KELOMPOK : 6
SARLIANA ( 193020303093 )
DOSEN PENGAMPU :
JURUSAN AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan Berkat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Sektor Publik yang membahas Seluk-Beluk
Pengauditan dan Peran SPKN dalam Audit di Pemerintah Indonesia Makalah
Akuntansi Sektor Publik ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah kami ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG 1
1. 2 RUMUSAN MASALAH 2
1. 3 TUJUAN MASALAH 2
BAB II PEMBAHASAN
SEKTOR PUBLIK 7
KESIMPULAN 10
SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi yang harus ada dalam proses akuntabilitas publik adalah
fungsi pemeriksaan atau auditing. Mekanisme audit merupakan sebuah
mekanisme yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas di dalam pengelolaan
sektor pemerintahan, BUMN, atau instansi pengelola aset negara lainnya.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar eksekutif ( dalam hal ini DPR/DPRD
dan masyarakat) lebih menekankan evaluasi terhadap seorang pemimpin untuk
memastikan bahwa pemimpin tersebut telah menajlankan tugasnya sesuai dengan
yang diamanatkan sementara pengawasan secara internal lebih berupa
pengendalian internal dan pengendalian manajemen, yang berada dibawah kendali
eksekutif dan dilakukan untuk memastikan strategi dijalankan dengan baik
sehingga tujuan tercapai.
Audit yang dilakukan pada sektor publik pemerintah berbeda dengan yang
dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan latar belakang institusional dan hukum, dimana audit sektor publik
3
pemerintah mempunyai prosedur dan tanggung jawab yang berbeda serta peran
yang lebih luas dibanding audit sektor swasta, secara umum, ada tiga jenis audit
dalam audit sektor publik, yaitu audit keuangan (financial audit), audit
kinerja(performance audit), dan audit investigasi(investigation audit) (bastian,
2003).
Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akan akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotoritasi serta dicatat dengan benar. Audit atas laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan keyakinan apakah laporan keuangan dan entitas.
Yang diaudit telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, hasil
operasi atau usaha,dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Audit kinerja merupakan jenis audit yang relatif baru dalam organisasi sektor
publik( mahmudi, 2007). Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan,
dalam hal tujuan dan prosedurnya menurut SPKN, yang dimaksud audit kinerja
dalah pemeriksaan atas pengeloaan keuangan negara yang terdiri atas audit atas
aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Audit kepatuhan adalah audit yang
memverifikasi/memeriksa bahwa pengeluaran-pengeluaran untuk pelayanan
masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan undang-undang peraturan.
4
output atau input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau targer yang telah
ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa ekonomi mempunyai arti biaya terendah,
sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya(input).
2. Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai dengan
kebutuhan pada biaya terendah
3. Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara memadai.
4. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau kurang
jelas tujuannya
1. Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, apakah
sudah memadai dan tepat
5
3. Menilai efektivitas program dan unsur-unsur program secara terpisah.
10. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program.
6
2.3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM AUDIT SEKTOR
PUBLIK
Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam pekerjaan audit, dan
tidak ada satu pendekatan yang menjadi pendekatan paling tepat. Secara gars
besar, pendekatan audit ada tiga, yaitu sebagai berikut (bastian, 2003:62)
2. Audit neraca, Pendekatan ini meliputi verifikasi seluruh aset dan kewajiban
yang disajikan dalam neraca
untuk melihat apakah terdapat suatu dasar yang dapat diandalkan sehingga sistem
tersebutt dapat digunakan.
Perkembangan terbaru dari auditing disektor publik adalah adanya audit kinerja
atau juga ada yang menyebutnya value for money audit (VFM AUDIT).
Proses audit keuangan secara umum dapat dikelompokkan kedalam tiga tahap
utama, yaitu (mahmudi, 2007: 194):
7
1. Perencanaan audit
3. Pelaporan
Sedangkan, pada proses audit kinerja tidak berbeda untuk tahap ke-1 sampai
dengan tahap ke-3, namun ditambah dengan tahap ke-4 yaitu tahap tindak lanjut
(follow-up) audit. Tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri atas tiga elemen,
yaitu telaah hasil-hasil program, telaah ekonomi dan efesiensi, dan telaah
kepatuhan. Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor
dalam mencapai tujuan audit kinerja. Review hasilhasil program akan membantu
auditor untuk menegetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar.
Tahap pelaporanm merupakan tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya
tuntutan yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal
tersebut menjadi alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit
kepada pihak manajemen, lembaga legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian
hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara formal dalam bentuk laporan
tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal melalui diskusi dengan
pihak manajemen.
Sesuai dengan Peraturan BPK-RI Nomor 1 Tahun 2007 bahwa SKPN atau
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara adalah patokan untuk melakukan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. SPKN ini berlaku
untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas, program, kegiatan
serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. SPKN ini berlaku
bagi :
8
1. Badan Pemeriksaan Keuangan
Audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan
keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan
terhadap undang – undang dan peraturan yang berlaku.
Disamping itu, auditor sektor publik juga memeriksa dan menilai tingkat
ekonomis,efesiensi, serta efektivitas dari semua entitas, program, kegiatan, serta
fungsiyang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit sektor
publik rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap
pejabat pemerintah dan akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai
ketidakberesan. Untuk itulah dibutuhkan pemahaman yang utuh dan tidak persial
9
atas SPKN. Media sederhana yang dapat dilakukan untuk memulai suatu
pemahaman terhadap SKPN adalah melalui sosialisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Salah satu fungsi yang harus ada dalam proses akunjtabilitas publik adalah
fungsi pemeriksaan atau auditing. Fungsi pemeriksaan berbeda dengan
fungsipengawasan. Secara konsepsional, pelaksanaa pemeriksaan APBN/APBD
sangat berbeda dari aspek pengawasan. Namun, secara operasional, antara
pengawasan dan pemeriksaan memang sulit dipisahkan. Sebagai bagian dari
pelaksanaan fungsi pengawasan dari pimpinan, pemeriksaan, keuangan secara
internal, tidak bisa lepas dari keharusan untuk melakukan pengawasan, yaitu
membandingkan hasil yang seharusnya terjadi dengan yang benar-benar terjadi.
Audit yang dilakukan pada sektor publik
10
pemerintah berbeda dengan yang dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional dan
hukum, dimana audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan
tanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor
swasta. Proses audit keuangan secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga
tahap utama, yaitu (mahmudi,2007:194):
1. Perencanaan audit
3. Pelaporan
SARAN :
11
DAFTAR PUSTAKA
12