Anda di halaman 1dari 23

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Manajemen Logistik Publik Virna Museliza, SE., M.Si

PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

1. NADIA PRATIWI ( 12170522374 )


2. NURUZZAHRATUL AULIA ( 12170523674 )
3. RAUDATUL JANNAH ( 12170525055 )

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KHASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen
Logistik Sektor Publik, dengan judul “ Penghapusan Barang Milik Negara”.

Kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan pihak yang telah


berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikiran dan materi serta saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, Kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya,
serta keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini
agar kami bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Pekanbaru, 22 Oktober 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ................................................................... 3


B. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern ................................................................ 3
C. Pengertian Standar Operasional Prosedur ............................................................... 4
D. Pengertian Barang Milik Negara ............................................................................. 5
E. Pengertian Penghapusan Barang Milik Negara....................................................... 7
F. Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara Pengguna
Barang ..................................................................................................................... 8
G. Analisis Standar Operasional Prosedur Dalam Penghapusan Barang Milik
Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara ........................... 14
H. Analisis Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Dalam Penghapusan
Barang Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi
Utara ........................................................................................................................ 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki beragam instansi pemerintah dengan tugas dan


wewenang yang berbeda-beda. Setiap Kementerian/Lembaga Negara
membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan tugas dan
fungsi organisasinya dengan efisien, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Menurut undang-undang ini, Menteri
Keuangan memiliki peran sebagai Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah
Republik Indonesia yang bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan kewajiban
negara secara nasional.

Kewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan dalam pengelolaan


aset negara diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Barang Milik Negara mencakup semua
barang yang diperoleh melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
perolehan lainnya yang sah, dan merupakan bagian dari aset pemerintah pusat
yang berwujud.

Penghapusan Barang Milik Negara merupakan tahap akhir dari


pengelolaan Barang Milik Negara. Tujuannya adalah untuk membersihkan
pembukuan dan laporan BMN dari catatan barang yang tidak lagi berada dalam
penguasaan Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, dengan
mematuhi asas-asas pengelolaan BMN.

Prosedur penghapusan ini, seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 27 Tahun 2014, melibatkan tindakan menghapus Barang Milik Negara dari
daftar barang dengan menerbitkan keputusan resmi. Proses penghapusan Barang
Milik Negara sering kali kompleks dan memakan waktu. Jika barang tidak lagi
dapat digunakan atau memberikan kontribusi positif pada operasional
pemerintahan, penghapusan harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri

1
Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan
dan Penghapusan Barang Milik Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Pengendalian Intern?
2. Apa saja Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern?
3. Apa Pengertian Standar Operasional Prosedur?
4. Apa Pengertian Barang Milik Negara?
5. Apa Pengertian Penghapusan Barang Milik Negara?
6. Bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara yang
Berada pada Pengguna Barang?
7. Analisis Standar Operasional Prosedur Dalam Penghapusan Barang Milik
Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara.
8. Analisis Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Dalam Penghapusan Barang
Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Sistem Pengendalian Intern.
2. Untuk mengetahui Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern.
3. Untuk mengetahui Pengertian Standar Operasional Prosedur.
4. Untuk mengetahui Pengertian Barang Milik Negara.
5. Untuk mengetahui Pengertian Penghapusan Barang Milik Negara.
6. Untuk mengetahui Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara
yang Berada pada Pengguna Barang.
7. Untuk menganalisis Standar Operasional Prosedur Dalam Penghapusan
Barang Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara.
8. Untuk menganalisis Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Dalam
Penghapusan Barang Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Sulawesi Utara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem dan prosedur dari sebuah
perusahaan untuk melindungi aset-aset di dalam perusahaan. Hal ini juga
digunakan untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan yang
berlaku. Yang dimaksud dari pengendalian internal adalah seluruh data dari suatu
bagian akan otomatis diperiksa oleh bagian lain di suatu perusahaan.

Dalam teori akuntansi, pengendalian internal merupakan suatu proses yang


dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dirancang
untuk membantu sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya
masing-masing. Pengendalian internal ini sebuah cara untuk mengawasi,
mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau
perusahaan.

Pengendalian internal ini cukup penting bagi perusahaan karena


menyangkut data-data di dalam perusahaan karena setiap ada data yang masuk
harus diverifikasi. Contohnya seperti rotasi jabatan, pengajuan cuti, laporan kerja
dinas, dan lain-lain.

Sistem di dalam pengendalian internal ini meliputi seluruh cara dan alat
yang ditetapkan untuk menjaga keamanan harta dan data milik perusahaan,
memeriksa ketepatan data, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga
peraturan yang sebelumnya sudah ditetapkan. Aktivitas dalam pengendalian
internal ini menjadi penting untuk dibahas karena tidak jauh berbeda dengan
aktivitas lain seperti, berbisnis, produksi, hingga legalitas barang.

B. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian


Intern Pemerintah mengenalkan lima aspek utama dalam sistem pengendalian
intern pemerintah:

3
1. Lingkungan Pengendalian

Penerapan sistem pengendalian intern di lingkungan kerja bertujuan


menciptakan suasana kerja yang positif dan kondusif dengan memelihara
lingkungan pengendalian.

2. Penilaian Risiko

Pimpinan instansi pemerintah diwajibkan melakukan penilaian risiko,


termasuk identifikasi risiko dan analisis risiko.

3. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian harus disesuaikan dengan ukuran, kompleksitas,


dan sifat tugas serta fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi relevan harus diidentifikasi, dicatat, dan disampaikan oleh


pimpinan instansi pemerintah dalam bentuk dan waktu yang tepat. Komunikasi
informasi harus dilakukan secara efektif.

5. Pemantauan

Pemantauan dilakukan secara berkelanjutan, dievaluasi secara terpisah,


dan mengikuti rekomendasi hasil audit dan tinjauan lainnya.

C. Pengertian Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sistem yang disusun untuk


memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan tersebut. SOP hadir dalam
bentuk dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk membantu menyelesaikan pekerjaan untuk memperoleh hasil
kerja efektif dari pekerja dengan biaya serendah-rendahnya.

Pengertian Standar Operasional Prosedur Menurut Para Ahli:

1. Sailendra (2015:11)

4
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan
untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan
dengan lancar.

2. Moekijat (2008)

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau


pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan
siapa yang melakukannya.

3. Tjipto Atmoko (2011)

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau


acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah maupun non-pemerintah, usaha maupun
non-usaha, berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural
sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan.

4. Insani (2010:1)

SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang


dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran
yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan, dan aktor yang berperan dalam kegiatan.

D. Pengertian Barang Milik Negara

Menurut PP Nomor 28 Tahun 2020, BMN adalah semua barang yang


dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang yang berasal dari perolehan lain
yang sah meliputi:

1. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis


2. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

5
3. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; atau
4. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.

Pengelolaan BMN adalah serangkaian kegiatan yang di mulai dari


perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengamanan,
pemanfaatan, penilaian, pemindahtanganan sampai dengan pemusnahan dan
penghapusan, di mana seluruh kegiatan tersebut ditatausahakan dengan baik
disertai dengan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. BMN
merupakan Aset milik Pemerintah Pusat yang harus dikelola dengan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya, selaku bendahara umum
negara Kementerian Keuangan RI sebagai Pengelola Barang, sementara
Kementerian/ Lembaga selaku Pengguna Barang dan satuan kerja di bawahnya
selaku Kuasa Pengguna Barang.

Pengelola Barang dan Pengguna Barang memiliki kewenangan dan


tanggung jawab dalam pengelolaaan BMN. Pengelola dan Pengguna Barang harus
melaksanakan semua kewenangan dan tanggung jawabnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Namun demikian, Pengelola Barang dapat melimpahkan
kewenangan dan tanggung jawab tertentu kepada Pengguna Barang/ Kuasa
Pengguna Barang. Begitu juga, Pengguna Barang dapat melimpahkan
kewenangan dan tanggung jawab tertentu kepada Kuasa Pengguna Barang.
Pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab tertentu tersebut ditetapkan dengan
peraturan. Contohnya dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu
dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang.

Perencanaan kebutuhan BMN harus disusun dengan sebenar-benarnya


dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi (tusi)
Kementerian/ Lembaga/ satuan kerja serta ketersediaan BMN yang ada.
Sebaiknya pimpinan dan semua pegawai dalam satuan kerja terlibat dalam
merumuskan kebutuhan BMN tersebut. Perencanaan kebutuhan BMN meliputi

6
perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan
penghapusan BMN.

Perencanaan Kebutuhan BMN (kecuali untuk penghapusan) merupakan


salah satu dasar bagi Kementerian/ Lembaga/ satuan kerja dalam pengusulan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar
(baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran. Penyusunan rencana
kebutuhan BMN tersebut juga harus berpedoman pada standar barang, standar
kebutuhan dan/atau standar harga yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku.
Pengguna Barang menghimpun usul rencana kebutuhan barang yang diajukan
oleh Kuasa Pengguna Barang yang berada di lingkungan kantor yang
dipimpinnya. Pengguna Barang menyampaikan usul rencana kebutuhan BMN
kepada Pengelola Barang.

E. Pengertian Penghapusan Barang Milik Negara


Penghapusan Barang Milik Negara terdapat dalam ketentuan umum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang
Milik Negara. Dalam ketentuan tersebut pengertian penghapusan BMN
didefinisikan sebagai tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar
barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang milik
negara yang berada dalam penguasaannya.
Sehingga berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penghapusan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
menghapus/meniadakan barang-barang dari daftar inventaris Barang Milik Negara
berdasarkan asas pengelolaan Barang Milik Negara. Penghapusan dimaksud
bertujuan untuk membebaskan tanggung jawab pengelolaan barang milik negara
yang berada pada Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang baik secara administratif maupun fisik.

7
F. Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara yang Berada
pada Pengguna Barang

Penghapusan BMN pada Pengguna Barang dilakukan dalam hal BMN


sudah tidak berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna
Barang. Pengguna Barang dalam hal ini adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan BMN, sedangkan kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja
atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang
yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

Alasan yang menjadi dasar penghapusan BMN pada pengguna barang


adalah:

a. Penghapusan karena Penyerahan BMN Kepada Pengelola Barang

Atas penyerahan yang dilakukan pengguna barang atas BMN kepada


pengelola barang harus dituangkan dalam berita acara penyerahan. Berita acara
penyerahan tersebut menjadi dasar penghapusan BMN dari DBP dan/atau DBKP
oleh pengguna barang atau kuasa pengguna barang melalui keputusan
penghapusan barang Pengguna Barang menyampaikan laporan Penghapusan
kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan Penghapusan
BMN ditandatangani dengan melampirkan keputusan Penghapusan BMN dan
BAST penyerahan BMN kepada Pengelola Barang.

Berdasarkan laporan Penghapusan sebagaimana dimaksud, Pengelola


Barang melakukan penyesuaian pencatatan BMN pada Daftar Barang Milik
Negara (DBMN). Perubahan DBP dan/atau DBK sebagai akibat dari penyerahan
BMN kepada Pengelola Barang harus dicantumkan dalam Laporan Semesteran
dan Laporan Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.
Perubahan DBMN sebagai akibat dari Penghapusan karena penyerahan BMN dari
Pengguna Barang kepada Pengelola Barang harus dicantumkan dalam Laporan
Semesteran dan Laporan Tahunan.

8
b. Penghapusan Karena Pengalihan Status Penggunaan BMN Kepada Pengguna
Barang Lain

Penghapusan BMN dari DBP dan/atau DBKP oleh Pengguna Barang


dan/atau Kuasa Pengguna Barang dilakukan berdasarkan BAST. Penghapusan
BMN sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menerbitkan keputusan
Penghapusan BMN.

Perubahan DBP dan/atau DBKP sebagai akibat dari Penghapusan karena


pengalihan status penggunaan BMN harus dicantumkan dalam Laporan
Semesteran dan Laporan Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna
Barang. Perubahan DBMN sebagai akibat dari Penghapusan karena pengalihan
status penggunaan BMN harus dicantumkan dalam Laporan BMN Semesteran
dan Laporan Tahunan.

c. Penghapusan karena pemindahtanganan

Berdasarkan Pasal 18 PMK Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Penghapusan BMN, Penghapusan BMN dari DBP dan/atau DBKP
oleh Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dilakukan berdasarkan
BAST. Penghapusan BMN sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menerbitkan
keputusan Penghapusan BMN. Pengguna Barang melaporkan pelaksanaan
Penghapusan BMN kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan sejak
keputusan Penghapusan BMN ditandatangani dengan melampirkan keputusan
Penghapusan BMN disertai dengan:

1) Risalah lelang dan BAST, dalam hal Pemindahtanganan dilakukan dalam


bentuk penjualan secara lelang;
2) BAST, dalam hal Pemindahtanganan dilakukan dalam bentuk penjualan tanpa
lelang, tukar menukar, dan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat;
3) BAST dan naskah hibah, dalam hal Pemindahtanganan dilakukan dalam
bentuk hibah.

Berdasarkan laporan Penghapusan tersebut, Pengelola Barang


menghapuskan BMN dari DBMN. Perubahan DBP dan DBKP sebagai akibat dari

9
Penghapusan karena Pemindahtanganan BMN harus dicantumkan dalam Laporan
Barang Pengguna dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan
Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang. Perubahan DBMN sebagai akibat
dari Penghapusan karena Pemindahtanganan BMN harus dicantumkan dalam
Laporan BMN Semesteran dan Tahunan.

d. Penghapusan karena Adanya Putusan Pengadilan Yang Telah Memperoleh


Kekuatan Hukum Tetap dan Sudah Tidak Ada Upaya Hukum Lainnya.

Pengguna Barang mengajukan permohonan Penghapusan BMN kepada


Pengelola Barang yang sekurang-kurangnya memuat:

1) Pertimbangan dan alasan Penghapusan; dan


2) Data BMN yang dimohonkan untuk dihapuskan, sekurang-kurangnya meliputi
tahun perolehan, nomor aset/nomor urut pendaftaran, jenis, identitas, kondisi,
lokasi, nilai buku dan/atau nilai perolehan.

Permohonan penghapusan BMN sekurang-kurangnya dilengkapi dengan:

1) Salinan/fotokopi putusan pengadilan yang telah dilegalisasi/disahkan oleh


pejabat berwenang; dan
2) Fotokopi dokumen kepemilikan atau dokumen setara.

Atas permohonan BMN dimaksud, Pengelola Barang melakukan


penelitian yang dituangkan dalam laporan hasil penelitian terhadap permohonan
Penghapusan BMN dari Pengguna Barang dalam rangka memastikan kesesuaian
antara BMN yang menjadi objek putusan pengadilan dengan BMN yang menjadi
objek permohonan Penghapusan. Penelitian tersebut meliputi:

1) Penelitian data dan dokumen BMN;


2) Penelitian terhadap isi putusan pengadilan terkait BMN sebagai objek putusan
pengadilan, yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada
upaya hukum lainnya; dan
3) Penelitian lapangan (on sitevisit), jika diperlukan Dalam hal permohonan
Penghapusan BMN tidak disetujui, Pengelola Barang memberitahukan kepada

10
Pengguna Barang yang mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
Sedangkan dalam hal permohonan Penghapusan BMN disetujui maka
Pengelola Barang menerbitkan surat persetujuan Penghapusan BMN.

e. Penghapusan BMN Karena Melaksanakan Ketentuan Peraturan Perundang-


undangan

Permohonan Penghapusan BMN yang diajukan oleh pengguna kepada


Pengelola Barang barang sekurang-kurangnya memuat:

1) Pertimbangan dan alasan Penghapusan; dan


2) Data BMN yang dimohonkan untuk dihapuskan, yang sekurang-kurangnya
meliputi tahun perolehan, nomor aset/nomor urut pendaftaran, jenis, identitas,
kondisi, lokasi, nilai buku dan/atau nilai perolehan.

Dalam menerbitkan surat persetujuan penghapusan BMN, pengelola


barang melakukan penelitian atas permohonan penghapusan BMN dari pengguna
barang.

Surat persetjuan penghapusan BMN sekurang-kurangnya memuat:

1) Data BMN yang disetujui untuk dihapuskan, yang sekurang-kurangnya


meliputi tahun perolehan, nomor aset/nomor urut pendaftaran,
spesifikasi/identitas teknis, jenis, kondisi, jumlah, nilai buku dan/atau nilai
perolehan; dan
2) Kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan Penghapusan
kepada Pengelola Barang. Berdasarkan persetujuan Pengelola Barang,
Pengguna Barang melakukan Penghapusan BMN dari DBP dan/atau DBKP
dengan menerbitkan keputusan Penghapusan yang diterbitkan Pengguna
Barang paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal persetujuan Penghapusan
BMN dari Pengelola Barang.

11
f. Penghapusan BMN Karena Pemusnahan

Pemusnahan BMN pada pengguna barang dapat dilakukan dalam hal


BMN tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat
dipindahtangankan, atau alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang
dituangkan dalam berita acara pemusnahan barang yang selanjutnya dilaporkan
kepada pengelola barang. Pemusnahan BMN pada pengguna barang tersebut
dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun/dikubur, ditenggelamkan,
atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pelaksanaan penghapusan BMN karena pemusnahan oleh pengguna


barang dilakukan melalui permohonan kepada pengelola barang yang sekurang-
kurangnya memuat:

1) pertimbangan dan alasan Penghapusan;


2) data BMN yang dimohonkan untuk dihapuskan, yang sekurang-kurangnya
meliputi tahun perolehan, nomor aset/nomor urut pendaftaran, jenis, identitas,
kondisi, lokasi, nilai buku atau nilai perolehan.
3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna
4) fotokopi bukti kepemilikan, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan bukti
kepemilikan;
5) fotokopi keputusan penetapan status penggunaan, untuk BMN yang harus
ditetapkan status penggunaannya;
6) kartu identitas barang, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan kartu
identitas barang; dan
7) foto BMN.
Dalam hal bukti kepemilikan sebagaimana dimaksud poin 4 tidak ada,
maka dapat digantikan dengan bukti lainnya seperti dokumen kontrak, akte jual
beli, perjanjian jual beli, dan dokumen setara lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.

12
g. Penghapusan Karena Sebab-Sebab Lain

Dalam rangka penghapusan BMN karena sebab-sebab lain, pengguna


barang mengajukan permohonan penghapusan BMN yang memuat pertimbangan
dan alasan penghapusan, serta data BMN yang dimohonkan untuk dihapuskan,
yang sekurang-kurangnya meliputi tahun perolehan, nomor aset/nomor urut
pendaftaran, jenis, identitas, kondisi, lokasi, nilai buku dan/atau nilai perolehan.

Yang menjadi alasan dan pertimbangan penghapusan adalah:

1) Hilang. Dokumen yang harus dilengkapi surat keterangan kepolisian, Surat


Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat
yang ditunjuk.
2) Rusak berat, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa, mati/cacat berat/tidak
produktif untuk hewan/ikan/tanaman, permohonan dilengkapi dengan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat
yang ditunjuk.
3) Keadaan kahar (force majeure).

Permohonan dilengkapi dengan 2 (dua) dokumen sebagai berikut:

a) Surat keterangan dari instansi yang berwenang mengenai terjadinya keadaan


kahar (force majeure) atau mengenai kondisi barang terkini karena keadaan
kahar (force majeure).
b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna
Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat identitas
Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk, pernyataan mengenai tanggung
jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan, baik materil maupun
formil; danpernyataan bahwa BMN telah terkena keadaan kahar (force
majeure).

Dalam rangka memberikan persetujuan/tidak disetujui atas permohonan


penghapusan BMN, Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap
permohonan Penghapusan BMN. Penelitian sebagaimana dimaksud meliputi:

13
a) penelitian kelayakan pertimbangan dan alasan permohonan Penghapusan;
b) penelitian data administratif sekurang-kurangnya mengenai tahun perolehan,
spesifikasi/identitas BMN, penetapan status penggunaan, bukti kepemilikan
untuk BMN yang harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan, nilai buku
dan/atau nilai perolehan; dan
c) penelitian fisik, jika diperlukan.

G. Analisis Standar Operasional Prosedur Dalam Penghapusan Barang Milik


Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara

Analisis standar operasional prosedur (sop) penghapusan barang milik


negara di Kantor Wilatah Kementerian Agama Sulawesi Utara Dalam sistem
penghapusan Barang Milik Negara, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sulawesi Utara memiliki diagram alir Standar Operasional Prosedur (SOP)
penghapusan Barang Milik Negara.

Terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara dalam melaksanakan penghapusan
Barang Milik Negara, antara lain:

1. Pembentukan panitia penghapusan;


2. Pelaksanaan Opname Fisik Barang Inventaris (OFBI);
3. Pengajuan usul penghapusan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sulawesi Utara;
4. Pengajuan permohonan penghapusan kepada Kementerian Keuangan;
5. Persetujuan/penolakan dari Kementerian Agama;
6. Pelaksanaan pelelangan penghapusan;
7. Penyetoran hasil lelang ke kas Negara; dan
8. Penghapusan barang dari daftar Barang Milik Negara.

Sistem penghapusan Barang Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian


Agama Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan mengikuti alur Standar Operasional
Prosedur (SOP) penghapusan Barang Milik Negara yang telah ditetapkan. SOP ini

14
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara. Proses
penghapusan dimulai dari pembentukan panitia penghapusan hingga barang
tersebut dihapuskan dari Daftar Barang Kuasa Pengguna setelah dikeluarkan
keputusan Penghapusan Barang Milik Negara oleh Pengguna Barang, yang telah
disetujui oleh Pengelola Barang.

Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penghapusan Barang Milik


Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara sesuai
dengan regulasi yang berlaku. Pengguna Barang memiliki tanggung jawab dalam
proses ini, termasuk mengajukan permohonan penghapusan kepada Pengelola
Barang, menetapkan keputusan penghapusan, dan melaksanakan penghapusan
barang dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna
berdasarkan keputusan Penghapusan Barang Milik Negara.

Penghapusan barang dari Daftar Barang Milik Negara di Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara juga mencatat perubahan tersebut
dalam Laporan Barang Milik Negara Semesteran dan Tahunan, sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016. Selain itu,
terjadi pembaruan data dalam aplikasi SIMAK BMN sebagai hasil dari
penghapusan Barang Milik Negara, mengakibatkan penurunan jumlah
inventarisasi Barang Milik Negara dalam aplikasi tersebut.

H. Analisis Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Dalam Penghapusan


Barang Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi
Utara

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, sistem dan prosedur


penghapusan Barang Milik Negara pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Sulawesi Utara telah memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian intern
pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Hal
tersebut dapat dilihat dari masing-masing unsur sistem pengendalian intern

15
pemerintah atas sistem dan prosedur penghapusan Barang Milik Negara pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara yang telah
memadai, antara lain:

1. Lingkungan pengendalian

Dalam konteks pengendalian lingkungan, ditekankan bahwa pemimpin


instansi pemerintah harus menciptakan dan menjaga atmosfer yang positif dan
mendukung untuk menerapkan sistem pengendalian intern di lingkungan
kerjanya. Salah satunya adalah melalui pembentukan struktur organisasi yang
sesuai dengan kebutuhan. Jika merujuk pada prinsip pengendalian intern
pemerintah terkait lingkungan pengendalian, dapat disimpulkan bahwa sistem dan
prosedur penghapusan Barang Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sulawesi Utara dianggap memadai, mengingat terpenuhinya
salah satu faktor penting, yaitu keberadaan struktur organisasi Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara yang mengikuti ketentuan Peraturan
Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Kementerian Agama.

2. Penilaian risiko

Dalam aspek penilaian risiko, dijelaskan bahwa pemimpin instansi


pemerintah harus melakukan identifikasi dan analisis risiko. Jika dilihat dari
perspektif sistem pengendalian intern pemerintah terkait penilaian risiko, dapat
disimpulkan bahwa sistem dan prosedur penghapusan Barang Milik Negara di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara telah
memperhitungkan risiko tersebut. Langkah-langkah seperti identifikasi risiko dan
analisis risiko telah diambil, dan tindakan telah dilakukan untuk mengurangi
risiko yang mungkin terjadi.

3. Kegiatan pengendalian

Dalam konteks kegiatan pengendalian, disebutkan bahwa pimpinan


instansi pemerintah harus menyelenggarakan kegiatan pengendalian yang
mencakup kebijakan dan prosedur yang harus ditetapkan secara tertulis. Dengan

16
merujuk pada prinsip pengendalian intern pemerintah terkait kegiatan
pengendalian, dapat disimpulkan bahwa sistem dan prosedur penghapusan Barang
Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara
dianggap memadai. Penilaian ini didasarkan pada pemenuhan salah satu
karakteristik penting, yaitu adanya Standar Operasional Prosedur (SOP)
penghapusan Barang Milik Negara yang telah ditetapkan secara tertulis oleh
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara.

4. Informasi dan Komunikasi

Dalam hal informasi dan komunikasi, disebutkan bahwa pemimpin


instansi pemerintah harus menyampaikan informasi secara tepat waktu dan
efektif, menggunakan berbagai bentuk dan sarana komunikasi. Jika melihat dari
perspektif sistem pengendalian intern pemerintah terkait informasi dan
komunikasi, dapat disimpulkan bahwa sistem dan prosedur penghapusan Barang
Milik Negara di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara
dianggap memadai. Penilaian ini didasarkan pada pemenuhan salah satu bentuk
penyelenggaraan penting yang memengaruhi informasi dan komunikasi, yaitu
partisipasi Bagian Tata Usaha dalam kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis
pengelolaan Barang Milik Negara, serta panduan penggunaan aplikasi SIMAK
BMN.

5. Pemantauan

Dalam aspek pemantauan, dijelaskan bahwa pemimpin instansi pemerintah


harus melakukan evaluasi sebagai salah satu bentuk pemantauan. Jika dilihat dari
perspektif sistem pengendalian intern pemerintah terkait pemantauan, dapat
disimpulkan bahwa sistem dan prosedur penghapusan Barang Milik Negara di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara dianggap memadai.
Kesimpulan ini didasarkan pada pemenuhan salah satu tindakan penting yang
memengaruhi pemantauan, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Kantor
sebagai pimpinan, mencakup penilaian terhadap pelaksanaan tugas oleh panitia
penghapusan dan evaluasi Laporan Barang Milik Negara semesteran dan tahunan.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penghapusan BMN adalah Tindakan menghapus BMN dari daftar barang


dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang dilaksanakan untuk
membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya. Penghapusan BMN merupakan kegiatan akhir dari
pelaksanaan pengelolaan BMN, sebagai upaya untuk membersikan pembukuan
dan laporan BMN dari catatan atas BMN yang sudah tidak berada dalam
penguasaan Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dengan
selalu memperhatikan asas-asas dalam pengelolaan BMN.

Berdasarkan hasil penelitian di Kantor Wilayah Kementerian Agama


Provinsi Sulawesi Utara, dapat disimpulkan bahwa sistem penghapusan Barang
Milik Negara sudah sesuai dengan sistem operasional prosedur (sop) dan sudah
memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian intern yang berlaku. Namun, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara mengalami keterlambatan
karena membutuhkan persetujuan dari Kementerian Agama yang memakan waktu
3 sampai 4 bulan. Oleh karena itu, penghapusan Barang Milik Negara dilakukan
secara efisien saat barang-barang yang memenuhi syarat telah terkumpul.

B. Saran

Saran yang dapat dipertimbangkan untuk Kantor Wilayah Kementerian


Agama Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut:

1. Penting bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara


untuk tetap mematuhi peraturan yang berlaku, bahkan jika ada perubahan
peraturan di masa mendatang. Hal ini penting agar sistem dan prosedur
penghapusan Barang Milik Negara tetap dapat dilaksanakan dengan benar.

18
2. Disarankan agar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara
melakukan tindakan penghapusan Barang Milik Negara saat barang-barang
yang memenuhi syarat telah terkumpul, untuk memastikan efisiensi dan
kesesuaian dengan prosedur yang ada.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fandy. (2022). Apa itu SOP? Pengertian, Fungsi dan Manfaatnya.


www.gramedia.com. Di akses pada 22 Oktober 2023.
https://www.gramedia.com/best-seller/apa-itu-sop/

Judika. L. M. (2015). Penghapusan Barang Milik Negara (Urgensi dan Tata


Caranya). Sulawesi Selatan: Subbag Hukum BPK RI

Kamal. (2021). Pengertian Pengendalian Internal: Jenis, Tujuan, Komponen, dan


Unsurnya. www.gramedia.com. Di akses pada 22 Oktober 2023
https://www.gramedia.com/literasi/pengendalian-internal/

Mulyadi. (2013). Sistem Akuntansi. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern


Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan barang milik


Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan.

Rodliya, Annisa Robbi. (2015). Tinjauan Atas Sistem Penghapusan Aktiva Tetap
Barang Milik Negara (BMN) Pada Direktorat Sarana Dan Prasarana
Institut Teknologi Bandung. Bandung: Skripsi Universitas Komputer
Indonesia.

Sailendra, Annie. (2015). Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP. Yogyakarta:


Trans Idea Publishing.

20

Anda mungkin juga menyukai