Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PENGENDALIAN INTERAL PEMERINTAH

Tugas Kelompok III

1. Putu Manik Astini P07131220073


2. Ni Putu Penti Purnami P07131220106
3. Ni Wayan Novi Yanthi P07131220115
4. Putu Eka Rina Savitri P07131220118
5. Ni Putu Ari Pastini P07131220127

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PRODI D IV ALIH JENJANG JURUSAN GIZI
DENPASAR
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat–
Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Mata Kuliah
Pendidikan Budaya Anti Korupsi.

Tugas ini dibuat dengan harapan dapat membantu kami untuk lebih memahami lagi
mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Selain itu kami berharap tugas ini dapat
berguna bagi kami khususnya dan bagi mahasiswa Gizi pada umumnya dalam memahami
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Kami menyadari Tugas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Denpasar, Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................5
C. Tujuan ...................................................................................................5
D. Manfaat ................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyelenggaraan Makanan ..................................................................6
B. SPM (Standar Pelayanan Minimal)......................................................9
C. SPM di Penyelenggaraan ..................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................16
B. Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah
membawa implikasi perlunya system pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel
dan transparan. Semua dapat dicapai jika seluruh penyelenggara Negara dari tingkat
pimpinan sampai ditingkat pelaksana mampu melaksanakannya mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, dilaksanakan secara
tertib, terkendali, efisien dan efektif.
Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, memerintahkan pengaturan lebih lanjut ketentuan mengenai sistem pengendalian
intern pemerintah secara menyeluruh dengan Peraturan Pemerintah, yakni “Presiden
selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern
di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh”.
Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini dilandasi pada
pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi
oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan mutlak. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan
memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah dapat
mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan negara
secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Dengan latar belakang pemikiran tersebut, dikembangkan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan dan
tolok ukur efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal, maka pada tanggal
28 Agustus 2008 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60/2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk menjawab tantangan birokrasi
pemerintahan di Indonesia dalam mengelola keuangan Negara.

4
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu “Bagaimana


Gambaran Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ?”

C. TUJUAN
a.Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang system penegendalian intern pemerintah.
b.Tujuan Khusus
1.Pengertian Sistem pengendalian Internal Pemerintah
2.Tujuan pengendalian internal
3.Unsur-unsur sistem pengendalian internal pemerintah
4.Pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian internal
5.Contoh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
D. MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Gambaran system pengendalian intern
pemerintah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya
disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh
di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.(PP No.66 Tahun 2008)
B.Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.. Pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP yang
telah atur oleh pemerintah dalam PP No.66 tahun 2008 yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
C.Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Sistem Internal Pemerintah
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) menyebutkan SPIP terdiri dari unsur – unsur berikut :
1. lingkungan pengendalian
2. penilaian risiko
3. kegiatan pengendalian
4. informasi dan komunikasi
5. pemantauan pengendalian internal

6
C.1 Unsur Lingkungan Pengendalian

Dalam unsur lingkungan pengendalian Pimpinan Instansi Pemerintah wajib


menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif
dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya melalui

a. penegakan integritas dan nilai etika,

b. komitmen terhadap kompetensi

,c. kepemimpinan yang kondusif,

d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan,

e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat,

f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia

,g. perwujudan peran embaga pengawasan intern pemerintah yang efektif

h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait

C.2.Unsur Penilaian Resiko

Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko pimpinan Instansi


pemerintah menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan,
dengan berpedoman pada peraturan perundang – undangan.Dimana tujuan instansi
pemerintah memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,realistis,
dan terikat waktu. Wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan
instansi pemerintah pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan strategi operasional yang
konsisten dan strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.Sedangkan
penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut ; berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Instansi Pemerintah,saling
melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan lainnya, relevan dengan
seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah,mengandung unsur kriteria
pengukuran,didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup, melibatkan seluruh
tingkat pejabat dalam proses penetapannya.Penilaian risiko terdiri dari;

7
a.Penetapan tujuan instansi secara keseluruhan

b.Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan

c.Identifikasi risiko

d.Analisis risiko

e.Mengelola risiko selama perubahan

C.3. Unsur Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian dimana Pimpinan Instansi Pemerintah wajib


menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Penyelenggaraan kegiatan
pengendalian memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah;

b. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;

c. kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi


Pemerintah;

d. kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;

e. prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara
tertulis

f. kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan

tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

Kegiatan pengendalian yang dilakukan Pimpinan Instansi Pemerintah terdiri dari


beberapa kegiatan diantaranya;

a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan

b. pembinaan sumber daya manusia

c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi

8
d. pengendalian fisik atas emba

e. penetapan dan reviu atas embaga dan ukuran kinerja

f. pemisahan fungsi

g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting

h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian

i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya

j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya

k. dokumentasi yang embaga Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian
penting.

C.4. Unsur Informasi Dan Komunikasi

Unsur Informasi dan komunikasi dimana Pimpinan Instansi Pemerintah wajib


mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu
yang tepat. Komunikasi atas informasi yang diselenggarakan oleh pimpinan instansi
pemerintah wajib diselenggarakan secara efektif. Untuk menyelenggarakan komunikasi
yang efektif pimpinan instansi pemerintah harus menyediakan dan memanfaatkan berbagai
bentuk dan sarana komunikasi serta mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem
informasi secara terus menerus.

C.5. Unsur Pemantauan Pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian


Intern. Dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. diselenggarakan melalui kegiatan
pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang
terkait dalam pelaksanaan tugas.

Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian


efektivitas Sistem Pengendalian Internal Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh
embaga pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.

Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan harus segera diselesaikan dan
9
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan
reviu lainnya yang ditetapkan.

E. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah

Menteri/pimpinan embaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas


efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Internal dapat
dilakukan dengan

1. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah


termasuk akuntabilitas keuangan negara

2. pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pengawasan internal dilakukan oleh lembaga pengawasan intern pemerintah.


Dimana pengawas intern pemerintah akan melakukan pengawasan intern melalui
audit,reviu,evaluasi,pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.Dimana Aparat
pengawasan intern pemerintah ini terdiri dari BPKP, Inspektorat Jenderal atau nama
lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern,Inspektorat Provinsi,dan
Inspektorat Kabupaten/Kota.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan pengawasan


intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan seperti kegiatan yang
bersifat lintas sectoral,kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan lain
berdasarkan penugasan dari Presiden.

Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan


pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/embaga yang didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam


rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang
didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.

Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan


dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah

10
kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota.

E.Contoh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah Sistem Pengendalian Internal
yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
Sistem pengendalian internal bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri atas lima unsur yaitu
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian,informasi dan
komunikasi, pemantauan pengendalian internal

Pengawasan internal dilakukan oleh lembaga pengawasan intern


pemerintah.Aparat pengawasan intern pemerintah ini terdiri dari BPKP, Inspektorat
Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan
intern,Inspektorat Provinsi,dan Inspektorat Kabupaten/Kota

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Mardianingsih, Nurhasanah, dkk. 2020. Capaian standar pelayanan minimal gizi di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari Papua Barat. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia.

Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008. Tentang Standar Pelayanan


Minimal Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78. 2013. Tentang Pedoman Pelayanan Gizi
Rumah Sakit.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun. 2005. Tentang Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum.

Peraturan Pemerintahan RI Nomor 65 Tahun. 2005. Tentang Pedoman Penyusunan dan


Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

13

Anda mungkin juga menyukai