Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FUNGSI BPK, BPKP, DAN INSPEKTORAT DI PEMERINTAH


INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen : Rita Patonah S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Helmalisa Nurcahyani Putri 2107200009
Sallum Ayu Wigati 2107200025
3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2023
KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang penyusun
panjatkan puji syukur atas hidayah-Nya yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan inayah-
Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik yaitu makalah “Fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat Di Pemerintah Indonesia”
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita nanti kan syafa'atnya di akhirat nanti.

Adapun makalah “Fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat Di Pemerintah Indonesia” ini
penulis usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin, sehingga penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan secara tepat waktu.

Terlepas dari upaya penyusun untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya,
penyusun menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan baik dari segi penggunaan kosa
kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran membangun sangat penulis butuhkan untuk dapat
menyempurnakannya.

Semoga makalah sederhana ini dipahami oleh pembaca. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang membacanya.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih dan semoga adanya makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk penyusun dan pembacanya.

Ciamis, Maret 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2

2.1 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).............................................................................2

2.2 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP)........................................5

2.3 Inspektorat...................................................................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang dasar 1945 telah menerapkan lembaga audit eksternal


pemerintah yang tugasnya sebagai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badaan ini
berada diluar struktur pemerintah karena itu berada dalam posisi setara dengan
pemerintah.Fungsi utama BPK adalah memeriksa tanggung jawab keuangan negara,
yang secara operasional dijalankan oleh pemerintah. Sedangkan tanggung jawab
keuangan negara yang diaudit adalah pelaksanaan anggaran penerimaan dan belanja
negara (APBN). berdasarkan pasal 3 angka (1) nomor 15 tahun 2004 bahwa
pmeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara, kewenangan BPK cukup besar
sehingga terhadap hasil pmeriksaan yang dilakukan oleh aparat pengawasan internal
diwajibkan disampaikan kepada BPK dan hasil pemerikasaan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh BPK dalam melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan oleh
pemerintah. Jadi tanggung jawab pemeriksaan laporan keuangan negara hanya
dipegang oleh BPK, sedangkan aparat pengawasan lainnya seperti BPKP (Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) dan inspektorat hanya dapat melakukan
pengawasan terhadap pembangunan Jadi dapat dikatakan bahwa BPK merupakan
pengawas eksternal, sedangkan BPKP dan inspektorat merupakan pengawas internal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Badan Pemeriksa Keuangan?


2. Bagaimana Fungsi dari Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan?
3. Apa itu Inspektorat?
1.3 Tujuan

1. Untuk memahami apa itu Badan Pemeriksa Keuangan


2. Untuk memahami bagaimana Fungsi dari Badan Pengawasan Keuangan Dan
Pembangunan
3. Untuk memahami apa itu Inspektorat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

1. Pengertian BPK
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) adalah
lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki
wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.
2. Kedudukan BPK
Kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) adalah badan yang memeriksa tanggung jawab tentang keuangan
negara yang dalam pelaksanaan tugasnya bebas dan mandiri serta tidak berdiri
di atas pemerintahan. BPK merupakan lembaga tinggi negara yang berwenang
untuk mengawasi semua kekayaan negara yang mencakup pemerintah pusat,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan lembaga negara lainnya. BPK
berkedudukan di Jakarta dan memiliki perwakilan di provinsi.
3. Tugas Dan Wewenang BPK
Memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil
pemeriksaan itu diserahkan kepeda Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakya, Daerah sesuai dengan
kewenangannya. BPK memeriksa semua pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam undang-undang.
4. Keanggotaan BPK
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan
diresmikan oleh Presiden Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari
dan oleh anggota.
5. Visi BPK

2
Terwujudnya BPK RI sebagai lembaga pemeriksa yang bebas dan
mandiri, profesional, efektif, efisien, dan modern dalam sistem pengelolaan
keuangan negara yang dalam setiap kegiatannya: (1) memiliki pengendalian
intern yang kuat; (2) memiliki aparat pemeriksa intern yang kuat dan (3) hanya
diperiksa oleh satu aparat pemeriksa eksternal.
6. Misi BPK
Mewujudkan diri menjadi auditor eksternal keuangan negara yang
bebas dan mandiri. profesional, efektif, efisien, dan modern sesuai dengan
praktik internasional terbaik, berkedudukan di ibukota negara dan ibukota
setiap provinsi, serta mampu memberdayakan DPR. DPD, dan DPRD dalam
melaksanakan fungsi pengawasannya terhadap pemerintah pusat dan daerah
untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN).
7. Nilai-Nilai Dasar BPK
a. Independensi
BPK RI adalah lembaga negara yang independen di bidang
organisasi, legislasi, dan anggaran serta bebas dari pengaruh lembaga
negara lainnya.
b. Integritas
BPK RI menjunjung tinggi integritas dengan mewajibkan
setiap pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya, menjunjung tinggi
kode etik pemeriksa dan standar perilaku profesional.
c. Profesionalism
BPK RI melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesionalisme pemeriksaan keuangan negara, kode etik, dan nilai-
nilai kelembagaan organisasi.
8. Jenis-Jenis Pemeriksaan Yang Dilakukan BPK
Menurut UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyatakan bahwa terdapat tiga jenis
pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh BPK. Jenis pemeriksaan tersebut
sebagai berikut.
a. Pemeriksaan keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan
keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pemeriksaan keuangan

3
ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan
opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam
laporan. keuangan pemerintah. Pasal 16 UU Nomor 15 Tahun
2004 menyatakan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan atas
laporan keuangan pemerintah memuat opini.
b. Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan
aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas. Dalam Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Badan
Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja
pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah
untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian
lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan
kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan
keuangan negara ataupun keuangan daerah diselenggarakan
secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya secara
efektif. Pasal 16 UU Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa
Laporan Hasil Pemeriksaan atas kinerja memuat temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi.
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan
yang dilakukan dengan tujuan khusus yang tidak termasuk di
dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini termasuk pemeriksaan
atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan
pemeriksaan investigasi. Pasal 16 UU Nomor 15 Tahun 2004
menyatakan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan dengan tujuan
tertentu memuat kesimpulan.

4
2.2 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP)

1. Pengertian BPKP
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah
Lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa
Audit, Konsultasi, Asistensi, Evaluasi, Pemberantasan KKN serta Pendidikan
dan Pelatihan Pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Tugas BPKP
Tugas BPKP adalah untuk melaksanakan pengawasan keuangan dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Fungsi BPKP
1) Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.
2) Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
negara dan pengurusan barang milik/kekayaan negara.
3) Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas
permintaan daerah.
4) Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang
bersifat strategis dan/ atau lintas departemen/lembaga/wilayah.
5) Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah pusat dan daerah.
6) Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat
dan pemerintahdaerah.
7) Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, Pertamina, cabang
usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-
badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah,
pinjaman atau bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, dan
badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5
8) Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, Pertamina, cabang
usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-
badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan
badan usaha milik daerah, sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
9) Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara,
badan usaha milik begara, dan badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan
kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada
insansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.
10) Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan.
11) Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP
Badan pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
memiliki kegiatan-kegiatan yang meliputi berikut ini.
a. Audit
BPKP melakukan audit atas:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN);
2. Laporan keuangan dan kinerja BUMN/D/badan
usaha lainnya,
3. Pemanfaatan pinjaman dan hibah iuar negeri;
4. Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Ketahanan
Pangan (KKP);
5. peningkatan penerimaan negara, termasuk
penerimaan negara bikan pajak (PNBP);
6. Dana off balance sheet BUMN maupun yayasan
yang terkait;
7. Dana off balance budget pada
departemen/LPND;
8. Audit tindak lanjut atas temuan-temuan
pemeriksaan;
9. Audit khusus (audit investigasi):

6
10. Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat
perlu dan penting untuk segera dilakukan.
b. Konsultasi, Asistensi, dan Evaluasi
BPKP berperan sebagai konsultan bagi para
stakeholder menuju tata pemerintahan yang baik (good
governance), yang mencakup:
1) Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP)
2) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD)
3) Good Corporate Governance (GCG)
pada badan usaha milik negara/badan
usaha milik daerah.
c. Pemberantasan KKN
Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi,
BPKP membantu pemerintah memerangi praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan membentuk
gugus tugas antikorupsi dengan keahlian audit forensik.
Dalam rangka penegakan hukum dan pemberantasan
KKN, BPKP telah mengikat kerja sama dengan
Kejaksaan Agung dan Kepolisian Republik Indonesia
yang dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan
Bersama. BPKP juga mengikat kerja sama dengan
Komisi Pemberantasan Korupsi. BPKP tergabung
dalam tim pemberantasan tindak pidana korupsi (timtas
tipikor) bersama-sama dengan kejaksaan dan kepolisian
(yang telah selesai masa tugasnya).
d. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
1) Di bidang pendidikan dan pelatihan
pengawasan, BPKP menjadi instansi pembina
untuk mengembangkan Jabatan Fungsional
Auditor (JFA) di iinekungan instansi
pemerintah.

7
2) Setiap auditor pemerintah harus memiliki
sertifikat sebagai Pejabat Fungsional Auditor.
3) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
(Pusdiklatwas) BPKP berperan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sertifikasi kepada seluruh auditor pemerintah.

2.3 Inspektorat

1. Pengertian Inspektorat
Inspektorat adalah unsur pengawas pada Kementerian yang
mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di Lingkungan
Kementerian. Inspektorat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri. Inspektorat sendiri dalam kementerian Negara Republik Indonesia
adalah unsur pembantu yang ada disetiap departemen atau kementerian yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
dilingkungan departemen atau kementeriannya.
2. Kedudukan Inspektorat
Inspektorat Jenderal adalah unsur pengawasan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada menteri.
3. Susunan Organisasi Inspektorat
Susunan organisasi Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan yaitu
sebagai berikut.
1) Sekretariat Inspektorat Jenderal
2) Inspektur Kepegawaian
3) Inspektur Keuangan
4) Inspektur Perlengkapan
5) Inspektur Anggaran
6) Inspektur Pajak
7) Inspektur Bea dan Cukai
8) Inspektur Umum
4. Fungsi Inspektorat
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Inspektorat
Jenderal mempunyai tugas yaitu melaksanakan pengawasan terhadap

8
pelaksanaan tugas di lingkungan departemen sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh menteri dan berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud sebelumnya,
Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi, antara lain:
1) Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang
pengawasan;
2) Pelaksanaan pengawasan kinerja, pengawasan keuangan,
pengawasan untuk tujuan tertentu, dan partisipasi dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi dan kejahatan keuangan
atas petunjuk menteri;
3) Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
4) Pelaksanaan urusan administrasi dan dukungan teknis
Inspektorat Jenderal.

Fungsi-fungsi tersebut dirumuskan sesuai dengan peran Inspektorat


Jenderal sebagai pengawas internal pemerintah. Dengan menyelenggarakan
fungsi-fungsi tersebut, Inspektorat Jenderal membantu pemerintah dalam hal
pengawasan kinerja, pengawasan keuangan, pengawasan untuk tujuan tertentu,
dan Inspektorat Jenderal juga dapat berpartisipasi dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi dan kejahatan keuangan lainnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan landasan hukumnya, kewenangan BPK telah diatur dalam


Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23E, yaitu untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara. Selain itu dalam UU Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
ditegaskan pula tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan untuk memeriksa
tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara, memeriksa semua pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan berwenang untuk meminta
keterangan berkenaan dengan tugas yang diembannya. Di sinilah peran BPK untuk
senantiasa melaporkan hasil auditnya kepada lembaga yang kompeten untuk
pemberantasan korupsi. Validitas data 3PK dapat dijadikan data awal bagi penegak
hukum untuk melakukan penyidikan atas indikasi korupsi yang dilaporkan. Laporan
BPK yang akurat juga akan menjadi alat bukti dalam pengadilan. Dengan demikian,
eksternal auditor berperan independen dan satu-satunya lembaga negara (BPK) sesuai
UU Nomor 15 Tahun 2004 yang berhak memeriksa dan menilai dengan cara
memberikan opini terhadap laporan keuangan pemerintah daerah sebelum
disampaikan kepada DPRD. Selain itu, eksternal auditor (BPK) membantu
pemerintah dalam mengungkapkan kelemahan- kelemahan manajemen pengelolaan
keuangan terhadap pemeriksaan belanja setiap tahun termasuk mengungkapkan
kerugian keuangan serta melanjutkan dengan audit investigatif apabila ditemukan
unsur-unsur tindak pidana korupsi/tipikor
Tugas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang diterapkan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 menyebutkan secara terperinci
tugas dan fungsi- fungsinya sebagai sebuah lembaga nondepartemen (LPND) yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai pengawas internal pemerintah
berfungsi mulai dari menyiapkan rencana dan program kerja pengawasan, melakukan
terhadap pengelolaan APBN dan APBD, pemberian aistensi penyusunan laporan

10
akuntabilitas kinerja, evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja, hingga melakukan
investigasi terhadap penyimpangan yang merugikan negara dan berbagai pihak
lainnya.
Inspektorat Jenderal pun memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pengawas
internal pemerintah. Fungsi-fungsinya pun tidak jauh berbeda dengan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yaitu dimulai dari penyiapan perumusan
kebijakan pengawasan, melakukan pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dar
pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk menteri. pelaksanaan urusan
administrasi Inspektorat Jenderal. hingga yang terakhir melakukan penyusunan
laporan hasil pengawasan. Secara umum, pengawasan internal diperlukan untuk
menilai faktor ekonomis, efisiensi, dan efektivitas suatu manajemen, menguji
kebenaran laporan keuangan dan laporan pengelolaan; dan menilai ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku Dengan dilakukannya penilaian dan
pengujian tersebut, sehingga pengawasan internal dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Memberikan rekomendas perbaikan bags manajemen yang diaudit.
2. Memberikan konsultasi secara independen dan objektif kepada pihak
yang diaudit untuk memperbaiki manajemen, pengendalian, dan
pengelolaan risiko.
3. Meminimalkan risiko dalam kebijakan, prosedur, dan operasional yang
telah ditetapkan untuk memastikan tercapainya tujuan.
Pentingnya pengawasan terhadap sektor publik (pemerintah) adalah untuk
menciptakan transparansi dan akuntabilitas, vertikal maupun horizontal terhadap
pelayanan publik memastikan anggaran dikeiol. secara ekonomis, efisien, dan efektif
meminimalkan terjadinya kebocoran anggaran atau korupie dan memperbaiki
manajemen secara berkelaniin.
Image Indonesia yang termasuk dalam sepuluh besar negara terkorup sekan
telah menjadi budaya yang memasuki berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu,
dan berbagai fungsi-fungsi Badan Pemeriksa Keuangan. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pesabangunan, serta Inspektorat Jenderal maka kemungkinan adanya
korupsi di lingkungan pemerintah diharapkan dapat diantisipasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi
Sektor Publik. Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai