Anda di halaman 1dari 17

JURNAL AKUNTANSI FE-UB P.

ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN DANA PIHAK KETIGA DAN


BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT PT.
BANK MANDIRI, (PERSERO) TBK
(STUDI KASUS BANK MANDIRI CABANG PAHLAWAN REVOLUSI)

Mutiara Rizky Istiqomah 1 Yolanda 2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Biaya
Operasional Terhadap Pertumbuhan Kredit Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Pahlawan
Revolusi periode 2011-2019, baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan tahunan Bank Mandiri Cabang Pahlawan Revolusi. Sampel penelitan
sebanyak 36 data laporan keuangan yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunkan adalah dokumentasi. Metode analisis data dengan regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel dana pihak ketiga
berpengaruh signifikan dan positif dan biaya operasional berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan kredit. Secara simultan variabel dana pihak ketiga dan biaya operasional
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit. Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) diperoleh
sebesar 0.516336, hal ini menunjukkan bahwa variabel dana pihak ketiga dan biaya operasional
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada PT. Bank Mandiri Cabang Pahlawan Revolusi
selama periode 2011-2019 sebesar 51,6%.

Kata kunci: Dana Pihak Ketiga, Biaya Operasional, Pertumbuhan Kredit.

1. PENDAHULUAN Lembaga keuangan yang terlibat dalam


suatu pembiayaan pembangunan ekonomi
Pembangunan nasional suatu bangsa dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan
yang mencakup didalamnya adalah bank, dan lembaga keuangan non-bank. Bank
pembangunan ekonomi sebagai salah satu menurut Undang-Undang Perbankan (dalam
aspek pembangunan yang menjadi pemicu Kasmir, 2009) dibedakan menjadi dua jenis,
pembangunan dalam sektor yang lain. Dalam yaitu Bank Umum dan BPR. Sedangkan
pembangunan ekonomi yang membutuhkan lembaga keuangan non-bank merupakan
berbagai aspek penunjang terutama pendanaan, lembaga pembiayaan yang dalam kegiatan
diperlukan peran serta lembaga keuangan usahanya tidak melakukan penghimpunan dana
untuk membiayainya. Hal ini karena dan memberikan jasa seperti halnya bank,
pembangunan sangat memerlukan tersedianya lembaga ini seperti perusahaan sekuritas,
dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga perusahaan asuransi, yayasan dana pensiun,
keuangan dalam pembiayaan pembangunan dan lain sebagainya (Kuncoro, 2002).
sangat diperlukan. Perbankan merupakan salah satu
lembaga keuangan yang berpengaruh besar

1
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
2
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 63
JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

pada perekonomian dalam masyarakat di suatu Dengan adanya peran bank didalam
Negara, khususnya di bidang pembiayaan memperlancar lalu lintas peredaran uang dalam
perekonomian. Bank sebagai lembaga perekonomian tidak luput dari berbagai
keuangan yang menjadi tempat bagi berbagai ancaman dan masalah. Pada dasarnya pokok
pihak, baik perusahaan swasta maupun permasalahan yang paling sering dihadapi oleh
perorangan dan badan-badan pemerintah untuk setiap bank dan perusahaan lainnya yang
menyimpan dananya. Bank berfungsi untuk bergerak dibidang usaha apapun selalu tidak
menghimpun dana dari masyarakat dan terlepas dari kebutuhan akan dana (modal)
menyalurkannya kembali melalui kredit. untuk membiayai usahanya dan kebutuhan
Menurut Halling dan Hayden (dalam Arif dan akan dana ini diperlukan baik untuk modal
Anees, 2012) kekuatan dari sistem perbankan investasi atau modal tenaga kerja. Oleh
adalah sebuah syarat esensial untuk karenanya diperlukan suatu keamanan bank
menyakinkan kestabilan dan pertumbuhan dimana bank dituntut untuk dapat mengelola
ekonomi. Kestabilan dan pertumbuhan kegiatannya sekaligus dapat mengatasi
ekonomi tersebut dapat dicapai karena bank masalah-masalah yang selalu timbul khususnya
merupakan suatu perantara yang tepat bagi dua pada bidang pengendalian hartanya agar
pihak, yaitu pihak yang memiliki kelebihan pelaksaan operasional bank tersebut sampai
dana dan disisi lain yaitu pihak yang kepada tujuan dengan baik.
membutuhkan dana. Bagi pihak yang memiliki PT Bank Mandiri (Persero) merupakan
kelebihan dana, bank dapat digunakan sebagai salah satu lembaga keuangan (Bank) yang
tempat menyimpan dana dan meningkatkan berperan dalam pembangunan nasional
jumlah dana mereka. Sedangkan bagi pihak terutama dalam pembangunan ekonomi.
yang membutuhkan dana, bank dapat Didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian
digunakan sebagai tempat meminjam dana dari program restrukturisasi perbankan yang
untuk kebutuhan modal dan konsumsi mereka. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
Berdasarkan UU RI No. 10 tahun 1998, bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
yang dimaksud dengan bank adalah badan Ekspor Impor Indonesia dan Bank
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan memiliki peran yang tak terpisahkan dalam
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka pembangunan perekonomian Indonesia. Bank
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Mandiri berperan aktif dalam kancah
Sedangkan yang dimaksud dengan Lembaga perekonomian dengan menyediakan berbagai
Keuangan adalah perusahaan yang bergerak jasa keuangan dalam menunjang pembangunan
dibidang keuangan dimana kegiatan usaha nasional. Mandiri dengan visinya menjadi bank
bisnisnya sebagai tempat yang hanya komersial terkemuka yang selalu
menghimpun dana, atau menyalurkan dana, mengutamakan kepuasan nasabah, sehingga
bahkan dalam aktivitas kedua-duanya (Kasmir, keberadaan Bank Mandiri benar-benar
2014). Bank merupakan lembaga keuangan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
terpenting dan sangat mempengaruhi Bank yang selalu menjaga kinerjanya
perekonomian baik secara mikro maupun dengan baik terutama tingkat profitabilitas
secara makro. Seperti yang diketahui, yang tinggi dan mampu membagikan deviden
perbankan mempunyai pangsa pasar besar dengan baik serta prospek usahanya dapat
sekitar 80% dari keseluruhan sistem keuangan selalu berkembang dan dapat memenuhi
yang ada (Sudiyanto, 2010:125). ketentuan prudential banking regulation
dengan baik, maka ada kemungkinan nilai

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 64


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

saham dari bank yang bersangkutan di pasar total dana yang berhasil dihimpun oleh bank
sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang dari masyarakat. Total DPK ini menunjukkan
berhasil dikumpulkan akan naik (Kuncoro, dan keberhasilan bank dalam menghimpun dana
Suhardjono, 2002). Kenaikan nilai saham dan dalam bentuk simpanan, giro dan deposito
jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah yang kemudian disalurkan kembali ke
satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat masyarakat dalam bentuk kredit.
kepada bank. Dana pihak ketiga merupakan

Tabel 1.1
Perkembangan Total Dana Pihak Ketiga PT Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang Jakarta
Pahlawan Revolusi dan Bank Rakyat Indonesia, Tbk KCP Meester
Periode 2011-2019 (Dalam Milyar)
Tahun Total DPK g (%) Total DPK g (%)
( MANDIRI ) ( BRI )
2011 Rp. 141.489,8 - Rp. 29.536,2 -
2012 Rp. 151.805,1 7,29% Rp. 43.091,3 45,89%
2013 Rp. 139.295,9 (8,24%) Rp. 62.235,1 44,42%
2014 Rp. 144.622,2 3,82% Rp. 78.347,8 25,88%
2015 Rp. 142.208,2 (1,67%) Rp. 87.134,7 11,21%
2016 Rp. 145.756,7 2,49% Rp. 111.138,3 21,6%
2017 Rp. 150.958,0 3,57% Rp. 127.151,7 12,66%
2018 Rp. 162.582,3 7,70% Rp. 118.335,8 ( 7, 62%)
2019 Rp. 165.252,3 1,64% Rp. 141.122,1 16,31%
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank BRI, data diolah

Permintaan pembiayaan dari masyarakat periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh
yang semakin meningkat akan membuat bank bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-
sebagai penyalur dana kepada masyarakat masa mendatang. Biaya operasional atau biaya
berjalan sesuai perannya. operasi adalah biaya-biaya yang tidak
Berdasarkan pentingnya dana yang berhubungan langsung dengan produk
bersumber dari masyarakat, maka pada perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas
prinsipnya dana tersebut harus dikelola oleh operasional perusahaan sehari-hari dan jenis
Bank dengan sebaik-baiknya dan berdasarkan biaya ini merupakan yang paling besar
prinsip kehati-hatian agar dana tersebut aman porsinya terhadap biaya bank keseluruhan.
dan tidak terjadi penyimpangan yang akan Jenis biaya operasional ini berkaitan dengan
menyebabkan terwujudnya risiko dalam dunia pegawai seperti tunjangan-tunjangan, biaya
perbankan yang akan berdampak pada jasa pihak ke 3, biaya operasional kantor yang
hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap bukan biaya pegawai atau penyusutan, dan
Bank itu sendiri. Jadi sudah seyogyanya Bank jenis-jenis biaya lain yang dikeluarkan atau
harus mempunyai Sistem Pengendalian berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
Internal yang baik untuk menjamin dan Perusahaan dalam kegiatan
melindungi kepercayaan masyarakat terhadap operasionalnya harus melakukan perencanaan
Bank itu sendiri. dan pengendalian terhadap biaya operasional.
Dalam operasi bank sehari-harinya Perencanaan biaya operasional dilakukan
diperlukan biaya untuk mengolah transaksi untuk mencegah terjadinya kesalahan dan
(biaya operasional). Biaya ini berhubungan penyelewengan dalam batas-batas biaya yang
langsung dengan periode terjadinya, oleh sebab layak, apabila masih saja terjadi akan segera
itu harus dicatat dan diakui sebagai biaya dapat diketahui dan ditanggulangi serta

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 65


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

memperbaiki kesalahan dan penyelewengan pengendalian biaya operasional bagi


apabila ada perbedaan yang signifikan antara manajemen perusahaan agar tercapai efisiensi.
biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas Berikut ini adalah data biaya operasional yang
dibandingkan dengan rencana yang telah dikeluarkan bank Mandiri Cabang Pahlawan
disusun. Pengendalian biaya operasional yang Revolusi dan Bank Rakyat Indonesia, Tbk
baik dapat membantu manajemen dalam KCP Meester tahun 2011-2019 :
mengendalikan biaya operasional. Tujuan

Tabel 1.2
Total Biaya Operasional PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Cabng Jakarta Pahlawan
Revolusi dan Bank Rakyat Indonesia, Tvk KCP Meester
Periode 2011-2019 (dalam juta)
Tahun Total Biaya g (%) Total Biaya g (%)
Operasional Operasional
(MANDIRI) (BRI)
2011 Rp. 460.876.008 - Rp. 126.030.000 -
2012 Rp. 448.126.379 (2,76%) Rp. 249.780.000 49,4%
2013 Rp. 451.037.548 0,64% Rp. 272.180.000 0,85%
2014 Rp. 430.538.901 (4,54%) Rp. 315.360.000 13,65%
2015 Rp. 431.950.876 0,33% Rp. 389.850.000 19,02%
2016 Rp. 432.884.206 0,22% Rp. 331.950.876 ( 17,52% )
2017 Rp. 441.639.102 2,02% Rp. 321.451.000 ( 0,34% )
2018 Rp. 440.720.673 (0,21%) Rp. 341.151.556 0,58%
2019 Rp. 435.759.196 (1,13%) Rp. 333.466.776 ( 0,24% )
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank BRI, data diolah

Selain itu, pengeluaran biaya operasional dari faktor-faktor diluar Bank. Salah satu
berupa kas juga merupakan masalah yang contoh risiko yang berakar dari kegagalan
sangat penting karena kas sifatnya sangat Sistem Pengendalian Internal adalah peristiwa
mudah untuk dipindah tangankan dan tidak yang menimpa Baring Brothers and Co, Ltd
dapat dibuktikan kepemilikannya, maka kas (Barings), London pada tahun 1995. Lembaga
sangat mudah digelapkan. Untuk menghindari keuangan yang bergerak dalam pasar uang ini
dan memperkecil tingkat penyelewengan, menderita kerugian hingga GBP 827 juta yang
maka diperlukan suatu sistem pengawasan menyebabkannya bangkrut. Penyebabnya tidak
terhadap pengeluaran biaya operasional yang lain adalah ulah seorang trader yang berbasis di
cukup memadai seperti terdapat pemisahan Singapura pada Singapura Future Exchange
tugas secara tepat, sehingga petugas yang yang berhasil menyembunyikan kerugian-
bertanggung jawab menangani transaksi dan kerugian yang telah diderita perusahaan selama
penyimpanan tidak merangkap sebagai petugas lebih dari dua tahun. Hal itu berhasil
pencatat transaksi. dilakukannya dengan melaporkan seolah
Risiko-risiko yang terdapat dalam dunia terjadi peningkatan terus menerus pada trading
perbankan yang terkait dengan dana position-nya sebelum pada akhirnya terungkap.
masyarakat salah satunya adalah risiko Hal ini terjadi karena terdapatnya kelemahan
operasional. Risiko operasional dapat terjadi dalam pengendalian internal perusahaan.
karena diakibatkan oleh ketidakcukupan atau Dengan celah kelemahan ini, dimungkinkan
kegagalan proses didalam manajemen Bank, seorang trader dapat melakukan kewenangan
sumber daya manusia, dan sistem. Risiko ganda untuk bertindak sebagai back office dan
kerugian itu dapat pula terjadi sebagai akibat front office sekaligus, terutama dalam

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 66


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

memberikan pengesahan settlement dari setiap oleh bank-bank lainnya. Ketika BI rate naik,
trading yang dilakukannya sendiri. maka suku bunga kredit akan naik, sehingga
Kredit bank dipengaruhi oleh faktor kredit akan cenderung turun.
ekonomi makro. Faktor ekonomi makro adalah Faktor ekonomi makro lainnya yang juga
faktor yang memengaruhi kondisi memengaruhi kredit yang dikeluarkan bank
perekonomian secara keseluruhan. Faktor ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
sulit untuk diprediksi dan juga sulit untuk Kurs atau nilai tukar adalah suatu nilai yang
dikendalikan, karena berasal dari luar. Faktor menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam
ekonomi makro yang memengaruhi kredit bank negeri yang diperlukan untuk mendapatkan
diantaranya inflasi. Inflasi adalah proses satu unit mata uang asing (Sukirno, 2002). Jika
kenaikan harga-harga umum barang secara kurs bergerak naik maka jumlah rupiah yang
terus-menerus. Kenaikan inflasi diperlukan importir untuk membeli bahan
mengakibatkan harga bahan baku meningkat, baku/ mengimpor barang menjadi lebih sedikit
sehingga perusahaan membutuhkan dana lebih dibanding sebelumnya, sehingga menguatnya
untuk menjalankan usahanya. Hal tersebut rupiah akan menguntungkan bagi para
akan memicu meningkatnya kredit perbankan. importir. Kondisi ini akan merangsang importir
Selain itu, faktor ekonomi makro lain yang juga untuk melakukan ekspansi usahanya dengan
memengaruhi kredit yang dikeluarkan bank melakukan kredit di bank. Hal ini akan
adalah BI rate. BI rate adalah suku bunga berdampak pada naiknya permintaan kredit
kebijakan yang mencerminkan sikap/ stance modal kerja di bank, sehingga akan menaikkan
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank total kredit di bank. Berikut ini adalah data
Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Cabang
rate inilah yang dijadikan acuan penetapan Pahlawan Revolusi tahun 2011-2019 :
suku bunga deposito maupun suku bunga kredit
Tabel 1.2
Pertumbuhan Kredit PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Cabng Jakarta Pahlawan Revolusi
dan Bank Rakyat Indonesia, Tvk KCP Meester
Periode 2011-2019 (dalam juta)
Tahun Total Pertumbuhan g (%) Total g (%)
Kredit Pertumbuhan
( MANDIRI ) Kredit
( BRI )
2011 Rp. 45.657,9 - Rp. 25.757,0 -
2012 Rp. 47.359,2 3,73% Rp. 28.881,1 10,71%
2013 Rp. 33.838,9 (28,55%) Rp. 35.901,5 20,01%
2014 Rp. 23.917,1 (29,32%) Rp. 31.777,0 ( 12,9% )
2015 Rp. 52.498,4 59,49% Rp. 45.331,2 31,11%
2016 Rp. 43.164,2 (17,78%) Rp. 41.431,4 ( 0,9% )
2017 Rp. 44.458,5 2,30% Rp. 35.666,1 ( 17,12% )
2018 Rp. 52.661,8 18,45% Rp. 45.133,7 22,2%
2019 Rp. 53.838,9 2,24% Rp. 45.957,2 0,17%
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank BRI, data diolah

Maka dari itu industri perbankan harus masyarakat semakin meningkat. Bersamaan
lebih kreatif dan inovatif dalam dengan meningkatnya pangsa pasar, yang
mengembangkan dan memperoleh sumber- mendorong Bank Mandiri untuk terus mampu
sumber dana baru. Imbasnya tak heran jika bertahan dan bersaing dengan bank-bank lain,
persaingan antar bank untuk menarik dana dari tentunya harus memiliki sistem pengendalian

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 67


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

intern yang baik dan efektif untuk menjaga 2. LANDASAN TEORI


operasional perusahaan. Demikian juga dengan
halnya Bank Mandiri Cabang Pahlawan 2.1 Pertumbuhan Kredit
Revolusi, yang juga harus selalu mampu Misi bank adalah sebagai Lembaga
memberikan pelayanan terbaik bagi para intermediasi antara unit surplus dan unit defisit.
nasabah. Dalam usaha untuk selalu Lebih lanjut, menyalurkan kredit merupakan
memberikan pelayanan terbaik, Bank Mandiri kewajiban moral perbankan, dapat
Cabang Pahlawan Revolusi haruslah selalu dikemukakan sedemikian rupa karena sumber
mampu bekerja sama dan memberikan kinerja utama dana bank berasal dari masyarakat,
maksimal dari setiap lini yang ada dalam sehingga sewajarnya bila bank memiliki
perusahaan, baik dari Kepala Cabang sampai kewajiban untuk kembali menyalurkannya
staff atau pegawainya. Untuk itu, perusahaan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
sangat memerlukan suatu sistem pengendalian (Firmansyah, 2014). Berdasarkan hal tersebut,
yang baik, sehingga manajemen mampu dalam menyalurkan kreditnya bank dituntut
mengarahkan dan mengawasi bawahannya, untuk terus tumbuh setiap tahunnya dengan
agar hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan sehat. Pertumbuhan kredit yang tidak
yang diinginkan oleh pemilik atau pimpinan terkontrol dan ditujukan kepada peminjam
perusahaan. Demikian halnya dengan sistem yang salah dapat menimbulkan kredit
pengendalian intern penerimaan dan bermasalah dikemudian harinya (Anjom dan
pengeluaran. Dana pihak ketiga, biaya Karim, 2016). Selain itu, pertumbuhan kredit
operasional dan kredit mikro, yang merupakan yang berlebihan juga dapat menyebabkan krisis
suatu sistem yang sangat dibutuhkan oleh pada perbankan (Utari et all, 2012).
perusahaan, agar tidak adanya kejahatan Dalam penelitiannya, Keeton (1999)
ataupun kecurangan yang terjadi dalam menyampaikan pendapat para analis kredit
perusahaan. terkait pertumbuhan kredit yang terjadi bahwa
Dari internal, Bank ditunjang oleh kompetisi untuk mendapatkan nasabah kredit
permodalan dari pemegang saham dan dikelola semakin meningkat, menyebabkan bank untuk
oleh sumber daya manusia yang menguasai menurunkan standar pemberian kredit dalam
bisnis perbankan dan lika-liku dunia usaha. mendapatkan nasabah baru, dan pertumbuhan
Dari eksternal, Bank ditunjang oleh para ekonomi semakin meningkat serta ingatan akan
nasabah (baik nasabah penyandang dana kredit bermasalah yang pernah terjadi pada
maupun nasabah kredit) serta unsur pemerintah tahun-tahun sebelumnya telah menghilang,
yang mengendalikan perekonomian. Dengan bank menjadi lebih berani dalam mengambil
demikian, dapat dipahami bahwa konsekuensi risiko. Apapun alasannya, pertumbuhan kredit
dari kegagalan Bank dalam mengendalikan yang sangat cepat akan berdampak pada
berbagai jenis resiko seperti digambarkan di tumbuhnya kerugian pada kredit dan
atas, akan berpengaruh luas. Tidak hanya mengurangi profit pada bank yang kemudian
terbatas pada pemegang saham, melainkan juga bisa menjadi permasalahan bagi bank. Sudut
terhadap karyawan Bank, nasabah serta pandang akan pertumbuhan kredit yang cepat
perekonomian. Penulis memandang sistem menyebabkan kredit bermasalah tidak dapat
pengendalian intern yang baik merupakan hal diabaikan begitu saja, namun juga tidak dapat
yang paling penting dalam perusahaan, langsung di terima tanpa adanya pertanyaan.
mengingat terwujudnya visi dari sebuah Jika pertumbuhan kredit yang cepat terjadi
perusahaan sangatlah tergantung dari karena bank ingin menyalurkan kredit dengan
bagaimana baiknya sistem pengendalian intern cara menurunkan standarnya, maka kredit
yang diterapkan. bermasalah akan meningkat. Namun apabila
pertubuhan kredit yang tinggi terjadi karena

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 68


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

adanya perubahan sudut pandang para pelaku terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan
bisnis dengan bisnis yang menjanjikan dimana langsung dengan akuntansi dan keuangan,
mereka lebih memilih meminjam kepada bank tetapi juga meliputi anggaran , biaya standar
dibandingkan dengan mendapatkan dana pelaksanaan yang lain, laporan-laporan operasi
tambahan dari pasar modal maka pertumbuhan secara berkala dan lainnya yang berkaitan
pada kredit bermasalah tidak harus terjadi. dengan kegiatan perusahaan. Menurut Zaki
Baridwan (2013 hal. 14) meliputi struktur
2.2 Dana Pihak Ketiga organisasi, semua metode, dan ketentuan-
Dana pihak ketiga sangatlah penting bagi ketentuan yang dianut dalam perusahaan untuk
bank dalam menghimpun dana, karena pada melindungi harta kekayaan, memeriksa
dasarnya untuk kepentingan usahanya bank ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi
menghimpun dana dari bank itu sendiri (pihak dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha
kesatu), dana yang berasal dari pihak lain (dana dan mendorong ditaatinya kebijakan
pihak kedua) dan dana yang berasal dari perusahaan yang ditetapkan. Sistem
masyarakat atau pihak ketiga yang berupa Pengendalian Intern dalam suatu perusahaan
tabungan, deposit serta sumber dana lainnya. meliputi struktur organisasi dan standar
Selanjutnya definisi dana pihak ketiga operasional perusahaan untuk dapat menjaga
menurut Lukman Dendawijaya (2009:24) kekayaan harta, ketelitian data, dan juga untuk
adalah sebagai berikut: “Dana pihak ketiga efisiensi waktu kerja. Hal ini juga didefinisikan
(DPK) merupakan dana yang bersumber dari oleh Mulyadi (2013 hal.163) menyatakan
masyarakat, sumber dana terbesar yang paling bahwa: “Sistem Pengendalian Intern meliputi
diandalkan oleh bank. Bank dapat struktur organisasi, metode, dan ukuran yang
memanfaatkan dana tersebut agar menjadi dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
pendapatan, yaitu dengan menyalurkan dana. organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan
Bank dapat menyalurkan dananya kepada data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
masyarakat dalam bentuk pembiayaan. mendorong dipatuhinya kebijakan
Semakin besar pendapatan yang dihasilkan manajemen”. Sistem Pengendalian Intern pada
oleh bank, berarti semakin besar pula perusahaan digunakan untuk melindungi aset
kesempatan bank dalam menghasilkan perusahaan dari tindakan penyalahgunaan.
keuntungan sehingga bank akan semakin Dalam hal ini terdapat pengertian yang
tertarik dalam meningkatkan jumlah menjelaskan sistem pengendalian intern
penyaluran dana kepada masyarakat”. merupakan seperangkat kebijakan dan
Sedangkan menurut ismail (2010:43) definisi prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan
dana pihak ketiga adalah sebagai berikut : perusahaan dari segala bentuk tindakan
“Dana pihak ketiga biasanya dikenal dengan penyalahgunaan, menjamin tersedianya
nama dana masyarakat merupakan dana yang informasi akuntansi perusahaan yang akurat,
dihimpun oleh bank yang berasal dari serta memastikan bahwa semua ketentuan
masyarakat dalam arti luas, meliputi hukum/ undang-undang serta kebijakan
masyarakat individu, maupun badan usaha”. manajemen telah dipatuhi oleh seluruh
karyawan. Menurut Hery, (2014 hal. 159)
2.3 Sistem Pengendalian Intern menyatakan bahwa: “Pengendalian internal
Sistem pengendalian intern yang terdapat adalah seperangkat kebijakan dan prosedur
dalam perusahaan merupakan faktor yang untuk melindungi aset atau kekayaan
menentukan dapat dipercaya atau tidaknya perusahaan dari segala bentuk tindakan
laporan keuangan yang dihasilkan oleh penyalahgunaan, menjamin tersedianya
perusahaan. Pada dasarnya suatu sistem informasi akuntansi perusahaan yang akurat,
pengendalian intern yang baik tidak hanya serta memastikan bahwa semua ketentuan

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 69


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

hukum/undang- undang serta kebijakan berkepentingan dengan kepentingan non


manajemen telah dipatuhi atau dijalankan oleh perusahaan lebih-lebih lagi demi kepentingan
seluruh karyawan perusahaan”. Dalam suatu individu karyawan semata. Berdasarkan
perusahaan, terlebih lagi perusahaan yang definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa
berskala besar, terjadi puluhan bahkan ratusan Sistem Pengendalian Intern adalah suatu proses
transaksi setiap harinya. Setiap transaksi itu yang meliputi struktur organisasi dan berbagai
harus berada dalam suatu pengawasan agar metode yang digunakan untuk menjaga aset
masing-masing berada dalam jalur usaha atau kekayaan perusahaan, serta
perusahaan. Maksudnya, transaksi yang terjadi mengendalikan seluruh kegiatan dalam
haruslah transaksi yang berorientasi pada perusahaan agar sesuai dengan kebijakan yang
proses usaha perusahaan, bukan yang berlaku di perusahaan tersebut.

Gambar 2.1
Paradigma hubungan antar variabel

X1
Y

X2

Keterangan : Biaya Operasional terhadap


Variabel Independen : X1 : Dana Pihak Pertumbuhan Kredit secara parsial.
Ketiga 3. H3 = Terdapat pengaruh langsung antara
X2 : Biaya Dana Pihak Ketiga dan Biaya
Operasional Operasional terhadap Pertumbuhan
Variabel Dependen: Y : Pertumbuhan Kredit secara simultan.
Kredit
3. METODE PENELITIAN
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara 3.1 Uji Asumsi Klasik
terhadap suatu permasalahan yang paling Sebelum melakukan pengujian hipotesis
dianggap benar, dianggap sementara karena dengan analisis regresi linier berganda, harus
perlu dibuktikan kebenarannya dan dianggap dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji
paling benar karena sudah berdasarkan pikiran asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan
yang logis dan pengetahuan yang untuk mengetahui hubungan antar variable
menunjangnya. Pengujian hipotesis akan penelitian yang ada dalam model regresi.
membawa kepada kesimpulan untuk menerima Pengujian yang digunakan adalah uji
atau menolak hipotesis (Badri, 2012: 165). normalitas, uji multikolonieritas, uji
1. H1 = Terdapat pengaruh langsung antara heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Dana Pihak Ketiga terhadap
Pertumbuhan Kredit secara parsial.
2. H2 = Terdapat pengaruh langsung antara

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 70


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

1. Uji Normalitas Data 0,80 (<0.80) maka diduga model tidak


Menurut Ghozali (2016:154) uji mengandung masalah multikolinearitas.
normalitas bertujuan untuk menguji apakah
data yang akan digunakan dalam model 3. Uji Heterokedasitas
regresi, variabel pengganggu atau residual Menurut Ghozali (2016:134) uji
memiliki distribusi normal, model regresi heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
yang baik memiliki distribusi data normal. apakah dalam model regresi terjadi
Untuk menguji suatu data berdistribusi ketidaksamaan varian dari residual satu
normal atau tidak, dapat diketahui dengan pengamatan ke pengamatan yang lain, jika
menggunakan metode Jarque-Bera (J-B) varian dari satu pengamatan ke pengamatan
a. Histrogram lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
Nilai Jarque-bera < X2 tabel maka data dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
berdistribusi normal, sedangkan Pengujian yang dilakukan untuk
sebaliknya apabila nilai Jarque-bera > mengetahui apakah varians residual absolut
X2 tabel maka data berdistribusi tidak - sama atau tidak sama untuk semua
normal. observasi data. Pada penelitian ini uji
b. Uji Jarque-bera heterokedastisitas dengan menggunakan uji
1. Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih White untuk mengidentifikasi masalah
kecil dari 2) maka data berdistribusi heterokedastisitas. Suatu model dikatakan
normal. terdapat gejala heterokedastisitas jika nilai
2. Bila probabilitas lebih besar dari 5%, chi square hitung lebih besar dibandingkan
maka data berdistribusi normal. dengan nilai chi square kritis. Sebaliknya
jika nilai chi square hitung lebih kecil dari
2. Uji Multikolonieritas nilai kritis chi square maka dapat
Menurut Ghozali (2016:103) uji disimpulkan tidak ada masalah
multikolinieritas bertujuan untuk menguji heterokedastisitas.
apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas 4. Uji Autokorelasi
(independen). Dalam model regresi yang Menurut Ghozali (2016:107) uji
baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi bertujuan untuk menguji
korelasi.Multikolinearitas adalah adanya apakah dalam model regresi linier ada
hubungan antara variable independen dalam korelasi antara kesalahan penganggu pada
satu regresi. Model regresi yang baik adalah periode t dengan kesalahan pengganggu
model yang tidak mempunyai masalah pada periode t-1 (sebelumnya).
multikolinearitas. Penelitian ini menggunakan Metode
Penelitian ini membahas masalah Breusch-godfrey atau yang lebih dikenal
multikolinearitas dengan melakukan uji dengan metode Langrange (LM) untuk
korelasi parsial antar variabel independent mendeteksiadanya masalah autokorelasi
dengan bantuan Eviews 9. Masalah jika probabilitasobs*R2 uji LM < 0.05 maka
multikolinearitas dengan uji korelasi parsial terdapat gejala autokorelasi dalam model
antar variabel independe dapat dilihat yang digunakan.
dengan nilai korelasi antar variabel. Jika
koefisen korelasi lebih dari 0,80 (>0,80), 3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
dapat disimpulkan terdapat Menurut Sugiyono (2014:277)
multikolinearitas pada model. Sebaliknya menjelaskan bahwa analisis regresi berganda
jika nilai koefisien korelasi lebih keeil dari digunakan oleh peneliti, apabila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 71


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

(naik turunnya) variabel dependen (kriterium), 2. Uji Persial (Uji t) atau Pengaruh
apabila dua atau lebih variabel independen Secara Parsial
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik Uji t digunakan untuk menguji koefisien
turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda regresi secara parsial dari variabel
akan dilakukan bila jumlah variabel independennya. Untuk menentukan nilai t-
independennya minimal 2. statistik tabel, ditentukan dengan tingkat
Analisis regresi berganda adalah metode signifikansi 5%, hasil dari perbandingan
statistika yang digunakan untuk menentukan probabilitas (sig t) dengan taraf signifikansi
kemungkinan bentuk (dari) hubungan antara yang ditolerir sebesar a=5% akan dijadikan
variabel-variabel. Tujuan pokok dalam dasar untuk pengambilan keputusan dalam
penggunaan metode ini adalah untuk uji hipotesis penelitian.
meramalkan dan memperkirakan nilai darisatu Uji t digunakan untuk melihat pengaruh
variabel yang lain yang diteliti dengan rumus variabel independen terhadap variabel
sebagai berikut: dependen secara individu (parsial). Hipotesa
Y = a + biXi + b2X2 b3X3 + u yang digunakan adalah :
Ho: b = 0 artinya tidak terdapat
Keterangan: pengaruh yang signifikan dari variabel
Y = Pertumbuhan Kredit independen terhadap variabel dependen.
a = konstanta. Ha: b 0 artinya terdapat pengaruh yang
βl = koefisien regresi pertama signifikan dari variabel independen
β2 = koefisien regresi kedua terhadap variabel dependen.
β3 = koefisien regresi ketiga Penelitian ini menggunakan level
β4 = koefisien regresi keempat signifikan 95% atau a = 5%
X1 = Dana Pihak Ketiga Ho ditolak bila : probabilitas nilai t
X2 = Biaya Operasional hitung < probabilitas nilai tkritis
u = Variabel pengganggu Ho diterima bila : probabilitas, nilai t
hitung > probabilitas nilai tkritis
3.3 Uji Hipotesis βi
𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1. Uji Simultan (Uji F-statistik) atau 𝑆βi
Pengaruh Secara Simultan
Uji F-statistik digunakan untuk menguji 3.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
besarnya pengarull dari seluruh variabel Koefisien determinan (KP) dipergunakan
independen secara bersama-sama atau untuk mengetahui besarnya kontribusi antara
simultan terhadap variabeldependen. variable X terhadap naiknya variabel Y,
H0: b1, b2, b3, < 0, artinya tidak digunakan sebagai koefisien penentu dan
terdapat pengaruh yang signifikan secara koefisien determinasi (KP):
bersama-sama antara variabel independen KP = R2 X 100%
(X1, X2,) terhadap variabel dependen (Y). Dimana:
Ha: b1, b2, b3, > 0, artinya terdapat 1. R2 tidak selalu negatif
pengaruh yang signifikan secara bersama- 2. Nilai terkecil R2 sama dengan nol (0),
sama dari variabel independen (X1, X2,) nilai terbesar R2 sama dengan satu (1)
terhadap variabel dependen (Y). artinya sama dengan 0 < R2< 1
R2 / (k-l) R2 = 0, berarti tidak ada hubungan
F hit = antara X1, X2, X3, terhadap Y
(1-R2) / (N-k) R2 = 1, berarti regresi cocok atau tepat
secara sempurna, dalam
praktek jarang terjadi.

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 72


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

4. HASIL ANALISIS DAN


PEMBAHASAN 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
4.1 Uji Asumsi Klasik mengetahui apakah variabel-variabel dalam
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum penelitian memiliki sebaran distribusi
melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik normal atau tidak. Uji normalitas ini
perlu dilakukan sebagai prasyarat untuk menggunakan teknik uji Normalitas
mengetahui apakah analisis regresi dapat Histogram. Jika variabel residual tidak
dilakukan atau tidak. Apabila prasyarat terdistribusi normal, maka uji statistik t dan
tersebut terpenuhi maka analisis regresi dapat F menjadi tidak valid. Data dikatakan
digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian normal apabila nilai Jarque-Bera Probability
ini meliputi uji normalitas, uji > 0,05. Berikut ini hasil uji normalitas
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji Histogram dengan Eviews 9:
autokorelasi.

Grafik 4.1
Uji Normalitas Histogram Jarque-Bera
8
Series: Residuals
7 Sample 1 36
Observations 36
6
Mean -6.11e-12
5 Median 654.5857
Maximum 17677.70
4 Minimum -25411.94
Std. Dev. 11623.93
3 Skewness -0.538161
Kurtosis 2.815193
2
Jarque-Bera 1.788932
1 Probability 0.408826

0
-30000 -20000 -10000 0 10000 20000
Sumber : Data diolah Eviews 9

Berdasarkan hasil Uji Normalitas variable-variabel ini tidak ortogonal.


Jarque-Bera pada gambar 4.1 dengan Variable ortogonal adalah variable bebas
membandingkan nilai Probabilitas Jarque- yang nilai korelasi antara sesama variable
Bera hitung dengan tingkat Alpha. Nilai dari bebas sama dengan 0. Untuk melihat adanya
Jarque-Bera sebesar 1,789 dengan atau terjadinya multikolonieritas atau tidak,
probabilitas 0,409. Sehingga dapat dibaca, dapat dilihat dari nilai tolerance dan
bahwa Probabilitas dari Jarque-Bera sebesar variance inflation factor (VIF), dengan
0,409 lebih besar dari Alpha 0.05. Artinya ketentuan sebagai berikut :
bahwa residual terdistribusi normal,  Jika nilai tolerance α > 0,10 maka
sehingga asumsi klasik tentang kenormalan terdapat masalah multikolonieritas.
di model fixed effect terpenuhi. Sebaliknya, jika nilai tolerance α < 0,10
maka tidak adanya masalah
2. Uji Multikolinearitas multikolonieritas.
Menurut Ghazali (2016), Model  Jika nilai variance factor (VIF) > 10
Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi maka terjadi multikolonieritas,
korelasi di antara variable bebas. Jika sebaliknya jika nilai variance factor
variable bebas saling berkolerasi, maka

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 73


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

(VIF) < 10 maka data bebas dari Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
multikolonieritas. pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 24650871 6.192628 NA
DPK 0.004097 12.61337 2.453849
BOPR 8.29E-06 4.491781 2.453849

Sumber: Data diolah eviews 9

Berdasarkan hasil pengujian korelasi 3. Uji Heteroskedastisitas


pada tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa nilai Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
Centered VIF dari kedua variable hanya menguji apakah dalam regresi terjadi
2.453849. Dengan demikian, dapat ketidaksamaan varian dari residual satu
disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu
dalam penelitian ini tidak terjadi uji statistik yang dapat digunakan untuk
multikolinieritas. mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
adalah Uji Heterokedasitas White
menggunakan progam Eviews for
Windows. Hasil Uji Heteroskedastisitas
dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.303357 Prob. F(5,30) 0.0694


Obs*R-squared 9.986426 Prob. Chi-Square(5) 0.0756
Scaled explained SS 7.615981 Prob. Chi-Square(5) 0.1787

Sumber: Data diolah eviews 9

Berdasarkan hasil uji 4. Uji Autokorelasi


heteroskedastisitas pada tabel 4.2 Uji autokorelasi bertujuan untuk
menunjukkan bahwa semua variabel bebas menguji apakah dalam model regresi linier
mempunyai nilai probabilitas Prob. Chi- ada korelasi antara residual periode t dengan
Square signifikansi lebih besar dari 0,05 residual pada periode t-1 (periode
yaitu sebesar 0.0756. Dengan demikian, hal sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Autokorelasi terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi. karena observasi yang berurutan sepanjang

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 74


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

waktu berkaitan satu sama lain. Salah satu LM Test menggunakan progam Eviews for
uji statistik yang dapat digunakan untuk Windows. Hasil uji Autokorelasi dapat
mendeteksi ada tidaknya autokolerasi dilihat dalam tabel berikut:
adalah Breusch-Godfrey Serial Correlation
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.557875 Prob. F(2,31) 0.0937


Obs*R-squared 5.099354 Prob. Chi-Square(2) 0.0781

Sumber: Data diolah eviews 9

Berdasarkan hasil uji Autokorelasi pada 4.2 Uji Hipotesis


tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua Uji Hipotesis adalah metode statistika
variabel bebas mempunyai nilai Prob. Chi- bertujuan untuk menguji pengaruh dua atau
Square signifikansi lebih besar dari 0,05 lebih variabel independen terhadap variabel
yaitu sebesar 0.0781. Dengan demikian, hal dependen, dengan meramalkan dan
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi memperkirakan bagaimana keadaan naik
Autokorelasi dalam model regresi. turunnya nilai dari suatu variabel yang diteliti.
Hasil uji regresi berganda dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 4.4
Uji Hipotesis
Dependent Variable: PERTUMBUHAN KREDIT
Method: Least Squares
Date: 03/30/20 Time: 01:56
Sample: 1 36
Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 37177.72 4964.964 7.488013 0.0000


DPK 0.173956 0.064010 2.717632 0.0104
BOPR -0.012068 0.002880 -4.190638 0.0002

R-squared 0.355402 Mean dependent var 31831.10


Adjusted R-squared 0.516336 S.D. dependent var 14478.00
S.E. of regression 11970.98 Akaike info criterion 21.69801
Sum squared resid 4.73E+09 Schwarz criterion 21.82997
Log likelihood -387.5643 Hannan-Quinn criter. 21.74407
F-statistic 9.097359 Durbin-Watson stat 1.729827
Prob(F-statistic) 0.000713

Sumber: Data diolah eviews 9

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 75


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

Berdasarkan perhitungan regresi linier Pihak Ketiga dan Biaya Operasional secara
berganda yang ditunjukkan tabel 4.4, maka simultan terhadap Pertumbuhan Kredit. Dari
persamaan garis regresi seperti berikut: tabel tersebut diperoleh F-statistic sebesar
Y = 37177.72 + 0.173956 – 0.012068 + 9.097359 dan signifikansi sebesar 0.000713.
ei Nilai Prob (F-statistic) lebih kecil dari 0,05,
Dari persamaan regresi linier berganda dapat hal ini menunjukkan bahwa Sistem
dijelaskan sebagai berikut: Pengendalian Dana Pihak Ketiga dan Biaya
1. Variabel Sistem Pengendalian Dana Operasional secara simultan berpengaruh
Pihak Ketiga (X1) diperoleh nilai positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan
koefisien sebesar 0.173956 yang Kredit, sehingga Hipotesis pertama
menunjukkan bahwa apabila pada diterima.
variabel Dana Pihak Ketiga meningkat
sebesar 1 satuan, maka Pertumbuhan 2. Uji Parsial (Uji t)
Kredit perusahaan akan meningkat Uji t bertujuan untuk mengetahui
sebesar 0.173956 satuan dengan asumsi pengaruh dan signifikansi dari masing-
bahwa variabel independen lain dalam masing variabel independen terhadap
kondisi konstan. variabel dependen. Kriteria dalam pengujian
2. Variabel Sistem Pengendalian Biaya ini sebagai berikut:
Operasional (X2) diperoleh nilai Ho : apabila p-value > 0,05, maka Ho
koefisien sebesar -0.012068 yang diterima dan Ha ditolak.
menunjukkan bahwa apabila pada Ha : apabila p-value < 0,05, maka Ho ditolak
variabel Biaya Operasional meningkat dan Ha diterima. Hasil uji t variabel
sebesar 1 persen, maka Pertumbuhan independen terhadap variabel dependen
Kredit perusahaan akan menurun sebesar adalah sebagai berikut:
-0.012068 dengan asumsi bahwa variabel
independen lain dalam kondisi konstan. 1. Pengujian Hipotesis Kedua
3. Konstanta sebesar 37177.72 menjelaskan H1 : Sistem Pengendalian Dana Pihak
bahwa apabila semua variabel Ketiga berpengaruh positif dan signifikan
independen konstan atau sama dengan terhadap Pertumbuhan Kredit.
nol, maka besarnya Pertumbuhan Kredit Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji regresi
sebesar 37177.72 satuan. linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0.173956. Variabel Sistem
1. Uji Simultan (Uji F) Penerimaan mempunyai t-Statistic sebesar
Uji F digunakan untuk menguji model 2.717632 dengan probabilitas sebesar
regresi atas pengaruh seluruh variabel 0.0104. Nilai probabilitas lebih kecil dari
independen yaitu X1 dan X2 secara simultan 0,05 menunjukkan bahwa variabel Sistem
terhadap variabel dependen. Kriteria dalam Pengendalian Dana Pihak Ketiga
pengujian ini adalah sebagai berikut: berpengaruh positif dan signifikan
1. Jika signifikansi lebih besar dari 5% terhadap Pertumbuhan Kredit, sehingga
maka dapat disimpulkan bahwa Ho hipotesis kedua diterima.
diterima, sebaliknya Ha ditolak. 2. Pengujian Hipotesis Ketiga
2. Jika signifikansi lebih kecil dari 5% H2 : Sistem Pengendalian Biaya
maka dapat disimpulkan bahwa Ho Operasional berpengaruh negatif dan
ditolak, sebaliknya Ha diterima. signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji regresi
adanya pengaruh Sistem Pengendalian Dana linier berganda diperoleh nilai koefisien

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 76


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

regresi sebesar -0.012068. Variabel Sistem dari permasalahan yang diangkat mengenai
Biaya Operasional mempunyai t-Statistic Analisis Sistem Pengendalian Dana Pihak
sebesar -4.190638 dengan probabilitas Ketiga dan Biaya Operasional Terhadap
sebesar 0.0002. Nilai probabilitas lebih Pertumbuhan Kredit PT. Bank Mandiri
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa (Persero), Tbk cabang Pahlawan Revolusi
variabel Sistem Pengendalian Biaya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian
Operasional berpengaruh negatif dan ini sebagai berikut :
signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit, 1. Pengendalian pada saat proses
sehingga hipotesis ketiga diterima. permohonan, analisis penarikan serta
pengawasan kredit sudah berjalan
3. Koefisien Determinasi (R² ) dengan baik. Hal ini ditunjukkan telah
Koefisien determinasi (Adjusted R² ) dilakukannya on the spot atau survei
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh langsung kepada nasabah oleh MBM.
kemampuan model dalam menerangkan MBM melakukan pengecekan secara
variasi-variabel dependen. Nilai koefisien fisik kepada nasabah untuk mengetahui
determinasi antara nol dan satu. Nilai kegunaan dari fasilitas kredit yang
Adjusted R² yang lebih kecil berarti diberikan telah digunakan sebagaimana
kemampuan-kemampuan variabel-variabel mestinya.
independen dalam menjelaskan variabel- 2. Regulasi internal penunjang Sistem
variabel dependen sangat terbatas. Pengendalian Dana Pihak Ketiga pada
Berdasarkan pada tabel 4.4 diperoleh cabang telah berjalan dengan baik dan
nilai Adjusted R² sebesar 0.516336. Hal ini sesuai dengan peraturan perundang-
menunjukkan bahwa Pertumbuhan Kredit undangan di bidang perbankan.
dipengaruhi oleh Sistem Pengendalian Dana 3. Sistem Pengendalian Biaya Operasional
Pihak Ketiga dan Biaya Operasional sebesar sudah cukup baik karena telah sesuai
51,6% sedangkan sisanya 48,4% dengan kajian teori dan dapat melindungi
dipengaruhi oleh faktor lain di luar kas perusahaan, tetapi masih ditemukan
penelitian ini. adanya satu kelemahan yaitu masih
adanya rangkap tanggungjawab yang
5. KESIMPULAN dilakukan oleh satu bagian yaitu CSA.

Berdasarkan hasil pembahasan analisis


data melalui pembuktian terhadap hipotesis
Financial Statements of Business
Enterprises. Aicpa.
DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus. 2012. Manajemen Produksi
Perencanaan Sistem Produksi.
Abdullah, Piter, dan Suseno. 2003. Fungsi Yogyakarta : BPFE.
Intermediasi Perbankan di Daerah : Anastasia Diana, Lilis Setiawati. 2011. Sistem
Pengukuran dan Identifikasi Faktor- Informasi Akuntansi, Perancangan,
Faktor yang Mempengaruhi. Buletin Prosedur dan Penerapan. Edisi 1.
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
vol.3(4) Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2011. Bank
Accounting Principles Board. (1970). Apb Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta :
Statement No.4 Basic Concepts And Gema Insani.
Accounting Principles Underlying Arif, A. dan Anees, A.N.2012. “Liquidity Risk
and Performance of Banking System.”

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 77


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

Journal of Financial Regulation and Keempatbelas, PT. RajaGrafindo


Compliance, Vol.20, No.2,pp. 182-195. Persada, Jakarta.
Badri, S. 2012. Metode Statistika untuk Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan, Teori
Penelitian Kuantitatif. Penerbit Ombak. dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks
Yogyakarta. Kelompok Gramedia.
Baridwan, Zaki. 2009. Sistem Akuntansi Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen
Penyusunan Prosedur dan Metode. Perbankan (Teori dan Aplikasi), Edisi
Yogyakarta: YKPN. Pertama, Penerbit BPFE , Yogyakarta.
Bodnar. George H., and William S. Hopwood. Leon, Boy dan Sonny Ericson. 2007.
2010. Accounting Information System. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa.
Yogyakarta: ANDI. Jakarta: PT. Grasindo.
Brigham, E.F. & M.C Erhadt. 2005. Financial Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta:
Management Theory and Practice. 11 th Salemba Empat.
Edition.Ohio : South Western. Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi
Dendawijaya, Lukman. (2005). Manajemen Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba
Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia. Empat, Jakarta.
Effraim Turban, R.kelly Rainer, jr. Richard Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2002.
e.pother. 2006. Pengantar Teknologi Perencanaan dan Pengembangan Sistem
Informasi. Jakarta: Salemba infotek. Informasi. Edisi I. ANDI Yogyakarta.
Financial Accounting Standard Board (FASB) Sadono Sukirno, 2002. Teori Mikro Ekonomi.
Statement of Financial Accounting Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press:
Concept (SFAC) Concept No.6, 1985. Jakarta.
Elements of Financial Statements of
Business Enterprises. Norwalk.
Ghozali, Imam 2016. Aplikasi Analisis Sudiyanto, Bambang, “Analisis Pengaruh Dana
Multivariate Dengan Program IBM SPSS Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor
Badan Psenerbit Universitas Perbankan Yang Go Public Di Bursa
Diponegoro. Efek Indonesia (BEI) (periode 2005-
Hadad, Muliaman D., dkk. 2004. Pendekatan 2008)” Dinamika Keuangan dan
Parametik Efisiensi Perbankan Indonesia. Perbankan, Mei 2010, Hal: 125-137
Hery. 2014. Mahir Accounting Principles. Vol.2, No.2, Semarang 2010.
Grasindo: Jakarta. Sugiri, Slamet dan Bogat Agus Riyono. 2008.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta:
Akuntansi Keuangan, PSAK No.31 : STIM.
Perbankan. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Pertama. Jakarta: Kencana. Alfabeta, CV.
Jogiyanto, 2009. Sistem Informasi Manajemen. Suryani & Hendryadi. 2015. Metode Riset
Yogyakarta: Penerbit Andi. Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
Kasmir, 2000. Manajemen Perbankan. PT Raja Penelitian Bidang Manajemen dan
Grafindo Persada, Jakarta Ekonomi Islam. Jakarta: Prenada Media
Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Group.
lainnya. EdisiRevisi 2008. Suryantara, I Gusti Ngurah. 2014. Merancang
Jakarta :Rajawali Pers. Aplikasi Akuntansi dengan VB.NET
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan (Dengan pendekatan procedural dan
Lainnya. Edisi Revisi, Cetakan

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 78


JURNAL AKUNTANSI FE-UB P. ISSN: 2087-9261
Vol. 16, No. 1, April 2022 Hal. 63-79

berorientasi objek). Jakarta: PT Elex Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso, & Paul D.
Media Komputindo. Kimmel. 2011. Pengantar Akuntansi,
Thomas Sumarsan, 2013, Perpajakan Indonesia Edisi 7, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
(Vol.3), Jakarta : PT. Indeks. Widjajanto, Nugroho. 2012. Sistem Informasi
Undang - Undang Republik Indonesia No. 10 Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
tahun 1998 Tentang Perbankan. Winwin Yadianti, Ilham Wahyudin. 2006.
Pengantar Akuntansi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Jurnal Akuntansi FE-UB, Vol. 16, No. 1, April 2022 79

Anda mungkin juga menyukai