TANGERANG SELATAN
AUDIT INTERNAL
Disusun oleh:
KELAS 7-2
SEMESTER VII
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi memiliki tujuan utama yang kemudian dapat dirinci menjadi tujuan-
tujuan yang lebih kecil. Dalam mencapai tujuan-tujuannya, ada banyak kegiatan yang saling
mendukung yang harus dilakukan oleh setiap unit organisasi. Dalam pelaksanaan tiap
kegiatan tersebut, harus ada jaminan bahwa kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan
optimal, tidak ada kegiatan yang tidak sejalan dengan tujuan organisasi. Untuk menjaga hal
tersebut, maka Pengendalian Internal sudah menjadi hal yang penting di tiap organisasi,
baik sektor swasta maupun sektor publik.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan Penelitian ini meliputi :
3
3. Memberikan saran penambahan SPIP pada aktivitas yang belum ada
pengedaliannya
4. Memenuhi tugas akhir mata kuliah Audit Internal.
D. Manfaat
Pembuatan Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, antara lain :
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Penelitian ini terdiri dari empat bab, dengan setiap
bab akan berisi pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, ruang lingkup
penelitian, tujuan pembuatan penelitian, manfaat yang diharapkan, serta
sistematika dalam penulisan penelitian.
Bab ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern
pemerintah.
Bab ini memuat tentang tahap pelaksanaan SPIP di KPP Madya Jakarta
Timur, dokumen dan laporan yang dihasilkan serta evaluasi atas pelaksanaan
SPIP.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem
Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko terdiri atas:
a. identifikasi risiko
b. analisis risiko.
3. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian terdiri atas:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
5
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian
penting.
4. Informasi dan Komunikasi
Dinyatakan bahwa untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan Instansi
Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan
b. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus
menerus.
5. Pemantauan Pengendalian
Dinyatakan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit
dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan
pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait
dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri,
reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
a. Pengendalian intern yang dilakukan oleh pemilik tugas berupa pengawasan melekat
oleh atasan langsung dari pelaksana tugas;
b. Pemantauan pengendalian intern yang dilakukan Unit Kepatuhan Internal (UKI)
6
C. Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal DJP Berdasarkan PER-
42/PJ/2013
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-42/PJ/2013 tentang Pelaksanaan
Tugas Unit Kepatuhan Internal pada Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak mengatur bahwa tugas Unit Kepatuhan Internal (UKI)
di Kantor Pelayanan Pajaka adalah sebagai berikut:
Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan terdiri atas pemantauan tindak lanjut
hasil pengawasan Aparat Pengawasan Fungsional dan pemantauan tindak lanjut
rekomendasi hasil analisis dan/atau investigasi Direktorat KITSDA. Pemantauan tindak
lanjut hasil pengawasan Aparat Pengawasan Fungsional dilaksanakan terhadap
rekomendasi hasil pengawasan Aparat Pengawasan Fungsional yang belum selesai
ditindaklanjuti oleh unit kerja yang bersangkutan.
7
Perumusan Rekomendasi Perbaikan Proses Bisnis merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan proses bisnis dari hasil kegiatan
pemantauan dan merumuskan rekomendasi antara lain perbaikan aturan, sistem, prosedur,
atau tahapan kegiatan pada proses bisnis yang dipantau.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Kepala
Kantor
Fungsional Kepala
Subbagian
Pemeriksa Umum
Pelaksana
Kpala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Pelayaan Pemeriksaan Penagihan Waskon I Waskon II Waskon III Waskon IV PDI
9
penyuluhan pajak, pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
penatausahaan dan penyimpanan dokumen perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, pengawasan kepatuhan Wajib Pajak,
pelaksanaan konsultasi perpajakan, pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian
data dan informasi perpajakan serta pengamatan potensi perpajakan, pemeriksaan pajak,
penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, penyelesaian permohonan konfirmasi
status Wajib Pajak, penatausahaan piutang pajak dan penagihan pajak, pembetulan
ketetapan pajak, penghapusan sanksi administrasi secara jabatan dalam rangka tindak
lanjut pengampunan pajak, pengelolaan kinerja dan pengelolaan risiko, pelaksanaan dan
pemantauan kepatuhan internal, pelaksanaan tindak lanjut kerja sama perpajakan, dan
pelaksanaan administrasi kantor.
1. Inspeksi Mendadak
Inspeksi Mendadak dilakukan oleh Unit Kepatuhan Internal KPP Madya Jakarta
Timur untuk memberikan gambaran tingkat kepatuhan pegawai terhadap kode etik dan
disiplin pegawai, meningkatkan disiplin pegawai, menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung pelaksanaan pekerjaan, dan meningkatkan citra dan kinerja pegawai. Hal yang
dipantau dalam kegiatan ini adalah butir-butir Kode Etik dan butir butir Disiplin Pegawai
berupa kewajiban dan larangan meliputi:
10
12. Tidak melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan
dan dapat merusak citra serta martabat DJP.
Tim dari Unit Kepatuhan Internal melakukan pemantauan terhadap pegawai dan
ruang kerja dengan waktu sesuai dengan Nota Dinas Rahasia dari Kepala Kantor.
Kemudian setelah melakukan pemantaun dibuatkan laporan hasil pemantauan yanng di
dalamnya tertuang kronologi pemantauan, hambatan/kendala dalam pemantauan, hasil
pemantauan, simpulan dan rekomendasi.
Untuk meyusun laporan, diperlukan kertas kerja sesuai dengan format yang terlampir
dalam Surat Direktur Jenderal Pajak No. S-923/PJ.11/2015. Terdapat tiga formulir kertas
kerja
i. Formulir dengan kode KE-01.1, Formulir ini berisi tentang hasil pemantauan terkait
ada/tidaknya pegawai di tempat tugas ketika pemantauan, kegiatan pegawai di tempat
kerjanya (terkait kedinasan atau tidak), dan terkait kelengkapan atribut dan pakaian kerja
pegawai.
ii. Formulir dengan kode KE-01.2, berisikan daftar nama pegawai yang berdasarkan
pemantauan tidak ada di ruang kerjanya. Isi formulir ini adalah alasan pegawai tidak
berada di tempat, dan kelengkapan dokumen pendukung terkait tidak adanya pegawai di
tempat bertugas (seperti Surat Tugas bila alasan pegawai tidak ada di ruang kerja adalah
Dinas Luar, Surat Ijin bila alsan pegawai tidak ada adallah cuti, dan lain lain)
iii. Formulir dengan kode KE-01.3, Formulir ini terkait pemantauan terhadap Ruang Kerja.
Bukan daftar nama pegawai lagi yang ditampilkan, namun nama ruang kerja. Hal yang
dipantau adalah tentang keamanan/sudah memadaikah pengarsipan seluruh berkas
dokumen penting terkait kedinasan, apakah seluruh barang inventaris kantor disimpan
dengan aman, apakah seluruh pelayanan perpajakan di Tempat Pelayanan Terpadu
diberikan oleh pegawai DJP, apakah pelayanan perpajakan diberikan sesuai dengan jam
layanan, apakah antrean di TPT menggunakan sistem antrean.
iv. Formulir dengan kode KE-01.6, Formulir ini berisi Rangkuman Hasil Pemantauan
Kepatuhan.
11
Kertas Kerja/Formulir KE-01.1
12
Kertas Kerja/Formulir KE-01.2
13
Kertas Kerja/Formulir KE-01.6
a. Apakah pegawai DJP sebagaimana tercantum dalam Surat Tugas benar datang ke
tempat dan pada waktu sesuai dengan penugasan
b. Apakah pegawai memperlihatkan Surat Tugas dan menjelaskan tujuan kedatangannya
c. Apakah selama kunjungan pegawai menjaga sopan santun dan menghormati
agama/budaya/adat istiadat sekitar
d. Apakah pegawai berpakaian rapi dan sopan dan mengenakan tanda pengenal
14
e. Apakah pegawai meminta suatu pelayanan atau fasilitas tertentu
f. Apakah Wajib Pajak memberikan fasilitas berupa sarana transportasi dan/atau
akomodasi kepada pegawai DJP
g. Apakah Wajib Pajak memberikan souvenir kepada Wajib Pajak dan jika ada, berupa apa
h. Apakah ada perilaku yang kurang baik yang dilakukan pegawai DJP selama penugasan
Kemudian hasil dari kertas kerja dibuatkan Tabel Rangkuman Hasil Pemantauan
Kepatuhan.
Ditandatangani oleh Wajib Pajak dan Tim UKI, laporan ini juga kemudian dikirimkan kepada
Kepala Kantor Wilayah Jakarta Timur.
15
C. Laporan Data Perlu Verifikasi
Terdapat beberapa data yang perlu diverifikasi oleh Unit Kepatuhan Internal sebagai
bagian dari pengendalian internal. Data-data ini perlu diverifikasi dan dikendalikan melalui
aplikasi di DJP (aplikasi SIDJP) untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk di kemudian
hari. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian aplikasi terkait
penyusunan saldo piutang pajak pada SIDJP. Tujuannya adalah validitas data. Tindak lanjut
monitoring atas data perlu verifikasi ini dalam SIDJP wajib dilaksanakan baik oleh pemilik
pengendalian maupun oleh Unit Kepatuhan Internal.
Unit Kepatuhan Internal (UKI) sebagai second line dalam Sistem Pengendalian
Internal Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban untuk melakukan pemantauan atas
pelaksanaan monitoring yang dilakukan oleh pemilik pengendalian. Evaluasi yang dilakukan
oleh UKI digunakan untuk penilaian efektivitas pelaksanaan monitoring serta menyusun
rekomendasi atas penambahan pengendalian dalam SIDJP maupun perbaikan proses
bisnis sehingga dapat memberikan keyakinan memadai atas validitas data dalam SIDJP.
Data-data yang perlu diverifikasi adalah sebagai berikut:
16
ii. AR Pengawasan dan Konsultasi I kemudian menerima penugasan untuk
melakukan penelitian atas terjadinya “Data Perlu Verifikasi” dan rekomendasi tindak
lanjutnya menggunakan Berita Acara Penelitian “Data Perlu Verifikasi”
iii. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I meneliti dan menyetujui Berita Acara
Penelitian tersebut dan menugaskan AR tersebut untuk melaksanakan tindak lanjut
sesuai rekomendasi dalam Berita Acara Penelitian “Data Perlu Verifikasi”.
iv. Tindak lanjut dimaksud dapat berupa:
Dalam hal terdapat nilai Pbk yang berdasarkan hasil penelitian melebihi nilai
pembayaran, maka AR melakukan pembatalan atas bukti Pbk yang diterbitkan
dengan nominal lebih besar dari yang seharusnya dan membuat Surat Pembatalan
Bukti Pbk dan Berita Acara Pembatalan Bukti Pbk yang ditandatangani oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak.
Berdasarkan Berita Acara Pembatalan Bukti Pbk, AR mengajukan permohonn
perubahan data pada SIDJP dengan mengisi Formulir Permintaan Perubahan Data
yang terdapat dalam aplikasi Lasis Online. (aplikasi lasis online adalah aplikasi
yang menghubungkan Unit-unit di DJP dengan Direktorat Teknologi Informasi
Perpajakan DJP)
AR melakukan pemindahbukuan secara jabatan untuk memindahbukukan
pembayaran yang salah tercantum pada bukti Pbk.
v. Berita Acara Penelitian “Data Perlu Verifikasi” , Berita Acara Pembatalan Buti Pbk,
dan Bukti Pbk yang diterbitkan secara jabatan ditembuskan kepada Kepala
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal.
2. Ketetapan yang tidak urut
Ketetapan yang tidak urut maksudnya penomoran Surat Tagihan Pajak (STP) dan/atau
Surat Ketetapan Pajak (SKP) dalam SIDJP tidak urut/loncat. Hal ini terjadi karena
mekanisme sistem yang sedang error, atau kesalahan perekaman nomor yanng dibuat
secara manual. Pemilik Pengendalian: Fungsional Pemeriksa Pajak, Petugas Pemeriksa
Pajak, AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV, AR Seksi Ekstensifikasi dan
Penyuluhan, Pelaksana Seksi Penagihan, Ketua Kelompok Pemeriksa, Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan,
dan Kepala Seksi Penagihan.
Mekanisme Pengendalian:
i. Ketua Kelompok Pemeriksa/ Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV/ Kepala Seksi Penagihan
berkewajiban untuk melakukan pemantauan secara berkala atas setiap "Data Perlu
Verifikasi" dalam SIDJP. Apabila terdapat data "Ketetapan Tidak Urut" dalam "data
17
perlu verifikasi", Ketua Kelompok Pemeriksa/ Kepala Seksi Ekstensifikasi dan
Penyuluhan/ Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV/ Kepala Seksi
Penagihan terkait segera menugaskan Fungsional Pemeriksa Pajak/ Petugas
Pemeriksa Pajak/ AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Ill dan IV/ AR Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Pelaksana Seksi Penagihan terkait untuk
melakukan penelitian atas penyebab terjadinya"data perlu verifikasi".
ii. Fungsional Pemeriksa Pajak/ Petugas Pemeriksa Pajak/ AR Seksi Pengawasan
dan Konsultasi II, III dan IV/ AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Pelaksana
Seksi Penagihan menerima penugasan untuk melakukan penelitian atas penyebab
terjadinya "Data Perlu Verifikasi" dan rekomendasi tindak lanjutnya menggunakan
Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi". Penelitian dapat dilakukan dengan
cara melakukan penelusuran keberadaan dokumen sumber, melakukan
penelusuran eksistensi kohir dalam SIDJP dan/atau penelitian pada histori data.
iii. Ketua Kelompok Pemeriksa/ Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV/ Kepala Seksi Penagihan meneliti
dan menyetujui Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" serta menugaskan
Fungsional Pemeriksa Pajak, Petugas Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan
dan Konsultasi II, III, dan IV, AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Pelaksana
Seksi Penagihan terkait untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai rekomendasi
dalam Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi".
iv. Tindak lanjut dimaksud dapat berupa:
dalam hal pemilik pengendalian telah meyakini bahwa prosedur penerbitan
SKP/STP telah dilakukan melalui SIDJP namun tidak muncul dalam data tunggakan
karena kesalahan sistem, pemilik pengendalian mengajukan permohonan untuk
memunculkan SKP dan/atau STP melalui LASIS online.
dalam hal kohir tidak diterbitkan, Ketua Kelompok Pemeriksa/ Kepala Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan
IV/ Kepala Seksi Penagihan terkait menugaskan Fungsional Pemeriksa Pajak/
Petugas Pemeriksa Pajak/ AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV/ AR
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Pelaksana Seksi Penagihan terkait agar
membuat Berita Acara Nomor Kohir tidak terbit.
v. Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" dan bukti tindak lanjut "Data Perlu
Verifikasi" ditembuskan kepada Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal.
3. Keputusan keberatan atau upaya hukum lainnya namun tanpa adanya permohonan
Surat Keputusan Keberatan dan/atau Surat Putusan Banding tanpa permohonan Wajib
Pajak dalam SIDJP. Pemilik Pengendalian: Pelaksana Seksi Pelayanan dan Kepala
Seksi Pelayanan.
18
Mekanisme Pengendalian
i. Kepala Seksi Pelayanan berkewajiban untuk memastikan setiap permohonan Wajib
Pajak terekam pada SIDJP pada menu yang tepat. Apabila terdapat data
"Keputusan Tanpa Permohonan" dalam "data perlu verifikasi", Kepala Seksi
Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk menelusuri keberadaan
dokumen sumber dan melakukan penelitian atas penyebab tidak terinputnya surat
permohonan keberatan dan/atau banding dalam SIDJP.
ii. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima penugasan untuk melakukan penelusuran
Permohonan WP dan penelitian atas penyebab terjadinya "Data Perlu Verifikasi"
serta rekomendasi tindak lanjutnya menggunakan Berita Acara Penelitian "Data
Perlu Verifikasi"
iii. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui Berita Acara Penelitian "Data
Perlu Verifikasi" dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk membuat
Berita Acara Tanggal Permohonan Keberatan atau Banding.
iv. Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" dan nota dinas permohonan
perekaman tanggal keberatan ditembuskan kepada Kepala Subbagian Umum dan
Kepatuhan Internal.
4. Ketetapan Pajak Pembayaran Pajak dengan nilai minus
Data "Ketetapan nilai minus" muncul ketika terdapat data Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) dan Surat Tagihan Pajak (STP)
dalam SIDJP yang bernilai minus. Pemilik Pengendalian: Pelaksana Seksi Penagihan,
Fungsional Pemeriksa Pajak, AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Petugas
Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV, Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan,
Ketua Kelompok Pemeriksa dan Kepala Seksi Penagihan.
Mekanisme Pengendalian:
i. Ketua Kelompok Pemeriksa/Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV/Kepala Seksi Penagihan
berkewajiban untuk melakukan pemantauan secara berkala atas setiap "Data Perlu
Verifikasi" dalam SIDJP. Apabila terdapat data "SKPKB, SKPN, dan STP dengan
nilai minus" dalam "data perlu verifikasi", Kepala Seksi Penagihan/ Ketua Kelompok
Pemeriksa/ Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV terkait menugaskan Fungsional
Pemeriksa Pajak/ Petugas Pemeriksa Pajak/ AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi
II, III, dan IV/ AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Pelaksana Seksi Penagihan
terkait untuk melakukan penelitian atas penyebab terjadinya "data perlu verifikasi".
19
ii. Fungsional Pemeriksa Pajak/Petugas Pemeriksa Pajak/ AR Seksi Pengawasan dan
Konsultasi II, III, dan IV/ AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Pelaksana Seksi
Penagihan terkait menerima penugasan untuk melakukan penelitian atas penyebab
terjadinya "Data Perlu Verifikasi" dan rekomendasi tindak lanjutnya menggunakan
Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi".
iii. Ketua Kelompok Pemeriksa/Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan/ Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV/Kepala Seksi Penagihan terkait
meneliti dan menyetujui Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" serta
menugaskan Pelaksana Seksi Penagihan, Fungsional pemeriksa pajak, AR Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Petugas Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan
dan Konsultasi II, III, dan IV terkait untuk melaksanakan tindak Ianjut sesuai
rekomendasi dalam Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi".
iv. Tindak lanjut dimaksud dapat berupa:
dalam hal terjadi kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, pemilik
pengendalian melakukan perubahan data melalui prosedur pembetulan surat
ketetapan pajak sesuai Pasal 16 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
dalam hal terjadi kesalahan perekaman dalam SIDJP (dokumen sumber telah
sesuai/nilai tidak minus), pemilik pengendalian melakukan permohonan perubahan
data melalui LASIS
v. Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" dan bukti tindak lanjut "Data Perlu
Verifikasi ditembuskan kepada Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal;
5. Tanggal Tidak Sesuai Dokumen
Data "Tanggal Tidak Sesuai Dokumen" dalam "Data Perlu Verifikasi" muncul karena
terdapat kesalahan perekaman tanggal, dimana tanggal dokumen referensi melebihi
tanggal ketetapan dan/atau tanggal permohonan keberatan melebihi tanggal keputusan
keberatan dan/atau tanggal permohonan banding melebihi tanggal putusan banding
dan/atau Surat Pelaksanaan Putusan Banding (SP2B). Pemilik Pengendalian:
Fungsional Pemeriksa Pajak, Petugas Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I, II, III, dan IV, AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Penelaah
Keberatan, Pelaksana Seksi Penagihan, Pelaksana Seksi Pelayanan, Ketua Kelompok
Pemeriksa, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III dan IV, Kepala Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kepala Seksi Penagihan, Kepala Seksi Pelayanan dan
Kepala Seksi Keberatan, Banding dan Pengurangan dan Kepala Seksi Evaluasi
Keberatan, Banding dan Pengurangan, untuk Kantor Wilayah Pratama dan/atau Kepala
Seksi Keberatan dan Banding dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan dan Banding untuk
Kantor Wilayah LTO.
20
Mekanisme Pengendalian:
i. Ketua Kelompok Pemeriksa, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III dan
IV, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kepala Seksi Penagihan, Kepala
Seksi Keberatan, Banding dan Pengurangan dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan,
Banding dan Pengurangan, untuk Kantor Wilayah Pratama dan/atau Kepala Seksi
Keberatan dan Banding dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan dan Banding untuk
Kantor Wilayah LTO dan/atau Kepala Seksi Pelayanan berkewajiban untuk
melakukan pemantauan secara berkala atas setiap "Data Perlu Verifikasi" dalam
SIDJP. Apabila terdapat data "Tanggal Tidak Sesuai Dokumen" dalam "data perlu
verifikasi", Ketua Kelompok Pemeriksa, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi
I, II, III dan IV, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kepala Seksi
Penagihan, Kepala Seksi Pelayanan dan/atau Kepala Seksi Keberatan, Banding
dan Pengurangan dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan, Banding dan
Pengurangan, untuk Kantor Wilayah Pratama dan/atau Kepala Seksi Keberatan
dan Banding dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan dan Banding untuk Kantor
Wilayah LTO terkait segera menugaskan Fungsional Pemeriksa Pajak, Petugas
Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV, AR Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Pelaksana Seksi Penagihan, Pelaksana Seksi
Pelayanan, Penelaah Keberatan terkait untuk melakukan penelitian atas penyebab
terjadinya "data perlu verifikasi".
ii. Fungsional Pemeriksa Pajak, Petugas Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan
dan Konsultasi I, II, III, dan IV, AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Pelaksana
Seksi Penagihan, Pelaksana Seksi Pelayanan terkait menerima penugasan untuk
melakukan penelitian atas penyebab terjadinya "Data Perlu Verifikasi" dan
rekomendasi tindak Ianjutnya menggunakan Berita Acara Penelitian "Data Perlu
Verifikasi"
iii. Ketua Kelompok Pemeriksa, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III dan
IV, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kepala Seksi Penagihan, Kepala
Seksi Keberatan, Banding dan Pengurangan dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan,
Banding dan Pengurangan, untuk Kantor Wilayah Pratama dan/atau Kepala Seksi
Keberatan dan Banding dan Kepala Seksi Evaluasi Keberatan dan Banding untuk
Kantor Wilayah LTO dan/atau Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui
Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" serta menugaskan Fungsional
Pemeriksa Pajak, Petugas Pemeriksa Pajak, AR Seksi Pengawasan dan Konsultasi
I, II, III, dan IV, AR Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Penelaah Keberatan,
Pelaksana Seksi Penagihan, Pelaksana Seksi Pelayanan terkait untuk
21
melaksanakan tindak lanjut sesuai rekomendasi dalam Berita Acara Penelitian
"Data Perlu Verifikasi";
iv. Tindak Lanjut dimaksud berupa:
dalam hal dilakukan penanggalan backdate, pemilik pengendalian membuat Berita
Acara Penanggalan Nomor Mundur
dalam hal penanggalan SKP/ STP/ SK Keberatan/ SP2B telah sesuai ketentuan
namun terjadi kesalahan perekaman tanggal dalam SIDJP, balk tanggal dalam
dokumen referensi/ SKP/ STP/ permohonan Wajib Pajak/ SK keberatan/
Permohonan Banding/ SP2B, pemilik pengendalian mengajukan permohonan
perubahan data melalui LASIS online
dalam hal SKP/ STP/ SK Keberatan/ SP2B diterbitkan melalui sistem dan terjadi
kesalahan dalam menginput tanggal, sehingga terjadi kesalahan balk pada fisik
produk hukum maupun pada SIDJP, maka pemilik pengendalian melakukan
mekanisme pembetulan SKP dan/atau STP sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor PMK-11/PMK.03/2013
v. Berita Acara Penelitian "Data Perlu Verifikasi" dan bukti tindak lanjut "Data Perlu
Verifikasi" ditembuskan kepada Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal
dan/atau Kepala Subbagian Bantuan Hukum, Pelaporan dan Kepatuhan Internal;
6. Hak Akses Tidak Sesuai
Data "Hak Akses Tidak Sesuai" dalam "Data Perlu Verifikasi" muncul karena terdapat
pelaksanaan proses bisnis dalam SIDJP oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan.
Pemilik Pengendalian: Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi, OC (Operator
Console).
Mekanisme Pengendalian:
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi dan OC berkewajiban untuk memberikan
akses data dengan tepat. Apabila terdapat data "Hak Akses Tidak Sesuai" dalam "data
perlu verifikasi", OC membuat Berita Acara Ketidaksesuaian Hak Akses Data sebagai
bentuk pertanggungjawaban. Berita Acara Ketidaksesuaian Hak Akses Data (hasil scan
dan file Ms Word/Ms Excel atas BA) dikirimkan kepada Direktorat KITSDA melalui surel.
22
Laporan Triwulanan Tindak Lanjut Data Perlu Verifikasi
Laporan dibuat dengan matriks seperti gambar di atas. Mencantumkan sebab kejadian
data tersebut, kemudian tindak lanjutnya.
23
A LINGKUNGAN PENGENDALIAN
1 Integritas, nilai etika, dan perilaku etis.
a Apakah telah dilakukan sosialisasi yang memadai tentang kewajiban, larangan, dan
sanksi dalam kode etik dan/atau aturan perilaku lainnya, termasuk kepada pegawai
baru?
b Apakah pimpinan unit kerja memberi keteladanan dengan menerapkan integritas dan
nilai- nilai etika dan mendorong bawahan untuk menerapkannya pula?
c Apakah pimpinan unit kerja memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar kode
etik dan/atau aturan perilaku lainnya?
d Apakah pegawai mengetahui kewajiban dan larangan serta sanksi pelanggaran kode
etik dan/atau aturan perilaku lainnya?
2 Kesadaran pimpinan unit kerja atas pengendalian dan gaya operasi yang dimiliki
oleh pimpinan unit kerja.
a Apakah pimpinan unit kerja memiliki sikap yang selalu mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan?
b Apakah pimpinan unit kerja mendorong penerapan pengendalian intern di unit
kerjanya?
c Apakah pimpinan unit kerja memiliki sikap yang positif dan responsif terhadap
pencapaian tujuan kegiatan/organisasi?
d Apakah pimpinan unit kerja memandang penting dan menindaklanjuti hasil
pengawasan aparat pengawas intern, pengaduan, keluhan, dan pertanyaan dari
pegawai dan masyarakat?
3 Komitmen terhadap kompetensi.
a. Apakah terdapat proses untuk memastikan bahwa pegawai yang terpilih untuk
menduduki suatu jabatan telah memiliki pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang
diperlukan?
b. Apakah unit kerja menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pegawai?
4 Struktur organisasi serta penetapan wewenang dan tanggung jawab.
a. Apakah pimpinan dan pegawai mengetahui dan melaksanakan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya?
b. Apakah wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat
tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan unit kerja?
c. Apakah pimpinan dan pegawai mengetahui dan bertanggung jawab atas pengendalian
intern yang menjadi tanggung jawabnya?
d. Apakah jumlah pejabat/pegawai dalam suatu unit kerja telah sesuai dengan analisis
24
beban kerja?
5 Kebijakan dan praktik yang berkaitan dengan SDM.
a. Apakah kebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia pada unit kerja telah
disosialisasikan dan diperbaharui secara terus menerus?
b. Apakah pimpinan unit kerja memberikan panduan, penilaian, dan pelatihan kepada
pegawai untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi
kesalahpahaman, serta mendorong berkurangnya tindakan pelanggaran?
c. Apakah sudah dilaksanakan pemilihan diklat yang mengacu pada pedoman
pelaksanaan diklat berbasis kompentensi?
d. Apakah sudah ada keterkaitan diklat yang dilaksanakan dengan pembinaan karir dan
kinerja pegawai?
e. Apakah pemberian sanksi telah dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
berlaku
B. PENILAIAN RISIKO.
1 Sasaran unit kerja telah disusun dan dikomunikasikan.
Apakah sasaran unit kerja telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawai?
2 Telah dilakukan penilaian risiko yang meliputi perkiraan signifikansi dari suatu
risiko, penilaian kemungkinan terjadinya, dan penanganannya.
a. Apakah unit kerja telah mengidentifikasi risiko dalam pencapaian tujuan?
b. Apakah unit kerja telah menganalisis dan mengevaluasi risiko dalam pencapaian
tujuan?
c. Apakah unit kerja telah melakukan penanganan risiko dalam pencapaian tujuan?
3 Adanya mekanisme untuk mengantisipasi, mengidentifikasi, dan bereaksi terhadap
perubahan yang dapat menghasilkan dampak besar dan menyebar pada unit kerja.
Apakah ada mekanisme untuk mengantisipasi, mengidentifikasi, dan bereaksi terhadap
perubahan yang dapat menghasilkan dampak besar dan menyebar pada unit kerja?
C. KEGIATAN PENGENDALIAN.
1 Identifikasi terhadap perbedaan antara kinerja yang dicapai dengan kinerja yang
direncanakan serta meng-komunikasikan perbedaan tersebut kepada tingkat
pimpinan yang tepat.
a. Apakah telah dilakukan perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja
yang dicapai setiap pegawai?
b. Apakah laporan pencapaian kinerja telah disampaikan tepat waktu kepada pimpinan ?
2 Evaluasi atas perbedaan capaian kinerja dan pelaksanaan tindakan perbaikan yang
tepat serta tepat waktu.
a Apakah unit kerja telah melaksanakan evaluasi atas pencapaian Indikator Kinerja
25
Utama?
b. Apakah ada tindak lanjut atas perbedaan capaian kinerja dengan kinerja yang
direncanakan?
3 Adanya pemisahan atau pembagian tugas kepada pihak yang berbeda untuk
mengurangi risiko kecurangan atau tindakan yang tidak layak.
Apakah pimpinan unit kerja telah memperhatikan pemisahan tugas (segregation of
duties) untuk me-ngurangi risiko terjadinya kecurangan atau tindakan yang tidak layak?
4 Pembatasan akses terhadap dokumen, catatan, asset, data, dan aplikasi.
Apakah unit kerja telah mengatur pembatasan akses atas aset dan aplikasi yang
dimiliki?
5 Adanya mekanisme otorisasi dan persetujuan terhadap transaksi dan kejadian
penting.
Apakah unit kerja telah memiliki mekanisme otorisasi dan persetujuan (approval) atas
transaksi dan kejadian penting?
6 Dokumentasi yang baik atas kegiatan.
Apakah pelaksanaan kegiatan telah didukung dengan dokumentasi yang cukup dan
tepat waktu?
D. INFORMASI DAN KOMUNIKASI.
1 Sistem menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja terkait baik informasi
yang berasal dari dalam dan luar unit kerja secara akurat.
Apakah informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan telah tersedia secara
tepat waktu, akurat, dan disampaikan kepada pihak yang tepat?
2 Informasi tersedia bagi orang yang tepat dalam rincian yang cukup dan tepat waktu.
Apakah informasi yang diperlukan bagi orang yang tepat dalam rincian yang cukup dan
tepat waktu?
3 Sistem informasi dikembangkan atau diperbaiki dengan berdasar pada rencana
strategis unit kerja.
Apakah unit kerja mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi
untuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasi informasi secara terus
menerus?
4 Unit kerja memastikan dan mengawasi keterlibatan pengguna dalam pengembangan,
perbaikan, dan pengujian program/sistem informasi.
a. Apakah seluruh pegawai telah menggunakan program/sistem informasi terkait dengan
tugasnya?
b. Apakah pegawai sebagai end user telah diminta masukan dalam pengembangan,
perbaikan, dan pengujian program/sistem informasi?
26
c. Apakah unit kerja menindaklanjuti saran dan masukan dari pegawai terkait
pengembangan, perbaikan, dan pengujian program/sistem informasi?
5 Telah disusun rencana pemulihan pusat data utama apabila terjadi bencana.
Apakah data yang penting dalam sistem informasi di-back up secara rutin?
6 Terdapat komunikasi yang efektif mengenai tugas dan tanggung jawab pengendalian
yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
Apakah terdapat saluran komunikasi baik ke atas maupun kepada seluruh bagian
organisasi mengenai: hal yang tidak diharapkan terjadi dalam pelaksanaan tugas
beserta penyebab dan usulan perbaikannya, informasi yang negatif, perilaku yang
tidak benar, atau penyimpangan?
7 Terdapat saluran komunikasi untuk melaporkan adanya dugaan
pelanggaran/ketidaktepatan dan informasi negatif.
a. Apakah terdapat perlindungan bagi pegawai yang menyampaikan informasi yang
negatif, perilaku yang tidak benar, atau penyimpangan?
b. Apakah ada alat komunikasi efektif yang menginformasikan hal-hal penting kepada
seluruh pegawai?
8 Adanya respon yang tepat waktu terhadap komunikasi yang diterima dari pengguna,
rekanan, dan pihak eksternal lainnya.
a. Apakah terdapat saluran komunikasi yang terbuka dan efektif dengan masyarakat,
rekanan, konsultan, dan aparat pengawasan intern pemerintah serta kelompok lainnya
yang bisa memberikan masukan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan unit
kerja?
b. Apakah ada strategi pelaksanaan dan jadwal kegiatan komunikasi dan informasi?
(workplan, jadwal detil setiap tahun)
E. PEMANTAUAN.
1 Terdapat mekanisme reviu atas pelaksanaan kegiatan pengendalian.
Apakah terdapat prosedur yang mewajibkan pimpinan unit kerja untuk mereviu
pelaksanaan pengendalian?
2 Telah diambil tindakan perbaikan terhadap kesalahan atau sebagai tanggapan atas
rekomendasi dan saran perbaikan bagi unit kerja
a. Apakah terdapat prosedur yang dapat mendeteksi adanya pengendalian yang
diabaikan?
b. Apakah terdapat prosedur yang meyakinkan bahwa tindakan perbaikan dilakukan tepat
waktu ketika ditemukan penyimpangan?
c. Apakah ada monitoring dan evaluasi tindak lanjut permasalahan atau kendala dalam
pelaksanaan koordinasi internal maupun eksternal?
27
3 Terdapat prosedur untuk mendeteksi adanya pengendalian intern yang diabaikan.
a. Apakah telah dilaksanakan reviu atas pelaksanaan pengendalian terutama
pengendalian yang gagal mencegah atau mendeteksi adanya masalah yang timbul?
b. Apakah setiap pengabaian tersebut telah mendapat persetujuan dari pimpinan unit
kerja?
28
Tidak Contoh Jenis
No Ref Pernyataan Ada
Ada Dokumen
A. LINGKUNGAN PENGENDALIAN
29
mendorong berkurangnya tindakan
pelanggaran?
B. PENILAIAN RISIKO
C. KEGIATAN PENGENDALIAN
30
aplikasi yang dimiliki?
E. PEMANTAUAN
31
Apakah telah dilaksanakan reviu atas LHPPU
pelaksanaan pengendalian terutama
22 E.3.a pengendalian yang gagal mencegah √
atau mendeteksi adanya masalah yang
timbul?
Apakah setiap pengabaian tersebut LHR, Nota Dinas, Surat
23 E.3.b telah mendapat persetujuan dari √
pimpinan unit kerja?
Adapun langkah-langkah pelaksanaan EPITE berdasarkan S-455/PJ. 11/2018
adalah sebagai berikut:
32
Dalam melaksanakan wawancara EPITE, UKI dan atasan pelaksana UKI
melaksanakan prosedur-prosedur sebagai berikut:
a) menentukan responden pegawai yang akan diwawancara;
b) membuat nota dinas pemberitahuan pelaksanaan wawancara dan menyampaikan
ke setiap responden yang berisi waktu dan tempat pelaksanaan wawancara;
c) melaksanakan wawancara dalam ruangan yang telah ditentukan dilengkapi
dengan daftar hadir sebagai bukti pelaksanaan wawancara;
d) atasan pelaksana UKI diharapkan mendampingi pelaksana UKI dalam
melaksanakan wawancara EPITE;
e) melakukan rekapitulasi hasil wawancara dari seluruh responden ke dalam kertas
kerja rekapitulasi hasil wawancara EPITE; dan
f) menarik kesimpulan
Survei
Survei EPITE dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis untuk
mendapatkan tanggapan dari pegawai/pejabat mengenai hal-hal terkait dengan lima
unsur pengendalian intern di suatu unit kerja.
Dalam melaksanakan survei EPITE, UKI dan atasan pelaksana UKI melaksanakan
prosedur-prosedur sebagai berikut:
a) survei dilaksanakan dengan menyebarkan lembar kuesioner survei ke seluruh
pegawai termasuk pimpinan unit kerja dengan terlebih dahulu menyampaikan nota
dinas pemberitahuan pelaksanaan survei;
b) hasil survei yang terkumpul paling sedikit 70% dari jumlah seluruh pegawai yang
disurvei tetapi diharapkan seluruh pegawai mengisi survei;
c) seluruh hasil survei dikumpulkan untuk direkapitulasi dengan menggunakan format
rekapitulasi hasil survei EPITE; dan
d) menarik kesimpulan.
Observasi
Observasi EPITE dilakukan dengan mengamati secara cermat pegawai, kondisi
lingkungan, dan pelaksanaan kegiatan di suatu unit kerja terkait dengan lima unsur
pengendalian intern.
c. Penyusunan hasil evaluasi
Penyusunan hasil evaluasi adalah mengumpulkan seluruh hasil review dokumen,
wawancara, survei, dan observasi.
33
a. DUPU-1: Pembuatan Rencana Pemeriksaan (Audit Plan) dan Rencana Program
Pemeriksaan (Audit Program) serta penelaahan dan persetujuan pada dokumen-
dokumen tersebut.
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Tanggal penerbitan Nota Dinas Penunjukan Supervisor
-Tanggal Persetujuan Rencana Pemeriksaan (Audit Plan)
-Tanggal Persetujuan Rencana Program Pemeriksaan (Audit Program)
-Tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau Surat
Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
-Apakah terdapat tanda tangan Kepala UP2 pada Rencana Pemeriksaan (Audit Plan)?
-Apakah tanggal persetujuan Rencana Pemeriksaan (Audit Plan) tidak melewati tanggal
penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan?
-Apakah terdapat tanda tangan Kepala UP2 pada Rencana Program Pemeriksaan (Audit
Program)?
-Apakah tanggal persetujuan Rencana Program Pemeriksaan (Audit Program) tidak
melewati tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau Surat
Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan?
b. DUPU-2: Pembubuhan tanggal dan paraf/tanda tangan penerima pada bukti
penyampaian/pengiriman Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/ Surat Panggilan
Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor atau dokumentasi pengiriman faksimili.
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Nomor, tanggal, dan tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan/ Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor
- Apakah terdapat paraf/tanda tangan Wajib Pajak/wakil/kuasa Wajib Pajak, petugas pos,
atau jasa pengiriman lainnya pada bukti penyampaian/pengiriman Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan/ Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor atau
terdapat bukti pengiriman faksimili atas penyampaian surat tersebut?
- Apakah penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan tidak melebihi
jangka waktu 15 hari kerja setelah tanggal SP2/ pengiriman Surat Panggilan Dalam
Rangka Pemeriksaan Kantor tidak melebihi jangka waktu 5 hari kerja setelah tanggal
SP2?
c. DUPU-3: Pembuatan Berita Acara Pertemuan dengan Wajib Pajak serta permintaan
tanda tangan Wajib Pajak/ wakil/kuasa Wajib Pajak.
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
-Tanggal Berita Acara Hasil Pertemuan dengan Wajib Pajak
- Apakah Berita Acara Hasil Pertemuan dengan Wajib Pajak telah dibuat?
34
- Apakah terdapat tanda tangan Pemeriksa Pajak pada Berita Acara Hasil Pertemuan
dengan Wajib Pajak?
- Apakah terdapat tanda tangan Wajib Pajak pada berita acara tersebut? (Pertanyaan ini
hanya dijawab/diisi dalam hal Wajib Pajak bersedia menandatangani Berita Acara Hasil
Pertemuan dengan Wajib Pajak)
- Apakah terdapat catatan Pemeriksa Pajak mengenai penolakan Wajib Pajak,
kuasa/wakil Wajib Pajak untuk menandatangani berita acara tersebut? (Pertanyaan ini
hanya dijawab/diisi dalam hal Wajib Pajak tidak bersedia menandatangani Berita Acara
Hasil Pertemuan dengan Wajib Pajak)
d. DUPU-4: Pembuatan dan penandatanganan bukti peminjaman buku, catatan, dan
dokumen, serta Berita Acara Pemenuhan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
dalam hal telah disampaikan Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan
Dokumen.
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Tanggal penyampaian Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
- Tanggal penerimaan buku, catatan, dan dokumen yang dipinjam dari Wajib Pajak
- Tanggal pembuatan Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan dan
Dokumen
- Apakah terdapat (telah dibuatkan oleh Pemeriksa Pajak) bukti peminjaman dan
pengembalian buku, catatan, dan dokumen atas penyerahan buku, catatan, dan
dokumen dari Wajib Pajak?
- Apakah terdapat tanggal dan tanda tangan Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak pada
bukti peminjaman dan pengembalian buku, catatan, dan dokumen?
- Apakah terdapat Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan, dan
Dokumen?
- Apakah terdapat tanggal dan tanda tangan Kepala UP2 dan Pemeriksa Pajak pada
Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman dan Pengembalian Buku, Catatan, dan
Dokumen?
e. DUPU-5: Pembuatan dan penandatanganan bukti peminjaman buku, catatan, dan
dokumen, serta Berita Acara Tidak Dipenuhinya Pemenuhan Buku, Catatan, dan
Dokumen dalam hal telah disampaikan Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan,
dan Dokumen.
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Tanggal penyampaian Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
- Tanggal penyampaian Surat Peringatan I
- Tanggal penyampaian Surat Peringatan II
35
- Tanggal penerimaan buku, catatan, dan dokumen yang dipinjam dari Wajib Pajak (bila
sebagian buku, catatan, dan dokumen dipinjamkan)
- Tanggal pembuatan Berita Acara Tidak Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan dan
Dokumen
- Apakah terdapat (telah dibuatkan oleh Pemeriksa Pajak) bukti peminjaman dan
pengembalian buku, catatan, dan dokumen atas penyerahan buku, catatan, dan
dokumen dari Wajib Pajak?
(Pertanyaan ini hanya dijawab/diisi dalam hal Wajib Pajak meminjamkan sebagian buku,
catatan, dan dokumen)
- Apakah terdapat tanggal dan tanda tangan Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak pada
bukti peminjaman dan pengembalian buku, catatan, dan dokumen (Pertanyaan ini hanya
dijawab/diisi dalam hal Wajib Pajak meminjamkan sebagian buku, catatan, dan dokumen)
- Apakah terdapat tanggal dan tanda tangan Kepala UP2 dan Pemeriksa Pajak pada
Berita Acara Tidak Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen?
- Apakah Berita Acara Tidak Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
sudah dibuat?
- Apakah Berita Acara Tidak Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
dibuat setelah terlampauinya jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Permintaan
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen disampaikan?
f. DUPU-6: Penelitian pada Daftar Temuan Pemeriksaan serta persetujuan pada SPHP
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
-Nomor dan tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
- Apakah SPHP dilampiri dengan Daftar Temuan Pemeriksaan?
- Apakah terdapat tanda tangan Tim Pemeriksa dan Kepala UP2 pada Daftar Temuan
Pemeriksaan?
- Apakah terdapat tanda tangan Kepala UP2 pada SPHP?
g. DUPU-7: Penelitian pada Surat Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan serta
dokumentasi bukti pengiriman faksimili atau pembubuhan paraf/tanda tangan Wajib
Pajak/wakil/kuasa Wajib Pajak pada bukti penyampaian surat tersebut
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Tanggal diterimanya tanggapan tertulis dari Wajib Pajak
- "Tanggal SPHP diterima oleh Wajib Pajak (sama dengan tanggal SPHP disampaikan
kepada Wajib Pajak baik secara langsung maupun melalui faksimili)"
- Tanggal penyampaian Surat Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
- Apakah terdapat tanda tangan Kepala UP2 atau Pemeriksa Pajak pada Surat
Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan?
36
- Apakah Surat Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan disampaikan kepada
Wajib Pajak dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya
tanggapan tertulis atas SPHP dari Wajib Pajak atau dalam hal Wajib Pajak tidak
menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP, disampaikan tidak melebihi jangka waktu
13 (tiga belas) hari kerja sejak SPHP diterima oleh Wajib Pajak?
- Apakah terdapat tanggal dan paraf/tanda tangan Wajib Pajak/wakil/kuasa Wajib Pajak
pada bukti penyampaian Surat Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau
terdapat bukti pengiriman faksimili atas penyampaian surat tersebut?
h. DUPU-8: Penelitian atas KKP, LHP, dan Nothit
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Tanggal penyampaian SPHP
- Apakah terdapat paraf Supervisor pada Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)?
- Apakah terdapat tanda tangan Supervisor dan Kepala UP2 pada Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP)?
- Apakah jenis ketetapan dan jumlah nominal yang tercantum dalam LHP sama dengan
hasil pemeriksaan di KKP Induk?
- Apakah terdapat paraf Supervisor dan Kepala UP2 pada Nota Penghitungan (Nothit)?
-Apakah jenis ketetapan dan jumlah nominal dalam Nothit sama dengan jenis ketetapan
dan jumlah nominal dalam LHP?
- Apakah tanggal LHP tidak melewati 2 (dua) bulan sejak tanggal SPHP disampaikan
kepada Wajib Pajak?
Kemudian dari DUPU-DUPU tersebut dibuatkan daftar rekapitulasi hasil pengujian
sampel.
37
Isi pemantauan pengendaliannya adalah sebagai berikut:
-Tanggal Surat Teguran Penagihan disampaikan
-Tanggal Surat Paksa dapat disampaikan
-Nomor dan tanggal Surat Paksa
- Apakah terdapat paraf Kepala Seksi Penagihan pada Surat Paksa?
- Apakah terdapat tanda tangan Kepala Kantor Pelayanan Pajak pada Surat Paksa?
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dua lines of defense telah dilaksanakan di KPP Madya Jakarta Timur, yaitu first line
oleh pemilik aktivitas/risiko, dan second line oleh Unit Kepatuhan Intenal. Pengendalian
yang telah dilaksanakan di KPP Madya Jakarta Timur adalah Pemantauan Kode Etik dan
Disiplin Pegawai dengan cara Inspeksi Mendadak dan Pemantauan Bentuk Lain. Kemudian
juga telah dilakukan verifikasi terhadap data-data yang perlu dilakukan verifikasi dan
Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan (PEIKR) berupa EPITE
(Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas), Pemantauan Efektivitas Implementasi –
Pemeriksaan, dan Pemantauan Efektivitas Implementasi – Penagihan.
B. Saran
Pengendalian yang dilakukan sudah cukup baik, namun diperlukan kreativitas dari
Unit Kepatuhan Internal dalam pemantauan. Pemantauan tetap mengikuti aturan, namun
ditambah dengan beberapa inisiatif sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan lebih
optimal. Karena aturan yang berlaku ditetapkan untuk satu instansi DJP secara keseluruhan,
namun karakteristik tiap kantor berbeda-beda. Untuk itu diharapkan agar Tim UKI di tiap unit
kerja yang lebih memahami lingkungan untuk memberikan paket-paket pengendalian yang
lebih tepat dengan tidak mengabaikan aturan yang ditetapkan.
39
Lampiran I. Laporan Inspeksi Mendadak
40
Lampiran II. Laporan Pemantauan Bentuk Lain
41
Lampiran III. Laporan Triwulanan Tindak Lanjut Data Perlu Verifikasi
42
Lampiran IV.Kertas Kerja EPITE
KERTAS KERJA
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN TINGKAT ENTITAS
Hasil Evaluasi
Reviu
Faktor-faktor yang Dievaluasi (Tingkat Entitas) Wawancara Survei Observasi Skor Kesimpulan
Dokumen
A LINGKUNGAN PENGENDALIAN
43
3 Komitmen terhadap kompetensi.
44
B. PENILAIAN RISIKO.
1 Sasaran unit kerja telah disusun dan
dikomunikasikan.
Apakah sasaran unit kerja telah
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai? - - V 1 Ya
45
C. KEGIATAN PENGENDALIAN.
1 Identifikasi terhadap perbedaan antara
kinerja yang dicapai dengan kinerja yang
direncanakan serta meng-komunikasikan
perbedaan tersebut kepada tingkat
pimpinan yang tepat.
46
D. INFORMASI DAN KOMUNIKASI.
1 Sistem menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh unit kerja terkait baik
informasi yang berasal dari dalam dan luar
unit kerja secara akurat.
47
8 Adanya respon yang tepat waktu terhadap
komunikasi yang diterima dari pengguna,
rekanan, dan pihak eksternal lainnya.
a. Apakah terdapat saluran komunikasi yang
terbuka dan efektif dengan masyarakat,
rekanan, konsultan, dan aparat pengawasan
intern pemerintah serta kelompok lainnya - - V 1 Ya
yang bisa memberikan masukan yang
signifikan terhadap kualitas pelayanan unit
kerja?
b. Apakah ada strategi pelaksanaan dan
jadwal kegiatan komunikasi dan informasi? V 1 Ya
(workplan, jadwal detil setiap tahun)
E. PEMANTAUAN.
1 Terdapat mekanisme reviu atas
pelaksanaan kegiatan pengendalian.
Total Skor 47
Persentase 94,00%
48
Lampiran IV.Kertas Kerja Pemantauan Efektivitas Implementasi (PEI)
KERTAS KERJA
KESIMPULAN PEMANTAUAN EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI
UNIT KERJA : KPP MADYA JAKARTA TIMUR
TANGGAL : 05 Desember 2016
Nama Kegiatan : Penyelesaian Pemeriksaan Pajak untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Pembuatan Rencana Pemeriksaan (Audit Plan) dan Rencana
1 Program Pemeriksaan (Audit Program) serta penelaahan dan V V V - V Efektif
persetujuan pada dokumen-dokumen tersebut.
49
Nama Kegiatan : Penyuluhan Perpajakan bagi Wajib Pajak Baru
Penelitan atas pembuatan dokumen pendukung pelaksanaan
1 - - - - -
penyuluhan on desk
Pengawasan atas kegiatan Penyuluhan WP baru baik melalui Triple
2 - - - - -
One maupun Kelas Pajak
Nama Kegiatan : Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pendaftaran dan Pemberian NPWP melalui Aplikasi e-Regristration
Pembuatan rekapitulasi harian, daftar checklist kelengkapan dokumen
1 - - - - -
dan dokumentasi pengiriman surat pemberitahuan
Pendokumentasian bukti surat pemberitahuan bahwa WP telah
2 - - - - -
terdaftar dan bukti penerbitan BPS
Penelitian, penelaahan, dan persetujuan atas dokumen SKT dan
3 - - - - -
NPWP oleh Kepala Seksi Pelayanan
Pembuatan dokumentasi bukti penyampaian SKT, NPWP, dan starter
4 - - - - -
kit
Nama Kegiatan : Penagihan aktif (Penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa)
Penelitian oleh Kepala Seksi Penagihan dan persetujuan Kepala
1 V V V - V Efektif
Kantor terhadap Surat Teguran Penagihan
50