SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
KREDIT : 2 SKS
SEMESTER : 3 GANJIL
PENANGGUNG JAWAB
MATA KULIAH :
DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pengauditan serta
aplikasinya terhadap dunia kerja. Pembahasan mata kuliah ini meliputi : Auditing, Standar Profesional
Akuntan Publik (PSAP), Indonesian Institute of Auditing (IIA) dan Kode Etik Akuntan Indonesia,Tujuan
Audit dan Laporan Audit, Laporan Audit, Pengendalian Internal, Bukti Audit, Resiko Audit, Rencana
Pemeriksaan, Pemeriksaan Kas dan Setara Kas, Piutang, Surat Berharga, Penghitungan Aktiva tetap,
berwujud & tidak berwujud, persediaan barang Dagangan, program Pemeriksaan, Prosedur Audit,
Pemeriksaan dengan elektronik, kertas kerja pemeriksaan
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) :
Mata Kuliah ini membahas bagaimana melakukan proses pemeriksaan yang meliputi tahapan perencanaan, proses pemeriksaan sampai membuat
laporan hasil pemeriksaan dengan membuat satu pernyataan atas hasil pemeriksaan.
MATERI :
Auditing, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik Akuntan Indonesia
Tujuan Audit dan Laporan Audit
Pengendalian Intern
Bukti Audit dan Tes Transaksi
Kertas Kerja Pemeriksaan
Rencana pemeriksaan, Program Pemeriksaan dan Prosedure Pemeriksaan
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
BUKU REFERENSI :
1) Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2) Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3) Standar pemeriksaan Akuntan Publik
PERTEMUAN I
PENGERTIAN AUDITING
Beberapa keyword dari definisi tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Entitas Ekonomi, adalah satuan usaha yang legal seperti PT,CV, Fa, lembaga
pemerintah, atau perusahaan perorangan .
Pengumpulan dan pengevaluasian bukti .
Bukti-bukti merupakan segala sesuatu yang merupakan informasi yang digunakan
auditor seperti pernyataan lisan dari auditee , komunikasi tertulis dan
pengamatan .
Orang yang kompeten dan independen maksudnya adalah orang yang mempunyai
kemampuan dan sikap mental yang independen .
Pelaporan sebagai alat penyampaian temuan-temuan kepada auditee .
Oleh sePERTEMUAN itu Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi,
pengertian umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai
kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian lebih
sempit atestasi merupakan “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan
mengenai reabilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawabdari pihak
lainnya”. Seorang akuntan public dalam kapasitasnya sebagai seorang auditor
memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas.
Sehingga akhir-akhir ini akuntan publik mulai melakukan jenis jasa assurance
lainnya. Committee Assurance Service dari AICPA mendefinisikan assurance
services sebagai berikut : “Jasa seorang professional yang independen yang
meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan” yang
ternyata assurance services memiliki ruang lingkup yang lebih luas
disbanding auditing atau atestasi.
Gambar 1.1
Hubungan antara Assurance, Attestation dan Auditing
Assurance Services
Attestation
Auditing
Ada beberapa hal yang penting perlu diperhatikan lebih lanjut, yaitu ; Pertama ;
yang diperiksa adalah laporang keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen
beserta catatan-catatan dari pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Laporan
keuangan yang harus diperiksa terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri
dari buku harian (buku kas/Bank, buku penjualan/pembelian, Buku serba-serbi)
buku besar, sub buku besar (piutang, utang, kartu persediaan, aktiva tetap).
Kedua ; Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis, dalam melakukan
pemeriksaannya, akuntan public berpedoman pada Standar Profesional Akuntan
Publik, mentaati kode etik IAI dan aturan etika IAI serta memenuhi Standar
Pengendalian Mutu
Ketiga ; Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independent yaitu akuntan public
yang tidak memiliki hubungan, kepentingan tertentu dengan dewan direksi baik itu
sebagai pemegang saham ataupun hubungan relasi lainnya, auditor harus bersifat
objective tidak memihak kepada siapapun dan melaporkan apa adanya.
Keempat ; tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (di Indonesia : Prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia yang dikodefikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan)
Accounting Auditing
Jenis Audit
Jenis Auditor
Kantor Akuntan Publik Terdaftar, yaitu auditor yang mempunyai tanggung
jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua perusahaan publik,
perusahaan-perusahaan besar dan beberapa perusahaan kecil dan organisasi
nirlaba.
Auditor Pemerintah, yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab
mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari program/proyek
pemerintah. Di Indonesia ada beberapa lembaga yaitu BPKP, BEPEKA, serta
Itjen pada departemen-departemen pemerintah
.
Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertanggung jawab melaksanakan
pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor perpajakan dan
penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Di Amerika ada Internal
Revenue Service ( IRS ), sementara di Indonesia dilaksanakan oleh KPP dan
Karikpa sebagai tenaga teknis pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal
Pajak ( DJP ).
Internal Auditor, yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk
melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Sebagai contoh
di BUMN-BUMN di Indonesia ada unit SPI yang menangani hal tersebut.
Jasa auditing yang digunakan di kalangan pengusaha, pemerintah, dan lain- lain pada
hakikatnya adalah untuk mengurangi risiko informasi antara dua pihak yang
berkepentingan. Dalam hal ini adalah manajemen sebagai pembuat laporan dan user
sebagai pemakai laporan. Hal ini karena semakin kompleksnya kondisi masyarakat
yang memungkinkan para pengambil keputusan akan memperoleh informasi yang
tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan yang secara umum
disePERTEMUANkan oleh 4 hal yaitu:
Hubungan yang tidak dekat (Jauhnya sumber informasi) antara penerima
dan pemberi informasi .
Sikap memihak/bias dan motif lain yang melatarbelakangi pemberian
informasi.
Data yang berlebihan
Transaksi pertukaran yang kompleks
Untuk menanggulangi risiko informasi tersebut ada tiga cara yang dapat
dilaksanakan :
Verifikasi Informasi oleh pihak pemakai/pengguna informasi
Pengguna informasi menanggung risiko informasi secara bersama- sama
dengan manajemen
Dilakukan audit atas Laporan Keuangan .
1. Manajemen
Dalam konteks audit, yang dimaksud manajemen meliputi pejabat pimpinan,
kontroler, dan para personil kinci perusahaan. Selama audit berlangsung, auditor
sangat sering berhubungan atau berinteraksi dengan manajemen. Untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit, auditor sering kali
meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Data
seperti ini, tentu disimpan oleh para manajemen tersebut. Oleh karena itu,
sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin hubungan baik dengan manajemen
atas dasar saling percaya dan saling menghormati (tanpa mengurangi
professional skepticism).
2. Dewan Komisaris dan Komite Audit
Dewan Komisaris dan Komite Audit bertindak sebagai penengah antara auditor
dan manajemen. Fungsi dewan dan komite ini yang berhubungan langsung
dengan akuntan publik adalah:
a. Menunjuk kantor akuntan publik yang akan diberi penugasan audit.
b. Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
c. Mengundang auditor untuk mendiskusikan masalah-masalah yang timbul
selama audit berlangsung
d. Mereview laporan keuangan dan laporan auditor dengan auditor
menjelang selesainya penugasan audit.
3. Auditor Intern
Akuntan publik biasanya menjalin kerja sama dengan auditor intern pada
perusahaan klien, karena akuntan publik mempunyai kepentingan langsung
dengan pekerjaan auditor intern yang merupakan bagian dari pelaksanaan sistem
pengendalian intern klien. Di samping itu, auditor intern akan memberi bantuan
langsung kepada akuntan publik dalam pelaksanaan audit atas laporan
keuangan. Pekerjaan auditor intern merupakan pelengkap bagi akuntan publik.
4. Pemegang Saham
Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit
untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik. Oleh karena itu, auditor memiliki tanggung jawab yang
penting terhadap mereka sebagai pemakai utama laporan auditor.
AICPA
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) atau di Indonesia IAI
mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. Penetapan Standar dan Aturan, ada empat bidang utama dalam auditing yang
perlu dibuat standar aturannya yaitu ; Standar Audit , Standar Kompilasi dan
Penelaahan Laporan Keuangan , Standar Atestasi Lainnya, Kode Etik Profesi .
2. Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal seperti
jurnal berkala , jurnal akuntansi dan lain-lain.
3. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik/USAP
4. Pendidikan lanjutan .
Terdapat tiga persyaratan utama untuk menjadi akuntan public bersertifikat yaitu
persyaratan pendidikan, persyaratan ujian akuntan dan persyaratan pengalaman.
A. Standar Umum, merupakan kualifikasi dan perilaku umum yang terdiri dari
:
Keahlian dan pelatihan teknis yang cukup .
Independensi dalam sikap mental .
Kemahiran profesional yang cermat dan seksama .
B. Standar Pekerjaan Lapangan, meliputi :
Perencanaan dan supervisi yang pantas .
Pemahaman yang cukup tentang struktur pengendalian intern.
Bahan bukti kompeten yang cukup .
Gambar 1.3
Diagram Standar Auditing
Standar Auditing
Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi Kantor Akuntan Publik ( tiga persyaratan
pertama juga berlaku bagi KAP yang tidak menjadi anggota forum) yang ditetapkan
AICPA dengan divisinya yaitu SEC dan Kantor Akuntan Publik atau di Indonesia
Forum IAI - SAP yaitu :
Ketaatan pada standar pengendalian mutu .
Penelaahan sejawat ( peer review ) , harus dari KAP lain yang memenuhi
persyaratan
Pendidikan lanjutan
Rotasi partner
Penelaahan oleh partner lain
Larangan pemberian atas jasa tertentu
Pelaporan ketidaksepakatan
Pelaporan jasa konsultasi manajemen.
Contoh Engagement letter ;
Kepada
Sebagai bagian dari proses audit, kami akan melakukan permintaan keterangan
dari manajemen tentang pernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan. Kami juga akan meminta pernyataan tertulis clien manajemen yang
menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen dan penegasan tertulis lainnya untuk mengkonfirmasi beberapa
pernyataan yang dibuat oleh manajemen kepada kami selama proses audit kami.
Tanggapan manajemen atas permintaan keterangan kami dan pemerolehan
pernyataan tertulis dari manajemen diwajibkan oleh standar auditing sebagai
bagian dari bukti audit yang akan kamiandalkan sebagai dasar dalam memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Karena pentingnya surat pernyataan manajemen
tersebut, Perusahaan setuju untuk membebaskan dan mengganti rugi
kepada……………(nama KAP yang bersangkutan) dan stafnya atas segala
tuntutan, kewajiban, dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari
kesalahan pernyataan manajemen berkaitan dengan jasa audit yang kami berikan
sesuai dengan perikatan ini.
Audit kami mengandung risiko bawaan bahwa bila terdapat kekeliruan dan
ketidakberesan material, termasuk kecurangan atau pemalsuan, mungkin tidak
akan terdeteksi. Namun, bila kami menemukan adanya hal-hal tersebut dalam
audit kami,informasi tersebut akan kami sampaikan kepada Saudara.
Sebagai tambahan laporan audit kami atas laporan keuangan, kami akan
menyampaikan surat terpisah tentang kelemahan signifikan pengendalian intern
yang kami temukan dalam audit yang kami lakukan.
Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Saudara dan kami yakin bahwa
mereka akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan informasi lain yang kami
perlukan dalam rangka audit kami. Berdasarkan diskusi tentang operasi
perusahaan dan perencanaan audit kami, fee audit kami perkirakan sebesar Rp
…………. Ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak Pertambahan Nilai.
Fee tersebut kami hitung berdasarkan waktu yang diperlukan oleh staf yang kami
tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tarif per jam staf yang kami tugasi, yang
bervariasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalaman
serta keahlian yang diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan
kemajuan pekerjaan kami.
Surat perikatan audit ini akan efektif berlaku untuk tahun-tahun yang akan datang
kecuali jika dihentikan, diubah, atau diganti.
Terima kasih atas kesempatan yang Saudara berikan kepada kami untuk
menyediakan jasa audit bagi Saudara.
Mahasiswa dapat memahami apa Auditing standard dan kode 1. Pengetian auditing standard dan 1 kali Sukrisno Agoes:
yang di maksud dengan auditing etik auditing fungsinya dalam pelaksanaan tatap buku 1,
standart dan dalam fungsinya dalam profesi auditor. muka PERTEMUAN 2
2 2. Kode etik akuntan Indonesia
pelaksanaan profesi auditor, serta
kode etik dalam dunia auditing
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN II
ETIKA PROFESIONAL
Apakah Etika Itu?
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.
Daftar prinsip-prinsip berikut ini berhubungan dengan karakteristik dan nilai- nilai
yang sebagian besar dihubungkan dengan prilaku etis
Kejujuran
Integritas
Mematuhi Janji
Loyalitas
Keadilan
Kepedulian kepada Orang Lain
Menghargai Orang Lain
Menjadi Warga Yang Bertanggungjawab
Mencapai Yang Terbaik
Ketanggunggugatan
Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak diantara
nilai-nilai etika yang dimasukkan dalam undang-undang. Sejumlah besar nilai etika
dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam undang- undang karena sifat nilai
tertentu yang memerlukan pertimbangan.
Ada beberapa akibat potensial dari kasus-kasus dan terdapat banyak kritik terhadap
bisnis yang ditampilkan filem, televisi, surat kabar dan media lainnya. Contoh kasus
pertama tadi menunjukkan upaya untuk membuat perilaku bisnis yang tidak beretika
seolah-olah normal saja. Kasus kedua menyimpulkan bahwa perilaku manajemen
tersebut tidak beretika dan bisnisnya tetap sukses. Akhirnya, dan barangkali
merupakan yang terpenting, adalah menyimpulkan bawa suatu tindakan haruslah
benar-benar ekstrim untuk dinyatakan sebagai tidak beretika. Sebagai contoh,
merupakan tanggungjawab social untuk memperlakukan pegawai, pelanggan dan
pemasok secara jujur dan adil, tetapi dalam jangka panjang banyak kemungkinan
tindakan yang akan diambil untuk keberhasilan bisnis.
Dilema Etika
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang pantas harus dibuat. Contoh sederhana dari dilema etika adalah pada
saat kita menemukan cicin berlianyang memaksa kita untuk memutuskan
mengembalikan pada pemiliknya atau untuk kita saja.
Auditor, akuntan dan kalangan bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam
karier bisnis mereka
Ada beberapa alternative pemecahan dilemma etika, tetapi harus berhati-hati untuk
menghidari cara yang merupakan rasionalisasi perilakutidak beretika. Berikut ini
adalah metode rasionalisasi yang biasanya digunakan bagi perilaku tidak beretika ;
Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku professional yang tinggi pada setiap
profesi adalah kebutuan akan kepercayaan public terhadap kualitas jasa yang
diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara peorangan.
Bagi akuntan public, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan
akan kualitas audit dan jasa lainnya. Jika pmakai jasa tidak mempunyai keyakinan
pada ali medis, hakim atau akuntan public, kemampuan professional itu untuk
memberikan jasa kepada klien dan asyarakat secara efekti berkurang.
Prinsip-prinsip Etika
1. Tanggungjawab
2. Kepentingan masyarakat
3. Integritas
4. Objektivitas dan Independen
5. Keseksamaan
6. Lingkup dan Sifat Jasa
7. Standar teknis
8. Kerahasiaan
Independensi
Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam
pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.
Apabila auditor adalah seorang penasehat klien,seorang banker atau yang lainnya, dia
tidak dapat dikatakan independen.
Di Amerika Serikat, tedapat aturan yang lebih rinci mengenai peilikan saham tersebut.
Ada tiga perbedaan dalamperaturan 101 da Amerika Serikat sehubungan dengan
independensi dan kepemilikan saham ;
Banyak elemen-elemen dan persyaratan atau dorongan lain bagi akuntan untuk
mempertahankan independensi dalam kenyataan dalam penampilan. Hal-hal itu yang
yang terutama berlaku di Amerika Serikat, akan diikhtisarkan secara ringkas sebagai
berikut.
- Kewajiban Hukum
- Peraturan 101, interperestasi dan ketentuannya
- Standar auditing yang berlaku umum
- Standar pengendalian mutu IAI (dan AICPA di Amerika Serikat)
- Pendivisian Perusahaaan
- Komite Audit
- Kominikasi denagn auditor pendahuluan
- Menjajangi pendapat mengenai penerapan prinsip akuntansi
- Pengesahan auditor oleh pemegang saham
Standar-Standar Teknis
Peraturan 201 - standar umum , Anggota harus mentaati standar -standar berikut dan
interpretasinya yaitu : kompetensi profesional, kepedulian profesional, perencanaan
dan pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.
Peraturan 302 - Honor bersyarat, Anggota dalam praktek publik tidak boleh membuat
honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien yang
anggota perusahaannya juga melakukan ; audit atau penelaahan, kompilasi,
Pemeriksaan prospektif .
Peraturan 501- Tindakan yang mendatangkan aib tindakan tercela Anggota tidak
akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi profesinya .
Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai berikut :
1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta.
2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin
dan lainnya
3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari
GAAS , auditor tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan beserta
alasannya pada laporan
Peraturan 505 - Bentuk dan Nama praktek , Anggota dapat membuka praktek dalam
bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional sesuai dengan
ketentuan dewan dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang
menyesatkan dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai “ AICPA” kecuali semua
partner dan pemegang sahamnya anggota dari lembaga tersebut .
A. Standar Umum
1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
B. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan ssemestinya/.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
C. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan dalam periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.
Aturan tambahan ;
PSA No. 04 (SA Seksi 220)
PSA No. 04 (SA Seksi 230)
PSA No. 07 (SA Seksi 326)
PSA No. 08 (SA Seksi 410)
PSA No. 09 (SA Seksi 420)
PSA No. 10 (SA Seksi 431)
Soal Latihan PERTEMUAN II
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Laporan Audit/ akuntan 1. Jenis-jenis pendapat Akuntan 1 kali Sukrisno Agoes:
bentuk-bentuk laporan audit 2. Jenis-jenis Laporan Akuntan tatap buku 1,
3 muka PERTEMUAN 3
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN III
LAPORAN AUDIT
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian- kejadian ekonomi
secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dengan demikian audit laporan keuangan adalah suatu proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap laporan keuangan suatu
entitas guna memberiikan pendapat atas laporan keuangan tersebut dan
mengkomunikasikan hasil audit tersebut kepada pihak yang berkepentingan.
Kriteria yang lazim digunakan dalam audit keuangan adalah prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Salah satu prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ada di Indonesia
adalah standar akuntansi keuangan (SAK). Sedangkan laporan keuangan yang diaudit
adalah neraca (laporan posisi keungan), laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Orang yang melakukan audit
terhadap laporan keuangan disebut auditor. Auditor bekerja pada kantor akuntan publik
(KAP). Walaupun menerima honorarium dari manajemen (klien), auditor harus menjaga
independensinya tehadap manajemen tersebut (bandingkan dengan profesi pengacara
atau dokter). Independensi tersebut dalam hal hubungan darah (semenda), hubungan
usaha, dan penampilan (in appearance).
Dalam melakukan audit, seorang auditor berpedoman pada standar professional akuntan
publik (SPAP). Standar tersebut terdiri atas:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Standar Jasa Konsultasi
5. Standar Pengendalian Mutu
JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN
Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar dengan pendapatan
wajar tanpa pengecualian. Lebih dari 90 persen laporan audit menggunakan bentuk ini.
Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian digunakan bila kondisi berikut terpenuhi.
1. Semua Laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, saldo laba dan laporan arus
kas – sudah tercakup didalam laporan keuangan.
2. Ketiga strandar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tesebut telah melaksanakan
penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa
ketiga standar pekerjaan lapangn telah dipenuhi.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan dalam catatan kaki
dan bagian-bagian lain laporan keuangan.
Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi
kata-kata dalam laporan.
Jika salah satu dari ketiga kondisi diatas, yang menuntut penyimpangan dari pendapat
wajar tanpa pengecualian, ditemukan dalam audit dan dampaknya material, auditor harus
memberikan pendapat selain wajar tanpa pengecualian dalam laporannya. Pendapat
tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak
memberi pendapat (disclaimer of opinion), dan pendapat wajar dengan pengecualian
(qualified opinion).
a. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan
modifikasi kalimat: Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang
memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor
merasa perlu memberikan informasi tambahan
b. Wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan
keuangan memang telah disajikan dengan wajar, tetapi lingkup audit telah dibatasi
secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
c. Tidak wajar (adverse) atau menolak memberikan pendapat (disclaimer):
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar
(adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer). Pendapat disclaimer dapat
disePERTEMUANkan dua hal yaitu dibatasinya lingkup audit dan
ketidakindependennya auditor.
Terlepas dari siapa auditornya,ketujuh bagian laporan audit berikut ini akan tetap sama.
Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila
kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi
g. Seluruh laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, laporan laba ditahan, dan
laporan arus kas lengkap
h. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan
audit tersebut
i. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya
mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah terpenuhi.
j. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
k. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan
sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.
Penyimpangan dari Laporan Bentuk Baku
Auditor sering menjumpai keadaan dimana tidak mungkin memberiikan pendapat wajar
tanpa pengecualian tetapi juga bukan pendapat yang nomor 3, 4, atau 5 seperti di atas..
Dalam keadaan seperti itu berarti ia tetap memberiikan pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan. Keadaan yang memerlukan paragraf penjelasan
atas laporan bentuk baku dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah:
1. Ketidak sesuaian dengan suatu prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI
2. Tidak konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
3. Ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang yang hasilnya belum bisa
diperkirakan pada tanggal laporan audit
4. Keraguan besar tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya
5. Pemberian tekanan atas masalah tertentu oleh auditor
Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain
Kepada
Yth. Pemegang Saham dan Dewan Komisaris PT
HUMAIRA INDAH SADIDA
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami tujuan Audit objective dan konsep 1. Pengertian dan fungsi external 1 kali Sukrisno Agoes:
utama audit dan konsep tentang tentang internal control control system tatap buku 1,
internal control structure 2. Penilaian terhadap internal control muka PERTEMUAN 4
4 system yang dimliki perusahaan
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN IV
TERMINOLOGI
Audit Objecktive
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Dari terminologi di atas, dapat ditarik beberapa konsep dasar tentang pengendalian
intern:
1. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Artinya bahwa pengendalian intern
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
2. Pengendalian intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan hanya
terdiri dari buku pedoman, aturan, atau formulir-formulir semata, tetapi juga orang-
orang yang berada di berbagai jenjang dalam struktur organisasi.
3. Pengendalian intern diharapkan hanya memberiikan keyakinan memadai, bukannya
keyakinan penuh (mutlak) bagi manajemen, karena adanya kelemahan bawaan yang
melekat (inherent) pada sistem pengendalian itu sendiri.
4. Pengendalian intern adalah alat untuk mencapai tujuan dalam berbagai hal, ada
kemungkinan adanya tumpang-tindih antara pelaporan keuangan, kesesuaian dan
operasional.
TUJUAN
Tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk:
1. keandalan pelaporan keuangan,
2. kesesuaian dengan UU dan peraturan lainnya, dan
3. efektivitas dan efisiensi operasi.
ARTI PENTING
Arti pentingnya pengendalian intern:
1. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi sedemikian kompleks dan luas
sehingga manajemen tidak mungkin lagi mengendalikan secara langsung. Untuk
mengatasi hal itu manejemen harus mengendalikan sejumlah laporan dan analisis
agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif.
2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik,
akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
3. Ditinjau dari segi auditing, sistem pengendalian yang berlaku pada perusahaan klien
akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.
Penjelasan :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu
organisasi,mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang- orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan landasan bagi komponen- komponen lainnya,
dengan menciptakan disiplin dan sistem.
e. Struktur organisasi
Struktur organisasi memberiikan kerangka menyeluruh untuk
perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan, serta monitoring aktivitas perusahaan.
Pengembangan struktur organisasi untuk suatu perusahaan menyangkut perumusan
kewenangan dan tanggung jawab serta alur pelaporan.
2. Perhitungan Risiko
Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan
yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Aktivitas Pengendalian
AKtivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan
bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur itu membantu
meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada
berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Pengelompokan pengendalian dapat berdasarkan berikut ini:
a. Pengendalian pengelolaan informasi
Pengendalian ini terdiri atas:
1) Pengendalian umum
2) Pengendalian aplikasi Pengendalian
aplikasi terdiri atas:
a) Pengotorisasian secara tepat
b) Dokumentasi dan catatan
c) Pengecekan independen
b. Pemisahan tugas
c. Pengawasan fisik
d. Review kinerja
5. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja sistem pengendalian intern
sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan
operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk
menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa
modifikasi yang diperlukan, karena adanya perubahan kondisi, telah dilakukan.
KELEMAHAN
Struktu pengendalian intern memiliki kelemahan:
o Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali terjadi, manajemen dan personil lainnya
melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis
atau dalam melakukan tugas-tugas rutin, karena kekurangan informasi, keterbatasan
waktu, atau penyePERTEMUAN lainnya.
o Kemacetan. Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan dapat terjadi karena
salah mengerti instruksi, kecorobohan, kebingungan atau kelelahan. Kemacetan juga
disePERTEMUANkan karena perpindahan personil dan perubahan sistem dan
prosedur.
o Kolusi. Kolusi atau persekongkolan dari bagian-bagian atau individu yang semestinya
independen akan mengakibatkan sistem pengendalian intern tidak berfungsi dengan
baik.
o Pelanggaran oleh manajemen. Manajemen dapat melakukan pelanggaran atas
kebijakan atau prosedur-prosedur untuk tujuan tidak sah, seperti untuk keuntungan
pribadi, atau membuat laporan keuangan tampak baik (ingat: sisi negatif earnings
management).
o Biaya dan Manfaat. Biaya penyelenggaraan sistem pengendalian intern seyogyanya
tidak melebihi manfaat penerapan sistem pengendalian intern.
SOAL LATIHAN PERTEMUAN IV
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami apa Audit evidence dan tets of 1. Pengertian audit evidence 1 kali Sukrisno Agoes:
yang di maksud dengan bukti audit recorded transaction 2. Bentuk bentuk audit evidence tatap buku 1,
5 ( audit evidence) dan cara melakukan 3. Compliance test & substantive muka PERTEMUAN 5
test
tets (pengujian) transaksi
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN V
Test Transaksi
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya
Ada delapan tipe bukti audit yang harus diperoleh auditor dalam auditnya: pengendalian
intern, bukti fisik, bukti dokumenter, catatan akuntansi, perhitungan, bukti lisan,
perbandingan dan ratio, serta bukti dari spesialis.
Untuk memperoleh bukti audit, auditor melaksanakan prosedur audit yang merupakan
instruksi terperinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh
pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang dipakai oleh auditor untuk
memperoleh bukti audit adalah inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi,
penelusuran, pemeriksaan bukti pendukung, penghitungan, dan scanning.
Berikut ini adalah tiga strategi yang berhubungan dengan penilaian resiko pengendalian :
2. Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan.
Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung
auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling obyektif dalam
menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis
bukti yang paling dapat dipercaya.
Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi penghitungan,
danobservasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti fdisik sangat tinggi. Bukti fisk
berkaitan erat dengan keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat
laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang
diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan
obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan
akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur pengendalian intern.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi lansgung
dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsure tertentu yang
berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat
tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara
langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya.
5. Bukti Dokumenter
Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut sumber
dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara
langsung
b. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c. Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
8. Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan
antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan
prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun
piutang yang sudah lama tak tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan
merupaka bukti lisan. Bukti lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat
menghasilkan bukti yang berkaitan dengan semua asersi.
Bukti analitis meliputi perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan tahun
berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan in dilakukan untuk
meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilai penyePERTEMUANnya.
Pengendalian Pemakai
Dalam banyak kasus, klien mungkin merancang prosedur manual untuk menguji
kelengkapan dan keakuratan dari transaksi yang diproses oleh komputer pengendali
aplikasi.
Dalam rangka merencanakan setrategi auditor seharusnya :
Simulasi Paralel
1. Data Pengujian
Dengan pendekatan data pengujian, transaksi buatan dipersiapkan oleh auditor dan
diproses menurut pengendalian auditor denghan program klien. Akan tetapi metode ini
kelemahan :
Program klien diuji hanya pada titik waktu tertentu dan tidak sepanjang
priode
Metode yang digunakan adalah suatu pengujian dimana hnayna
pengendaliuan yang ada yang berfungsi oleh program.
Tidak terdapat pemeriksaan dokumentasi se4cara aktual diproses oleh sistem
Operator komputer mengetahui bahwa data pengujian sedang dijalankan,
sehingga dapat mengurangi validitas output.
Lingkup pengujian terbatas pada imajinasi ouditor dan pengetahuan tentang
pengendalian dalam aplikasi.
Pertimbangan Tambahan
Auditor secara khusus pertama kali menilai resiko pengendalian untuk asersi yang
berkenaan dengan kelas transaksi seperti penerimaan kas dan pengeluaran kas. Penilaian
tersebut kemudian digunakan untuk menilai resiko pengendalian asersi saldo akun yang
signifikan sehingga kesesuaian dari tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk
saldo akun dapat ditentukan, dan pengujian substantif khusus dapat dirancang. Proses ini
dipertimbangkan selanjutnya, pertama untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh suatu
kelas transaksi tunggal dan kemudian untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh kelas
transaksi berganda.
SAMPLE AUDIT
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen
unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai
beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.1 Seksi ini
memberikan panduan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel audit.
Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistik. Kedua
pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan
bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan
kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. Panduan dalam
Seksi ini berlaku baik untuk sampling audit secara statistik maupun nonstatistik
KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT
Beberapa tingkat ketidakpastian secara implisit termasuk dalam konsep “sebagai dasar
memadai untuk suatu pendapat” yang diacu dalam standar pekerjaan lapangan ketiga.
Dasar untuk menerima beberapa ketidakpastian timbul dari hubungan antara faktor-faktor
seperti biaya dan waktu yang diperlukan untuk memeriksa semua data dan konsekuensi
negatif dari kemungkinan keputusan yang salah yang didasarkan atas kesimpulan yang
dihasilkan dari audit terhadap data sampel saja.
Risiko Sampling
Auditor harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan risiko sampling.
Dalam menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian, auditor memperhatikan dua
aspek daririsiko sampling: Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance), yaitu
risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan basil sampel, bahwa saldo akun tidak berisi
salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun telah salah saji secara
material. Risiko keliru menolak ( risk of incorrect reject ion) , yaitu risiko mengambil
kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun berisi salah saji secara material,
padahal kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara material.
- Hubungan antara sampel dan tujuan audit yang relevan. Lihat SA Seksi 326 [PSA
No. 07] Bukti Audit. Sampling Audit
- Pertimbangan pendahuluan atas tingkat materialitas.
- Tingkat risiko keliru menerima yang dapat diterima (allowable risk of incorrect
acceptance).
- Karakteristik populasi, yaitu unsur yang membentuk saldo akun atau kelompok
transaksi yang menjadi perhatian.
SAMPLING DALAM PENGUJIAN PENGENDALIAN
Perencanaan Sampel
Dalam perencanaan sampel audit tertentu untuk pengujian pengendalian, auditor harus
mempertimbangkan:
Pemilihan Sampel
Unsur sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang terpilih diharapkan
dapat mewakili populasi. Oleh karena itu, semua unsur dalam populasi harus memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih. Pemilihan secara acak merupakan salah satu cara
pemilihan sampel tersebut. Ada tiga metode pemilihan sampel yang umum digunakan:
(1) pemilihan acak (random selection), yaitu setiap unsur dalam populasi atau dalam
setiap strata memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih, (2) pemilihan sistematik
(systematic selection), yaitu pemilihan unsur dengan menggunakan interval konstan di
antara yang dipilih, yang interval permulaannya dimulai secara
acak, (3) pemilihan sembarang (haphazard selec-tion), yang merupakan alternatif
pemilihan acak, dengan syarat auditor mencoba mengambil sampel yang mewakili dari
keseluruhan populasi tanpa maksud untuk memasukkan atau tidak memasukkan unit
tertentu ke dalam sampel yang dipilih. Idealnya, auditor harus menggunakan metode
pemilihan yang memiliki kemampuan untuk memilih unsur dari seluruh periode yang
diaudit. SA Seksi 319 [PSA No. 23] Pertimbangan Pengendalian Intern dalam Audit
Laporan Keuangan paragraf 73 memberikan panduan yang dapat diterapkan dalam
penggunaan sampling oleh auditor selama periode interim dan periode sisanya.
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat mengenali bentuk, Kertas kerja pemeriksaan ( Pengertian kertas kerja audit 1 kali Sukrisno Agoes:
isi, fungsi, dan kegunaan kertas Audit Working Paper) Tujuan kertas kerja audit tatap buku 1,
kerja audit, serta memahami Current file dan permanent muka PERTEMUAN 6
mekanisme pengerjaan kertas kerja Criteria pembuatn kertas kerja
audit audit
6 Pemilikan dan penyimpanan
kertas kerja audit
Working balance sheet & working
profit and loss
Top schedule and supporting
schedule
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN VI
KERTAS KERJA AUDIT
Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan
pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan,
metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulan yang telah
dibuatnya.
Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban konfirmasi,
Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan
pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang
diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.
Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis yang
dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara langsung maupun tidak
langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapat berupa :Neraca Saldo (Trial
balance), Rekonsiliasi bank (Bank reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts
Receivable Aging Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang,
Rincian Biaya Umum dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan
Langganan.
Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas Opname (Cash
Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil analisis pengendalian
interen.
Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt (penyisihan
piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance , atau dapat dipecah menjadi
dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and Loss, Top Schedule,
Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .
Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara lain : Hasil
konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank, Pernyataan dari
penasihat hukum.
Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang
menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang
tidak diinginkan perusahaan.
Isi Kertas Kerja Audit
Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan
keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat
diterapkan telah dilaksanakan.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan :
o Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
o Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakukan.
o Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.
• Top Schedules
Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.
• Supporting schedules
Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan, serta
koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang
dilaksanakana oleh akuntan.
Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.
TAHAP PENYUSUNAN AUDITED FINANCIAL STATEMENTS.
a. Pembuatan atau pengumpulan daftar pendukung (supporting schedules) sebagai
langkah pengumpulan bukti pemeriksaan.
b. Penyusunan daftar utama (lead schedules atau top schedules) dengan cara
meringkas supporting schedules dan summary of adjustment journals entris.
c. Meringkas informasi yang tercantum dalam daftar utama dan daftar
pendukung ke dalam Working Trial Balance.
d. Menyusun Audited Financial Statements.
Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun
berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun
yang diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank,
Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.
Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami
perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode
pengauditan.
Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak
kontrak,Notulen rapat
Tujuan dari permanent file :
• Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
• Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang
baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.
• Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun
ke tahun.
Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.
Test Of Control
Test of control atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai uji pengendalian adalah
prosedur audit yang umum dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian
yang dilakukan oleh organisasi sudah berjalan efektif. Pengujian pengendalian atau test
of control dilakukan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan
operasi kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal. Sebagai contoh, prosedur
pengendalian internal komputer menggunakan jumlah berkas [total batch] untuk
memastikan bahwa semua berkas transaksi telah dicatat. Apabila jumlah nilai uang yang
diproses dalam berkas tersebut tidak cocok, maka transaksi jumlah berkas tersebut
tidak akan
diproses dan sebagai gantinya dicetak suatu laporan pengecualian atau exception report.
Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian dengan cara memasukan data uji yang
mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati apa yang terjadi dengan data uji
tersebut. Pengujian pengendalian juga meliputi permintaan keterangan kepada para
pekerja mengenai apa yang mereka ketahui tentang efektivitas dari pengendalian tersebut
da memeriksa laporan pengecualian yang telah dihasilkan oleh pengendalian internal
klien. Kinerja pengujian pengendalian tidak diharuskan dalam audit laporan keuangan.
Namun, hal itu dilaksanakan dalam banyak audit dengan populasi yang besar karena
efektivitas biaya.
Pengujian Substantif
Pengujian substantif terdiri dari:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian terinci atas transaksi
3. Pengujian terinci atas saldo
Pengujian substantif memberikan bukti tentang kelayakan asersi laporan keuangan klien.
Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran, misalnya
membandingkan saldo suatu akun dengan data nonkeuangan yang terkait dengan saldo
akun tersebut. Pengujian terinci atas transaksi meliputi pemeriksaan dokumen pendukung
dari setiap satuan transaksi yang dibukukan pada sebuah akun tertentu, misalnya
melakukan pemeriksaan dokumen pendukung [vouching] untuk sisi debet akun piutang
usaha terdapat ayat jurnal pada jurnal penjualan serta faktur pendukung penjualan. Selain
itu dilakukan juga penelusuran rinci dari dokumen asli atau dokumen sumber terhadap
buku jurnal serta buku besar yang terkait dengan transaksi tersebut yang dapat
digolongkan juga sebagai pengujian terenci atas transaksi. Sedangkan pengujian terinci
atas saldo meliputi pemeriksaan dokumen pendukung untuk saldo akhir secara langsung,
misalnya melakukan konfirmasi langsung kepada salah seorang pelanggan tentang saldo
piutang uasaha. Ketiga jenis pengujian substantif tersebut merupakan hal yang
komplementer. Pengujian mana yang akan digunakan untuk suatu akun tertentu dapat
bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti efektivitas relatif untuk akun dan biaya.
Test Of Transaction
Test of transactions atau dalam bahasa indonesia disebut test atas transaksi merupakan
bagian dari prosedur audit yang bertujuan untuk menguji pengendalian internal sebuah
organisasi. Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah
kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan
kesalahan pencatatan material pada laporan keuangan. Perbedaan test ini dengan test
sebelumnya (test of control) adalah dalam test sebelumnya pengujian yang dilakukan
tanpa memandang nilai moneter, namun dalam test of transactions nilai moneter
menjadi salah satu objek yang akan di uji.
Tes ini dilaksanakan dengan menelusuri jurnal transaksi dari sumber dokumen,
memeriksa file, dan mengecek keakuratan. Hal ini perlu dilakukan karna sangat
berpengaruh pada opini auditor yang akan diberikan mengenai kewajaran penyajian
laporan keuangan. Umumnya Auditor akan mengambil sampel transaksi yang akan di uji
dan melihat seberapa besar tingkat kesalahan yang dihasilkan, berdasarkan tingkat
kesalahan tersebut auditor dapat menentukan apakah mereka dapat mengandalkan
informasi yang tersedia baik di buku besar maupun jurnal pencatatan transaksi.
Berdasarkan hasil tersebut pula maka auditor dapat menentukan ruang lingkup pekerjaan
audit.
LATIHAN SOAL PERTEMUAN VI
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Audit plan, program audit, Audit plan 1 kali Sukrisno
bagaimana cara melakukan audit procedures and Audit Audit program tatap Agoes: buku
perencanaan audit, membuat Technique, Audit risk and Audit Prosedur dan teknik Audit muka 1,
7 Risiko audit dan materialitas
audit program, melaksanakan matreiality PERTEMUAN
audit prosedur, dan konsep 7
materialitas serta risiko audit
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN VII
AUDIT
PROGRAM
1. Menginformasikan bagian yang terkait dalam program audit kepada pihak yang
relevan dan menginformasikan perkembangannya secara berkala
2. Mendefinisikan tujuan, ruang lingkup, dan kriteria dari setiap audit individual
3. Mengkoordinasikan dan menjadwalkan audit serta aktivitas lain yang terkait
dengan program audit
4. Memastikan seleksi tim audit dilakukan berdasarkan kompetensi yang sesuai
5. Menyediakan sumber daya yang sesuai pada tim audit
6. Memastikan pelaksanaan audit dilakukan sesuai dengan program audit dan
dalam rentang waktu yang disetujui
7. Memastikan aktivitas audit terdokumentasi dan dikelola serta dipelihara dengan
baik
Setiap audit individual hendaknya didasarkan pada tujuan, ruang lingkup, dan kriteria
audit yang terdokumentasi. Hal ini hendaknya ditetapkan oleh personel yang mengelola
program audit dan konsisten dengan tujuan program audit secara umum.
Tujuan audit merupakan hal yang harus dijawab secara tuntas oleh audit individual dan
dapat mencakup:
1. Penentuan ruang lingkup kesesuaian pada sistem manajemen yang diaudit, atau
bagian dari itu, dengan kriteria audit
2. Penentuan ruang lingkup kesesuaian aktivitas, proses, dan produk dengan
persyaratan serta prosedur dari sistem manajemen
3. Evaluasi kapabilitas sistem manajemen untuk memastikan kepatuhan terhadap
persyaratan legal dan kontrak serta persyaratan lain yang dianut oleh organisasi
4. Evaluasi efektivitas sistem manajemen terhadap tujuan yang spesifik
5. Identifikasi area perbaikan potensial pada sistem manajemen
Ruang lingkup audit hendaknya konsisten dengan program audit dan tujuan audit. Hal
ini mencakup faktor seperti lokasi fisik, unit organisasi, aktivitas dan proses yang diaudit,
sejalan dengan periode waktu yang tercakup oleh audit.
Kriteria audit digunakan sebagai referensi guna menetapkan kesesuaian dan dapat
mencakup kebijakan, prosedur, standar, persyaratan legal, persyaratan sistem manajemen,
persyaratan kontrak, kode etik tertentu atau pengaturan perencanaan lain yang sesuai.
Dalam kejadian setiap perubahan pada tujuan, ruang lingkup, dan kriteria audit, program
audit hendaknya dimodifikasi jika perlu.
Jika dua atau lebih sistem manajemen dari disiplin yang berbeda diaudit bersama dalam
audit kombinasi, sangat penting untuk memastikan tujuan, ruang lingkup, dan kriteria
audit konsisten dengan tujuan dari program audit yang relevan.
Jika dua atau lebih organisasi audit melakukan audit bersama pada auditee yang sama,
personel yang mengelola program audit yang berbeda hendaknya setuju pada metode
audit dan mempertimbangkan implikasi untuk sumber daya dan perencanaan audit. Jika
auditee menggunakan dua atau lebih sistem manajemen pada disipilin yang berbeda,
audit kombinasi perlu dimasukkan ke dalam program audit.
Tim audit hendaknya diseleksi, sesuai kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan audit individual dalam ruang lingkup yang ditetapkan. Jika hanya terdapat 1
orang auditor, ia hendaknya tampil dalam kapasitas sebagai ketua tim.
Dalam memutuskan ukuran dan komposisi tim audit untuk audit yang speisifik,
pertimbangan hendaknya diberikan pada hal-hal berikut:
1. Kompetensi umum tim audit yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit
dengan memperhitungkan ruang lingkup dan kriteria audit
2. Kompleksitas audit dan jika audit dilakukan secara kombinasi atau bersama-
sama
3. Metode audit yang digunakan
4. Persyaratan kontrak dan legal serta lainnya yang dianut oleh organisasi
5. Keperluan untuk memastikan independensi anggota tim audit dari aktivitas yang
diaudit dan untuk menghindari konflik atau kepentingan tertentu
6. Kemampuan anggota tim audit untuk berinteraksi secara efektif dengan
perwakilan auditee dan untuk bekerja bersama
7. Bahasa yang digunakan saat audit, serta karakteristik sosial dan budaya auditee.
Isu ini terkait dengan kemampuan auditor sendiri, atau melalui dukungan tenaga
ahli.
Untuk memastikan kompetensi umum tim audit, tahapan yang harus dilakukan adalah:
Auditor dalam pelatihan dapat diikutsertakan di dalam tim audit, namun partisipasinya
dibawah arahan dari auditor.
Penyesuaian ukuran dan komposisi tim audit perlu dilakukan selama audit, sebagai
contoh jika konflik kepentingan atau isu kompetensi terjadi. Jika situasi tersebut terjadi,
hendaknya didiskusikan dengan pihak yang terkait (ketua tim audit, personel yang
mengelola program audit, klien audit, atau auditee) sebelum segala penyesuaian dibuat.
Personel yang mengelola program audit hendaknya memiliki kompetensi yang diperlukan
untuk mengelola program audit dan resiko yang berhubungan secara efektif dan efisien,
sesuai pengetahuan dan kemampuan pada aspek berikut:
Personel yang mengelola program audit hendaknya menetapkan ruang lingkup program
audit, yang bisa sangat tergantng pada ukuran dan kebiasaan dari auditee, sesuai dengan
keadaan, fungsi, kompleksitas, dan tingkat kematangan, serta hal-hal yang yang
berdampak signifikan pada sistem manajemen yang diaudit.
Pada kasus tertentu, tergantung pada struktur auditee dan aktivitas yang terjadi, program
audit dapat saja hanya memuat audit tunggal.
Faktor lain yang memberi pengaruh pada ruang lingkup program audit mencakup hal-hal
berikut:
1. Tujuan, cakupan, dan durasi setiap audit dan jumlah audit yang akan
dilaksanakan, mencakup juga tindak lanjut audit, jika memungkinkan.
2. Jumlah, kepentingan, kompleksitas, kesesuaian, dan lokasi aktivitas yang diaudit
3. Faktor-faktor yang memberikan pengaruh pada efektivitas sistem manajemen
4. Kriteria audit yang sesuai, seperti pengaturan terencana terhadap standar sistem
manajemen yang sesuai, peraturan hukum, dan persyaratan kontrak, serta
persyaratan lain yang dianut oleh organisasi
5. Kesimpulan dari audit sebelumnya, internal dan eksternal
6. Hasil dari review program audit sebelumnya
7. Bahasa, budaya, dan isu sosial lainnya
8. Hal-hal yang menjadi perhatian pihak luar, seperti keluhan pelanggan atau
ketidaksesuaian dengan persyaratan legal
9. Perubahan signifikan pada auditee dan operasionalnya
10. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas
audit, umumnya pada metode audit di tempat terpencil
11. Kejadian internal dan eksternal, seperti produk gagal, kegagalan keamanan
informasi, insiden kesehatan dan keselamatan, tindak kriminal atau insiden
lingkungan
Personel yang mengelola program audit hendaknya menetapkan satu atau lebih prosedur
berikut, sejauh diperlukan:
Ketika mengidentifikasi sumber daya untuk program audit, personel yang mengelola
program audit hendaknya mempertimbangkan:
1. Prioritas manajemen
2. Tujuan komersial atau kepentingan bisnis lainnya
3. Karakteristik proses, produk, dan proyek serta segala perubahan yang relevan
4. Persyaratan sistem manajemen
5. Persyaratan legal dan kontrak, serta persyaratan lainnya yang dianut oleh
organisasi
6. Keperluan untuk evaluasi pemasok
7. Keperluan dan ekspektasi pihak lain, termasuk pelanggan
8. Tingkat kinerja auditee, yang direfleksikan dari kejadian kegagalan atau
insiden atau keluhan pelanggan
9. Resiko terhadap auditee
10. Hasil dari audit sebelumnya
11. Level kematangan dari sistem manajemen yang diaudit
Contoh tujuan program audit adalah sebagai berikut:
Reporting
16. Complete and index working papers.
17. Prepare a preliminary draft of the report and forward to CAE,
Performance Measure Coordinator, and appropriate Management
for review.
18. Have report and supporting work papers reviewed and clear any
review notes.
19. Hold exit conference and provide draft to agency; request
response and action plan to implement recommendations, if
appropriate.
20. Incorporate response into the final report.
21. Distribute final report to management; present to Internal Audit
Committee; and submit summary to the Department of
Administrative Services Internal Audit Section and Legislative
Fiscal Office.
22. Complete quality control worksheet.
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan kas dan bank Sifat dan contoh kas dan bank 2 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan Tujuan audit kas dan bank tatap buku 1,
kas dan bank secara sederhana Prosedur pemeriksaan kas dan bank muka PERTEMUAN 8
8
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN VIII
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
- Hitung ratio berikut ini :
(1) Ratio kas dengan aktiva lancar
- Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data
masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
- Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir tahun
yang lalu
Pengujian terhadap transaksi Rinci
3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas
• Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan saldo kas
menurut catatan klien
• Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke dalam cut
off bank statement
• Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal neraca
• Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank statement
• Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai kemungkinanan
hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.
4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca
untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.
5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom
6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan
pengeluaran kas
2. Pengujian terhadap akun Rinci
7. Hitung kas yang ada ditangan klien
8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang
bersangkutan
9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank
10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran bank
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas
11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum
- Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang
dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank
- Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan
penggunaan kas klien
Kepada
Yth ...........................
……………………..
kami minta Saudara mengisi informasi yang diperlukan oleh akuntan publik kami :
Rimendi & rekan, Jln.Sawa CT VII/94, Yogyakarta seperti formulir berikut ini. Jika
jawaban Saudara "tidak ada" harap ditulis demikian pada kolom yang bersangkutan.
Kami minta formulir berikut ini Saudara kirimkan di dalam amplop yang kami sertakan
bersama surat ini langsung kepada akuntan public kami tersebut di atas.
Hormat kami,
Okan Sansaha
Direktur Keuangan
PT .................
Pembuktian Ketelitian Saldo Kas
Saldo Peneri- Penge- Saldo
Awal maan luaran Akhir
Saldo kas menurut rekening
koran bank
Setoran dalam perjalanan
awal periode
Setoran dalam perjalanan
akhir periode
Cek yang beredar awal
Periode
Cek yang beredar akhir
Periode
Cek yang dibebankan dalam
Rekening
Cek kosong
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan Piutang Sifat dan contoh Piutang Tujuan 2 kali Sukrisno Agoe
mampu melaksanakan pemeriksaan pemeriksaan piutang Prosedur tatap buku 1,
piutang pemeriksaan piutang muka PERTEMUAN
9
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN IX
PEMERIKSAAN PIUTANG
Menurut Jhon J Wild (2005:260) “Piutang merupakan semua klaim dalam bentuk
uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi-organisasi
lainnya.”
1. Piutang Usaha
2. Wesel Tagih
3. Piutang Pegawai.
4. Piutang Bunga
5. Uang Muka
7. Piutang lain-lain
8. Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan surat berharga dan Pemeriksaan marketable securities Sifat 2 kali Sukrisno Agoe
mampu melaksanakan pemeriksaan pemeriksaan persediaan dan contoh surat berharga tatap buku 1,
surat berharga dan persediaan Prosedur pemeriksaan surat muka PERTEMUAN
10 berharga
10&11
Pemeriksaan persediaan
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN X
Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.
Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang
tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat
dan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau
marketable securities yang merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk
deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang
marketable.
Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan
tujuan sebagai berikut :
- Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar
atau sama dengan 50% dari saham yang beredar).
- Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari
pembelian obligasi.
- Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber
pembelian bahan baku.
Akuntansi Untuk Investasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6
(IAI:2002):
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,royalti, devidend,
dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan
yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama setahun atau kurang.
Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction).
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam
pasar yang aktif.
Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darimana suatu nilai pasar (atau
beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung) tersedia.
Untuk investasi yang memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai indikator
penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif,
cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.
Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat
dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai
aktiva lancar.
Biaya perolehan suatu investasi mencakup perolehan lain disamping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.
Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga
lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan
bukan nilai nominal atau par value.
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
temporary dan long term investment.
2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum dineraca, betul- betul ada,
dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment.
a. Contoh Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa
dilihat di Exhibit 10-1.
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan
pengurangan serta saldo akhirnya.
3. Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah
atas nama peusahaan).
a. Biasanya periksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas opname.
Seandainya surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus
dikirimkan konfirmasi.
4. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan phisik surat
berharga tersebut.
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
6. Cocokkan saldo akhir dai rincian tersebut dengan buku besar.
7. Lakukan Vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama
perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi perpajakannya.
Periksa apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan semuanya.
9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk
temporary investment, valuationnya adalah mana yang lebih rendah antara
harga beli dan harga pasar. Untuk long term investment, valuationnya adalah
berdasarkan harga beli kecuali jika terdapat tendensi menurunnya harga pasar
surat berharga tersebut untuk masa yang cukup panjang.
10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan
tujuan dari pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari
surat berharga tersebut.
11. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah
tanggal neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari
surat-surat berharga tersebut, misalnya penjualan long term investment
dalam subsequent period.
12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term
investment yang diperiksa.
PENYAJIAN DI NERACA
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan terhadap Siklus Pemeriksaan terhadap catatan siklus 2 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan Pengeluaran pengeluaran yang berhubungan dengan tatap buku 1,
biaya dibayar dimuka dan transaksi pembelian barang atau aktiva muka PERTEMUAN
11 tetap
pemeriksaan aktiva tetap 12&13
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XI dan XII
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang
yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan
digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau
sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan
pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan
juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun
atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang menghasilkan
manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
Proses Audit
Kertas Tanggal Pelaksanaan
kerja pelaksanaan
Prosedur Audit Awal
Lakukan prosedur audit awal atas
saldo akun aktiva tetap yang akan diuji
lebih lanjut
Usut saldo aktiva tetap yang
tercantum dineraca ke saldo akun aktiva
tetap yang bersangkutan dibuku besar
Hitung kembali saldo akun aktiva
dibuku besar
Lakukan review terhadap mutasi
luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun aktiva tetap dan
akumulasi depresiasinya
Usut saldo awal akun aktiva tetap ke
kertas kerja tahun lalu
Usut posting pendebitan dan
pengkreditan akun aktiva tetap dalam
ke dalam jurnal yang bersangkutan
Lakukan rekonsiliasi akun control
aktiva tetap dalam buku besar ke
buku pembantu aktiva tetap
Prosedur Analitik
Lakukan prosedur analitik
Hitung ratio berikut ini :
Tingkat perputaran aktiva tetap Ratio
laba bersih dengan aktiva
tetap
Ratio tetap dengan modal saham
Ratio biaya reparasi dan
pemeliharaan dengan aktiva tetap
Lakukan analisis hasil prosedur
analitik dengan harapan yang didasarkan
pada data masa lalu, data industri,
jumlah yang
dianggarkan, atau data lain
Kertas Tanggal pelaksanaan
kerja pelaksanaan
Pengujian terhadap transaksi rinci
Periksa tambahan aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya
transaksi berikut
Periksa berkurangnya aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya
transaksi tersebut
Lakukan pemeriksaan pisah batas
transaksi aktiva tetap
Lakukan review terhadap akun biaya
reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap
Pengujian terhadap saldo akun rinci
Lakukan inspeksi terhadap aktivat
tetap
Lakukan inspeksi terhadap
tambahan aktiva tetap
Lakukan penyelidikan dan sesuaikan
jika terjadi perbedaan
Periksa dokumen yang mendukung
pembayaran utang usaha seetelah
tanggal neraca
Periksa bukti hak kepemilikan aktiva
tetap dan kontrak
Lakukan review terhadap
perhitungan depresiasi aktiva tetap
Verifikasi penyajian dan
pengungkapan
. Bandingkan penyajian aktiva tetap
dengan Prinsip akuntansi berterima
umum
Periksa klasifikasi aktiva tetap di
neraca
Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan aktiva tetap
4.4.2 Prosedur Pemeriksaan terhadap hutang dagang
Kertas Tanggal Pelaksanaan
kerja pelakasanaan
Prosedur Audit Awal
Lakukan prosedur audit awal atas
saldo akun utang usaha yang akan diuji
lebih lanjut
Usut saldo utang usaha yang
tercantum di dalam neraca ke saldo akun
utang usaha yang bersangkutan didalam
buku besar
Hitung kembali saldo akun utang
usaha di dalam buku besar
Lakukan review terhadap mutasi luar
biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun utang usaha
Usut saldo awal akun hutang usaha ke
kertas kerja tahun yang lalu
Usut posting pendebitan akun hutang
usaha ke dalam jurnal yang
bersangkutan
Lakukan rekonsiliasi akun control
utang usaha dalam buku besar ke
buku pembantu utang usaha
Prosedur Analitik
Lakukan prosedur analitik
Hitung ratio berikut ini :
Tingkat perputaran utang usaha Ratio
utang usaha dengan utang
lancar
Lakukan analisis hasil prosedur
analitik dengan harapan yang didasarkan
pada data masa lalu, data industri,
jumlah yang
dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan konfirmasi saldo akun rinci
Lakukan identifikasi penjualan besar
dengan mereview register bukti kas
keluar atau buku pembantu utang, arsip
induk utang dan kirimkan konfirmasi
kepada kreditur yang akun utang klien
kepadanya memiliki karakteristik
berikut ini : (1) bersaldo besar, (2)
terdapat kegiatan pembelian yang luar
biasa,
(3) bersaldo kecil atau nol, dan (4)
bersaldo debit
Lakukan penyelidikan dan sesuaikan
jika terjadi perbedaan
Periksa dokumen yang mendukung
pembayaran utang usaha setelah tanggal
neraca
. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang
tidak di konfirmasi ke pernyataan
piutang bulanan yang
diterima oleh klien dari kreditur
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan aktiva tak Sifat aktiva tak berwujud Tujuan 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan berwujud pemeriksaan aktiva tak berwujud tatap buku 11,
12 biaya dibayar dimuka dan Prosedur pemeriksaan aktiva tak muka PERTEMUAN
berwujud
pemeriksaan aktiva tak berwujud 14
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan utang jangka Sifat kewajiabn jangka pendek 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan pendek Tujuan pemeriksaan kewajiabn jangka tatap buku 11,
13 biaya dibayar dimuka dan pendek muka PERTEMUAN
Prosedur
pemeriksaan utang jangka pendek 15
Pemeriksaan kewajiban jangka pendek
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XIII
Pengertian Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,
yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun,
atau dalam siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar
(current assets) perusahaan.
Ada beberapa tujuan audit current liabilities yang perlu diperhatikan, diantaranya
:
1. Untuk meyakini bahwa pengendalian intern current liabilities memadai. Pelajari
dan evaluasi internal control atas hutang jangka pendek. Dengan internal
control yang memadai auditor dapat mempertimbangkan
mengurangi substantif tes atau mengurangi scope.
2. Untuk meyakini bahwa current liabilities didukung bukti yang lengkap dan
berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi.
Minta rincian hutang jangka pendek, periksa kebenaran penjumlahan, cocokkan
dengan saldo general ledger. Rincian disiapkan oleh klien, dan auditor melakukan
pengujian terhadap rincian, apabila terdapat kesalahan dibuat koreksi audit dan
dikomunikasikan dengan klien.
3. Untuk meyakini bahwa semua transaksi telah tercatat per tanggal neraca. Cocokkan
saldo masing-masing debitur dengan saldo pada subsidoary ledger.
4. Untuk meyakini bahwa jumlah accrual expense reasonable (layak)
Periksa dasar perhitungan accrual expense yang dibuat perusahaan, apakah
konsisten dan reasonable dengan tahun sebelumnya. Periksa pembayaran sesudah
tanggal neraca.
5. Untuk meyakini bahwa pencatatan transaksi telah sesuai dengan SAK. Periksa
apakah pencatatan transaksi current liabilities sudah sesuai dengan SAK. Dalam
hal ini auditor harus meyakinkan bahwa tidak terdapat unrecorded liabilities.
Untuk itu auditor harus memeriksa notulen rapat direksi dan pemegang saham, dan
mengirim konfirmasi ke penasehat hukum perusahaan.
Hal-hal yang diperiksa : tanggal kejadian, jumlah hutang, syarat hutang, bunga,
jatuh tempo.
Substantif test :
6. Untuk meyakini bahwa hutang dalam mata uang asing telah dikonveksikan dengan
kurs BI.
Periksa apakah saldo hutang dalam mata uang asing per tanggal neraca telah
dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI. Selisih kurs
dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
7. Untuk meyakini bahwa semua persyaratan dalam akad kredit sudah dipenuhi untuk
menghindarkan bank default (right and obligation).
Periksa penjanjian dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh nasabah, seperti
penggantian manager kunci, pengendalian current ratio, dan ketepatan waktu
pembayaran hutang.
Bank default (ketetapan persyaratan-persyaratan untuk nasabah) antara lain :
o Perusahaan nasabah tidak boleh mengganti manajer kunci tanpa
seijin bank
o Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu
o Tidak diperkenankan terlambat membayar bunga
Jika terdapat pelanggaran terhadap ketiga syarat tersebut maka dalam audit harus di
disclousure untuk masalah hutang di catatan laporan keuangan.
8. Untuk memeriksa apakah penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan
laporan keuangan telah sesuai dengan SAK.
Periksa apakah penyajian hutang jangka pendek di neraca dan catatan laporan keuangan
telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan
merupakan factor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek
perusahaan. Hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi
dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Audit atas hutang lebih ditekankan pada
asersi kelengkapan karena jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang maka
ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan
yang lebih menguntungkan.
2. Prosedur analitis
Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk mengembangkan ekspektasi
atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci
lainnya seperti pembelian atau persediaan. Suatu penurunan yang abnormal atas
rasio perputaran hutang usaha atau kenaikan yang tidak diharapkan atas rasio
lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah.
Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan
bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan
gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
INTERNAL CONTROL
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan utang jangka Sifat utang jangka panjang Tujuan 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan panjang pemeriksaan utang jangka panjang tatap buku 11,
utang jangka panjang Prosedur pemeriksaan utang jangka muka PERTEMUAN
14 panjang
16
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA
PENGAJARAN (SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan permodalan Sifat permodalan 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan Tujuan pemeriksaan permodalan tatap buku 11,
permodalan Prosedure pemeriksaan permodalan muka PERTEMUAN
15
17
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XV
PEMERIKSAAN
PERMODALAN
Permodalan
Transaksi yang berhubungan dengan utang jangka panjang antara lain berupa : obligasi,
wesel jangkapanjang,hipotik (mortgages), bond Premium
(discount ), interest expense, dan gain (gloss) on retirement of bonds.Sedangkan
transaksi yang berkaitan dengan modal saham antara lain : saham preferensi, saham biasa,
saham tresury, paid-in capital, retained
earnings, deviden, devidend payable.
6.000 c
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan atas perkiraan Jenis perkiraan rugi-laba 2 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan rugi-laba Tujuan pemeriksaan perkiraan rugi- tatap buku 11,
16 laba
atas perkiraan rugi- laba muka PERTEMUAN
Prosedur pemeriksaan perkiraan rugi-
18
laba
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XVI
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan atas subsequent Sifat subsequent events 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pemeriksaan events dan menyelesaikan Tujuan pemeriksaan subsequent tatap buku 11,
atas subsequent events dan pemeriksaan events muka PERTEMUAN
17 Prosedur pemeriksaan subsequent
menyelesaikan pemeriksaan 19
events
Penyelesaian pemeriksaan akuntan
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XVII
AUDIT
1. Pengertian
Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca
tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang material
terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam
laporan tersebut.
Terdapat 2 jenis subsequent eventmerujuk pada PSAK no. 46, yakni:
1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses
penyusunan laporan keuangan,
2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi
yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal
neraca.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:138), subsequent event yang harus di audit oleh
akuntan publik adalah:
1. Subsequent Collection
2. Subsequent Payment
Pembayaran sesudah tanggal neraca sampai mendekati selesainya audit field work,
dan dilaksanakan pada saat pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus dibayar.
Persediaan xxx
Hutang dagang xxx
Akibatnya per tanggal neraca tetap terlihat saldo barang dalam perjalanan dan terjadi dua
kali pencatatan hutang dagang :
Persediaan xxx
Barang dalam perjalanan xxx
4. Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang tercantum di
neraca per tanggal neraca, merupakan kewajiban perusahaan yang akan dilunasi pada
saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca)
5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal
neraca
Beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik, sebelum suatu pemeriksaan akuntan
dinyatakan selesai:
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami management letter & client management letter 1 kali Sukrisno Agoes:
management letter & client representation letter client representation letter tatap buku 11,
18
representation letter muka PERTEMUAN
20&21
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XVII
MANAGEMENT LETTER
Manajemen Letter merupkan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP), ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan
keuangannya (di audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian
intern perusahaan (baik material maupun immaterial weaknesses) yang ditemukan
selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan saran-saran perbaikan dari KAP.
Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Paniy (2001), management letter adalah
suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk perbaikan
kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah mempelajari dan
mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping untuk menyampaikan
informasi-informasi yang bermanfaat kapada manajemen, management letter juga
membantu membatasi tanggung jawab akuntan public seandainya dikemudian hari
kelemahan pengendalian intern mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, KAP tidak diperbolehkan mengiklankan kantornya
atau jasa yang diberikan kantornya, karena jika hal tersebut dilakukan berarti KAP
tersebut melanggar Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik – IAI.
Salah satu cara untuk mendapatkan langganan adalah bekerja sebaik mungkin dalam
memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan, sehingga jika perusahaan tersebut
puas atas jasa pemeriksaan dari KAP, diharapakan manajemen perusahaan akan
merekomendasikan kepada teman-teman usahanya untuk menggunakan jasa KAP
tersebut.
Dalam membuat management letter, perlu diperhatikan beberapa hal penting agar
dihasilkan suatu management letter yang baik dan efektif:
1. Management letter harus tepat waktu (timely), sehingga perusahaan masih
sempat melakukan perbaikan-peraikan dalam pengendalian intern. Jika
management letter terlambat diberikan, kemungkinan besar kelemahan-
kelemahan dalam pengendalian intern sudah mengakibatkan terjadinya kesalahan
dan kecurangan yang merugikan perusahaan.
2. Management letter harus berisi saran-saran yang bermanfaat dan bisa diterapkan.
3. Komentar dan saran-saran dalam management letter tidak boleh merupakan
sesuatu yang “surprise”. Untuk itu, sebelumnya konsep management letter harus
di diskusikan terlebih dahulu dengan manajemen perusahaan dan bagian yang
berkaitan dan dimintakan komentar dari manajemen.
4. Management letter harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, halus
dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
5. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan urutan- urutan pos
neraca dan laba rugi atau menurut hal-hal yang paling penting yang memerlukan
perhatian khusus dari manajemen dan perlu penanganan secepat mungkin.
6. Saran-saran yang diberikan harus sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan dan
harus menunjukkan kemauan baik kantor akuntan public untuk membantu
pengembangan usaha perusahaan.
7. Pada bagian akhir management letter jangan lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada manajemen dan seluruh staf perusahan, atas segala bantuan dan
kerjasama yang diberikan mereka selama akuntan public melaksanakan
pemeriksaannya.
Management letter mempunyai banyak manfaat untuk klien tetapi untuk KAP dan staf
(anggota tim pemeriksa) dari KAP, antara lain:
1. Untuk klien:
1. dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern
perusahaannya dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang diberikan dalam
managemen letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan
dan kecurangan di dalam perusahaan.
2. Untuk KAP :
1. menjadikan nama kantor akuntan public menjadi bertambah baik, karena
disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management letter
yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
2. jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-
teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor akuntan public tersebut.
3. jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah jumlah klien
kantor akuntan public.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tim audit (dari KAP) dalam
membuat management letter:
3. Audit Supervisor/Manager
a. menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.
b. menyerahkan konsep management letter yang sudah diperbaiki, kepada audit
partner untuk ditelaah.
c. setelah ditelaah audit partner dan diperbaiki (jika ada saran perbaikan dari audit
partner) mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan manajemen
perusahaan.
d. melaporkan kepada audit partner mengenai hasil diskusi dengan manajemen
perusahaan, dan meminta persetujuan audit partner jika ada saran perubahan dari
manajemen perusahaan.
e. memerintahkan konsep terakhir management letter untuk difinalisasi.
4. Audit Partner
a. menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari audit
manager dan mendiskusikannya dengan audit manager dan “jika perlu” dengan
audit senior.
b. mengembalikan konsep tersebut berikut saran-saran perbaikan “jika ada” kepada
audit manager.
c. menelaah kembali konsep yang sudah diperbaiki, kemudian meminta audit
manager untuk mendiskusikannya dengan manajemen perusahaan.
d. membahas dengan audit manager, hasil diskusi konsep management letter yang
telah dilakukan oleh audit manager dengan manajemen perusahaan.
e. menandatangani management letter yang final untuk dikirimkan kepada
manajemen perusahaan.
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Internal audit Pengertian Audit 1 kali Sukrisno Agoes:
internal audit dan perbedaannya Perbedaan internal audit dengan tatap buku 11,
dengan External Audit external audit muka PERTEMUAN
19
Departemen internal audit yang efektif
23
Pengertian error, collusion and fraud
Temuan pemeriksaan intern dan
laporan internal audit
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XIX
INTERNAL AUDIT
Dengan demikian pemeriksa Intern (Internal Auditor) harus memahami sifat dan luasnya
pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai
operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan
adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami
kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan
pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan.
Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum membicarakan lebih
lanjut tentang pengertian Internal Auditor terlebih dahulu penulis menguraikan
pengertian Internal Control (pengawasan intern), sePERTEMUAN pembahasan
selanjutnya berkaitan erat dengan pengawasan intern. Pengawasan intern mempunyai
peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern
merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam menilai operasiperusahaan
guna dapat mencapai tujuan usaha. AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants) memberikan pengertian Internal Control sebagai berikut :
Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated
methods and measures adopted within a business to safeguad its cassets, chek
the accuracy and realibility of its accounting data,promate operational efficieny,
and encourage adhrence to prescribed manegerial policies.
Atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia akan tampak sebagai berikut
: Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang
terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya,
memeriksan kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya,
meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang
telah digariskan.
Sesuai dengan defenisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mecakup
pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan
administratif.
a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari prosedur yang
terutama menyangkut dan berhubugan langsung dengan
pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan).
Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang
(otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahaan antara tugas operasional, tugas
penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan
pemeriksaan intern (internal audit).
2. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur
yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terahadap kebijaksanaan
pimpinan perusahaan yang pada umumnya tidak lansung berhubungan dengan
pembukuan (akuntansi). Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik,
time and motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan
mutu.
Dari defenisi diatas mengenai pengertian sistem pengawasan intern maka jelas betapa
pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan
efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan
pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan pemakaian kekayaan perusahaan yang
telah ditetapkan.
Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya penyimpangan
kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila orangorang yang
melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapka. Usaha untuk melaksanakan sistem intern control yang baik adalah
dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang
teratur oleh pimpinan perusahaan dengan membuatu suatu departemen / bagian yang
disebut departemen Internal Auditing.
Semakin berkembanya satuan-satuan usaha ekonomis, baik ditinjau dari unitunit operasi
maupun struktur organisasi menurut suatu sistem manajemen yang lebih baik, dengan
mempekerjakan pekerja atau karyawan yang sesuai dengan keahliannya pada berbagai
bidang tingkat unit operasi dan tempat yang berbeda pula. Dengan bertambah
kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka mereka tidak mampu melakukan
pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk seluruh perusahaan. Oleh karena itu
manajemen perlu dibantu oleh suatu unit yang khusus mengenai dan menelaah
prosedur-prosedur dan operasi perusahaan.
Dengan adanya departemen Internal Audit, diharapkan akan dapat membantu anggota
manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan
melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijasanaan pimpinan
perusahaan, efisiensi, unit usaha atau efektifitas sistem pengawasan intern. Hal inilah
yang melatar belakangi timbulnya spesialisasi bidang pemeriksaan intern, yang menuntut
tidak hanya keahlian dalam bidang akuntansi tetapi juga keahlian bidang lainnya.
Meskipun dunia usaha sekarang ini mempunyai perhatian yang semakin meningkat
terhadap sistem pengawasan intern yang baik, tetapi pengawasan intern tersebut tidaklah
dapat berlaku secara universil, suatu sistem yang baik untuk suatu perusahaan belum
tentu baik untuk perusahaan lain meskipun
perusahaan itu termasuk dalam bidang usaha yang sejenis. Namun beberapa ciri-ciri
sistem pengawasan intern yang memadai adalah adanya empat unsur seperti berikut ini:
1. Suatu bagan organisasi yang menungkinkan pemisahan fungsi secara tepat.
2. Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak agar tercapai
pengawasan akuntansi yang cukup atas aktiva, hutang-hutang, hasil dan biaya.
3. Praktek yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
bagian organisasi.
4. Pegawai-pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawab.
Keempat unsur ini yang masing-masing sama pentingnya merupakan dasar pengawasan
intern yang baik kelemahan yang menyolok dalam salah satu diantaranya dapat
menghambat tujuan sistem itu sendiri. Dengan sistem pengawasan intern yang memenuhi
syarat sebagaimana dalam mencapai tujuannya. Namun demikian tujuan pengawasan
intern hanya akan tercapai apabila pelaksanaanya semua prosedur, metode dan teknik
yang menjadi unsur dari sistem itu sendiri bener-benar sesuai dengan semestinya. Untuk
menjaga agar pelaksanaan itu benar dikerjakan maka perusahaan yang cukup besar
umumnya memerlukan suatu bagian khusus yang disebut bagian pemeriksa intern
(Internal Auditing Departement). Bagian ini mempunyai tugas antara lain untuk meneliti
dan mengawasi apakah sistem pengawasan intern tetap memenuhi fungsinya dengan
mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan.
Petugas yang memimpin ini untuk melakukan pemeriksaan itu disebut dengan
pemeriksaan intern (Internal Auditor). DaIam melaksanakan pemeriksaan Internal
Auditor akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem pengawasan yang ada. Dengan
mengadakan penelitian terhadap pengawasan intern secara berkesinambungan akan dapat
diketahui apakah berbagai depertemen atau unit lainnya dalam perusahaan telah
melaksanakan fungsinya dengan baik atau belum. Jadi pemeriksaan intern yang
dilakukan oleh internal auditor adalah merupakan suatu alat pengawasan yangpenting
untuk mengukur dan menilai keefektifan pengawasan-pegawasan yang ada di dalam
perusahaan.
Beberapa pendapat mengenai pengertian Internal Auditing juga diberikan oleh beberapa
penulis. Berikut ini adalah salah satu diantaranya, yang memberikan batasan pengertian
Internal Auditing sebagai berikut:
Status aktivitias penilaian yang bebas atau indnpenden dalam organisasi perusahaan
untuk meneliti kembali dalam bidang akuntansi, keuangan clan bidang-bidang lain
sebagai dasar memberikan servis pada manajemen.
Dari pengertian singkat diatas, dapat dilihat penekanan utama pengertian Internal
Auditing adalah untuk memberikan servis / jasa kepada manajemen.
B. Fungsi dan Tuiuan Internal Auditing.
Seperti telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur daripada
pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai
apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Intern
telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi Internal Auditing secara
menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya
adalah:
1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi,
keuangan serta operasi.
2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur
yang ditetapkan.
3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung jawabkan
dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.
4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan
dalam organisasi.
5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.
Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam
membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan
menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan
komentar atas aktivitas yang diperiksanya. SePERTEMUAN itu internal auditing
haruslah memperhatikan semua tahap- tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat
memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan.
Adapun tujuan Internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah:
Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling
efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.
Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari
prosedur intern.
Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.
Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.
Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta
kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan
manajemen.
C. Posisi Internal Auditor Dalam Struktur Organisasi.
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam
struktur organisasi perusahaan yaitu:
1. Berada dibawah Dewan Komisaris.
Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni
disePERTEMUANkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban
yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara
ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance
manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian
pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi.
Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut. Hal ini tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian keuangan saja,
maka pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada alternatif ketiga yang paling
cocok. Namun kalau diingat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern
sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan
serta sumbernya secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa
intern sebagai star komisaris paling tepat. Jadi yang paling indeal bagian pemeriksa
intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan
hasil laporan pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur
keuangan, dan hasil pengamatannya.
1. Pemeriksaan.
Sebelum membuat laporan, internal auditor terlebih dahulu mengadakan pemeriksaan
terhadap bagian yang diperiksa. Dalam melaksanakan internal auditor terlebih dahulu
menyusun rencana kerja periksaan yang disetujui pimpinan perusahaan.
Berdasarkan rencana kerja pemeriksaan yang telah disusun dan disetujui Direksi atau
berdasarkan informasi yang diperoleh baik yang dari dalam maupun dari luar tentang
adanya suatu penyelewengan yang akan merugikan kepentingan perusahaan, maka star
internal auditing (auditor) akan mengadakan usulan pemeriksaan kepada manajemen.
Dalam usulan pemeriksaan, star internal auditing hendaknya memberikan pertimbangan-
pertimbangan yang beralasan, yang menjadi dasar usulan pemeriksaan yang dilakukan.
Disamping itu setiap usulan pemeriksaan harns dapat menggambarkan kepada
manajemen jumlah waktu dan biaya yang dibutuhkan dan susunan auditor yang akan
melaksanakan tugas tersebut.
Sebagai dasar untuk melakukan suatu pemeriksaan, star internal auditor harus
memperoleh sural penugasan yang dibuat oleh Direksi atau yang ditunjuk untuk itu. Surat
penugasan ini merupakan suatu bentuk bukti persetujuan Direksi untuk melaksanakannya
tugas pemeriksaan dan bahwa program pemeriksaannya telah dapat dilaksanakannya.
Agar pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan lancar perlu persiapan, sebagai
berikut:
Pengumpuian data/informasi yang menjadi dasar usulan pemeriksaan.
Kertas-kertas keIja pemeriksaan (working paper), kertas keIja ini merupakan alat
yang dapat dipergunakan oleh staf-stafinternal auditing untuk menghimpun
Auditing program setiap rencana pemeriksaan perlu disusun terlebih dahulu
program pemeriksaan yang menggambarkan langkah-langkah apa yang harus
dilakukan oleh staf internal auditing tersebut.
Peralatan lain-lain yang dapat membantu memperlancar jalannya pemeriksaan
hendaknya dipersiapkan dengan baik
2. Laporan.
Setelah melakukan pemeriksaan, internal auditor menyusun laporan kepada pihak
manajemen. Adapun bentuk penyajian laporan dapat berupa:
a. Tertulis (Written).
o Tabulasi
o Laporan akuntansi formal
o Statistik
o Uraian atau paparan singkat
o Grafik
o Suatu kombinasi dari berbagai bentuk diatas.
b. Lisan
o Presentasei formal group, ini dapat meliputi penggunaan berbagai alat visual.
o Konferensi individual.
Dalam laopran tertulis, data disampaikan secara lengkap dan menyeluruh (konprehensif).
Sementara lisan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan
dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh. Agar laporan internal
auditor informatif, maka sebaiknya laporan tersebut memenuhi beberapa unsur yang
menjadi dasar bagi penyusunan laporan. Menurut "Norma Pemeriksaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara" pada point norma pelopor yang disusun oleh Bapeka
khususnya pada norma pelopor, point tiga, disebutkan: