Anda di halaman 1dari 7

RANCANGAN AKTUALISASI

“OPTIMALISASI PEMANFAATAN
LAYANAN KONSULTASI KLINIK PENGAWASAN
DI INSPEKTORAT KABUPATEN PASAMAN”

DISUSUN OLEH:
ADYLA WULAN KARTINI, SH
A21.3.27

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


ANGKATAN XXI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
2019

DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI


“OPTIMALISASI PEMANFAATAN
LAYANAN KONSULTASI KLINIK PENGAWASAN
DI INSPEKTORAT KABUPATEN PASAMAN”
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan lembaga dan pejabat Negara
serta pemerintahan Negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan
pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat, bertugas dan
bertanggung jawab atas penyelenggaraan Negara dan pembangunan serta
senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan,nilai-nilai dan cita-cita
perjuangan Bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Adanya Undang-Undang RI nomor 5 tahun 2014, tentang Aparatur Sipil
Negara diharapkan mampu memperbaiki manajemen pemerintahan yang
berorientasi pada pelayanan publik karena PNS tidak lagi berorientasi
melayani atasannya melainkan masyarakat. Aturan ini menempatkan PNS
sebagai sebuah profesi yang bebas dari intervensi politik dan akan
menerapkan sistem karier terbuka yang mengutamakan prinsip
profesionalisme yang memiliki kompetensi, kualifikasi, kinerja,
transparansi, objektivitas, serta bebas dari KKN.
Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar CPNS adalah
kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan
lima nilai dasar yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi serta kedudukan dan peran (DURAN) ASN berupa
Managemen ASN, Pelayanan Publik dan WOG (Whole Of Goverment).
Diklat Prajabatan pola baru terdiri dari dua tahap yaitu tahapan internalisasi
nilai-nilai dasar profesi PNS dan tahapan aktualisasi. Pada tahapan
internalisasi, peserta menginternalisasi lima nilai-nilai dasar profesi PNS.
Sedangkan pada tahap aktualisasi, peserta mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ANEKA da DURAN tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) di unit kerja, dalam hal ini yaitu Sub Bagian Keuangan dan
Evaluasi Laporan di INSPEKTORAT. Aktualisasi tersebut disesuaikan
dengan nilai dasar ANEKA dan DURAN, tugas pokok dan fungsi, serta visi
dan misi dalam organisasi.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 109 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka ditetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 107 Tahun 2007 tentang Pedoman
Nomenklatur Inspektorat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

Dalam Bab II Bagian Kesatu tentang Kedudukan dalam pasal 3 (tiga)


ayat 1 (satu) disebutkan bahwa “Inspektorat daerah provinsi dan
kabupaten/kota mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam membina
dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah”.
Sebagai wadah berbagi informasi soal tata-peraturan terbaru, serta ruang
konsultasi bagi permasalahan yang dihadapi dalam mengelola keuangan
daerah, Inspektorat Kabupaten Pasaman membuat inovasi dalam pelayanan
konsultasi pengawasan dengan nama Klinik Konsultasi Pengawasan.

Klinik Konsultasi Pengawasan ini merupakan implementasi dari


APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) dalam melakukan pembinaan
dan pendampingan pada Pengelola Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) atau Unit Kerja di kecamatan dan nagari di lingkungan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman.

Inovasi Inspektorat Kabupaten Pasaman yang berupa Klinik Konsultasi


Pengawasan ini terasa belum optimal pemanfaatannya dilihat tata ruang
yang belum nyaman, sarana dan prasarana yang belum memadai serta tata
cara pelayanan yang belum jelas sehingga penulis merasa hal ini perlu
diangkat ke dalam aktualisasi dengan judul “ Optimalisasi Pemanfaatan
Layanan Klinik Konsultasi Pengawasan di Inspektorat Kabupaten
Pasaman”.
A. Deskripsi Singkat Lokus
1. Gambaran Umum Lokus
Inspektorat Kabupaten Pasaman terletak di ibukota Kabupaten
Pasaman yang berada di belakang Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten
Pasaman dan berdampingan dengan 3 Instansi penting bagi Kabupaten
Pasaman, yaitu : BAPPEDA, BAKEUDA dan BKPSDM.
Peraturan Bupati Kabupaten Pasaman Nomor 31 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Inspektorat Kabupaten Pasaman. Susunan organisasi Inspektorat Daerah
terdiri dari :
1. Inspektur
2. Sekretariat
3. Inspektur Pembantu Wilayah I
4. Inspektur Pembantu Wilayah II
5. Inspektur Pembantu Wilayah III
6. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor
7. Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD)/
Pengawas Pemerintahan
8. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian
Inspektorat Kabupaten Pasaman memiliki 1 (satu) Inspektur, 1
(satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Inspektur Pembantu yang terdiri dari:
a. Sekretariat membawahi:
 Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
 Sub. Bagian Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan.
b. Inspektur Pembantu Wilayah (I,II, dan III) Sesuai dengan
susunan organisasi, Inspektur Pembantu juga membawahi kelompok
jabatan fungsional.
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi Inspektorat Kabupaten Pasaman
Visi
“Membantu Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Melalui Pengawasan Yang Profesional”

Misi
a. Meningkatkan efektifitas pengawasan internal.
b. Meningkatkan profesionalisme aparat pengawas intern pemerintah
(APIP).

3. Deskripsi Tugas dan Fungsi


Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
107 Tahun 2007 tentang Pedoman Nomenklatur Inspektorat Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, Bab II Kedudukan, Pembentukan,
Nomenklatur, Dan Tipe Bagian Kedudukan Pasal 3 Ayat 1 dan 2
menyebutkan bahwa Inspektorat Kabupaten mempunyai tugas membantu
Kepala Daerah (Bupati) dalam membina dan mengawasi pelaksanaan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan oleh Perangkat Daerah. Inspektorat mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan.
2. Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lainnya.
3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Bupati.
4. Penyusunan laporan hasil pengawasan.
5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
B. Penetapan Isu
Untuk menetapkan isu mana yang menjadi topik pembahasan,
penulis menggunakan alat analisa yaitu USG (Urgent, Seriously, dan
Growht).
a. Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat
apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
untuk dicegah.
Proses penggunanaan metode USG dengan memberikan poin terhadap
unsur – unsur USG dalam rentang 1 – 5. Dengan ketentuan sebagai berikut :
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat

KRITERIA TOTAL NILAI


NO ISU – ISU
U S G RANGKING
Belum tersedianya ruang rokok di
1 2 2 2 6
Inspektorat Kabupaten Pasaman
Belum optimalnya pemanfaatan
layanan klinik konsultasi
2 4 4 4 12
pengawasan di Inspektorat
Kabupaten Pasaman
3 kurang mengertinya obrik terhadap 3 3 3 9
rekomendasi tindak lanjut
pemeriksa dari Inspektorat
Kabupaten Pasaman

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh isu sentral yang paling


layak di bahas adalah isu tentang “Belum optimalnya pemanfaatan
layanan klinik konsultasi pengawasan di Inspektorat Kabupaten
Pasaman”, yang memiliki tingkat poin paling tinggi dalam metode
pemeringkatan USG.

Anda mungkin juga menyukai