Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

ORIENTASI LAPANGAN PEKERJAAN (OLP)

STIE “AUB” SURAKARTA

DISUSUN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN TUGAS ORIENTASI


LAPANGAN PEKERJAAN (OLP)

PROGAM STUDI : S1 MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. HASNA .

2. SIGIT PURNOMO .

3. RIMA AVISTA .

4. TRI ZUNIARDI .

5. SITKHA YULIANTI .

6. ARMEILITA .

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ADI UNGGUL BHIRAWA

(STIE “AUB”)

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberi
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan baik
dan tepat waktunya. Adapun judul dari laporan ini ialah “LAPORAN
ORIENTASI LAPANGAN PEKERJAA” Dalam laporan ini kami membahas
mengenai badan pemeriksa keuangan (bpk), tugas serta wewenang BPK.

Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada.

1. Ibu Djatu Apriellia, selaku kepala subbagian hukum.


2. Ibu ida ayu putu risnawati, selaku selaku subbagian humas dan TU.
3. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pnyusunan laporan
ini.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini karya ilmiah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya dan dapat memenuhi salah satu persyaratan, amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, februari 2018

Penyusun

[Type text] Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDALUAN ..........................................................................................

A. LATAR BELAKANG .............................................................................


B. RUMUSAN MASALAH .........................................................................
C. TUJUAN PENULISAN ...........................................................................
D. METODE PENGUMPULAN DATA ......................................................
E. TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI .....................................

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI / LEMBAGA / PERUSAHAAN ...

A. LOKASI & OBYEK .................................................................................


B. STRUKTUR ORGANISASI DAN PENJELASAN .................................

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................

A. DIURAIKAN SESUAI RUMUSAN MASALAH ...................................

BAB IV PENUTUP .............................................................................................

A. KESIMPULAN .........................................................................................
B. SARAN .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN .........................................................................................................

[Type text] Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Badan pemeriksa keuangan (BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam
system ketatanegaraan indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK bersifat bebas
dan mandiri, BPK memilikitugas yang begitu besar seperti memeriksa
seluruh keuangan negara yang berasal dari berbagai lembaga.
Pengelolaan keuangan negara yang dilakukan dengan baik akan
berdampak pada suksesnya pembangunan nasional. Demi tercapainya
hal tersebut, pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara harus
terbebas dari penyimpangan dan berjalan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan. BPK merupakan lembaga independent yang memiliki
tanggung jawab dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara. UU
Nomor 15 tahun 2006 menyebutkan bahwa korupsi, kolusi, dan
nepotisme dapat diatasi melalui lembaga yang independen dalam
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara.
Banyak masyarakat indonesia yang tidak mengetahui apa tugas, fungsi
dari BPK itu sendiri. Sehingga dalam karya ilmiah ini kami akan
menjelaskan lebih rinci mengenai BPK agar masyarakat indonesia
khususnya mahasiswa mengetahui apa BPK yang sebenarnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana awal mula adanya BPK
2. Apa yang dimaksud dengan BPK
3. Apa fungsi dan tugas BPK

[Type text] Page 4


C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam penulisan laporan ini adalah
1. Untuk melengkapi persyaratan tugas orientasi lapangan pekerjaan
(OLP)
2. Untuk menambah wawasan penegetahuan kepada masyarakat
terutama mahasiswa mengenai BPK
3. Mengetahui sejarah BPK
4. Memahami definisi BPK
5. Mengetahui fungsi dan tugas dari BPK

D. METODE PENGUMPULAN DATA


Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang
dilaksanakan, maka penulis mengunakan metode kepustakaan, yakni :
1. Penulis mencari berbagai referensi buku sebagai sumber penulis
untuk membuat laporan ini
2. Penulis juga mencari sumber lainnya melalui situs – situs internet

E. TUJUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI


Agar dapat menyediakan yang berguna dan bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, maka informasi yang disajikan dalam
pelaporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria yang harus
dimiliki oleh pelapor keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan
pengguna, diantaranya adalah relevan, andal, dapat dibandingakan,
dapat dimengerti, tepat waktu dan biaya/manfaat.
Pembuatan laporan keuangan di sektor pemerintahan adalah suatu
bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung
adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah atas
aktivitas pengelolaan sumber daya publik.

[Type text] Page 5


BAB II
GAMBARAN UMUM LEMBAGA BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN (BPK)

A. LOKASI & SUBYEK


Kegiatan Orientasi Lapangan Pekerjaan (OLP) STIE “AUB”
SURAKARTA, dilakukan di Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Idonesia (BPK RI) Perwakilan Provinsi Bali yang beralamat di
JL.Panjaitan No.2, Sumerta Kelod, Denpasar Tim., Kota Denpasar,
Bali 80234

B. STRUKTUR ORGANISASI DAN PENJELASAANYA


BPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh
pelaksana BPK, yang terdiri atas sekretariat jendral, unit pelaksana
tugas pemeriksaan, dan pejabat lain yang ditetapkan oleh BPK
sesuai dengan kebutuhan. Organisasi dan tata kerja pelaksana BPK
serta jabatan fungsional ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi
dengan pemerintah.
Berikut dalah struktur organisasi BPK berdasarkan keputusan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 3/K/I-
XIII.2/7/2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan
Pemeriksa Keuangan.
1. Sekretariat jendral 10. Auditorat keuangan VI
2. Inspektorat utama 11. Auditorat keuangan VII
3. Direktur utama 12. Auditorat utama investigasi
4. Direktorat utama 13. Staf ahli keuangan pusat
5. Auditorat keuangan negara 14. Staf ahli keuangan daerah
6. Auditorat keuangan negara II 15. Staf ahli BUMN, BUMD
7. Auditorat keuangan negara III 16 Staf ahli lingkungan hidup
8. Auditorat keuangan negara IV 17. Staf ahli bidang investigasi
9. Auditorat keuangan negara V 18. kelompok fungsional

[Type text] Page 6


BAB III
PEMBAHASAN

A. SEJARAH BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN (BPK)


pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk
memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada dewan
perwakilan rakyat.
Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut dikeluarkan surat
penetapan pemerintahan No.11/OEM tanggal 28 desembar 1946 tentang
pembentukan Badan Pemeriksaan Keuangan, pada tanggal 1 januari 1947
yang berkedudukan sementara dikota magelang. Pada waktu BPK hanya
mempunya 9orang pegawai dan sebagai ketua Badan Pemeriksa Keuangan
pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya, Badan Pemeriksa
Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1 telah
mengumumkan kepada semua instansi diwilayah republik indonesia
mengenai tugas dan kewajibannya dalam memriksa tanggung jawab
tentang keuangan negara, untuk sementara masih mengunakan peraturan
perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksana tugas Algemene
Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW
dan IAR.
Dalam penetapan pemerintahan No.6/1948 tanggal 6 November 1948
tempat kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan dipindahkan dari magelang
ke Yogyakarta. Negara Republik Indonesia yang ibukotanya di Yogyakrta
tetap mempunya Badan Pemeriksa Keuangan sesuai pasal 23 ayat (5)
UUD Tahun 1945; ketuanya diwakili oleh R. Kasirman yang diangkat
berdasarkian SK presiden RI tanggal 31 januari 1950 No13/A/1950
terhitung mulai 1 agustus 1949
Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat (RIS)
berdasarkan piagam konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949, maka

[Type text] Page 7


dibentuk dewan pengawas keuangan (berkedudukan di Bogor) yang
merupakan salah satu alat perlengkapan negara RIS, sebagai ketua
diangkat R. Soerasno mulai tanggal 31 Desember 1949, yang sebelumnya
menjabat sebagai ketua badan periksa keuangan di Yogyakarta. Dewan
Pengawas Keuangan RIS berkantor di Bogor menempati bekas kantor
Algemene Rekenkamer pada masa pemerintahan Netherland indies Civil
Administration (NICA).dengan kembalinya bentuk negara menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan
Pengawas Keuangan RIS yang berada di Bogor sejak tanggal 1Oktober
1950 digabung dengan badan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan
UUDS 1950 dan berkedudukan di Bogor menempati bekas kantor Dewan
Pengawas Keuangan RIS. Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS
diambil dari unsur Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari
Algemene Rekenkamer di Bogor.
Pada tanggal 5 juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden RI yang menyatakan
berlakunya kembali UUD Tahun 1945. Dengan demikian Dewan
Pengawas Keuangan berdasarkan UUD 1950 kembali menjadi Badan
Pemeriksa Keuangan bedasrkan Pasal 23 (5) UUD Tahun 1945. Meskipun
Badan Pemeriksa Keuangan berubah-ubah menjadi Dewan Pengawas
Keuangan RIS berdasarkan konstitusi RIS Dewan Pengawas Keuangan RI
(UUDS 1950), kemudian kembali menjadi Badan Pemeriksa Keuangan
berdasarkan UUD 1945, namun landasan pelaksanaan kegiatannya masih
tetap menggunakan ICW dan IAR. Parama Arta, dan didalam ketetapan
MPRS No. 11/MPRS/1960 serta resolusi MPRS No.1/Res/MPRS/1963
telah dikemukakan keinginan-keinginan untuk menyempurnakan Badan
Pemeriksa Keuangan, sehingga dapat menjadi alat kontrol yang
efktif.untuk mencapai tujuan itu maka pada tanggal 12 Oktober 1963,
pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195 Tahun 1963) yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang (PERPU) No. 6 Tahun 1964 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan Gaya Baru.

[Type text] Page 8


Untuk mengganti PERPU tersebut, dikeluarkanlah UU No. 17 Tahun 1965
yang antara lain menetapkan bahwa Presiden, sebagai pemimpin Besar
Revolusi pemegang kekuasan pemeriksaan dan penelitian tertinggi atas
penyusunan dan pengurusan keuangan Negara. Ketua dan Wakil Ketua
BPK RI berkedudukan masing-masing sebagai Menteri Coordinator dan
Menteri.
Akhirnya oleh MPRS dengan ketatapan No. X/MPRS/1966 Kedudukan
BPK RI dikembalikan pada posisi dan fungsi semula sebagai Lembaga
Tinggi Negara. Sehingga UU yang mendasari tugas BPK RI perlu diubah
dan akhirnya baru direalisasikan pada Tahun 1973 dengan UU No. 5
Tahun 1973 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam era Revormasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah
mendapat dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan
Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga
pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan
dikeluarkannya TAP MPR No. VI/MPR/2002 yang antara lain
menegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keungan sebagai satu-
satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya
perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan
profesional.
Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengatur BPK
RI dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandeman,
BPK RI hanya diatur dalam satu ayat (pasal 23 ayat 5). Kemudian dalam
Perubahan Ketiga UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri
(Bab VIII A) dengan tiga pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat. Untuk
menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat Undang-
Undang dibidang keuangan Negara, yaitu ;
1. UU No.17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
2. UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan
tanggung Jawab Keuangan Negara.

[Type text] Page 9


B. DEFINISI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Badan Pemeriksa Keaeuangan (BPK) adalah lembaga tinggi negara
dalam system ketatanegaraan indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23E
UUD 1945 dan Pasal 2 UU No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan). Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas
dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan
oleh Presiden. Hasil memeriksaan keuangan negara diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD (sesuai dengan kewenangannya)

C. TUGAS, FUNGSI, JENIS-JENIS PEMERIKSAAN DAN LAPORAN


HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
1. Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan LayananUmum,
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan negara (Pasal 6 ayat (1) UU No. 15
tahun 2006.
Yang dimaksud “keuangan negara” meliputi semua unsur
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
keuangan negara yakni semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Yang dimaksud “lembaga atau badan lain” antara lain badan
hukum milik negara, yayasan yang mendapat fasilitas negara, dan
badan swasta yang menerima dan/atau mengelola uang negara.

[Type text] Page 10


2. Fungsi Badan Pemeriksa Keuangan
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
keuangan negara, fungsi BPK dapat dikategorikan kedalam empat
fungsi yakni fungsi pemeriksaan, fungsi rekomendasi, fungsi quasi
yudisial dan fungsi legislasi.
1) Fungsi pemeriksaan, tercermin dalam tugas BPK melakukan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara dengan semua aspeknya.
2) Fungsi rekomendasi, tercermin dari konsekuensi bahwa hasil
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara selalu diikuti dengan rekomendasi yaitu saran
berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada
orang dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan
tindakan dan/atau perbaikan. (pasal 1 butir 12, pasal 16 ayat (2)
dan Pasal 20 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004).
3) Fungsi quasi yudisial, tercermin dari tugas BPK mengenakan
ganti kerugian negara/daerah terhadap bendahara dan pengelola
perusahaan negara/daerah menurut tata cara yang ditetapkan,
yakni tata cara berupa proses penuntutan yang menyerupai
layaknya proses peradilan (Pasal 62 ayat (1) UU No. 1 Tahun
2004 dan Pasal 22 UU No. 15 Tahun 2004).
4) Fungsi legislasi, tercermin dari kewenangan BPK untuk
menetapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara dalam dalam bentuk peraturan BPK, yang
mempunyai kekuatan yang mengikat pihak-pihak yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang BPK (Pasal
6 ayat (6) UU No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan).

[Type text] Page 11


3. Jenis-jenis pemeriksaan BPK
Pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
A. Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerinahan memuat opini.
B. Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi
dan efisien, serta pemeriksaan aspek efektivitas. Laporan hasil
pemeriksaan kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi.
C. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain
pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan
investigative, dan pemeriksaan atas system pengendalian intern
pemerintah. Pemeriksaan investigative adalah pemeriksaan
dengan tujuan untuk mengungkap adanya indikasi kerugian
negara/daerah dan/atau unsur pidana. Laporan hasil
pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.
4. Laporan Hasil Pemeriksaan
Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah
daerah, laporan hasil pemeriksaan kinerja pemerintah daerah, dan
laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu di daerah
disampaikan kepada DPRD dan gubernur/bupati/walikota
bersangkutan sesuai dengan kewenangannya.

[Type text] Page 12


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Badan pemeriksaan keuangan (BPK) lembaga tinggi negara
dalam system ketatanegaraan indonesia yang memiliki
wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan
lembaga yang bebas dan mandiri. BPK bertugas memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga
negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah
(BUMN), dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara.

B. SARAN
BPK adalah lembaga tertinggi di indonesia yang memiliki
tanggung jawab mengenai keuangan negara. Jadi sangatlah
penting apabila para penjabat yang ada di lingkungan BPK
bekerja dengan baik tidak melakukan penyimpangan. Karena
menyangkut hajat orang banyak. Mahasiswa saat ini adalah
penerus dimasa yang akan datang, mahasiswa adalah agent of
change sehingga tugas mahasiswalah suapaya membuat
indonesia sejahtera tanpa korupsi.

[Type text] Page 13


DAFTAR PUSTAKA

Sumber: http:/www.bpk.go.id/page/sejarah

Veronicasandhyputra.blogspot.com/2013/03/tugas-dan-wewenang-bpk-badan-
periksa.html?m=1

[Type text] Page 14


Lampiran Dokumentasi Foto-Foto Kegiatan OLP

Adapun yang terlampir disini yaitu foto-foto yang dijadikan dokumen guna
melengkapi laporan ini :

Mahasiswa STIE AUB sebelum memasuki gedung BPK Provinsi Bali dalam
rangka pengenalan lapangan pekerjaan di BPK Provinsi Bali.

Gambar 1. Foto mahasiswa STIE AUB didepan gedung BPK Provinsi Bali

sambutan dari BPK Provinsi Bali untuk peserta Public Awareness kunjungan
mahasiswa STIE AUB Surakarta diKantor BPK Provinsi Bali.

Gambar 2. Sambutan dari BPK Provinsi Bali atas kunjungan mahasiswa STIE
AUB Surakarta.

[Type text] Page 15


Laporan hasil Orientasi Lapangan Pekerjaan (OLP) Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi – AUB Surakarta ini, telah disetujui oleh Dosen Pembimbing OLP, pada

Disetujui dan Diajukan :

Pada hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing

Muhammad khoiruman

[Type text] Page 16


[Type text] Page 17

Anda mungkin juga menyukai