HALAMAN JUDUL
Diajukan Oleh:
Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper
tentang Penyelesaian Pemeriksaan dan Pelaporan dalam Audit Sektor Pemerintah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Muhadi Prabowo selaku Dosen mata kuliah Audit Sektor
Pemerintah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang Penyelesaian Pemeriksaan dan Pelaporan
terhadap Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam Paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan paper yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
I. BAB 1 xx
A. Pendahuluan xx
B. Rumusan Masalah xx
II. BAB 2 xx
A. Pembahasan xx
III. BAB 3 xx
A. Kesimpulan xx
3
PENYELESAIAN PEMERIKSAAN DAN
PELAPORAN
BAB 1
A. PENDAHULUAN
Sebagai negara berkembang, Indonesia melaksanakan segala macam
pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam melaksanakan
pembangunan tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan sumber utama dana
pembangunan. Agar pembangunan sukses maka pengelolaan keuangan APBN dan
APBD wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Penyelesaian Pemeriksaan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Penyelesaian Penugasan
BAB 2
A. PEMBAHASAN
Pemeriksaan menurut Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah “proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara”. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan
keuangan negara adalah “keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara
sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban”. Sedangkan tanggung jawab
keuangan negara adalah “kewajiban Pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan
keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, dan transparan, dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan”.
5
yaitu “pemeriksaan atas laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif
disamping prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”. Laporan hasil
pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini.
6
Pemeriksaan (LHP). LHP merupakan bukti penyelesaian penugasan bagi pemeriksa
yang dibuat dan disampaikan kepada pemberi tugas, yakni Badan. Laporan tertulis
berfungsi untuk : mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak yang
berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; membuat hasil
pemeriksaan terhindar dari kesalahpahaman; membuat hasil pemeriksaan sebagai
bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi terkait; dan memudahkan tindak lanjut
untuk menentukan apakah tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan.
Penyelesaian Pemeriksaan
1. Penyelesaian Penugasan
a. Kewajiban kontijensi,
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapi tidak diakui
karena entitas tidak ada kemungkinan mengeluarkan sumber daya untuk
menyelesaikan kewajibannya dan jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara
andal.
• Dapatkan dan reviu putusan hukum yang masih pending terkait hak dan
kewajiban pemerintah daerah serta keputusan-keputusan lainnya, yang
kemungkinan menimbulkan kewajiban kontinjensi.
7
Namun, prosedur reviu kontrak/komitmen dimaksudkan untuk menentukan
kemungkinan kerugian yang akan terjadi. Untuk itu, pemeriksa perlu mereviu kembali
perjanjian/kontrak atau komitmen lainnya yang bersifat jangka panjang.
• Reviu putusan keputusan kepala daerah atau pejabat terkait tersebut yang
kemungkinan menimbulkan kewajiban dalam kontrak/komitmen jangka
panjang.
Ada 2 (dua) jenis kejadian setelah tanggal neraca (subsequent events) yaitu:
8
historis yang menjelaskan dampak adanya peristiwa tersebut seandainya
peristiwa tersebut terjadi pada tanggal neraca.
Ikhtisar koreksi.
9
4. Penyampaian Temuan Pemeriksaan (TP) kepada entitas yang diperiksa
Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap kondisi laporan
keuangan yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi
yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Oleh karena itu, tanggal
penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil
pemeriksaan. Pelaporan Hasil Pemeriksaan.
10
e. Penyusunan konsep akhir dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan
Jenis LHP Keuangan atas Laporan Keuangan terdiri atas : LHP atas Laporan
Keuangan; Laporan atas Kepatuhan; Laporan atas Pengendalian Intern. LHP atas
Laporan Keuangan merupakan laporan utama. Laporan ini mengungkapkan : a) Opini
Badan Pemeriksa Keuangan yang mengungkapkan kewajaran atas Laporan Keuangan
memuat: (1) judul “Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan”, (2) dasar
pemeriksaan, (3) tanggung jawab pemeriksa, kecuali untuk opini “tidak dapat
11
menyatakan” pendapat, (4) tanggung jawab penyusunan Laporan Keuangan, (5)
standar pemeriksaan dan keyakinan pemeriksa untuk memberikan pendapat, kecuali
opini “tidak dapat menyatakan pendapat”, (6) alasan opini pengecualian/tidak
menyatakan pendapat/tidak wajar (termasuk kelemahan SPI dan/atau temuan
kepatuhan yang terkait secara material terhadap kewajaran penyajian Laporan
Keuangan jika ada, (7) paragraf rujukan tentang penerbitan laporan atas kepatuhan
dan laporan atas pengendalian intern jika ada, (8) opini, (9) tempat dan tanggal
penanda-tanganan LHP, dan (10) tanda tangan, nama penandatangan, dan nomor
register akuntan. b) Laporan Keuangan yang terdiri Neraca, Laba/Rugi, LRA,
Laporan Arus Kas serta Catatan atas Laporan Keuangan. c) Gambaran umum
pemeriksaan yang memuat tentang: (1) dasar hukum pemeriksaan, (2) tujuan
pemeriksaan, (3) sasaran pemeriksaan, (4) standar pemeriksaan, (5) metode
pemeriksaan, (6) waktu pemeriksaan, (7) obyek pemeriksaan, dan (8) batasan
pemeriksaan.
Opini terhadap kewajaran atas Laporan Keuangan yang dapat diberikan adalah
salah satu di antara empat opini sebagai berikut :
c) Tidak Wajar (adverse opinion). Opini “Tidak Wajar” menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi.
12
yang material sesuai dengan Standar Akuntansi. Ketidakyakinan tersebut dapat
disebabkan oleh pembatasan lingkup pemeriksaan dan/atau terdapat keraguan atas
kelangsungan hidup entitas. Alasan yang menyebabkan menolak atau tidak dapat
menyatakan pendapat harus diungkapkan dalam LHP yang memuat opini tersebut.
a) resume, yang memuat: (1) judul “Resume”, (2) dasar pemeriksaan, (3) standar
pemeriksaan serta kewajiban pelaporan atas ketidakpatuhan yang ditemukan, (4)
paragraf tentang rujukan LHP yang memuat opini dan LHP atas efektifitas SPI,
(5) pokok-pokok temuan ketidakpatuhan, (6) Rekomendasi yang diberikan, (7)
tempat dan tanggal penandatanganan LHP, dan (8) tanda tangan, nama penanda
tangan, dan nomor register akuntan.
13
Pelaporan Sistem Pengendalian Intern meliputi efektivitas sistem
pengendalian intern terkait laporan keuangan. Pengungkapan temuan pengendalian
intern yang perlu dilaporkan dilakukan sebagai berikut :
a) Resume yang memuat: (1) judul “Resume”, (2) dasar pemeriksaan, (3) standar
pemeriksaan serta kewajiban pelaporan atas ketidakpatuhan yang ditemukan, (4)
paragraf tentang rujukan LHP yang memuat opini dan LHP kepatuhan, (5)
pokok-pokok temuan ketidakpatuhan, (6) rekomendasi yang diberikan, (7) tempat
dan tanggal penandatanganan LHP, dan (8) tanda tangan, nama penanda tangan,
dan nomor register akuntan.
14
III. Pembahasan konsep hasil pemeriksaan dengan Pejabat Entitas yang
Berwenang
Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab dibahas bersama dengan
pimpinan entitas yang diperiksa. Pembahasan konsep LHP dengan pejabat entitas
yang diperiksa diselenggarakan oleh penanggung jawab dan dilakukan untuk (a)
membicarakan kesimpulan hasil pemeriksaan secara keseluruhan, dan (b)
kemungkinan tindak lanjut yang akan dilakukan.
15
Badan/kuasanya yang memenuhi syarat. LHP laporan keuangan diberi tanggal sesuai
dengan tanggal akhir pekerjaan lapangan atau tanggal pembahasan konsep LHP
dengan pejabat entitas yang berwenang atau sama dengan tanggal surat representasi.
16
Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab dibahas bersama dengan
pimpinan entitas yang diperiksa. Pembahasan konsep LHP dengan pejabat entitas
yang diperiksa diselenggarakan oleh penanggung jawab dan dilakukan untuk (a)
membicarakan kesimpulan hasil pemeriksaan secara keseluruhan, dan (b)
kemungkinan tindak lanjut yang akan dilakukan. Pembahasan konsep LHP dilakukan
di kantor Badan Pemeriksa Keuangan atau di kantor pusat entitas yang diperiksa.
Seluruh hasil pembahasan didokumentasikan dalam Risalah Pembahasan yang
disimpan di dalam KKP.
BAB 3
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan keuangan oleh BPK RI tidak hanya menghasilkan opini atas
laporan keuangan yang diaudit tetapi juga memberikan catatan hasil temuan. Temuan
tersebut menjelaskan kelemahan pengendalian internal dan ketidaktaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Hasil audit juga memberikan informasi potensi
kerugian negara yang ditemukan dalam proses audit akibat dari penyalahgunaan dan
inefisiensi penggunaan APBN/APBD. Beberapa hasil audit BPK RI tersebut
ditindaklanjuti menjadi audit investigasi, kasus korupsi dan kasus pidana.
17