Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI/ BADAN PELAKSANA PENGAWASAN TINGKAT


NASIONAL WILAYAH

Dosen pengampu :

Prof. Dr. Hadiyanto, M.Ed.


Luthfiani, S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 11

RAISA PURNAMA JINGGA 22002224


REZA WULAN DARI 22002225

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan kenikmatanya
sehingga kelompok bisa menyelesaikan makalah kelompok mata kuliah Pengawasan
Pendidikan ini dengan tepat waktu. Karena tanpa pertolonga-Nya tentunya kelompok
tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya
sampaikan sholawat beserta salam untuk nabi kita yakni Nabi Muhammad Saw.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Hadiyanto, M.Ed. dan
Ibu Luthfiani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah pengawasan pendidikan
serta ucapan terimakasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga saya bisa
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul Tugas Dan Fungsi Organisasi/
Badan Pelaksana Pengawasan Tingkat Nasional Wilayah

Saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk makalah ini sehingga
makalah ini dapat menjadi lebik baik nantinya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Padang, 23 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. INSPEKTORAT.......................................................................................................2
B. BPK/BPKP................................................................................................................3
C. KORWAS.................................................................................................................5
D. Tim Pengawas Internal (SPI,BPMI).........................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana
memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu pengawasan
dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan
tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para
pekerjanya. Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan yang berguna
untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan.
Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial
dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu,
pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang
sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi metode dan teknik pengawasan yang
menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu organisasi INSPEKTORAT ?
2. Apa itu organisasi BPK/BPKP ?
3. Apa itu oraganisasi KORWAS ?
4. Apa itu organisasi tim pengawasan internal (SPI,BPMI) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana organisasi INSPEKTORAT
2. Untuk mengetahui bagaimana organisasi BPK/BPKP
3. Untuk mengetahui bagaimana organisasi KORWAS
4. Untuk mengetahui bagaimana organisasi tim pengawasan internal (SPI,BPMI)
BAB II

PEMBAHASA

A. ORGANISASI INSPEKTORAT
Inspektorat adalah unit kerja yang menyelenggarakan tugas melaksanakan
pengawasan internal di suatu lingkungan. Inspektorat merupakan unsur pengawas
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Inspektur. Dalam
melaksanakan tugasnya, Inspektur bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan
secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Tugas Inspektur
adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah,
pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan urusan
pemerintahan. Inspektorat, dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas
menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan program pengawasan
b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan
c. Pemeriksaaan, pengusutan
d. pengujian dan penilaian tugas pengawasan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya Pengawasan yang dilakukan inspektorat dalam penggunaan.
Inspektorat Daerah merupakan auditor internal untuk kementerian serta
pemerintah daerah. Pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal digunakan oleh
pemerintah sebagai tindakan pencegahan fraud atau kecurangan. Dasar atau kriteria
auditnya yaitu akuntansi manajemen, sistem pengendalian intern pemerintah, peraturan
perundang-undangan, dan standar Profesi Audit Internal. Inspektorat Daerah merupakan
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang salah satu fungsi dan juga
wewenangnya yaitu mendeteksi dan menginvestigasi kecurangan (Taufik, 2011).
Sebagai APIP, Inspektorat Daerah berperan sebagai Quality Assurance yakni menjamin
suatu kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan sesuai dengan aturan dalam
pencapaian tujuan dari organisasi. Pelaksanaan tugas pengawasannya yaitu melakukan
tindakan preventif atau upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan
program serta kegiatannya oleh SKPD.
Untuk melaksanakan tugas, Inspektorat mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;
2. Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari kepala daerah
dan/atau Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;
4. Pelaksanaan pengawasan yang terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang
dan/atau kerugian keuangan negara/daerah dilakukan tanpa menunggu penugasan
dari Bupati dan/atau Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;
5. Penyusunan laporan hasil pengawasan;
6. Pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi;
7. Pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi;
8. Pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah Kabupaen; dan
9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala daerah terkait dengan tugas dan
fungsinya.
B. ORGANISASI BPK/BPKP
1. BPK
Secara administratif, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah sebuah
lembaga negara Republik Indonesia. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan
institusi yang dibentuk untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dibentuk berdasarkan Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD)
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 23E menyebutkan bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berdasarkan UU Nomor 15 Tahun
2006, BAB III Bagian Pertama antara lain adalah sebagai berikut:
1. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,
Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha
Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar Undang-Undang
tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan,
dan
pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara,
BPK melakukan pembahasan atas temuan pemeriksaan dengan objek yang
diperiksa
sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara.
5. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan ketentuan
undang-undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada
BPK dan dipublikasikan.
6. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan
kepada DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara
tertulis kepada Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
7. Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan, BPK menyerahkan pula hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
dengan
kewenangannya.
8. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal
tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur
pidana tersebut.
2. BPKP
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah Presiden.
Dalam Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun
2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKP
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam
melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang
bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan
ahli,dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-
sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan
atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
C. ORGANISASI KORWAS
1. Korwas PPNS
Korwas PPNS (Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil)
mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan koordinasi dan pengawasan
operasional termasuk pelatihan/bimbingan teknis penyidikan dan administrasi
penyidikan oleh PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil)
Korwas PPNS bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan pengawasan
terhadap PPNS dalam melakukan tugas penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana terhadap tindak pidana Cagar Budaya.
Korwas PPNS juga berada di bawah koordinasi dan penyelidikan Kepolisian Negara
Republik Indonesia dalam melakukan penelusuran. Korwas PPNS adalah salah satu
bagian/sub dari Ditreskrimsus dan berada di bawah koordinasi dan pengawasan
penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Berikut adalah beberapa tugas dan fungsi yang dimiliki oleh Korwas PPNS:
1) Melaksanakan koordinasi dan pengawasan operasional termasuk
pembinaan/bimgingan teknis penyidikan dan administrasi penyidikan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada tingkat Polda
2) Membantu dalam penyidikan tindak pidana pidana bidang Sumber Daya Air
(SDA) dengan menyelenggarakan sosialisasi peran petugas OP/lapangan dalam
penegakan hukum dan aturan peraturan-undangan SDA
3) Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan tentang peran dan fungsi Polri
sebagai Koordinator Pengawas (Korwas) PPNS dalam proses penyidikan tindak
pidana bidang SDA.
Korwas PPNS dipimpin oleh Kepala Sie Korwas PPNS, yang bertanggung jawab
kepada Dirreskrimsus dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada di bawah
kendali Wadir Ditreskrimsus.
2. Korwas Sekolah
Korwas Sekolah adalah singkatan dari Koordinator Pengawas Sekolah. Tugas
utama Korwas Sekolah adalah melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
kegiatan pengawasan di lingkungan sekolah, memastikan bahwa proses pendidikan di
sekolah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta terlibat dalam kegiatan
seperti pengukuhan, musyawarah kerja, dan penilaian terhadap sekolah-sekolah di
wilayahnya
Korwas Sekolah dipilih secara demokratis oleh seluruh pengawas sekolah dan
dibantu oleh seorang sekretaris yang juga dipilih secara demokratis Masa jabatan
Korwas Sekolah dan sekretaris Korwas Sekolah adalah 4 tahun dan dapat dipilih
kembali untuk satu periode berikutnya.
Tugas pokok pengawasan Sekolah Adalah:
1. Melakukan pengaturan tugas Pengawas Sekolah.
2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan Pengawas Sekolah.
3. Memberi pertimbangan dalam proses penetapan angka kredit Pengawas Sekolah
sebagai bahan usulan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. Melaporkan kegiatan pengawasan sekolah seluruh jenjang pendidikan setiap tahun
secara berkala.
5. Mengusulkan hasil penilaian pelaksanaan kinerja para Pengawas Sekolah kepada
Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.
6. Untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenangnya, maka koordinator
pengawas dalam mengkoordinasikan tugasnya dapat dibantu oleh pengurus
Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas
Sekolah (MKPS) dari setiap jenis dan jenjang pendidikan.

D. ORGANISASI TIM PENGAWASAN INTERNAL (SPI)


Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamana aset negera, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian
Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan tufas dan fungsi
organisasi yang bertujuan untuk mengendalikan kegiatan, mengamankan harta dan aset,
terselenggara laporan keuangan yang baik, mengingkatkan efektifitas dan efisiensi , dan
mendeteksi secara dini terjadinya penyimpangan, dan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan

Satuan Pengawas Intern (SPI) adalah satuan pengawasan dibentuk untuk


membantu terselenggaranya pengawasan terhadap pelaksanaan tugas unit kerja di
lingkungan Kemdiknas. Yang termasuk pemimpin unit kerja adalah Sekjen, Irjen, Drjen,
Direktur Direktorat, Kabalitbang, kepala pusat, Rektor/Ketua/Direktur , koordinator
Kopertis dan kepala unit pelaksana teknis di lapangan Kemdiknas. Pada tanggal 28
Agustus 2008, Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan dan
mengundangkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Pasal 58 ayat (2) UU No.
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Jelas bahwa penekanan dari pengawasan lebih pada upaya untuk mengenali
penyimpangan atau hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan tersebut disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah. Bila
ternyata kemudian ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan diharapkan agar dapat
segera dideteksi atau diambil tindakan koreksi sehingga pelaksanaan kegiatan yang
bersangkutan diharapkan masih dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan
sebelumnya.

Bahwa berbagai organisasi pengawasan internal, seperti Bagian Organisasi dan Tata
Laksana, Tim Satuan Pengawasan Internal (SPI), Inspektorat, BPK/BPKP dan Korwas
memiliki tugas dan fungsi yang meliputi fasilitasi perutusan kebijakan, pengoordinasian,
pelatihan, fasilitasi layanan administrasi dan teknis, pemantauan, evaluasi, pelaporan, serta
pengawasan terhadap kelembagaan, ketatalaksanaan, kinerja, dan reformasi birokrasi. Selain
itu, desain organisasi yang tepat sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi juga dianggap
penting untuk mencapai harmonisasi antar satuan kerja. Di samping itu, Kementerian
Pertahanan Republik Indonesia mempunyai tugas dan fungsi yang meliputi penyelenggaraan
urusan pemerintahan di bidang pemeliharaan, koordinasi pelaksanaan tugas, pengelolaan
barang milik negara, pengawasan atas pelaksanaan tugas, penelitian dan pengembangan di
bidang pemeliharaan, pendidikan dan pelatihan di bidang pemeliharaan, pengelolaan instalasi
strategi pemeliharaan, kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah, dan dukungan substantif
kepada seluruh elemen organisasi di lingkungan Kemhan.

B. Saran
Demikianlah makalah kelompok ini kami buat, kami juga menyadari bahwan dalam
penulisan terdapat banyak kesalahan untuk itu kritik dan saran untuk pembaca sangat di
perlukan agar dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Sudrajat. 2015. “Tugas Koordinator Pengawas Sekolah”. Doakses Paa Tanggal 22
November 2023.

Ahmed, Husaery. 2016. Tugas koordinator pengawas. Accesment The Ultimate Library
whith Scribd.

Herlinda, Dwi dkk. 2021. Pengawasan Inspektorat Dalam Penggunaan Dana Desa Di
Kampung Tanjung Kuras Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Jurnal JAPS
Volume 2, Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai