Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2013, Hal. 25 – 39 Vol. 20, No.

1 25
ISSN: 1412-3126

MUHAMMAD BACHRUL HUDA


14219056
4EA03
UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK (STUDI EMPIRIK PADA


INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA)
(The Factors Affecting Bank Performance (Empirical Study of the Banking Industry in Indonesia Stock Exchange)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Faktor-faktor tersebut adalah efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), permodalan (CAR), dan
likuiditas (LDR). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan metode Purposive Sampling, sampel yang layak digunakan sebanyak 28
perusahaan Perbankan dengan kriteria antara lain: perusahaan perbankan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
tidak pernah di delete dan memberikan data laporan keuangan selama periode 2007-2010. Jenis data yang digunakan adalah
data sekunder, yang merupakan gabungan dari data time series dan cross section. Tehnik analisis yang digunakan regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, NIM
berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai
koefisien determinasi, yang menunjukkan besarnya besarnya pengaruh BOPO, NPL, NIM, CAR dan LDR terhadap ROA
sebesar 73,1 %, sedangkan sisanya sebesar 26,9 % dijelaskan oleh sebab lain diluar model.
Kata kunci : efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), permodalan (CAR), likuiditas (LDR).

ABSTRACT
This study aims to examine the factors that affect the performance of banks listed on the Indonesia Stock Exchange. These
factors were operating efficiency (ROA), credit risk (NPL), market risk (NIM), capital (CAR), and liquidity (LDR). The data
used in this study were obtained from the Company's Financial Statements Banking Publications listed on the Stock
Exchange. Based on purposive sampling method, the sample is worth using as many as 28 corporate banking with the
following criteria: banking company is listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI), never on delete, and provide financial
statement data for the period 2007-2010. The type of data used are secondary data, which is a combination of time series and
cross section data. Technical analysis used multiple linear regression. The results showed that the variables BOPO and NPL
are significant negative effect on ROA, NIM is significant positive effect on ROA, CAR and LDR whereas no significant effect
on ROA. Coefficient of determination, which shows the magnitude of the influence BOPO, NPL, NIM, CAR and LDR to ROA
are 73.1%, while the rest of 26.9% explained by other causes outside the model.
Key words: efficiency of operations (ROA), credit risk (NPL), market risk (NIM), capital (CAR), liquidity (LDR).

PENDAHULUAN earning dan akhirnya modal terkuras dalam waktu


Otoritas dan analis keuangan dunia telah yang sangat cepat, dan kondisi ini berlangsung
mengamati dengan cermat krisis yang terjadi di hingga tahun 2004. Kesulitan lembaga perbankan
Asia pada tahun 1998, dan krisis berikutnya sampai di Indonesia tampak berkepanjangan, padahal Bank
dengan terjadinya krisis Keuangan global yang Indonesia telah menjalankan tugasnya sebagai
melanda beberapa Negara dalam kurun waktu be- Lender of last resosrt, yaitu fungsi yang melekat
berapa tahun terakhir ditahun 2008. Perkembangan sebagai pelindung bank dalam hal terjadi kesulitan
dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi dere- likuiditas (Taswan, 2010). Oleh karena itu, penting
gulasi dibidang keuangan, moneter dan perbankan bagi kita semua untuk mempelajari setiap aspek
pada juni 1983. Deregulasi tersebut telah meng- yang terkait dengan pelaku utama dalam sistem
akibatkan kebutuhan dana secara langsung maupun keuangan, yaitu perbankan.
tidak langsung melalui perbankan meningkat. Peranan perbankan saat ini sangat dominan
Mengulas kegiatan Ekonomi tidak lepas dari dalam sistem keuangan, sehingga pemahaman dan
dunia Perbankan, krisis perbankan tahun 1997/ pengelolaan Bank yang baik tentunya akan men-
1998 memberikan pelajaran sangat serius dalam dorong sistem keuangan yang baik. Apalagi
bisnis perbankan. Bank kesulitan likuiditas, kua- kemudian pemahaman kita diperkaya dengan ber-
litas aset memburuk, tidak mampu menciptakan bagai pemaparan mengenai pengelolaan rasio
26 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

keuangan, penilaian kinerja dan tingkat kesehatan efisiensi operasi, risiko kredit, risiko pasar,
yang memadai. Berangkat dari pemikiran tersebut permodalan, dan likuiditas mempengaruhi kinerja
lingkup materi tentang anlisis rasio keuangan bank.
perbankan dirasakan masih sangat dibutuhkan dan
diupayakan demi kepentingan semua pihak. LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan SEBELUMNYA
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, peme-
Kinerja bank atau kemampuan bank dalam
rintah menyadari bahwa peranan bank sangat
meningkatkan nilai usahanya adalah melalui pe-
penting. Bank adalah sebuah lembaga atau per-
ningkatan laba, aset dan prospek kedepan, namun
usahaan yang aktivitasnya menghimpun dana
titik berat evaluasinya tetap mendasarkan pada
berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang
earning atau profitabilitas dan risiko. Aspek profi-
lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus
tabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan
spending unit), kemudian menempatkanya kembali
ROA, sedangkan aspek risiko bisa diproksi dengan
kepada masyarakat yang membutuhkan dana
credit risk, liquidity risk, interest risk dan
(deficit spending unit) melalui penjualan jasa
operasional risk capital. Beberapa teori yang men-
keuangan yang pada gilirannya dapat meningkat-
dasari penelitian ini antara lain adalah Teori
kan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan, 2010).
Likuiditas yang menekankan bahwa likuiditas bank
Dunia usaha dalam menjalankan usahanya tidak
akan terjamin apabila aktiva produktif disusun dari
lepas dari dukungan bank, baik peranan bank
kredit jangka pendek yang mudah dicairkan selama
sebagai peranan dalam lalu lintas pembayaran,
bisnis dalam kondisi normal. Secara spesifik teroi
penghimpun dana maupun penyalur dana (Kuncoro
ini menyatakan bahwa bank hanya akan mem-
dan Suhardjono, 2002).
berikan kredit jangka pendek yang sangat mudah
Sejalan dengan kemajuan peradaban, tekno- dicairkan melalui pembayaran kembali angsuran
logi informasi dan globalisasi perekonomian inter- atas kredit tersebut sebagai sumber likuiditas. Teori
nasional, peranan bank semakin berkembang dan lainya adalah Trade Off Theory yang mempunyai
bidang usahanyapun semakin luas. Bank merupa- asumsi bahwa struktur modal perusahaan me-
kan perusahaan dinamis yang mendorong per- rupakan keseimbangan antara keuntungan peng-
tumbuhan perekonomian nasional. Usaha bank gunaan hutang dengan biaya financial distress
bukan saja sebagai penghimpun dan penyalur dana, (kesulitan keuangan ) dan biaya keagenan
tetapi juga pencipta alat-alat pembayaran, sta- (Brigham.2001). Jadi perusahaan yang tidak meng-
bilisasi moneter dan dinamisator pertumbuhan per- gunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan
ekonomian suatu negara. Bahkan bank mendorong yang menggunakan pembiayaan dengan pinjaman
terjalinnya hubungan perekonomian perdagangan seluruhnya adalah buruk, yang terbaik bagi
internasional antar negara di dunia. Setiap per- perusahaan tentu saja dengan mempertimbangkan
usahaan memanfaatkan jasa-jasa perbankan, karena kedua instrumen pembiayaan tersebut untuk
kelancaran lalu lintas pembayaran dan penagihan mencapai hasil yang optimal. Sedangkan Pecking
hanya dapat dilakukan dengan memanfaatkan jasa- Order Theory mengasumsikan bahwa tujuan dari
jasa perbankan. perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan
Penelitian ini menguji faktor-faktor yang pemegang saham. Perusahaan akan menentukan
menentukan kinerja bank yang listed di Bursa Efek urutan dari mana saja sumber dana yang paling
Indonesia. Ada banyak factor yang mempengaruhi disukai, jika melihat uraian teori ini, maka inves-
kinerja bank, baik faktor yang berasal dari dalam tasi perusahaan akan dibiayai dengan dana internal
maupun faktor dari luar. Dimana faktor dari dalam terlebih dahulu, kemudian diikuti penerbitan
dapat dikendalikan manajemen, sedangkan faktor hutang baru dan ekuitas baru.
dari luar tidak dapat dikendalikan manajemen.
Risiko adalah penyimpangan hasil aktual dari
Penelitian ini menguji faktor-faktor dari dalam
hasil yang diharapkan, atau risiko adalah proba-
yang mempengaruhi kinerja bank. Faktor-faktor
bilitas sesuatu hasil yang berbeda dari yang di-
tersebut adalah Efisiensi Operasi (BOPO), Risiko
harapkan. Risiko dapat dikategorikan menjadi
Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), Permodalan
empat kategori yaitu risiko pasar, risiko kredit,
(CAR), dan Likuiditas (LDR). Seberapa besar
risiko operasional dan risiko reputasi. Risiko pasar
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 27

merupakan risiko kerugian dalam nilai portofolio Beberapa penelitian berkenaan dengan
yang diakibatkan oleh fluktuasi tingkat suku kinerja perbankan di Indonesia telah dilakukan,
bunga, fluktuasi nilai tukar, fluktuasi harga dengan hasil yang berbeda-beda. Ferdi Rindhat-
komoditi dan fluktuasi harga saham. Risiko kredit mono (2005),dalam penelitiannya menemukan
merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh bahwa BOPO, NPL, NIM, CAR, dan market share
kegagalan debitur yang tidak dapat diperkirakan berpengaruh signifikan terhadap ROA pasca
atau karena debitur tidak dapat memenuhi merger, sedangkan LDR tidak signifikan. Bambang
kewajibanya sesuai perjanjian atau penurunan Sudiyatno dan Suroso (2010), menguji pengaruh
kualitas kredit nasabah. Risiko operasional me- DPK, BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja
rupakan risiko kerugian langsung atau tidak keuangan pada sektor perbankan. Hasil penelitian
langsung diakibatkan oleh kegagalan atau proses- menunjukan DPK, CAR dan LDR berpengaruh
proses operasional yang kurang memadai. positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kinerja suatu perusahaan, analisis keuangan mem- ROA. Nurul Maulidya L, et al (2012), menemukan
butuhkan suatu ukuran. Ukuran yang dipergunakan bahwa NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA,
adalah rasio yang menghubungkan antara beberapa sedangkan CAR dan LDR tidak signifikan terhadap
data keuangan. Menurut Mudradjat Kuncoro dan ROA. Bambang Sudiyatno dan Rini Setiyowati
Suhardjono (2002) rasio yang digunakan untuk me- (2012), meneliti pengaruh BOPO, NPL, NIM, dan
ngukur dan membandingkan kinerja profitabilitas CAR terhadap kinerja keuangan Bank. Hasil
bank adalah Return on Equty (ROE) dan Return on penelitian menunjukan BOPO, NPL berpengaruh
Asset (ROA). Return on Equity (ROE) menunjukan negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
kemampuan manajemen bank dalam mengelola Bank, sedangkan NIM dan CAR berpengaruh
modal yang tersedia untuk mendapatkan net positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
income. Semakin tinggi return semakin baik, Bank. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
karena berarti deviden yang dibagikan atau di- masih adanya hasil yang berbeda, sehingga terjadi
tanamkan kembali sebagai retained earning juga fenomena riset gap dari hasil penelitian yang sudah
akan semakin besar. Sedangkan ROA menunjukan dilakukan tersebut.
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan Penelitian tentang kinerja perbankan di
income dari pengelolaan aset yang dimiliki. beberapa negara sebelumnya juga pernah dilaku-
Menurut Agnes Sawir (2005) Rasio Rentabilitas kan dengan hasil yang masih terdapat berbedaan.
bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank Studi pertama berfokus pada negara tertentu dalam
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, menentukan profitabilitas bank, antara lain: Berger,
juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas et al, 1987; Berger, 1995; Barajas, et al, 1999;
manajemen dalam menjalankan operasional per- Naceur dan Goaied, 2001; Naceur, 2003;
usahaanya. Salah satu rasio didalamnya adalah Athanasoglou, et al, 2005; Ozdincer, B, and
Return on Asset (ROA), yaitu rasio untuk meng- Ozyldirim, C, 2006; Aburime, 2008; Anna P.I.
ukur kemampuan manajemen bank dalam me- Vong dan Hoi Si Chan, 2009. Studi yang kedua
ngelola aktiva yang dikuasainya untuk meng- merupakan survey faktor di negara-negara yang
hasilkan berbagai income. Return on Asset meng- berbeda, antara lain oleh Haslem, 1968; Short,
indikasikan kemampuan bank menghasilkann laba 1979; Bourke, 1989; Miller dan Noulas (1997);
dengan menggunakan asetnya, semakin besar rasio Molyneux dan Thornton, 1992; Demirgϋς-Kunt
ini mengindikasikan semakin baik kinerja bank. dan Huizinga, 1998; Bashir, 2000; Demirgϋς-Kunt
Return on Asset (ROA) dipilih sebagai indikator dan Huizinga, 2000; Abreau dan Mendes, 2002;
pengukur kinerja keuangan perbankan, karena se- Schrish Gul, et al, 2011: dan Shahchera, 2012.
makin meningkat ROA tersebut, maka porfita- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
bilitas perusahaan juga meningkat, sehingga dapat kinerja bank secara umum dapat dibedakan men-
dikatakan bahwa kinerja keuangan bank berhasil jadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
sesuai keinginan dan tujuan dari pemegang saham Faktor internal merupakan faktor yang secara
dan perusahaan tersebut yaitu peningkatan profit- spesifik mempengaruhi kinerja bank, dan faktor ini
bilitas.
28 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

dapat dikendalikan manajemen. Sedangkan faktor dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalan-
eksternal berasal tidak dapat dikendalikan mana- kan operasinya. Secara konseptuan, bank-bank
jemen, seperti faktor makroekonomi dan karak- yang bekerja secara efisien akan dapat meng-
teristik industri (Shahchera, M (2012). Havrylchyk, hasilkan laba yang tinggi, karena dengan efisiensi
et al (2006), dalam penelitiannya menemukan biaya operasi tersebut akan memaksimalkan pen-
hubungan yang positif antara modal (capital) dapatan bank.
dengan laba bank. Molyneux dan Thornton (1992), Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi
menemukan hubungan yang positif antara efisiensi bank terhadap besarnya kredit yang disalurkan
dengan profitabilitas (ROA), efisiensi dapat me- kepada nasabah, semakin besar jumlah kredit yang
ningkatkan profitabilitas. Sedangkan Miller dan disalurkan akan semakin besar risiko kredit. Risiko
Noulas (1997), menemukan adanya hubungan yang kredit dalam beberapa penelitian diukur dengan
negative antara risiko kredit (credit risk) dengan variable Non Performance Loan (NPL). Non
dengan profitabilitas (ROA). Naceur, SB (2003), performance loan (NPL) adalah jumlah kredit yang
menemukan bahwa capital berpengaruh positif tidak dibayar atau tidak dapat ditagih, dengan kata
signifikan terhadap ROA, dan overhead ber- lain adalah kredit macet atau kredit yang ber-
pengaruh negatif signifikan terhadap ROA, namun masalah. Kredit bermasalah adalah kredit dengan
Loan tidak signifikan terhadap ROA. Shahchera, M kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
(2012), menemukan bahwa asset likuid berpeng- Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ada-
aruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). lah kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5%
Ozdinzer, B and Ozyildirim (2006), melakukan maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
penelitian bank-bank di Turki menemukan bahwa (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup
efisiensi berpengaruh signifikan terhadap profi- kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif
tabilitas. Anna P.I. Vong dan Hoi Si Chan, 2009, non lancar (dalam hal ini kredit bermasalah) men-
melakukan penelitian di perbankan Macao me- jadi kecil. Apabila jumlah NPL ini besar melebihi
nemukan bahwa LOTA (Loan to Total Asset) ber- 5%, maka besar kemungkinan profitabilitas yang
pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. akan diterima bank juga besar, karena tidak
Penelitian lainnya dilakukan oleh Gul, et al (2011), terbayarnya kredit berdampak pada menurunnya
penelitian yang dilakukan di perbankan Pakistan pendapatan bunga yang merupakan pendapatan
menemukan bahwa Loan dan Deposit berpengaruh utama bank.
positif signifikan terhadap ROA, sedangkan Risiko pasar merupakan risiko dari dampak
Capital tidak signifikan terhadap ROA. perubahan kredit yang disalurkan (out standing
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel credit) sebagai akibat dari kondisi ekonomi mau-
Efisiensi Operasi (BOPO), Risiko Kredit (NPL), pun persaingan. Kondisi ekonomi yang membaik,
Risiko Pasar (NIM), Permodalan (CAR), Likui- dimana tingkat bunga rendah akan memacu per-
ditas (LDR), dan Kinerja Bank (ROA). Efisiensi tumbuhan kredit, namun jika tingkat bunga kredit
operasi yang menunjukkan tingkat pengeluaran tinggi akan menurunkan out standing credit. Risiko
biaya untuk keperluan operasi bank dalam be- kredit dalam beberapa penelitian dikukur dengan
berapa penelitian menggunakan variabel BOPO menggunakan variabel Net Interest Margin (NIM),
(operation expense) antara lain dilakukan oleh sejauh mana perubahan out standing credit ini akan
Bourke (1989), Berger dan Humphrey (1997), berdampak pada net interest margin (NIM), itulah
Berger dan Maester (1997), Berger, et al (2000), risiko kredit. Net interest margin (NIM), rasio ini
Ferdi Rindhatmono (2005), dan Said, R.M dan digunakan untuk mengukur kemampuan mana-
Tumin, M.H (2011), atau Overhead (Naceur, jemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya
2003). Rasio BOPO sebagai pengukur efisiensi untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pen-
operasi bertujuan untuk mengukur kemampuan dapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan
pendapatan operasional bank dalam menutup biaya bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjuk-
operasionalnya. Bank Indonesia menetapkan angka kan kemampuan bank dalam memperolah pen-
terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, dapatan operasionalnya dari dana yang ditempat-
karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga kan dalam bentuk pinjaman (kredit). Semakin
mendekati angka 100%, maka berarti bank tersebut tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 29

dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi
kredit. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia kewajibannya secara tepat waktu dan untuk me-
untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakin besar menuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu, bank
rasio ini, maka menunjukkan meningkatnya pen- juga harus dapat menjamin kegiatan dikelola secara
dapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola efisien, dalam arti bahwa bank dapat menekan
bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam biaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta
kondisi bermasalah semakin kecil. Tentu saja jika setiap saat bank dapat melikuidasi assetnya secara
terjadi perubahan out standing credit akan me- cepat dengan kerugian yang minimal (SE. Intern
nyebabkan pendapatan bunga bank juga berubah, BI, 2004). Peraturan Bank Indonesia menyatakan
dan perubahan bunga bank akan menentukan bahwa kemampuan likuiditas bank dapat diproksi-
besarnya net interest margin (NIM), dan selanjut- kan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio), yaitu
nya akan berpengaruh pada kinerja bank. perbandingan antara kredit dengan Dana Pihak
Permodalan dalam beberapa penelitian diukur Ketiga (DPK). Rasio ini digunakan untuk menilai
dengan menggunakan variabel Capital Adequacy likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi
Ratio (CAR), yang menggambarkan tingkat ke- jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap
cukupan modal bank. Capital Adequacy Ratio dana pihak ketiga. Loan to Deposit Ratio me-
(CAR) adalah suatu rasio yang menunjukkan nunjukkan perbandingan antara volume kredit di-
sampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu bandingkan volume deposit yang dimiliki oleh
bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan bank. Hal ini berarti menunjukkan tingkat likui-
kredit yang mungkin terjadi, sehingga semakin ditas semakin kecil dan sebaliknya, karena sumber
tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank ter- dananya (deposit) yang dimiliki telah habis diguna-
sebut semakin sehat, begitu juga sebaliknya. kan untuk membiayai financing portofolio kredit-
Sementara menurut Peraturan Bank Indonesia, nya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya
CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan,
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, pe- bermasalah akan semakin besar. Kredit yang di-
nyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) berikan tidak termasuk kredit kepada bank lain
ikut dibiayai dari modal sendiri disamping mem- sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,
peroleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito.
Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk
Indonesia adalah minimal 8%, jika rasio CAR rasio LDR adalah 80% hingga 110%. Jika angka
sebuah bank berada dibawah 8% berarti bank ter- rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah
sebut tidak mampu menyerap kerugian yang 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan
mungkin timbul dari kegiatan usaha bank, ke- bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan
mudian jika rasio CAR diatas 8% menunjukkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil di-
bahwa bank tersebut semakin solvable.. Dengan himpun. Karena fungsi utama dari bank adalah
kata lain, semakin besar jumlah modal bank yang sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang
dapat dioperasionalkan. Kondisi ini tentunya akan kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan
memberikan peluang bagi bank untuk dapat me- dana, maka dengan rasio LDR 60% berarti 40%
lakukan ekspansi kredit dengan segala konse- dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan
kuensinya. Jika bank mampu melakukan ekspansi kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat
kredit dengan baik, maka pendapatan bunga bank dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan
akan meningkat. fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio LDR
Likuiditas bank dalam beberapa penelitian bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit
diukur dengan menggunakan variabel Loan to yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang
Deposit Ratio (LDR). Loan to deposit ratio (LDR) dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari
menggambarkan besarnya jumlah kredit yang masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga
dapat disalurkan kepada masyarakat. Menurut dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya
Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas men- sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik.
cerminkan kemampuan bank untuk mengelola
30 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Kinerja bank merupakan implementasi dari b. Biaya Operasional Terhadap pendapatan


kebijakan perusahaan, dalam beberapa penelitian Operasional (BOPO)
diukur dengan menggunakan variabel Return on
Asset (ROA), Manajemen dapat menentukan Biaya operasional terhadap pendapatan
beberapa kebijakan berkaitan dengan tanggung operasional merupakan perbandingan antara beban
jawabnya sebagai pihak yang ditunjuk oleh para operasional dengan pendapatan operasional. Beban
pemegang saham (pemilik) untuk menjalankan operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari
kegiatan operasi bank. Efektif atau tidaknya ke- total beban bunga dan total beban operasional
bijakan tersebut dapat diukur dari kinerja yang lainya. Sedangkan pendapatan operasional merupa-
dihasilkan, karena kebijakan manajemen harus di- kan penjumlahan dari total pendapatan bunga dan
implementasikan kedalam suatu kegiatan operasio- total pendapatan operasioanl lainya. Semakin
nal bank. Kebijakan-kebijakan ini dialkukan untuk tinggi rasio ini menunjukan semakin tidak efisien
menjawab kepercayaan dari para pemegang saham biaya operasional bank.
(pemilik), agar dapat memenuhi keinginan mereka,
yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau kesejah-
teraan para pemegang saham. Total Beban Operasional
BOPO =
METODE PENELITIAN Total Pendapatan Operasional
Definisi Operasional
c. Non Performance Loan (NPL)

Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja Non Performance Loan merupakan per-
perusahaan yang diproksi dengan Return on Asset bandingan antara kredit bermasalah terhadap total
(ROA)) sebagai variabel dependen. Sedangkan kredit. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin
variabel independennya adalah Efisiensi Operasi tinggi rasio NPL menunjukan semakin buruk
yang diproksi dengan variabel BOPO, Risiko kualitas kreditnya.
Kredit, yang diproksi dengan variabel NPL, Risiko
Pasar yang diproksi dengan variabel NIM, Per-
modalan yang diproksi dengan variable CAR, dan Total Kredit Bermasalah
Likuiditas yang diproksi dengan variabel LDR. NPL =
Masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai Total Kredit
berikut:

a. Return on Asset (ROA) d. Net Interest Margin (NIM)

Return on asset merupakan perbandingan Net interest margin merupakan perbanding-


antara laba sesudah pajak dengan total aset yang an antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-
dimiliki. Semakin besar nilai ROA, maka semakin rata aktiva produktif. Rasio ini mengindikasikan
bagus pula kinerja perusahaan perbankan tersebut, kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga
karena return yang didapatkan perusahaan semakin bersih dengan penempatan aktiva produktif.
besar. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank
dalam menghasilkan pendapatan bunga. Namun
harus dipastikan bahwa ini bukan karena biaya
Laba Sesudah Pajak intermediasi yang tinggi, asumsinya pendapatan
ROA = bunga harus ditanamkan kembali untuk mem-
Total Asset perkuat modal bank.
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 31

Pendapatan Bunga Bersih Keterangan:


NIM =
Rata-Rata Aktiva Produktif ROA = Return on Asset
CAR = Capital Adequacy Ratio
BOPO = Biaya Operasi terhadap Pendapatan
e. Capital Adequacy Ratio (CAR) Operasi
Capital adequacy ratio merupakan rasio
yang memperlihatkan perbandingan modal bank NPL = Non Performing Loan
dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Semakin NIM = Net Interest Margin
tinggi rasio CAR mengindikasikan bank tersebut LDR = Loan to Deposit Ratio
semakin sehat ditinjau dari sisi permodalannya. a = Konstanta
Pemenuhan CAR minimum 8 % mengindikasikan e = error
bank mematuhi regulasi permodalan. Rasio ini
memperlihatkan seberapa besar aktiva bank yang HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
Hasil Analisis
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
modal sendiri disamping memperoleh dana dari 1. Uji Normalitas
sumber diluar bank.
Modal Bank Hasil uji normalitas ini dapat dilihat dengan
CAR = melihat distribusi residual dari model regresi.
Total ATMR Pengujian normalitas dilakukan dengan meng-
hitung nilai Zskewness, dimana nilai Zskewness
f. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada ± 1.96. Berdasarkan output SPSS
Loan to deposit ratio merupakan seperti pada Tabel 1 dalam lampiran, maka nilai
perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana skewness dalam tabel tersebut dapat dihitung
pihak ketiga (Giro, Tabungan, Sertifikat Deposito sebagai berikut:
dan Deposito). Semakin besar rasio ini
mengindikasikan bank itu semakin agresif
likuiditasnya, sebaliknya semakin kecil rasio ini Zskewness = = 1.11
juga semakin besar dana pihak ketiga yang tidak
digunakan untuk penempatan ke kredit. Rasio LDR Berdasarkan perhitungan nilai Z unstandar-
juga merupakan rasio yang digunakan untuk dized residual menghasilkan nilai sebesar 1.11
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi dimana Zskewness berada pada ± 1.96. jadi dapat
pembayaran kembali deposito yang telah jatuh dikatakan bahwa variabel pengganggu atau
tempo kepada deposanya, serta dapat memenuhi residual terdistribusi normal.
permohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi
penangguhan. 2. Uji Asumsi Klasik
Total Kredit
LDR = Agar hasil regresi dapat diandalkan, maka
Total dana Pihak Ketiga harus terpenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedas-
Analisis Data tisitas, dan uji autokorelasi. Pengujian terhadap
Model yang digunakan adalah regresi asumsi klasik diperoleh hasil sebagai berikut:
linier berganda (multiple regression analysis a. Uji Multikolinearitas
model) dengan model sebagai berikut:
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
ROA = a + b1 BOPO + b2 NPL + b3 NIM apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
+ b4 CAR NIM + b5LDR + e antar variabel bebas (Imam Ghozali,2011).
Pengujian adanya multikolinearitas dapat dilihat
32 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

value berada di atas 0,1 atau nilai VIF masing- output SPSS dalam lampiran, maka persamaan
masing variabel independen berada di bawah 10. regresi-nya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan output SPSS dalam lampiran,
maka diperoleh nilai Tolerance dari variabel-
variabel independen yang menunjukkan nilai lebih ROA = 3,772 – 0,035BOPO - 0,120NPL +
dari 0,1 dan nilai VIF-nya kurang dari 10, sehingga 0,208NIM + 0,000CAR + 0,000LDR
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel inde-
penden terbebas dari persoalan multikolinearitas.
Besarnya koefisien BOPO dan NPL memiliki
b. Uji Autokorelasi arah negatif, menunjukkan adanya hubungan
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji negatif antara BOPO dan NPL dengan ROA.
apakah dalam suatu model regresi linier ada Apabila BOPO dan NPL meningkat atau naik,
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode maka ROA akan menurun atau turun. Koefisien
(t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t- NIM, CAR, dan LDR memiliki arah positif, me-
1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada nunjukkan adanya hubungan positif antara NIM,
problem autokorelasi (Imam Ghozali,2011). CAR, dan LDR dengan ROA. Apabila NIM, CAR
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai dan LDR meningkat atau naik, maka ROA akan
hitung Durbin-Watson sebesar 2,036. Nilai tersebut meningkat pula atau naik.
akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-
4. Pengujian Model
Watson dengan menggunakan nilai signifikansi
5%, jumlah sampel 91, dan jumlah variabel Pengujian model dilakukan untuk menguji
independen (k) = 5, maka didapatkan nilai dL = goodness of fit sesuai yang dipersyaratkan dalam
1.542 dan dU = 1.776. Nilai Durbin–Watson OLS.
sebesar 2,036 berada di daerah tidak ada auto-
korelasi positif atau negatif sehingga data terbebas a. Uji Koefisien Determinasi
dari persoalan autokorelasi.
Hasil koefisien determinasi (Adjusted R
c. Uji Heteroskedastisitas square) diperoleh nilai sebesar 0,731 atau ke-
mampuan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk me- Operasional (BOPO), Non Performance Loan
lihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ke- (NPL), Net Interest Margin (NIM), Capital
tidaksamaan varian dari residual satu pengamatan Adequacy Ratio (CAR), dan Loans to Deposit
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik Ratio (LDR), dalam menjelaskan variasi Return on
adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas Untuk Assets (ROA) sebesar 73,10% (Adjusted R Square
mendeteksi adanya Heteroskedastisitas dapat di- = 0,731). Sedangkan sisanya sebesar 16,90%
lakukan dengan menggunakan Uji Glesjer. (100% – 73,10%), dijelaskan oleh variabel lain
Berdasarkan hasil output SPSS dalam diluar model.
lampiran, maka dapat diketahui bahwa bahwa
angka probabilitas dari variabel BOPO, NPL, b. Uji - F
NIM, CAR dan LDR berada diatas 0,05, maka
penelitian dinyatakan memenuhi asumsi homos- Berdasarkan hasil uji signifikansi F (sig - F)
kedastisitas atau tidak memiliki gangguan heteros- seperti pada hasil output SPSS dalam lampiran,
kedastisitas, sehingga kriteria BLUE (Best Linier diperoleh hasil sig – F = 0,000 atau lebih kecil dari
Unbiased Estimator) bisa terpenuhi. 5% (sig-F < 0,05). Dengan demikian, maka seluruh
variabel bebas (BOPO, NPL, CAR, NIM, dan
3. Analisis Regresi Linier Berganda LDR) secara bersama-sama berpengaruh ignifikan
terhadap Retrn on Asset (ROA), maka model
Analisis regresi linier berganda digunakan regresi adalah baik dan layak digunakan sebagai
untuk mengetahui pengaruh BOPO, NPL, NIM, alat untuk memprediksi.
CAR dan LDR terhadap ROA. Berdasarkan hasil
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 33

e. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)


5. Pengujian Hipotesis (Uji - t) Terhadap Return on Asset (ROA)
Uji Hipotesis dapat diuji dengan mengguna- Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai
kan uji t yang bertujuan untuk mengetahui peng- signifikasin sebesar 0,867 lebih besar dari 0,05 dan
aruh masing-masing variabel independen secara beta sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan
individu (parsial) terhadap variabel dependen. bahwa LDR pengaruh positif terhadap ROA,
Berdasarkan hasil estimasi regresi tersebut, seperti namun pengaruh tersebut secara statistik tidak
pada hasil output SPSS dalam lampiran diketahui signifikan.
nilai sig-t sebagai berikut:
PEMBAHASAN
a. Pengaruh BOPO Terhadap Return on Asset
(ROA) Berdasarkan hasil analisis dari pengujian
secara statistik, maka faktor-faktor yang mem-
Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai pengaruhi kinerja bank adalah efisiensi operasi,
signifikansi t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 risiko kredit dan risiko pasar. Sedangkan per-
dan beta sebesar -0,554, sehingga dapat disimpul- modalan bank dan likuiditas tidak berpengaruh
kan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank. Efisiensi operasi merupakan
terhadap ROA. Hal ini berarti semakin meningkat- faktor dari dalam yang dapat dikendalikan oleh
nya BOPO akan menurunkan ROA, demikian juga manajemen, sedangkan risiko kredit dan risiko
sebaliknya. pasar merupakan faktor dari luar yang tidak dapat
dikendalikan manajemen. Faktor dari luar lebih
b. Pengaruh Non Performance Loan (NPL)
dominan pengaruhnya terhadap kinerja bank
Terhadap Return on Asset (ROA)
dibandingkan dengan faktor dari dalam, yakni
Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai efisiensi operasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 koefisien masing-masing variabel, efisiensi operasi
dan beta sebesar –0,305, sehingga dapat disimpul- (BOPO) nilai koefiennya sebesar 0,035, risiko
kan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan kredit (NPL) nilai koefisiennya sebesar 0,120, dan
terhadap ROA. Hal ini berarti semakin meningkat- risiko pasar (NIM) nilai koefisiennya sebesar
nya NPL akan menurunkan ROA, demikian juga 0,208. Pembahasan dari masing-masing variabel
sebaliknya. adalah sebagai berikut:

c. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Efisiensi Operasi (BOPO)


Terhadap Return on Asset (ROA)
Efisiensi operasi (BOPO) memiliki pengaruh
Hasil olah data menunjukan bahwa nilai yang paling kecil terhadap ROA dibanding dengan
signifikansi t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 risiko kredit (NPL) dan risiko pasar (NIM).
dan beta sebesar 0,466 sehingga dapat disimpulkan Pengaruh BOPO terhadap ROA tersebut negatif
bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan signifikan, dengan demikian menunjukkan bahwa
terhadap ROA. Hal ini berarti semakin meningkat- kinerja bank sangat dipengaruhi oleh efisiensi
nya NIM akan meningkatkan ROA, demikian juga operasional perusahaan. maka untuk meningkatkan
sebaliknya. kinerjanya diperlukan efisiensi biaya, khususnya
biaya operasional bank. Pihak manajemen harus
d. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat menekan biaya operasional, agar laba yang
Terhadap Return on Asset (ROA) dihasilkan meningkat, karena di hampir semua
Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai kegiatan bisnis kenaikan biaya operasional akan
signifikasi sebesar 0,982 lebih besar dari 0,05 dan menurunkan laba atau profitabilitas.
beta sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
bahwa CAR pengaruh positif terhadap ROA, yang dilakukan oleh Bourke (1989), yang me-
namun pengaruh tersebut secara statistik tidak nemukan bahwa penurunan biaya meningkatkan
signifikan.
34 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

efisiensi, dan meningkatkan profitabilitas per- yang menemukan bahwa variasi profitabilitas bank
usahaan, sehingga pengaruh biaya operasi terhadap sebagian besar disebabkan oleh risiko kredit.,
profitabilitas adalah negatif. Penelitian selanjutnya dimana ketika risiko kredit meningkat, maka
tentang efisiensi bank dilakukan oleh Berger dan profitabilitas bank menurun. Hasil penelitian ini
Humphrey (1997), Berger dan Mester (1997), dan juga mendukung penelitian dari Miller dan Noulas
Berger, et al (2000), yang menemukan hubungan (1997), Cooper, et al (2003), Wisnu Mawardi
negatif antara biaya operasional bank dengan (2004), Nurul Maulidya Latifah, et al (2012),
profitabilitas, artinya ketika biaya operasional bank Bambang Sudiyatno dan Rini Setyowati (2012),
rendah, maka profitabilitas bank tersebut naik. dan Funso, et al (2012), yang menemukan bahwa
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wisnu risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif terhadap
Mawardi (2004), Ferdi Rindhatmono (2005), dan profitabilitas (ROA). Penelitian lainnya yang
Pandu Mahardian (2008), Said, R.M dan Tumin, sesuai adalah dari Said dan Tumin (2011), me-
M.H (2011), Bambang Sudiyatno dan Rini nemukan bahwa risiko kredit di Malaysia dan di
Setyowati (2012), dan Alkhatib dan Harshch China berpengaruh negatif signifikan terhadap
(2012), yang juga menemukan bahwa efisiensi profitabilitas (ROA). Namun hasil penelitian ini
operasi (BOPO) berpengaruh negatif signifikan tidak sesuai dengan penelitian dari Alkhatib dan
terhadap profitabilitas (ROA). Harshch (2012), Jha, Suvita dan Hui, Xiaofeng
Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep (2012), yang menemukan bahwa risiko kredit
dasar teori efisiensi, dimana semua kegiatan bisnis (NPL) berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
efisiensi akan meningkatkan profitabilitas, demi- (signifikansi pada level 0,11) terhadap profitabilitas
kian juga sebaliknya. Pencapaian efisiensi biaya (ROA). Demikian juga dengan hasil penelitian dari
operasi akan mendukung keberhasilan manajemen Pandu Mahardian (2008), yang menemukan bahwa
di dalam memenuhi keinginan para pemegang pengaruh risiko kredit (NPL) terhadap kinerja bank
saham. Para pemegang saham akan menilai keber- (ROA) tidak signifikan.
hasilan manajemen melalui kinerja yang dicapai, Meskipun ada temuan penelitian yang ber-
yang dalam hal ini diukur dari profitabilitas-nya. beda, namun sebagian besar temuan hasil pene-
Naiknya profitabilitas akan ditangkap oleh investor litian sebelumnya sesuai dengan hasil penelitian
sebagai adanya peluang untuk mendapatkan return ini. Meningkatnya Non Performance Loan (NPL)
atas investasinya, sehngga investor mau membayar menunjukkan adanya peluang bahwa kredit yang
saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi, bermasalah akan meningkat, dan kondisi ini tentu-
akibatnya nilai perusahaan meningkat. nya isyarat kurang baik bagi bank. Manajemen
harus mengantisipasi peningkatan ini dengan me-
Risiko Kredit (NPL) ningkatkan kualitas kredit melalui seleksi yang
Hasil penelitian menunjukan bahwa risiko lebih ketat terhadap nasabah yang akan diberi
kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan kredit. Jika, kualitas kredit dapat ditingkatkan,
terhadap kinerja bank (ROA), dilihat dari nilai maka akan mengurangi jumlah kredit bermasalah,
koefisiennya, risiko kredit (NPL) memiliki peng- NPL akan turun dan dampaknya terhadap pe-
aruh lebih besar dari efisiensi operasi (BOPO). ningkatan profitabilitas atau kinerja bank tentunya.
Kondisi ini menuntut manajemen untuk melakukan Risiko Pasar (NIM)
analisis yang lebih baik lagi ketika pihak mana-
jemen memutuskan untuk meyalurkan kredit ke Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko
masyarakat (nasabah), sehingga meminimalisir ter- pasar (NIM) berpengaruh positif signifikan ter-
jadinya kredit bermasalah. Apabila suatu bank hadap kinerja bank (ROA), dan dilihat dari nilai
kondisi NPL-nya tinggi, maka akan memperbesar koefisiennya memiliki pengaruh terbesar setelah
biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif risiko kredit (NPL) dan efisiensi operasi (BOPO).
maupun aktifa lainya, sehingga berpotensi me- Net Interest Margin (NIM) menunjukkan ke-
nimbulkan kerugian pada bank, dan dampaknya mampuan manajemen bank dalam mengelola
kinerja bank akan semakin menurun. aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapat-
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian an bunga bersih. Semakin besar pendapatan bunga
yang dilakukan oleh Duca dan Mcaughlin (1990), yang dikelola bank, maka kemungkinan bank
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 35

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. sehingga Bank Indonesia dan tidak berusaha agar modal
semakin besar NIM suatu bank, semakin besar pula tersebut mampu memberi pengaruh signifikan
kinerja bank (ROA). terhadap kinerja bank. Disisi lain bisnis ini adalah
Hasil penelitian ini sesuai dengan Wisnu merupakan bisnis yang lebih mengutamakan pada
Mawardi (2004), Pandu Mahardian (2005), kepercayaan, sehingga selama masayarakat per-
Bambang Sudiyatno dan Rini Setyowati (2012), caya akan kredibilitas bank, maka permodalan
dan Jha, Suvita dan Hui, Xiaofeng (2012), me- bank yang dipersyaratkan sebsar 8% tidak akan
nemukan bahwa risiko pasar (NIM) berpengaruh berpengaruh terhadap kinerja bank.
positif signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Namun hasil penelitian tidak sesuai dengan pe- yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi (2004), Gul,
nelitian dari Ferdi Rindhatmono (2005), yang me- S, et al (2011), dan Nurul Maulidya Latifah, et al
nemukan bahwa risiko pasar (NIM) berpengaruh (2012), yang menemukan bahwa CAR tidak ber-
negatif terhadap kinerja bank (ROA). pengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA).
Sesuai dengan PBI No.5 tahun 2003 salah Akan tetapi hasil penelitian dari Naceur (2003),
satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga. Ferdi Rindhatmono (2005), Jha ,Suvita dan Hui,
Jadi sejauh mana perubahan tingkat suku bunga Xiaofeng (2012), yang menemukan bahwa CAR
akan berdampak pada pendapatan bank, itulah berpengaruh negatif signifikan terhadap profita-
risiko pasar. Suku bunga dalam hal ini adalah suku bility (ROA). Namun Naceur dan Kandil (2006),
bunga pendanaan (funding) dan suku bunga dalam penelitiannya menemukan CAR berpeng-
pinjaman diberikan (lending), jadi NIM diukur dari aruh positif signifikan terhadap kinerja bank
selisih suku bunga tersebut Dalam bentuk absolute (ROA).
selisih keduanya adalah total biaya bunga pen- Sesuai dengan konsep binsnis perbankan
danaan (biaya bunga) dengan total biaya bunga adalah kepercayaan, sebesar apapun modal bank
pinjaman (pendapatan bunga). Besar kecilnya NIM jika masyarakat tidak percaya dengan manajemen
akan berdampak pada laba rugi bank, yang pada bank tersebut, maka akan terjadi malapetaka bagi
akhirnya mempengaruhi profitabilitas bank. Jika bank tersebut. Namun jika masyarakat percaya,
selisih suku bunga pendanaan dan suku bunga maka akan banyak dana masyarakat yang di-
pinjaman rendah berarti NIMnya rendah, maka salurkan lewat bank tersebut, dan pihak bank dapat
risiko pasar tinggi, demikian juga sebaliknya. melakukan kegiatan operasional tanpa terganggu
Selisih suku bunga ini bisa negatif (negative dengan persoalan modal. Oleh karena itu, maka
spread) apabila suku bunga pinjaman (lending) manajemen harus dapat membangun dan menjaga
lebih rendah dari suku bunga pendanaan (funding). kepercayaan masyarakat terhadap bank, sehingga
Hasil penelitian ini harus disikapi oleh manajemen kinerja bank akan meningkat.
dengan menjaga spread positif agar profitabilitas
bank naik, sehingga kinerja bank meningkat. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil penelitian menunjukkan bahwa likui-


ditas (LDR) tidak berpengaruh terhadap kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa per- bank (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) me-
modalan (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja nunjukkan kemampuan bank dalam menyalurkan
bank.(ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) kredit dari pihak ketiga kepada para kreditur
menunjukkan kemampuan permodalan bank dalam (masyarakat). Hasil ini tidak sesuai dengan konsep
menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian teori likuiditas bahwa semakin banyak dana yang
kegiatan usahanya. namun pengaruh yang diberi- dipinjamkan (likuiditas rendah), semakin tinggi
kan ternyata tidak signifikan terhadap kinerja bank. profitabilitas (kinerja bank, ROA). Loan to deposit
Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia Ratio (LDR) yang tinggi menunjukkan semakin
yang mengharuskan menjaga agar Capital riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin
Adequacy Ratio (CAR) minimal 8%, sehingga para rendah LDR menunjukkan kurang efektifnya bank
pemilik bank menambah modal bank yang berupa dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat.
fresh money hanya agar Capital Adequacy Ratio Efektivitas ini akan berdampak pada efisiensi bank,
(CAR) dapat memenuhi syarat yang ditetapkan karena pendapatan operasional bank sebagian besar
36 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

adalah dari pendapatan bunga kredit atau dana (BOPO), risiko kredit (NPL), dan risiko pasar
yang dipinjamkan kepada masyarakat. (NIM), sedangkan permodalan (CAR) dan likui-
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ditas (LDR) ditemukan tidak berpengaruh terhadap
yang dilakukan oleh Ferdi Rindhatmono (2005), kinerja bank (ROA). Kemampuan efisiensi operas
Naceur dan Kandil (2006), Lin dan Zhang (2008), (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM),
Aebi, et al (2011), Ayadi dan Boujelbene (2012), permodalan (CAR), dan likuiditas (LDR) dalam
dan Nurul Maulidya Latifah, et al (2012), yang me- mempengaruhi kinerja bank (ROA) secara ber-
nemukan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan sama-sama ditunjukkan oleh besarnya Adj-R
terhadap ROA. Nurul Maulidya Latifah, et al Square sebesar 0,731 atau 73,10 persen.
(2012) melakukan penelitian untuk industri per- Berdasarkan pada argumentasi tersebut di
bankan di China dan Malaysia, haslnya di kedua atas, maka upaya yang dapat dilakukan oleh
negara tersebut sama bahwa likuiditas bank tidak manajemen untuk meningkatkan kinerja bank
berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Hasil (ROA) adalah dengan meningkatkan efisiensi
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian dari operasi, mengendalikan risiko kredit, dan meng-
Bourke (1989), Gul, et al (2011), dan Shahchera antisipasi risiko pasar. Biaya operasional bank
(2012), yang menemukan bahwa ada pengaruh harus ditekan dengan memaksimalkan sumberdaya
yang kuat dan positif antara likuiditas dengan yang dimiliki, demikian juga risiko kredit harus
profitabilitas bank (ROA). Sedangkan Molyneux ditekan dengan cara memperbaiki kualitas kredit
dan Thorton (1992), dan Vong, A.P.I dan Chan, melalui pengetatan standar kredit, dan risiko pasar
H.S, (2009) menemukan bahwa likuiditas bank dapat diantisipasi dengan memaksimalkan spread
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank melalui penetapan suku bunga pinjaman yang
(ROA). kompetitif. Pasar modal di Indonesia merupakan
Meskipun hasil penelitian ini tidak signifikan pasar modal yang pada taraf berkembang
pengaruh likuiditas (LDR) terhadap kinerja bank (emergency market), sehingga peluang untuk men-
(ROA), namun nilai koefisiennya positif, sehingga jalankan kebijakan tersebut cukup terbuka.
hasil penelitian ini sesuai dengan konsep bahwa se-
makin tinggi likuiditas (LDR) bank akan me- DAFTAR PUSTAKA
nyebabkan peningkatan profitabilitas bank (ROA)
Abreau dan Mendes, (2002). Commercial Bank
sampai pada batas tertentu, dan setelah itu
Interest Margins and Profitability: Evidence
profitabilitas bank (ROA) akan menurun seiring
from E.U Countries. Porto Working Paper
dengan naiknya likuiditas (LDR). Dengan kondisi
Series.
ini manajemen harus menyikapi dengan me-
ningkatkan kualitas kredit, yakni lebih selektif di- Aburine, and Uche, (2008). Impact of Share
dalam memberikan kredit kepada masyarakat. Capitalization on Bank Profitability in
Kebijakan pengetatan krdit ini juga dapat menekan Nigeria. European Journal of Scientific
risiko kredit, sehingga profitabilitas bank atau Research, Vol 19, No 3, pp 438-452.
kinerja bank akan meningkat. Aebi, Vincent., Sabato, Gabriele., and Schmid,
PENUTUP Markus, (2011).“Risk Management, Corpo-
rate Governance, and Bank Performance in
Simpulan dan Implikasi the Financial Crisis”. Swiss Institute of
Banking and Finance, University of St.
Penelitian ini menguji faktor-faktor yang Gallen, CH-9000 St. Gallen, Switzerland.
mempengaruhi kinerja bank (ROA) di Indonesia
periode 2007 sampai dengan 2010. Faktor-faktor Akpan, Emmanuel, S., and Riman, Hodo, B,
tersebut adalah efisiensi operasi (BOPO), risiko (2012). Does Corporate Governance Affect
kredit (NPL), risiko pasar (NIM), permodalan, Bank profitability?: Evidence from Nigeria.
(CAR), dan likuiditas (LDR). Setelah melihat dari American International Journal of Contem-
hasil pengujian tersebut di atas, maka dapat porary Research, Vol 2, No 7, pp 135-145.
disimpulkan bahwa tiga faktor yang mempengaruhi Alkhatib, Akram and Harsheh, Murad, (2012).
kinerja bank (ROA) adalah efisiensi operasi “Financial Performance of Palestinian
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 37

Commercial Banks”. International Journal of Berger, (1995). The Relationship Between Capital
Business and Social Science, Vol 3, No. 3, pp. and Earnings in Banking. Journal of Money,
175-184. Credit and Banking, Vol 27, No 2, pp. 432-
456.
Anna P.I. Vong, and Hoi Si Chan,(2009).
Determinants of Bank Profitability in Macao. Bourke, (1989). Concentration and Other Deter-
Faculty of Business Administration, Univer- minants of Bank Profitability in Europe,
sity of Macao. North America and Australia. Journal of
Banking and Finance, 13, pp 65-79.
Athanasoglou, Bissimis, and Delis, (2005). Bank
Specific Industry-Specific and Macro- Demirgϋς-Kunt dan Huizinga, (1998). Determi-
economic Determinants of Bank Profitability. nants of Commercial Bank Interest Margins
Bank of Greece Working Papers, No 25. and Profitability. Policy Research Working
Paper 1900, World Bank.
Ayadi, Nesrine., and Boujelbene, Younès, (2012).
The Determinants of the Profitability of the Demirgϋς-Kunt dan Huizinga, (2000). Financial
Tunisian Deposit Banks. IBIMA Business Structure and Bank Profitability. Policy
Review, Vol. 2012 (2012), Article 165418, 21 Research Working Paper 2430, World Bank.
pages.
Drakos, K, (2002). “The Efficiency of the Banking
Bambang Sudiyatno dan Rini Setiyowati, (2012). Sector in Central and Eastern Europe”.
Pengaruh BOPO, NPL, NIM dan CAR Russian and East European Finance and
Terhadap Kinerja Keuangan Bank. Dinamika Trade 38 (March-April), pp. 31-43.
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol 1,
Ferdi Rindhatmono, (2005). Analisis Faktor-faktor
No 1.
yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Barajas, R. Steiner, N. Salazar, (1999). Interest Pasca Merger di Indonesia. Tesis Pasca
Spreads in Banking in Colombia 1974 – 96. Sarjana, Magister Manajemen Universitas
IMF Staff Papers, 46, pp. 196-224. Diponegoro Semarang.
Bashir, (2000). Assessing the Performance of Funso, Kolapo T., Kolade, Ayeni R., and Ojo, Oke
Islamic Banks: Some Evidence from the M, (2012). “Credit Risk and Commercial
Middle East. Banks’ Performance in Nigeria: A Panel
Model Approach”. Australian Journal of
Berger, G.A. Hanweck, D.B. Humphrey, (1987).
Business and Management Research, Vol. 2,
Competitive Viability in Banking: Scale,
Scope, and Product Mix Economics. Journal No. 02 pp. 31-38.
of Monetary Economics, 20, pp. 501-520. Gieseche, K, (2004). “Credit Risk Modelling and
Berger, A, & Humphrey, D (1997). Efficiency of Valuation: An Introduction”, Credit Risk:
Financial Institutions: International Survey Models and Management, Vol. 2, Cornell
and Directions f or Future Research. University, London.
European Journal of Operational Research, Grigorian, D., and Manole, V, (2002).
vol. 98, no. 2, pp. 175-212. “Determinants of Commercial Bank Perfor-
mance in Transition”: An Application of Data
Berger, A, & Mester, LJ (1997). Inside the Black
Box: What Explains Differences in the Envelopment Analysis. World Bank Policy
Research Working Paper 2850, June.
Efficiencies of Financial Institutions. Journal
of Banking andFinance, vol. 21, no. 7, pp. Haslem, (1968). A Statistical Analysis of the
895-947. Relative Profitability of Commercial Banks.
Berger, A, De Young, R, Genay, H, & Udell, GF Journal of Finance, 23, pp 167-176.
(2000). Globalization of Financial Insti- Hays, Fred H, Stephen A. De Lurgio, Arthur H.
tutions: Evidence from Cross-border Banking Gilbert, Jr, (2009). “Efficiency Ratios and
Performance. Working Paper Series, WP-99- Community Bank Performance”. Journal of
25, Federal Reserve Bank of Chicago. Finance and Accountancy.
38 Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Hempel, George H, Alan B Coleman, Donald G. Naceur, Samy Ben, (2003). The Determinants of
Simonson, (1986). Bank Management Text The Tunisian Banking Industry Profitability:
and Cases, John Wilry and Sons. Panel Evidence. ERF Research Fellow
Department of Finance Universite Libre d
Imam Ghozali, (2005). Aplikasi Analisis
Tunis Avenue Khereddine Pacha, 1002
Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Tunis.
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Naceur, Samy Ben and Kandil, Magda, (2006).
Jemric, I., and Vujcic, B, (2002). “Efficiency of
“The Impact of Capital Requirements on
Banks Croatia”: A DEA Approach. Compa-
Banks’ Cost of Intermediation and Perfor-
rative Economic Studies 44, pp. 169-193.
mance: The Case of Egypt”. International of
Jha, Suvita., and Hui, Xiaofeng, (2012). A Monetery Fund, Research Department, 700
Comparison of Financial Performance of 19th Street, Washington DC, 20431, USA.
Commercial Bank: A Case Study of Nepal.
African Journal of Business Management, Nurul Maulidya Latifah., Rodhiyah., dan Saryadi,
Vol. 6 (25), pp. 7601-7611. (2012). Pengaruh Capital Adecuacy Ratio
(CAR), Non Performance Loan (NPL), dan
Kargi, H.S, (2011). “Credit Risk and the Perfor- Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap
mance of Nigerian Banks”. AhmaduBello Return on Asset (ROA) (Studi Kasus pada
University, Zaria. Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go
Ketkar, Kusum W and Ketkar, Suhas L, (2008). Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009
“Performance and Profitability of Indian – 2010). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis.
Banks in the Post Liberalization Period”. Universitas Diponegoro – Semarang.
World Congress on National Accounts and Ozdincer, Begumhan, and Ozyildirim, Cenktan,
Economic Performance Measures for (2006). Determining Factors of Bank
Nations, May 13-17-2008, Washington DC. Performance Based on Return on Solvency
Kumbirae, M and Webb, R, (2010). A Financial and Efficiency: A Study of Turkish Banks.
Ratio Analysis of Commercial Bank Perfor- International Business & Economics
mance in South Africa, Journal Compilation Research. Vol. 5, No. 9.
African Centre for Economics and Finance, Pandu Mahardian, (2008). Analisis Pengaruh
Vol 2 No. 1. Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Ter-
Lin, Xiaochi and Zhang, Yi, (2008). “Bank hadap Kinerja Keuangan Bank, Tesis Pro-
Ownership Reform and Bank Performance in gram Pascasarjana Universitas Diponegoro.
China”. Journal of Banking & Finance Said, R.M and Tumin, M.H, (2011). Performance
Vol.33, Issue 1, Pp. 20 - 29 and Financial Ratios of Commercial Banks in
Luciana Spica Almilia, (2005). Analisis Rasio Malaysia and China, International Review of
Camel terhadap Prediksi Kondisi bermasalah Business Research Papers, Vol 7 No. 2, Pp
pada Lembaga Perbankan Periode 2000 - 157-169.
2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 Schrish Gul., Faiza Irsad., and Khalid Zaman,
No 2. (2011). Factors Affecting Bank Profitability
Molyneux, and Thornton, (1992). Determinants of in Pakistan. The Romanian Economic
European Bank Profitability. Journal of Journal, Year XIV, No. 39, pp. 61-79.
Banking and Finance, 16, pp 1173-1178. Shahchera, Mahshid, (2012). The Impact of
Naceur, and Goied, (2001). The Determinants of Liquidity Asset on Iranian Bank Profitability.
the Tunisian Deposit Banks’ Performance. International Conference on Management
Applied Financial Economics, 11, pp 317- Behavioral Sciences and Economics Issues
319. (ICMBSE’2012) Penang, Malaysia.
Vol. 20 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 39

Short, (1979). The Relation Between Commercial Website :www.bi.go.id. Peraturan Bank Indonesia
Bank Profit Rates and Banking Concentration Nomor ; 6 /10/PBI/ 2004 Tentang Sistem
in Canada, Western Europe and Japan. Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Journal of Banking and Finance, 3, pp 209- Website :www.idx.co.id , Performance Summary
219. of Listed Company.
Taswan, (2002). Manajemen Perbankan Konsep, Weill, I, (2003). Banking Efficiency in Transition
Teknis & Aplikasi, STIM YKPN, Yogyakarta Econimies: The Role of Foreign Ownership.
Tarawneh M, (2006). A Comparison of Financial Economics of Transition 11, pp. 569-592.
Performance in the Banking Sector : Some Wisnu Mawardi, (2004). “Analisis Faktor-faktor
Evidence from Omani Commercial Banks, yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank
International research Journal of Finance Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank
and Economics ISSN 1450-2887 Issue 3. Umum dengan Total Asset Kurang dari Rp 1
Trilyun). Tesis, Universitas Diponegoro –
Semarang.

https://media.neliti.com/media/publications/24192-ID-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-bank-studi-
empirik-pada-industri-perbank.pdf

Anda mungkin juga menyukai