ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Biaya
Operasional Terhadap Pertumbuhan Kredit Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Pahlawan
Revolusi periode 2011-2019, baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan tahunan Bank Mandiri Cabang Pahlawan Revolusi. Sampel penelitan
sebanyak 36 data laporan keuangan yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunkan adalah dokumentasi. Metode analisis data dengan regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel dana pihak ketiga
berpengaruh signifikan dan positif dan biaya operasional berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan kredit. Secara simultan variabel dana pihak ketiga dan biaya operasional
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit. Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) diperoleh
sebesar 0.516336, hal ini menunjukkan bahwa variabel dana pihak ketiga dan biaya operasional
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada PT. Bank Mandiri Cabang Pahlawan Revolusi
selama periode 2011-2019 sebesar 51,6%.
1
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
2
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 63
JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79
pada perekonomian dalam masyarakat di suatu Dengan adanya peran bank didalam
Negara, khususnya di bidang pembiayaan memperlancar lalu lintas peredaran uang dalam
perekonomian. Bank sebagai lembaga perekonomian tidak luput dari berbagai
keuangan yang menjadi tempat bagi berbagai ancaman dan masalah. Pada dasarnya pokok
pihak, baik perusahaan swasta maupun permasalahan yang paling sering dihadapi oleh
perorangan dan badan-badan pemerintah untuk setiap bank dan perusahaan lainnya yang
menyimpan dananya. Bank berfungsi untuk bergerak dibidang usaha apapun selalu tidak
menghimpun dana dari masyarakat dan terlepas dari kebutuhan akan dana (modal)
menyalurkannya kembali melalui kredit. untuk membiayai usahanya dan kebutuhan
Menurut Halling dan Hayden (dalam Arif dan akan dana ini diperlukan baik untuk modal
Anees, 2012) kekuatan dari sistem perbankan investasi atau modal tenaga kerja. Oleh
adalah sebuah syarat esensial untuk karenanya diperlukan suatu keamanan bank
menyakinkan kestabilan dan pertumbuhan dimana bank dituntut untuk dapat mengelola
ekonomi. Kestabilan dan pertumbuhan kegiatannya sekaligus dapat mengatasi
ekonomi tersebut dapat dicapai karena bank masalah-masalah yang selalu timbul khususnya
merupakan suatu perantara yang tepat bagi dua pada bidang pengendalian hartanya agar
pihak, yaitu pihak yang memiliki kelebihan pelaksaan operasional bank tersebut sampai
dana dan disisi lain yaitu pihak yang kepada tujuan dengan baik.
membutuhkan dana. Bagi pihak yang memiliki PT Bank Mandiri (Persero) merupakan
kelebihan dana, bank dapat digunakan sebagai salah satu lembaga keuangan (Bank) yang
tempat menyimpan dana dan meningkatkan berperan dalam pembangunan nasional
jumlah dana mereka. Sedangkan bagi pihak terutama dalam pembangunan ekonomi.
yang membutuhkan dana, bank dapat Didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian
digunakan sebagai tempat meminjam dana dari program restrukturisasi perbankan yang
untuk kebutuhan modal dan konsumsi mereka. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
Berdasarkan UU RI No. 10 tahun 1998, bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
yang dimaksud dengan bank adalah badan Ekspor Impor Indonesia dan Bank
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan memiliki peran yang tak terpisahkan dalam
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka pembangunan perekonomian Indonesia. Bank
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Mandiri berperan aktif dalam kancah
Sedangkan yang dimaksud dengan Lembaga perekonomian dengan menyediakan berbagai
Keuangan adalah perusahaan yang bergerak jasa keuangan dalam menunjang pembangunan
dibidang keuangan dimana kegiatan usaha nasional. Mandiri dengan visinya menjadi bank
bisnisnya sebagai tempat yang hanya komersial terkemuka yang selalu
menghimpun dana, atau menyalurkan dana, mengutamakan kepuasan nasabah, sehingga
bahkan dalam aktivitas kedua-duanya (Kasmir, keberadaan Bank Mandiri benar-benar
2014). Bank merupakan lembaga keuangan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
terpenting dan sangat mempengaruhi Bank yang selalu menjaga kinerjanya
perekonomian baik secara mikro maupun dengan baik terutama tingkat profitabilitas
secara makro. Seperti yang diketahui, yang tinggi dan mampu membagikan deviden
perbankan mempunyai pangsa pasar besar dengan baik serta prospek usahanya dapat
sekitar 80% dari keseluruhan sistem keuangan selalu berkembang dan dapat memenuhi
yang ada (Sudiyanto, 2010:125). ketentuan prudential banking regulation
dengan baik, maka ada kemungkinan nilai
saham dari bank yang bersangkutan di pasar total dana yang berhasil dihimpun oleh bank
sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang dari masyarakat. Total DPK ini menunjukkan
berhasil dikumpulkan akan naik (Kuncoro, dan keberhasilan bank dalam menghimpun dana
Suhardjono, 2002). Kenaikan nilai saham dan dalam bentuk simpanan, giro dan deposito
jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah yang kemudian disalurkan kembali ke
satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat masyarakat dalam bentuk kredit.
kepada bank. Dana pihak ketiga merupakan
Tabel 1.1
Perkembangan Total Dana Pihak Ketiga PT Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang Jakarta
Pahlawan Revolusi dan Bank Rakyat Indonesia, Tbk KCP Meester
Periode 2011-2019 (Dalam Milyar)
Tahun Total DPK g (%) Total DPK g (%)
( MANDIRI ) ( BRI )
2011 Rp. 141.489,8 - Rp. 29.536,2 -
2012 Rp. 151.805,1 7,29% Rp. 43.091,3 45,89%
2013 Rp. 139.295,9 (8,24%) Rp. 62.235,1 44,42%
2014 Rp. 144.622,2 3,82% Rp. 78.347,8 25,88%
2015 Rp. 142.208,2 (1,67%) Rp. 87.134,7 11,21%
2016 Rp. 145.756,7 2,49% Rp. 111.138,3 21,6%
2017 Rp. 150.958,0 3,57% Rp. 127.151,7 12,66%
2018 Rp. 162.582,3 7,70% Rp. 118.335,8 ( 7, 62%)
2019 Rp. 165.252,3 1,64% Rp. 141.122,1 16,31%
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank BRI, data diolah
Permintaan pembiayaan dari masyarakat periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh
yang semakin meningkat akan membuat bank bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-
sebagai penyalur dana kepada masyarakat masa mendatang. Biaya operasional atau biaya
berjalan sesuai perannya. operasi adalah biaya-biaya yang tidak
Berdasarkan pentingnya dana yang berhubungan langsung dengan produk
bersumber dari masyarakat, maka pada perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas
prinsipnya dana tersebut harus dikelola oleh operasional perusahaan sehari-hari dan jenis
Bank dengan sebaik-baiknya dan berdasarkan biaya ini merupakan yang paling besar
prinsip kehati-hatian agar dana tersebut aman porsinya terhadap biaya bank keseluruhan.
dan tidak terjadi penyimpangan yang akan Jenis biaya operasional ini berkaitan dengan
menyebabkan terwujudnya risiko dalam dunia pegawai seperti tunjangan-tunjangan, biaya
perbankan yang akan berdampak pada jasa pihak ke 3, biaya operasional kantor yang
hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap bukan biaya pegawai atau penyusutan, dan
Bank itu sendiri. Jadi sudah seyogyanya Bank jenis-jenis biaya lain yang dikeluarkan atau
harus mempunyai Sistem Pengendalian berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
Internal yang baik untuk menjamin dan Perusahaan dalam kegiatan
melindungi kepercayaan masyarakat terhadap operasionalnya harus melakukan perencanaan
Bank itu sendiri. dan pengendalian terhadap biaya operasional.
Dalam operasi bank sehari-harinya Perencanaan biaya operasional dilakukan
diperlukan biaya untuk mengolah transaksi untuk mencegah terjadinya kesalahan dan
(biaya operasional). Biaya ini berhubungan penyelewengan dalam batas-batas biaya yang
langsung dengan periode terjadinya, oleh sebab layak, apabila masih saja terjadi akan segera
itu harus dicatat dan diakui sebagai biaya dapat diketahui dan ditanggulangi serta
Tabel 1.2
Total Biaya Operasional PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Cabng Jakarta Pahlawan
Revolusi dan Bank Rakyat Indonesia, Tvk KCP Meester
Periode 2011-2019 (dalam juta)
Tahun Total Biaya g (%) Total Biaya g (%)
Operasional Operasional
(MANDIRI) (BRI)
2011 Rp. 460.876.008 - Rp. 126.030.000 -
2012 Rp. 448.126.379 (2,76%) Rp. 249.780.000 49,4%
2013 Rp. 451.037.548 0,64% Rp. 272.180.000 0,85%
2014 Rp. 430.538.901 (4,54%) Rp. 315.360.000 13,65%
2015 Rp. 431.950.876 0,33% Rp. 389.850.000 19,02%
2016 Rp. 432.884.206 0,22% Rp. 331.950.876 ( 17,52% )
2017 Rp. 441.639.102 2,02% Rp. 321.451.000 ( 0,34% )
2018 Rp. 440.720.673 (0,21%) Rp. 341.151.556 0,58%
2019 Rp. 435.759.196 (1,13%) Rp. 333.466.776 ( 0,24% )
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank BRI, data diolah
Selain itu, pengeluaran biaya operasional dari faktor-faktor diluar Bank. Salah satu
berupa kas juga merupakan masalah yang contoh risiko yang berakar dari kegagalan
sangat penting karena kas sifatnya sangat Sistem Pengendalian Internal adalah peristiwa
mudah untuk dipindah tangankan dan tidak yang menimpa Baring Brothers and Co, Ltd
dapat dibuktikan kepemilikannya, maka kas (Barings), London pada tahun 1995. Lembaga
sangat mudah digelapkan. Untuk menghindari keuangan yang bergerak dalam pasar uang ini
dan memperkecil tingkat penyelewengan, menderita kerugian hingga GBP 827 juta yang
maka diperlukan suatu sistem pengawasan menyebabkannya bangkrut. Penyebabnya tidak
terhadap pengeluaran biaya operasional yang lain adalah ulah seorang trader yang berbasis di
cukup memadai seperti terdapat pemisahan Singapura pada Singapura Future Exchange
tugas secara tepat, sehingga petugas yang yang berhasil menyembunyikan kerugian-
bertanggung jawab menangani transaksi dan kerugian yang telah diderita perusahaan selama
penyimpanan tidak merangkap sebagai petugas lebih dari dua tahun. Hal itu berhasil
pencatat transaksi. dilakukannya dengan melaporkan seolah
Risiko-risiko yang terdapat dalam dunia terjadi peningkatan terus menerus pada trading
perbankan yang terkait dengan dana position-nya sebelum pada akhirnya terungkap.
masyarakat salah satunya adalah risiko Hal ini terjadi karena terdapatnya kelemahan
operasional. Risiko operasional dapat terjadi dalam pengendalian internal perusahaan.
karena diakibatkan oleh ketidakcukupan atau Dengan celah kelemahan ini, dimungkinkan
kegagalan proses didalam manajemen Bank, seorang trader dapat melakukan kewenangan
sumber daya manusia, dan sistem. Risiko ganda untuk bertindak sebagai back office dan
kerugian itu dapat pula terjadi sebagai akibat front office sekaligus, terutama dalam
memberikan pengesahan settlement dari setiap oleh bank-bank lainnya. Ketika BI rate naik,
trading yang dilakukannya sendiri. maka suku bunga kredit akan naik, sehingga
Kredit bank dipengaruhi oleh faktor kredit akan cenderung turun.
ekonomi makro. Faktor ekonomi makro adalah Faktor ekonomi makro lainnya yang juga
faktor yang memengaruhi kondisi memengaruhi kredit yang dikeluarkan bank
perekonomian secara keseluruhan. Faktor ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
sulit untuk diprediksi dan juga sulit untuk Kurs atau nilai tukar adalah suatu nilai yang
dikendalikan, karena berasal dari luar. Faktor menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam
ekonomi makro yang memengaruhi kredit bank negeri yang diperlukan untuk mendapatkan
diantaranya inflasi. Inflasi adalah proses satu unit mata uang asing (Sukirno, 2002). Jika
kenaikan harga-harga umum barang secara kurs bergerak naik maka jumlah rupiah yang
terus-menerus. Kenaikan inflasi diperlukan importir untuk membeli bahan
mengakibatkan harga bahan baku meningkat, baku/ mengimpor barang menjadi lebih sedikit
sehingga perusahaan membutuhkan dana lebih dibanding sebelumnya, sehingga menguatnya
untuk menjalankan usahanya. Hal tersebut rupiah akan menguntungkan bagi para
akan memicu meningkatnya kredit perbankan. importir. Kondisi ini akan merangsang importir
Selain itu, faktor ekonomi makro lain yang juga untuk melakukan ekspansi usahanya dengan
memengaruhi kredit yang dikeluarkan bank melakukan kredit di bank. Hal ini akan
adalah BI rate. BI rate adalah suku bunga berdampak pada naiknya permintaan kredit
kebijakan yang mencerminkan sikap/ stance modal kerja di bank, sehingga akan menaikkan
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank total kredit di bank. Berikut ini adalah data
Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Cabang
rate inilah yang dijadikan acuan penetapan Pahlawan Revolusi tahun 2011-2019 :
suku bunga deposito maupun suku bunga kredit
Tabel 1.2
Pertumbuhan Kredit PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Cabng Jakarta Pahlawan Revolusi
dan Bank Rakyat Indonesia, Tvk KCP Meester
Periode 2011-2019 (dalam juta)
Tahun Total Pertumbuhan g (%) Total g (%)
Kredit Pertumbuhan
( MANDIRI ) Kredit
( BRI )
2011 Rp. 45.657,9 - Rp. 25.757,0 -
2012 Rp. 47.359,2 3,73% Rp. 28.881,1 10,71%
2013 Rp. 33.838,9 (28,55%) Rp. 35.901,5 20,01%
2014 Rp. 23.917,1 (29,32%) Rp. 31.777,0 ( 12,9% )
2015 Rp. 52.498,4 59,49% Rp. 45.331,2 31,11%
2016 Rp. 43.164,2 (17,78%) Rp. 41.431,4 ( 0,9% )
2017 Rp. 44.458,5 2,30% Rp. 35.666,1 ( 17,12% )
2018 Rp. 52.661,8 18,45% Rp. 45.133,7 22,2%
2019 Rp. 53.838,9 2,24% Rp. 45.957,2 0,17%
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank BRI, data diolah
Maka dari itu industri perbankan harus masyarakat semakin meningkat. Bersamaan
lebih kreatif dan inovatif dalam dengan meningkatnya pangsa pasar, yang
mengembangkan dan memperoleh sumber- mendorong Bank Mandiri untuk terus mampu
sumber dana baru. Imbasnya tak heran jika bertahan dan bersaing dengan bank-bank lain,
persaingan antar bank untuk menarik dana dari tentunya harus memiliki sistem pengendalian
adanya perubahan sudut pandang para pelaku terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan
bisnis dengan bisnis yang menjanjikan dimana langsung dengan akuntansi dan keuangan,
mereka lebih memilih meminjam kepada bank tetapi juga meliputi anggaran , biaya standar
dibandingkan dengan mendapatkan dana pelaksanaan yang lain, laporan-laporan operasi
tambahan dari pasar modal maka pertumbuhan secara berkala dan lainnya yang berkaitan
pada kredit bermasalah tidak harus terjadi. dengan kegiatan perusahaan. Menurut Zaki
Baridwan (2013 hal. 14) meliputi struktur
2.2 Dana Pihak Ketiga organisasi, semua metode, dan ketentuan-
Dana pihak ketiga sangatlah penting bagi ketentuan yang dianut dalam perusahaan untuk
bank dalam menghimpun dana, karena pada melindungi harta kekayaan, memeriksa
dasarnya untuk kepentingan usahanya bank ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi
menghimpun dana dari bank itu sendiri (pihak dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha
kesatu), dana yang berasal dari pihak lain (dana dan mendorong ditaatinya kebijakan
pihak kedua) dan dana yang berasal dari perusahaan yang ditetapkan. Sistem
masyarakat atau pihak ketiga yang berupa Pengendalian Intern dalam suatu perusahaan
tabungan, deposit serta sumber dana lainnya. meliputi struktur organisasi dan standar
Selanjutnya definisi dana pihak ketiga operasional perusahaan untuk dapat menjaga
menurut Lukman Dendawijaya (2009:24) kekayaan harta, ketelitian data, dan juga untuk
adalah sebagai berikut: “Dana pihak ketiga efisiensi waktu kerja. Hal ini juga didefinisikan
(DPK) merupakan dana yang bersumber dari oleh Mulyadi (2013 hal.163) menyatakan
masyarakat, sumber dana terbesar yang paling bahwa: “Sistem Pengendalian Intern meliputi
diandalkan oleh bank. Bank dapat struktur organisasi, metode, dan ukuran yang
memanfaatkan dana tersebut agar menjadi dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
pendapatan, yaitu dengan menyalurkan dana. organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan
Bank dapat menyalurkan dananya kepada data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
masyarakat dalam bentuk pembiayaan. mendorong dipatuhinya kebijakan
Semakin besar pendapatan yang dihasilkan manajemen”. Sistem Pengendalian Intern pada
oleh bank, berarti semakin besar pula perusahaan digunakan untuk melindungi aset
kesempatan bank dalam menghasilkan perusahaan dari tindakan penyalahgunaan.
keuntungan sehingga bank akan semakin Dalam hal ini terdapat pengertian yang
tertarik dalam meningkatkan jumlah menjelaskan sistem pengendalian intern
penyaluran dana kepada masyarakat”. merupakan seperangkat kebijakan dan
Sedangkan menurut ismail (2010:43) definisi prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan
dana pihak ketiga adalah sebagai berikut : perusahaan dari segala bentuk tindakan
“Dana pihak ketiga biasanya dikenal dengan penyalahgunaan, menjamin tersedianya
nama dana masyarakat merupakan dana yang informasi akuntansi perusahaan yang akurat,
dihimpun oleh bank yang berasal dari serta memastikan bahwa semua ketentuan
masyarakat dalam arti luas, meliputi hukum/ undang-undang serta kebijakan
masyarakat individu, maupun badan usaha”. manajemen telah dipatuhi oleh seluruh
karyawan. Menurut Hery, (2014 hal. 159)
2.3 Sistem Pengendalian Intern menyatakan bahwa: “Pengendalian internal
Sistem pengendalian intern yang terdapat adalah seperangkat kebijakan dan prosedur
dalam perusahaan merupakan faktor yang untuk melindungi aset atau kekayaan
menentukan dapat dipercaya atau tidaknya perusahaan dari segala bentuk tindakan
laporan keuangan yang dihasilkan oleh penyalahgunaan, menjamin tersedianya
perusahaan. Pada dasarnya suatu sistem informasi akuntansi perusahaan yang akurat,
pengendalian intern yang baik tidak hanya serta memastikan bahwa semua ketentuan
Gambar 2.1
Paradigma hubungan antar variabel
X1
Y
X2
(naik turunnya) variabel dependen (kriterium), 2. Uji Persial (Uji t) atau Pengaruh
apabila dua atau lebih variabel independen Secara Parsial
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik Uji t digunakan untuk menguji koefisien
turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda regresi secara parsial dari variabel
akan dilakukan bila jumlah variabel independennya. Untuk menentukan nilai t-
independennya minimal 2. statistik tabel, ditentukan dengan tingkat
Analisis regresi berganda adalah metode signifikansi 5%, hasil dari perbandingan
statistika yang digunakan untuk menentukan probabilitas (sig t) dengan taraf signifikansi
kemungkinan bentuk (dari) hubungan antara yang ditolerir sebesar a=5% akan dijadikan
variabel-variabel. Tujuan pokok dalam dasar untuk pengambilan keputusan dalam
penggunaan metode ini adalah untuk uji hipotesis penelitian.
meramalkan dan memperkirakan nilai darisatu Uji t digunakan untuk melihat pengaruh
variabel yang lain yang diteliti dengan rumus variabel independen terhadap variabel
sebagai berikut: dependen secara individu (parsial). Hipotesa
Y = a + biXi + b2X2 b3X3 + u yang digunakan adalah :
Ho: b = 0 artinya tidak terdapat
Keterangan: pengaruh yang signifikan dari variabel
Y = Pertumbuhan Kredit independen terhadap variabel dependen.
a = konstanta. Ha: b 0 artinya terdapat pengaruh yang
βl = koefisien regresi pertama signifikan dari variabel independen
β2 = koefisien regresi kedua terhadap variabel dependen.
β3 = koefisien regresi ketiga Penelitian ini menggunakan level
β4 = koefisien regresi keempat signifikan 95% atau a = 5%
X1 = Dana Pihak Ketiga Ho ditolak bila : probabilitas nilai t
X2 = Biaya Operasional hitung < probabilitas nilai tkritis
u = Variabel pengganggu Ho diterima bila : probabilitas, nilai t
hitung > probabilitas nilai tkritis
3.3 Uji Hipotesis βi
𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1. Uji Simultan (Uji F-statistik) atau 𝑆βi
Pengaruh Secara Simultan
Uji F-statistik digunakan untuk menguji 3.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
besarnya pengarull dari seluruh variabel Koefisien determinan (KP) dipergunakan
independen secara bersama-sama atau untuk mengetahui besarnya kontribusi antara
simultan terhadap variabeldependen. variable X terhadap naiknya variabel Y,
H0: b1, b2, b3, < 0, artinya tidak digunakan sebagai koefisien penentu dan
terdapat pengaruh yang signifikan secara koefisien determinasi (KP):
bersama-sama antara variabel independen KP = R2 X 100%
(X1, X2,) terhadap variabel dependen (Y). Dimana:
Ha: b1, b2, b3, > 0, artinya terdapat 1. R2 tidak selalu negatif
pengaruh yang signifikan secara bersama- 2. Nilai terkecil R2 sama dengan nol (0),
sama dari variabel independen (X1, X2,) nilai terbesar R2 sama dengan satu (1)
terhadap variabel dependen (Y). artinya sama dengan 0 < R2< 1
R2 / (k-l) R2 = 0, berarti tidak ada hubungan
F hit = antara X1, X2, X3, terhadap Y
(1-R2) / (N-k) R2 = 1, berarti regresi cocok atau tepat
secara sempurna, dalam
praktek jarang terjadi.
Grafik 4.1
Uji Normalitas Histogram Jarque-Bera
8
Series: Residuals
7 Sample 1 36
Observations 36
6
Mean -6.11e-12
5 Median 654.5857
Maximum 17677.70
4 Minimum -25411.94
Std. Dev. 11623.93
3 Skewness -0.538161
Kurtosis 2.815193
2
Jarque-Bera 1.788932
1 Probability 0.408826
0
-30000 -20000 -10000 0 10000 20000
Sumber : Data diolah Eviews 9
(VIF) < 10 maka data bebas dari Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
multikolonieritas. pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Multikolinearitas
C 24650871 6.192628 NA
DPK 0.004097 12.61337 2.453849
BOPR 8.29E-06 4.491781 2.453849
Tabel 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
waktu berkaitan satu sama lain. Salah satu LM Test menggunakan progam Eviews for
uji statistik yang dapat digunakan untuk Windows. Hasil uji Autokorelasi dapat
mendeteksi ada tidaknya autokolerasi dilihat dalam tabel berikut:
adalah Breusch-Godfrey Serial Correlation
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Tabel 4.4
Uji Hipotesis
Dependent Variable: PERTUMBUHAN KREDIT
Method: Least Squares
Date: 03/30/20 Time: 01:56
Sample: 1 36
Included observations: 36
Berdasarkan perhitungan regresi linier Pihak Ketiga dan Biaya Operasional secara
berganda yang ditunjukkan tabel 4.4, maka simultan terhadap Pertumbuhan Kredit. Dari
persamaan garis regresi seperti berikut: tabel tersebut diperoleh F-statistic sebesar
Y = 37177.72 + 0.173956 – 0.012068 + 9.097359 dan signifikansi sebesar 0.000713.
ei Nilai Prob (F-statistic) lebih kecil dari 0,05,
Dari persamaan regresi linier berganda dapat hal ini menunjukkan bahwa Sistem
dijelaskan sebagai berikut: Pengendalian Dana Pihak Ketiga dan Biaya
1. Variabel Sistem Pengendalian Dana Operasional secara simultan berpengaruh
Pihak Ketiga (X1) diperoleh nilai positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan
koefisien sebesar 0.173956 yang Kredit, sehingga Hipotesis pertama
menunjukkan bahwa apabila pada diterima.
variabel Dana Pihak Ketiga meningkat
sebesar 1 satuan, maka Pertumbuhan 2. Uji Parsial (Uji t)
Kredit perusahaan akan meningkat Uji t bertujuan untuk mengetahui
sebesar 0.173956 satuan dengan asumsi pengaruh dan signifikansi dari masing-
bahwa variabel independen lain dalam masing variabel independen terhadap
kondisi konstan. variabel dependen. Kriteria dalam pengujian
2. Variabel Sistem Pengendalian Biaya ini sebagai berikut:
Operasional (X2) diperoleh nilai Ho : apabila p-value > 0,05, maka Ho
koefisien sebesar -0.012068 yang diterima dan Ha ditolak.
menunjukkan bahwa apabila pada Ha : apabila p-value < 0,05, maka Ho ditolak
variabel Biaya Operasional meningkat dan Ha diterima. Hasil uji t variabel
sebesar 1 persen, maka Pertumbuhan independen terhadap variabel dependen
Kredit perusahaan akan menurun sebesar adalah sebagai berikut:
-0.012068 dengan asumsi bahwa variabel
independen lain dalam kondisi konstan. 1. Pengujian Hipotesis Kedua
3. Konstanta sebesar 37177.72 menjelaskan H1 : Sistem Pengendalian Dana Pihak
bahwa apabila semua variabel Ketiga berpengaruh positif dan signifikan
independen konstan atau sama dengan terhadap Pertumbuhan Kredit.
nol, maka besarnya Pertumbuhan Kredit Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji regresi
sebesar 37177.72 satuan. linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0.173956. Variabel Sistem
1. Uji Simultan (Uji F) Penerimaan mempunyai t-Statistic sebesar
Uji F digunakan untuk menguji model 2.717632 dengan probabilitas sebesar
regresi atas pengaruh seluruh variabel 0.0104. Nilai probabilitas lebih kecil dari
independen yaitu X1 dan X2 secara simultan 0,05 menunjukkan bahwa variabel Sistem
terhadap variabel dependen. Kriteria dalam Pengendalian Dana Pihak Ketiga
pengujian ini adalah sebagai berikut: berpengaruh positif dan signifikan
1. Jika signifikansi lebih besar dari 5% terhadap Pertumbuhan Kredit, sehingga
maka dapat disimpulkan bahwa Ho hipotesis kedua diterima.
diterima, sebaliknya Ha ditolak. 2. Pengujian Hipotesis Ketiga
2. Jika signifikansi lebih kecil dari 5% H2 : Sistem Pengendalian Biaya
maka dapat disimpulkan bahwa Ho Operasional berpengaruh negatif dan
ditolak, sebaliknya Ha diterima. signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji regresi
adanya pengaruh Sistem Pengendalian Dana linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar -0.012068. Variabel Sistem dari permasalahan yang diangkat mengenai
Biaya Operasional mempunyai t-Statistic Analisis Sistem Pengendalian Dana Pihak
sebesar -4.190638 dengan probabilitas Ketiga dan Biaya Operasional Terhadap
sebesar 0.0002. Nilai probabilitas lebih Pertumbuhan Kredit PT. Bank Mandiri
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa (Persero), Tbk cabang Pahlawan Revolusi
variabel Sistem Pengendalian Biaya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian
Operasional berpengaruh negatif dan ini sebagai berikut :
signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit, 1. Pengendalian pada saat proses
sehingga hipotesis ketiga diterima. permohonan, analisis penarikan serta
pengawasan kredit sudah berjalan
3. Koefisien Determinasi (R² ) dengan baik. Hal ini ditunjukkan telah
Koefisien determinasi (Adjusted R² ) dilakukannya on the spot atau survei
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh langsung kepada nasabah oleh MBM.
kemampuan model dalam menerangkan MBM melakukan pengecekan secara
variasi-variabel dependen. Nilai koefisien fisik kepada nasabah untuk mengetahui
determinasi antara nol dan satu. Nilai kegunaan dari fasilitas kredit yang
Adjusted R² yang lebih kecil berarti diberikan telah digunakan sebagaimana
kemampuan-kemampuan variabel-variabel mestinya.
independen dalam menjelaskan variabel- 2. Regulasi internal penunjang Sistem
variabel dependen sangat terbatas. Pengendalian Dana Pihak Ketiga pada
Berdasarkan pada tabel 4.4 diperoleh cabang telah berjalan dengan baik dan
nilai Adjusted R² sebesar 0.516336. Hal ini sesuai dengan peraturan perundang-
menunjukkan bahwa Pertumbuhan Kredit undangan di bidang perbankan.
dipengaruhi oleh Sistem Pengendalian Dana 3. Sistem Pengendalian Biaya Operasional
Pihak Ketiga dan Biaya Operasional sebesar sudah cukup baik karena telah sesuai
51,6% sedangkan sisanya 48,4% dengan kajian teori dan dapat melindungi
dipengaruhi oleh faktor lain di luar kas perusahaan, tetapi masih ditemukan
penelitian ini. adanya satu kelemahan yaitu masih
adanya rangkap tanggungjawab yang
5. KESIMPULAN dilakukan oleh satu bagian yaitu CSA.
berorientasi objek). Jakarta: PT Elex Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso, & Paul D.
Media Komputindo. Kimmel. 2011. Pengantar Akuntansi,
Thomas Sumarsan, 2013, Perpajakan Indonesia Edisi 7, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
(Vol.3), Jakarta : PT. Indeks. Widjajanto, Nugroho. 2012. Sistem Informasi
Undang - Undang Republik Indonesia No. 10 Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
tahun 1998 Tentang Perbankan. Winwin Yadianti, Ilham Wahyudin. 2006.
Pengantar Akuntansi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.