Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INFORMASI KEUANGAN PEMERINTAH

KABUPATEN MUNA

Dosen Pengampu : Dr. Asep Hendra, SE, MM

OLEH :

RHEGHY PRAMUDYA DAMU

28.1254 ( D-10 )

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAERAH

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan nikmat
hidup dan hidayahnya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul sistem keuangan daerah pemerintah Kabupaten
Muna. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Bapak Asep Hendra SE, MM yang bertujuan untuk menambah
wawasan bagi pembaca dan penulis kedepannya.

Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu


meningkatkan minat baca dan belajar praja. Selain itu, penyusun juga berharap
semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan
meningkatkan mutu individu kita.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
sangat minim, sehingga saran dari dosen pembimbing serta kritikan dari semua
pihak masih saya harapkan demi perbaikan makalah ini. Penyusun ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.

Jatinangor , Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah….…………………..…………..……………..5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Informasi Keuangan.........................................6
2.2. Sub Sistem Model Sistem Informasi Keuangan............................8
2.3. Sistem Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Muna................17
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan berkembang teknologi informasi di era modern ini,
mengakibatkan segala seuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi
diusahakan secara maksimal atu secara besar-besaran, dimana sistem kerja
secara manual perlahan-lahan mulai tergeser dengan adanya teknologi
yang semakin canggih. Usaha manusia untuk memunculkan terobosan
baru di bidang teknologi tentunya sangat mendukung proses kerja yang
pada awalnya memerlukaan waktu yang relatif lama menjadi dapat
terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat dengan hasil yang
memuaskan, walaupun dengan teknologi yang modern pengeluaran atau
biaya operasional yang diperlukan akan semakin banyak.
Kementerian/Lembaga wajib untuk menyampaikan Laporan Keuangan
dan Barang Milik Negara melalui sistem aplikasi yang telah
dikembangkan secara terpisah oleh Departemen Keuangan. Peningkatan
kualitas sistem pelaporan keuangan Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, yang akurat, akuntabel dan tepat waktu. Dengan
adanya sistem yang mempergunakan teknologi informasi, pekerjaan
penyusunan laporan keuangan akan lebih mudah dan rapi. Pemanfaatan
Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaporan keuangan. Dengan
adanya kerja sama antara petugas SIM Keuangan dan pengelola/teknisi,
maka pemandaatan teknologi informasi ini menjadi maksimal. Maka
dikembangkalah Aplikasi SIM Keuangan yang telah mengalami proses
pengembangan dengan kendala yang harus diselesaikan dengan baik.

4
Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
menyatakan bahwa transparansi dan akuntabilitas merupakan dua dari
beberapa asas yang harus dipenuhi oleh pemerintah termasuk pemerintah
daerah. Transparansi dan akuntabilitas tidak hanya menjadi kewajiban
pemerintah pusat tetapi juga pemerintah daerah sesuai dengan amanat
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 mengenai pemerintah
daerah(pemda). Dalam mengelola keua- ngan daerah, kepala daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya dengan berpedoman
pada peraturan perundangan-undangan. Selan- jutnya, dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Muna Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Muna, pasal 5 ayat (3)
menyatakan bahwa Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada sekretaris
daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah, kepala satuan
kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) dan kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang Daerah. Selan- jutnya, pasal 8 menjelaskan bahwa
PPKD selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) menunjuk peja- bat di
lingkungan Satuan Kerja Pengelola Keua- ngan Daerah selaku Kuasa
BUD yang bertanggungjawab kepada PPKD dan ditetapkan berdasarkan
keputusan Bupati.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi keuangan?
2. Sub Sistem Model Sistem Informasi Keuangan?
3. Bagaimana Sistem Informasi Keuangan Daerah Muna?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari SIM yang
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah keuangan perusahaan.
Secara umum sistem informasi keuangan memiliki sistem pemasukan yang
terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal audit
subsystem yang menyediakan data dan informasi internal. Untuk
perusahaan besar biasanya memiliki staf internal auditors yang
bertanggungjawab terhadap perawatan integritas sistem keuangan
perusahaan. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut EDP auditors.
Sebagaimana subsistem lainnya, sistem ini juga dilengkapi financial
intelligence subsystem, yang mengumpulkan informasi dari lingkungan.
Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang selanjutnya disebut
SIMKeu adalah serangkaian manual maupun aplikasinya yang
mengintegrasikan semua proses pengelolaan keuangan satker mulai dari
perencanaan anggaran (RKA-KL), Penyusunan Anggaran (DIPA),
Penerbitan SPM, dan Penyusunan Laporan Keuangan (SAI).

Sistem informasi keuangan mempunyai 3 tugas pokok : (1)


mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan datang, (2) membantu
perolehan dana tersebut, dan (3) mengontrol penggunaannya.

Jenis-jenis Audit Internal dibagi berdasarkan posisi audit dalam


perusahaan yang ada, sebagai berikut:

1) Audit Keuangan

Menguji akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan


melakukan verifikasi terhadap keakurangan record perusahaan dan

6
merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal.
Auditor internal juga melakukan audit keuangan khusus terpisah dari
apa yang dilakukan oleh auditor eksternal, atau dapat bekerja sama
dengan eksternal.

2) Audit Operasional

Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional


tidak dilakukan untuk memverifikasi keakuratan record, namun untuk
memvalidasi (mensahkan) efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari
hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan mungkin
melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan
oleh analis sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.

3) Audit Kesesuaian

Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan.


Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit operasional. Audit
kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di perusahaan akan
terus berjalan dengan baik.

Audit persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit


operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai
contoh, auditor internal bisa secara random menentukan pekerja dan
secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya
rnenggunakan pengiriman. Hal ini memastikan bahwa nama pada
sistem penggajian menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan
bukannya hanya entri fiktif yang dibuat oleh supervisor yang
bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari
pembayaran tersebut.

7
4) Rancangan Sistem Pengendalian Internal

Rancangan sistem pengendalian internal merupakan rencana


untuk pelaksanaan audit-audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal
berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dalam auditing
operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang
telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai
suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan
masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah
akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada
waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi
kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang lebih penting lagi
adalah adanya kenyataan bahwa auditor internal dapat
menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem
tersebut.

2.2 Sub Sistem Model SIM Keuangan

Ada tiga subsistem input yaitu: subsistem informasi akuntansi,


subsistem audit internal dan subsistem intelegen keuangan.
1. Subsistem Pemrosesan Data
Subsistem pemrosesan data mengumpulkan data internal dan
lingkungan. Kita mengetahui bagaimana terminal pengumpulan data
dibidang manufaktur mengumpulkan data internal. Data lain diperoleh
dari dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam database dengan
menggunakan terminal dalam jaringan yang ditempatkan diseluruh
perusahaan. Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data
lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan lain.
Kita telah mengetahui bagaimana sistem entri pemesanan dan account
receivable mengumpulkan data dan bagaimana sistem
8
pembelian, penerimaan dan account payable mengumpulkan
data pemasok.

Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah


yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan, sebagai
contoh menggunakan data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang
digunakan sebagai dasar untuk menyusun atau merevisi standar
penampilan. Data lengkungan memberikan dasar untuk pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pelanggan dan pemasok perusahaan.
Sebagai contoh, dalam menggunakan model matematis untuk
mensimulasi pengaruh dari keputusan mengenai inventarisasi, manajer
akan memasukkan skenario yang sebagian didasarkan pada
data accounting historis yang menjelaskan pesanan pelanggan dan lead
time pemasok.

Sistem Informasi Akuntasi (SIA) merupakan bagian dari Sistem


Informasi Manajemen. Sistem Informasi Manajemen (SIM) digunakan
oleh pihak manajemen dalam menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga
Sistem Informasi Akuntasi dalam hal ini juga sebagai sumber informasi
yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang terangkum dalam
Sistem Informasi Manajemen.

Setelah mengetahui sejumlah dasar pemrosesan data, disini kami


akan melanjutkan pembahasan dan meninjau lebih dalam secara singkat
mengenai dasar-dasar pemrosesan data.

a. Sinonim dengan Accounting.

Dalam pandangan kami, sistem pemrosesan data adalah sama


dengan sistem accounting.

9
b. Tujuan Pemrosesan Data.

Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan


memelihara record perusahaan yang up-to-date.

c. Aplikasi yang Dibutuhkan.

Perusahaan tidak memutuskan apakah mengimplementasikan


sistem pemrosesan data atau tidak, sistem tersebut dikehendaki oleh
elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang saham,
masyarakat keuangan, dan pemerintah.

d. Tugas Pokok.

Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok


yaitu pemgumpulan data, pengubahan data penyimpanan data
dan pembuatan dokumen.

e. Sifat Pemrosesan Data.

Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara


relatif mengikuti prosedur standart, memberikan data yanglengkap,
utamanya mempunyai fokus histori dan memberikan
informasi pemecahan masalah minimal.

f. Subsistem Pemrosesan Data.

Subsistem dari sistem distribusi, menampilkan contoh yang


tepat mengenai bagaimana subsistem utama dipadukan melalui arus
data. Subsistem penggajian melengkapi delapan subsistem dari
sistem distribusi untuk membentuk inti pemrosesan data bagi
berbagai jenis organisasi.

10
2. Subsistem Audit Internal

Pengertian auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan


akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja
dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan
dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan. Subsistem
audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem
teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi
khusus mengenai operasi perusahaan. Auditor intemal harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman
komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang
dimilikinya.

Mungkin kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor


internal tidak selalu harus dari lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi,
namun mereka yang bekeja di auditing bisa dari berbagai macam disiplin
ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya kenyataan bahwa sistem bisnis
bersifat sangat kompleks, menyebabkan auditor internal harus setidaknya
menjalani training sekitar empat tahun. Semuanya ini dimaksudkan agar
auditor intemal, seperti halnya spesialis informasi, dapat memberikan
kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem berdasarkan disiplin
ilmunya dan berdasarkan pengalamannya.

Mungkin tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengaruhi oleh sikap


manajemen puncak. Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing
pengawas yang misi utamanya mendeteksi kelemahan yang terhadap
sistem yang telah diinstal, maka kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya,
bila manajemen melihatnya secara positif yaitu bahwa ia dapat
memberikan masukan atau pengaruh kepada seluruh siklus hidup CBIS,
maka tingkat kontribusinya akan tinggi.

11
Auditor internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya
terbatas melakukan aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran
diantara internal, bahwa mereka seharusnya lebih rnernberikan perhatian
pada lingkungan. Dengan lebih banyak melihat lingkungan perusahaan,
auditor akan perspektif yang lebih luas untuk rnernperhatikan sistem
perusahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas
konsultasinya.

Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal
telah memiliki perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk
mencapai pola yang telah kita terapkan, yaitu sejauh mana CBIS
seharusnya berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke dalam
subsistem auditing internal.

Auditor dibagi 2 jenis menjadi:

a) Auditor Ekternal: Auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik.


Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
b) Auditor Internal: Auditor yang dimiliki sendiri oleh perusahaan.
Biasanya pada perusahaan besar memiliki auditor internal sendiri.
3. Subsistem Intelegen Keuangan

Subsistem Intelijen Keuangan, yaitu mengumpulkan data dari


masyarakat keuangan yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan
sebagainya. Komponen ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan
memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analisis
keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi perusahaan.
Berperan untuk digunakan mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik
modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal
dari beberapa pihak antara lain:

a) Informasi pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan.


12
b) Informasi Masyarakat Keuangan.
c) Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah)

Sistem Informasi Keuangan (SIK) mencakup tiga subsistem output


yaitu: subsistem peramalan, subsistem manajemen dana, dan subsistem
pengontrolan.

1. Subsistem Peramalan

Subsistem Peramalan memproyeksikan aktivitas perusahaan


untuk jangka waktu sepuluh tahun atau pun lebih. Aktivitas tahun yang
akan datangterutama dipengaruhi oleh permintaan pasar dan hambatan
internal sepertikapasitas produksi, dan keuangan yang ada. Bila
jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan
meningkat. Perubahan kebutuhan harus diantisipasi, seperti halnya
mengantisipasi iklim ekonomi.

Model peramalan telah dikembangkan, yaitu meliputi data internal


dan lingkungan. Data ini akan memberikan dasar bagi perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang. Model ini berfungsi sebagai alat DSS untuk
memecahkan masalah yang menjadi kurang terstruktur karena adanya
perpanjangan jangka waktu perencanaan.

2. Subsistem Manajemen Dana

Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan


arusuang dalam perusahaan. Subsistem manajemen dana adalah bagian
dari sistem informasi keuangan yang mempunyai pengaruh yang sangat
kuat pada arus tersebut.

Model Cash Flow adalah contoh yang tepat mengenai cara


penggunaan komputer untuk mengelola arus uang, karena ia mencakup
seluruh struktur yaitu dari penerimaan cash sampai pembayaran atau
13
pengeluaran cash. Banyak keputusan subsider atau tambahan yang harus
dibuat dalam struktur ini, dan subsistem manajemen dana dapat
memberikan dukungan.

Perusahaan tidak secara penuh dipengaruhi oleh lingkungannya.


Berkaitan dengan sumber uang, perusahaan dapat mepengaruhi arus
yang mengalir ke dan dari lingkungan. Program yang ada di dalam
subsistem manajemen dan amemungkinkan manajer keuangan untuk
membuat keputusan yang dapat mempengaruhi arus tersebut sesuai yang
dikehendaki. Kita telah melihat bagaimana expert system dapat digunakan
untuk mengatur arus masuk dengan cara menerapkan kebijaksanaan kredit
perusahaan. Pengaruh yang kuat atas arus keluar ditahan oleh subsistem
pengontrolan.

3. Subsistem Pengendalian

Subsistem ini terutama terdiri dari atas program yang


menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemroses data, guna
untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut
digunakan. Laporan itu biasanya membandingkan penampilan keuangan
yang sebenarnya dengan anggaran. Subsistem Pengendalian
memungkinkan manajer untuk mengontrol penggunaan anggaran.

1) Proses Penganggaran

Proses penyusunan anggaran terdiri atas sejumlah keputusan


semiterstruktur. Selain sangat dibutuhkan dukungan data dalam bentuk
record accounting historis, juga diperlukan berbagi pertimbangan. Ada
tiga pendekatan atau cara umum yang dapat dilakukan perusahaan
dalam menyusun anggarannya yaitu top-down, bottom-up, dan
partisipatif.

14
a. Pendekatan Top-Down

Bila dilakukan top-down, eksekutif perusahaan menentukan


jumlah anggaran yang kemudian penentuannya dibebankan kepada
tingkat dibawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan ini
adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang paling baik
mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan dapat
mengalokasikan dana yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Pendekatan Bottom-Up

Bila dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan


anggaran dimulai dari tingkat organisasional paling bawah dan
naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada pada
tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan tindakan dan
paling dapat menentukan kebutuhan sumbernya.

c. Pendekatan Partisipatif

Karena adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan


bottom-up tersebut, maka yang paling umum yang dilakukan
adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu, orang akan
menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah
dana tersebut. Ini adalah pendekatan give and take, yakni bahwa
manajer pada berbagai tingkat melakukan negosiasi untuk
menyusun anggaran agar semuanya mendapat kepuasan. Manajer
tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan
memberikan pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan
memberikan pandangan mengenai kebutuhan jangka pendek bagi
manajer tingkat bawah.

15
2) Laporan Anggaran

Anggaran operasi untuk sebuah unit, seperti departemen atau


devisi, terdiri atas jumlah untuk tiap item pengeluaran pokok (gaji,
telepon, sewa, pemasok dan sebagainya). Item pengeluaran ini
biasanya dialokasikan perbulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai
dengan tingkat fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai
tanggung jawab anggaran ini menerima laporan bulanan, yang
menunjukkan pengeluaran sebenarnya dari tiap unitdibandingkan
dengan anggaran.

Laporan ini biasanya mempunyai dampak yang besar pada


manajer. Dalam beberapa perusahaan, rencana kompensasi manajemen
sebagian didasarkan pada penampilan anggaran. Mungkin perusahaan
akan memberikan bonus jika penampilannya tidak melenceng dari
anggaran. Tujuannya adalah untuk memenuhi jumlah keseluruhan
yang dianggaran selam setahun.

3) Rasio Penampilan

Selain untuk menyusun anggaran, subsistem pengontrolan juga


menghasilkan sejumlah rasio penampilan, yang memungkinkan
manajer pada semua tingkatan untuk membandingkan penampilan
mereka dengan standar industri perusahaan tersebut, serta mungkin
dengan bisnis secara keseluruhan. Rasio ini dihitung dengan
menggunakan total rekapitulasi dari transaksi akuntansi. Hanya ada
beberapa rasio. Diantaranya, yang paling terkenal adalah current
ratio yang mengukur tingkat hutang jangka pendek dengan aset
yangdapat diubah menjadi cash dengan mudah, yang dapat dicakup
oleh unit perusahaan atau organisasional.

16
2.3 Sistem Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Muna
Keberadaan website pemerintah Kabupaten Muna yakni
http://www.munakab.go.id/ merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di Kabupaten
Muna. Melalui website tersebut masyarakat dapat mengakses berbagai
aktivitas pemerintah dan perkembangan kegiatan pelaksanaan APBD (e-
monev), layanan sistem pengadaan barang yang dilakukan secara elek-
tronik (e-procurement) melalui link LPSE serta data-data penting lainnya
yang sangat dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan (public-stake-
holders) yakni: pejabat birokrasi, wakil rakyat/ DPRD, pengusaha, LSM,
akademisi, wartawan dan masyarakat lainnya. Walaupun begitu masih
banyak data-data penting yang belum bisa diakses (belum tersedia) dalam
sub menu “Transparansi Info” pada menu “Pemerintahan” yakni data-data
yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Muna seperti
laporan neraca dan realisasi anggaran, DPA SKPD, laporan APBD,
laporan rencana umum pengadaan, dan laporan penerimaan ZIS, serta link
LPSE (e- procurement) yang masih belum bisa diakses sampai saat ini.
Terkait dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah di Kabupaten Muna tahun anggaran 2014, BPK RI (Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia) menemukan 15 kasus masing-
masing 6 (enam) kasus ketidakpatuhan dan kecurangan dalam peng- ujian
kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan dan 9 (Sembilan)
kasus kelemahan dalam sistem pengendalian intern pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Muna. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK RI
atas LKPD periode Tahun Anggaran 2014, pemerintah daerah Kabupaten
Muna masih mendapatkan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
yang disebabkan oleh permasalahan aset yang belum diselesaikan
secara menyeluruh dan tata kelola laporan keuangan yang kurang baik.

17
Bahkan menurut BPK RI, pemerintah daerah Kabupaten Muna memiliki
tingkat pelanggaran atau nilai temuan diatas angka Planing Materiality.

Laporan hasil pemeriksaan BPK RI tersebut menunjukkan bahwa


kondisi Kabupaten Muna belum berhasil melaksanakan salah satu misi
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muna
periode 2013-2018 yang menyatakan yakni “meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik”. Terkait dengan misi tersebut, pemerintah
menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun,
yaitu “Mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang efektif dan
efisien”, yang sasarannya adalah meningkatnya profesionalisme dan
kesejahteraan aparatur, penataan kelembagaan perangkat daerah,
meningkatnya penguatan kapasitas pemerintahan desa, meningkatnya
akuntabilitas kinerja peme- rintah daerah, meningkatnya akuntabilitas
kinerja pengelolaan keuangan daerah, ketersediaan doku- men perencanaan
di semua SKPD, meningkatnya kemitraan eksekutif dan legislatif, serta
mencegah praktek KKN.

Menurut Grosso dan Gregg (2011) untuk mencapai kepuasan


masyarakat, maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah
adalah menerbitkan laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi. Apabila pemerintah tidak
akuntabel dan transparan, maka akan menimbulkan dampak negatif kepada
masyarakat, seperti kurangnya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah. Salah satu prasyarat untuk dapat meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara (pusat dan daerah) adalah
dengan melakukan reformasi dalam penyajian laporan keuangan.
Pemerintah harus mampu menyediakan semua informasi keuangan
relevan secara jujur dan terbuka kepada publik, karena kegiatan peme-
rintah adalah dalam rangka melaksanakan amanat rakyat Laporan
18
keuangan sektor publik merupakan representasi terstruktur posisi
keuangan akibat transaksi yang dilakukan. Sebagai organisasi yang
mengelola dana masyarakat, Pemerintah Kabupaten Muna harus mampu
memberikan pertanggungjawaban publik melalui laporan keuangannya.
Penyajian informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan
transparansi dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas.

Penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh positif dan


signifikan terhadap transparansi penge- lolaan keuangan daerah. Semakin
berkualitas Penyajian laporan keuangan daerah maka transparansi
pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna semakin
meningkat. Penyajian laporan keuangan yang berkualitas ada- lah
penyajian laporan keuangan yang jujur, relevan, dapat dibandingkan dan
dapat dipahami. Semakin baik penyajian lapo- ran keuangan pemerintah
daerah maka akan berimplikasi terhadap peningkatan terwujudnya
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Aksesibilitas laporan
keuangan merupakan kemudahan bagi seseorang untuk memperoleh
informasi mengenai laporan keuangan. Akuntabilitas yang efektif
tergantung kepada akses publik terhadap laporan keuangan yang dapat
dibaca dan dipahami. laporan keuangan daerah yang terbuka, tersedia dan
accesable akan meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
Pemda Kabupaten Muna dapat memanfaatkan website pemerintah daerah
untuk memublikasikan laporan keuangan daerah sebagai wujud
transparansi pengelolaan keuangan daerah.

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan situasi kondisi yang memaksa kita harus bisa
memanfaatkan teknologi dengan baik ini di era globalisasi yang tak
terbendung oleh karena itu kita harus bisa membuat sebuah inovasi di
era globalisasi ini. Di pemerintah Kabupaten Muna sendiri telah
dilaksanakan penggunaan sistem informasi yang mana bertujuan untuk
mempermudah birokrat pemerintah melakukan tugasnya.Dengan adanya
sistem informasi ini yang ada diterapkan dalam lingkungan pemerintahan
kabupaten muna membuat orang-orang di bagian keuangan menjadi lebih
mudah merancang aktivitas-aktivas instansi. Seperti contohnya ialah
pemisahan keterangan jumlah barang dan uang dari catatan-catatan
masing-masing instansi pemerintahan. Hal ini sangat berguna bagi instansi
yang menggunakan sistem informasi keuangan ini sehingga
mempermudah pekerjaan. Pada pemerintah Muna sendiri penggunaan
sistem informasi keuangan ini berjalan cukup lancer adanya sehingga
proses kerja instansi yang menggunakan sistem informasi keuangan ini
berjalan lancar.

Terdapat 3 subsistem output yaitu: Sistem Peramalan, merupakan


salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Ada tiga fakta dasar
dalam pemikiran peramalan : (1) Semua peramalan merupakan proyeksi
dari masa lalu (2) Semua peramalan terdiri dari keputusan semistruktur (3)
Tidak ada teknik peramalanyang sempurna.

Laporan keuangan daerah yang terbuka, tersedia dan accesable


akan meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Pemda

20
Kabupaten Muna dapat memanfaatkan website pemerintah daerah untuk
memublikasikan laporan keuangan daerah sebagai wujud transpa- ransi
pengelolaan keuangan daerah.

Aksesibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh positif dan


signifikan terhadap akuntabilitas penge- lolaan keuangan daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa laporan keuangan yang terbuka, tersedia dan
mudah diperoleh oleh masyarakat akan meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah daerah Kabupaten Muna telah
berusaha memberikan kemudahan dan menyediakan data-data yang
berhubungan dengan pelaksanaan program dan sebagian aktivitas
keuangan pemerintah melalui website pemda.

21
DAFTAR PUSTAKA

Astini Yuli. (2017). Kualitas Aparatur, Sistem Inforemasi, Sistem Pengendalian


Intren dan Efektivitas Manajemen Aset Tetap. Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Bisnis. Vol 16 No 2.

Lilik Handayani. (2017). Determinan Transparansi dan Akuntabilitas


PengelolaanKeuangan Daerah dan Implikasinya Terhadap Kepercayaan
Publik Stakeholders. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol 18 No. 1, Hlm;
28-47.

Rahayu, S. R. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan


Berbasis Web Di Sekolah Menengah Kejuruan Islam Atturmudziyyah
Garut. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut, 538-545.

Soenarto. (2020). PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN


PADA CV. BERIN ABADI SURABAYA (BAS) . Jurnal Akuntansi, 26-
30.

http://www.munakab.go.id/

22

Anda mungkin juga menyukai