Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR ANEKA DALAM PROFESI PNS

PENGOPTIMALAN PENGAWASAN PENYERAHAN HASIL RONTGEN


DENGAN MENGGUNAKAN PAPAN KENDALI HASIL DI
LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :

Nama : Asri Khoerul Latifah, Amd.Rad

NIP : 19940426 201903 2 011

NDH : 23

Jabatan : Radiografer Terampil

Unit Kerja : UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah


Majalengka

Dinas/Inst. : Dinas Kesehatan

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KABUPATEN MAJALENGKA
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
KABUPATEN MAJALENGKA
2019

Judul : “Pengoptimalan Pengawasan Penyerahan Hasil


Rontgen Menggunakan Papan Kendali Hasil di
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Majalengka”

Nama : ASRI KHOERUL LATIFAH, Amd.Rad

NIP : 19940426 201903 2 011

Disetujui untuk diseminarkan hari

Sabtu, 13 Juli 2019

Mentor, Coach,

Tajudin, S.KM Rully Trilenggono, ST, MT


NIP. 19690627 199703 1 004 NIP. 19690513 199703 1 005

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
KABUPATEN MAJALENGKA
2019

Judul : “Pengoptimalan Pengawasan Penyerahan Hasil Rontgen


Menggunakan Papan Kendali Hasil di Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Majalengka”

Nama : ASRI KHOERUL LATIFAH, Amd.Rad

NIP : 19940426 201903 2 011

Telah Diseminarkan

Sabtu, 13 Juli 2019

Mengesahkan,
Penguji,

Dra. Rina Navarina Devi

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
DAFTAR ISI iiii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 3
1.4 Ruang Lingkup 3
BAB II GAMBARAN UMUM 5
2.1 Deskripsi Organisasi 5
2.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai 7
2.3 Struktur Organisasi 9
2.4 Posisi Penulis dalam Organisasi 10
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi 10
BAB III AKTUALISASI NILAI DASAR 11
3.1 Identifikasi, Penetapan Isu, dan Gagasan Pemecahan Masalah
11
3.2 Nilai-Nilai ANEKA 12
3.3 Kedudukan dan Peran ASN 23
3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi 28
3.5 Matriks Jadwal Kegiatan 2
3.6 Desain Inovasi 2

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi 6

Gambar 3.1 Desain Inovasi 40

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar SDM di Labkesda Majalengka 6

Tabel 3.1 Penilaian USG 12

Tabel 3.2 Nilai-Nilai Akuntabilitas 14

Tabel 3.3 Nilai-Nilai Nasionalisme16

Tabel 3.4 Nilai-Nilai Etika Publik 19

Tabel 3.5 Komitmen Mutu 20

Tabel 3.6 Nilai-Nilai Anti Korupsi 22

Tabel 3.7 Rancangan Kegiatan Aktualisasi 30

Tabel 3.8 Matriks Jadwal Kegiatan 30

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Setiap
ASN harus mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan, yaitu melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas,
dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Untuk dapat menjalankan tugas-
tugasnya, seorang ASN harus memiliki nilai-nilai dasar profesi ASN
dalam dirinya. Nilai-nilai tersebut hendaknya dapat dipahami dan
diimplementasikan oleh tiap ASN.
Ada lima nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA). Lima nilai dasar ini merupakan modal utama seorang
ASN dalam menjalankan tugasnya secara profesional. Sebelum
mengimplementasikan nilai-nilai dasar tersebut, seorang ASN
harus melalui tahap internalisasi. Menurut WikiPNS, Internalisasi
merupakan proses pemahaman atas nilai yang terkandung dari
masing-masing poin ANEKA. Pelaksanaan Pelatihan Dasar
(Latsar) merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan agar setiap
calon ASN mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA. Kemudian, seorang ASN

1
harus mampu mengimplementasikannya sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
Penyelenggaraan Laoratorium Klinik Yang Baik adalah
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan
mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Salah satu faktor untuk
dikatakan bermutu yaitu hasil pemeriksaan yang cepat, tepat, dan
akurat.
Di Laboratorium Kesehatan Daerah Majalengka, selain
pemeriksaan Laboratorium Klinik, ada juga pemeriksaan Medical
Check UP yang di dalamnya terdapat pemeriksaan Rontgen.
Pemeriksaan Rontgen bekerjasama dengan pihak ketiga. Karena
pemeriksaan dengan pihak ketiga dilaksanakan diluar gedung
Labkesda, sering kali hasil tertinggal.
Bertolak dari permasalahan yang ada, penulis mengangkat
isu tentang kurang optimal pengawasan penyerahan hasil rontgen.
Selanjutnya, penulis terinspirasi untuk menjawab isu tersebut
dengan rancangan aktualisasi yang berjudul “Pengoptimalan
pengawasan penyerahan hasil rontgen dengan menggunakan
papan kendali hasil di Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Majalengka”.

1.2. Tujuan
Tujuan dari aktualisasi ini untuk meningktakan pengawasan
pengambilan hasil rontgen.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Pelanggan Labkesda
1. Hasil dapat diterima lebih cepat
2. Pelanggan yang dilakukan pemeriksaan rontgen merasa
puas atas pelayanan di Laboratorium Kesehatan Daerah

2
1.3.2. Bagi Peserta Diklat
1. Peserta diklat dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
EtikaPublik, Komitmenmutu, dan Anti korupsi (ANEKA)
serta menginternalisasi peran dan kedudukan ASN
terhadap pekerjaan sehari-hari.
2. Meningkatkan kinerja peserta diklat dalam melakukan
pengawasan pengambilan hasil rontgen
1.3.3. Bagi Unit Kerja
1. Penyerahan hasil pemeriksaan rontgen lebih terkendali
2. Terwujudnya Laboratorium Kesehatan Daerah Kab.
Majalengka yang berkualitas
1.3.4. Bagi Pemerintah Kabupaten Majalengka
1. Mempunyai Fasilitas kesehatan yang berkualitas

1.4. Ruang Lingkup


1.4.1. Tempat Pelaksanaan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Calon Pegawai Negeri
Sipil Pelatihan Dasar Golongan II akan dilaksanakan di
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Majalengka.
Laboratorium Kesehatan Daerah ini beralamat di Jl. KH. Abdul
Halim No. 504, Majalengka
1.4.2. Waktu Pelaksanaan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Calon Pegawai Negeri Sipil
Pelatihan Dasar Golongan II akan dilaksanakan mulai tanggal 16
Juli 2019 sampai dengan 23 Agustus 2019 pada hari kerja.
1.4.3. Kegiatan Pelaksanaan
Ketika pelaksanaan aktualisasi, penulis berpedoman pada Tugas
Pokok dan Fungsi (tupoksi) Radiografer yang tertuang dalam SKP
dan uraian tugas. Adapun kegiatan yang dilakukan saat aktualisasi,
antara lain Penggunaan ‘Papan Kendali Hasil’ untuk meningkatkan
pengawasan pengambilan hasil rontgen.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Deskripsi Organisasi
Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Majalengka (UPTD Labkesda Kabupaten
Majalengka), sebagai salah satu pelayanan publik dalam bidang
kesehatan adalah unit pelayanan laboratorium kesehatan  instansi
pemerintah di bawah Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten
Majalengka. Pada awal berdirinya tahun 2003, Labkesda
merupakan bagian dari Pelayanan Medik Dinas Kesehatan
Kabupaten Majalengka.
Pemeriksaan yang ada di Laboratorium Kesehatan Daerah
Majalengka yaitu :
1. Pemeriksaan Laboratorium Klinik
2. Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan masyarakat
3. Medical Check UP ( termasuk pemeriksaan rontgen)
Sumber Daya Manusia yang ada di labkesda dapat dilihat dari
tabel berikut :
Tabel 2.1 Daftar Sumber Daya Manusia di Labkesda Majalengka

No Jabatan Jumlah Kualifikasi


1 Kepala Labkesda 1 Orang S1 Kesehatan Masyarakat
Kasubag Tata
2 1 Orang S1 Kesehatan Masyarakat
Usaha
3 Dokter Umum 1 Orang S1 Kedokteran
S1 Keperawatan
4 Perawat 3 Orang
D3 Keperawatan
D4 Analis Kesehatan
5 Analis Kesehatan 3 Orang
D3 Analis Kesehatan
6 Sanitarian 2 Orang D3 Kesehatan Lingkungan
7 Radiografer 1 Orang D3 Radiologi
8 Administrasi 1 Orang SMU
JUMLAH 13 Orang

4
2.2. Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi
2.2.1. Visi
“Menjadi Laboratorium Kesehatan Daerah Yang
Berkualitas”
2.2.2. Misi
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau.
2. Menjamin kualitas reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.
3. Mengembangkan kemampuan tenaga laboratorium
4. Menjalin kemitraan dengan Laboratorium klinik
pemerintah dan Laboratorium klinik swasta

2.2.3. Tata Nilai Organisasi

Laboratorium Kesehatan Daerah memiliki Tata Nilai


“C e T A R”
1. Cepat
Pelayanan cepat sesuai SOP dan Indikator Mutu

2. Terjangkau
Harga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
3. Akurat
Hasil akurasi sesuai Alat, Reagen, dan Sumber Daya
Manusia
4. Ramah
Melakukan pelayanan dengan menerapkan 5 S (Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
MOTTO PELAYANAN
“Kami Peduli Kesehatan Anda”

5
2.3. Struktur Organisasi
Kepala UPTD Labkesda
Hj. Tuti Hastuti, S.KM
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Tajudin, S.KM

Bag. Keuangan dan Perencanaan Bag. Kepegawaian dan Umum


Eneng Yeti, AMK Tajudin, SKM
Asri Khoerul Latifah, Amd. Rad

Pengendalian Mutu Penanggungjawab Laboratorium


19.
dr. Hj. Indahwati Daeng Ugi Dr. Melvayetty Sitorus
20.

21.
Pemantapan Mutu Diklat dan Litbang Kimia Klinik: Erviena Nurdiansari, Amd.AK Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Aryanti22.
permatasari, S.ST Naning Rohaeti, SKM Mamah Rohimah, AMKL
Hematologi: Erviena Nurdiansari, Amd.AK
Immunoserologi: Erviena Nurdiansari, Mikrobiologi Air
Keterangan : Amd.AK 23. Naning Rohaeti, SKM

= Posisi Penulis Berada Mikrobiologi Klinik: Silvi Fauziah, S.ST

Toxicology: Silvi Fauziah, S.ST


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Urinalisa: Silvi Fauziah, S.ST
Medical Check Up:
6
Eneng Yeti, AMK
Novi Warista Kariah, S.Kep. Ns
Ayu Rahayu, Amd.Kep
2.4. Posisi Penulis Dalam Organisasi
Sebagai petugas Laboratorium kesehatan Daerah posisi penulis
adalah sebagai pembantu bagian kepegawaian dan umum yang
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Sub Bagian Tata
Usaha dan Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Majalengka
2.5. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi sudah tertuang dalam Sasaran Kerja
Pegawai, yaitu :
1. Melakukan persiapan dalam rangka pemeriksaan radiografi
non kontras.
2. Melakukan tindakan pemeriksaan radiografi thorax dalam
rangka pemeriksaan radiografi non kontras.
3. Menyusun laporan pemeliharaan accesoris pemeriksaan
radiografi
4. Menyusun laporan analisa penolakan film radiografer (reject
analysis)
5. Menyusun evaluasi pemeliharaan accesoris pemeriksaan
radiograf

Sebagai tugas tambahan penulis mendapatkan uraian tugas


sebagai berikut :

1. Melakukan persiapan pelayanan (menyiapkan atk, komputer)


2. Mencatat identitas pelanggan ke buku register
3. Memberikan hasil pemeriksaan kepada pelanggan
4. Melakukan pemenuhan dokumen
5. Membantu melayani pemeriksaan medical check up di bagian
pendaftaran
6. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

7
BAB III

AKTUALISASI NILAI DASAR

3.1 Identifikasi, Penetapan Isu, dan Gagasan Pemecahan Masalah


3.1.1. Identifikasi
1. Urutan pemeriksaan kurang sesuai dengan urutan
datang pelanggan
2. Pemanggilan pasien kurang jelas
3. Kurang terawasinya penyerahan hasil rontgen
3.1.2. Penetapan Isu
Untuk menetapkan prioritas isu yang akan menjadi fokus
penyelesaian masalah, penulis menggunakan metode USG.
 U (Urgency) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan, artinya
apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan
semakin gawat.
 S (Seriousness) yaitu dengan melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, apabila
masalah tidak diselesaikan dengan cepat akan berakibat
serius pada masalah lainnya.
 G (Growth) yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah, artinya
apabila masalah tersebut tidak segera diatasi
pertumbuhannya akan berjalan terus

8
Tabel 3.1 Penilaian USG

No Isu Urgency Seriousness Growth Total

1. Urutan pemeriksaan
kurang sesuai dengan
urutan datang 3 3 3 9
pelanggan

2. Pemanggilan pasien
kurang jelas
2 4 2 8

3. Kurang
terawasinya
4 4 5 13
penyerahan
hasil rontgen

Keterangan : Berdasarkan skala likert 1-5 (5= sangat besar,


4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil)

3.1.3. Gagasan Pemecahan Masalah


Berdasarkan tabel di atas dapat ditetapkan prioritas isu
yang dijadikan fokus penyelesaian masalah yaitu “kurang
optimalnya pengawasan penyerahan hasil rontgen di
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Majalengka.”
Sehingga gagasan pemecahan isu dari permasalahan di
atas adalah “Pengoptimalan pengawasan penyerahan
hasil rontgen dengan menggunakan papan kendali hasil di
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Majalengka”.

9
3.2 Nilai-Nilai Dasar ANEKA
Dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi ASN
sebagai pelayan masyarakat yang berkarakter dan ector trati,
maka diberikan nilai- nilai dasar profesi ASN pada pelatihan dasar
CPNS ini yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Komitmen Mutu, Etika
Publik dan Anti Korupsi (ANEKA).
3.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tangung jawab
dan kemauan untuk tanggung jawab. Dalam banyak hal kata
akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu
memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab. Sedangkan akuntabilitas
adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai dan merujuk kepada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Boven, 2007),
yaitu untuk menyediakan kontrol (peran demokratis), untuk
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional) dan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas (peran belajar). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme

10
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas
program dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntablitas berupa perencanaan strategis, kontrak kinerja dan
laporan kinerja. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung Jawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi
Nilai Dasar Implementasi Akuntabilitas di Lingkungan
Kerja
Tabel 3.2 Nilai-nilai Akuntabilitas

Nilai Dasar
Aneka Aspek Nilai Dasar Deskripsi

Akuntabilitas Kepemimpinan Memberi contoh kepada orang lain


dan memiliki komitmen yang tinggi
dalam melakukan pekerjaan.

Transparansi Mengungkapkan bentuk


pertanggungjawaban kepada
publik secara terbuka tanpa harus
ditutupi.

11
Integritas Kesesuaian antara perkataan dan
tindakan.

Tanggung Jawab kewajiban dari individu atau


lembaga terhadap setiap tindakan
yang telah

dilakukan.

Keadilan Melakukan pertanggungjawaban


secara adil.

Kepercayaan Upaya pertanggungjawaban yang


dilakukan harus memuat hal-hal
yang dapat dipercaya.

Keseimbangan keseimbangan kapasitas


sumber daya dan keahlian yang
dimiliki.

Kejelasan Mengetahui kewenangan, peran


dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang

diharapkan organisasi.

Konsistensi menjamin stabilitas untuk


mencapai lingkungan yang
akuntabel.

3.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai
Pancasila. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap
pegawai ASN, bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja
tetapi kemampuan mengaktuaisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih

12
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berfikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas,
nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa
lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Nilai Dasar Implementasi Nasionalisme di Lingkungan
Kerja
Tabel 3.3 Nilai-nilai Nasionalisme
Nilai Dasar
Aspek Nilai Dasar Deskripsi
Aneka

Nasionalisme Religius Meyakini adanya Tuhan


yang mengatur kehidupan
manusia.

Toleransi Menghargai perbedaan


yang melakat dalam diri
setiap manusia.

Percaya Diri Keyakinan akan


kemampuan pada diri
sendiri.

13
Amanah Menjaga setiap
kepercayaan yang
dipercayakan.

Humanis Mewujudkan pergaulan yang


memanusiakan manusia.

Tenggang Rasa Menghargai perasaan orang

lain.

Persamaan Derajat Kesadaran bahwa setiap

manusia memiliki derajat


yang sama
Saling Menghormati Menghormati setiap orang
tanpa mempermasalahkan

perbedaan.

Tidak Diskriminatif Tidak membedakan satu


orang dengan orang lain
dengan latar belakang suku
agama ras dan antar

golongan.

Cinta Tanah Air Mengabdi pada bangsa dan


negara Indonesia.

Rela Berkorban Mengorbankan waktu dan


kepentingan pribadi demi
kepentingan bangsa dan

negara.

Mengutamakan Menempatkan kepentingan

Kepentingan Publik publik dalam prioritas utama.

Kerja Sama Usaha bersama untuk

14
mencapai tujuan bersama.

Menghargai Orang Menghormati pihak lain


Lain dengan segala hal yang
melekat pada diri orang

tersebut.

Kesederhanaan Sifat bersahaja atau tidak

berlebih-lebihan.

Tolong Menolong Saling membantu untuk


meringankan beban satu
sama lain.

Kerja Keras Berusaha sepenuh hati dan


sekuat tenaga untuk
mendapatkan hasil yang

diharapkan.

3.2.3. Etika Publik


Etika publik merupakan pemberian pelayanan yang layak
kepada masyarakat. Konsep etika sering disamakan dengan
moral, padahal ada perbedaan antara keduanya. Etika lebih
difahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
moral mengacu kepada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang
sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma luhur.

15
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang ASN, memiliki indikator sebagai
berikut :

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideology Negara


Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Menjalanan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Nilai Dasar Implementasi Etika Publik di Lingkungan


Kerja

16
Tabel 3.4 Nilai-nilai Etika Publik

Nilai
Dasar Aspek Nilai Dasar Deskripsi

Aneka

Etika Publik Jujur Tidak bohong dan tidak

curang.

Bertanggung Jawab Kewajiban memikul segala


akibat.

Integritas Tinggi Kesesuaian antara ucapan dan

perbuatan.

Profesional Keahlian spesifik untuk


menjalankan sesuatu.

Tidak Berpihak Bersikap netral dan

memperlakukan setiap orang


dengan sama.
Tidak Diskriminatif Bersiakap adil terhadap setiap
orang tanpa memandang latar

belakang.

Bertanggung Jawab Kewajiban memikul segala

akibat.

Kecermatan Kehati-hatian dalam


melakukan sesuatu.

Kesopanan Cara melakukan sesuatu

dengan cara beradab.

Taat Aturan Mengikuti segala aturan yang


ada.

17
Menjaga Rahasia Kemampuan menjaga

informasi atau hal lain yang


dianggap rahasia.

3.2.4. Komitmen Mutu


Komitmen mutu merupakan sikap menjaga keefektifan dan
keefisienan kerja. Komitmen mutu adalah janji pada diri kita
sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan
kita untuk menjaga mutu kerja pegawai. Bidang apapun yang
menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan
kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektifitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Hal tersebut merupakan indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan.
Nilai Dasar Implementasi Komitmen Mutu di Lingkungan
Kerja
Tabel 3.5 Nilai-nilai Komitmen Mutu
Nilai Dasar
Aspek Nilai Dasar Deskripsi
Aneka

Komitmen Efektivitas Tingkat ketercapaian target


Mutu yang telah direncanakan baik
menyangkut jumlah maupun

mutu hasil kerja.

18
Efisiensi Tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan

alokasi, penyimpangan

prosedur, dan mekanisme


yang keluar alur.
Inovasi Perubahan yang diciptakan
untuk mencapai keadaan yang
lebih baik di masa yang akan
datang.

Berorientasi Mutu Setiap kegiatan atau program


yang dilakukan diarahkan
untuk pencapaian standar

mutu.

3.2.5. Anti Korupsi


Anti korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi.
Kata korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu “Corruptio” yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya
yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang
lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang.

19
Nilai Dasar Implementasi Anti Korupsi di Lingkungan
Kerja
Tabel 3.6 Nilai-nilai Anti Korupsi
Nilai Dasar
Aneka Aspek Nilai Dasar Deskripsi

Anti Kejujuran Tindakan maupun ucapan


Korupsi yang lurus, tidak berbohong

dan tidak curang.

Kepedulian Mengindahkan, memperhatikan


dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan
terhadap lingkungan sekitar.

Kemandirian Dapat berdiri di atas kaki


sendiri, tidak banyak
bergantung kepada orang lain
dalam berbagai hal.

Kedisiplinan Ketaatan/kepatuhan kepada


peraturan.

Tanggung Jawab Keadaan wajib menanggung

segala sesuatu.

Kerja Keras Kemauan yang memuat tekad,


daya tahan, ketekunan, dan
daya kerja.

Kesederhanaan Dibiasakan untuk tidak hidup


boros.

Keberanian Kesanggupan untuk


mengatakan dan membela
kebenaran.

20
Keadilan Sama berat, tidak berat sebelah
dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu
pada tempatnya.

3.3 Kedudukan dan Peran ASN


Peran dan kedudukan ASN termasuk agenda yang masuk ke
dalam rangkaian struktur kurikulum Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Mata diklat yang diberikan
dalam pelatihan dasar ini yang menyangkut peran dan kedudukan
ASN antara lain Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole
of Government.
3.3.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
Pegawai ASN:

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,


dan berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan


atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

21
etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
10)Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN, dan
12)Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

3.3.2. Pelayanan Publik


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor
25 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Pelayanan Publik,
pengertian pelayanan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga dan
penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan.
Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan
pegangan dalam memberikan pelayanan, sebagai seorang
ASN perlu mengetahui bahwa pelayanan yang baik juga
didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh

22
birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut
bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
hasilnya.
2) Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik
harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat
juga harus diberi akses yang sebesar-besarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila
mereka merasa tidak puas dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
3) Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik
pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan
keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai
agen.
4) Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti:

23
status sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi,
jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan
sejenisnya.
5) Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik
dimana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan
tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah
dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan
publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.
6) Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik
harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak
dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan
mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
7) Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara
yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau
dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti
non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
8) Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan

24
dengan menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia
yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang
mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya
secara formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi
yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak
maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban
yang demikian sering disebut sebagai social
accountability
9) Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan.
Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga
dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga yang lain.
Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan
mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok
lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3.3.3. Whole of Government


Whole of Government menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan bekerja lintas batas atau lintas s e k t o r guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu (LAN, 2017). Whole of
Government terdiri dari tiga kata kunci utama yaitu koordinasi,
kolaborasi dan komunikasi.
Konsep penyelenggaraan pemerintahan saat ini tidak bisa
lepas dari para pemangku kepentingan lainnya. Interaksi yang

25
terjadi bukan hanya saat menerima pelayanan atau pada saat
penyampaian produk barang/jasa saja, akan tetapi juga
pelibatan total dari perencanaan hingga monitoring dan
evaluasi pasca pelayanan diberikan. Pendekatan kolaboratif
seharusnya menjadi salah satu prioritas pemerintah, namun
kenyataannya masih jarang dipraktekan. Pendekatan
kolaboratif atau dalam pengertian formal juga dikenal dengan
“the whole of government approach”, didefinisikan oleh
Australian Public Service (APS) sebagai “Public service
agencies working across portfolio boundaries to achieve a
shared goal and an integrated government response to
particular issues. Approaches can be formal and informal.
They can focus on policy development, program management
and service delivery”.
Inti dari definisi tersebut yaitu instansi yang berbeda-beda,
memiliki tujuan yang disepakati untuk satu isu tertentu,
dilakukan baik secara formal maupun informal, berfokus pada
pengembangan kebijakan, manajemen program.

3.4 Matrik Rancangan Aktualisasi

26
Unit kerja : UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Majalengka

Jabatan : Radiografer Terampil

Uraian : 1. Melakukan persiapan pelayanan


Tugas (menyiapkan atk, komputer)
2. Mencatat identitas pelanggan ke buku
register
3. Memberikan hasil pemeriksaan kepada
pelanggan
4. Melakukan pemenuhan dokumen
5. Membantu melayani pemeriksaan medical
check up di bagian pendaftaran
6. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan
Identifikasi : 1. Pemanggilan pelanggan kurang sesuai
Isu dengan nomor urut
2. Belum tersedianya pengeras suara
3. Belum terawasinya penyerahan hasil
rontgen
Isu yang : Kurang terawasinya penyerahan hasil rontgen
diangkat

Gagasan : Pengoptimalan pengawasan penyerahan hasil


pemecahan rontgen menggunakan papan kendali hasil di
isu Labkesda Majalengka

27
Tabel 3.7 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Output/ Hasil
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi, Misi Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi
TAHAPAN PERENCANAAN
1. Melakukan a. Mempersiapkan Terlaksananya Nilai ANEKA Kegiatan ini Nilai-nilai
bahan Akuntabilits: organisasi
konsultasi konsultasi dan memiliki kontribusi
konsultasi. - Tanggung di Labkesda
dengan b. Membuat janji perbaikan Jawab terhadap visi dan
Majalengka
kepada
pimpinan terkait rencana Nasionaisme : misi khususnya yaitu
pimpinan.
terkait c. Melakukan aktualisasi - Kerja Keras pada misi ke 3 CeTAR.
proses Nilai yang
rencana dengan Etika Publik: yaitu:
konsultasi. terkait
aktualisasi d. Mencatat hasil pimpinan - Kesopanan mengembangkan dengan
konsult asi, baik aktualisasi
dan pernyataan Komitmen Mutu kemampuan
saran/ perbaikan.
: yaitu Cepat,
e. Menindaklanjuti persetujuan tenaga
hasil dari - Berorientasi Terjangkau
terkait rencana laboratorium , Akurat,
konsultasi Mutu
aktualisasi. Ramah.
Anti Korupsi :
-Kedisiplinan
- Kemandirian

28
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Output/ Hasil
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi, Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
2. Mendesain a. Membuat desain Desain format Nilai ANEKA Kegiatan ini Nilai-nilai
format papan
Papan kendali papan kendali Akuntabilits: memiliki organisasi
kendali hasil.
hasil hasil - Tanggung kontribusi di Labkesda
b. Konsultasi dengan
Jawab
terhadap visi Majalengka
mentor mengenai
Etika Publik :
dan misi yaitu
desain format
- Kesopanan
khususnya CeTAR.
papan kendali
- Kecermatan
pada Visi Nilai yang
hasil.
Komitmen
Labkesda terkait
Mutu:
Majalengka dengan
- Berorientasi
mutu yaitu menjadi aktualisasi
Laboratorium yaitu Cepat,
Kesehatan Terjangkau
pemerintah , Akurat,
yang Ramah.
berkualitas

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan

29
Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi, Nilai-Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
3. Pengadaan a. Melakukan Tersedianya Nilai ANEKA Kegiatan ini Nilai-nilai
papan kendali Konsultasi papan kendali Akuntabilitas: memiliki organisasi
hasil dengan atasan hasil - Tanggung kontribusi di Labkesda
Jawab
langsung terkait terhadap visi Majalengka
Nasionalisme
dengan dan misi yaitu
:
pengadaan khususnya CeTAR.
- Kerja sama
papan kendali pada Visi Nilai yang
- Rela
hasil berkorban Labkesda terkait
b. Membeli papan - Mengutama Majalengka dengan
kan
white board kepentingan yaitu menjadi aktualisasi
ukuran 85 cm x publik Laboratorium yaitu Cepat,
60 cm Etika Publik: Kesehatan Terjangkau
c. Mendesain - Kesopanan pemerintah , Akurat,
format papan Komitmen yang Ramah.
Mutu:
kendali pada berkualitas
- Berorientasi
white board Mutu
d. Memasang Anti Korupsi:

30
white board di
- Mandiri
unit
pendaftaran..
e. Melapor kepada
atasan langsung
bahwa papan
kendali hasil
sudah tersedia

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan

31
Substansi Mata Terhadap Visi, Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
TAHAPAN PELAKSANAAN
4. Sosialisasi a. Konsultasi Pelaksanaan Nilai ANEKA Kegiatan ini Nilai-nilai
kepada jajaran kepada mentor sosialisasi Akuntabilitas: memiliki organisasi
petugas dan kepada seluruh - Tanggung kontribusi di Labkesda
Jawab
Laboratorium pimpinan pegawai terhadap visi Majalengka
Nasionalisme
Kesehatan terkait Laboratorium dan misi yaitu
:
daerah terkait pelaksanaan Kesehatan khususnya CeTAR.
- Kerja Sama
rancangan sosialisasi. Daerah, terkait pada Visi Nilai yang
Etika Publik:
Aktualisasi b. membuat rancangan Labkesda terkait
- Kesopanan
undangan aktualisasi Majalengka dengan
- Profesional
sosialisasi yaitu menjadi aktualisasi
Komitmen
melalui grup Mutu: Laboratorium yaitu Cepat,
whatsapp. - Berorientasi Kesehatan Terjangkau
Mutu
c. Melaksanakan pemerintah , Akurat,
kegiatan yang Ramah.
sosialisasi berkualitas
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan

32
Substansi Mata Terhadap Visi, Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
5. Mengimplemen a. Menyiapkan Pelaksanaan Nilai ANEKA Kegiatan ini Nilai-nilai
papan kendali
tasikan dan penerapan Akuntabilitas: memiliki organisasi
hasil dan spidol
menghabituasi non permanen. pengawasan - Tanggung kontribusi di
Jawab
kan gagasan b. Melaksanakan pengambilan terhadap visi Labkesda
tahapan - Integritas
pengoptimalan hasil dan misi Majalengka
pengisian papan
- Konsisten
pengawasan kendali hasil oleh pemeriksaan khususnya yaitu
Nasionalisme
petugas
penyerahan rontgen. pada Visi CeTAR.
pendaftaran :
hasil Rontgen sebagai berikut : Labkesda Nilai yang
- Non
Menggunakan - Mengisi nama Majalengka terkait
Diskriminatif
pelanggan
Papan Kendali yaitu menjadi dengan
- Kerja sama
- Mengisi Nomor
Hasil di Etika Publik: Laboratorium aktualisasi
telepon
Laboratorium Kesehatan yaitu
- Mengisi tanggal - Kesopanan
Kesehatan pemeriksaan pemerintah Cepat,
- Kecermatan
Daerah - Jika hasil rontgen yang Terjangkau
- Professiona
sudah
Majalengka l berkualitas , Akurat,
serahkan , maka
nama pelanggan Ramah.
dihapus dari Komitmen
papan kendali
33
Mutu:
hasil
- Pelanggan/ - Efektif
pengambil hasil - Efisien
menulis tanggal - Berorientasi
Mutu
pengambilan,
Anti Korupsi:
nama
- Kedisiplinan
pelanggan, dan
keterangan di
buku ekspedisi

34
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Output/ Hasil
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi, Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
TAHAPAN EVALUASI
6. Melakukan a. Melakukan Evaluasi Draf laporan NILAI ANEKA Nilai-nilai
penggunaan papan Akuntabilitas:
evaluasi Evaluasi organisasi
kendali hasil . - Tanggung
hasil penerapan Jawab di Labkesda
b. Membuat laporan
- Integritas
penerapan evaluasi penggunaan Majalengka
- Konsisten
penggunaan pengawasan papan kendali Nasionalism: yaitu
pengambilan hasil
papan hasil - Kerja keras CeTAR.
rontgen
kendali hasil Etika Publik:
menggunakan Nilai yang
- Jujur
rontgen papan kendali hasil - Kecermatan terkait
c. Mengkonsultasikan - Profesional
dengan
laporan evaluasi Komitmen
kepada atasan Mutu: aktualisasi
langsung - Efektif yaitu Cepat,
- Efisien
Terjangkau
- Orientasi
mutu , Akurat,
Ramah.

35
Keterkaitan Penguatan
Output/ Hasil
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Organisasi
7. Membuat a. Membuat laporan Draf laporan Nilai ANEKA Kegiatan ini Nilai-nilai
Akuntabilitas :
laporan aktualisasi aktualisasi memiliki organisasi
- Tanggung
aktualisasi penerapan penerapan kontribusi di Labkesda
Jawab
penerapan penggunaan penggunaan - Konsisten terhadap visi Majalengka
Nasionalisme :
penggunaan papan kendali papan kendali dan misi yaitu
- Kerja keras
papan kendali hasil rontgen hasil rontgen. Etika Publik: khususnya CeTAR.
hasil rontgen. b. Mengkonsultasi- - Kecermatan pada misi ke 3 Nilai yang
- Profesional
kan laporan Komitmen Mutu : Labkesda terkait
aktualisasi kepada - Efektif Majalengka dengan
- Efisien
coach. - Orientasi yaitu aktualisasi
c. Mencatatat hasil mutu mengembang yaitu Cepat,
Anti Korupsi:
konsultasi. kan Terjangkau
- Kejujuran
d. Menindaklanjuti kemampuan , Akurat,
- Kemandirian
hasil konsultasi. tenaga Ramah.
- kedisiplinan
laboratorium

36
3.5 Matriks Jadwal Kegiatan

Tabel 3.8 Matriks Jadwal kegiatan

MINGGU KE
NO KEGIATAN
3 4 1 2 3
1 Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait rencana aktualisasi.

         
2 Mendesain papan kendali hasil
         
3 Pengadaan papan kendali hasil
         
4 Sosialisasi kepada jajaran petugas Laboratorium Kesehatan daerah
terkait rancangan Aktualisasi
         
5 Mengimplemetasikan dan menghabituasikan gagasan pengoptimalan
pengawasan penyerahan hasil rontgen menggunakan papan kendali
hasil di Laboratorium Kesehatan Daerah Majalengka

         
6 Melakukan evaluasi hasil penerapan penggunaan papan kendali hasil
rontgen.
         
7 Membuat laporan aktualisasi penerapan penggunaan papan kendali
hasil rontgen.
         

37
3.6 Desain Inovasi
Alat dan Bahan :
1. White Board ukuran 85 cm x 60 cm
2. Spidol permanent
3. Spidol Board Marker
85 cm

PAPAN KENDALI HASIL RONTGEN

UPTD LABKESDA MAJALENGKA

TANGGAL
NO NAMA NO. TELEPON KETERANGAN
PEMERIKSAAN
60 cm

Gambar 3.1 Desain Inovasi

38

Anda mungkin juga menyukai