Anda di halaman 1dari 14

PERANAN INSPEKTORAT DAERAH DALAM

MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


SPIP UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN OPINI
AUDIT
(Studi Kasus Pada Inspektorat Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat)

Fikriania Nurkhafifah Iswanto1, Yanti Rufaedah2


1
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
Email : fikriania.nurkhafifah.amp15@polban.ac.id
2
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
Email : yrufaedah@gmail.com

ABSTRAK

Inspektorat Kabupaten Bandung Barat selaku Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
memiliki peran penting dalam mewujudkan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP) yang efektif di Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat. Penyelenggaran SPIP
yang efektif dapat berdampak besar pada peningkatan opini audit di Kabupaten Bandung Barat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dari Inspektorat Kabupaten Bandung Barat
selaku APIP dalam meningkatkan perolehan opini audit di Kabupaten Bandung Barat dengan
melihat peranan serta kapabilitas dari pegawai Inspektorat Kabupaten Bandung Barat dalam
melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan SPIP. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumen pada Inspektorat Kabupaten Bandung Barat.
Kabupaten Bandung Barat sendiri selama 5 tahun ke belakang masih menyandang opini audit
WDP. Hasil dari penelitian ini adalah Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung Barat memiliki
peran yang signifikan terhadap peningkatan opini audit dengan melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap perangkat daerah.Untuk kedepannya Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
Barat sebaiknya lebih tegas dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terutama dari segi hal-
hal yang masih harus diperbaiki untuk dapat meningkatkan opini audit menjadi WTP dan
melakukan upaya-upaya untuk PK APIP Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung Barat.
Kata kunci
Peranan, Inspektorat, SPIP, Kapabilitas, Opini

1. PENDAHULUAN keempat unsur di atas dapat dilaksanakan


1.1 Latar Belakang dengan baik, maka diperlukan adanya suatu
pengawasan yang dilakukan oleh pihak
Dalam praktiknya, setelah Laporan Keuangan internal sebelum ketiga unsur tersebut dinilai
Pemerintah Daerah (LKPD) selesai dan siap oleh BPK.
untuk diterbitkan, maka untuk menunjang
kredibilitas publik terhadap LKPD, Inspektorat Daerah merupakan bagian dari
dilaksanakan sebuah audit untuk menilai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
kewajaran LKPD tersebut oleh sebuah badan yang memiliki tanggung jawab langsung
yang ditunjuk langsung oleh Presiden, yakni kepada Kepala Daerah. Inspektorat
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) (Indrarti, mempunyai tugas pokok dan fungsi
2011)[7]. Pemeriksaan yang dilakukan melakukan pengawasan dan pembinaan
dilakukan dari segi kesesuaian dengan terhadap perangkat daerah termasuk
standar akuntansi, efektifitas dari pelaksanaan mengawasi keempat unsur tersebut agar dapat
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terlaksana dengan baik. Sebelum BPK
(SPIP), kecukupan pengungkapan serta melaksanakan audit, BPK terlebih dahulu
ketaatan terhadap perundang-undangan. Agar melihat hasil reviu dari Inspektorat Daerah

1146
sehingga, Inspektorat Daerah Pemerintah baik dari keempat unsur tersebut oleh seluruh
Kabupaten Bandung Barat juga mempunyai perangkat daerah.
peranan penting dalam usaha pencapaian
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam mewujudkan peranan Inspektorat
yang efektif, kapabilitas dari pegawai
Pada tahun 2017, Pemerintah Kabupaten inspektorat juga menjadi penunjang
Bandung Barat masih menyandang opini tercapainya optimalisasi dalam pengawasan
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan pembinaan. Peningkatan kapabilitas akan
dikarenakan terdapat beberapa kesalahan berpengaruh dalam meningkatkan
material yang masih ditemukan oleh BPK.[6] optimalisasi dari penyelenggaraan pembinaan
dan pengawasan yang dilakukan oleh
Diantaranya pengungkapan LKPD Kabupaten Inspektorat. Saat ini, tingkat kapabilitas dari
Bandung Barat belum bisa dikatakan cukup Inspektorat Daerah sebagai APIP berada pada
karena tidak adanya bukti pemeriksaan yang level 2 (infrastructure) dimana dalam
cukup tentang nilai-nilai yang telah RPJMN sudah ditargetkan bahwa kapabilitas
dijelaskan. Selain itu, tidak tersedianya data APIP harus sudah mencapai level 3.
dan informasi pada satuan kerja terkait.
Selanjutnya, terdapat beberapa pokok 1.2 Fokus Penelitian
kelemahan dalam sistem pengendalian intern
atas LKPD Kabupaten Bandung Barat salah Peranan Inspektorat daerah dalam
satunya adalah pengelolaan, penatausahaan melaksanakan pembinaan dan pengawasan
dan pencatatan persediaan yang belum terkait dengan empat hal yaitu: kesesuaian
memadai serta pengelolaan dan penyajian standar akuntansi; kecukupan pengungkapan;
aset tetap yang belum memadai dan belum kepatuhan terhadap perundang-undangan;
menggambarkan nilai yang sebenarnya.[3] dan efektivitas pengendalian intern.
Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung Penelitian ini difokuskan hanya pada peranan
Barat dikatakan juga belum menerapkan dalam pengawasan dan pembinaan internal
manajemen risiko dan baru akan terhadap efektivitas penyelenggaraan Sistem
menerapkannya mulai pada tahun 2019 dalam Pengendalian Intern (SPIP) saja dikarenakan
melakukan pembinaan dan pengawasan terlalu banyak yang perlu dikaji dari keempat
sesuai dengan Keputusan Gubernur No 964 hal tersebut secara mendalam satu persatu.
tahun 2016 tentang Penerapan Manajemen Penelitian dilakukan dengan menganalisis
Risiko di Daerah Provinsi Jawa Barat pengawasan dan pembinaan yang dilakukan
sehingga, Inspektorat belum melaksanakan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
perannya dalam melakukan pengawasan dan Barat terhadap efektivitas penyelenggaraan
pembinaan secara optimal. Dengan belum SPIP melalui penerapan unsur-unsur SPIP,
terlaksananya SPIP dengan optimal serta yaitu lingkungan pengendalian, penilaian
belum sepenuhnya penyusunan LKPD sesuai risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
dengan standar akuntansi yang berlaku, maka komunikasi, dan pemantauan pengendalian
otomatis ketaatan terhadap perundang- intern. Dengan melakukan analisis terhadap
undangan belum sepenuhnya dilakukan serta peran Inspektorat dalam mengawasi dan
belum cukupnya pengungkapan yang membina pelaksanaan SPIP, maka otomatis
diberikan. akan diketahui juga kesesuaian dengan
standar akuntansi, kecukupan pengungkapan
Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor dan kepatuhan terhadap perundang-
2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan undangannya sesuai dengan PP No 60 tahun
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2008. Selain itu, kapabilitas dari pegawai
menargetkan bahwa pada tahun 2019, SPIP Inspektorat Kabupaten Bandung Barat juga
harus sudah terselenggara pada dijadikan sebagai metode pendekatan untuk
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah mengetahui bagaimana Inspektorat Daerah
dan mencapai level maturitas (tingkat dalam melaksanakan peranannya. Kapabilitas
kematangan) pada level 3 (Terdefinisi).[15] Inspektorat Daerah tersebut dinilai berdasar
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat saat pada tabel matriks model kapabilitas APIP
ini, memiliki tingkat level maturitas sebesar serta dari persepsi dan jawaban auditor di
1,4. Dari situasi yang telah dijelaskan di atas, Inspektorat Kabupaten Bandung Barat.
maka peranan Inspektorat dalam 1.3 Rumusan Masalah
melaksanakan pembinaan dan pengawasan ke
perangkat daerah merupakan hal yang sangat
penting demi terciptanya pelaksanaan yang

1147
Berdasarkan latang belakang di atas, maka bupati/walikota. Tugas, Pokok dan Fungsi
perumusan masalah dalam penelitian ini Inspektorat Kabupaten/Kota adalah
adalah : melakukan pengawasan terhadap seluruh
1. Bagaimana peranan Inspektorat Daerah kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
Kabupaten Bandung Barat dalam tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
melakukan pengawasan dan pembinaan daerah kabupaten/kota yang didanai dengan
serta penilaian terhadap efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
pengendalian internal dan kapabilitasnya Kabupaten/Kota (pasal 49, PP No 60 tahun
dalam usaha meningkatan perolehan opini 2008). Dalam melakukan pengawasan intern,
audit pada Pemerintah Kabupaten Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan lima
Bandung Barat? macam bentuk pengawasan, diantaranya yaitu
2. Bagaimana solusi untuk meningkatkan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
peranan Inspektorat Daerah Kabupaten kegiatan pengawasan lainnya.[13]
Bandung Barat dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan
efektivitas pengendalian internal serta oleh Inspektorat Kabupaten/Kota merupakan
meningkatkan kapabilitasnya pada salah satu bagian dari kegiatan pengendalian
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat? intern yang berfungsi melakukan penilaian
independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi
1.4 Tujuan Penelitian Instansi Pemerintah. Pengendalian intern
merupakan sistem pengendalian intern yang
Berdasarkan rumusan masalah penelitian diselenggarakan secara menyeluruh di
diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: lingkungan pemerintahan pusat dan
1. Untuk mengetahui peranan Inspektorat pemerintahan daerah atas penyelenggaraan
Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan
melakukan pembinaan dan pengawasan dengan berpedoman pada PP No 60 tahun
serta penilaian terhadap efektivitas 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
pengendalian internal serta kapabilitasnya Pemerintah (SPIP)[13]. SPIP terdiri dari lima
dalam usaha meningkatan perolehan opini unsur, yaitu lingkungan pengendalian,
audit pada Pemerintah Kabupaten penilaian risiko, kegiatan pengendalian,
Bandung Barat. informasi dan komunikasi, serta pemantauan
2. Untuk mengetahui solusi dalam dan pengendalian intern yang mana kesemua
meningkatkan peranan Inspektorat Daerah unsur tersebut harus dipenuhi agar
Kabupaten Bandung Barat dalam menciptakan pemerintahan yang baik (good
melakukan pembinaan dan pengawasan governance) dan akan berdampak baik pada
terhadap efektivitas pengendalian internal perolehan opini.
serta kapabilitasnya pada Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat Dalam meningkatkan peranannya, perlu
diketahui seberapa besar tingkat kapabilitas
1.5 Manfaat Penelitian dari Inspektorat yang bersangkutan. menurut
Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat 1633/K/JF/2011 tanggal 27 Desember 2011
sebagai referensi tambahan bagi peneliti tentang Pedoman Teknis Peningkatan
selanjutnya dengan tema yang sama serta Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
dapat pula menjadi rujukan bagi Inspektorat Pemerintah (APIP), bahwa Kapabilitas APIP
Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam yang di dalamnya termasuk Inspektorat
meningkatkan peranannya dalam melakukan Kabupaten/Kota adalah kemampuan untuk
pengawasan dan pembinaan terhadap melaksanakan tugas-tugas pengawasan yang
pelaksanaan SPIP agar dapat meningkatkan terdiri dari tiga unsur yang saling terkait
perolehan opini di Pemerintah Kabupaten yaitu, kapasitas, kewenangan, kompetensi
Bandung Barat. SDM APIP. Tiga unsur tersebut harus
dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran
2. KAJIAN PUSTAKA APIP secara efektif.[5]
2.1 Inspektorat Daerah
2.2 Opini Audit
Menurut PP No 60 tahun 2008, Inspektorat
Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
yang bertanggung jawab langsung kepada Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

1148
Negara pada lembar penjelasan menyebutkan, pembinaan terhadap penyelenggaraan SPIP di
bahwa opini merupakan pernyataan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang
profesional mengenai kewajaran informasi otomatis melakukan pengawasan terhadap
keuangan yang disajikan dalam laporan kualitas dari laporan keuangan dan ketaatan
keuangan yang didasarkan pada beberapa terhadap perundang-undangan dengan
kriteria, diantaranya yaitu kesesuaian dengan memberikan ‘early warning’ terhadap
standar akuntansi pemerintahan, kecukupan perangkat-perangkat daerah terkait hasil
pengungkapan (adequate disclosures), Inspektorat dalam menjalankan fungsi-
kepatuhan terhadap peraturan perundang- fungsinya yaitu, audit, reviu, evaluasi,
undangan, dan efektivitas pengendalian pemantauan, dan kegiatan pengawasan
intern.[17] Opini audit diberikan oleh BPK lainnya berupa sosialiasi mengenai
ketika sudah dilakukan pemeriksaan pengawasan.
keuangan terhadap entitas yang diperiksanya.
Terdapat empat jenis opini audit, yaitu Wajar Oleh karena itu, Inspektorat Kabupaten/Kota
Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan memiliki peranan yang sangat penting dalam
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan mewujudkan tujuan dari Pemerintah Daerah
Tidak Memberikan Opini (TMP).[2] yang dimaksud. Dimana Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat ingin
Dalam melakukan pemeriksaan, auditor BPK meningkatkan Opini LKPDnya dari WDP
berpacu pada Peraturan Badan Pemeriksa menjadi WTP. Sehingga, selain pelaksanaan
Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 tahun dari pengawasan dan pembinaan terhadap
2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan pengendalian internal yang dilakukan,
Negara.[4] Terdapat beberapa unsur dalam kapabilitas dari Inspektorat Kabupaten/Kota
melakukan pemeriksaan, yaitu hubungan tiga juga menjadi penunjang dalam terciptanya
pihak, hal pokok dan informasi pokok, pembinaan dan pengawasan yang lebih baik.
kriteria pemeriksaan, bukti pemeriksaan,
LHP, dan pemantauan tindak lanjut dari LHP. 2.4 Hipotesis

2.3 Kerangka Pemikiran Hipotesis yang penulis kemukakan adalah


sebagai berikut: Jika Inspektorat Daerah
Dalam mencapai pengelolaan keuangan Kabupaten Bandung Barat melakukan
daerah yang efisien, transparan dan akuntabel pengawasan dan pembinaan terhadap SPIP
maka bupati sebagai kepala daerah wajib ikut sesuai dengan standar dan peraturan yang
serta melakukan pengendalian atas berlaku maka dapat membantu meningkatkan
pelaksanaan kegiatan pemerintah yang perolehan opini di Pemerintah Kabupaten
diselenggarakan dengan berpedoman pada Bandung Barat.
Sistem Pengendalian Inernal Pemerintah
(SPIP). Dengan pelaksanaan sistem 3. METODE PENELITIAN
pengendalian internal (SPI) dalam kegiatan 3.1 Metode Penelitian
penyelengaraan pemerintahan suatu daerah,
maka akan dapat memberikan keyakinan Metode yang digunakan pada penelitian ini
memadai atas tercapainya tujuan dari adalah metode kualitatif deskriptif. Tujuan
pemerintahan melalui kegiatan yang efektif dari penelitian ini adalah dalam rangka studi
dan efisien. kualitatif dengan menggunakan metode studi
kasus (deskriptif) yaitu suatu metode yang
Dalam mewujudkan pelaksanaan dan secara insentif dan terperinci terhadap suatu
pengendalian sistem internal yang efektif dan objek yang sesungguhnya dengan menelaah
efisien di lingkungan pemerintahan, maka secara mendalam sesuai dengan teori-teori
dilakukanlah pengendalian internal terhadap yang telah dipelajari (sugiyono,2017)[19]
tugas pokok dan fungsi pelaporan keuangan dengan maksud untuk mengetahui peranan
daerah. Tentunya, perlu dilakukan Inspektorat Daerah serta kapabilitasnya
pengawasan dan pembinaan dari pelaksanaan dalam melakukan pembinaan dan
pengendalian tersebut. Pengawasan dan pengawasan penyelenggaraan SPIP untuk
pembinaan internal tersebut dilaksanakan meningkatkan perolehan opini audit pada
oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
(APIP) melalui aktivitas audit, evaluasi,
pemantauan, dan aktivitas lainnya. APIP 3.1.1 Objek Penelitian
dalam hal ini yaitu Inspektorat Kabupaten Objek dalam penelitian ini adalah peranan
Bandung Barat, melakukan pengawasan dan dari Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung

1149
Barat dalam melakukan pembinaan dan setiap data-data yang telah dikumpulkan
pengawasan terhadap penyelenggaraan SPIP sehingga, akan diketahui bagaimana dan
serta kapabilitasnya dalam usaha apa saja prosedur yang dilakukan oleh
meningkatkan pendapatan opini audit pada Inspektorat Kabupaten Bandung Barat
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. dalam menjalankan tupoksinya sehingga,
kekurangan-kekurangan yang ada dalam
3.2 Jenis dan Sumber Data melaksanakan fungsinya tersebut dapat
Jenis data yang digunakan adalah data subjek diberikan solusi untuk meningkatkan
dan data dokumenter dan sumber data yang peranan serta kapabilitasnya yang akan
digunakan adalah data primer dan data berpengaruh pada perolehan opini yang
sekunder. Data subjek dalam penelitian ini akan diterima oleh Pemerintah Kabupaten
merupakan data hasil wawancara yang Bandung Barat.
bersumber dari beberapa pegawai Inspektorat
Kabupaten Bandung Barat serta pegawai 3.5 Pengujian Keabsahan Data
OPD yang menjadi responden dari audit dan Penelitian ini menggunakan pengujian
reviu yang dilakukan oleh Inspektorat terkait kredibilitas data berupa perpanjangan
dengan peranan Inspektorat Daerah dalam pengamatan, triangulasi, dan mengadakan
melakukan pengawasan dan pembinaan di membercheck (Sugiyono, 2013)[18]
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
Barat. Sementara data dokumenter berupa
laporan hasil pemeriksaan (LHP), Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP),
Kertas Kerja Reviu (LHR), daftar pertanyaan 4. PEMBAHASAN
penilaian kapabilitas dari Inspektorat 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Kabupaten Bandung Barat, serta dokumen-
dokumen lain yang terkait.[1] Inspektorat Daerah dibentuk berdasarkan
ketentuan pada bab 3 pasal 5 PP No 41 tahun
3.3 Teknik Pengumpulan Data 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis Inspektorat Daerah sebagai bagian dari
data adalah dengan menggunakan model pemerintahan, menjalankan perannya sebagai
Miles dan Huberman (1984) dimana terdapat fungsi pengawasan yang menjamin
tiga aktivitas analisis, yaitu: akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
1. Data reduksi (Data Reduction), dimana untuk memberikan keyakinan yang memadai
peneliti akan memfokuskan data pada atas penyelenggaraan pemerintahan untuk
menentukan bagaimana peranan mewujudkan good governance dan clean
inpektorat daerah serta kapabilitasnya governance.
dalam melakukan pembinaan dan 4.1.2 Struktur Organisasi Inspektorat
pengawasan terhadap SPIP melalui lima Daerah Kabupaten Bandung Barat
unsur SPIP untuk meningkatkan
perolehan opini audit serta hal-hal lain Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
yang berhubungan dengan variabel Barat menurut Perda No 9 Tahun 2016
penelitian. Data yang dirasa tidak perlu tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
atau tidak berhubungan dengan penelitian Daerah Kabupaten Bandung Barat pasal 2
ini akan direduksi atau disisihkan oleh bahwa Inspektorat Daerah Kabupaten
peneliti. Bandung Barat merupakan Inspektorat tipe A
2. Data display, dimana hasil dari reduksi [10], yang menurut Permendagri Nomor 107
data akan menghasilkan penjelasan yang tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur
lebih tentang bagaimana peranan Inspektorat Daerah Provinsi dan
Inspektorat Daerah serta kapabilitasnya Kabupaten/Kota, bahwa Inspektorat tipe A
dalam melakukan pembinaan dan memiliki susunan organisasi yang terdiri atas
pengawasan penyelenggaraan SPIP untuk satu sekretariat, paling banyak empat
meningkatkan perolehan opini audit pada inspektur pembantu, dan kelompok jabatan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, fungsional [14]. Adapun rincian tugas
yang kemudian akan disajikan dalam teks Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung barat
naratif, bagan, dan lain lain. sesuai dengan strukturnya adalah sebagai
3. Conclusion drawing/ verification, dimana berikut:
peneliti akan menarik kesimpulan dari 1. Inspektur Daerah

1150
Inspektur Daerah mempunyai tugas adalah dengan menggunakan model Miles
merumuskan, menetapkan, dan Huberman, yaitu data reduksi, data
mengkoordinasikan dan membina display, dan conclusion drawing. Uji validitas
pelaksanaan kegiatan tugas Inspektorat data dilakukan dengan tiga cara, yaitu
Daerah; perpanjangan pengamatan yang dilakukan di
2. Sekretariat Inspektorat Pemerintah Kabupaten Bandung
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan Barat dengan mewawancarai beberapa orang
pengkajian bahan perumusan kebijakan terkait, triangulasi sumber dimana pengujian
teknis dan fasilitasi penyiapan bahan kredibilitas data dilakukan dengan cara
koordinasi pengawasan dan pelayanan mengecek data yang telah diperoleh melalui
admnistratif dan fungsional di bidang beberapa sumber. Peneliti akan
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, dan megumpulkan data dari sumber-sumber yang
administrasi umum. Sekretariat sendiri terdiri berbeda terkait peranan serta kapabilitas dari
atas tiga bagian yaitu: Inspektorat Kabupaten Bandung Barat dalam
a. Subbagian Perencanaan; melaksanakan pembinaan dan pengawasan
b. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; SPIP, dan yang terakhir adalah mengadakan
c. Subbagian Administrasi dan Umum. membercheck dimana data hasil wawancara
3. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III yang telah direkap, akan diberikan kembali
dan IV kepada narasumber untuk dilihat kembali dan
Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III dan IV disetujui dengan membubuhkan tanda tangan
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan narasumber sebagai bentuk validitas.
terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah dan kasus pengaduan di bidang 4.2.1 Peranan Inspektorat Daerah
pembangunan, pemerintahan dan Kabupaten Bandung Barat Dalam
kemasyarakatan pada masing-masing wilayah Melakukan Pembinaan dan
kerjanya. Pengawasan Secara Umum
4. Kelompok Jabatan Fungsional Peran dari Inspektorat Daerah adalah
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai melakukan pengawasan dan pembinaan
tugas melaksanakan sebagian tugas internal terhadap seluruh kegiatan dalam
Inspektorat Daerah sesuai dengan keahlian rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
dan kebutuhannya [13] satuan kerja perangkat daerah dari
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kabupaten/Kota yang didanai dengan APBD
Inspektorat Daerah Kabupaten Kabupaten/Kota (pasal 49, PP No 60 tahun
2008).[13] Bukti pertanggungjawaban dari
Bandung Barat
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya,
Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten adalah dengan secara berkala menyusun dan
Bandung Barat Nomor 27 Tahun 2017 menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan
tentang Tugas, Fungsi dan Rincian Tugas kepada bupati/walikota.
Inspektorat Daerah, Inspektorat daerah
Kabupaten Bandung Barat menyelenggarakan Dalam melaksanakan pengawasan,
fungsi: Inspektorat Kabupaten Bandung Barat
1. Perencanaan program pengawasan; membuat suatu program pengawasan.
2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi Program pengawasan tersebut dibuat untuk
pengawasan; kegiatan pengawasan Inspektorat Kabupaten
3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan Bandung Barat selama setahun.[11]
penilaian tugas pengawasan; dan Pengawasan yang dilakukan oleh Inspekorat
4. Pelaksanaan pelayanan teknis Daerah Kabupaten Bandung Barat
ketatausahaan Inspektorat Daerah.[8] berpedoman pada Kebijakan Pengawasan
(Jakwas) yang tertuang pada Peraturan Bupati
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2018 [9]
Penelitian ini dilakukan dengan metode yang dimana, Perbup tersebut juga
kualitatif deskriptif dengan menggunakan berpedoman pada Permendagri No. 35 Tahun
sumber data berupa rekap hasil wawancara 2018 tentang Kebijakan Pengawasan
dari narasumber-narasumber yang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
bersangkutan serta dari dokumen-dokumen Tahun 2019. Jakwas diganti setiap tahun dan
yang berhubungan dengan penelitian ini. akan diganti sesuai dengan kebutuhan. Jika
Teknik yang digunakan untuk mengolah data tidak ada perubahan, maka Peraturan Perbup

1151
tersebut masih akan dipakai hingga tahun dilakukan dalam melaksanakan SAKIP
berikutnya. sampai dilakukan evaluasi, dan peningkatan
hasil evaluasi yang telah dilakukan
Pengawasan dilakukan melalui lima macam sebelumnya. Hasil dari pelaksanaan evaluasi
bentuk, yaitu audit, reviu, evaluasi, ini, adalah Laporan Hasil Evaluasi.
pemantauan, dan kegiatan pengawasan 4. Pemantauan
lainnya. Berikut penjelasan dari lima bentuk Pemantauan merupakan proses penilaian
pengawasan di atas: kemajuan suatu program atau kegiatan dalam
1. Audit mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Audit merupakan proses untuk menilai Pemantauan dilakukan oleh Inspektorat
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, Daerah Kabupaten Bandung Barat untuk
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi memonitoring atau mengawasi jalannya suatu
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi program dan mengawasi pelaksanaan dari
pemerintah. Kegiatan audit dilaksanakan tindak lanjut rekomendasi hasil audit, reviu,
secara rutin oleh Inspektorat Kabupaten maupun evaluasi yang telah diberikan.
Bandung Barat ke setiap perangkat daerah Pemantauan kinerja dan kemajuan suatu
yang berada di bawah Pemerintahan program ditinjau dari Laporan Hasil Audit,
Kabupaten Bandung Barat termasuk Laporan Hasil Reviu, maupun Laporan Hasil
kecamatan dan desa. Evaluasi dan Laporan lainnya. Inspektorat
2. Reviu Daerah Kabupaten Bandung Barat melakukan
Selain pelaksanaan Audit, Inspektorat pemantauan dengan mengawasi hasil dari
Kabupaten Bandung Barat juga tindak lanjut yang dilakukan oleh perangkat
melaksanakan reviu. Reviu merupakan daerah terkait temuan yang ditemukan. Selain
penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan itu, dilakukan juga penilaian akan maturitas
untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut dari pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, Pemerintah (SPIP) yang mana Inspektorat
standar, rencana, atau norma yang telah Daerah merupakan leading sector dalam
ditetapkan. Kegiatan reviu juga rutin pelaksanaan SPIP di daerah.
dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten 5. Kegiatan Pengawasan Lainnya
Bandung Barat bersamaan dengan kegiatan Selain keempat kegiatan inti dalam
audit ke setiap perangkat daerah sesuai melaksanakan pengawasan yang telah
dengan jadwalnya. Reviu dilakukan oleh para dijelaskan di atas, terdapat beberapa kegiatan
Pejabat Fungsional (Auditor dan P2UPD) pengawasan lainnya, berupa sosialisasi
terhadap urusan pemerintahan dalam lingkup mengenai pengawasan, pendidikan dan
keuangan maupun nonkeuangan. Kegiatana pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
reviu yang dilakukan oleh Inspektorat konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan,
Kabupaten Bandung Barat, secara garis besar dan pemaparan hasil pengawasan. Contoh
adalah Reviu terhadap Rencana Kerja dan kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan
Anggaran (RKA), reviu Laporan Keuangan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
Perangkat Daerah dan Pemerintah Daerah, Barat adalah monitoring dan evaluasi stock
dan reviu Laporan Akuntabilitas Kinerja opname barang persediaan yang mana
(LAKIP). dilakukan pemeriksaan terhadap Berita Acara
3. Evaluasi Stock Opname Persediaan, Penyajian hasil
Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan dalam Neraca, dan penatausahaan barang
membandingkan hasil atau prestasi suatu persediaan.
kegiatan dengan standar, rencana, atau norma
yang telah ditetapkan, dan menentukan Selain kegiatan pengawasan, Inspektorat
faktor-faktor yang mempengaruhi Kabupaten Bandung Barat juga melakukan
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan pembinaan terhadap perangkat daerah yang
dalam mencapai tujuan. Kegiatan evaluasi menjadi objek pemeriksaan. Inspektorat
biasanya diadakan pada saat akhir dari Kabupaten Bandung Barat tidak hanya
sebuah kegiatan. Contoh pelaksanaan berperan sebagai pihak yang mengawasi
evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat (watch dog) dan memeriksa kesalahan saja,
Kabupaten Bandung Barat salah satunya namun juga memberikan binaan terkait hal-
adalah evaluasi terhadap SAKIP. Evaluasi hal yang harus dipahami oleh setiap
yang dilakukan tersebut meliputi evaluasi perangkat daerah agar dapat melaksanakan
atas penerapan SAKIP dan pencapaian tugas, pokok dan fungsinya dengan baik.
kinerja organisasi, upaya yang telah Terdapat beberapa jenis pembinaan yang

1152
dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten agar dapat menimbulkan perilaku positif dan
Bandung Barat, diantaranya adalah: kondusif dalam menerapkan SPIP di dalam
1. Konsultasi Langsung lingkungan kerjanya. Untuk menguji
Konsultasi atau konseling langsung diberikan perwujudan lingkungan pengendalian,
saat didapat temuan oleh Inspektorat saat Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
dilakukan pemeriksaan, berupa kesalahan- Barat melakukan penilaian survey awal untuk
kesalahan dalam pencatatan maupun belum penegakan integritas dan nilai etika,
dilengkapinya dokumen-dokumen yang komitmen terhadap kompetensi,
diperlukan. Konsultasi langsung ini diberikan kepemimpinan yang kondusif, struktur
oleh para pejabat fungsional yang memang organisasi yang sudah sesuai dengan
bertugas memeriksa ke lapangan baik P2UPD kebutuhan, pendelegasian wewenang dan
maupun Auditor sesuai dengan bidang tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan
pekerjaannya masing-masing. penerapan kebijakan yang sehat tentang
2. Bimbingan Teknis (Bimtek) pembinaan SDM, peran APIP yang efektif,
Bimbingan teknis atau Bimtek merupakan dan hubungan kerja yang baik dengan
suatu kegiatan yang diberikan untuk instansi pemerintah terkait.
memberikan pelatihan dan pendidikan yang Setiap tema dalam penilaian lingkungan
bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi pengendalian yang telah disebutkan di atas,
dari para peserta yang mengikutinya. terdapat beberapa poin lagi di dalamnya yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang lebih
4.2.2 Peranan Inspektorat Daerah
mendetil.
Dalam Melakukan Pengawasan 2. Penilaian Risiko
Dan Pembinaan SPIP ke Dalam pelaksanaan pengendalian intern,
Perangkat Daerah setiap perangkat daerah harus memberikan
penilaian atas risiko yang dihadapi yang
Peran dan fungsi dari Inspektorat Daerah
mengancam pencapaian dari tujuan dan
Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai
sasaran setiap perangkat daerah. Inspektorat
kepanjangan tangan dari Kepala Daerah
Daerah Kabupaten Bandung Barat melakukan
(Bupati) melaksanakan pengawasan dan
penilaian risiko melalui identifikasi dan
pembinaan terhadap perangkat-perangkat
analisis risiko yang terdapat di setiap
daerah, ditambah kecamatan dan setiap desa
perangkat daerah. Penilaian ini masih hanya
yang terdapat di dalam wilayah Kabupaten
dilakukan dengan menggunakan tabel survey
Bandung Barat. Dengan fungsi dari
awal untuk mengetahui apakah identifikasi
Inspektorat Daerah tersebut, maka secara
dan analisis risiko sudah dilakukan oleh
tidak langsung, Inspektorat Daerah
perangkat daerah terkait karena manajemen
melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
risiko sendiri baru akan diimplementasikan di
pelaksanaan SPIP di daerah. Pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat pada
SPIP sendiri, dilakukan untuk memberikan
tahun 2019.
keyakinan yang memadai tentang efektif dan
3. Kegiatan Pengendalian
efisiennya sebuah kegiatan, keandalan
Kegiatan Pengendalian dilakukan sesuai
laporan keuangan, pengamanan aset, dan
dengan ukuran, risiko, sifat serta tugas dari
ketaatan terhadap perundang-undangan (PP
setiap perangkat daerah terkait. Kegiatan
No 60 tahun 2008).[13]
Pengendalian yang dilakukan oleh
Dalam melaksanakan pengawasan dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
pembinaan terhadap pelaksanaan SPIP Barat dilakukan dengan melaksanakan reviu
dilakukan dengan menganalisis dan atas kinerja dari setiap perangkat daerah,
mengaplikasikan kelima unsur SPIP. Unsur- melakukan pembinaan SDM terkait
unsur tersebut akan dijelaskan sebagai kesalahan yang harus diperbaiki maupun
berikut: evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut
1. Lingkungan Pengendalian perangkat daerah terhadap rekomendasi dari
Lingkungan Pengendalian merupakan kondisi Inspektorat Daerah hingga penerapan dari
yang terdapat di dalam suatu Instansi sistem baru yang ada, memeriksa pemisahan
Pemerintahan yang dapat memengaruhi fungsi juga melihat otorisasi dari setiap
efektivitas dari pelaksanaan pengendalian pelaksanaan kegiatan, serta pemeriksaan
intern. Lingkungan pengendalian yang baik terhadap kelengkapan dokumen-dokumen
perlu diciptakan oleh Pimpinan dan seluruh yang harus disiapkan oleh setiap perangkat
pegawai dari Instansi Pemerintahan tersebut daerah.

1153
4. Informasi dan Komunikasi Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Informasi dan Komunikasi merupakan hal (BPKP) dimana Inspektorat daerah
yang harus dimiliki oleh setiap perangkat melakukan Penilaian sendiri (Self
daerah yang mana setiap perangkat daerah Assessment) terlebih dahulu yang hasilnya
harus memiliki informasi yang relevan dan akan diverifikasi oleh BPKP sebagai dasar
dapat diandalkan baik informasi keuangan penilaian PK APIP. Penilaian dilakukan
maupun nonkeuangan dan nantinya informasi berdasarkan konsep Internal Audit Capability
tersebut harus dikomunikasikan kepada Model (IA-CM). Berdasarkan konsep tersebut
Kepala Daerah. Inspektorat Daerah terdapat lima tingkatan level kapabilitas,
Kabupaten Bandung Barat melakukan yaitu :
pemeriksaan pada setiap perangkat daerah 1. Initial;
terkait informasi yang sudah dibuat dalam 2. Infrastructure;
bentuk laporan-laporan yang harus 3. Integrated;
disediakan. Inspektorat Daerah akan 4. Managed;
melakukan pemeriksaan terkait penyusunan 5. Optimizing.[16]
laporan yang baik dan benar sesuai dengan
aturan yang berlaku, pemeriksaan kebenaran PK APIP Inspektorat Daerah Kabupaten
terhadap angka-angka yang terdapat di dalam Bandung Barat saat ini baru mencapai level 2
laporan, hingga dokmen-dokumen lain (Infrastructure) dengan catatan. Ini berarti,
sebagai bukti pelaksanaan dari apa yang bahwa Inspektorat Daerah Kabupaten
dituliskan di dalam laporan tersebut. Bandung Barat sudah memenuhi Key Process
5. Pemantauan Pengendalian Intern Area (KPA) sampai ke level dua, yang mana
Pelaksanaan dari pengendalian intern perlu terdapat 58 pertanyaan untuk dipenuhi,
dilakukan pemantauan agar tetap terlaksana walaupun masih terdapat beberapa catatan
sesuai dengan aturan yang berlaku. yang harus dibenahi. KPA sendiri merupakan
Pemantauan pengendalian intern ini dapat alat untuk menentukan kapabilitas dari suatu
dilakukan dengan melalui pemantauan APIP dengan mengidentifikasi apa yang
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak seharusnya ada pada setiap level tingkatan
lanjut dari rekomendasi hasil audit dan reviu. kapabilitas tertentu sebelum dapat meningkat
Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung ke level berikutnya.
Barat melakukan pemantauan atau Level dua untuk PK APIP Inspektorat Daerah
monitoring terhadap tindak lanjut dari setiap Kabupaten Bandung Barat ini, mengartikan
perangkat daerah terhadap rekomendasi yang bahwa, APIP di Inspektorat Kabupaten
sudah diberikan oleh Inspektorat Daerah. Bandung Barat sudah memenuhi
Monitoring ini dilakukan agar Perangkat Infrastrukturnya, seperti telah memiliki
Daerah tidak melakukan kesalahan yang pedoman (guidance), proses dan prosedur
sama lagi dan tidak akan menjaadi temuan dalam melaksanakan pengawasan internal
yang sama oleh pihak pemeriksa eksternal. dalam hal ini sarana prasarana dari segi
hubungan pelaporan, manajemen, dan
4.2.3 Kapabilitas Inspektorat Daerah administrasi. Selanjutnya, proses penyusunan
Kabupaten Bandung Barat perencanaan audit yang didasarkan pada
Kapabilitas diartikan sebagai kemampuan prioritas manajemen, ketergantungan pada
atau kompetensi yang tidak sebatas memiliki keahlian dan kompetensi individu, dan
keterampilan saja, tapi dapat lebih memahami ketaatan terhadap standar namun belum
secara mendetail dari mulai titik kelemahan sepenuhnya dilakukan.
hingga bagaimana cara mengatasinya. Peningkatan Kapabilitas terus dilakukan oleh
Kapabilitas dari Aparat Pengawas Intern Inspektorat Kabupaten Bandung Barat agar
Pemerintah (APIP) sendiri Inspektorat dapat menghasilkan hasil kerja yang lebih
Daerah Kabupaten Bandung Barat sendiri, optimal untuk mencapai target di RPJMD
merupakan hal yang sangat menunjang yang mengharuskan PK APIP pada tahun
Inspektorat Daerah dalam melaksanakan 2019 sudah mencapai level tiga (Integrated).
tugas pokok dan fungsinya dalam melakukan Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan
pengawasan dan pembinaan sehingga, Kapabilitas APIP oleh Inspektorat Daerah
peningkatan kapabilitas APIP menjadi aspek Kabupaten Bandung Barat diantaranya
penting yang harus dilakukan. adalah:
Penilaian Peningkatan Kapabilitas (PK) APIP 1. Dilakukan Bimtek, dimana
Inspektorat Daerah dilakukan oleh Badan pelaksanaannya dilakukan oleh

1154
Inspektorat Daerah sendiri dengan untuk menemukan temuan tersebut. Selain
memanggil narasumber yang diperlukan itu, terdapat beberapa kendala lain yang
sesuai dengan tema Bimtek yang memang dihadapi Inspektorat Daerah Kabupaten
sudah dianggarkan. Untuk tahun 2019, Bandung Barat dalam melakukan
Bimtek yang sudah berjalan di Inspektorat pengawasan, yaitu:
Daerah Kabupaten Bandung Barat adalah 1. Jadwal Tim yang berisi para pejabat
Bimtek reviu LKPD dan Bimtek fungsional Inspektorat Daerah Kabupaten
penyusunan SAKIP. Bandung Barat untuk terjun ke lapangan
2. Melakukan Diklat, dimana diklat sudah sesuai dengan penjadwalan yang
diadakan bukan dari Inspektorat Daerah tercantum di PKPT. Misal untuk
namun pihak BPKP sebagai pembina dari perangkat daerah, pihak Inspektorat
Inspektorat Daerah yang mengadakan. daerah terjun ke lapangan pada bulan juni.
Temanya pun tergantung dengan apa yang Karena pemeriksaan dilakukan pertahun
diambil oleh pihak BPKP. Pada tahun anggaran, maka apa yang Inspektorat
2019, Inspektorat Daerah Kabupaten periksa merupakan pertanggungjawaban
Bandung Barat telah melakukan diklat dari bulan januari hingga bulan
terkait penerapan manajemen risiko yang dilakukannya pemeriksaan, yaitu bulan
harus segera diterapkan di daerah. juni. Dari temuan-temuan yang ditemukan
oleh Inspektorat selama periode tersebut,
4.2.4 Inspektorat Daerah Kabupaten misal temuan-temuan tersebut sudah
Bandung Barat Dalam Usaha ditindaklanjuti dan diselesaikan, namun
Mencapai Opini WTP di pertanggungjawaban dari bulan Juli
Pemerintah Kabupaten Bandung hingga Desember (akhir tahun anggaran)
Barat tidak diperiksa lagi oleh Inspektorat
Daerah. Inspektorat Daerah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat masih Bandung Barat memang melakukan
menyandang opini WDP pada tahun 2018. pemeriksaan untuk pertanggungjawaban
Hal tersebut dikarenakan masih terdapat selama satu tahun anggaran, namun
beberapa temuan yang ditemukan yang karena Inspektorat Daerah harus
diangkat oleh BPK ke dalam LHP. Sesuai memeriksa banyak tempat, yaitu semua
yang tercatat di dalam LHP, secara umum perangkat daerah, kecamatan dan desa
yang menjadi permasalahan terbesar yang masuk dalam wilayah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk Bandung Barat, maka pemeriksaan harus
mencapai opini WTP adalah dalam dijadwalkan agar semuanya dapat
permasalahan aset, terutama aset pelimpahan terperiksa, jika jadwal untuk pemeriksaan
dari Kabupaten Bandung sebagai Kabupaten salah satu obrik dikatakan dilakukan pada
Induk yang mana terdapat beberapa aset yang bulan juni, maka hanya
bernilai besar namun belum terdapat pertanggungjawaban dari bulan januari
rinciannya. Selain itu, masih terdapat pula hingga juni saja yang dapat diperiksa,
ratusan bahkan ribuan aset yang masih belum sisanya tidak, karena jadwal Inspektorat
memiliki sertifikat dan hanya berpegang pada untuk memeriksa obrik yang lain. Dapat
surat pelimpahan dari Kabupaten Induk saja. dikatakan, temuan yang terdapat dalam
Dalam rangka meningkatkan perolehan opini, LHP BPK merupakan temuan yang
tentunya diperlukan usaha dan kerjasama dari muncul diluar pewaktuan Inspektorat
semua perangkat daerah. Inspektorat Daerah memeriksa ke Obrik tersebut. Jadi,
Kabupaten Bandung Barat sebagai pihak keterbatasan waktu dalam melakukan
yang melakukan pengawasan, tentunya sudah pemeriksaan merupakan inti dari
berusaha melakukan pemeriksaan seoptimal kendalanya.
mungkin. Namun, tetap saja terdapat hal-hal 2. Standar pemeriksaan (SP) oleh BPK lebih
yang tidak bisa diperbaiki secara cepat. kepada penyajian angka pada Laporan
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Keuangan dan Belanja. Sehingga, terdapat
masih banyak aset daerah yang tidak perbedaan-perbedaan program
memiliki rincian. Hal seperti itu tidak bisa pemeriksaan antara BPK dengan
ditangani secara cepat oleh perangkat daerah Inspektorat Daerah.
yang bersangkutan, sehingga Inspektorat 3. Masih terdapat perangkat daerah yang
Daerah sekalipun sudah melakukan istilahnya sudah dilakukan pembinaan
pemeriksaan dan menemukan masalah oleh Inspektorat Daerah, namun belum
tersebut, tetap tidak bisa menghalangi BPK dilakukan perbaikan sesuai dengan apa

1155
yang sudah diberitahukan oleh ketentuan, dan adanya selisih perhitungan
Inspektorat, sehingga ketika dilakukan beban persediaan yang tidak dapat dijelaskan.
pemeriksaan oleh BPK, temuan tersebut Dari kekurangan-kekurangan tersebutlah
menjadi temuan oleh BPK. yang pada akhirnya pihak BPK
menjadikannya temuan yang dicatat di dalam
Dari kendala-kendala di atas, walaupun LHP. Temuan-temuan tersebut ditemukan
masih banyak hal yang harus dibenahi, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung oleh BPK yang melakukan pemeriksaan
Barat memiliki satu fokus untuk dibenahi, terhadap kesesuaian standar akuntansi,
yaitu permasalahan aset. Inspektorat Daerah efektivitas dari pelaksanaan SPIP, kecukupan
Kabupaten Bandung Barat akan berusaha pengungkapan dan ketaatan terhadap
untuk melakukan pembenahan, salah satunya peraturan perundang-undangan.
adalah dengan menerapkan pemeriksaan
berbasis risiko yang mana akan lebih Terkait dengan fenomena di atas, Inspektorat
meminimalisir kesalahan dengan melakukan Daerah Kabupaten Bandung Barat
pemeriksaan berdasarkan tingkat risiko. seharusnya merupakan pihak yang memiliki
Pemeriksaan berbasis risiko berdasarkan tugas dan wewenang untuk melaksanakan
manajemen risiko baru saja akan pengawasan dan pembinaan terkait hal-hal
diimplementasikan pada tahun 2019 di yang akan diperiksa oleh BPK terhadap
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. setiap perangkat daerah. Inspektorat Daerah
Walau dalam praktiknya, masih banyak dari Kabupaten Bandung Barat memiliki peranan
perangkat daerah yang masih belum yang cukup penting dalam tujuan Pemerintah
memahami betul apa itu manajemen risiko, Kabupaten Bandung Barat untuk dapat
sehingga memang perlu dibenahi sedikit demi meraih opini WTP dimana, dengan
sedikit. Selanjutnya, Inspektorat akan Inspektorat melaksanakan tugas dan
meningkatkan pengawasan dan pembinaan fungsinya dengan baik dan optimal maka
kepada Obrik berupa pengawalan yang lebih akan berpengaruh cukup besar untuk
ketat lagi, dan terus melakukan pembinaan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
hingga perangkat daerah memahami dan Barat dalam meraih opini WTP. Tentu saja,
tidak mengulangi kesalahan yang sama. walaupun tanggungjawab untuk meraih opini
Rencana dan target Inspektorat Daerah WTP adalah tanggungjawab dari semua
Kabupaten Bandung Barat kedepannya perangkat daerah, namun Inspektorat Daerah
adalah dengan lebih meningkatkan kembali yang merupakan lembaga yang melakukan
komitmen Inspektorat dalam melakukan pengawasan dan memberikan pembinaan
pengawasan dan pembinaan kepada Obrik serta melakukan pemeriksaan internal untuk
serta meningkatkan kapabilitas dari APIP mengetahui lebih dulu apa yang menjadi
Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung kesalahan dari perangkat-perangkat daerah
Barat hingga dapat mencapai target level tiga yang diperiksanya, sehingga Inspektorat
sesuai dengan apa yang tercantum pada Daerah Kabupaten Bandung Barat dapat
RPJMD. meminimalisasi adanya masalah yang dapat
dijadikan temuan oleh BPK.
4.2.5 Keterkaitan Fenomena Dengan
Hasil Pembahasan Oleh karena itu, peneliti melakukan
penelitian pada Inspektorat Daerah
Pada awalnya, penelitian ini dilakukan karena Kabupaten Bandung Barat untuk mengetahui
peneliti memiliki ketertarikan terhadap sejauh mana peranan dari Inspektorat Daerah
beberapa fenomena yang terjadi pada dalam membantu Pemerintahan Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung Barat untuk
Barat. Fenomena tersebut sudah dijelaskan meningkatkan perolehan opini audit.
pada Bab I, bahwa Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung Barat masih Dalam penelitian yang telah dilakukan,
menyandang opini WDP pada tahun 2018 Inspektorat Daerah Kabupaten Bandung
dikarenakan masih terdapat beberapa catatan Barat telah melakukan tugas pokok dan
pada LHP yang dikeluarkan oleh BPK, fungsinya sesuai dengan Perbup Kabupaten
diantaranya dalam penyajian angka pada Bandung Barat No 27 Tahun 2017 tentang
LKPD, terdapat penyajian nilai realisasi Tugas, Fungsi dan Rincian Tugas Inspektorat
belanja pemeliharaan yang tidak didukung Daerah Kabupaten Bandung Barat. Secara
oleh rincian, nilai realisasi belaja modal aset garis besar, Inspektorat Daerah Kabupaten
tetap yang dilaksanakan tidak sesuai dengan Bandung Barat telah melakukan perencanaan

1156
program pengawasan berupa penyusunan bahawa Inspektorat sudah memiliki
PKPT yang merupakan pedoman bagi infrastruktur dalam melakukan pengawasan
Inspektorat melakukan pengawasan selama internal. Namun dalam RPJMD sudah ada
satu periode tahun. Selanjutnya, Inspektorat rencana untuk meningkatkan level PK APIP
Daerah Kabupaten Bandung Barat sudah pada tahun 2019. Usaha ini dilakukan dengan
melakukan perumusan kebijakan da fasilitasi mengadakan bimtek secara internal dan diklat
pengawasan dengan membentuk suatu yang dilakukan langsung oleh BPKP.
Kebijakan Pengawasan yang diganti setiap
tahun tergantung kebutuhan dan peraturan Hal-hal yang menjadi kendala dalam
yang berlaku serta pembentukan tim-tim yang pencapaian WTP dalam Pemerintah
akan turun ke lapangan dan melaksanakan Kabupaten Bandung Barat adalah
pemeriksaan. Pemeriksaan, pegusutan, pemeriksaan lapangan yang tidak sesuai
pengujian dan penilaian tugas pengawasan jadwal karena banyak daerah yang harus
dilakukan selama melakukan audit, reviu, diperiksa dalam satu periode sedangkan
evaluasi dan pemantauan ke lapangan personil pejabata fungsional terbatas
Terakhir pelaksanaan pelayanan teknis sehingga ada beberapa daerah yang tidak
ketatausahaan juga telah dilakukan. sempat diperiksa secara lengkap. Kendala
lain adalah standar pemeriksaan yang
Walaupun Inspektorat Daerah sudah dilakukan oleh BPK lebih kepada penyajian
melaksanakan tupoksinya sesuai dengan angka pada Laporan Keuangan dan Belanja
peraturan yang berlaku, namun masih sehingga terjadi perbedaan progam
terdapat kekurangan baik dalam pemeriksaan antara BPK dan Inspektorat
pelaksanaanya atau kesalahan dari Obrik Daerah. Terakhir yang menjadi kendalanya
yang diperiksanya sehingga, opini WTP adalah kurang kooperatifnya Perangkat
masih belum dapat diberikan pada Daerah dalam menindaklanjuti temuan yang
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Maka sudah dilakukan pembinaan oleh inspektorat
dari itu, pembenahan terhadap sistem, sehingga temuan tersebut ditemukan oleh
pemahaman, komitmen, kompetensi sdm, dan BPK.
unsur-unsur lain yang berpengaruh pada
APIP Inspektorat maupun Obrik di Fenomena yang berperan dalam opini WDP
Kabupaten Bandung Barat perlu dilakukan yang didapatkan Pemerintah Kabupaten
untuk menciptakan lingkungan kerja yang Bandung Barat di antaranya adalah tidak
baik, dan dapat saling bekerjasama untuk adanya rincian dalam belanja, nilai realisasi
dapat mencapai perolehan opini WTP. belanja asset tetap tidak sesuai dengan
ketentuan, dan adanya selisih perhitungan
5. PENUTUP beban persediaan yang tidak dapat dijelaskan.
5.1 Kesimpulan Dengan demikian Inspektorat Daerah
Kabupaten Bandung Barat harus mampu
Inspektorat Daerah berperan sangat penting melakukan pengawasan dan pembinaan yang
dalam pembinaan dan pengawasan terhadap lebih baik karena Inspektorat sangat berperan
Perangkat Daerah. Inspektorat harus dalam hal itu. Inspektorat harus mampu lebih
memastikan bahawa SPIP sudah tegas dalam memberikan masukan kepada
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Perangkat Daerah yang bermasalah dan
tugas pokok dan fungsinya. Hal-hal yang melaksanakan pengendalian intern yang bisa
perlu diawasi di antaranya adalah standar meminimalisasi adanya masalah yang
akuntansi, efektifitas SPIP, kecukupan menjadi temuan oleh BPK.
pengungkapan, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Sedangkan 5.2 Saran
pada tahun 2018 Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat mendapatkan opini WDP dari Peranan Inspektorat sangat dibutuhkan untuk
BPK dengan alasan ada beberapa kesalahan meningkatkan opini audit dari WDP menjadi
material. Di sini diperlukan peran inspektorat WTP di Pemerintah kabupaten Bandung
yang signifikan untuk mendukung agar tidak Barat. Inspektorat memiliki wewenang untuk
mendapatkan opini WDP kembali di tahun- memeriksa secara internal dan memberikan
tahun yang akan datang. masukan kepada Perangkat Daerah yang
diperiksa untuk memperbaiki atau
Pada saat ini PK APIP Inspektorat Daerah meningkatkan Laporan Pertanggunjawaban
Kabupaten Bandung Barat masih pada level 2 untuk menghindari temuan-temuan yang
(infrastruktur) dengan catatan. Hal ini berarti

1157
dapat ditemukan oleh BPK agar mampu [4] Badan Pemeriksa Keuangan
mencapai opini WTP. Republik Indonesia. 2017. Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara 2017.
Selain melakukan peningkatan pengawasan [5] BPKP. 2011. Pedoman Teknis
dan pembinaan, inspektorat juga harus Peningkatan Kapabilitas APIP
bertanggung jawab untuk meningkatkan level [6] Detik News. 2018 (8 Mei
PK APIP-nya dari level 2 menuju level 3. 2018). Kota Bandung, Bandung Barat
Tentu hal ini sangat berpengaruh untuk untuk dan Subang Gagal Raih Opini WTP,
meningkatkan kinerja inspektorat dalam tersedia di:
melakukan pengawasan dan pembinaan https://news.detik.com/berita-jawa-
terhadap Perangkat Daerah. Upaya barat/d4045429/kota-bandung-
peningkatan level tersebut dapat dilakukan bandung-barat-dan-subang-gagal-raih-
dengan cara terus melakukan pelatihan- opini-wtp [Diakses 15 November
pelatihan untuk meningkatakan kapabilitas 2018]
inspektorat. [7] Indrarti, Nuansa Mega Okky.
UCAPAN TERIMA KASIH 2011. Hubungan Antara Opini Audit
Pada Laporan Keuangan Keuangan
Dengan terselesaikannya penelitian ini, Daerah, Pendapatan Asli Daerah
peneliti mengucapkan terimakasih yang (PAD) Dan Dana Alokasi Umum
sebesar-besarnya kepada: (DAU) Terhadap Kinerja Keuangan
1. Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala Daerah. Jurnal. Universitas Riau.
anugerah-Nya penulis dapat [8] Kabupaten Bandung Barat.
menyelesaikan penelitian ini; 2017. Peraturan Bupati Bandung
2. Ibu Yanti Rufaedah, SE., M.Si., Ak Barat Nomor 27 Tahun 2017
selaku dosen pembimbing yang telah Tentang Tugas, Fungsi Dan Rincian
mengarahkan, membantu, dan memberi Tugas Inspektorat Daerah, tersedia
saran dalam penyelesaian penelitian ini. di:
3. Pegawai Inspektorat Daerah Kabupaten https://peraturan.bpk.go.id/Home/Deta
Bandung Barat yang telah sangat ils/92185/perbup- kab-bandung-
membantu dalam memberikan informasi barat-no-27-tahun-2017 [Diakses 5
terkait penelitian ini. Januari 2019]
4. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik [9] Kabupaten Bandung Barat.
Negeri Bandung, Bapak Iwan Setiawan, 2018. Peraturan Bupati Bandung
SE., ME. Barat Nomor 2 Tahun 2018 Tentang
5. Ketua Prodi Akuntansi Manajemen Kebijakan Pengawasan Pemerintah
Pemerintahan Politeknik Negeri Bandung, Kabupaten Bandung Barat Tahun
Ibu Ira Novianty, SE., M.Si. 2018, tersedia di:
6. Teman-teman terdekat, yang banyak https://peraturan.bpk.go.id/Home/Deta
membantu dalam penyusunan penelitian ils/90462/perbup-kab-bandung-barat-
tugas akhir ini no-2-tahun-2018 [Diakses 5 Januari
2019]
DAFTAR PUSTAKA [10] Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat. 2016. Perbup
[1] Ahmadi. 2016. Metodologi
Kabupaten Bandung Barat Nomor 9
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:AR-
tahun 2016 tentang
RUZZ MEDIA
Pembentukan Dan Susunan Perangkat
[2] Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Daerah Kabupaten Bandung Barat,
Indonesia. 2008. Laporan Hasil
tersedia di:
Pemeriksaan Atas Laporan
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Deta
Keuangan, tersedia di:
ils/90095/perda-kab-bandung-barat-
http://www.bpk.go.id/assets/files/attac
no-9-tahun-2016
hments/2009/01/kspkn.pdf [Diakses
[11] Pemerintah Kabupaten
12 November 2018]
Bandung Barat. 2018. Keputusan
[3] Badan Pemeriksa Keuangan
Inspektur Daerah Kabupaten Bandung
Republik Indonesia. 2017. Laporan
Barat Nomor: 7/ /Kep. /Itda/2018
Hasil Pemeriksaan Atas Laporan
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu
Keuangan Anggaran Kabupaten
Atas Laporan Keuangan Pemerintah
Bandung Barat 2017.
Daerah

1158
[12] Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat. 2018. Profil
Inspektorat Daerah Kabupaten
Bandung Barat
[13] Pemerintah Republik
Indonesia. 2008. PP Nomor 60 tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, tersedia di:
http://www.bpkp.go.id/public/upload/
unit/sakd/files/PP60Tahun2008_SPIP.
pdf
[14] Pemerintah Republik
Indonesia. 2017. Permendagri Nomor
107 Tahun 2017 tentang Pedoman
Nomenlaktur Inspektorat
Daerah Provinsi Dan
Kabupaten/Kota, tersedia di:
http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm
/Permen%20No.107%20TH%202017.
pdf
[15] Peraturan Presiden Republik
Indonesia. 2015. Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun
2015 – 2019
[16] Peraturan Kepala BPKP. 2015.
Pedoman Teknis Peniningkatan
Kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah Secara Mandiri
(Self Improvement), tersedia di:
http://apip.bpkp.go.id/kapabilitasapip/i
ndex.php/download- pedoman-
beta?download=31:lampiran-i-
pedoman-self-assessment [Diakses 20
Desember 2018]
[17] Republik Indonesia. 2004. UU
Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
[18] Sugiyono. 2013. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung:Afabeta.
[19] Sugiyono. 2017. Metode
Penelitian Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Afabeta.

1159

Anda mungkin juga menyukai