Anda di halaman 1dari 34

PENGUATAN INSPEKTORAT

SEBAGAI APARATUR PENGAWASAN INTERNAL


DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN

Oleh
Drs. Bilson Parluhutan Siahaan, MM
PENDAHULUAN

TERBENTUKNYA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TELAH MENCIPTAKAN
KEMAJUAN YANG SANGAT NYATA.

PEMERATAAN PEMBANGUNAN TELAH MENIMBULKAN OPTIMISME YANG


KUAT BAGI SEMUA PIHAK DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT HUMBANG HASUNDUTAN.

SEMUANYA ITU TIDAK TERLEPAS DARI PENYELENGGARAAN PENGAWASAN


YANG MERUPAKAN SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN PEMERINTAHAN
 UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari korupsi; kolusi dan nepotisme
disebutkan bahwa azas umum dalam penyelenggaraan
Negara meiputi:

 Azas Kepastian Hukum


 Azas Tertib Penyelenggaraan Negara
 Azas Kepentingan Umum
 Azas Keterbukaan
 Azas Proporsionalitas
 Azas Profesionalitas
 Azas Akuntabilitas
 Terwujudnya good governance tidak terlepas dari
pembinaan dan pengawasan yang baik.

JENIS-JENIS PENGAWASAN

1. PENGAWASAN FUNGSIONAL

2. PENGAWASAN LEGISLATIF

3. PENGAWASAN MELEKAT

4. PENGAWASAN MASYARAKAT
Tujuan Pengawasan
(Inpres No. 15 Tahun 1983)
Yaitu :
Mendukung Kelancaran dan
Ketepatan Pelaksanaan Kegiatan
Pemerintahan dan Pembangunan
Sasaran Pengawasan

Agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara


tertib berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
agar tercapai daya guna, hasil guna, dan tepat guna yang sebaik-
baiknya.
Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan
rencana dan program pemerintah serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran yang
ditetapkan.
Agar hasil-hasil pembangunan dapat dinilai seberapa jauh
memberikan umpan balik baik berupa pendapat, kesimpulan,
pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan
pembangunan.
Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan,
kebocoran dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang,
tenaga, uang dan perlengkapan milik negara sehingga dapat
terbina aparatur yang tertib, bersih, behasil guna dan berdaya
guna.
Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistim Pengendalian
Intern Pemerintah pada BAB I disebutkan :

a. Pengawasan Intern adalah seluruh proses


kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi
dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
dengan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik.

b. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat


pengawasan intern yang bertanggung jawab
langsung kepada Bupati/Walikota
Inspektorat Humbang Hasundutan harus
mampu melaksanakan Tugas Pokok Dan
Fungsinya sebagai Aparatur Pengawasan
Internal Pemerintahan (APIP) di Daerah,
untuk itu penguatan Inspektorat sebagai
APIP mutlak dilakukan

Penguatan dimaksud dilakukan melalui


kemitraan yang kuat, SDM yang
Profesional, personil yang cukup, dana
dan fasilitas yang memadai.
VISI
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
“Mewujudkan Humbang Hasundutan yang hebat dan
bermentalitas unggul”

MISI
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
1. Meningkatkan iman dan taqwa masyarakat kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan sumber daya alam
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
4. Menigkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan
5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan pengembangan
wilayah
Bertitik tolak dari Misi ke-3 Kabupaten Humbang
Hasundutan maka:
VISI
INSPEKTORAT HUMBANG HASUNDUTAN

“Menjadi lembaga pengawasan profesional guna terwujudnya tata


kelola pemerintahan yang baik”
MISI
INSPEKTORAT HUMBANG HASUNDUTAN

1. Meningkatkan kualitas SDM Pengawasan yang profesional


didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai
2. Melakukan tindakan koreksi yang cepat dan tepat terhadap
temuan penyimpangan
3. Menumbuhkan motivasi perbaikan, pengurangan dan atau
peniadaan penyimpangan
TUGAS POKOK INSPEKTUR

Perda Kabupaten Humbang


Hasundutan tentang
Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah
Humbang Hasundutan,
Tugas Pokok Inspektur adalah
membantu Bupati dalam
mengawasi penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan.
INSPEKTUR
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN MEMILIKI
FUNGSI
1. Memimpin dan mengkordinasikan tugas dan
fungsi Inspektorat.
2. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
sekretaris dan inspektur pembantu.
3. Mengembangkan kordinasi kerjasama dan
kemitraan dengan SKPD, Instansi
Pemerintah/Swasta dan atau pihak ketiga
lainnya dalam rangka memperlancar
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Bupati.
5. Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas kepada Bupati
jumlah objek pemeriksaan di wilayah kerja Pemerintah
Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari:
Desa : 153 Obrik (Objek Pemeriksaan)
Kelurahan : 1 Obrik
Kecamatan : 10 Obrik
Sekretariat : 3 Obrik
Dinas : 12 Obrik
Badan : 4 Obrik
Kantor : 6 Obrik
RSUD : 1 Obrik
Dengan jumlah keseluruhan obrik = 190 Obrik, belum
termasuk pengaduan masyarakat.
Melihat Kondisi dan Cakupan Objek Pemeriksaan sebanyak
190 Obrik belum termasuk Pengaduan Masyarakat
(Pemeriksaan Khusus secara Insidensil) menyebabkan
pengawasan dan hasil tindak lanjut pemeriksaan belum
optimal ,maka harus dilakukan upaya penguatan
Inspektorat sebagai Aparatur Pengawasan Internal
Pemerintah (APIP) di Lingkungan Kerja Pemerintah
Kabupaten Humbang Hasundutan demi terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang baik
Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan dan
hasil tindak lanjut pemeriksaan inspektorat di
lingkungan kerja Pemerintah Kabupaten Humbang
Hasundutan disebabkan berbagai hal seperti :

1. Belum tercapai target Rencana Operasional


Pemeriksaan (ROP)
2. Sarana pendukung pemeriksaan masih terbatas
3. Kurangnya koordinasi dengan satuan kerja
objek yang diperiksa
4. Terbatasnya kemampuan dan keterampilan
petugas (SDM)
5. Belum optimalnya kinerja pengawasan
RUMUSAN MASALAH

Adapun Issu Strategis (Aktual) yang di


hadapi Satuan Kerja Inspektorat sebagai
Pengawas Internal Pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah “Belum
Optimalnya Pengawasan dan tindak lanjut
hasil pemeriksaan Inspektorat di
Lingkungan Kerja Pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan
Maka rumusan masalah :
“Bagaimana Upaya Peningkatan Kwalitas dan
Kuantitas Hasil Pemeriksaan Inspektorat sebagai
Aparatur Pengawasan Internal di Lingkungan
Kerja Pemerintahan Kabupaten Humbang
Hasundutan
PEMBAHASAN

2.1 . Identifikasi Masalah


Melalui isu strategis (aktual) yang dihadapi , perlu
upaya penguatan Inspektorat sebagai Aparatur
Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) di
Lingkungan Kerja Pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan.
• Tujuan
Meningkatkan tugas pengawasan di Lingkungan Kerja
Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.
• Sasaran
Meningkatkan hasil pemeriksaan di Lingkungan Kerja
Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.

• Indikator Kinerja (Ukuran Keberhasilan Pencapaian


Sasaran)
1. Jumlah personil pemeriksa
2. Kecepatan waktu pemeriksaan
3. Jumlah hasil pemeriksaan
4. Jumlah hasil tindak lanjut
2.2. ANALISA SWOT

 Analisa SWOT adalah suatu alat yang berfungsi untuk melakukan


general chek up dan mengetahui peta kekuatan (strength)
kelemahan (weakness), peluang (oportunity), ancaman (threat)
suatu organisasi guna penentuan faktor dan strategi interaksi
efektif yang terdapat yang tepat dilakukan dalam mencapai sukses
yang lebih besar.

 Dalam lingkungan eksternal dan internal biasanya selalu


didapatkan 4 (Empat) unsur, yakni secara Ekternal kita berhadapan
dengan berbagai peluang (Opportunities) dan ancaman (threats)
dan secara Internal kita memiliki sejumlah kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness).
2.3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
2.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan (Internal)

A. Kekuatan/Strength (S)
1. Adanya Peraturan Bupati Humbang Hasundutan tentang Uraian Tugas
Inspektur, Sekretaris, Kasubbag, Inspektur Pembantu, Kepala Seksi dan JFA
pada Inspektorat Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Adanya rapat koordinasi antar aparat Pengawas Fungsional akan dapat
terhindar dari duplikasi tugas dan kesan-kesan mencari-cari kesalahan.

3. Adanya Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)

4. Adanya jadwal pemeriksaan reguler dan khusus

5. Adanya Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP)


B.Kelemahan/Weakness (W)

1. Belum tercapai target Rencana Operasional


Pemeriksaan (ROP).

2. Sarana pendukung pemeriksaan masih


terbatas.
3. Kurangya koordinasi dengan satuan kerja
objek yang diperiksa
4. Terbatasnya kemampuan dan keterampilan
petugas (SDM)

5. Belum optimalnya kinerja pengawasan


2.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman (Eksternal)
A. Peluang/Opportunities (O)
1 Adanya penyelenggaraan diklat manajemen
pengawasan

2 Adanya metode pemeriksaan

3 Adanya upaya penguatan Inspektorat

4 Adanya Rapat Gelar Pengawasan

5 Adanya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)


B. Ancaman/Threats (T)

1 Kurangnya Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

2 Kurangnya kesadaran objek yang diperiksa (obrik)

3 Kurangnya kesadaran obrik terhadap arti pentingnya


pengawasan

4 Terjadinya tumpang tindih antara aparat pengawas.

5 Tuntutan masyarakat terhadap pemerintah yang bebas


KKN
2.3.3. Faktor Kunci Keberhasilan Formulasi Strategi SWOT

A. Strategi Menggunakan Kekuatan (S) Untuk Memanfaatkan Peluang (O)

1 Gunakan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan


semakin berkembangnya tugas-tugas pengawasan (S3+O3)

2 Gunakan Jadwal Pemeriksaan Regular dan Khusus dengan adanya


metode Pemeriksaan (S4+O2

3 Gunakan Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP) untuk menyusun


Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) (S5+O5)
B. Strategi Menggunakan Kekuatan (S) Untuk Mengatasi Ancaman (T)

1 Gunakan Rapat Koordinasi PKPT untuk mengatasi tumpang tindih


tugas antara aparat pengawasan (S2+T4)
2 Gunakan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) untuk
mengatasi tuntutan masyarakat terhadap Pemerintah yang bebas
KKN (S3+T5)
3 Gunakan Jadwal Pemeriksaan Regular dan Khusus guna
mengatasi kurangnya kesadaran obrik terhadap arti pentingnya
pegawasan (S4+T3)
C. Strategi Meminimalkan Kelemahan (W) untuk memanfaatkan Peluang (O)

1 Atasi belum tercapainya target Rencana Operasional Pemeriksaan


(ROP) dengan memanfaatkan metode pemeriksaan (W1+O2)

2 Atasi keterbatasan kemampuan dan keterampilan petugas degan


memanfaatkan adanya penyelenggaraan Diklat Manajemen
Pengawasan (W4+O1)

3 Atasi belum optimalnya kinerja pengawasan dengan adanya


penguatan Inspektorat (W5+O3)
D. Strategi Meminimalkan Kelemahan (W) untuk menghindari Ancaman (T)

1 Atasi belum tercapainya Rencana Operasional Pemeriksaan (ROP)


untuk menghindari tuntutan masyarakat yang bebas KKN (W1+T5)

2 Atasi keterbatasan kemampuan dan keterampilan petugas untuk


menghindari terjadinya tumpang tindih tugas antara aparat
pengawasan (W4+T4)

3 Atasi belum optimalnya pengawasan untuk menghindari


kurangnya tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan (W5+T1)
2.4. Rencana Program dan Tindakan/Kegiatan yang Terkoordinasi
Langkah-langkah Kegiatan
Sasaran Indikator Strategi/Program
Terkoordinasi
Meningkatnya Hasil Merencanakan Program 1. Menginventarisasi Tugas-Tugas
Pemeriksaan Di Lingkungan Kerja Pengawasan Pengawasan
Kerja Pemerintah Kabupaten Tahunan (PKPT) dengan 2. Menyusun Jadwal Pengawasan
Humbang Hasundutan semakin berkembangnya 3. Membentuk Tim Pengawasan
a. Jumlah Personil tugas-tugas pengawasan 4. Menyusun Program Kerja
Pemeriksa (Auditor) Pengawasan Tahunan
b. Kecepatan Waktu Melaksanakan rapat 1. Mempersiapkan bahan-bahan yang
Pemeriksaan koordinasi penyusunan perlu dikoordinasikan
c. Jumlah Hasil Pemeriksaan PKPT untuk mengatasi 2. Melaksanakan rapat koordinasi
d. Jumlah Hasil Tindaklanjut terjadinya tumpang tindih 3. Merekapitulasi hasil rapat
tugas antara aparat koordinasi
pengawasan 4. Menindaklanjuti hasil rapat
koordinasi
  Meningkatkan fasilitas penyediaan 1. Mengusulkan penyediaan
perpustakaan mini untuk tempat perpustakaan mini
himpunan seluruh peraturan 2. Menghubungi pihak BAPEDA
perundang-undangan, Juklak, 3. Menginventarisasi ketentuan
Juknis tentang kegiatan yang perundang-undangan yang berlaku
berkaitan Obrik SKPD/Unit Kerja baik, Juklak, Juknis masing-masing
kegiatan di Unit Kerja/SKPD
4. Menghimpun seluruh peraturan
perundang-undangan, Juklak, Juknis
tentang kegiatan dari masing-masing
SKPD
  Mengoptimalkan alokasi dana 1. Menghitung kebutuhan dana
kegiatan operasional pengawasan operasional
untuk meningkatkan kuantitas dan 2. Menyusun kebutuhan anggaran
kualitas hasil pemeriksaan 3. Mengusulkan ke BAPEDA
4. Menegoisasikan dengan Bupati
  Meningkatkan kemampuan dan 1. Mengubungi instansi penyelenggara diklat
keterampilan petugas dengan 2. Melaksanakan seleksi peserta yang akan mengikuti
memanfaatkan adanya diklat
penyelenggaraan Diklat Manajemen 3. Mengirimkan nama-nama yang akan mengikuti diklat
Pengawasan 4. Mengirimkan peserta untuk mengikuti diklat

  Mengoptimalkan kinerja 1. Melaksanakan rapat kerja


pengawasan untuk menghindari 2. Memberikan pengarahan dan bimbingan tentang tugas-
kurangnya tindak lanjut terhadap tugas pengawasan
hasil pemeriksaan 3. Melaksanakan pengawasan dan melaporkan hasil
pengawasan
4. Memantau hasil pengawasan
  Meningkatkan fasilitas alat 1. Mengusulkan ke BAPEDA untuk ditampung pengadaannya
transportasi dan komputer/laptop 2. Membuat daftar pengadaan fasilitas dinas/kantor skala
untuk kelancaran pelaksanaan prioritas
pengwasan 3. Menginventarisasi seluruh aset yang ada di lingkungan
Inspektorat Kabupaten Humbang Hasundutan
4. Melaporkan aset yang sudah rusak berat untuk
dihapuskan
2.5. Langkah (Program) Kegiatan yang Diprioritaskan

No. Langkah Kegiatan


1.   Melaksanakan Rapat Kerja
2.  Memberikan pengarahan dan bimbingan tentang tugas-tugas pengawasan kepada staf
3.  Mengiventarisasi tugas-tugas pengawasan
4.  Menyusun jadwal pengawasan
5.  Membentuk Tim Pengawasan
6.  Menyusun program kerja pengawasan tahunan
7  Mempersiapkan bahan-bahan yang perlu dikoordinasikan
8.  Melaksanakan rapat koordinasi
9.  Merkapitulasi hasil rapat koordinasi
10. Menindaklanjuti hasil koordinasi
11.  Menghubungi instansi penyelenggara diklat
12.  Melaksanakan seleksi peserta yang akan mengikuti diklat
13.  Mengirimkan nama-nama peserta diklat
14.  Mengirimkan peserta untuk mengikuti diklat
15.  Melaksanakan pengawasan dan melaporkan hasil pengawasan
16  Memantau hasil pengawasan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. KESIMPULAN
Objek Pemeriksaan (Obrik) di wilayah kerja
Pemerintahan Kabupaten Humbang Hsundutan
sejumlah 190 Objek Pemeriksaan. Belum termasuk
pengaduan masyarakat (Pemeriksaan Khusus
secara insidentil)

Perlu dilakukan Penguatan Inspektorat sebagai


Aparatur Pengawasan Internal di Lingkungan Kerja
Pemerintahan Kabupaten Humbang Hasundutan

Penguatan Inspektorat sebagai APIP mengacu


kepada tujuan, sasaran dan indikator kinerja
3.2. REKOMENDASI
1 Untuk memaksimalkan pengawasan yang menjadi tugas Pokok Satuan Kerja
Perangkat Daerah Humbang Hasundutan perlu dukungan kecukupan personil
dan anggaran yang memadai
2 Setiap Pimpinan SKPD harus memiliki tanggungjawab yang kongkrit untuk
mengefektifkan pengawasan melekat

3 Perlunya penguatan/konsistensi pengawasan melekat


4 Perlunya pemberian reward (penghargaan) bagi aparat yang berhasil dan
punishment bagi aparat yang melakukan pelanggaran

3.3. PENUTUP
Pengawasan yang dilakukan oleh Aparatur Pengawas Internal
Pemerintah melalui Tugas dan Tanggungjawab yang dimiliki akan
dapat mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
Pengawasan melekat yang dilakukan oleh setiap pimpinan kepada
bawahannya adalah bersifat mutlak.

Anda mungkin juga menyukai