspek
sebagai faktor kunci penyebab krisis di sektor langsung dan model yang relevan untuk analisis
keuangan, khususnya di negara berkembang. pengaruh variabel makroekonomi dan faktor
Krisis perbankan besar dalam 30 tahun terakhir spesifik bank terhadap Non Performing Loans
yang terjadi di Chile pada tahun 1982 (NPL).
(Oberfield, 2013), Denmark, Finlandia, Norwe-
gia dan Swedia disebut The Nordic Banking Model yang digunakan dalam Sigh dan Sudana
Crisis terjadi pada awal 1990-an (Schweiger, (2017) adalah sebagai berikut:
2014), krisis Meksiko pada tahun 1994 ( Sosa & 𝑁𝑃𝐿 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐺𝐷𝑃1 + 𝛽2 𝐼𝑁𝐹2 + 𝛽3 𝐸𝑋3 +
Ortiz, 2015), krisis keuangan Asia tahun 1997 𝛽4 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑆𝑖𝑧𝑒4 + 𝛽5 𝑅𝑂𝐴5 + 𝛽6 𝐶𝐴𝑅6 +
(Joe & Oh, 2018) dan krisis kredit hipotek Rak- 𝛽7 𝐼𝑅𝐿7 + µ𝑖
yatime di Amerika Serikat yang terjadi pada
tahun 2008 (Flavin & Sheenan, 2015) dan krisis Secara spesifik persamaan di atas dibentuk da-
utang Eropa yang terjadi pada tahun 2010 - lam model ekonometri sebagai berikut:
2013 (Keddad & Schalck, 2020) juga diawali
dengan periode credit boom. 𝑁𝑃𝐿 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐶𝐷𝑅1 + 𝛽2 𝐼𝑁𝐹2 + 𝛽3 𝑁𝑇𝑅3
+ 𝛽3 𝑆𝐵𝐴4 + µ𝑖
METODE Dimana:
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk NPL : Tingkat Pinjaman Bermasalah
mengetahui pengaruh faktor spesifik bank (kre- CDR1 : Pertumbuhan kredit lembaga keuang-
dit) bagi Bank Perkreditan Rakyat dan variabel an mikro
makroekonomi (inflasi, suku bunga, nilai tukar) INF2 : Tingkat inflasi
terhadap Non Performing Loan tanpa memasti- NTR3 : Nilai tukar
kan adanya sebab dan akibat di Indonesia, jenis SBA4 : Suku bunga
data yang digunakan dalam penelitian ini ada- Ui : Tingkat kesalahan
lah data sekunder berupa data time series β0 : Parameter konstan / Intercept
dengan periode 2015 Januari sampai dengan β1, β2, β3, : Koefisien variabel independen ada-
2018 bulan Desember dengan objek seluruh lah x1, x2, x3
Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian data tersebut dianalisis untuk
mengetahui pengaruh antar variabel menggu- Hasil pengujian unit root seperti yang terlihat
nakan Vector Error Correction Model (VECM). pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuan- semua variabel yang akan diestimasi adalah:
titatif karena penelitian ini bertujuan untuk NPL, kredit, inflasi, nilai tukar dan suku bunga
mencari hasil berupa data berupa angka-angka tidak stasioner. Sedangkan pada uji akar unit
yang digunakan sebagai alat analisis informasi pada level berbeda pertama, semua variabel
tentang apa yang ingin diketahui. yang akan diestimasi tidak mengandung akar
unit sehingga bersifat stasioner. Berikut hasil uji
Spesifikasi model yang digunakan adalah meto- stasioneritas :
de VAR yang diadopsi dari penelitian Sigh dan
Sudana (2017). Sigh dan Sudana (2017) dalam Tabel 1 Hasil Uji Stasioneritas
penelitiannya memasukkan variabel Non Per- Level First Different
forming Loan (NPL), kredit, ukuran bank, ROA, Probability Caption Probability Caption
NPL 0.2548 not stationary 0.0000 stationary
IRL dan CAR sebagai proksi dari faktor spesifik
CDR 0.8247 not stationary 0.0000 stationary
bank. Dan menggunakan variabel GDP, nilai INF 0.0000 stationary 0.0000 stationary
tukar, inflasi dan suku bunga sebagai proksi dari NTR 0.2548 not stationary 0.0000 stationary
variabel makroekonomi. Sigh dan Sudana
Page | 15
Jurnal Manajemen Jayanegara Volume 13 Nomor 1 April 2021
p-ISSN : 2548-9348 e-ISSN : 2776-6845 https://doi.org/10.52956/jmj.v13i1

SBA 0.0010 stationary 0.0000 stationary Vector Error Correction Model (VECM) dapat
Informasi: probabilitas 5% digunakan dalam penelitian ini.

Tes Lag Optimal


Uji Kausalitas Granger
Pemilihan lag empat sebagai lag optimal dalam Pada hasil pengujian terindikasi kredit menye-
penelitian ini didasarkan pada penggunaan nilai babkan NPL dan sebaliknya NPL menyebabkan
Akaike Information Criteria (AIC) minimum dari kredit. Disusul suku bunga menyebabkan inflasi
variabel yang diestimasi dalam persamaan yaitu dan sebaliknya inflasi menyebabkan suku
Non Performing Loan (NPL), kredit, inflasi, nilai bunga. Kemudian suku bunga menyebabkan
tukar. dan suku bunga. Lag keempat dipilih kredit dan kredit juga menimbulkan suku bunga
karena menghasilkan nilai Akaike Information karena variabel-variabel tersebut mempunyai
Criteria (AIC) minimum, artinya model tersebut nilai probabilitas yang lebih kecil dari Nilai Kritis
mampu menjelaskan hubungan antar variabel 5% sehingga dinyatakan memiliki hubungan
dalam penelitian ini.. kausal.
Tabel 2 Hasil Uji Lag Optimal
Lag LR FRE AIC Tabel 4 Hasil Uji Kausalitas Granger
0 NA 1.99E+10 37.90345 Exchange Interest
NPL Credit Inflation
rate Rates
1 324.5806 12205249 30.4982
- 0.0321* 0.0517** 0.1597** 0.7711**
2 28.75294 16651642 30.7633 0.3324** - 0.6226** 0.5870** 0.0010*
3 41.7045 13192312 30.4102 0.0215* 0.6018** - 0.8444** 0.3304**
4 43.06198 8094131 29.6743* 0.9287** 0.6841** 0.6247** - 0.0885**
Note: The asterisk and bold type indicate the smallest AIC value 0.2772** 0.0341* 0.7206** 0.5135** -
Informasi: probabilitas 5%
Catatan: * (memiliki hubungan kausalitas),
Uji Stabilitas VAR
** (tidak memiliki hubungan kausalitas)
Pemodelan VAR dinyatakan stabil jika dalam
menentukan lag optimum, semua variabel me- Hasil Estimasi VECM Jangka Pendek
miliki nilai Modulus Roots of Characteristic Variabel Koefisien T-statistik
Long-term
Polynomial yang lebih kecil dari satu (Levendis, D(CDR(-1)) 0,00011 -4,70396
2019). Jika sistem VAR tidak stabil, hasil yang D(INF(-1)) 0,39959 -5,93812
diperoleh, seperti IRF dan VD, tidak valid. Sete- D(NTR(-1)) 0,00026 -0,05960
lah menguji stabilitas VAR, VECM dapat diperki- D(SBA(-1)) 0,16596 -0,240687
C -0,048474
rakan. Dalam studi ini, model VAR stabil; yaitu Short-term
nilai modulus rata-rata dari variabel tersebut CointEq1 0,20325 -4,36820
adalah 0.896584, yaitu kurang dari 1. D(NPL(-1),2)) 0,19307 -2,05044
D(NPL(-2),2)) 0,24322 -3,22031
Uji Kointegrasi D(CDR(-1),2)) 0,00017 0,99419
D(CDR(-2),2)) 8,2E-05 1,21928
Tabel 3 Hasil Uji Kointegrasi D(INF(-1),2)) 0,32772 -4,99535
Trace 0,05 Critical Probabi- D(INF(-2),2)) 0,38153 -5,57208
Eigenvalue
Statistic Value lity D(NTR(-1),2)) 0,00013 -0,76731
None* 0.759435 149.5263 69.81899 0.0000 D(NTR(-2),2)) 0,00019 -0,47660
At most 1* 0.580723 88.26137 47.8561 0.0000 D(SBA(-1),2)) 0,07707 -4,31502
At most 2* 0.529874 50.8847 29.7971 0.0001 D(SBA(-2),2)) 0,09106 -1,15329
At most 3* 0.347615 18.43027 15.4947 0.0175 C 0,03106 -1,38357
Information: 5% probability
Dalam jangka pendek, variabel kredit ber-
Hasil Uji Kointegrasi Johansen menunjukkan pengaruh signifikan terhadap NPL. Hasil terse-
bahwa nilai Trace Statistic memiliki nilai yang but menyebabkan pertumbuhan kredit Bank
lebih besar dari pada Nilai Kritis. Maka berda- Pengkreditan Rakyat dalam jangka pendek me-
sarkan keempat persamaan tersebut, model

Page | 16
Sebastiana Viphindrartin, Dampak Makro Ekonomi Terhadap Stabilitas Keuangan di Indonesia

ningkat sehingga NPL yang merupakan indika- Pembahasan Hasil Estimasi Data
tor stabilitas sistem keuangan akan meningkat.
Artinya semakin tinggi NPL maka akan menye- Dalam studi ini, pada periode 2015 hingga
2018, terjadi berbagai macam gejolak ekonomi
babkan ketidakstabilan sistem keuangan atau
dengan kata lain stabilitas sistem keuangan yang menyebabkan angka kredit, inflasi, nilai
akan terganggu. Variabel inflasi dalam jangka tukar dan suku bunga Non Performing Loans
pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap (NPLs) berfluktuasi. Selama ini setidaknya ter-
tingkat NPL. Hal tersebut diketahui dengan me- dapat beberapa gejala makroekonomi yang cu-
lihat nilai T-statistik dari variabel inflasi di ba- kup mempengaruhi perekonomian Indonesia
wah nilai T-tabel. Artinya jika terjadi kenaikan yang secara langsung dapat mempengaruhi
laju inflasi dalam jangka pendek tidak akan sektor perbankan, khususnya Bank Perkreditan
mempengaruhi tingkat NPL. Variabel makro- Rakyat. Beberapa peristiwa moneter yang ter-
ekonomi lain yang tidak mempengaruhi tingkat jadi pada kurun waktu 2015-1 hingga 2018-12
adalah tekanan finansial dan ketidakpastian po-
NPL adalah nilai tukar. Dalam penelitian ini
variabel suku bunga mempengaruhi tingkat litik global terkait perekonomian global. Berda-
NPL. Hal ini terjadi karena jika suku bunga di- sarkan studi ini, dimana indikator makroekono-
naikkan maka debitur tidak akan mampu mem- mi diukur dengan menggunakan inflasi, nilai
bayar cicilan yang dipinjamnya sehingga me- tukar dan suku bunga, faktor-faktor spesifik
nyebabkan tingkat NPL meningkat. untuk Bank Perkreditan Rakyat diukur dengan
menggunakan pertumbuhan kredit, dan NPL
menunjukkan bahwa terdapat hubungan jang-
Estimasi Jangka Panjang ka panjang dan jangka pendek yang baik.
Dalam penelitian ini, hasil uji regresi menyata- Variabel kredit sebagai indikator pada faktor-
kan bahwa terdapat hubungan antara variabel faktor khusus bank yang dalam penelitian ini
kredit dengan variabel NPL. Dalam jangka pan- lebih dikhususkan pada kredit mikro yaitu Bank
jang, terdapat hubungan antara inflasi dan NPL. Perkreditan Rakyat di seluruh Indonesia ber-
Inflasi dan NPL memiliki hubungan positif yang pengaruh positif signifikan terhadap NPL Bank
signifikan dalam jangka panjang. Inflasi dan NPL Pengkreditan Rakyat. Peningkatan kredit yang
memiliki hubungan positif yang signifikan da- disebabkan oleh konsumsi masyarakat, pening-
lam jangka panjang sebesar 0,39959. Artinya, katan pendapatan masyarakat atau untuk sek-
jika terjadi kenaikan nilai tukar sebesar satu tor produktif dalam pengembangan usaha mi-
persen, maka dalam jangka panjang NPL akan kro menimbulkan risiko peningkatan tingkat
meningkat sebesar 0,39959 persen. Terdapat NPL (kredit macet) yang akan mengganggu sta-
hubungan positif antara suku bunga dan NPL. bilitas sistem keuangan di Indonesia. sektor
Kemudian, dalam jangka panjang kenaikan nilai perbankan itu sendiri. Pertumbuhan kredit
tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap Bank Pengkreditan Rakyat yang tinggi juga diba-
NPL. rengi dengan kualitas yang mumpuni dimana
rasio NPL mampu dipertahankan hingga 0,3%.
Dalam studi ini, terlihat bahwa fluktuasi nilai Menurut OJK, krisis ini tidak terlalu menggang-
tukar berbanding terbalik dengan tingkat NPL gu pertumbuhan kredit; Namun kredit pada
tahun 2015 hingga 2018. Hal ini dikarenakan Bank Perkreditan Rakyat, Bank Perkreditan Rak-
variabel NPL lainnya seperti kredit, inflasi dan yat dan bank konvensional mengalami perlam-
suku bunga di Indonesia mengalami peningkat- batan.
an.
Selanjutnya variabel inflasi sebagai indikator
makroekonomi berpengaruh signifikan terha-
dap tingkat NPL. Karena kenaikan inflasi berarti
kenaikan dan penurunan harga barang tidak

Page | 17
Jurnal Manajemen Jayanegara Volume 13 Nomor 1 April 2021
p-ISSN : 2548-9348 e-ISSN : 2776-6845 https://doi.org/10.52956/jmj.v13i1

stabil selama periode penelitian 2015 hingga beli masyarakat sehingga dunia usaha mele-
2018. mah. Mengakibatkan kredit terhambat.
Indikator variabel ekonomi makro lain yang di- Variabel ekonomi makro selanjutnya adalah va-
gunakan dalam penelitian ini adalah variabel riabel nilai tukar. Nilai tukar berpengaruh nega-
nilai tukar dan suku bunga. Dalam penelitian ini tif dan tidak signifikan terhadap NPL dalam
nilai tukar merugikan NPL yang artinya tidak jangka panjang dan jangka pendek. Artinya
berpengaruh signifikan terhadap tingkat NPL. depresiasi atau apresiasi nilai tukar tidak mem-
Dalam rentang waktu 2018 ketika menghadapi pengaruhi pembayaran kredit yang diberikan
gejolak ekonomi seperti perang dagang AS dan oleh Bank Perkreditan Rakyat / Non Performing
China, jatuhnya harga minyak dunia dan perse- Credit Rate (NPL) dalam jangka panjang mau-
lisihan antara Amerika Serikat dan Rusia, me- pun jangka pendek.
nyebabkan nilai tukar rupiah terdepresiasi ter-
hadap dolar AS. Hal ini mengakibatkan peru- Variabel suku bunga berpengaruh positif dan
sahaan yang melakukan ekspor ke luar negeri signifikan terhadap tingkat NPL. Artinya, ke-
tidak mampu menangani tekanan yang ditim- naikan suku bunga juga akan meningkatkan
bulkan jika krisis ini berlanjut hingga triwulan IV tingkat kredit bermasalah (NPL) jangka panjang
2018. Karena dampak krisis ini menyebabkan dan jangka pendek di Indonesia.
pasar yang lunak sehingga permintaan menu-
run, maka penurunan permintaan akan meng- DAFTAR RUJUKAN
akibatkan nilai Nilai tukar rupiah yang melemah ADB Institute. 2015. Financial System Stability,
dan akan memberikan tekanan pada perekono- Regulation, and Financial Inclusion.
mian. Cham: Springer
Bofondi, Marcello dan Ropele, Tiziano. 2011.
KESIMPULAN Macroeconomic Determinants of Bad
Loan: Evidence from Italian Bank.
Hasil pengujian variabel makroekonomi dan Questional Papers Economia e Finanza
faktor spesifik bank untuk Non Performing Bekhet, H. A., & Matar, A. A. 2012. Causality of
Loans (NPL) di Indonesia menggunakan VECM. Macroeconomic Variables. Conference
Memberikan hasil bahwa variabel NPL membe- on Asian Forum on Business Education.
rikan respon yang positif dan signifikan terha- Cammarosano, J. R. 2016. A Wider View of John
dap peningkatan kredit dalam jangka pendek Maynard Keynes: Beyond the General
dan panjang. Artinya, tingkat kredit yang tinggi Theory of Employment. Lanham:
dan rendah menyebabkan tingkat NPL yang Lexington Books
tinggi dan rendah. Cornock, O. 2018. The Report: Indonesia 2018.
Oxford: Oxford Business Group
Variabel inflasi yang digunakan sebagai indi- Dombret, A. R., Lucius, O. 2013. Stability of the
kator makroekonomi memiliki pengaruh yang Financial System: Illusion Or Feasible
berbeda terhadap tingkat NPL dalam jangka Concept?. Cheltenham: Edward Elgar
pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pen- Fontana, G., Setterfield, M. 2016. Macroecono-
dek, variabel inflasi merugikan tingkat NPL. mic Theory and Macroeconomic Pedago-
Artinya kenaikan laju inflasi tidak mempenga- gy. Cham: Springer
ruhi tingkat NPL. Sedangkan dalam jangka pan- Flavin, T. J., Sheenan, L. 2015. The role of U.S.
jang, inflasi berpengaruh positif dan signifikan subprime mortgage-backed assets in pro-
terhadap tingkat NPL. Artinya, kenaikan tingkat
pagating the crisis: Contagion or interde-
inflasi meningkatkan tingkat NPL. Inflasi yang pendence?. The North American Journal
meningkatkan kenaikan tersebut disebabkan of Economics and Finance. Volume 34,
oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga November 2015, Pages 167-186. DOI :
barang yang menyebabkan harga juga ikut naik.
Kemudian hal ini dapat mempengaruhi daya
Page | 18
Sebastiana Viphindrartin, Dampak Makro Ekonomi Terhadap Stabilitas Keuangan di Indonesia

https://doi.org/10.1016/j.najef.2015.09. :https://doi.org/10.1016/j.red.2012.10.0
001 05
Green, R. 2016. Classical Theories of Money, Ramlall, I. 2018. Understanding Financial Stabi-
Output and Inflation. Cham: Springer lity. Bingley : Emerald
Joe, D. Y., Oh, F. D. 2018. Credit ratings and Scardovi, C. 2015. Holistic Active Management
corporate cash holdings: Evidence from of Non-Performing Loans. Cham: Springer
Korea’s corporate reform after the 1997 Schmidt, R. h., Seibel, H. D., Thomes, P. 2016.
Asian financial crisis. Japan and the World From Microfinance to Inclusive Finance:
Economy. Volume 45, March 2018, Pages Why Local Banking Works. Hoboken:
9-18. DOI: John Willey and Sons Pristina. 2017.
https://doi.org/10.1016/j.japwor.2017.1 Macroeconomic and Bank-Specific
1.003 Determinants Of Non-Performing Loan in
Keddad, B., Schalck, C. 2020. Evaluating sove- Macedonian Banking System-Panel Data
reign risk spillovers on domestic banks Analysis. Journal of Central Bank of the
during the European debt crisis. Econo- Republik of Kosovo (Head of Financial
mic Modelling.Volume 88, June 2020, Stability Unit)
Pages 356-375. DOI: Schweiger, C. 2014. The EU and the Global
https://doi.org/10.1016/j.econmod.2019 Financial Crisis. Cheltenham: Edward
.09.047 Elgar
Lehner, O. M. 2016. Routledge Handbook of Sosa, M., Ortiz, E. 2015. Desequilibrios
Social and Sustainable Finance. London, cambiarios y crisis: Canadá, México,
UK: Routledge Japón y Reino Unido vs dólar de EE.UU.
Levendis, J. D. 2019. Time Series Econometrics: (1994-2014) Exchange rate disequilibria
Learning Through Replication. Cham, integration and crisis: Canada, México,
switzerland: Springer Japan and United Kingdom vs EE.UU.
Linda, M. R., Megawati, & Deflinawati. 2015. dollar (1994-2014). Contaduría y
Pengaruh Inflasi, Kurs Dan Tingkat Suku Administración. Volume 60, Supplement
Bunga Terhadap Non Performing Loan 2, October–December 2015, Pages 106-
Pada PT. Bank Tabungan Negara 127. DOI:
(Persero) Tbk Cabang Padang. Journal of https://doi.org/10.1016/j.cya.2015.08.0
Economic Education, 137-144. 14
Mankiw, N. G. 2013. Principle of macroecono- Sudana, S.K Sigh. 2017. Determinants of Non-
mics. Singapore: Cengate Performing Loan Comparativa Study of
Oberfield, E. 2013. Productivity and Bank in Indonesia dan Nepal. Increasing
misallocation during a crisis: Evidence Management Relevance and Competiti-
from the Chilean crisis of 1982. Review of veness. CPD Certified, Universitas Air-
Economic Dynamics. Volume 16, Issue 1, langga: Surabaya
January 2013, Pages 100-119. DOI

Page | 19

Anda mungkin juga menyukai