Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MODUL PEMBAYARAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

KELOMPOK 8 KELAS 5/05 :

NO. NAMA MAHASISWA NPM


1. MUHAMMAD RIZKI 1302170132
2. NANDA SINTA MALINDA 1302170110
3. NURMALISA ZEIN 1302170354
4. PRADIEN IRWIEN SATRIA 1302170799

PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Selain itu tanpa pertolongan
rekan-rekan kelompok tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi
Muhammad SAW atas segala syafa’atnya.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat yang
diberikan-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis menerima kritik
serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini demi kesempurnaan makalah
ini. Selanjutnya kami minta maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Terimakasih.

Tangerang Selatan, 9 November 2019

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................... iii


BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Ruang Lingkup............................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................... 3
A. Dasar Hukum .............................................................................................................................. 3
B. Kerangka Teori ........................................................................................................................... 3
C. Best Practice................................................................................................................................ 4
BAB III ...................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 5
A. Proses Bisnis Modul Pembayaran ............................................................................................... 5
B. Pemrosesan Transaksi ................................................................................................................. 9
C. Gambaran Sistem Aplikasi.......................................................................................................... 9
D. Integrasi Manajemen Pembayaran dengan Modul Yang Lain .................................................. 22
E. Risiko dan Pengendalian ........................................................................................................... 24
BAB IV.................................................................................................................................................... 25
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 25
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 25

ii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 DFD KONTEKS .......................................................................................................... 5

GAMBAR 2 DFD LEVEL 0 ............................................................................................................ 5

GAMBAR 3 DFD LEVEL 1 PENERBITAN SPP ................................................................................ 6

GAMBAR 4 DFD LEVEL 1 PENERBITAN DAN PENGAJUAN SPM .................................................... 7

GAMBAR 5 DFD LEVEL 1 MEKANISME PEMBAYARAN.................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat akan pengelolaan anggaran negra yang trasparan, akuntable,
terintegrasi dan berbasis kinerja menjadi pendorong bagi pemerintah untuk melaksanakan
reformasi di bidang pengelolaan keuangan negara. Selain itu, hal tersebut juga merupakan
kebutuhan pemerintah untuk mengimbangi pertumbuhan teknologi informasi yang pesat.

Sebagai pioner bagi kementerian lainnya, Kementerian Keuangan sudah memulai


reformasi pengelolaan keuangan negara sejak 2004. Perubahan tersebut mencakup aspek
penataan organisasi, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan manajemen sumber daya
manusia. Hal ini yang melatarbelakangi munculnya SPAN (Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara).

Integrasi perbendaharaan dan dan sistem penganggaran negara ke dalam satu kesatuan
sistem merupakan ide dasar SPAN. Sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi, SPAN
ditujukan untuk mendukung pencapaian prinsip-prinsip pengelolaan anggaran. Proses yang
terkait adalah penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen supplier,
manajemen kontrak, menajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen
kas serta proses akuntansi dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN.

Guna mendukung implementasi SPAN, dibangunlah aplikasi SAKTI (Sistem Aplikasi


Keuangan Tingkat Instansi). SAKTI adalah gabungan dari beberapa aplikasi yang telah
digunakan pada tingkat satker saat ini. Selain menggabungkan aplikasi yang dulunya
terpisah-pisah, SAKTI juga mengadopsi proses bisnis yang baru sesuai dengan proses bisnis
yang dianut SPAN.

SAKTI terdiri dari beberapa modul, salah satunya modul pembayaran. Modul
pembayaran digunakan oleh satker untuk memproses Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
dan Surat Perintah Membayar (SPM) untuk diajukan ke KPPN serta penyelesaian terhadap
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari KPPN.

1
B. Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahas permasalahan yang berkaitan langsung dengan modul
penganggaran pada SPAN diantaranya: Proses bisnis, Gambaran sistem, Keterkaitan dengan
modul sistem lain, pengendalian sistem, dan lain-lain.

C. Tujuan Penulisan
a. Membahas mengenai proses bisnis dan siklus di dalam modul pembayaran yang
mendukung pelaksanaan anggaran yang taat perundang-undangan, bertanggung
jawab, dan transparan.
b. Membahas pelaksanaan proses bisnis modul pembayaran yang komprehensif,
sederhana, bermanfaat dan informatif dalam rangka mendukung tugas dan fungsi
Ditjen Perbendaharaan pada umumnya.
c. Membahas mengenai gambaran sistem aplikasi yang digunakan dalam siklus modul
pembayaran.
d. Membahas mengenai keterkaitan modul pembayaran dengan siklus lain.
e. Membahas mengenai pengendalian dan risiko dalam siklus modul pembayaran.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasar Hukum
Pada prinsipya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan mengacu pada
beberapa produk perundang-undangan sebagai berikut :

1. Undang-undang No.1 2004 tentang Perbendaharaan Negara


2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
4. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN
5. PMK No.197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan
Dana, dan Perencanaan Kas.
6. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
7. PMK No.190 Tahun 2012 ttg Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN
8. PMK No.178 Tahun 2018 ttg Perubahan PMK No.190 Tahun 2012

B. Kerangka Teori
Modul pembayaran merupakan salah satu modul dalam aplikasi SAKTI yang
digunakan oleh satker untuk memproses Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat
Perintah Membayar (SPM) untuk diajukan ke KPPN serta penyelesaian terhadap Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari KPPN.

Cakupan proses pada manajemen pembayaran ada dua, yaitu proses pendaftaran
tagihan sampai dengan pembayaran dan proses pengesahan pendapatan dan pengeluaran
dengan menggunakan modul pembayaran.

Dalam proses pendaftaran tagihan sampai dengan pembayaran, mencakup :

 Pembayaran langsung
 Pembayaran uang persediaan
 Pembayaran yang berasal dari pinjaman dan hibah
 Pembayaran satuan kerja PNBP

3
Kemudian dalam proses pengesahan pendapatan dan pengeluaran dengan
menggunakan modul pembayaran, mencakup :

 Pengesahan BLU
 Pengesahan hibah langsung

Konsep dalam manajemen pembayaran meliputi intergrasi sistem, accrual dan


penerapan payment term, lesspaper, otomatisasi sistem pengujian tagihan, perbaikan pola
hubungan satker, KPPN, dan perbankan.

C. Best Practice
Dalam Treasury Diagnostic Toolkit (Hasim&Moon), terdapat dua model yang digunakan
dalam manajemen pembayaran yaitu : (1) model sentralisasi pembayaran melalui Treasury,
dan (2) model desentralisasi pembayaran kepada Spending Unit/Line Minister dimana
Treasury bertanggung jawab untuk melakukan proses pembayaran melalui Treasury Single
Account (TSA) yang berada di bank sentral.

Model sentralisasi pembayaran melalui Treasury memungkinkan dilakukannya


pengecekan oleh Treasury untuk memastikan pembayaran yang dilakukan telah sesuai
dengan alokasi anggaran. Konsolidasi rekening satker ke dalam TSA dibawah kendali
Treasury memungkinkan manajemen kass yang efisien dan menghindari idle cash yang
terlalu banyak di satker.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Proses Bisnis Modul Pembayaran

gambar 1 DFD Konteks


Arus data dalam proses bisnis modul pembayaran bermula dari tagihan supplier yang
diverifikasi oleh satker apakah sesuai dengan DIPA/RKAKL, data yang akan digunakan
untuk melakukan pembayaran diadministrasikan oleh SATKER dan KPPN. Selain itu
dokumen terkait dengan pencairan dana akan diterbitkan oleh KPPN berupa SP2D dan akan
di gunakan oleh satker untuk melakukan pembayaran baik secara LS ataupun mekanisme UP.

gambar 2 DFD Level 0

5
Ada 3 aktivitas utama dalam proses bisnis modul pembayaran yaitu:

1. Penerbitan SPP
Untuk menaggapi tagihan yang diberikan oleh supplier terkait dengan pengadaan
barang/jasa yang bersumber dari dana APBN
2. Pembuatan SPM
Melakukan validasi kesesuaian terhadap SPP yang telah diterbitkan untuk dilakukan
pembayaran terhadap barang/jasa yang telah disediakan supplier.
3. Pembayaran
Memenuhi kewajiban SATKER atas barang dan jasa yang telah disediakan oleh
supplier dengan mencairkan SP2D pada bank.

a. Penerbitan SPP

gambar 3 DFD level 1 penerbitan SPP


Tahapan dalam proses penerbitan SPP yaitu:
a. Tahap pertama dalam proses penerbitan SPP yaitu membuat SPP. Operator
menerima tagihan dari supplier atas barang dan jasa yang disediakan, atas dasar

6
tagihan ini operator akan mencatat transaksi tersebut modul pelaporan dan GL,
selanjutnnya membuat SPP setelah dilakukan pengecekan terhadap tagihan dan
dokumen BAST yang diterbitkan.
b. ADK SPP yang telah di buat akan masuk ke database SAKTI dan akan
digunakan nanti oleh KPPN untuk dilakukan validasi. ADK SPP kemudian
dicetak dan diserahkan kepada PPK untuk dilakukan Approval.
c. Hardfile SPP yang telah diapprov akan diserahkan kepada operator, selanjutnya
Hardfile SPP akan menjadi acuan untuk menyusun dan menerbitkan SPM

2. Penerbitan dan pengajuan SPM

gambar 4 DFD level 1 penerbitan dan pengajuan SPM


Tahap dalam proses penerbitan dan pengajuan SPM yaitu:
1. Tahap awal yaitu dengan membuat SPM, pembuatan SPM dilakukan dengan
menggunakan data yang terekam dalam hardfile dan ADK SPP, output dari
pembuatan SPM adalah ADK SPM yang selanjutnya akan di gunakan oleh KPPN
untuk melakukan validasi.
2. Tahad selanjutnya yaitu mencetak SPM, hardfile SPM yang dicetak akan diberikan
kepada PPSPM untuk dilakukan Approval.
3. Kemudian setelah mencetak SPM operator akan memberikan hardfile SPP kepada
PPSPM, oleh PPSPM akan dilakukan pengecekan substansi kesesuaian terhadap
SPP dan DIPA/RKAKL, jika PPSPM menolak melakukan Approv maka SPM akan
dikembalikan kepada operator dan PPSPM menuliskan alasan penolakan terhadap

7
SPM tersebut, jika telah di Approv, selanjutnya SPM akan di serahkan kepada
KPPN.
4. Tahap terakhir yaitu penerbitan SP2D oleh KPPN, hardfile SPM yang telah
diapprov dikirim ke KPPN, selanjutnya KPPN akan melakukan verifikasi
kesesuaian dengan ADK SPM dan DIPA/RKAKL. Dan mengecek ketersediaan FA
SATKER bersangkutan. Jika KPPN menyetujui SPM maka KPPN akan
menerbitkan SP2D yang akan diserahkan kepada SATKER untuk memenuhi
kewajiban pembayaran.

3. Mekanisme Pembayaran

gambar 5 DFD level 1 mekanisme pembayaran


Tahap proses pembayaran yaitu:

1. Tahap awal adalah dengan pembuatan SP2D, SP2D merupakan output yang dihasilkan
dari proses pengajuan SPM kepada KPPN. Setelah SP2D terbit SATKER akan
mencatat transaksi tersebut pada modul pelaporan dan GL atas belanja yang dimaksud.
2. Tahap selanjutnya adalah melakukan pembayaran. Pembayaran dilakukan dengan
menyerahkan SP2D kepada bank persepsi, bank akan melakukan pengecekan
kesesuaian dengan tagihan yang di berikan kepada SATKER, jika sesuai bank akan
melakukan pencairan dana ke rekening bendahara/penerima dana.

8
B. Pemrosesan Transaksi

1. Input:
 Tagihan UP/LS
 ADK supplier
 ADK Kontrak
 Resume ADK Tagihan

2. Proses:

Sesuai dengan rencana pengembangan SPAN, dapat diidentifikasikan proses yang terjadi
dalam pencairan anggaran sebagai berikut: (1) proses pembayaran dimulai dengan
pendaftaran payment orders (SPM) oleh Satker kepada KPPN berdasarkan invoices yang
diterima dari suppliers atau internally generated SPM (misal: pembayaran gaji), (2) SPM
direview di KPPN untuk memastikan bahwa SPM tersebut berada dalam available spending
authority Satker, dan (3) kemudian KPPN menerbitkan Transfer Orders (SP2D) pada
designated bank, untuk membayar tagihan kepada suppliers. Terkait dengan penyempurnaan
proses bisnis di Satker, maka ruang lingkup proses pembayaran idealnya meliputi aktvitas
permintaan pembayaran (dari PPK maupun Bendahara Pengeluaran) yang menghasilkan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP).

3. Output :

 Dokumen SPP, SPM atau yang dipersamakan


 ADK : ADK RT, ADK SPM atau yang dipersamakan

C. Gambaran Sistem Aplikasi


Pembuatan SPM GAJI INDUK pada aplikasi

Login menggunakan user operator komitmen

9
1. Masuk ke Modul Komitmen ADKADK Data Pegawai

2. Klik tombol Cari File

3. Pilih file terkait data supplier pegawai kiriman dari aplikasi GPP dengan ekstensi berupa
KOM(kode satker)(tahunbulantanggal pembuatan ADK di GPP). Contoh :
KOM52704820160229.zip

4. Klik tombol Proses Upload

5. Muncul notifikasi berhasil upload 67 dari 67 record (contoh 67 data pegawai), klik OK.
Apabila jumlah berhasil lebih kecil daripada jumlah record, maka ada permasalahan ketika
membuat ADK pegawai pada aplikasi GPP. Cek pada aplikasi GPP :

a. Pastikan nama pegawai menggunakan huruf besar semua

b. Pastikan tidak ada tanda baca pada nomor rekening pegawai

c. Non aktifkan terlebih dahulu pegawai yang sudah tidak aktif (pensiun, meninggal, mutasi,
dsb) Kemudian dari aplikasi GPP kirim ADK/create ADK kembali untuk diupload pada
aplikasi SAKTI

10
1. Masuk ke Modul Komitmen RUHPencatatan Supplier

2. Pilih jenis supplier SATKER (√). Dengan asumsi satker sudah membuat Supplier type 1.

3. Klik tombol Supplier Address

1. Pada kolom site terdapat supplier type 1, kita akan membuat supplier type 3

2. Klik tombol rekam

3. Input alamat supplier

4. Klik tombol simpan

5. Klik tombol OK

11
1. Podo kolom site sekarang sudah muncul supplier type 1 dan 3. Klik supplier type 3 (√)

2. Klik tombol Supplier Pegawai

1. Klik tombol rekam

2. Klik tombol ...

3. Muncul data pegawai yang akan dipilih

4. Rubah jumlah baris menjadi 100

5. Pilih semua pegawai (√)

6. Klik tombol pilih

7. Klik tombol keluar

Login menggunakan user PPK

12
1. Masuk ke Modul Komitmen ->ADK->ADK Supplier

2. Pilih supplier SATKER (√)

3. Klik tombol Pilih untuk memilih Direktori File lokasi tempat menyimpan ADK Supplier

4. Klik tombol proses

5. Input PIN PPSPM

6. Klik tombol Proses

7. Klik tombol OK

8. Klik tombol keluar untuk keluar dari menu ADK Supplier

Login menggunakan user operator Komitmen

1. Masuk ke Modul Komitmen ->ADK->ADK Data Pegawai

13
2. Klik tombol Cari File

3. Pilih file terkait data lampiran gaji kiriman dari aplikasi GPP dengan ekstensi berupa
GPP(kode satker)(tahunbulantanggal pembuatan ADK di GPP)(nomor gaji). Contoh :
GPP52704820160229000039.zip

4. Klik tombol Proses Upload Halaman 136

5. Muncul notifikasi berhasil upload 67 dari 67 record (contoh 67 data lampiran gaji), klik OK.

6. Klik tombol keluar untuk keluar dari menu ADK Data Pegawai

Login menggunakan user operator SPP/SPM

1. Masuk ke Modul Pembayaran ->RUH SPP->Catat/Ubah SPP

2. Pilih Jenis SPP 211 GAJI INDUK

3. Klik tombol tambah

14
1. Pilih Bulan

2. Pilih Tahun

3. Pilih nomor gaji. Apabila untuk data gaji yang sama, namun dibuat ADK beberapa kali,
maka akan muncul beberapa nomor gaji untuk data gaji yang sama. Misalnya data gaji Februari
pada aplikasi GPP ketika dibuat ADK untuk dikirim ke SAKTI beberapa kali, maka akan
membentuk beberapa nomor gaji. Contoh : GPP52704820160229000039.zip (pertama kali),
GPP52704820160229000040.zip (kedua kali), dst.

4. Klik tombol Rekam SPP

1. Klik tombol tambah untuk menginput dasar pembayaran

2. Input informasi SPP

a. Cara Bayar : SP2D

b. Sifat Pembayaran : Pembayaran Langsung (LS)

c. Jenis Pembayaran : Pengeluaran Anggaran

d. Jatuh Tempo : 99 Gaji

3. Input Uraian Pembayaran

4. Klik tombol Cari Supplier (Pilih supplier type 3)

5. Klik tombol rekap gaji

15
1. Klik tombol Golongan I, II, III dan IV (system akan menghitung secara otomatis)

2. Klik tombol keluar

3. Klik tombol Ya

1. Klik tombol Akun pengeluaran dan akun Potongan/Penerimaan

2. Samakan kolom Jumlah Pengeluaran/Jumlah Penerimaan dengan daftar gaji induk

16
3. Samakan kolom total pembayaran dengan jumlah bersih pada daftar gaji induk

4. Apabila terdapat perbedaan nilai pada kolom Jumlah Pengeluaran/Jumlah Penerimaan


dengan daftar gaji induk, maka klik tombol RUH akun

1. Pada contoh kasus diatas terdapat selisih sebesar Rp. 1.186.140,- untuk akun 423991. Klik
tombol tambah

2. Klik tombol 4xx & 8xx

3. Input kode akun yang ingin dicari (423991) dan Klik tombol Cari

4. Pilih akun 423991

5. Klik tombol pilih

6. Input nilai. Contoh : Rp. 1.186.140,-

17
7. Klik tombol simpan

8. Klik tombol keluar untuk keluar dari menu RUH Akun

1. Pada kolom Akun Potongan/Penerimaan sudah terdapat akun 423991 sebesar Rp. 1.186.140

2. Kolom Jumlah Penerimaan sudah sama dengan jumlah potongan pada daftar gaji induk

3. Kolom total pembayaran sudah sama dengan jumlah bersih pada daftar gaji induk

4. Klik tombol simpan

5. Klik tombol OK

Untuk selanjutnya silahkan mengikuti langkah-langkah seperti tersebut dibawah ini : (apabila
kurang jelas bisa membuka BUKU PINTAR SAKTI)

1. Cetak SPP (user operator SPP/SPM)

2. Validasi SPP (user PPK)

3. Membuat ADK SPP (user PPK)

4. Kirim ADK SPP ke Portal SPAN di alamat sakti.kemenkeu.go.id (operator)

5. Catat nomor tagihan ADK resume tagihan balasan dari Portal SPAN (user operator
SPP/SPM)

6. Cetak SPM (user operator SPP/SPM)

7. Validasi SPM (user PPSPM)

8. Membuat ADK SPM (user PPSPM)

18
9. Kirim ADK SPM ke Portal SPAN di alamat sakti.kemenkeu.go.id (operator)

10. Upload nomor SP2D menggunakan ADK hasil download dari OM SPAN (user operator
SPP/SPM)

a. Pembuatan SPP

1) LOGIN user level OPERATOR

2) Memilih Jenis SPP

Memilih Jenis SPP dengan benar, sesuai keperluan

3) Memilih Jenis Pegawai dan bulan pembayaran gaji

 Isian default Jenis Pegawai adalah PNS. Isian Jenis Pegawai bisa diubah sesuai
peruntukan jenis pegawai para penerimanya. Contoh, jika para penerima pembayaran
gaji adalah Personel Polri, ganti jenis pegawai dengan POLRI.
 Pilih Bulan Pembayaran Gaji, yang datanya diupload oleh MODUL KOMITMEN.
 Jika data gaji sudah pernah dipakai oleh SPP-GAJI yang lain, maka tidak akan pernah
ditampilkan

4) Lengkapi_isian

Lengkapi isian element interface halaman pertama/muka, terutama memilih supplier/penerima


pembayaran, karena tanpa memilih terlebih dahulu, berakibat sebagai berikut :

 data rekap gaji untuk potongan PPh(pajak penghasilan) tidak akan otomatis terisi
 akun-akun potongan pajak tidak terisi kode kpp dengan benar, karena kode KPP diperoleh
dari kode NPWP Supplier.
 Isian mandatory /yang harus diisi, akan divalidasi oleh system kebenaran isiannya. Jika
tidak sesuai dengan ketentuan, maka system akan berulang memberi peringatan dan harus
diisi dengan benar.

5) Interface rekapitulasi_gaji

 Adalah interface yang menampilkan data rekap gaji yang berasal dari Modul
Komitmen.
 Digunakan untuk mengubah data rekap gaji jika diperlukan.

19
6) Interface_COA

 Adalah interface untuk menambah,menghapus atau mengubah kode COA pengeluaran


dan kode COA Potongan/Penerimaan beserta nilai uang pengeluaran/potongan.
 Untuk SPP yang penerima pembayarannya disatukan dalam Daftar Lampiran, maka total
nilai bersih pembayaran (NILAI PENGELUARAN – NILAI POTONGAN), harus sama
dengan total nilai Daftar Lampiran.

7) Cetak SPP

LOGIN user level OPERATOR

 Memilih DATA SPP yang akan dicetak


 Memilih PPK yang akan menandatangani SPP. (Perhatikan dengan cermat saat memilih
PPK, karena ketika user PPK akan melakukan validasi SPP, maka hanya data-data SPP
yg ditandatangani bersangkutan saja yang akan ditampilkan)
 Uraian nama tempat/kota tandatangan dokumen serta tanggal dokumen dicetak, bisa
diedit/diubah

8) Validasi/Setuju SPP

 LOGIN user level VALIDATOR


 Pilih data yg akan divalidasi/disetujui oleh PPK. (data yang ditampilkan hanya datadata
SPP yg ditujukan kepada PPK bersangkutan, yaitu kesesuaian antara NIP PEJABAT
PPK yang tertera di dokumen SPP dengan NIP USER LOGIN VALIDATOR, tiap kode
SATKER dan data yang sudah status cetak SPP)
 Sebelum melakukan persetujuan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan atas Hard
Copy/Cetakan SPP dibandingkan dengan View Data atas SPP yang akan disetujui/

9) Membuat ADK SPP PMRT (Payment Module Resume Tagihan)

 Login user level VALIDATOR


 Pilih data SPP yang akan dibuat ADK PMRT ( bisa memilih lebih dari satu SPP, untuk
digabungkan dalam satu ADK-PMRT).
 Data yang bisa dibuat ADK, adalah data yang sudah divalidasi/disetujui oleh PPK
 Isikan PIN PPK, sesuai PIN pejabat bersangkutan yang sudah terdaftar di PORTAL
SMS.

10) Mencatat Nomor Resume Tagihan/Invoice

20
 Login user level Operator
 Sesudah ADK-PMRT-SPP terbentuk, dan diupload ke Portal, maka akan mendapat
balikan Nomor Resume Tagihan/Invoice.
 Pilih data SPP yang akan dicatat nomor INVOICE/Resume Tagihan (Data yang bisa
dicatat nomor invoice, adalah data yang sudah dibuatkan ADK-PMRT SPP

b. Pembuatan SPM

1) Mencetak SPM

 Login user level OPERATOR


 Pilih menu cetak SPM lalu pilih DATA SPM yang akan dicetak. (Data yang
ditampilkan adalah data yang sudah dicatat nomor invoice/resume tagihan)
 Memilih PPSPM yang akan menandatangani SPP. (Perhatikan dengan cermat saat
memilih PPSPM, karena ketika user PPSPM akan melakukan validasi SPM, maka
hanya data-data SPM yg ditandatangani bersangkutan saja yang akan ditampilkan)
 Uraian nama tempat/kota tandatangan dokumen serta tanggal dokumen dicetak, bisa
diedit/diubah

2) Validasi/Setuju SPM

 LOGIN user level APPROVER


 Pilih data yg akan divalidasi/disetujui oleh PPSPM. (data yang ditampilkan hanya data-
data SPM yg ditujukan kepada PPSPM bersangkutan, yaitu kesesuaian antara NIP
PEJABAT PPSPM yang tertera di dokumen SPM dengan NIP USER LOGIN
APPROVER, tiap kode SATKER dan data yang sudah status cetak SPM)
 Sebelum melakukan persetujuan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan atas Hard
Copy/Cetakan SPM dibandingkan dengan View Data atas SPM yang akan
disetujui/divalidasi

3) Membuat ADK SPM PMRT (Payment Module Resume Tagihan)

 Login user level APPROVER


 Pilih data SPM yang akan dibuat ADK PMRT ( bisa memilih lebih dari satu SPM,
untuk digabungkan dalam satu ADK-PMRT dengan syarat dibayarkan pada satu KPPN
yang sama).
 Data yang bisa dibuat ADK, adalah data yang sudah divalidasi/disetujui oleh PPSPM

21
 Isikan PIN PPSPM, sesuai PIN pejabat bersangkutan yang sudah terdaftar di PORTAL
SMS.

c. Pencatatan SP2D

 Login user level Operator


 Sesudah ADK-PMRT-SPM terbentuk, dan diupload ke Portal serta diterima
KPPN/SPAN, maka akan mendapat balikan Nomor SP2D.
 Pilih data SPM yang akan dicatat nomor SP2D (Data yang bisa dicatat nomor SP2D,
adalah data yang sudah dibuatkan ADK-PMRT SPM)

D. Integrasi Manajemen Pembayaran dengan Modul Yang Lain


Modul Manajemen Pembayaran tidak dapat berdiri sendiri dalam pelaksanaan proses

pembayaran. Manajemen Pembayaran harus terintegrasi dengan modul-modul yang

lainnya dalam menjamin terlaksananya proses pembayaran yang benar dan aman. Semua

modul tersebut akan saling terintegrasi antara satu dengan yang lain, untuk menciptakan

suatu sinergi yang efektif melalui satu sistem dan satu database yang dibentuk dalam

SPAN

1. Integrasi dengan manajemen DIPA (Management of Spending Authority)


1) Single database dan single input data DIPA
2) Pengujian ketersediaan pagu DIPA terhadap tagihan (SPP/SPM) dilakukan secara
lebih akurat
2. Integrasi dengan manajemen komitmen
Manajemen pembayaran merupakan kelanjutan proses dari manajemen
komitmen,
sehingga integrasi proses dan data antara keduanya sangatlah penting. Untuk
mewujudkan mekanisme check and balances, maka proses pembayaran harus
didasarkan pada data komitmen yang ada. Dengan adanya manajemen komitmen yang
baik, maka diharapkan manajemen pembayaran juga dapat dilaksanakan dengan baik
pula.
Terkait dengan hal tersebut, terdapat tiga interaksi proses pengiriman data yang
melibatkan manajemen komitmen dan manajemen pembayaran, yaitu:

22
1) Proses pengiriman data resume kontrak dalam bentuk Request for Commitment
untuk mendapatkan Commitment Application Number (CAN) dari KPPN
2) Proses pengiriman data resume tagihan (yang mengambil data dari data SPP) ke
KPPN
3) Proses pengiriman data SPM untuk mendapatkan pencairan dana melalui
penerbitan SP2D oleh KPPN
3. Integrasi dengan manajemen penerimaan
Penerimaan Negara merupakan sumber utama pendanaan bagi pengeluaran negara,
selain dari sektor pembiayaan. Seiring dengan perubahan sistem penatausahaan
penerimaan negara (MPN Generation 2), maka beberapa hal yang terkait dengan
koneksitas antara manajemen pembayaran dan manajemen penerimaan juga
mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain:
1) Penatausahaan penerimaan negara melalui potongan SPM
2) Pembayaran atas pengembalian pendapatan
3) Pembayaran atas penerbitan SPM PNBP
4) Pembayaran atas penerbitan SPM Satker BLU
5) Pengembalian belanja
4. Integrasi dengan manajemen kas
Manajemen Pembayaran erat sekali hubungannya dengan manajemen kas.
Manajemen
pembayaran sangat tergantung pada manajemen kas dalan rangka kelancaran proses
pembayaran. Hal ini disebabkan karena manajemen kas yang menyediakan dana untuk
digunakan manajemen pembayaran dalam membayar semua tagihan yang diajukan.
Penyempurnaan perencanaan kas dapat dilakukan dengan proses
pengintegrasian
antara manajemen pembayaran dan manajemen kas, yang meliputi:
1) Perubahan terhadap pola penyampaian data/dokumen pembayaran dari Satker
ke KPPN
2) Pencantuman payment terms pada dokumen/data SPP dan SPM
5. Integrasi dengan proses Akuntansi dan Pelaporan
Seiring dengan pelaksanaan akuntansi berbasis akrual, maka seluruh transaksi
terkait dengan proses pembayaran, baik yang terjadi di lingkungan satker maupun di
KPPN harus harus dicatat ada saat transaksi tersebut terjadi. Sistem akuntansi yang
didesain dalam manajemen pembayaran harus dapat mencatat terjadinya utang pada

23
saat timbul suatu kewajiban pemerintah untuk membayar sejumlah uang kepada suatu
pihak atas pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan komitmennya. Utang tersebut
SATKER KPPN DIT PKN B I SPP SPM SPAN RESUME TAGIHAN SP2D CASH
FORECASTING SETTLEMENT R KUN RPK BUN P 46 harus segera dihapus pada
saat dilakukan pembayarannya oleh KPPN. Dengan demikian akuntansi berbasis akrual
dapat diwujudkan, khususnya dalam area manajemen pembayaran.

E. Risiko dan Pengendalian


Resiko :

1. Pemalsuan data dalam hal meng-input data


2. Mudahnya pengaksesan aplikasi selain oleh orang yang bertanggungjawab
3. Kakunya proses verifikasi tagihan dari pihak ketiga
4. Beragamnya kondisi satker memicu masalah yang beragam
5. Pengiriman dokumen dapat berupa manual ataupun otomatis melalui sistem, yang dapat
memicu terjadinya fraud

Pengendalian :

1. Pemisahan wewenang, serta dilakukannya validasi dan verifikasi


2. Penggunaan username dan password
3. Menggunakan aplikasi SAKTI yang langsung terhubung ke database pusat
4. Menggunakaan sistem yang lebih fleksibel

24
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan
Manajemen pembayaran, baik yang dilakukan secara sentralisasi maupun
desentralisasi, masing-masing mempunyai kelebihan dan karakteristik tersendiri. Beberapa
Negara menggunakan skema pembayaran secara sentralisasi dan ada juga yang melakukannya
secara desentralisasi, bahkan ada negara yang menggunakan skema pembayaran yang
merupakan kombinasi antara skema pembayaran sentralisasi dan desentralisasi.

Integrasi dan koneksitas proses bisnis perbendaharaan dengan Satua Kerja dibentuk
melalui mekanisme validasi atas data/ dokumen yang membentuk input dan output yang
melibatkan KPPN selaku Kuasa BUN di daerah dengan ini PPK dan PPSPM, sebagai pihak-
pihak yang melaksanakan fungsi KPA.

Penegasan kembali ruang lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing


pejabat perbendaharaan di Satuan Kerja bukan semata-mata sebagai konsekuensi dari
penyesuaian proses bisnis. Penegasan kewenangan dan tanggung jawab juga diarahkan untuk
menciptakan lingkungan pengendalian intern yang baik di Satuan Kerja dengan mengacu pada
proses bisnis yang terstandardisasi.

25

Anda mungkin juga menyukai